Kelompok : 5 (Lima)
Kesimpulan..............................................................................................................................................21
Gaya Lorentz merupakan nama lain dari Gaya magnetik yaitu gaya yang
ditimbulkan oleh medan magnet. Kapan akan timbul bila ada interaksi dua medan
magnet, contohnya adalah kawat berarus dalam medan magnet, kawat sejajar
berarus dan muatan yang bergerak dalam medan magnet.
Foto pada Gambar di bawah ini menunjukkan gaya yang bekerja pada partikel-
partikel bermuatan yang bergerak dalam suatu daerah medan magnetik. Pada
Gambar (a) tidak ada medan magnetik, terlihat lintasan elektron berupa garis
lurus. Kemudian, medan magnetik diberikan dan kita amati lintasan yang
ditempuh elektron. Pada gambar b. Terlihat lintasan eletron dibelokkan sehingga
berbentuk busur lingkaran.
Partikel bermuatan yang bergerak di dalam suatu daerah medan magnetik akan
mengalami gaya. Gaya ini disebut gaya Lorentz
F ilB sin
F qvB sin
A. Besar gaya yang dialami partikel bermuatan yang bergerak dalam Medan Magnetik
Besar gaya yang dialami partikel bermuatan yang bergerak memasuki medan
magnetik dirumuskan oleh:
F qvB sin
Dengan :
q =muatan listrik (C)
v=kecepatan partikel (m/s)
B= besar induksi magnetik (T)
= sudut antara arah v dan arah B
B. Arah gaya yang dialami partikel bermuatan yang bergerak dalam gaya magnetik
Kita telah dapat menentukan besar gaya yang dialami oleh partikel bermuatan
yang bergerak dalam medan magnetik dengan Persamaan di atas Bagaimana kita
menentukan arah gayanya?
Arah gaya Lorentz yang dialami oleh partikel bermuatan dapat kita tentukan
dengan menggunakan kaidah tangan kanan kedua (Gambar 2) sebagai berikut.
Bila tangan kanan dibuka dengan jempol menunjukkan partikel bermuatan (v)
dan keempat jari lain yang dirapatkan menunjukkan arah medan magnetik (B)
maka arah dorong telapak tangan menunjukkan arah gaya Lorentz (FL)
Menentukan arah gaya pada partikel bermuatan dengan kaidah tangan kanan kedua
Contoh:
Jawab:
Mari kita gunakan kaidah tangan kanan kedua untuk memecahkan soal.
Arahkan jempol Anda sesuai dengan arah gerak partikel, yaitu ke arah Z+, dan
putar keempat jari lain yang dirapatkan sehingga menunjuk arah gaya magnetik,
yaitu ke arah X+. Anda peroleh bahwa arah telapak tangan Anda mendorong
adalah ke arah Y—. Jadi, arah gaya F yang diperoleh dari kaidah tangan kanan
kedua adalah ke arah Y—.
Untuk partikel bermuatan positif seperti proton, arah gaya Lorentz yang
dialami partikel bermuatan adalah searah dengan arah gaya F yang diperoleh
dari kaidah tangan kanan kedua. Jadi, arah gaya Lorentz yang dialami proton
adalah ke arah Y—.
Untuk partikel bermuatan negatif, seperti elektron, arah gaya Lorentz yang
dialami partikel bermuatan adalah berlawanan arah dengan arah gaya F yang
diperoleh dari kaidah tangan kanan kedua. Jadi, arah gaya Lorentz yang dialami
elektron adalah ke arah Y+.
Sebuah elektron bergerak di dalam suatu gaya magnet serba sama sebesar 0,2 T.
Arah gerak elektron membuat sudut 60° terhadap arah medan magnetik seperti
dilukiskan pada gambar di camping. Berapa besar kecepatan gerak elektron bila
elektron mengalami gaya sebesar 64 3 x10 14 N ? muatan 1 elektron = 1,6 x 10-
19
coulumb
F qvB sin
F
v
qB sin
64 3x10 14
19
4 x10 7 m / s
1
(1,6 x10 C )(0,2 T )x( 2 3)
Jawab:
Besar gaya Lorentz yang dialami partikel bermuatan yang bergerak dalam medan
magnet adalah:
F = qvB sin
dengan = sudut apit antara arah v dan B
Gaya Lorentz di A. Arahkan jempol sesuai dengan arah gerak muatan (ke
kanan) dan arahkan keempat jari lainnya sesuai dengan arah B (masuk ke
bidang), maka kita peroleh arah dorong telapak tangan (arah F) adalah ke atas.
Gaya Lorentz di C. Dengan cara yang sama, untuk arah gerak muatan (v) ke atas
dan arah B masuk ke bidang kertas, maka kita peroleh arah gaya Lorentz F ke kiri.
Pada gambar di samping diperlihatkan bahwa arah gaya F selalu menuju ke titik
yang sama, yaitu titik pusat. Gaya F yang bersifat seperti ini adalah gaya
FS = FL
𝑣2
F =m = q.v.B
𝑅
𝑚.𝑣
R= 𝑞.𝐵
dengan
R = jari-jari lintasan (m)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan (m/s)
B = besar induksi magnetik (Wb m-2 = T)
q = muatan listrik (coulomb).
Misalkan B dan v terletak pada bidang XOY dan arah B searah dengan sumbu X.
Kecepatan v dapat diuraikan atas komponen vx dan vy.
Komponen vy. yang tegak lurus B, sesuai dengan kaidah tangan kanan,
menghasilkan: Lorentz Fz yang tegak lurus vy.Gaya Fz ini berfungsi sebagai gaya
sentripetal, sehingga muatan akan bergerak lingkaran, dengan letak lingkaran
sejajar dengan bidang YOZ. Komponen vx. yang sejajar B tidak menghasilkan
gaya Lorentz pada muatan, sehingga muatan akan lurus pada sumbu X.
Gabungan dari kedua gerak ini menghasilkan lintasan bebentuk spiral atau helix
dfflzaill, sumbu lintasan (poros) sejajar terhadap sumbu X, seperti ditunjukkan
pada Gambar.
Jari-jari lintasan partikel bermuatan yang bergerak tegak lurus terhadap medan magnet.
Sebuah proton dengan energi kinetik 33,4 pJ bergerak tegak lurus memasuki
suatu daerah mtmagnetik serba sama 0,25 T yang terdapat dalam sebuah kamar
gelembung. Berapa jari-jari baLw lingkaran yang ditempuh proton? (massa proton
= 1,67 x 10-27 kg, muatan = 1,6 x 10-19 C).
Jari-jari lintasan partikel bermuatan dalam medan magnetik yang dipercepat oleh beda
potensial listrik
Seberkas partikel. alpha (m = 6,4 x 10-27 kg; z = +2e) dari keadaan diam
dipercepat oleh beda potensial. 10 W. Partikel itu melintasi medan magnet B = 0,2
T secara. Tegak lurus. Hitung jari-jari lintasan partikel alpha itu. (e = 1,6 x 10-19
coulomb)
Mula-mula (keadaan 1) partikel diam, kemudian dipercepat oleh beda potensial
AV= 10 kV, sehingga partikel memiliki kecepatan v2 = v. Sekarang, gunakan
hukum kekekalan energi untuk keadaan (1) dan (2), kita peroleh:
Diam v1 =0 v2 =v
Diketahui hubungan antara energi potensial listrik dan beda potensial sebagai :
EP1 - EP2 = q AV, sehingga persamaan menjadi:
qV 1 mv 2
2 2 12 mv12
qV 1 mv 2
2 2 0
2qv 2qv
v2 v
m m
Partikel bermuatan alpha bergerak tegak lurus di dalam gaya magnetik sehingga partikel menempuh
lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari lintasan sesuai dengan Persamaan :
mv
R
Bq
2qv 2qv
m m2
R m m
B.q B q2
1 2mv
R
B q
B = 0,2 T
m= 1,67 x 10-27 kg
q= +2e =2 x1,6 x 10-19 C= 3,2 x 10-19 C
V = 10kV= 10.000 volt
1 2(6,4 x1027 (10.000)
R
0,2 3,2 x1019
R 5 4 x10 4
R 5(2 x10 2 ) 0,1m 10 cm
Gaya magnet atau gaya Lorentz merupakan besaran vektor. Arahnya dapat menggunakan kaedah
tangan kanan seperti pada gambar diatas. Ibu jari sebagai arah I, empat jari lain sebagai arah B dan
arah gaya Lorentz sesuai dengan arah telapak. Besarnya gaya Lorentz sebanding dengan kuat arus I,
induksi magnet B dan panjang kawat l. Jika B membentuk sudut θ terhadap I akan memenuhi
persamaan berikut.
FL = B . I . l sin θ
Dengan :
Fl = gaya Lorentz (N)
B = induksi magnet (wb/m2)
I = kuat arus listrik (A)
l = panjang kawat (m)
θ = sudut antara B dengan I
Contoh Soal :
Diketahui :
I=2A
B = 10 – 4 T
ℓ=5m
Ditanya :
FL = ............... ?
Dijawab :
FL = I . ℓ . B . sin θ
= 2 ampere . 5 meter . 10 -4 Tesla . sin 90
= 10-3 newton
Dengan arah gaya menunjuk ke Barat
Bagaimanakah arahnya? Kawat sejajar yang diberi arus searah akan tarik menarik dan diberi arus
berlawanan akan tolak menolak.
Perhatikan gambar diatas. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Tentukan dengan menggunakan kaedah
tangan kanan.
Catatan :
Dari hasil penjabaran tersebut maka definisi 1 ampere ditentukan sebagai berikut :
Definisi : 1 ampere adalah = besarnya arus listrik pada dua kawat sejajar yang
berjarak satu meter satu sama lain sehingga jika kedua arus itu searah maka tiap satu
satuan panjang ( 1 m ) kawat akan saling tarik-menarik dengan gaya sebesar 2 . 10-7 N
1. Dua kawat sejajar satu sama lain berjarak 10 cm, pada kedua kawat mengalir arus listrik yang sama
besar yaitu 10 A dengan arah arus yang sama. Bila panjang kawat 1 meter maka tentukan besar dan
arah gaya Lorentz yang dialami kedua kawat !
Diketahui :
I1 = I2 = 10 A
a = 10 cm = 0,1 m
ℓ = 1 meter
Ditanya :
FL = …………………….?
Dijawab :
FL = 4Π. 10-7 10.10 / 2Π.0,1
= 2 . 10-4 N
Dengan arah saling tarik menarik
1. Letakkan pita aluminium foil di antara kutub utara-selatan magnet U, kemudian hubungkanlah ujung-
ujung pita aluminium dengan kutub positif dan negatif baterai.
2. Tekan saklar sehingga arus listrik mengalir pada pita aluminium foil. Amatilah perubahan yang terjadi.
3. Ulangi kegiatan di atas dengan:
Dari percobaan gaya lorentz diatas, kita dapat mengamati bahwa arah gaya Lorentz (F) selalu tegak
lurus terhadap kuat arus (I) dan medan magnetik (B). Untuk memudahkan mengingat arah gaya lorentz
yang dialami penghantar ketika dialiri arus listrik dalam medan magnet digunakanlah kaidah tangan
kanan. Arah arus listrik (I) ditunjukkan oleh ibu jari, arah medan magnetik (B) ditunjukkan oleh jari
telunjuk, dan gaya lorentz ditunjukkan oleh jari tengah.
Arah gaya Lorentz (F) terhadap kuat arus listrik (I) dan medan magnetik (B)
Besar gaya lorentz bergantung pada besar medan magnetik, besar arus listrik yang mengalir, panjang
kawat penghantar, dan sudut yang terbentuk antara arus listrik dan medan magnetik. Secara matematis
gaya Lorentz didefinisikan dengan persamaan sebagai berikut.
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Alat yang rfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan
rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu.
Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini
dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai
elektro magnit.
Motor Listrik
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama, arus listrik
dalam medan magnet akan memberikan gaya Jika kawat yang membawa arus
dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada
sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan. Dalam memahami sebuah motor,
penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu
kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan.
Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok (BEE India, 2004):
Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi.
Contoh beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa
Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua
standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter),
sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam
horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).
Alat ukur utama yakni galvanometer, alat ukur penunjang sebagai dasar untuk
pembuatan alat ukur amperemeter dan voltmeter.
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus
dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan
untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena
komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung . Gambar dibawah ini
memperlihatkan bahwa galvanometer hanya dapat mengukur arus maupun
tegangan yang relative rendah.
Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial
listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal
(pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut
hambatan shunt).
Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet
akan timbul gaya lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk hingga
menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan agak besar, maka gaya yang
timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk
juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka
jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh sebuah pegas.
Fungsi multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada
galvanometer tidak melebihi kapasitas maksimum, sehingga sebagian tegangan
akan berkumpul pada multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya
menjadi lebih besar.
Cara kerjanya galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi
pegas, maka kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat
berubaha karena arus listrik yang mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada
umumnya dipakai untuk arus searah, tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi
kumparan putar.
Teknologi
Jepang and Jerman merupakan dua negara yang aktif dalam pengembangan
teknologi maglev menghasilkan banyak pendekatan dan desain. Dalam suatu
desain, kereta dapat diangkat oleh gaya tolak magnet dan dapat melaju dengan
motor linear. Pengangkatan magnetik murni menggunakan elektromagnet atau
magnet permanen tidak stabil karena teori Earnshaw; Diamagnetik dan magnet
superkonduktivitas dapat menopang maglev dengan stabil.
Berat dari elektromagnet besar juga merupakan isu utama dalam desain. Medan
magnet yang sangat kuat dibutuhkan untuk mengangkat kereta yang berat. Efek
dari medan magnetik yang kuat tidak diketahui banyak. Oleh karena itu untuk
keamanan penumpang, pelindungan dibutuhkan, yang dapat menambah berat
kereta. Konsepnya mudah namun teknik dan desainnya kompleks.
Sekarang ini, NASA melakukan riset penggunaan sistem Maglev untuk
meluncurkan pesawat ulang alik. Untuk dapat melakukan ini, NASA harus
mendapatkan peluncuran pesawat ulang alik maglev mencapai kecepatan
pembebasan, suatu tugas yang membutuhkan pewaktuan pulse magnet yang rumit
(lihat coilgun) atau arus listrik yang sangat cepat, sangat bertenaga.
Kelebihan utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di
atas rel, sehingga tidak menimbulkan gesekan. Konsekuensinya, secara teoritis
tidak akan ada penggantian rel atau roda kereta karena tidak akan ada yang aus
(biaya perawatan dapat dihemat). Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada
gaya resistansi akibat gesekan. Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk
itu dikembangkan lagi Kereta Maglev yang lebih aerodinamis.
Ketika arus dilewatkan pada lilitan kumparan , maka padanya akan bekerja Gaya
Lorentz yang disebabkan oleh magnet permanen. Besar kecilnya gaya bergantung
pada arus yang dihasilkan oleh terminal pengeras suara sehingga akan
menyebabkan maju mundurnya kerucut kertas yang menumbuk udara sehingga
dihasilkan gelombang-gelombang bunyi sesuai dengan frekuensi pengeras suara.
Akan mengalir arus dari terminal pengeras suara menuju kumparan suara ,
sehingga didalam kumparan akan ada aliran elektron yang berada di dalam medan
magnet.
Elektron yang berada di medan magnet akan mengalami Gaya Lorentz yang
dapat menimbulkan maju atau mundurnya kerucut kertas, sehingga elektron-
elektron yang ada disekitar kerucut bertumbukan dengan udara yang
mengakibatkan gelombang bunyi.
Dalam rangka menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar,
Speaker memiliki komponen Elektromagnetik yang terdiri dari Kumparan yang
disebut dengan Voice Coil untuk membangkitkan medan magnet dan berinteraksi
dengan Magnet Permanen sehingga menggerakan Cone Speaker maju dan
mundur. Voice Coil adalah bagian yang bergerak sedangkan Magnet Permanen
adalah bagian Speaker yang tetap pada posisinya. Sinyal listrik yang melewati
Voice Coil akan menyebabkan arah medan magnet berubah secara cepat sehingga
terjadi gerakan “tarik” dan “tolak” dengan Magnet Permanen. Dengan demikian,
terjadilah getaran yang maju dan mundur pada Cone Speaker.
Cone adalah komponen utama Speaker yang bergerak. Pada prinsipnya, semakin
besarnya Cone semakin besar pula permukaan yang dapat menggerakan udara
sehingga suara yang dihasilkan Speaker juga akan semakin besar.
Suspension yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk menarik Cone ke
posisi semulanya setelah bergerak maju dan mundur. Suspension juga berfungsi
sebagai pemegang Cone dan Voice Coil. Kekakuan (rigidity), komposisi dan
desain Suspension sangat mempengaruhi kualitas suara Speaker itu sendiri.