Anda di halaman 1dari 34

Contoh Resensi Buku Sastra

Berikut ini ialah contoh resensi buku sastra novel karangan Andrea Hirata nan berjudul Edensor .

Kesuksesan nan Diawali dari Keterbatasan

Judul : Edensor

Penulis : Andrea Hirata

Penerbit : Bentang Pustaka

Tahun Terbit : 2008

Halaman : xii + 290 halaman

Hidup dilihat sekilas tampak sporadis, berantakan tak beraturan. Jika tiba pada waktunya, apa nan dilihat jarang
tampak tertata begitu tersistematis. Tidak jauh berbeda dengan mimpi. Secara nalar mimpi seseorang tak masuk
akal, tetapi jika mimpi itu menjadi alat satu-satunya harapan, kekuatan terbesar, justru itulah nan mengantarkan
mimpi semu menjadi mimpi kenyataan.

Seperti nan ditulis angkatan sastrawan 2000, Andrea Hirata, dalam novel tetralogiLaskar Pelangi. Edensor, itulah
salah satu judul nan wajib dibaca. Novel sastra satu ini menyuguhkan sajian motivasi tentang pentingnya meraih
sebuah mimpi. Buku ini menceritakan perjalanan seorang Andrea nan menyuguhkan cerita ringan, tapi
mempunyai nilai semangat nan tinggi.

Buku ini menggambarkan betapa kuatnya cita-cita itu memengaruhi, memberikan semangat dan optimisme
seseorang. Tentang hal melihat masa depan nan belum tahu niscaya ujungnya, novel ini mengajarkan tentang
berartinya hayati dalam keterbatasan. Meskipun serba terbatas, mimpi itu tetap dapat dicapai.

Novel ini membahas beberapa kekonyolan dan kenakalan-kenakalan laskar pelangi. Di balik kenakalan tersebut,
ternyata terdapat kebermaknaan hayati dan semangat nan besar. Meskipun fasilitas jauh dari layak, kapital
semangat itulah nan menyebabkan para laskar pelangi mampu bertahan, menunjukkan eksistensi hayati masing-
masing.

Kekurangan novel Edensor ini ialah banyaknya penggunaan bahasa Melayu sehingga pembaca nan tinggal di
Pulau Jawa harus belajar dengan bahasa tersebut sebab tak terbiasa dengan itu semua. Sedikit adanya
perubahan, hal inilah nan menjadi daya tarik Andrea menuliskan karya sastra novelnya. Gaya bahasanya bagus
dan meletup-letup. Buku ini cocok dibaca oleh berbagai golongan.

Demikianlah bahasan mengenai resensi buku beserta contoh resensi buku sastra. Semoga bermanfaat buat
Anda nan ingin mencoba membuat resensi buku sastra atau buku umum.
Resensi Buku Koala Kumal
Judul                  :  Koala Kumal
Penulis               :  Raditya Dika
Tanggal Terbit    :  17 Januari 2015
Penerbit             :  GagasMedia
Tebal Halaman  :  250 hlm

Proses berubah menuju kedewasaan adalah hal yang lumrah bagi penulis. Perubahan itu bakal
terasa kepada pembaca setia yang memang dari awal mengikuti karya sang penulis. Reaksinya pasti
bermacam-macam, ada yang makin nge-fans pada sang penulis, tapi kebanyakan yang terjadi adalah
kecewa berat dan malah mencaci maki pada penulis. Biasanya ini terjadi kepada penulis yang karya
perdananya langsung meledak. Persis seperti yang terjadi di ranah musik. Mungkin anda sudah tahu
bahwa yang saya maksud adalah Arctic Monkeys. Perubahan drastis yang dibuat mereka pada album
AM malah membuat nama mereka semakin harum. Apakah Raditya Dika termasuk dalam kategori
sukses instan pada karya perdana? Jelas. Kambing Jantan menggebrak dengan menawarkan
sesuatu yang beda; komedi kasar yang merupakan adaptasi langsung dari blognya Raditya Dika.
Tapi, apakah Koala Kumal-nya Raditya Dika bisa menjadi seperti AM-nya Arctic Monkeys?

Raditya Dika, yang akrab disapa Dika, akhirnya merilis buku ketujuhnya yang berjudul Koala Kumal.
Ini merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh penggemarnya, karena sudah tiga tahun dia
absen menulis buku. Di tiga tahun terakhir, dia disibukkan oleh proyek serial populer Malam Minggu
Miko dan film dari adaptasi novel-novelnya, dimana dia berperan sebagai penulis skenario, pemain,
sekaligus sutradara.

Kenapa diberi judul Koala Kumal? Di bab terakhir, Dika menjelaskan tentang patah hati. Tentang
orang yang dulunya saling memberi rasa nyaman, namun saat bertemu lagi perasaan itu sudah
berubah total. Persis seperti seekor koala yang bermigrasi dari hutan tempat tinggalnya, namun saat
kembali koala itu kebingungan karena hutan yang pernah jadi rumahnya habis dibabat manusia.
Karena itulah, buku ini diberi judul Koala Kumal. Mayoritas isinya bercerita tentang patah hati, tentang
rasa yang pernah ada, dan tentang kenyamanan yang punah ditelan cinta yang baru.

Koala Kumal sedikit lebih tipis dibandingkan buku sebelumnya, Manusia Setengah Salmon. Selain
kembali menggunakan judul binatang, kali ini pun Dika meneruskan konsep ‘Komedi Pakai Hati’
miliknya. Kedewasaan dan kematangan pun semakin terlihat disini. Struktur bahasa pun semakin
rapi. Jelas saja, dengan usia yang sudah menginjak 30 tahun, Raditya Dika berangsur-angsur
menghilangkan kata-kata kasar dan tidak baku seperti yang biasa ditemukan di buku-buku
sebelumnya. Sebenarnya tidak penting membicarakan struktur bahasa dalam sebuah buku komedi.
Namun, perbedaan itu semakin jelas. Sangat berbeda jauh dengan Kambing Jantan, buku pertama
Dika yang sangat slengean dan hancur-hancuran, dalam segi bahasa.

Namun, apakah dengan patah hati sebagai tema utama dan kedewasaan membuat Koala Kumal
tidak lucu lagi? Justru disitulah, kepiawaian Dika bekerja. Lucu tidak harus dengan komedi kasar.
Komedi pakai hati pun bisa, begitulah prinsip Dika. Dan memang terbukti benar. Anda tidak perlu
khawatir dengan sense of comedy-nya Raditya Dika bakal meluntur seiring dengan menuanya dia.
Namun jangan harap komedi Koala Kumal bakal serusak dan sekasar Kambing Jantan dan Babi
Ngesot. Ini serius.

Kesimpulannya, Koala Kumal sangat layak untuk dibeli dan dibaca. Banyak pelajaran dapat kita petik
dari Koala Kumal, terutama bagi yang baru saja patah hati. Patah hati adalah proses menuju
kedewasaan. Sering patah hati tidak berarti kita harus putus asa mengejar cinta. Cinta butuh
perjuangan. Perjuangan itu adalah mempertahankan kenyamanan.  Sekian.

Resensi Buku Sepatu Dahlan


Judul                   :Sepatu Dahlan
Penulis                :Khrisna Pabichara
Penerbit              :Noura books ( PT Mizan Publika )
Ketebalan Buku :392 hlm
Panjang               :21 cm
Tahun Terbit      :Mei 2012

Dalam setiap buku , novel dan lainnya terdapat resensi yang berisi tentang keunggulan dan
kelemahan suatu buku. Adapun resensi novel “Sepatu Dahlan” yaitu :
Karir Khrisna Pabichara sebagai penulis telah banyak melahirkan kumpulan cerita pendek, mengawini
ibu: Senarai kisah yang menggetarkan (Kayla pustaka, 2010). Dan novel sepatu dahlan adalah buku
ke-14 yang dianggitnya. Selain menulis Khrisna Pabichara juga bekerja sebagai penyunting lepas dan
aktif dalam berbagai kegiatan literasi. Dia bisa disapa dan diajak berbincang berbagai hal, terutama
pernak-pernik #bahasaindonesia, lewat akun twitter-nya: @1bichara.

Novel sepatu dahlan ini merupakan novel new release yang mendapat sambutan yang sangat baik
dari masyarakat. Ddengan begitu novel sepatu dahlan ini menjadi novel best seller di gramedia
seluruh Indonesia.

Alur cerita Sepatu Dahlan cukup sederhana. Dahlan Iskan< remaja kebon dalem . Sebuah kampong
kecil dengan enam buah rumah atau sebut saja gubuk, yang letaknya saling berjauhan. Jika berjalan
seratus atau dua ratus langkah ke arah timur, sungai kanal segera terlihat. Di sepanjang sungai itu
banyak pepohonan yang besar-besar, seperti trembesi, angsana, jawi dan jati. Di sebelah barat dan
selatan hanya ada tebu. Ya, lading-ladang tebu terhampar sejauh mata memandang. Ada juga
beberapa petak sawah yang ditanami padi atau jagung, tetapi tak seberapa dibanding tebu-tebu yang
tingginya kini sudah nyaris dua

setengah meter. Disanalah, di lading-ladang tebu itu, aku mengais rezeki. Dan dari sanalah
kehidupan Dahlan Iskan berlangsung.

Cerita ini diawali dengan keadaan yang kritis karena ia terkena penyakit liver akut. Pada saat di bius
beliau bermimpi akan masa lalunya. Dahlan Iskan merupakan anak kecil yang bersekolah di sekolah
rakyat takeran bersama teman[teman dekatnya Arif, Imran, Komaryah, Maryati, kadir. Ketika duduk di
sekolah rakyat Dahlan tidak pernah merasakn bagaimana rasanya menggunkan sepatu. Ia berangkat
ke sekolah dengan tidak menggunakan alas apapun, padahal Dahlan harus berjalan berkilo-kilo
meter untuk sampai ke sekolahnya. Tapi Dahlan tidak pernah mengeluh akan keadaan yang
dialaminya.

Ketika ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinngi dahlan memohon kepada
bapaknya untuk berekolah di sekolah yang di inginkannya, yaitu SMP 1 Magetan. Tapi karena tidak
ada uang akhirnya dahlan melanjutkan ke tsanawiyah Takeran.

Dalam novel ini terdapat beberapa masalah yang ckup rumit untyuk di jalani seorang anak remaja.
Dari mulai di tinggal pergi oleh ibunya, tidak dapat membeli makanan untuk makanan sehari-hari dan
terpaksa mencuri tebu. Masalah-masalah it uterus datang menghampirinya.

Dahlan mempunyai mimpi untukmemiliki sepatu dan sepeda agar mempermudahnya untuk pergi
kemana-mana. Impiannya itu dia dapatkan ketika satu per satu prestasi yang dapat ia dapatkan. Dia
mendapat kesempatan untuk mengajar voli kepada anak-anak juragan kaya. Dan penghasilan
darisana a gunakan untuk membeli sepatu dan sepeda. Sampai akhirnya ia tumbuh dewasa dan jatuh
cinta kepada Aisha anak sorang mandor di kampungnya.

Pada segi lain, novel ini berhasil melontarkan sesuatu yang patut direnugnkan oleh pembacanya. Di
samping itu, ceritanya cukup enak untuk dinikmati. Tanpa banyak tutur, Dahlan iskan berhasil
melukiskan adegan demi adegan dengan gaya ceritanya yang lembut.
Setting ceitanya sendiri memang kehidupan di kampong maka tidak mengherankan apabila sering
muncul  gurauan-gurauan dan humor versi anak-anak kampung kebon dalem.

Novel “Sepatu Dahlan” ini telah dikerjakan dengan keterampilan teknik bercerita, dengan gaya
bahasanya yang lembut, serta dengan perasaan halus seorang lelaki.

Pada akhirnya disebutkan bahwa apabila kita menjalani kemiskinan dengan benar, kita akan
mendapatkan pelajaran yang sangat berharga.

Resensi Buku Perahu


Kertas
Judul                                        : Perahu Kertas
Pengarang                               : Dewi Lestari
Penerbit                                   : Bentang Pustaka
Tahun                                       : 2012
Cetakan                                    : 18
Kategori                                   : Remaja, Romantis
Jumlah halaman                   : 444 halaman
Harga                                      : Rp35.000

Dewi Lestari atau yang bernama Dee, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Kiprah Dee dalam dunia
kepenulisan telah membawanya ke berbagai ajang sastra  bergengsi di dalam maupun luar negeri.
Beberapa prestasi dan penghargaan yang baru-baru ini diperolehnya antara lain: Top 88 Most
Influential Women in Indonesia (Globe Indonesia), The Most Outstanding Woman 2009(Kementrian
Pemberdayaan Perempuan & Kantor Berita Antara). Nama Dee juga muncul sebagai peringkat
pertama dalam polling nasional “Penulis Perempuan Paling Dikenal di Indonesia” tahun 2009. Perahu
Kertas adalah karya Dee yang keenam sesudah Supernova: Ksatria, Puteri, dan  Bintang Jatuh,
Supernova: Akar, Supernova: Petir, Filosofi Kopi, dan Rectoverso.  Kini, Dee dan keluarga mungilnya
menetap di Jakarta.

Penulis terinspirasi dari beberapa hal yang pernah ia alami seperti komik Popcornkarya Yoko Shoji,
lagu Swamp Opheliakarya Emily Saliers, dan film Reality Bites. Komik Popcorn karya Yoko Shoji
menginspirasi penulis untuk membuat cerita yang memiliki spirit dan menyaksikan tokoh-tokohnya
bertransformasi dari remaja ingusan sampai menjadi manusia dewasa. Lagu Swamp Ophelia
menginspirasi penulis untuk membuat cerita dimana kedua tokoh utamanya berdiri di dua kutub yang
berlawanan dan pada akhirnya harus bertemu di segala kemustahilan. Sedangkan dilm Reality Bites
menginspirasi penulis untuk memberikan ilmu kepada pembaca untuk percaya pada impian mereka.

Cerita di mulai dari seorang anak laki-laki bernama Keenan yang baru lulus SMA di Amsterdam.
Keenan memiliki cita-cita menjadi pelukis seperti mamanya dulu tapi ayahnya tidak memperbolehkan
Keenan untuk menjadi pelukis. Ayah Keenan menginginkan Keenan untuk kuliah di Fakultas Ekonomi
untuk menggantikan posisinya di perusahaan miliknya. Dengan sangat berat hati, Keenan mengikuti
keinginan ayahnya.

Tokoh utama lainnya dalam novel ini adalah Kugy. Kugy adalah seorang gadis yang juga baru lulus
SMA. Kugy memiliki mimpi untuk menjadi seorang pendogeng. Kugy dan Keenan dipertemukan oleh
pasangan Eko dan Noni saat Kugy, Eko, dan Noni menjemput Keenan di stasiun yang akan berkuliah
di Perguruan Tinggi yang sama dengan mereka. Sebelum Keenan dan Eko pergi ke kosan mereka,
mereka berteduh sebentar di kosan Noni dan Kugy setelah kehujanan. Disanalah Kugy dan Keenan
saling bercerita tentang kisah mereka masing-masing. Pada saat itu Kugy meminjamkan buku
dongeng buatannya kepada Keenan. Setelah tiba di kosannya, Keenan membuat ilustrasi dari buku
dongeng yang Kugy buat.

Semenjak itulah mereka berempat bersahabat. Hingga akhirnya datang seorang Wanda (sepupu
Noni). Noni dan Eko berniat untuk menjodohkan Keenan dengan Wanda yang seorang kurator muda.
Eko, Noni, Kugy, dan Wanda menemui Keenan saat Keenan berulang tahun. Saat itulah Wanda dan
Keenan betemu. Wanda tertarik dengan lukisan-lukisan Keenan dan berniat untuk memamerkannya
di Galeri Warsita, galeri lukisan milik ayah Wanda.Kugy merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya
saat mendengar rencana Eko dan Noni dan pada saat itulah Kugy menyadari bahwa dirinya
menyukai Keenan namun Kugy juga menyadari bahwa dirinya telah mempunyai seorang kekasih
benama Joshua sehingga dirinya memutuskan untuk menyibukkan dirinya dengan menjadi pengajar
di Sakola Alit. Disanalah Kugy menemukan murid-murid yang cerdas dan bersemangat. Kugy-pun
membuatkan sebuah dongeng mengenai murid-muridnya sendiri dengan judul “Jendral Pilik dan
Pasukan Alit”.

Suatu hari, Keenan betemu dengan Kugy dan memberitahu Kugy bahwa lukisannya akan dipamerkan
di Galeri Warsita. Kugy merasa senang mendengar kabar itu namun ia juga sedih karena itu berarti
hubungan Keenan dengan Wanda semakin dekat. Tapi, ternyata dugaan Kugy salah, hubungan
Keenan dan Wanda akhirnya berakhir. Setelah itulah kehidupan Keenan mulai tak teratur. Keenan
memutuskan pergi ke Bali untuk tinggal bersama pak Wayan, teman dari ibu Keenan. Keenan sangat
yakin dengan keputusannya karena setelah memutuskan untuk berhenti kuliah dan terbelinya lukisan
pertamanya. Dugaaan Keenan benar, di Bali ia sangat sukses. Lukisannya semakin dikenal dan
disana ia bertemu dengan Luhde Laksmi yang dengan sabar menjadi temannya selama ia tinggal
disana. Sementara Kugy melanjutkan kehidupannya dengan bekerja disebuah biro iklan
sebagai copy writer dan pimpinannya adalah teman dari kakak Kugy bernama Remi. Remi
merupakan pimpinan yang baik dan bijaksana. Ia memberikan kesempatan kepada siapapun untuk
mendapatkan proyek dengan ide yang kreatif. Hingga akhirnya Kugy mendapatkan sebuah proyek
besar dan hal itu membuat teman-teman kantornya iri kepadan Kugy.

Dengan cara tak terduga hubungan Kugy dengan Remi semakin dekat dan akhirnya mereka menjadi
sepasang kekasih. Demikian pula dengan Keenan dan Luhde, mereka akhirnya bersama.  Suatu hari,
ibu Keenan menjemputnya ke Bali karena ayah Keenan sedang sakit keras dan membutuhkan
kehadiran Keenan. Semenjak itulah kehidupan Keenan berubah. Ia harus menggantikan posisi
ayahnya di perusahaan. Keenan harus meninggalkan Luhde dan hobbinya. Hingga akhirnya Kugy
dan Keenan dipertemukan kembali dalam acara pertunangan Noni dan Eko. Setelah iu, mereka
berempat kembali berkumpul seperti dahulu. Tanpa saling mengetahui, sebenarnya Keenan
mengenal Remi yang merupakan pembeli lukisan pertamanya. Bagaimanakah akhir dari cerita ini?
Sebaiknya anda langsung membeli novelnya.

Kelebihan pada novel ini adalah penulis menggunakan bahsa yang mudah dimengerti dan banyak
pelajaran hidup yang dapat diambil dari kisah hidup tokoh terutama tentang mimpi. Kekurangan pada
novel ini adalah penulis terlalu banyak memunculkan konflik sehingga pembaca seolah menemukan
titik jenuh dan dapat menebak akhir cerita. Pada akhir ceritanya-pun juga tidak dijelaskan apa yang
terjadi pada kedua tokoh utamanya.
Kelemahan pada novel ini adalah penulis memberikan banyak konflik yang sedikit membingungkan.
Keunggulan Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah di pahami. Penggambaran tokoh dapat
secara rinci di gambarkan. Ukuran tulisan yang digunakan juga cocok untuk pembaca.

Keunikan pada novel ini adalah pada kepribadian dari kedua tokoh utama sangat unik dan menarik.
Simpulan         : Penulis dapat memberikan pelajaran hidup bagi pembaca. Penulis juga dapat
menceritakan dengan rinci kepribadian setiap tokoh.
Resensi Buku Rindu
Data buku

Judul novel     : Rindu

Pengarang      : Darwis Tere Liye

Penerbit         : Republika

Tahun terbit  : 2014

Tebal buku     : 544 halaman

Sinopsis

“Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?

Apalah arti kehilangan, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah?
Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak
menuntut apapun?

Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tak terbilang keinginan
melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.”

Novel ini bercerita tentang perjalanan panjang sebuah kerinduan. Perjalanan kerinduan yang
membawa banyak hal yang terbeban di hati. Mulai dari bagaimana ia menghadapi perjalanan dengan
penuh dosa di masa lalu. Lalu seseorang yang melakukan perjalanannya dengan penuh kebencian.
Ada punya dia yang kehilangan cintanya menjadi sebab mengapa ia melakukan perjalanan ini.

Cerita berlatar waktu pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Yakni pada masa ketika Belanda
masih menduduki Indonesia. Pada masa itu, pemerintah Hindia Belanda memberikan layanan
perjalanan haji untuk rakyat pribumi yang memiliki cukup uang. Perjalanan dilakukan lewat laut yakni
menggunakan kapal uap besar yang merupakan perkembangan teknologi transportasi tercanggih
pada masa itu. Salah satu kapal yang beroperasi untuk melakukan perjalanan haji ini adalah Blitar
Holland. Di kapal besar inilah segala kisahnya dimulai.

Tere Leye meracik cerita dengan begitu menarik. Belum lagi dengan nuansa latar yang berbeda
seperti kehidupan di atas kapal uap besar. Di atas kapal juga terjadi interaksi sosial antar penumpang
kapal. Juga terdapat fasilitas-fasilitas umum seperti kantin, masjid, dan tukang jahit kapal.

Diceritakan mengenai keluarga Daeng Andipati yang terdiri orang tua, seorang pembantu rumah
tangga, serta dua anak yang mengikut perjalanan haji ini, yakni Anna dan Elisa. Mereka menjalani
lamanya waktu perjalanan haji dengan riang gembira. Seakan tidak pernah mengerti tentang apa
yang terpendam di hati Daeng, ayah mereka.

Ada pula tokoh yang bernama Ambo Uleng. Dia adalah seorang pelaut. Hampir seluruh hidupnya
dihabiskan di atas lautan. Ambo Uleng rupanya menuruni sifat ayahnya yang seorang pelaut juga. Ia
menaiki kapal Blitar Holland tidak dengan tujuan apapun. Tidak untuk bekerja, mengumpulkan uang,
atau apapun. Ia hanya ingin pergi sejauh-jauhnya meninggalkan tanah Makassar yang ia jalani
melalui kisah pilunya.

Di sisi lain, ada seorang keturunan Cina. Ia sering mengajari ngaji anak-anak di mushola kapal
sepanjang perjalanan haji. Anak-anak biasa memanggilnya Bonda Upe. Bonda Upe ini rupanya
sedang memendam masa lalunya sebelum memeluk Islam. Hingga tiap malam ia selalu menangisi
dosa-dosanya yang dulu.

Dari sini pula diceritakan Gurutta Ahmad Karaeng, ulama tersohor asal Makassar yang mengikuti
perjalanan haji. Beliau rutin melaksanakan solat berjamaah bersama penumpang lain. Secepat itu
pula Gurutta meminta izin kepada kapten untuk mengadakan pengajian di atas kapal. Beliau adalah
sosok yang selalu memberikan jawaban terbaik atas pertanyaan orang-orang. Namun ternyata ia
sendiri telah memendam lama sebuah pertanyaan yang tak mampu seorang pun menjawab

Kelebihan dan kekurangan buku

Adapun kelebihan buku ini adalah alur ceritanya yang begitu menarik dan mengalir untuk dibaca.
Juga menyajikan nuansa latar yang berbeda. Yakni peristiwa kehidupan yang terjadi di atas kapal
ibarat kapal uap besar itu adalah sebuah kampung. Sedang kekurangan buku ini terletak pada
sampul buku yang kurang begitu menarik. Tidak sebanding dengan isinya yang begitu menarik untuk
dibaca.

Contoh Resensi Buku Ayah


Judul: Ayah

Penulis: Andrea Hirata

Penerbit: Bentang Pustaka
Terbit: Mei 2015

Tebal: 412 halaman + xx

Setelah lama tak kedengaran, Andrea Hirata muncul lagi dengan novel barunya,Ayah. Dua minggu
sebelum buku ini resmi terbit tanggal 29 Mei, saya sudah mendapatkannya duluan (jangan tanya

dapat dari mana).   Saya langsung membacanya dan tamat dalam 5 hari. Kalau saja saya
lagi nggak banyak kerjaan, mungkin satu-dua hari juga beres.

Awalnya saya agak takjub melihat buku ini: kover depan dan beberapa halaman awal
dipenuhiendorsement dari berbagai media dan penulis berbagai negara. Padahal novel ini bahkan
belum terbit di Indonesia (waktu saya baca)! Tapi kemudian saya kecele. Semua puja-puji itu bukan
untuk Ayah, melainkan untuk Laskar Pelangi … hehehe! Kesannya kok Ayah seperti kurang percaya
diri, sampai-sampai harus menggunakan endorsementLaskar Pelangi  yang jumlahnya berjibun itu.
Di kover belakang pun tidak ada sinopsis Ayah. Yang ada adalah biografi singkat penulisnya—ini pun
juga ada di kover dalam bagian depan. Padahal, tanpa semua itu pun Andrea sudah punya
pembacanya sendiri. Tapi ya sudahlah …

Ayah masih menggunakan Belitong sebagai latar cerita utama. Ceritanya tentang empat sahabat
bernama Sabari, Ukun, Tamat, dan Toharun. Keempatnya bersekolah di sekolah yang sama. Andrea
membangun kisah dengan menceritakan keseharian keempat sahabat itu dan latar belakang
keluarganya masing-masing.

Mirip dengan tokoh-tokoh di Laskar Pelangi, masing-masing dari keempat sahabat tadi punya
karakter yang unik. Tak jarang mereka juga begitu polos dan naif, namun kadang bisa cerdas juga.
Bagian ketika Andrea menceritakan masa sekolah anak-anak ini hingga lulus mendapat porsi
terbanyak dalam buku. Menurut saya bagian ini cukup asyik. Humornya sangat khas Andrea.

Sabari diceritakan jatuh cinta sejak SMP pada seorang gadis bernama Lena. Walau gadis itu tak
pernah memedulikannya, Sabari tak pernah menyerah. Ia kerap memajang kertas berisi puisinya
untuk Lena di majalah dinding sekolahnya. Sesekali, gadis itu membalas, juga lewat mading.

Singkat cerita, ketika sudah dewasa pun, Sabari tetap tak bisa melupakan Lena. Suatu hari, ia
mendengar kabar bahwa Lena hamil di luar nikah. Saat itu Sabari bekerja di pabrik batako milik
Markoni, ayah Lena. Sabari pun mau saja ketika diminta menikahi Lena, demi menyelamatkan nama
baik Markoni yang kurang akur dengan Lena itu.

Anak lelaki yang kemudian lahir dari rahim Lena itu kemudian diberi nama Zorro oleh Sabari.
Pasalnya, bocah itu ketika diberi boneka Zorro tak mau melepasnya. Sabari sangat menyayangi
Zorro. Dia ingin memeluknya sepanjang waktu, terpesona melihat makhluk kecil yang sangat indah itu
dan seluruh kebaikan yang terpancar darinya. Tiap malam, Sabari susah susah tidur lantaran
membayangkan bermacam rencana yang akan dia lakukan bersama anaknya jika besar nanti. Dia
ingin mengajaknya melihat pawai 17 Agustus, mengunjungi pasar malam, membelikannya mainan,
menggandengnya ke masjid, mengajarinya berpuasa dan mengaji, dan memboncengnya naik sepeda
saban sore ke taman kota.
Dia juga Ikhlas ketika Lena bahkan tak mau tinggal bersama mereka. Beberapa tahun kemudian Lena
malah minta cerai dan menikah lagi hingga tiga kali, bahkan akhirnya mengambil Zorro dari Sabari.
Pelan-pelan, Sabari mulai tampak seperti orang gila dalam penampilan dan tingkah laku. Dua
sahabatnya, Ukun dan Tamat, lama-lama tak tahan melihat Sabari seperti itu, sehingga akhirnya
mereka memutuskan menjelajahi Sumatra demi menemukan Lena dan Zorro dan membawa mereka
kembali.

Berhubung biasanya orang tidak suka dikasih spoiler saat baca resensi buku, saya juga nggak akan
memberitahu akhir kisahnya, dong. Bagi saya, ending-nya agak mudah ditebak, soalnya tokoh yang
sering diceritakan di awal tidak muncul lagi di tengah cerita, hingga akhirnya nongol di akhir cerita,
dengan nama yang berbeda.

Novel Ayah ini terbagi dalam bab-bab pendek, sehingga pembaca bisa dengan enak mencicil

baca.    Di beberapa halaman akhir juga disertakan informasi soal buku-buku Andrea yang
sudah dan akan terbit, baik di Indonesia maupun terjemahan Laskar Pelangidi negara-negara lain.

Gila juga, ya … 

Anyway, saya suka gaya tulisan Andrea yang khas dan lugas. Novel kali ini juga tidak menggelar
glorifikasi soal kesuksesan studi di luar negeri. Para tokohnya bahkan tetap kere dan tidak
berpendidikan tinggi hingga akhir cerita. Tapi kisah Sabari yang sangat tulus mencintai anaknya
(yang bukan kandung), kesetiakawanan para sahabatnya, dan humor rasa Melayunya menjadi
magnet kuat dalam Ayah. Walau ada beberapa bagian cerita yang menurut saya nggak penting
banget dan melebar ke mana-mana, misalnya bagian tentang Australia itu

Resensi Buku London


Judul       : London: Angel

Penulis    : Windry Ramadhina

Penerbit  : Gagas Media

Cetakan  : Cetakan pertama, 2013

Tebal      : x+ 330 halaman

ISBN     : 979-780-653-7

Well, aku baru selesai baca novel London karya Windry Ramadhina.  Sebenernya ini adalah buku
kedua Windry yang aku baca. Sebelumnya, aku cukup terpukau dengan novel Montase. Ceritanya
bener-bener mengalun, bikin tenggelam dalam lautan kegalauan. Bhak! :”) Makanya aku penasaran
dengan karya-karya Windry yang lainnya.

Kembali ke novel London. Novel itu bercerita tentang persahabatan antara Gilang dan Ning. Awal
cerita memang terkesan klise. Banyak banget cerita tentang sahabat jadi cinta. Ning, adalah sahabat
Gilang sejak kecil. Mereka tinggal bersebelahan, jendela kamar mereka saling berhadapan, semacam
video klip You Belong With Menya Taylor Swift gitu deh.  Seiring berjalannya waktu, mereka tumbuh
dewasa. Gilang yang belajar teknik mati-matian, akhirnya memiliki takdir di bidang sastra. Dia bekerja
sebagai editor sekaligus penulis. Dia memiliki empat sahabat, yaitu Hyde, Dee, Dum, dan Brutus.
Brutus adalah teman sekamar indekosnya.

Awal cerita, mereka sedang berada di pub. Layaknya orang dewasa, perbincangan tentang
pernikahan selalu jadi topik pembicaraan yang nggak ada habisnya. Mereka saling menanyakan
pasangan. Hyde akan menikah dalam waktu dekat. Gilang teringat Ning yang sekarang berada di
London. Ia meneruskan kuliah seni dan memutuskan untuk bekerja di sana.  Keempat sahabat Gilang
menantangnya untuk menyusul Ning ke London. Semua persiapan keberangkatan Gilang ke London
disiapkan oleh mereka, termasuk penginapan.

Pada saat penerbangan, ia duduk berdampingan dengan seseorang yang sedang memperjuangkan
cintanya juga. Gilang menjulukinya V, karena dia mirip dengan V pada film V for Vendetta. V pergi ke
London untuk menyelamatkan pernikahannya yang nyaris hancur.

Gilang tiba di London saat musim hujan. Semangatnya yang menggebu harus ditahan karena
ternyata Ning tidak ada di indekosnya ketika Gilang tiba. Menurut tetangganya, Ning suka pergi
beberapa hari, tapi dia pasti kembali. Gilang tak hilang arah, akhirnya ia memutuskan untuk
berkeliling London. Ed, pegawai restoran Medge merekomendasikan untuk pergi naik London Eye,
salah satu ikon kota London yang terkenal. Tiba di sana, gerimis turun. Gilang baru menyadari bahwa
ia phobia ketinggian, tetapi seorang gadis misterius memberikannya sebuah payung merah. Gadis itu
menarik Gilang untuk naik London Eye. Gilang tak bisa menolak. Ketika mereka turun, hujan mulai
reda. Gilang berniat membeli kopi untuk mereka berdua. Namun ketika kembali, gadis itu menghilang,
hanya tertinggal payungnya saja. Gilang menjulukinya Goldilocks.

Selebihnya cerita berlangsung monoton, mungkin karena ingin mengekspos kota London, fokus cerita
jadi agak kabur. Ditengah-tengah cerita terlalu banyak memaparkan kota London tanpa menceritakan
kemana perginya Ning. Pembaca hanya diajak berputar-putar membahas kota London, bahkan
karya-karya sastranya juga. Tapi menurutku, sebagai anak sastra, itu adalah hal yang bagus, kan jadi
nambah pengetahuan hehe. Selain itu, penulis juga bisa meramu kata dengan baik, jadi meski pun
seolah-olah kita baca yellow pages, tapi kita semakin penasaran sebenarnya kemana Ning dan siapa
gadis misterius itu.

Restoran Medge membuat Gilang betah, selain sudah mengenal pemilik dan pelayannya dengan
baik, di restoran tersebut terdapat banyak buku. Salah satu pengunjung lainnya adalah Ayu, gadis
asal Indonesia. Ayu pemburu buku-buku sastra klasik.

Suatu hari Ning kembali, dia datang ke restoran Medge dan bertemu dengan Gilang. Keduanya
merasa senang. Ning mengajaknya pergi ke galeri. Disana ia bertemu dengan Finn, seniman patung
yang sangat dikagumi oleh Ning. Gilang menangkap tatapan Ning bukan lagi tatapan kekaguman,
tapi tatapan cinta. Gilang meninggalkan Ning untuk melihat-lihat souvenir. Hujan turun lagi. Ia melihat
Goldilocks berada di kerumunan orang, tetapi ketika ia mengejar, gadis itu menghilang. Gilang
dikagetkan oleh kehadiran V. Ia berniat meminjam payung merah yang dipakai oleh Gilang. V berjanji
akan mengembalikan payung itu dalam waktu beberapa menit, tapi setelah ditunggu berjam-jam dia
tak kembali.

Gilang berniat mengganti payung itu, dia pergi ke sebuah toko payung. Pemilik toko bercerita tentang
malaikat yang turun ke bersama hujan. Gilang teringat pada Goldilocks. Setelah membeli payung
dengan harga selangit, V mengembalikan payung pada Gilang, ternyata payung tersebut menjadi
perantara sehingga V dan istrinya rujuk kembali. Gilang yang awalnya pesimis takut ditolak Ning, jadi
kembali bersemangat. Masalahnya, dulu Gilang dan Ning bersahabat dengan seorang laki-laki, dia
menyukai Ning. Tapi ketika laki-laki itu menyatakan cinta, Ning malah menjauh. Gilang takut hal itu
terjadi padanya.

Ketakutan itu bikin Gilang kalaf, dia mabuk. Di bar dia bertemu Mister Lowesley, rupanya Mister
Lowesley juga lagi galau, soalnya dia udah nunggu Madam Ellis bertahun-tahun, sampe umurnya
setengah abad. Haffff menunggu emang menyebalkan ya? :”) Meski pun udah tua, Mister Lowesley
punya nyali lebih besar dari Gilang. Dia ke restoran Medge keesokan harinya dan bikin keributan.
Setelah Mister Lowesley bikin kacau, dia minta maaf pada Madam Ellis, tapi Madam Ellis tetap keras,
hatinya tetap untuk George (suaminya yang meninggal lima tahun lalu). Ceritanya Madam Eliis ngga
bisa move on.

Hujan turun lagi, Mister Lowesley pergi entah kemana. Madam Ellis mulai khawatir, akhirnya Gilang
mengantar Madam Ellis menemui Mister Lowesley ke tempat bermainnya waktu kecil. Berkat payung
merah itu, Madam Ellis menerima cinta Mister Lowesley. Keyakinan Gilang akan cintanya semakin
kuat. Ia bertekad untuk menyatakan cintanya pada Ning. Awalnya Ning ragu-ragu, tapi akhirnya dia
menerima. Gilang merasa bersalah, ia tahu Ning nggak cinta dia. Akhirnya Gilang nggak
memaksakan lagi perasaannya. Cerita nggak selesai sampe sana. Ada bagian terakhir sebelum
epilog yang aku suka, yaitu pas bagian Goldilocks. Goldilocks itu bernama Angel. Ada quotes favorit
yang akhirnya menyadarkan aku kalau semua orang berhak untuk bahagia dengan caranya masing-
masing.
“Tidak ada yang terenggut. Setiap orang punya keajaiban cintanya sendiri. Kau hanya belum
menemukannya.”

Cerita berakhir dengan bertemunya Gilang dengan Ayu. Saat itu hujan turun, mereka harus pergi ke
Heatrow, akhirnya Gilang menawarkan memakai payung merah berdua. Sejak saat itu, Gilang
merasa nyaman berada di dekat Ayu. Sebenernya banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari novel
ini. Pertama, tentang pentingnya persahabatan. Bukan persahabatan Ning dan Gilang, tapi
persahabatan Gilang dan keempat temannya. Mereka benar-benar teman yang peduli. Kedua,
tentang kesabaran. Penantian Mister Lowesley yang panjang pasti dibarengi dengan kesabaran.
Sekeras apapun hati orang lain, jika kita tulus mencintainya seiring berjalannya waktu, hatinya akan
luluh juga. Lagi-lagi masalah waktu haha. Ya tinggal pilih aja, mau nunggu bertahun-tahun dengan
rindu yang menyiksa, atau pergi dan menemukan pengganti.  Selain kesabaran, yang ketiga adalah
kesetiaan. Kesetiaan juga banyak diajarkan oleh Mister Lowesley, dia memang penunggu yang
tangguh.

Bacaan ini cocok buat yang baru ditinggal orang yang disayang wkwkw. Ungkapan perpisahan
adalah awal dari pertemuan  dibuktikan oleh novel ini. Sebenarnya kita tak perlu khawatir, cara terbaik
bukan memaksakan, tapi merelakan dia bahagia. Bukankah kebahagiaan dia adalah kebahagiaanmu
juga? Bullshit emang, tapi cuma keikhlasan cara kita mengobati rasa kecewa.
TULISAN : RESENSI NOVEL TELL YOUR FATHER, I
AM MOSLEM

IDENTITAS BUKU

Judul Buku Tell Your Father, I Am Moslem : Ketika Hati Harus Melawan
Logika
Pengarang Hengki Kumayandi
Penerbit Wahyu Qolbu

Redaksi Jl. Moh. Kahfi II No. 12, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan

Tahun Terbit Cetakan Pertama, Januari 2014


Tebal Buku ix + 259 halaman
Ukuran Buku 12,7 x 19 cm
Harga Buku Rp. 39.950

KEPENGARANGAN

Latar Belakang Pengarang


Hengki Kumayandi terlahir sebagai anak negeri Lintang Empat Lawang Sumatera merupakan
mahasiswa lulusan Universitas Malaysia Serawak. Selain menulis, ia juga aktif didunia teater.
Saat ini penulis meninggalkan dunia mengajar untuk bekerja disebuah perusahaan yang terletak
di Kuching Serawak, Malaysia, serta aktif dikegiatan komunitas kepenulisan PNBB (Proyek Nulis
Buku Bareng), Mesra (Menulis Bersama Gratis), dan Diskusi Fiksi Menulis Fiksi Universal Nikko
Mayoko Aiko. Beberapa cerpennya pernah dimuat dimajalah-majalah. Saat ini, sambil bekerja,
penulis juga sedang giat menulis novel. Ada tiga novel yang mendapat sambutan hangat dari
pembaca yang pernah ia bagikan diblog dan note Facebook, yaitu Novel Vermiste, Tell Your
Father I Am Moslem, dan Bram Sang Guru Muda.

https://www.facebook.com/TellYourFatherThatIAmAMoslem/posts/255764651216629

SINOPSIS

Ketika cinta telah menjatuhkan pilihannya maka ia akan begitu tulus mencintai, tanpa syarat.
Tidak peduli berbeda suku, agama, ataupun status sosial. Namun, kenyataan sering berbicara
lain. Ketulusan cinta hanya akan menjadi kenyataan getar manakala takdir Ilahi berkehendak
lain.

David
“Aku sangat bahagia ketika kau bersedia menjadi kekasihku, walau tak boleh sedikitpun aku
menyentuhmu. Sayang, keyakinan yang kau miliki tak sama dengan keyakinanku, Maryam.
Orangtuaku juga orangtuamu tak setuju jika kita bersatu.”

Maryam
“Aku belum pernah merasakan cinta sehebat dan sedahsyat itu. Kaulah cinta pertamaku, dan aku
bahagia bisa mencintaimu. Tapi sayang, kebahagiaan ini begitu singkat. Kebahagiaan ini tidak
lebih seperti kupu-kupu yang sangat singkat hidupnya menikmati keindahan bunga-bunga di
taman.”

Novel Tell Your Father I Am Moslem merupakan sebuah novel karya Hengki Kumayandi yang
secara umum, penulis mengisahkan tentang percintaan dua remaja dengan latar belakang
budaya dan keyakinan yang berbeda. Kedua tokoh remaja sekaligus tokoh utama tersebut
adalah :

 David, seorang anak lelaki berkulit cerah, berambut ikal pirang pendek, hidungnya kecil
dengan bibir tipis berwarna merah muda, dan merupakan anak angkat seorang pastur.
 Maryam, gadis berwajah cerah, hidung mancung, serta alisnya yang tebal dan nyaris
menyatu yang juga merupakan puteri satu-satunya dari seorang Duta Besar Uni Emirat
Arab.

Pada mulanya, sang tokoh David ingin mendukung aksi teman-temannya, yaitu melakukan
pengusiran siswi berkerudung dari sekolahnya. Hal ini dikarenakan sejak peristiwa serangan 11
September 2001 di gedung putih, semua warga Amerika mem-black list umat muslim. Tak
terkecuali David. Baginya, semua muslim adalah teroris. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya,
dimana David yang merupakan seorang anak lelaki nasrani  berkebangsaan Amerika jatuh cinta
dengan Maryam, siswi berkerudung tersebut. Tentunya hal ini membuat pergolakan hati kedua
remaja yang berbeda keyakinan dan budaya hingga konflik demi konflik terjadi dimana ayah
Maryam sangat membenci hubungan mereka. Menurutnya, David dan Maryam ibarat air dan
minyak, mereka tidak akan mungkin bisa disatukan. Namun, betapa indahnya karunia Tuhan,
David dan Maryam akhirnya dipersatukan dalam naungan Ilahi yang lebih indah dan kokoh.
Seindah langit senja di kota Washington DC yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan Novel :

 Alur cerita dan bahasa yang digunakan cukup sederhana sehingga mudah untuk
dipahami.
 Bahasa kiasan yang digunakan sangat bagus.
 Latar tempat kota Washington DC sangat menarik.
 Novel ini disusun dengan balutan dialog-dialog yang cukup berhasil membuat emosi para
pembacanya menyelami perasaan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya, kemudian dialog-
dialog itu pula memberikan pembelajaran bagaimana kita berkomunikasi dengan orang-
orang yang kita cintai ketika ada hal-hal yang bertentangan dengan pikiran, pendapat,
dan keyakinan.
 Kita juga dapat mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya.

Kekurangan Novel :

 Tidak disertai ilustrasi gambar.


 Ada beberapa kesalahan dalam pengetikan.
 Terdapat beberapa kata yang tidak dimengerti.

SARAN

Berdasarkan kekurangan yang telah dikemukakan maka ada baiknya jika novel ini disertakan
ilustrasi gambar agar lebih menarik lagi, lebih teliti lagi dalam pengetikan, dan berikan
penjelasan terhadap kata-kata yang tidak dimengerti atau menggunakan kata alternatif lain yang
mudah dimengerti.

Resensi novel Tell Your Father, I Am Moslem ini hanya mengisahkan sebagian kecil cerita yang
tersimpan di dalamnya. Jadi, ada baiknya Anda membeli dan membaca langsung agar bisa
memetik hikmah yang lebih dalam karena novel ini sarat akan makna kehidupan yang sangat
bagus untuk kalangan remaja.
Resensi : Tell Your Father I’m Moslem

Judul : Tell your Father I'm Moslem


Ketebalan : 159 Halaman
Penerbit : Pustaka Hanan (E-Book)
Pengarang : Hengki Kumayandi
Harga : Rp38.000,00

Sinopsis :

    Ketika cinta telah menjatuhkan pilihannya, maka ia akan begitu tulus mencintai,
tanpa syarat, tidak peduli berbeda suku, agama, ataupun status sosial. Namun,
kenyataan sering berbicara lain. Ketulusan cinta hanya akan menjadi kenyataan getir,
manakala takdir Ilahi berkehendak lain.

David

"Aku sangat bahagia ketika kau bersedia menjadi kekasihku, walau tak boleh sedikitpun
aku menyentuhmu. Sayang, keyakinan yang kau miliki tak sama dengan keyakinanku,
Maryam. Orangtuaku juga orangtuamu tak setuju jika kita bersatu.”

Maryam

“Aku belum pernah merasakan cinta sehebat dan sedahsyat ini. Kaulah cinta
pertamaku, dan aku bahagia bisa mencintaimu. Tapi sayang, kebahagiaan ini begitu
singkat. Kebahagiaan ini tidak lebih seperti kupu-kupu yang sangat singkat hidupnya
menikmati keindahan bunga-bunga di taman.”
____

"Kau tahu, apa yang membuat Nabi Muhammad selalu tenang dalam menghadapi masalah
dalam hidupnya? Rahasianya cuma satu, Maryam. Karena beliau selalu menjaga cintanya
pada Allah. Beliau tidak pernah melebihkan cintanya pada siapapun selain-Nya.
Berhentilah menangis. Jangan sampai cintamu itu membuat Allah berpaling darimu,
Maryam."
____

Aku pecinta cerita HC Anderson. Dan buku ini seperti cerita HC Anderson versi Islami,
Subhanallah... Indah sekali. Kisah cinta berliku David - Maryam bakal jadi tuntunan
bagi pembaca yang -mungkin- sedang mengalami problem serupa.. Dan kekuatan cinta
selalu bisa mengalahkan segalanya. Meski mengusung tema perbedaan keyakinan tapi
novel ini jauh dari kesan SARA. Salut buat penulisnya. [Adnan Buchori, penulis buku
Genk Kompor Series]
Resensi :

Buku ini mengankat tentang hubungan kasih remaja yang berbeda keyakinan, di dalam
buku ini saya tidak menemukan isu dimana penulis menentukan Islam sebagai agama
yang lebih baik daripada agama Kristen melainkan setara.

Kisah dalam novel ini berpusat dari perasaan cinta dua remaja yaitu Maryam dan David
serta sikap orang disekitar mereka terhadap hal itu, David adalah seorang Katholik
sedangkan Maryam adalah seorang muslim. Yang paling banyak diceritakan adalah sikap
dari keluarga Maryam. Bahkan saat mengetahui kedekatan Maryam dengan David, ayah
Maryam sangat marah, hingga kemudian menjodohkan Maryam dengan Khaled, anak dari
sahabatnya, Mulailah perjuangan berat mereka untuk mendapatkan restu dari orang tua
mereka.

Kelebihan Buku ini ringan namun nilai di dalamnya cukup berat. Tidak mudah
menghadirkan kisah cinta beda agama dengan bijak tanpa meninggikan salah satu
agama. Buku ini juga mengajarkan tentang toleransi sesama manusia. Tentang agama
yang seharusnya salimg mmenghormati bukan membenci.

kekurangan buku ini adalah terlalu serius untuk kisah cinta anak sekolahan, sampai
hampir mau mati. Ditambah lagi ending yang terlalu gampang ditebak dan kaidah
penulisan yang bikin kurang nyaman.

Tapi secara keseluruhan Novel ini masih terbilang bagus. Karena jarang ada Novel yang
bisa Mengangkat cerita tentang perbedaan dengan bijak tapi nggak menggurui.
Tell Your Father, I am Moslem - Hengki Kumayandi

Judul : Tell Your Father, I am Moslem


Penulis: Hengki Kumayandi
Penerbit : WahyuQolbu
Penyunting : Mashur El-Mubarok
Penata letak : Tri Indah Marty
Desainer sampul : Kiki Maryana
Terbit : Januari 2014
Tebal : 259 hlm
ISBN : 979-795-812-4
Rating: 4/5

“Apakah Muslim dan Nasrani itu tidak bisa saling mencintai, Ayah?”

Rushel menemukan seorang bayi di muka pintu gereja. Seseorang telah meninggalkannya disana
dan tak kunjung kembali untuk mengambilnya. Ia membawanya masuk dan menamainya David
Stuart. Bayi laki-laki itu tumbuh menjadi seorang pria yang tampan dan disenangi teman-teman
disekolahnya. David juga mendapat kasih sayang yang cukup dari Pastor Rushel dan biarawati yang
tinggal di gereja.  

Sampai tiba suatu hari ia bertemu dengan seorang murid baru sekolahnya, seorang gadis muslim
yang sangat jelita. Gadis itu begitu memikat hati dan hanya dengan melihatnya David merasakan hal
yang berbeda pada gadis itu, pada perasaannya. David menyadari selama ini ia tidak merasakan
kebahagiaan yang sesungguhnya. Maryam, gadis itu yang mampu membuatnya bahagia dan jatuh
cinta pada pandangan pertama.

Maryam terpaksa harus mengikuti ayahnya yang bekerja sebagai Duta Besar Uni Emirat Arab untuk
tinggal di Amerika. Sebenarnya Maryam tidak ingin untuk ikut, tapi mengingat betapa kerasnya
pendirian sang ayah ia merasa tidak punya pilihan untuk menolak. Ayahnya mendidik Maryam
dengan nilai-nilai islam yang kuat.  Segala hal yang menyangkut urusan anak semata wayangnya
menjadi tanggung jawabnya termasuk urusan berhubungan dengan lawan jenis. Salah berbuat sedikit
akan menimbulkan dosa. Tapi apakah sang ayah akan terus mengekang sang anak? Ayah Maryam
tidak pernah berpikir bagaimana jadinya jika Maryam akan jatuh cinta pada seseorang pria yang
bukan berasal dari kaumnya.
Hari pertama bersekolah di sekolah umum di Amerika menjadi tantangan besar untuk Maryam.
Seluruh siswa di kelasnya menuduh dirinya sebagai teroris dan dianggap akan mengancam
keamanan sekolahnya. Hanya ada satu murid pria yang mau tetap masuk ke kelasnya dan
mempercai dirinya, priaitu bernama David Stuart. Hati Maryam seketika luluh saat mengetahui David
membelanya di depan teman-temannya dan meyakinkan bahwa Maryam bukan seorang pembawa
teror. Dengan senang hati David juga menawarinya makanan saat istirahat. Tapi Maryam tidak bisa
berbuat apapun, bahkan untuk menatap David pun ia tidak sanggup. Perasaan takut akan bedosa
yang menahan dirinya untuk tidak mengakui bahwa Maryam telah jatuh cinta pada David.

“Aku mencintaimu. Apakah juga butuh waktu empat puluh tahun bagi Tuhanmu untuk mengampunimu jika aku
mencintaimu? – David

Perasaan cinta diantara mereka tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Bahkan dengan
keislaman yang dimiliki Maryam tetap tidak mampu membendung perasaan cinta yang gadis itu
pendam sejak pertama kali bertemu dengan David. Walau adanya perbedaan keyakinan yang dimiliki
keduanya, Maryam tetap menerima cinta David dan menjadi sepasang kekasih dengan syarat pria itu
tidak boleh menyentuhnya.

Hari berikutnya hubungan keduanya berjalan semakin indah. David dengan sabar menyakinkan
dirinya untuk tidak menyentuh Maryam dan senantiasa menjaga gadis itu. Hanya satu yang mengusik
hubungan keduanya yaitu keberadaan ayah Maryam yang tidak senang dengan keberadaan David.

Tidak butuh waktu lama sang ayah dapat mengendus hubungan David dan Maryam. Kemudian
Maryam dipindahkan kesekolah muslim untuk menjauhkan hubungan keduanya. Tapi dengan usaha
keras meyakinkan sang ayah Maryam berhasil kembali ke sekolah sebelumnya. Namun ada
konsekuensi yang harus diterima keduanya, Maryam dan David tidak akan bisa saling berbicara lagi.
Tapi ternyata menahan kerinduan itu sangat menyakitkan. Perlahan kerinduan diantara
mereka  semakin menyiksa. Hingga tiba suatu malam Davidmelakukan sebuah tindakan nekad dan
hal itu mengancam putusnya hubungan David dan Maryam.

Akankah hubungan berbeda keyakinan mampu dipertahankan? Buku ini akan membawamu pada sisi
terdalam ironi cinta.

“Pujilah nama Tuhan, Nak. Berdoalah padaNya. Mintalah pada Dia agar melepaskan rasa cintamu itu pada
Maryam. Dia bukan untukmu.” – Pastor Rushel
“Cinta kita mungkin salah,Maryam. Tapi Tuhan telah menumbuhkan cinta ini begitu dalam padamu. Aku akan
mencoba mengerti dan menerima bahwa kita tidak bisa bersatu.” - David

***

Buku dengan konflik yang dalam untuk sebuah kisah cinta remaja, begitulah kesan saat membaca di
awal cerita. Saat pertama memutuskan membaca kisah Maryam dan David, aku tidak menyangka
buku ini akan bercerita kisah cinta beda agama dari sudut mata remaja. Kesannya memang terlalu
dipaksakan tapi buku ini benar-benar mengkaitkan kisah antar tokohnya dengan kenyataansaat ini.
Pembaca akan di minta mengakui bahwa cinta pada pandangan pertama memang benar ada. Si
penulis menyatukan kedua tokoh utama dengan cara yang indah, lewat sebuah pemahaman bahwa
tidak seharusnya menilai seseorang dari tampilan luarnya saja. Sebuah pemahaman yang masih sulit
ditemukan di masa seperti ini.

Yang aku sukai dari buku ini adalah cara penulis menyeimbangkan pandangannya tentang kedua
agama yang dianut tokoh-tokoh didalamnya. Penulis bersikap netral dengan menunjukkan nilai-nilai
dan beberapa kesamaan yang dimiliki kedua agam tersebut. Tidak ada agama mana yang
ditonjolkan, jadi buku ini bisa dibaca oleh kalangan manapun tanpa menyinggung keyakinan masing-
masing.

Hal lainnya yang membuat buku ini sangat menarik untuk dibaca adalah perjuangan kedua tokoh
utama dalam mempertahankan hubungan mereka. Mulai dari penentangan dari pihak keluarga dan
ketidak pastian hubungan keduanya di usianya yang masih remaja.  

Fokus cerita dalam buku ini adalah pada konflik perasaan Maryam dan David dalam menjalani
hubungan mereka dan peran orang-orang terdekat dalam lika-liku hubungan keduanya. Tokoh yang
sangat berpengaruh dalam cerita ini adalah ayah dari Maryam. Ayah Maryam yang sangat otoriter
dan menjunjung tinggi agama mendidik Maryam dengan pengekangan. Saat mengetahui Maryam
menjalin hubungan dengan David ia segera menjodohkan Maryam dengan Khaled.

“Jika kau berkenan menjodohkanku dengan Maryam, tumbuhkanlah benih cinta di hati Maryam
untukku, yang tidak melebihkan cintanya padaMu. Tapi jika dia bukan untukku, buat hatiku ikhlas
untuk melepaskannya” – Khaled

Tapi sesempurna apapun tokoh yang bermain di dalamnya, buku ini masih perlu mendapat koreksi
yang penting.  

Buku ini lebih dominan memakai narasi untuk menceritakan isinya. Pemilihan diksi untuk dialog
maupun narasi didalamnya sering kali terasa tidak pas. Hal itu malah membuat sentuhan rasa sedih
buku ini kurang maksimal. Kesan yang didapat saat membaca buku ini menjelang pertengahan buku
mulai terasa membosankan karena kedua tokoh utama lebih banyak melakukan telling ketimbang
showing.  Aku juga merasakan upaya penulis membangun kedekatan emosional diantara tokoh
utamanya sangat kurang. 

Usaha si penulis untuk membangun kesan sedih dan tertekan dalam cerita sudah seharusnya di
acungi jempol. Tapi bagaimana jika pembaca terus disuguhi alur cerita yang melulu berisi ironi? Tentu
pembaca akan terganggu bahkan mungkin bosan. Perlu lebih diperhatikan bagaimana cara
mempermainkan emosi pembaca dengan tidak melulu bercerita tentang kesedihan.

Jujur saja menemukan buku dengan tema mengangkat cinta beda agama dan menggunakan sudut
pandang netral dalam bercerita sangat sulit. Buku yang penuh nilai toleransi dan arti sebuah keluarga
dalam mengajarkan anak sebuah prinsip keterbukaan. Tidak selamanya orang tua adalah benar dan
sistem mengekang anak adalah cara yang salah jika itu dimaksudkan untuk mendidik seorang anak.
Banyak sekali pengetahuan baru yang bisa di dapatkan dari buku ini. Selain itu kutipan dalam buku ini
cukup menyindir kehidupan beragama masa modern dan bisa menjadi bahan introspeksi diri.
Bagaimana seseorang bisa salah mengartikan sebuah agama hingga akhirnya menciptakan
diskriminasi bahkan memicu perang.

“Tuhan dimana keadilanMu? Kenapa si Amerika ini harus jatuh cinta pada gadis berkerudung itu?
Sebegitu berbedanya kah kami? Lalu kenapa kau menciptakan Amerika dan Arab, Islam dan Katolik?
Apakah agar kami bermusuhan? Tidak bisakah ini dibuat sederhana? Tidak bisakah kau menyatukan
kami dengan cinta? Tidak bisakah?

Untuk akhir kata, aku sangat menyukai novel ini. Kalau kalian punya kisah cinta yang mungkin hampir
sama dengan Maryam dan David, boleh kok tinggalkan ceritamu di kolom komentar di bawah ini. :)  

Aku ingin selalu mencintaimu


Meski perbedaan menghalangi kita 
Meski kita tak akan bisa saling memiliki 
Dan meski raga ini telah menjadi milik orang lain.
- Maryam
Tell Your Father, I am Moslem

Penulis: Hengki Kumayandi


Penyunting: Mashur El-Mubarok
Penata Letak: Tri Indah Marty
Desainer Sampul: Kiki Maryana
Penerbit: WahyuQolbu
Cetakan: Pertama, Januari 2014
Jumlah hal.: ix + 259 halaman
ISBN: 979-795-812-4
Ketika cinta telah menjatuhkan pilihannya, maka ia akan begitu tulus mencintai, tanpa syarat, tidak peduli
berbeda suku, agama, ataupun status sosial. Namun, kenyataan sering berbicara lain. Ketulusan cinta hanya
akan menjadi kenyataan getir, manakala takdir Ilahi berkehendak lain.

David
"Aku sangat bahagia ketika kau bersedia menjadi kekasihku, walau tak boleh sedikitpun aku menyentuhmu.
Sayang, keyakinan yang kau miliki tak sama dengan keyakinanku, Maryam. Orangtuaku juga orangtuamu tak
setuju jika kita bersatu.”

Maryam
“Aku belum pernah merasakan cinta sehebat dan sedahsyat ini. Kaulah cinta pertamaku, dan aku bahagia bisa
mencintaimu. Tapi sayang, kebahagiaan ini begitu singkat. Kebahagiaan ini tidak lebih seperti kupu-kupu yang
sangat singkat hidupnya menikmati keindahan bunga-bunga di taman.”
____

"Kau tahu, apa yang membuat Nabi Muhammad selalu tenang dalam menghadapi masalah dalam hidupnya?
Rahasianya cuma satu, Maryam. Karena beliau selalu menjaga cintanya pada Allah. Beliau tidak pernah
melebihkan cintanya pada siapapun selain-Nya. Berhentilah menangis. Jangan sampai cintamu itu membuat
Allah berpaling darimu, Maryam."
____

Aku pecinta cerita HC Anderson. Dan buku ini seperti cerita HC Anderson versi Islami, Subhanallah... Indah
sekali. Kisah cinta berliku David - Maryam bakal jadi tuntunan bagi pembaca yang -mungkin- sedang
mengalami problem serupa.. Dan kekuatan cinta selalu bisa mengalahkan segalanya. Meski mengusung tema
perbedaan keyakinan tapi novel ini jauh dari kesan SARA. Salut buat penulisnya. [Adnan Buchori, penulis buku
Genk Kompor Series]
***

Tidak menyadari bahwa dua buku terakhir yang saya baca adalah buku-buku Islami. Setelah sebelumnya
membaca Diorama Rasa (baca resensinya di sini). Saya langsung membaca buku Tell Your Father, I am
Moslem. Buku ini membuat saya tertarik karena pembicaraan di Group Beruq-Beruq di Facebook sempat
menyebut-nyebut karya ini.
Saat membaca pengantarnya pun saya mengenali sejumlah nama yang pernah berkomunikasi sebelumnya *most
of them are a writer*. Saya pun memulai membacanya dengan penasaran. Dan satu yang tidak saya duga,
ternyata novel ini tidak seberat yang saya sangka.

Dengan mengangkat cerita hubungan REMAJA *yup..remaja..saya juga gak menyangka*yang memiliki budaya
dan agama yang berbeda. David, anak laki-laki Amerika yang berusia 17 tahun jatuh cinta pada Maryam,
perempuan muslim dari Dubai. Maryam datang ke sekolah David sebagai siswi baru karena ayahnya ditugaskan
menjadi Duta Besar Uni Emirat Arab. Awalnya muncul kehebohan di sekolah David karena penampilan
Maryam yan berjubah dan berjilbab besar. Ia bahkan langsung dicap sebagai teroris.

David jatuh cinta pada Maryam sejak pada pandangan pertama. Maryam pun jatuh hati pada David karena
kebaikan David padanya dan karena David laki-laki pertama yang ia kenal secara dekat. Orang tua Maryam
sangat protektif dan terlalu mengatur hidup Maryam. Mereka tidak menyetujui kedekatan Maryam dengan
David.

David dan Maryam saling mencintai dan sudah menyampaikan kepada satu sama lain. Namun Maryam
mensyaratkan pada David untuk tidak menyentuhnya sama sekali. Syarat ini disanggupi David selama ia tahu
Maryam mencintainya. Menariknya ada satu moment di dalam novel ini dimana Maryam melemah dan meminta
David untuk memeluknya namun ditolak oleh David. David berkata,

“Aku tidak mau. Aku tidak mau melakukannya karena butuh empat puluh tahun bagi Tuhanmu untuk
mengampunimu. Bukankah kau sendiri yang bilang seperti itu padaku, Maryam?” (hal. 112)

Hm..membaca buku ini, meski mengankat tentang hubungan kasih remaja yang berbeda keyakinan, saya tidak
menemukan isu dimana penulis meletakkan Islam sebagai agama yang lebih baik daripada agama Kristen yang
dianut David. Bahkan saya langsung suka pada novel ini karena di awal, ayah angkat David yang seorang pastor
memberikan pembelaan pada kerudung. Saat itu David yang sedang sakit dijenguk oleh temannya dan mendapat
cerita tentang siswi baru yang menggunakan jubah dan kerudung yang mereka tuduh sebagai teroris. Pastor
tersebut langsung membela Maryam yang menyatakan bahwa perintah berkerudung pun ada di dalam Bibel. Hal
ini pun menjadi pengetahuan baru bagi saya (>_<). *ah, ini selalu menjadi hal yang paling menyenangkan dari
membaca. Mendapatkan informasi dan pengetahuan baru melalui sebuah cerita*

Kisah dalam novel ini berpusat dari perasaan cinta yang berkembang di antara Maryam dan David serta sikap
orang disekitar mereka terhadap hal itu. Yang paling banyak diceritakan adalah sikap dari keluarga Maryam.
Bahkan saat mengetahui kedekatan Maryam dengan David, ayah Maryam sangat marah, hingga kemudian
menjodohkan Maryam dengan Khaled, anak dari sahabatnya.

Setelah itu perjuangan keduanya dalam menghadapi perasaan cinta yang dalam di usia mereka yang masih muda
menarik diikuti. Bagaimana akhirnya mereka menghadapi keluarga masing-masing dan tetap saling
menghormati keyakinan masing-masing.

Buku ini ringan namun nilai di dalamnya cukup berat bagi saya. Tidak mudah menghadirkan kisah cinta beda
agama dengan bijak tanpa meninggikan salah satu agama. Buku ini juga mengajarkan tentang toleransi sesama
manusia. Tentang agama yang seharusnya bukan menjadi alasan untuk berperang. Dari buku ini juga sebuah
cerita tentang kondisi sebuah keluarga diangkat. Tentang keluarga Maryam yang dibangun di atas aturan Islam
namun tetap saja orang tua sebagai manusia pun bisa salah. Bahwa kadang demi menegakkan ajaran agama
orang tua malah bersikap egois dan malah mengekang.

Ini ada satu kalimat gugatan menarik yang teriakkan David di halaman 82. Ini menjadi bahan perenungan yang
menarik saat saya mencoba memaknainya. (^_^)
“Tuhan, di mana keadilan-Mu? Kenapa si Amerika ini harus jatuh cinta pada gadis berkerudung itu?
Sebegitu berbedanyakah kami? Lalu kenapa Kau menciptakan Amerika dan Arab, Islam dan Katolik?
Apakah agar kami bermusuhan? Tidak bisakah ini dibuat sederhana? Tidak bisakah Kau menyatukan kami
dengan cinta? Tidak bisakah?”
***

Dalam buku ini ada dua kekurangan yang ingin saya kritisi. Satu penggunaan kata “pastur” yang ketika saya
baca di applikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia seharusnya pakai kata “pastor”. Selain itu saya sempat dibuat
bingung. Di awal, kota yang disebutkan adalah Washington DC. Tapi belakangan malah pakai setting kota New
York. Nah ini termasuk inkonsistensi. Entah saya yang kurang paham atau ini memang luput dari editor
bukunya.

Tapi secara keseluruhan saya suka dengan novel ini. Mengangkat cerita tentang perbedaan dengan lebih bijak
tapi nggak menggurui. Ditunggu karya berikutnya ya kang Hengki Kumayadi.
Resensi Novel
INSYA ALLAH You’ll Find Your Way

1.      IDENTITAS BUKU

               : INSYA ALLAH  You’ll 


  Find Your Way
Kode Buku                 : 9797959074
Penulis                         : Hengki Kumayandi 
Harga   Buku               : Rp. 49.000,-
Ukuran                        : 13x20 cm 
Tebal                           : 352 halaman
Penerbit                       : Wahyu Qolbu
Edisi                            : Soft Cover
Kategori                      : Religius
Tanggal Terbit             : November 2014

2.      SINOPSIS NOVEL
Bersama Kesulitan, Selalu Ada Jalan Keluar
Kisah tentang tiga anak manusia dengan takdir kehidupan masing-masing.
Tentang Bram yang berjuang untuk bertahan hidup....
Tentang Fajrin yang begitu teguh dengan prinspinya....
Dan tentang Elis yang mencuri hati salah seorang di antara Bram dan Fajrin....
Ketiganya adalah sahabat sejati yang tengah mencari dan menentukan jati diri. Lalu,
bagaimana ketika cinta hadir di antara ketiganya?
Apakah persahabatan mereka masih tetap rekat? 
Dan bagaimana ketika persahabatan mereka harus terpisahkan oleh sebuah takdir?

Berikut ini merupakan sinopsis singkat mengenai novel tersebut :


         Ini kisah tentang perjalanan hidup seorang Mahasiswa bernama Bramudya Ilyas yang
berasal dari Sumatera Selatan merantau ke Jakarta untuk menyelesaikan studinya di
Universitas Pamulang Jurusan sastra dan bahasa Indonesia. Ia menjadi Yatim sejak ia duduk
di bangku SMK. Warung dan Kebun Kopi sepeninggalan ayahnya yang menjadi sumber
penghasilan keluarga Bram saat ini. Tapi, akhir-akhir ini Warung dan Kebun kopinya sedang
tidak produktif, sehingga keluarga Bram mengalami krisis Ekonomi. Listrik di rumah
Umaknya (Ibu) sudah nunggak dua bulan, Adiknya sampai menunggak bayaran sekolah dan
pengiriman uang untuk Bram pun tertunda. Padahal Bram sedang membutuhkan uang untuk
bayaran semesternya, sudah dua semester dia menunggak. Umaknya menyarankan agar Bram
mencari pekerjaan, tapi jika Bram tidak bisa, maka sawah sepeninggal ayahnya akan dijual
untuk membiayai kuliahnya.

Akhirnya Bram terpaksa memutuskan untuk mencari pekerjaan saja, ia tak mau sawah
sepeninggal ayahnya dijual, karena sawah sepeninggalan ayahnya adalah penambah
penghasilan keluarganya selain dari warung dan kebun kopinya. Bram berusaha untuk
membagi waktunya untuk bekerja dan kuliah, bagaimanapun ia tak mau putus kuliah hanya
karena cobaan seperti ini. 

Berawal dari pertemuan Bram dengan Pak Tris, gurunya semasa SMA dulu, Bram
mendapatkan tawaran pekerjaan mengajar di salah satu SMU yang berpredikat sangat
bermasalah dengan para siswanya. Bram tak punya pilihan lain, mengingat susahnya mencari
pekerjaan paruh waktu di kota besar. Dengan dorongan moril dari Elis, seorang yang diam-
diam disukai oleh Bram lebih dari sekadar sahabat, akhirnya Bram mantap untuk mengambil
tawaran mengajar dari Pak Tris tersebut.

Disitulah Bram mendapatkan tempaan hidup yang sesungguhnya. Ujian dan cobaan yang
berat datang bertubi-tubi. Mulai dari harus mengatasi murid-murid yang nakal dan suka
tawuran, hingga harus tetap membagi waktunya mengurus kuliah, masalah pribadi dan
masalah murid-muridnya tersebut. Ditambah lagi urusan hatinya yang tak menemukan titik
terang atas perasaan khususnya ke Elis. Malah dikira Fajrin pun mempunyai perasaan khusus
ke Elis, membuat Bram salah paham dan hampir saja mengganggu persahabatan mereka.

Tapi takdir kadang tak seindah angan. Segala sesuatu yang sudah direncanakan berjalan
tak sesuai keinginan. Bram harus berkali-kali menghadapi cobaan kehilangan orang-orang
yang dicintainya. Kehilangan jati diri dan semangat hidup dibuatnya.

3.      UNSUR INTRINSIK NOVEL

3.1 Alur
Maju-Mundur
 3.2    Sudut pandang
Orang pertama
3.3 Setting cerita
Novel ini berlatar cerita di Jakarta. Meskipun ini sebuah karya fiksi, setting cerita
ini nyata, membuat cerita menjadi lebih hidup. Ada beberapa tempat yang disebutkan,
seperti : Rumah kos, rumah Elis,  didalam angkutan umum, dihalte, rumah sakit, SMU Insan
Kamil, kios kecil, rumah Derryl,  pasar Ciputat, rumah Marcel, pasar Jum’at, Universitas
Indonesia, Komplek Pemakaman. Ada beberapa daerah yang disebutkan, seperti: Pamulang,
Ciputat, Lebak Bulus, Parung, Bintaro, Bekasi. Nama jalan seperti Jalan raya Pamulang,
Ciputat, Bukit  Cireundeu. Latar waktunya yaitu di pagi hari, siang hari, sore hari, malam
hari, dan dini hari. Latar suasananya yaitu senang, sedih, terharu, bingung, tegang.

3.4    Penokohan dan Perwatakan


a)  Bram
Nama lengkapnya Bramudia Ilyas. mahasiswa fakultas keguruan prodi sastra dan bahasa
Indonesia Universitas Pamulang. Perekonomian keluarga yang sedang menurun membuatnya
tergerak untuk mencari pekerjaan demi menyambung hidup, bertahan kuliah, meringankan
beban orang tua. Ayahnya, telah lama meninggal sejak ia duduk di bangku SMK kelas 3.
Sedangkan Ibunya, yang harus membiayai anak-anaknya.Bram berkarakter berkemauan
keras, memiliki semangat juang yang tinggi, sedikit pemalu, ceroboh, baik.

b)  Fajrin
Nama lengkapnya Muhammad Fajrin, biasa dipanggil Fajrin. Dia adalah
sahabatBram. Fisiknya digambarkan bahwa dia adalah pemuda yang berpostur tinggi,
berambut cepak dan berkulit putih . Karakternya baik, peduli, suka menolong, berpegang
teguh pada prinsip, senang membaca dan taat beribadah

c) Elis
Elis adalah gadis berkerudung asal Cianjur lulusan Pesantren Modern Gontor dan ia sekarang
kuliah di Universitas Indonesia. Secara fisik dia sangat cantik.Dia adalah tetangga dekat
Bram dan Fajrin. Wataknya baik, pemalu, peduli, menghormati dan menyayangi kedua
orang tuanya.

d)  Umi Elis


Dia adalah ibu dari Elis, dia sangat baik kepada Bram dan Fajrin  Karakternya adalah dia
tidak pelit, peduli bahkan sudah menganggap Bram dan Fajrin sebagai anak mereka.

e) Abi Elis
Dia adalah ayah dari Elis, dia juga sangat baik kepada Bram dan Fajrin  Karakternya adalah
dia tidak pelit, juga peduli bahkan sudah menganggap Bram dan Fajrin sebagai anak mereka.

f)  Marcel
Dia adalah salah satu murid SMU Insan Kamil. Memiliki fisik kurus, berkacamata.Ia sedang
mengidap penyakit kanker. Watak Marcel yaitu nakal, pesimis, susah bergaul dan sinis
kepada siapapun yang baru ia kenal.

g)  Derryl
Dia adalah salah satu murid SMU Insan Kamil. Memiliki fisik tampan, sombong, iri hati,dan 
tidak menghargai orang yang lebih tua  

h)  Nayyara
Murid SMU Insan Kamil yang menjadi primadona dikelas XI IPA dan termasuk cewek idola
di SMU nya. Memiliki fisik yang cantik dan berwatak genit.

i) Sylla
Dia adalah salah satu murid SMU Insan Kamil yang sering tertidur dikelas pada saat jam
pelajaran. Memiliki watak tidak memperdulikan apa yang dikatakan oranglain tentangnya,
dan memiliki pekerjaan sebagai pengamen untuk makan dan membiayai sekolahnya.

j) Edo
Dia adalah salah satu murid SMU Insan Kamil. Memiliki fisik yang tinggi besar dan kulitnya
hitam legam dengan wajah yang berbekas luka serta memiliki watak yang tak acuh, tidak
mehargai orang yang lebih tua dan sombong.

k)  Pak Tris


Guru ilmu ekonomi sewaktu Bram masih SMK di boarding school dan sekarang salah satu
guru di SMU Insan Kamil. Ia memiliki watak sederhana, ramah, baik,dan selalu memberikan
motivasi kepada murid-muridnya. 

l) Bu Veni
Salah satu guru SMU Insan Kamil. Memiliki watak yang baik, ramah dan tegas.

m) Nelwan dan Reddy


Mereka murid SMU Insan Kamil. Nelwan seorang ketua kelas di XI IPA sedangkan Reddy
Ketua Osis di SMU Insan Kamil mereka memiliki watak yang peduli terhadap teman, ramah
dan baik.

n)       Ayah Fajrin
Dia adalah ayah dari Fajrin . Memiliki watak baik, peduli dan sudah menganggap Bram
sebagai anaknya sendiri.

o)        Sulis
Dia adalah adik dari fajrin yang akan dijodohkan bersama Bram. Memiliki watak yang baik, patuh
terhadap perintah orangtua.

p)        Hafiz
Pria yang akan dijodohkan bersama Elis. Memiliki watak yang baik.
  
q)        El Humairah Salsabila
Dia adalah guru pengganti Bu Veni. Memiliki fisik cantik, wataknya tegas, baik, dan peduli.

3.5    AMANAT  DARI NOVEL


Pelajaran berharga yang terkandung dalam novel ini yaitu:
1). Kegigihan untuk mengahadapi masalah hidup ini
Hidup perlu diiringi rencana matang agar langkah yang diambil menjadi terarah dan menjadi memiliki
harapan. Satu hal yang pantas menjadi pegangan: tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Semua
sudah Tuhan sediakan, tinggal bagaimana manusia mencari jalan untuk mewujudkan
mimpinya.Dalam mencari jalan tersebut perlu perjuangan dan pengorbanan.

2). Semua permasalahan yang kita temui di dunia ini adalah atas kehendakNya, untuk menguji
iman kita
Melalui cobaan sebenarnya Tuhan sedang mengingatkan kita bahwa apa yang kita lakukan itu tidak
disukaiNya, Itu pertanda begitu sayang dan cintanya Tuhan kepada kita. Yang terpenting kita harus
tahu bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kuasa hambaNya, semua cobaan pasti ada
jalan keluarnya.

3).Ilmu didapat dari pengalaman


Pengalaman dan ilmu yang dimiliki jika disatukan akan membuahkan kebahagiaan. Puncaknya bisa
membuka satu tabir rahasia kasih Ilahi. Allah tidak akan menambah ilmu pengetahuan kepada
seorang hamba jika hamba itu tidak mau mengamalkannya.

4)   Saling Menghormati Orangtua


Kita sebagai anak harus menghormati orangtua, karena bagaimanapun merekalah yang sudah
membesarkan kita. Walaupun orangtuanya bukan orangtua kita, kita tetap harus
menghormatinya.
  
5)   Kokohnya Persahabatan
Persahabatan yang sangat lama membuat kita jadi semakin paham bagaimana karakter sahabat kita,
bagaimanapun masalah yang ada didalamnya, tali persahabatan harus tetap kokoh sampai
kapanpun.

4.      UNSUR EKSTRINSIK NOVEL

4.1 BIOGRAFI PENULIS


Hengki Kumayandi, penulis muda yang penuh semangat dalam berkarya. Tulisan-tulisan
yang penuh makna, inspiratif sekaligus memuat nilai-nilai religi di dalamnya.
Karya-karyanya banyak diterbitkan di media cetak antara lain Manusia Sebelah ( Radar
Banten ), Hutan Batu ( Radar Banten ), Caesar
 ( Malang Post ) , Pak Tua Dan Sang Domba ( Sumatera Ekspres ), Mengheninngkan Cinta ( Hai ),
Polietilena Do’a Kita ada Di Tangan Manusia ( Malang Post ), Janji Surga Di Tanah Malaysia ( Batak
Post ), dan lainnya termasuk beberapa buku  antologi.
Kini namanya mulai melejit berkat novel Tell your Father I’m Moslem terbitan WahyuQolbu.
Saat ini penulis aktif menjadi founder dikomunitas penulis : Kelas Online Bimbingan Menulis Novel
( Kobimo ) dan juga salah satu tim di Kinomedia Writer Academy.

5.      KEKURANGAN DAN KELEBIHAN NOVEL

5.1 Kekurangan
 Pencetakkan kurang maksimal sehingga masih ada tulisan yang tidak jelas.
5.2    Kelebihan
 Judul novel ini menarik sehingga membuat pembaca ingin mengetahui isi dari novel
tersebut              
 Novel ini banyak mengandung kata-kata yang mudah dimengerti
 Novel ini juga mengandung unsur religius
 Warna dan gambar pada cover sangat menarik

6.      PENUTUP

6.1 Kritik dan Saran :


 Seharusnya pada bagian percetakkan tulisan tercetak dengan jelas sehingga tidak menyulitkan
pembaca.
6.2 Kesimpulan:

Buku ini merupakan salah satu buku yang menceritakan tentang perjalanan hidup
seorang mahasiswa yang merantau ke Jakarta, dikarenakan krisis ekonomi yang melanda
maka ia harus bekerja sambil kuliah. Ia menemukan pengalaman dan teman hidup yang
sangat berharga.

Anda mungkin juga menyukai