Anda di halaman 1dari 21

Nama : Muhamad Rivan(2016030745)

: Muhammad Dicky Robby Samsudin (2016030661)


: Muhammad Fajar (20160300420)
: Muhammad Syahhenra (2016030428)
: Nanang Suryana (2016030541)

Kelompok : 5 (Lima)

Kelas : 02 TMSE 007


Daftar Isi....................................................................................................................................................1

Pengertian Gaya Lorent


Gaya Lorentz pada muatan bergerak.........................................................................................................2

Gaya Lorentz pada kawat berarus...........................................................................................................10

Gaya Lorentz pada kawat sejajar berarus................................................................................................11

Percobaan Gaya Lorentz.........................................................................................................................13

Aplikasi Gaya Lorentz............................................................................................................................15

Kesimpulan..............................................................................................................................................21

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 2


GAYA LORENTZ

Gaya Lorentz merupakan nama lain dari Gaya magnetik yaitu gaya yang
ditimbulkan oleh medan magnet. Kapan akan timbul bila ada interaksi dua medan
magnet, contohnya adalah kawat berarus dalam medan magnet, kawat sejajar
berarus dan muatan yang bergerak dalam medan magnet.

Gaya Lorentz Pada Muatan Bergerak


Sebuah penghantar berarus mengalami suatu gaya ketika diletakkan dalam suatu
medan magnetik. Arus listrik dapat dipandang sebagai partikel bermuatan yang
bergerak, sehingga kita pikir medan magnetik yang bekerja pada partikel-
partikel bermuatan, seperti ion-ion atau elektron-elektron menyebabkan
timbulnya gaya pada partikel-partikel tersebut. Gaya yang dikerjakan pada
penghantar tidak lain ialah resultan gaya-gaya yang bekerja pada elektron-elektron
yang bergerak dalam penghantar tersebut.

Foto pada Gambar di bawah ini menunjukkan gaya yang bekerja pada partikel-
partikel bermuatan yang bergerak dalam suatu daerah medan magnetik. Pada
Gambar (a) tidak ada medan magnetik, terlihat lintasan elektron berupa garis
lurus. Kemudian, medan magnetik diberikan dan kita amati lintasan yang
ditempuh elektron. Pada gambar b. Terlihat lintasan eletron dibelokkan sehingga
berbentuk busur lingkaran.

Sehingga pengamatan ini menunjukkan bahwa :

Partikel bermuatan yang bergerak di dalam suatu daerah medan magnetik akan
mengalami gaya. Gaya ini disebut gaya Lorentz

Gambar (a) Gambar (b)

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 3


q
Jika muatan listrik adalah q dan bergerak dengan kecepatan v maka kuat arus i . Dengan demikian
t
q l
il  lq
t t
Lintasan yang ditempuh muatan dalam selang waktu sama dengan besar kecepatan:
l
v  sehingga :
t
l
il  g
t
il  gv

Masukkan hubungan ini ke rumus gaya Lorentz kita peroleh:

F  ilB sin 
F  qvB sin 

A. Besar gaya yang dialami partikel bermuatan yang bergerak dalam Medan Magnetik

Besar gaya yang dialami partikel bermuatan yang bergerak memasuki medan
magnetik dirumuskan oleh:

F  qvB sin 

Dengan :
q =muatan listrik (C)
v=kecepatan partikel (m/s)
B= besar induksi magnetik (T)
 = sudut antara arah v dan arah B

B. Arah gaya yang dialami partikel bermuatan yang bergerak dalam gaya magnetik

Kita telah dapat menentukan besar gaya yang dialami oleh partikel bermuatan
yang bergerak dalam medan magnetik dengan Persamaan di atas Bagaimana kita
menentukan arah gayanya?
Arah gaya Lorentz yang dialami oleh partikel bermuatan dapat kita tentukan
dengan menggunakan kaidah tangan kanan kedua (Gambar 2) sebagai berikut.

Bila tangan kanan dibuka dengan jempol menunjukkan partikel bermuatan (v)
dan keempat jari lain yang dirapatkan menunjukkan arah medan magnetik (B)
maka arah dorong telapak tangan menunjukkan arah gaya Lorentz (FL)

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 4


Perhatikan! Jika partikel bermuatan positif (misal proton) maka arah gaya
Lorentz yang dialami partikel adalah searah dengan arah gaya F yang
diperoleh dari kaidah tangan kanan kedua Tetapi jika partikel bermuatan negatif
(misal elektron) maka arah gaya Lorentz yang dialami partikel haruslah
berlawanan dengan arah gaya F yang diperoleh dari kaidah tangan kedua.

Menentukan arah gaya pada partikel bermuatan dengan kaidah tangan kanan kedua

Contoh:

Sebuah partikel bermuatan listrik bergerak memasuki gaya magnetik (lihat


gambar). Kemanakah arah gaya Lorentz yang dialami oleh partikel tersebut jika
partikel tersebut adalah: proton, elektron.

Jawab:

Mari kita gunakan kaidah tangan kanan kedua untuk memecahkan soal.
Arahkan jempol Anda sesuai dengan arah gerak partikel, yaitu ke arah Z+, dan
putar keempat jari lain yang dirapatkan sehingga menunjuk arah gaya magnetik,
yaitu ke arah X+. Anda peroleh bahwa arah telapak tangan Anda mendorong
adalah ke arah Y—. Jadi, arah gaya F yang diperoleh dari kaidah tangan kanan
kedua adalah ke arah Y—.

Untuk partikel bermuatan positif seperti proton, arah gaya Lorentz yang
dialami partikel bermuatan adalah searah dengan arah gaya F yang diperoleh
dari kaidah tangan kanan kedua. Jadi, arah gaya Lorentz yang dialami proton
adalah ke arah Y—.

Untuk partikel bermuatan negatif, seperti elektron, arah gaya Lorentz yang
dialami partikel bermuatan adalah berlawanan arah dengan arah gaya F yang
diperoleh dari kaidah tangan kanan kedua. Jadi, arah gaya Lorentz yang dialami
elektron adalah ke arah Y+.

Besar gaya Lorentz yang dialami oleh partikel bermuatan

Sebuah elektron bergerak di dalam suatu gaya magnet serba sama sebesar 0,2 T.
Arah gerak elektron membuat sudut 60° terhadap arah medan magnetik seperti
dilukiskan pada gambar di camping. Berapa besar kecepatan gerak elektron bila
elektron mengalami gaya sebesar 64 3 x10 14 N ? muatan 1 elektron = 1,6 x 10-
19
coulumb

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 5


Jawab:

induksi magnetik B = 0,2 T


sudut antara arah v dan arah B = 0 = 60° sin 0 = sin 60°
gaya Lorentz F = 64 3 x 10-14 N
muatan elektron q = 1,6 x 10-19 C

kecepatan elektron, v, dihitung dengan persamaan : F=qvB sin 

F  qvB sin 
F
v
qB sin 
64 3x10 14
 19
 4 x10 7 m / s
1
(1,6 x10 C )(0,2 T )x( 2 3)

Bentuk lintasan partikel bermuatan dalam suatu medan magnetik

Bagaimana bentuk lintasan sebuah partikel bermuatan yang bergerak memasuki


daerah medan magnet untuk kasus-kasus berikut:

partikel bergerak sejajar dengan medan magnet?


partikel bergerak tegak lurus terhadap medan magnet?
partikel bergerak membentuk sudut 30° terhadap medan magnet.

Jawab:

Besar gaya Lorentz yang dialami partikel bermuatan yang bergerak dalam medan
magnet adalah:

F = qvB sin 
dengan  = sudut apit antara arah v dan B

a. Partikel bergerak sejajar dengan medan magnet (v//B) berarti 


' sehingga: F = qvB sin = 0
Karena F = 0, maka partikel tidak dibelokkan dalam medan magnet. Ini
menyebabkan lintasan partikel berbentuk garis lurus.

b. Partikel bergerak tegak lurus terhadap medan magnet (v B), berarti  =


90'
F = qvB sin 90' = qvB

Arah gaya Lorentz F kita tentukan dengan kaidah tangan kanan.

Gaya Lorentz di A. Arahkan jempol sesuai dengan arah gerak muatan (ke
kanan) dan arahkan keempat jari lainnya sesuai dengan arah B (masuk ke
bidang), maka kita peroleh arah dorong telapak tangan (arah F) adalah ke atas.
Gaya Lorentz di C. Dengan cara yang sama, untuk arah gerak muatan (v) ke atas
dan arah B masuk ke bidang kertas, maka kita peroleh arah gaya Lorentz F ke kiri.
Pada gambar di samping diperlihatkan bahwa arah gaya F selalu menuju ke titik
yang sama, yaitu titik pusat. Gaya F yang bersifat seperti ini adalah gaya

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 6


sentripetal pada lingkaran. Berapakah besar jari-jari lintasan yang ditempuh? Jari-
jari lintasan yang ditempuh oleh partikel yang bergerak tegak
Lurus dalam medan magnetik dapat kita hitung dengan cara menyamakan gaya
sentripetal dengan gaya Lorentz.

FS = FL

𝑣2
F =m = q.v.B
𝑅

𝑚.𝑣
R= 𝑞.𝐵

dengan
R = jari-jari lintasan (m)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan (m/s)
B = besar induksi magnetik (Wb m-2 = T)
q = muatan listrik (coulomb).

c. Partikel bergerak membentuk sudut 30 terhadap medan magnet.

Misalkan B dan v terletak pada bidang XOY dan arah B searah dengan sumbu X.
Kecepatan v dapat diuraikan atas komponen vx dan vy.
Komponen vy. yang tegak lurus B, sesuai dengan kaidah tangan kanan,
menghasilkan: Lorentz Fz yang tegak lurus vy.Gaya Fz ini berfungsi sebagai gaya
sentripetal, sehingga muatan akan bergerak lingkaran, dengan letak lingkaran
sejajar dengan bidang YOZ. Komponen vx. yang sejajar B tidak menghasilkan
gaya Lorentz pada muatan, sehingga muatan akan lurus pada sumbu X.
Gabungan dari kedua gerak ini menghasilkan lintasan bebentuk spiral atau helix
dfflzaill, sumbu lintasan (poros) sejajar terhadap sumbu X, seperti ditunjukkan
pada Gambar.

Jari-jari lintasan partikel bermuatan yang bergerak tegak lurus terhadap medan magnet.

Sebuah proton dengan energi kinetik 33,4 pJ bergerak tegak lurus memasuki
suatu daerah mtmagnetik serba sama 0,25 T yang terdapat dalam sebuah kamar
gelembung. Berapa jari-jari baLw lingkaran yang ditempuh proton? (massa proton
= 1,67 x 10-27 kg, muatan = 1,6 x 10-19 C).

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 7


Jawab:

energi kinetik EK = 33,4 pJ = 33,4 x 10 -12 J


induksi magnetik B = 0,25 T
massa proton m= 1,67 x 10-27 kg
muatan proton q= 1,6 x 10-19 C

Untuk menghitung jari-jari lintasan proton dengan Persamaan, kita terlebih


dahulu harus menghitung kecepatan, v, dari rumus energi kinetik.
EK  1 mv 2
2
2 EK 2.(33,4 x1012 )
v2    4 x1016
m 1,67 x10 27
v  4 x1016  2 x108 m / s
mv (1,67 x10  27 )(2 x108 )
R   8,35m
qB (1,6 x10 19 )(0,25)

Jari-jari lintasan partikel bermuatan dalam medan magnetik yang dipercepat oleh beda
potensial listrik

Seberkas partikel. alpha (m = 6,4 x 10-27 kg; z = +2e) dari keadaan diam
dipercepat oleh beda potensial. 10 W. Partikel itu melintasi medan magnet B = 0,2
T secara. Tegak lurus. Hitung jari-jari lintasan partikel alpha itu. (e = 1,6 x 10-19
coulomb)
Mula-mula (keadaan 1) partikel diam, kemudian dipercepat oleh beda potensial
AV= 10 kV, sehingga partikel memiliki kecepatan v2 = v. Sekarang, gunakan
hukum kekekalan energi untuk keadaan (1) dan (2), kita peroleh:

Diam v1 =0 v2 =v

EP1 + EK1 = EP2+EK2


EP1-EP2 = EK2 –EK1

Diketahui hubungan antara energi potensial listrik dan beda potensial sebagai :
EP1 - EP2 = q AV, sehingga persamaan menjadi:

qV  1 mv 2
2 2  12 mv12

qV  1 mv 2
2 2 0

2qv 2qv
 v2  v
m m

Partikel bermuatan alpha bergerak tegak lurus di dalam gaya magnetik sehingga partikel menempuh
lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari lintasan sesuai dengan Persamaan :

mv
R
Bq

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 8


Dengan memasukan v dari persamaan sebelumnya kita peroleh:

2qv 2qv
m m2
R m  m
B.q B q2
1 2mv
R
B q

Dengan V adalah beda potensial listrik :


Dari soal diatas diketahui :

B = 0,2 T
m= 1,67 x 10-27 kg
q= +2e =2 x1,6 x 10-19 C= 3,2 x 10-19 C
V = 10kV= 10.000 volt
1 2(6,4 x1027 (10.000)
R
0,2 3,2 x1019

R  5 4 x10 4
R  5(2 x10 2 )  0,1m  10 cm

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 9


Gaya Lorentz Pada Kawat Berarus
Pada setiap kawat berarus yang diletakkan dalam daerah bermedan magnet maka kawat tersebut akan
merasakan gaya magnet.

Gaya magnet atau gaya Lorentz merupakan besaran vektor. Arahnya dapat menggunakan kaedah
tangan kanan seperti pada gambar diatas. Ibu jari sebagai arah I, empat jari lain sebagai arah B dan
arah gaya Lorentz sesuai dengan arah telapak. Besarnya gaya Lorentz sebanding dengan kuat arus I,
induksi magnet B dan panjang kawat l. Jika B membentuk sudut θ terhadap I akan memenuhi
persamaan berikut.
FL = B . I . l sin θ
Dengan :
Fl = gaya Lorentz (N)
B = induksi magnet (wb/m2)
I = kuat arus listrik (A)
l = panjang kawat (m)
θ = sudut antara B dengan I

Dari rumus di atas ternyata jika besar sudut θ adalah :


θ =90̊ , arah arus listrik dan medan magnet ( I dan B ) saling tegak lurus maka FL
mencapai maksimum
θ = 0̊ , arah arus listrik dan medan magnet ( I dan B ) saling sejajar maka FL = 0
atau kawat tidak dipengaruhi gaya Lorentz

Contoh Soal :

1. Sebuah kawat berarus listrik I = 2 A membentang horizontal dengan arah arus


dari utara ke selatan, berada dalam medan magnet homogen B = 10 – 4 T
dengan arah vertikal ke atas. Bila panjang kawatnya 5 meter dan arah arus
tegak lurus arah medan magnet. Berapa besar dan arah gaya Lorentz yang
dialami oleh kawat ? ...

Diketahui :
I=2A
B = 10 – 4 T
ℓ=5m

Ditanya :
FL = ............... ?

Dijawab :
FL = I . ℓ . B . sin θ
= 2 ampere . 5 meter . 10 -4 Tesla . sin 90
= 10-3 newton
Dengan arah gaya menunjuk ke Barat

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 10


Gaya Lorentz Pada Kawat Sejajar Berarus
Di sekitar kawat berarus timbul induksi magnet. Apa yang akan terjadi jika kawat berarus lain
didekatkan kawat pertama? Keadaan ini berarti ada dua kawat sejajar. Kawat kedua berada dalam
induksi magnet kawat pertama, sehingga akan terjadi gaya Lorentz. Begitu juga pada kawat kedua
akan menimbulkan gaya Lorentz pada kawat pertama. Gaya itu sama besar dan memenuhi persamaan
berikut.
F21 = i2 l B1

Bagaimanakah arahnya? Kawat sejajar yang diberi arus searah akan tarik menarik dan diberi arus
berlawanan akan tolak menolak.

Perhatikan gambar diatas. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Tentukan dengan menggunakan kaedah
tangan kanan.

Catatan :

Jika I1 = I2 = I , dan ℓ = 1 meter maka FL = μ0 I2 / 2π.a


Jika I = 1 ampere dan a = 1 m maka besarnya FL = 4Π. 10-7 ( 1 )2 / 2π.1 = 2 . 10-7 N

Dari hasil penjabaran tersebut maka definisi 1 ampere ditentukan sebagai berikut :

Definisi : 1 ampere adalah = besarnya arus listrik pada dua kawat sejajar yang
berjarak satu meter satu sama lain sehingga jika kedua arus itu searah maka tiap satu
satuan panjang ( 1 m ) kawat akan saling tarik-menarik dengan gaya sebesar 2 . 10-7 N

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 11


Contoh Soal :

1. Dua kawat sejajar satu sama lain berjarak 10 cm, pada kedua kawat mengalir arus listrik yang sama
besar yaitu 10 A dengan arah arus yang sama. Bila panjang kawat 1 meter maka tentukan besar dan
arah gaya Lorentz yang dialami kedua kawat !

Diketahui :
I1 = I2 = 10 A
a = 10 cm = 0,1 m
ℓ = 1 meter
Ditanya :
FL = …………………….?

Dijawab :
FL = 4Π. 10-7 10.10 / 2Π.0,1
= 2 . 10-4 N
Dengan arah saling tarik menarik

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 12


Percobaan Gaya Lorentz

Berikut adalah langkah-langkah percobaan gaya lorentz:

1. Letakkan pita aluminium foil di antara kutub utara-selatan magnet U, kemudian hubungkanlah ujung-
ujung pita aluminium dengan kutub positif dan negatif baterai.
2. Tekan saklar sehingga arus listrik mengalir pada pita aluminium foil. Amatilah perubahan yang terjadi.
3. Ulangi kegiatan di atas dengan:

a. mengubah arah arus (kutub-kutub baterai ditukar)


b. mengubah arah medan magnet (kutub-kutub magnet ditukar)

Dari percobaan gaya lorentz diatas, kita dapat mengamati bahwa arah gaya Lorentz (F) selalu tegak
lurus terhadap kuat arus (I) dan medan magnetik (B). Untuk memudahkan mengingat arah gaya lorentz
yang dialami penghantar ketika dialiri arus listrik dalam medan magnet digunakanlah kaidah tangan
kanan. Arah arus listrik (I) ditunjukkan oleh ibu jari, arah medan magnetik (B) ditunjukkan oleh jari
telunjuk, dan gaya lorentz ditunjukkan oleh jari tengah.

Arah gaya Lorentz (F) terhadap kuat arus listrik (I) dan medan magnetik (B)

Besar gaya lorentz bergantung pada besar medan magnetik, besar arus listrik yang mengalir, panjang
kawat penghantar, dan sudut yang terbentuk antara arus listrik dan medan magnetik. Secara matematis
gaya Lorentz didefinisikan dengan persamaan sebagai berikut.

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 13


F = B × I × l × sin θ
Keterangan:

F = gaya Lorentz (Newton)


B = medan magnetik (tesla)
I = kuat arus listrik (ampere)
l = panjang kawat penghantar (meter)
θ = sudut antara arah arus listrik dan arah medan magnetik

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 14


Aplikasi Gaya Lorentz
 Cara Kerja Motor Listrik

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Alat yang rfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan
rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu.
Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini
dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai
elektro magnit.

Sebagaimana kita ketahui bahwa :

kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub


tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita
menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet
yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.

Motor Listrik

Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah


energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk,
misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor,
mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik,
fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut kuda kerjanya industri
sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik
total di industri.

Bagaimana sebuah motor listrik bekerja ?

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama, arus listrik
dalam medan magnet akan memberikan gaya Jika kawat yang membawa arus
dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada
sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan. Dalam memahami sebuah motor,
penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu
kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan.
Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok (BEE India, 2004):
Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi.
Contoh beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 15


displacement konstan. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque
yang bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque
adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).

Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua
standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter),
sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam
horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).

 Cara Kerja GALVANOMETER

Alat ukur utama yakni galvanometer, alat ukur penunjang sebagai dasar untuk
pembuatan alat ukur amperemeter dan voltmeter.
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus
dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan
untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena
komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung . Gambar dibawah ini
memperlihatkan bahwa galvanometer hanya dapat mengukur arus maupun
tegangan yang relative rendah.

Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial
listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal
(pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut
hambatan shunt).

Galvanometer dengan Hambatan Shunt

Galvanometer dengan hambatan shunt adalah ampermeter. Dalam


pemasangannya, ampermeter ini harus dihubungkan paralel dengan sebuah
hambatan shunt Rsh. Pemasangan hambatan shunt ini tidak lain bertujuan untuk
meningkatkan batas ukur galvanometer agar dapat mengukur kuat arus listrik
yang lebih besar dari nilai standarnya.

Pemasangan Galvanometer dengan hambatan shunt

Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet
akan timbul gaya lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk hingga
menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan agak besar, maka gaya yang
timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk
juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka
jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh sebuah pegas.

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 16


Galvanometer dengan Hambatan Depan (Multiplier)

Galvanometer dengan hambatan depan adalah voltmeter. Sebuah galvanometer


dan sebuah hambatan eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan
pemasangan hambatan Rx ini tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur
galvanometer, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih
besar dari nilai standarnya.

Pemasangan Galvanometer dengan hambatan depan (multiplier)

Fungsi multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada
galvanometer tidak melebihi kapasitas maksimum, sehingga sebagian tegangan
akan berkumpul pada multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya
menjadi lebih besar.

Cara kerja Galvanometer

Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana gerak partikel


akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya
Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan
kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet
B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz . Jari telunjuk, menunjukkan arah
medan magnet (B). Jari tengah, menunjukkan arah arus listrik (I). Untuk muatan
positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah
gerak berlawanan dengan arah arus.

Cara kerjanya galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi
pegas, maka kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat
berubaha karena arus listrik yang mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada
umumnya dipakai untuk arus searah, tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi
kumparan putar.

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 17


Cara kerja galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua
gaya Lorentz sama besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi
kumparan yang saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak
berbentuk silinder membentuk statu kumparan, dan diletakkan diantara diantara
kutub-kutub sebuah magnet hermanen. Arus listrik memasuki dan meninggalkan
kumparan melalui pegas spiral yang terpasang di atas dan di bawah kumparan.
Maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami
gaya Lorente yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebebkan
kumparan berputar. Putaran kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga
kumparan hanya akan berputar dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan
diteruskan oleh sebuah jarum untuk menunjuk pada skala tertentu. Angka yang
ditunjukkan oleh skala menyatakan besar arus listrik yang diukur.

 Cara Kerja Maglev (Kereta tercepat di Dunia)

MagLev adalah singkatan dari MAGnetically LEVitated trains yang terjemahan


bebasnya adalah kereta api yang mengambang secara magnetis. Sering juga
disebut kereta api magnet. Seperti namanya, prinsip dari kereta api ini adalah
memanfaatkan gaya angkat magnetik pada relnya sehingga terangkat sedikit ke
atas, kemudian gaya dorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta ini mampu
melaju dengan kecepatan sampai 650 km/jam (404 mpj) jauh lebih cepat dari
kereta biasa. Beberapa negara yang telah menggunakan kereta api jenis ini adalah
Jepang, Perancis, Amerika, dan Jerman. Dikarenakan mahalnya pembuatan
relnya, di dunia pada 2005 hanya ada dua jalur Maglev yang dibuka umum, di
Shanghai dan Kota Toyota.

Teknologi

Ada tiga jenis teknologi maglev:

* Yang tergantung pada magnet superkonduktivitas (suspensi elektrodinamik)


* Yang tergantung pada elektromagnetik terkontrol (suspensi elektromagnetik)
* Yang terbaru, mungkin lebih ekonomis, menggunakan magnet permanen (Inductrack)

Jepang and Jerman merupakan dua negara yang aktif dalam pengembangan
teknologi maglev menghasilkan banyak pendekatan dan desain. Dalam suatu
desain, kereta dapat diangkat oleh gaya tolak magnet dan dapat melaju dengan
motor linear. Pengangkatan magnetik murni menggunakan elektromagnet atau
magnet permanen tidak stabil karena teori Earnshaw; Diamagnetik dan magnet
superkonduktivitas dapat menopang maglev dengan stabil.
Berat dari elektromagnet besar juga merupakan isu utama dalam desain. Medan
magnet yang sangat kuat dibutuhkan untuk mengangkat kereta yang berat. Efek
dari medan magnetik yang kuat tidak diketahui banyak. Oleh karena itu untuk
keamanan penumpang, pelindungan dibutuhkan, yang dapat menambah berat
kereta. Konsepnya mudah namun teknik dan desainnya kompleks.
Sekarang ini, NASA melakukan riset penggunaan sistem Maglev untuk
meluncurkan pesawat ulang alik. Untuk dapat melakukan ini, NASA harus
mendapatkan peluncuran pesawat ulang alik maglev mencapai kecepatan
pembebasan, suatu tugas yang membutuhkan pewaktuan pulse magnet yang rumit
(lihat coilgun) atau arus listrik yang sangat cepat, sangat bertenaga.

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 18


Prinsip gaya dorongnya

Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10mm di atas rel magnetiknya.


Dorongan ke depan dilakukan melalui interaksi antara rel magnetik dengan mesin
induksi yang juga menghasilkan medan magnetik di dalam kereta.

Kelebihan dan kekurangan :

Kelebihan utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di
atas rel, sehingga tidak menimbulkan gesekan. Konsekuensinya, secara teoritis
tidak akan ada penggantian rel atau roda kereta karena tidak akan ada yang aus
(biaya perawatan dapat dihemat). Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada
gaya resistansi akibat gesekan. Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk
itu dikembangkan lagi Kereta Maglev yang lebih aerodinamis.

 Cara kerja pengeras suara (Speaker)

Pengeras suara bekerja berdasarkan prinsip Gaya Lorentz. Komponen dasar


pengeras suara terdiri dari tiga bagian yaitu sebuah krucut yertas yang
bersambungan dengan sebuah kumparan suara (silinder yang dikitari oleh kawat
tembaga) dan sebuah magnet hermanen berbentuk silinder (kutub utara di tengah
dan dikelilingi kutub selatan).

Ketika arus dilewatkan pada lilitan kumparan , maka padanya akan bekerja Gaya
Lorentz yang disebabkan oleh magnet permanen. Besar kecilnya gaya bergantung
pada arus yang dihasilkan oleh terminal pengeras suara sehingga akan
menyebabkan maju mundurnya kerucut kertas yang menumbuk udara sehingga
dihasilkan gelombang-gelombang bunyi sesuai dengan frekuensi pengeras suara.
Akan mengalir arus dari terminal pengeras suara menuju kumparan suara ,
sehingga didalam kumparan akan ada aliran elektron yang berada di dalam medan
magnet.

Elektron yang berada di medan magnet akan mengalami Gaya Lorentz yang
dapat menimbulkan maju atau mundurnya kerucut kertas, sehingga elektron-
elektron yang ada disekitar kerucut bertumbukan dengan udara yang
mengakibatkan gelombang bunyi.

Bagaimana Suara dapat dihasilkan ?

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Loadspeaker (Pengeras Suara),


sebaiknya kita mengetahui bagaimana suara dapat dihasilkan. Yang dimaksud
dengan “Suara” sebenarnya adalah Frekuensi yang dapat didengar oleh Telinga
Manusia yaitu Frekuensi yang berkisar di antara 20Hz – 20.000Hz. Timbulnya
suara dikarenakan adanya fluktuasi tekanan udara yang disebabkan oleh gerakan
atau getaran suatu obyek tertentu. Ketika Obyek tersebut bergerak atau bergetar,
Obyek tersebut akan mengirimkan Energi Kinetik untuk partikel udara
disekitarnya. Hal ini dapat di-anologi-kan seperti terjadinya gelombang pada air.
Sedangkan yang dimaksud dengan Frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi
dalam kurun waktu satu detik. Frekuensi dipengaruhi oleh kecepatan getaran pada
obyek yang menimbulkan suara, semakin cepat getarannya makin tinggi pula
frekuensinya.

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 19


Pada gambar diatas, dapat kita lihat bahwa pada dasarnya Speaker terdiri dari
beberapa komponen utama yaitu Cone, Suspension, Magnet Permanen, Voice
Coil dan juga Kerangka Speaker.

Dalam rangka menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar,
Speaker memiliki komponen Elektromagnetik yang terdiri dari Kumparan yang
disebut dengan Voice Coil untuk membangkitkan medan magnet dan berinteraksi
dengan Magnet Permanen sehingga menggerakan Cone Speaker maju dan
mundur. Voice Coil adalah bagian yang bergerak sedangkan Magnet Permanen
adalah bagian Speaker yang tetap pada posisinya. Sinyal listrik yang melewati
Voice Coil akan menyebabkan arah medan magnet berubah secara cepat sehingga
terjadi gerakan “tarik” dan “tolak” dengan Magnet Permanen. Dengan demikian,
terjadilah getaran yang maju dan mundur pada Cone Speaker.
Cone adalah komponen utama Speaker yang bergerak. Pada prinsipnya, semakin
besarnya Cone semakin besar pula permukaan yang dapat menggerakan udara
sehingga suara yang dihasilkan Speaker juga akan semakin besar.
Suspension yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk menarik Cone ke
posisi semulanya setelah bergerak maju dan mundur. Suspension juga berfungsi
sebagai pemegang Cone dan Voice Coil. Kekakuan (rigidity), komposisi dan
desain Suspension sangat mempengaruhi kualitas suara Speaker itu sendiri.

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 20


Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kita tahu bahwa alat-alat yang mungkin biasa kita pakai
adalah salah satunya dari penerapan Gaya Lorentz, yakni gaya yang ditimbulkan
oleh muatan listrik yang bergerak atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu
medan magnet. Salah satu contohnya alat yang sering kita pakai adalah mixer,
kipas angina, motor listrik, speaker dan alat-alat lain yang masih banyak lagi kita
punya yang berdasarkan prinsip dari Gaya Lorentz.

Gaya Lorentz_Kelompok 5 Hal 21

Anda mungkin juga menyukai