Anda di halaman 1dari 9

Tugas hal 245

1. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat!


a. Unsur-unsur drama meliputi apa saja?
b. Adakah unsur yang berbeda pada drama dengan karya sastra yang lain,
seperti novel?
2. Kerjakan latihan berikut sesuai dengan instruksinya!
a. Perhatikanlah dengan baik teks drama di atas yang akan
dibacakan/diperankan oleh teman-teman kamu. Bersamaan dengan itu,
catatlah hal-hal penting yang ada di dalamnya, terutama berkaitan dengan
unsur-unsur intrinsiknya!
b. Secara berkelompok, diskusikanlah naskah drama di bawah ini berdasarkan
aspek-aspek berikut:
a. latar,
b. alur,
c. penokohan, dan
d. tema/amanatnya.
c. Sajikanlah pendapat kelompokmu itu di depan kelas untuk ditanggapi oleh
kelompok lain!

Jawaban
1. a) Unsur-unsur drama ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Intrinsik meliputi tema, alur, latar, penokohan, dialog, konflik, dan
amanat.unsur ekstrinsik ialah unsur yang memengaruhi sebuah cerita.
Misalnya, faktor ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pendidikan.
b)Salah satu unsur yang menjadi pembeda dengan karya sastra lain dari
drama ialah adanya dialog (percakapan antartokoh).
2. A. - Latar
Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana di dalam
naskah drama.
a. Latar tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian di dalam naskah
drama, seperti di rumah, medan perang, di meja makan.
b. Latar waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian di dalam naskah
drama, seperti pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945.
c. Latar suasana/budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya
yang melatarbelakangi terjadinya adegan atau peristiwa dalam
drama. Misalnya, dalam budaya Jawa, dalam kehidupan masyarakat
Betawi, Melayu, Sunda, Papua.
- Penokohan
Tokoh-tokoh dalam drama diklasifikasikan sebagai berikut.
d. Tokoh gagal atau tokoh badut (the foil)
Tokoh ini yang mempunyai pendirian yang bertentangan dengan tokoh
lain. Kehadiran tokoh ini berfungsi untuk menegaskan tokoh lain itu.
e. Tokoh idaman (the type character)
Tokoh ini berperan sebagai pahlawan dengan karakternya yang gagah,
berkeadilan, atau terpuji.
f. Tokoh statis (the static character)
Tokoh ini memiliki peran yang tetap sama, tanpa perubahan, mulai dari
awal hingga akhir cerita.
g. Tokoh yang berkembang. Misalnya, seorang tokoh berubah dari setia ke
karakter berkhianat, dari yang bernasib sengsara menjadi kaya raya, dari yang
semula adalah seorang koruptor menjadi orang yang saleh dan budiman.

- Dialog
Dalam drama, percakapan atau dialog haruslah memenuhi dua tuntutan.
a. Dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Dialog haruslah
dipergunakan untuk mencerminkan apa yang telah terjadi sebelum cerita itu,
apa yang sedang terjadi di luar panggung selama cerita itu berlangsung; harus
pula dapat mengungkapkan pikiran-pikiran serta perasaan-perasaan para
tokoh yang turut berperan di atas pentas.
b. Dialog yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran
sehari-hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja; para tokoh harus
berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan
alamiah.
- Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi drama. Tema dalam drama
menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan,
kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui
tema drama, kita perlu mengapresasi menyeluruh terhadap berbagai unsur
karangan itu. Tema jarang dinyatakan secara tersirat. Untuk dapat
merumuskan tema, kita harus memahami drama itu secara keseluruhan.

. 2. B. a. Latar tempat = rumah panembahan reso


latar waktu = pagi hari
latar suasana =
b alur =
c penokohan = panembahan reso = baik dan ideal yang dapat
dIijadikan idola
d tema / amanat = perihal perebutan kekuasaan (suksesi) /
2 C. Pesan atau amanat merupakan ajaran moral didaktis yang disampaikan
drama itu kepada pembaca/penonton. Amanat tersimpan rapi dan
disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi drama.
Tugas hal 247

Tentukanlah unsur-unsur drama dari pementasan sebuah drama atau dari naskah

drama yang dibaca!

Jawab:

Operasi yang Sukses

(Empat orang masuk arena pertunjukan. Satu orang yang sakit di atas tempat tidur digotong dua orang. Satu
orang lagi sebagai ibu yang latah)

Otong: “Aduh! ... Hemm...Heeemmm...!” (mengerang karena sakit payah).

Ayah : “Sudah-sudah, turunkan di sini!” (tempat tidur diturunkan).

Otong: “Aduh....! Heemmm...! Ingin minum....Air...!”

Ibu : “Minum....Otong? Haus? Nanti,nanti, nanti (mondar-mandir, linglung)...Apa...yaa?”

Ayah : (membentak) “Cepat, Bu!”

Ibu : “Eh...air! Oh, ya...air!” (terus keluar dari arena dan kembalinya membawa ember berisi air). “Otong,
Otong...! Ini airnya, Ibu bawakan banyak sekali!”

Ayah : “Ya, Allah! Ibu! Apa tidak ada gelas?”

Ibu : “Ini saja biar kenyang!” (Otong segera didudukkan dan ibu mengangkat ember

untuk memberi minum).

Otong: “Haaciih...!” (Otong bersin dan tidak jadi minum, bahkan menolaknya).

Ibu : “Mengapa Tong, mengapa? Minumlah biar sembuh!”

Ayah : “Itu air apa, Bu? Kok baunya begini?”

Ibu : “(sadar) Ya Allah...! Ini air dari pispot!” (terus keluar membawa lagi ember).

Ucin : “Ayah, bagaimana kalau kita panggilkan dokter saja?”

Ayah : “Ya, ya..., cepat kamu lari, Ucin! Katakanlah kepada dokter penyakitnya gawat sekali!”

Ucin : “Baik, Ayah!” (sambil segera keluar).

Otong: “Aduuh....! Hemmm, hemmm....!”

Ibu : (masuk membawa air ke dalam gelas) “Ali...Ucin ke mana, Ayah?”

Ayah : “Sedang memanggil dokter, Bu!”

Ibu : “Dokter? Untuk apa memanggil dokter?”


Ayah : “Mengobati penyakit Otong. Nah, itu dokternya datang,” (Ucin dan dokter masuk dengan membawa
koper berisi alat-alat kedokteran.

Ibu : “Oh, Pak Dokter! Cepat Pak Dokter, Otong sudah mengkhawatirkan, sembuhkan Dokter, jangan sampai mati!”

Dokter : “Ya, ya...! Nanti saya periksa dulu!” (Dokter langsung memeriksa). “Wah ini

penyakit berbahaya.”

Ibu : “Berbahaya? Aduh, aduh!” (mondar-mandir). “Kasihan Otong! Nyawamu tak

tertolong. Gusti...!” (menangis).

Ayah : “Ibu, jangan ribut dulu! Tunggu saja bagaimana dokter!”

Dokter : “Sabar, Bu, mudah-mudahan anak ibu bisa tertolong!”

Ayah : “Bagaimana penyakitnya, Dokter?”

Dokter : “Wah, penyakitnya berbahaya. Ia mesti dioperasi. Ia terserang penyakit kencing batu!”

Ibu : “Kencing batu? (Heran) Batu apa, Dokter? Batu kali atau batu cincin?”

Dokter : “Batu baterai” (sambil membuka kopor. Alat operasi dikeluarkan, yaitu gergaji, parang, palu, gunting
kaleng, jarum karung, tang, dan obeng).

Ibu : “Aduh, aduh, aduh...! Ada gergaji, gunting, palu, dan segala macam, untuk apa Dokter?”

Dokter : “Parang ini untuk membelah kulit. Gunting untuk memotong urat, gergaji untuk menggergaji batu yang
menempel pada kandung seni. Kalau batunya besar perlu dipukuli, dihancurkan dengan palu ini. Coba pegang satu-
satu. Nanti kalau saya minta,segera berikan!” (Dokter memberikan alat-alat tersebut kepada ketiga orang itu). “Awas,
operasi akan segera dimulai. Parang, berikan!”

Ayah : “Memberi parang kepada dokter”.

Dokter : “Coba, tangan itu dipegang oleh seorang. Oleh Ibu saja! Setiap kaki dipegang oleh satu orang. Tahan jangan
sampai bergerak. Operasi segera dimulai. Satu...dua...ti...” (sambil mengayunkan parang diarahkan ke perut pasien).

Otong: “Tahan, Dokter!” (Otong bangun, dengan paksa melepaskan diri dari pegangan). “Operasi cara apa, kok
begitu?”

Dokter : “Ini operasi istimewa, untuk mengobati penyakit malas! Bagaimana, mau operasi? Atau sudah sembuh?”

Otong: “Jangan dioperasi Dokter, saya sudah sudah sembuh!”

Dokter : “Tidak mau malas lagi?”

Otong: “Tidak, Dokter!”

Dokter : “Nah, Pa, Bu, anak ibu ini penyakitnya hanya malas, tidak mau bekerja. Sekarang sudah sembuh!”

Ibu : “Oh, pantas....Otong, Otong! Kalau tidak mau mencangkul sawah, terus terang

saja.Jangan pura-pura. Membuat orang lain panik!” (maka, semua keluar. Selesai).

(Sumber: Teks drama “Operasi yang Sukses” karya M. Hasbi, Rosda 1999)
Jawaban :

1. Jenis drama ini termasuk komedi sebab aspek kelucuannya sangat menonjol.

2. Tokoh drama ini terdiri atas Otong, Ayah, Ibu, Ucin, dan Dokter.

3. Ciri tokoh dapat diketahui dengan mudah. Dari kramagung dijelaskan, misalnya tokoh Ibu sebagai orang latah.
Adapun tokoh utamanya adalah Otong sebab dari awal hingga akhir cerita menjadi pusat penceritaan.

4. Latar cerita drama tersebut terjadi di rumah Otong. Ini terbukti sejak awal, yakni melalui keterangan pengarang
berikut.

Otong : “Aduh! ... Hemm...Heeemmm...! (mengerang karena sakit parah)

.Ayah : “Sudah-sudah, turunkan di sini! (tempat tidur diturunkan)

.5. Tahap permulaan alur dijelaskan bahwa Otong sakit sehingga Ayah dan Ibu serta Ucin ikut panik. Dalam keadaan
itu, Ucin mengusulkan untuk meminta bantuan dokter. Cerita terus berkembang menuju alur pertengahan.

Pada tahap ini, tokoh dokter meneliti penyakit Otong yang dikatakannya gawat sehingga harus dilakukan operasi.
Otong menderita penyakit kencing batu. Keadaan makin panik, terutama dialami Ibu Otong.

Ketika operasi hendak dilakukan, si dokter sudah siap dengan peralatan

operasi, seperti dijelaskan dalam teks drama: (sambil membuka kopor. Alat operasi dikeluarkan, yaitu: gergaji,
parang, palu, gunting kaleng, jarum karung, tang, dan obeng).Konflik pun mulai mereda. Otong bangkit dari
tidurnya, sebagaimana dijelaskan berikut.

Otong : “Tahan, Dokter!” (Otong bangun, dengan paksa melepaskan diri

dari pegangan).“Operasi cara apa, kok begitu?”

Dokter : “Ini operasi istimewa, untuk mengobati penyakit malas!Bagaimana,

mau operasi? Atau sudah sembuh?”

Otong : “Jangan dioperasi Dokter, saya sudah sudah sembuh!”

6. Setelah membaca utuh teks drama ini, kamu dapat menemukan tema, watak, dan amanat/pesannya. Judul drama
“Operasi yang Sukses” membantu kamu menentukan unsur tema, watak, dan pesan. Penyakit Otong mungkin tidak akan
diketahui kalau tidak dioperasi oleh dokter. Karena merasa takut melihat alat-alat operasi, Otong tidak jadi sakit. Ternyata,
dia hanya berpura-pura sakit. Watak Otong dijelaskan melalui ucapan dokter dan pengakuan Otong, sebagaimana
dijelaskan dalam adegan berikut.

Dokter : “Ini operasi istimewa, untuk mengobati penyakit malas! Bagaimana, mau operasi? Atau sudah sembuh?”

Otong : “Jangan dioperasi Dokter, saya sudah sudah sembuh!”

Dokter : “Tidak mau malas lagi?”

Teks drama ini memberikan pesan kepada pembaca bahwa perbuatan malas dan berpura-pura itu tidak baik.Kedua nilai
ini jika dikaitkan dengan kehidupan kamu sehari-hari sangatlah merugikan.
Tugas hal 249

1. Carilah naskah drama di majalah, buku, ataupun yang ditonton!


2. Tentukanlah bagian-bagian penting yang ada di dalam naskah tersebut, yaitu tema,
alur, tokoh, latar, amanat, dan maksud penulis membuat naskah drama tersebut!
3. Berilah pendapat mengenai isi naskah drama tersebut!

1. Sumber: Teks drama “Operasi yang Sukses” karya M. Hasbi, Rosda 1999
2. Tema drama : komedi sebab aspek kelucuannya sangat menonjol.
Tokoh drama ini terdiri atas Otong, Ayah, Ibu, Ucin, dan Dokter.
Ciri tokoh dapat diketahui dengan mudah. Dari kramagung dijelaskan, misalnya tokoh Ibu sebagai
orang latah. Adapun tokoh utamanya adalah Otong sebab dari awal hingga akhir cerita menjadi pusat
penceritaan.
Latar cerita drama tersebut terjadi di rumah Otong. Ini terbukti sejak awal, yakni melalui keterangan
pengarang berikut.
Otong : “Aduh! ... Hemm...Heeemmm...! (mengerang karena sakit
payah). Ayah : “Sudah-sudah, turunkan di sini! (tempat tidur
diturunkan).
Selain itu, juga keterangan tokoh Ucin yang akan memanggil dokter.
Jadi, latar tempatnya bukanlah rumah sakit.
Ucin : “Ayah, bagaimana kalau kita panggilkan dokter saja?”
Ayah : “Ya, ya..., cepat kamu lari, Ucin! Katakanlah kepada
dokter penyakitnya gawat sekali!”

Alur drama : Tahap permulaan alur dijelaskan bahwa Otong sakit


sehingga Ayah dan Ibu serta Ucin ikut panik. Dalam keadaan itu, Ucin
mengusulkan untuk meminta bantuan dokter. Cerita terus berkembang menuju
alur pertengahan. Pada tahap ini, tokoh dokter meneliti penyakit Otong yang
dikatakannya gawat sehingga harus dilakukan operasi. Otong menderita
penyakit kencing batu. Keadaan makin panik, terutama dialami Ibu Otong.
Konflik pun mulai mereda. Otong bangkit dari tidurnya, Ternyata, dia hanya
berpura-pura sakit. Watak Otong dijelaskan melalui ucapan dokter dan
pengakuan Otong, sebagaimana dijelaskan dalam adegan berikut.

Dokter : “Ini operasi istimewa, untuk mengobati penyakit malas!


Bagaimana, mau operasi? Atau sudah sembuh?”
Otong : “Jangan dioperasi Dokter, saya sudah sudah sembuh!”
Dokter : “Tidak mau malas lagi?”
3. Teks drama ini memberikan pesan kepada pembaca bahwa perbuatan malas dan
berpura-pura itu tidak baik. Kedua nilai ini jika dikaitkan dengan kehidupan
kamu sehari-hari sangatlah merugikan.

Tugas halaman 259


Naskah drama “ mahkamah “ karya : Asrul Sani
Setelah membaca naskah drama diatas, ikutilah instruksi dibawah ini !

1. Catatlah nama-nama tokoh yang terdapat pada naskah diatas yang berjudul
“mahkamah “ !
2. Pilihlah salah satu tokoh dalam naskah drama tersebut !

Jawaban :
1. – Nyonya murni
_ Bahri
_ Pembela
_ Hakim ketua
_ Penuntut umum
_ Kapten anwar
_ Majelis Hakim
2. Bahri
Tugas halaman 263
Naskah halaman 261-263 teks 1 : Lomba masak , teks 2 : Naik kelas
Setelah kamu membaca kedua naskah diatas, ikutlah instruksi di bawah ini !

1. Tentukanlah tema dari masing – masing teks drama diatas !

2. Bagaimanakah inti cerita yang terdapat pada teks 1 dan teks 2 ?


3. Berikan tanggapanmu terhadap masing-masing teks drama tersebut !

Jawaban :

1. – tema pada teks 1 : perlombaan masak yang diadakan oleh beberapa


perempuan
_ tema pada teks 2 : sikap perhatian seorang teman

2. ~ inti cerita pada teks 1 : beberapa perempuan ( reni, ria, untari, dan susi ) sedang
berkumpul bersama dengan tersedianya berbagai hidangan makanan dan minuman.
Dengan adanya berbagai makanan yang tersedia,mereka memiliki ide dalam
membuat masakan dari bahan-bahan yang ada, misalnya pisang dan singkong

~ inti cerita pada teks 2 : seorang peserta didik yang sedang termenung dan dihampiri
oleh salah satu teman dikelasnya untuk mencari tahu apa yang sedang dipikirkannya,
dengan wajah yang tampak bimbang

3. Dari kedua teks diatas, cerita yang disajikan merupakan peristiwa yang terjadi dalam
keseharian. Tema yang disajikan dari naskah tersebut dapat menjadi ide dalam
membuat naskah drama
Tugas 7 (halaman 265)
1. Bacalah teks drama “Panembahan Reso” karya W.S Rendra!

2. Cermati kaidah kebahasaannya!

3. Hasil pengamatan.

Kaidah Kebahasaan Kutipan Teks

Dialog diapit tanda petik. “Duh Gusti! Bahwa kamu bisa lebih mampu
mengatur negara itu aku tidak ragu. Tetapi,
jangan kamu bertindak kejam kepada putra
kita.”

Kata ganti orang pertama, kedua dan Dara : “la bukan putra Anda. Dan, bukan lagi
ketiga. putra saya.”

Menggunakan konjungsi temporal. Sekti : Ya. Memang! Dan saya juga


menyaksikan bagaimana mengerikannya sihir
gaib dari tahta. Sebenarnya sekarang ini hati
saya menjadi kecut. Akan tetapi, demi
keutuhan dan kejayaan kerajaan, saya tidak
akan mundur dalam membantu usaha Anda.

Kata kerja. Reso : “Apakah kamu itu akan tinggal lama


dirumah Anda?”

Kata sifat. Sekti : “Seperti biasanya, agak lama juga.


Salam, Ratu Dara. Salam, Panembahan.”
(pergi)

Anda mungkin juga menyukai