2. Kata rujukan
Pengertian kata rujukan adalah kata yang merujuk pada kata lain yang telah diungkapkan
sebelumnya. Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa, yaitu sebagai berikut.
a) Rujukan benda atau hal.
b) Rujukan tempat.
c) Rujukan personil/orang atau yang diperlakukan seperti orang.
1)rujukan tempat,dalam kegelapan yang pekat,pemukiman yang kecil itu lengang,amat
lengang.
-)dia sedang mengakhiri pekerjaannya malam ini.
2)rujukan personil,hanya tangis bayi dan lampu kecil berkelipmenandakan pendukuh itu
berpenghuni
3) rujukan benda atau hal,besok hari pada bungkil ampas minyak kelapa itu akan tumbuh
jamur-jamur halus.
3. Kata penghubung
Konjungsi disebut juga kata penghubung atau kata sambung. Dengan kata lain, konjungsi
adalah kata atau ungkapan penghubung antar kata, antar frasa, antar klausa, dan antar kalimat.
Konjungsu terbagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
a) Konjungsi koordinatif yaitu kata yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus sama,
misalnya kata dan, tetapi, atau, bahkan, tambahan, namun, dan lain-lain. Contoh: Aku ingin
berangkat sekolah, tetapi hujan belum reda.
b) Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa)
yang kedudukannya tidak sederajat. Contoh: Penghubung subordinatif atributif: yang.
Penghubung subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.
1) konjungsi koordinatif: bangsa reptil itu,berpesta pora, bertunggangan dan kawin.
2)konjungsi subordinatif:
a)subordinatif Atributif:
-kodok betina meninggalkan untaian yg panjang.
-)dalam kegelapan yg pekat,pemukiman terpencil itu lengang,amat lengang.
-)katak daun menyimpan pada gumpalan busa yg melekat pada ranting semak-semak
b)subordinatif tujuan:-
4. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan atau pemilihan kata yang digunakan dalam penulisan teks
cerita fiksi dalam novel. Penggunaan gaya bahasa biasanya menggunakan bahasa yang
bermajas metafora, personifikasi dan perumpamaan.
Contoh dalam teks: Seperti bungkil ampas. Dalam gaya bahasanya lebih banyak menggunakan
bahasa Indonesia, hanya kata tertentu sajalah yang menggunakan istilah jawa.
Dalam novel ronggeng dukuh Paruk juga menggunakan bahasa yang bermajas metafora contoh
: besok pagi, hasil pesta mereka akan tampak. Hasil pesta diibaratkan sebagai hasil
perkembangbiakan dari hewan tersebut