Absen : 22
BAHASA INDONESIA
HAL 113
2.Lakukan identifikasi pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam cuplikan novel tersebut!
Novel ini menceritakan semangat berusaha tokoh-tokoh utama yang tergabung dalam Laskar
Pelang. Tokoh-tokoh utama tersebut adalah Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong,
Trapani, Borek atau Samson, Kucai, Sahara, dan Flo. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan struktur novel Laskar Pelangi dan pandangan dunia Andrea Hirata dalam novel
Laskar Pelangi. Sesuai dengan tujuannya, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann. Penelitian ini mengaplikasikan metode dialektik.
Metode tersebut memandang teks sebagai titik awal dan titik akhir dari sebuah penelitian dan
memperhatikan koherensi makna sebuah teks, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur
novel Laskar Pelangi terbangun oleh empat unsur, yaitu sebelas hero problematik, objek yang
dicari atau nilai-nilai otentik, Melayu Belitung sebagai dunia yang terdegradasi dan cara
pencarian sang hero dalam menemukan nilai-nilai otentik. Struktur tersebut dibingkai oleh
pencarian hero problematik akan nilai-nilai otentik dalam dunia yang terdegradasi dengan cara
yang juga terdegradasi. Kesebelas anggota Laskar Pelangi mengalami banyak problema dalam
menjalani hidup di dunia yang sudah terdegradasi karena tidak memiliki nilai-nilai otentik. Mereka
terus berusaha untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam hubungannya dengan
sesama manusia, Tuhan, dunia dan sekitarnya, serta hubungan antara lahir dan batin. Novel
Laskar Pelangi merupakan refleksi zaman yang mewakili pandangan dunia pengarang. Laskar
Pelangi mengangkat pandangan dunia romantik. Ideologi romantisme menjadi begitu penting
bagi Hirata karena dengan romantisme Hirata menggambarkan kesebelas hero problematik yang
bangkit mengejar mimpi-mimpi mereka untuk memiliki kehidupan yang bermutu tinggi ketika
ketika mereka terpuruk dalam jeratan kemiskinan, hal ini digambarkan Hirata dengan terus
berusaha dan semangat untuk mengejar kehidupan yang ideal.
HAL 118
1.Pada Aktivitas Siswa 2, Anda telah membaca kutipan novel “Roman Picisan” karya Eddy D.
Iskandar. Agar Lebih menarik, bacalah dahulu seluruh isi novel tersebut.
2.Kemudian, jelaskan maksud pengarang dalam novel tersebut berkaitan dengan permasalahan
sosial dalam kehidupan.
Maksud dari pengarang dalam novel “Roman Picisan” berkaitan dengan permasalahan sosial Dalam
kehidupan adalah Dalam novel ini juga seorang Eddy. D Iskandar menyampaikan untuk tidak
membenci seseorang karena perasaan benci bisa saja berubah menjadi rasa cinta dan hal yang
sekarang harus diperjuangkan adalah cita cita,belajar itu nomor satu masa muda adalah masa untuk
menuntut ilmu.
3.Setelah membaca novel “Roman Picisan”, carilah infromasi seputar Eddy D. Iskandar, baik dari
biografi maupun beberapa artikel yang berkaitan dengan data penulis, lengkap dengan pekerjaan,
karya, kepengarangan, bahkan yang menceritakan kehidupan kesahariannya.
Eddy D. Iskandar yang dikenal sebagai penulis novel pop lahir di Ciwidey, Bandung, 11 Mei
1951 seorang sutradara dan penulis Indonesia. Ia juga mengelola Mingguan berbahasa Sunda
"Galura". ia berasal dari keluarga yang gemar membaca. Sejak kecil ia telah memperoleh
buku-buku komik dari ayahnya. Setamat SMA, ia menikah dengan Evi Kusmiati, gadis
Sunda, teman sekolahnya. Ayah Eddy D. Iskandar bernama Iskandar Natapraja pemimpin
Perkumpulan Seni Sunda Cekas Sari. Eddy D. Iskandar bersaudara enam orang dan hanya
ialah satu-satunya yang berkecimpung di dunia sastra, sedangkan saudara-saudaranya ada
yang terjun ke bidang teknik, hukum, dan industri. Bakat seni Eddy D. Iskandar diturunkan
dari ayahnya dan kegemaran membaca Eddy diturunkan dari ibunya. Pendidikannya
ditempuh di kota kelahirannya, mulai dari sekolah rakyat hingga SMA. Setamat SMA (1971),
ia melanjutkan pendidikannya ke Akademi Industri Pariwisata (Aktripa) Bandung. Setelah
lulus ujian Sarjana Muda di Aktripa, tahun 1975 ia melanjutkan studinya ke Akademi
Sinematografi, Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (kini bernama Institut Kesenian
Jakarta), Jurusan Penyutradaraan dan Penulisan Skenario, dan lulus tahun 1980. Karier
menulisnya dimulai dengan membuat "surat cinta". Ketika masih remaja, ia banyak menulis
catatan di dalam buku-buku tulisannya. Pada tahun pertama di Akademi Ilmu Pariwisata
(1971) ia mulai memublikasikan karyanya di surat kabar mingguan Mandala. Karya
pertamanya yang berhasil diterbitkan berjudul "Malam Neraka". Meskipun tulisannya banyak
ditolak redaktur, ia tidak berputus asa. Dia betul-betul merasa "bisa" menulis tatkala
memasuki Paguyuban Sastra Sunda (1971) yang diketuai oleh Anton D. Sumartana. Setelah
5 hingga 6 kali karangannya dimuat dalam surat kabar dan majalah, ia mulai optimistis.
Pada pertengahan tahun 1971 cerpennya dimuat di dalam surat kabar Yudha Minggu dan
surat kabar Buana Minggu, Jakarta. Karena berkemauan keras dan ulet, ia berhasil menulis.
Tulisan-tulisannya kemudian tersebar di surat kabar mingguan Mandala, harian Pikiran
Rakyat, dan harian Gala, serta di majalah Aktuil, Pos Kilat, Forum, Gondewa, Mangle, dan
Hanjuang yang semuanya terbit di Bandung. Buku kumpulan cerpennya, antara lain, adalah
Kisah dan Hikmah 1 serta Kisah dan Hikmah 2 yang diterbitkan oleh CV Rosda, Bandung,
1987. Setelah ia pindah ke Jakarta, karangannya banyak dimuat di surat kabar Buana
Minggu, Kompas, Yudha Minggu, Suara Karya, Swadesi, Pos Kota, dan majalah Varia,
Cinta, Gadis, Top, Zaman, Panji Masyarakat, Famili, dan Horison. Cerpennya antara lain
berjudul "Maut" (Zaman, 1984), "Jiwa yang Terguncang" (Suara Karya Minggu, 1986),
"Perjalanan Malam" dan "Mimpi Godi" (Zaman, 1974 dan 1984), "Mencari Awal Menuju
Akhir" (Horison, 1975), "Suara dalam Diam" (Panji Masyarakat, 1985), "Di Hadapan
Sesuatu" (Zaman, 1985), "Lapaaaaaar" (t.t.), "Roy dan Tante" (Zaman, 1984), "Anak yang
Didambakan" (Famili, 1984), "Buka Pintu Aku Datang" (Sanggar Film TIM, 1975), "Maling"
(Zaman, 1985), "Pahlawan Malam" (Pemenang III Sayembara Mengarang Pos Kota
Minggu), dan "Mang Engkat" (Suara Karya Minggu, 1975). Selain menulis cerpen, ia juga
menulis puisi. Jumlah puisi yang sudah dipublikasikan sekitar 20 judul. Puisi pertamanya
dimuat dalam Horison sekitar tahun 1974. Novel pertamanya yang berjudul "Berlalu dalam
Sunyi" dimuat secara bersambung dalam Pos Kilat, Bandung, sedangkan novelnya yang
berjudul "Di Balik Bintang Gemerlapan" dimuat dalam majalah Gadis, Jakarta, yang
kemudian diterbitkan oleh Gaya Pavorit Press (1978). Novelnya yang lebih kemudian
banyak diterbitkan oleh Penerbit Cypress. Di antara novelnya yang paling terkenal dan
banyak penggemarnya ialah Cowok Komersil (1977). Novelnya yang lain adalah Selembut
Senyuman Duka (1978), Cintaku pada Ratu Levica (1979), Gita Cinta di SMA, Sok Nyentrik,
Jelita Brandal, Tengil, dan Gengs. Novelnya kebanyakan bertemakan kehidupan remaja.
4.Apabila Anda bisa berkomunikasi langsung dengan pengarang novel tersebut, baik melalui telepon
maupun berbagai maupun media sosial, cobalah lakukan wawancara singkat. Susunlah terlebih
dahulu beberapa pertanyaan yang terkait dengan kehidupan kesehariaannya maupun latar belakang
sosial kehidupannya. Hal ini bertujuan untuk mengaitkan tentang latar belakang sosial budaya dalam
novel dengan kehidupan pengarangnya.
Pertanyaan
Bisakah anda jelaskan secara singkat bagaimana anda bisa menyukai didunia membaca?
5.jika hal diatas sudah dilakukan dengan benar, uraikanlah simpulan tentang maksud pengarang
berkaitan kehdiupan sosial dalam novel
Kesimpulan
Banyak kali kesimpulan yang bisa kita dapatkan dari novel ini. Jika kita menikmati novel ini dengan
penghayatan, bukan hanya tentang kisah roman dan wulandari yang di dapatkan. Dalam novel ini
juga seorang Eddy. D Iskandar menyampaikan untuk tidak membenci seseorang karena perasaan
benci bisa saja berubah menjadi rasa cinta.
6.Kumpulkanlah hasil tulisan Anda dalam bentuk laporan singkat disertai dengan beberapa bukti
pendukung, baik yang bersumber dari novelnya maupun latar belakang sosial budaya pengarang.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Eddy_D._Iskandar