Anda di halaman 1dari 12

BAB II

A. Mengidentifikasi Informasi Dalam Teks Sejarah


KEGIATAN 2

Menentukan hal-hal menarik dalam novel sejarah


Ketika mendengarkan pembacaan kutipan novel, tentulah terdapat bagian-bagian
yang menarik. Kemenarikan itu dapat berupa waktu, tempat, tokoh yang mungkin bagi
sebagian orang tidak asing.
Untuk mengukur kemampuan mendengarkan, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut ini.
1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?
2. Dimanakah latar dalam kutipan novel sejarah itu dibuat?
3. Peristiwa apa saja yang dikisahkan?
4. Siapa saja tokoh yang terlibat dalam penceritaan?
5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke dalam
novel sejarah?
Jawaban

JAWABAN
NO Pertanyaan Cerita gajah mada bergelut
Cerita Kemelut di Majapahit
dalam takhta dan angkara
Pada novel Kemelut di Majapahit
jilid 1 tidak terdapat penyebutan
waktu secara langsung. Tetapi, kita
dapat menemukan beberapa latar
waktu dari novel tersebut. Latar
waktu pada awal cerita adalah ketika
sore hari menjelang malam di Dusun
Kapankah latar
Kembangsari, dimana janda Dibuat pada masa kerajaan
waktu cerita dalam
Galuhsari tinggal bersama anak- Majapahit selepas
1 kutipan novel
anaknya, Lestari dan Sutejo. Apabila meninggalnya Raja Jayanegara.
sejarah tersebut
dibaca secara keseluruhan, dapat
dibuat?
disimpulkan latar waktu dari novel
ini adalah :1.) Pada masa
pemerintahan Prabu Kertajasa
Jayawardana, 2.) Pada masa
pemerintahan Adipati Ronggo
Lawe(Adipati Tuban), 3.) 8 tahun
setelah peperangan.
Dimanakah latar
dalam kutipan
2 Di Dusun Kembangsari, Tuban Di Kerajaan Majapahit
novel sejarah itu
dibuat?
BAB II

1.) Raden Wijaya berhasil menjadi


Raja Majapahit pertama bergelar Pemberontakan yang terjadi di
Kertajasa Jayawardana, 2.) Ronggo Kerajaan Majapahit setelah
Lawe diangkat menjadi adipati Raja Jayanegara mangkat. Pada
diTuban, 3.) Sang Prabu akhirnya, pemberontakan ini
Peristiwa apa saja mengangkat Senopati Nambi berhasil diberhentikan oleh
3
yang dikisahkan? sebagai Patih Kerajaan Majapahit, pihak kerajaan setelah Pasukan
4.) Ronggo Lawe menghadap Sang Bhayangkara yang berada di
Prabu tanpa pemberitahuan dan bawah kepemimpinan Gajah
menentang pengangkatan Patih Mada berhasil meluluhkan para
Nambi. pemberontak.

Raja Jayanegara, Pasukan


Bhayangkara, Gajah Mada,
Raden Wijaya, Ronggo Lawe, Sang Raden Cakradara, Raden
Siapa saja tokoh Kudamerta, Ra Tanca, Raden
Prabu, Keempat orang Putri Raja
4 yang terlibat dalam Wijaya, Raja Kertanegara,
Kertanegara, Kebo Anbrang, Dara
penceritaan? Lembu Tal, Mahisa Cempaka,
Petak, Kedua istri Ronggo Lawe
Ranggamuni, tentara Mongol,
Kubilai Khan, dan Rakuti.
Bagian yang menandakan novel
Kemelut di Majapahit tergolong
Di bagian apa novel sejarah adalah penggunaan
Di bagian dimana Gajah Mada
sajakah yang latar tempat di Kerajaan Majapahit
mempersatukan Nusantara,
menandakan bahwa dan latar waktu ketika Kerajaan
5 Gajah Mada berhasil
novel tersebut Majapahit masih berdiri. Kemudian,
menumpas Pemberontakan
tergolong ke dalam novel tersebut juga menggunakan
Kuti.
novel sejarah? karakter yang namanya diambil dari
tokoh-tokoh yang hidup pada zaman
Kerajaan Majapahit.

KEGIATAN 3

Mengidentifikasi struktur teks cerita sejarah

KUTIPAN STRUKTUR KETERANGAN


Di bawah bulan malam ini, tiada setitik Orientasi Berisi penjelasan tentang
pun awan di langit. Dan bulan telah terbit latar waktu dan dan situasi
bersamaan dengan tenggelamnya matari. cerita yang akan
Dengan cepat ia naik dan kaki langit, diceritakan yaitu di Laut
mengunjungi segala dan semua yang Jawa pada abad keenam
tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga belas masehi
laut, juga hewan dan manusia. Langit
jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi
Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah,
BAB II

seakan-akan manusia tak membutuhkan


ketenteraman lagi.

1. Abad Keenam Belas Masehi

Bahkan juga laut Jawa di bawah bulan


purnama sidhi itu gelisah. Ombak-
ombak besar bergulung-gulung
memanjang terputus, menggunung,
melandai, mengejajari pesisir pulau
Jawa. Setiap puncak ombak dan riak,
bahkan juga busanya yang bertebaran
seperti serakan mutiara-semua-dikuningi
oleh cahaya bulan. Angin meniup tenang.
Ombak-ombak makin menggila.

Sebuah kapal peronda pantai meluncur


dengan kecepatan tinggi dalam cuaca
angin damai itu. Badannya yang panjang
langsing, dengan haluan dan buritan
meruncing, timbul-tenggelam di antara
ombak-ombak purnama yang menggila.
Layar kemudi di haluan menggelembung
membikin tunas menerjang serong
gunung-gunung air itu-serong ke barat
laut. Barisan dayung pada dinding kapal
berkayuh berirama seperti kaki-kaki
pada ular naga. Layarnya yang terbuat
pilinan kapas dan benang sutra, mengilat
seperti emas, kuning dan menyilaukan
Sang Patih berhenti di tengah-tengah Pengungkapan peristiwa Peristiwa yang
pendopo,dekat pada diungkapkan merupakan
damarsewu,menegur.”Dingin-dingin peristiwa penyebabnya
begini anakanda datang.Pasti ada konflik yang
sesuatu keluarbiasaan.Mendekat berkepanjangan, yaitu
sini,anakanda.”Dan Patragading berjalan ketika Patragading
mendekat dengan lututnya sambil membawa berita bahwa
mengangkat sembah,merebahkan diri Balatentara Demak di
pada kaki Sang Patih.”Ampuni bawah Adipati Kudus
patik,membangunkan paduka pada memasuki Jepara tanpa
malam buta begini kabar pemberitahuan
duka,Paduka.Balatentara Demak di
bawah Adipati Kudus memasuki Jepara
tanpadiduga-duga,menyalahi aturan
perang.”
BAB II

“Allah Dewa Batara!sahut sang patih. Puncak konflik Pada bagian ini banyak
“Itu bukan aturan raja-raja! Itu aturan peristiwa besar yang
brandal!” menyebabkan
permasalahan semakin
“Balatentara Tuban tak sempat rumit, yaitu terbunuhnya
dikerahkan,Paduka” Bupati Jepara dan
dibongkarnya bangunan
“Bagaimana Bupati Jepara?” batu di wilayah kota

“Tewas enggan menyerah


Paduka,”Patragading mengangkat
sembah.”sisa Balatentara Tuban mundur
ke timur kota.Jepara penuh dengan
balatentara Demak.Lebih dari tiga ribu
orang.”

“Begitulah kata warta,”Pada meneruskan


dengan hati-hati matanya tertuju pada
Boris.”semua bangunan batu di atas
wilayah
Kota,gapura,arca,pagoda,kuil,candi,akan
dibongkar.Setiap batuberukir telah
dijatuhi hukum buang ke laut! Tinggal
hanya pengumumannya.”

“Disambar peirlah dia!” Boris


meraung,seakan batu-batu itu bagian dari
dirinya sendiri.”Dia henda cekik semua
pernahat dan semua dewa di
kahyangan.Dikutuk dia oleh Batar
kala!”Tiba-tiba suaranya turun mengiba-
iba:”Apalagi artinya pengabdian?Aku
pergi! Jangan dicari.Tak perlu dicari!”
Meraung.

Ia lari keluar ruangan,langsung menuju


ke pelataran depan.Diangkatnya tangga
dan dengannya melangkahi pagar papan
kayu.Dari balik pagar orang berseru-
seru,”Lari dari asmara!Lari!”

Mula-mula pertikaian berkisar pada Resolusi Penyelesaian konflik pada


kelakuan trenggono yang begitu sampai permasalahan ini adalah
hati membunuh abangnya para musafir
sendiri,kemudia diperkuat oleh sikapnya bermusyawarah dan
BAB II

yang polos terhadap peristiwa membentuk utusan


Pakuan.Mengapa sultan tak juga menghadap Sutan.
menyatakan yang polos terhadap
peristiwa pakuan .Mengapa Sultan tak
juga menyatakan sikap menentang usaha
Portugis yang sudah mulai melakukan
perdagangan ke jawa? Sikap itu semakin
ditunggu semakin tak datang.Para
musafir yang sudah tak dapat menahan
hati lagi telah bermusyawarah dan
membentuk utusan untuk menghadap
Sultan.Mereka ditolak dengan alasan:apa
yang terjadi di pajajaran tak punya
sangkut paut dengan Demak dan musafir
Jawaban itu mengecewakan para koda Pada bagian akhir, penulis
musafir.Bila demikian,mereka menutup dengan
menganggap,sudah tak ada perlunya lagi kesimpulan: Kalau
para musafir mengagungkan Demak Trenggono tetap tak punya
karena keagungannya memangsudah tak sikap, jelas dia tak punya
ada lagi.Apa gunanya armada besar sesuatu urusan dengan
peninggalan Unus,yang telah dua tahun Islam.
disiapkan kalau bukan untuk mengusir
portugis dan dengan demikian terjamin
dan melindungi Demak sebagai negeri
islam pertama-tama di Jawa? Masuknya
Peranggi ke Jawa berarti ancaman
langsung terhadap Islam.Kalau
Trenggono tetap tak punya sikap,jelas
dia tak punya sesuatu urusan dengan
Islam
Orang menarik kesimpulan dari Orientasi Berisi penjelasan tentang
perkembangan terakhir:antara anakdan latar waktu dan dan situasi
ibu takkan ada perdamaian lagi.Dan cerita yang akan
pertanyaan kemudian yang timbul : diceritakan yaitu situasi
adakah sultan akan mengambil tindakan antara Sultan Trenggono
terhadap ibunya sendiri sebagaimana ia dengan ibunya.
telah melakukannya terhadap abang
kandungnya.
Pangeran Seda Lepen? Orang Pengungkapan peristiwa Peristiwa yang
menunggudan menunggu dengan diungkapkan merupakan
perasaan prihatin terhadap keselamatan peristiwa penyebabnya
wanita tua itu.Sultan trenggono tak konflik yang
mengambil sesuatu tindakan terhadap berkepanjangan, yaitu
ibunya.Ia makin keranjingan Sultan Trenggono
membangun pasukan daratnya.Hampir membangun pasukan
setiap hari orang dapat melihat ia berada daratnya tanpa
BAB II

di tengah-tengah pasukan kuda memperdulikan


kebanggaannya,baik dalam keselamatan ibunya.
latihan,sodor,maupun ketangkasan
berpacu samba memainkan pedang
menghajar boneka yangdigantungkan
pada sepotong kayu.
Ia sendiri ikut dalam latihan-latihan ini. Menuju konflik Pada bagian ini banyak
peristiwa besar yang
menyebabkan
permasalahan semakin
rumit, yaitu Sultan
Trenggono ikut serta
dalam latihan-latihan
tersebut.
Dan dalam salah satu kesempatan Puncak konflik Pada bagian ini banyak
semacam ini pernah ia berkata seara peristiwa besar yang
terbuka,”Tak ada yang lebih ampuh menyebabkan
daripaa pasukan kuda.Lihat,kawula kami permasalahan semakin
semua!” Dan para perwira pasukan kuda rumit, yaitu ketika Sultan
pada berdatangan dan Trenggono berkata bahwa
merubungnya,semua di atas kuda tapak kuda Demak akan
masing-masing menguasai seluruh Tanah
Jawa
“Pada suatu kali,kaki kuda Demak akan
mengepulkan debu diseluruh bumi
Jawa.Bila debunya jatuh kembalike
bumi,ingat-ingat para kawula,akan
kalian lihat,takkan ada satu tapak kaki
orang Peranggi pun tampak.Juga tapak-
tapaknya di Blambangan dan
pajajaranakan musnah lenyap tertutup
oleh debu kuda kalian
Seluruh tuban kembali dalam ketenangan Resolusi Penyelesaian konflik pada
dan kedamaian-kota dan permasalahan ini adalah
pedalaman.Sang Patih Tuban mendiang Sang Patih Tuban
telah digantikan oleh Kala digantikan oleh Kala
Cuwil,pemimpin pasukan gajah.Nama Cuwil, yang kemudian
barunya: Wirabumi.panggilannya yang dikenal dengan Wirabumi.
lengkap:Gusti Patih Tuban Kala Cuwil
Sang Wirabumi.Dan sebagai patih ia
masih tetap memimpin pasukan
gajah,maka Kala Cuwil tak juga terhapus
dalam sebutan .Pasar kota dan pasar
bandar ramai kembali seperti
sediakala.Lalu lintas laut,kecuali dengan
atas angin,Pulih kembali
BAB II

Sang adipati telah menjatuhkan Koda Pada bagian akhir, penulis


titah:kapa-kapal Tuban mendapat menutup dengan
perkenan untuk berlabuh dan berdagang kesimpulan: Kapal-kapal
di malaka ataupun pasai Tuban diijinkan berlabuh
di Malaka ataupun di
Pasai.

KEGIATAN 4

Membandingkan novel sejarah dengan teks sejarah


Teks Sejarah Novel Sejarah
NO.
“Borobudur” “Rumah Kaca”
Dapat saja menggambarkan sesuatu yang
Dituntut menunjuk kepada hal-hal yang tidak pernah ada atau terjadi. Kesemuanya
1. memang pernah ada atau terjadi. bersumber pada rekaan.

Sejarawan terikat pada keharusan, yaitu Novelis sepenuhnya bebas untuk


bagaimana sesuatu sebenarnya terjadi di menciptakan dengan imajinasinya
2. masa lampau, artinya tidak dapat mengenai apa, kapan, siapa, dan
ditambahtambah atau direka. dimananya.

Hubungan antara fakta satu dengan fakta


lainnya perlu direkontruksi, paling
sedikit hubungan topografis atau
kronologisnya. Sejarawan perlu Faktor perekayasaan pengaranglah yang
menunjukkan bahwa yang ada sekarang mewujudkan cerita sebagai suatu kebulatan
3. dan di sini dapat dilacak eksitensinya di atau koherensi, dan sekali-kali ada
masa lampau. Hal itu berguna sebagai relevansinya dengan situasi sejarah.
bukti atau saksi dari apa yang
direkontruksi mengenai kejadian di masa
lampau.

Pengarang novel tidak terikat pada fakta


sejarah mengenai apa, siapa, kapan dan di
mana. Kesemuanya dapat berupa fiksi tanpa
Sejarawan sangat terikat pada fakta
ada kaitannya dengan fakta sejarah tertentu.
4. mengenai apa, siapa, kapan, dan dimana
Begitu pula mengenai peristiwa-
peristiwanya, tidak diperlukan bukti,
berkas, atau saksi.

Pelaku-pelaku, hubungan antara mereka, Pelaku-pelaku, hubungan antara mereka,


kondisi dan situasi hidup, dan kondisi dan situasi hidup, dan masyarakat,
5.
masyarakat, kesemuanya adalah harus kesemuanya adalah hasil imajinasi.
sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
BAB II

B. Menganalisis Kebahasaan Tek Cerita (Novel) Sejarah


KEGIATAN 1
Menganalisis kebahasaaan teks cerita (novel) sejarah
No Kaidah Bahasa Kutipan Teks
1. Kalimat bermakna lampau  Guncangan pertama yang memengaruhi
hubungan ini adalah ketika Sang Prabu teah
menikah dengan empat putri mendiang Raja
Kartanegara, telah menikah lagi dengan seorang
putri dari Melayu.
 Sang Prabu sendiri juga memandang dengan
alis berkerut tanda tidak berkenan hatinya,
namun karena Ronggo Lawe pernah menjadi
tulang punggungnya di waktu beliau masi
berjuang dahulu, ...
2. Penggunaan konjungsi yang  Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja
menunjukan urutan waktu Majapahit pertama bergelar Kertarajasa
Jayawardhana, beliau tidak melupakan jasa-jasa
para senopati(perwira) yang setia dan banyak
membantunya semenjak dahulu itu membagi-
bagikan pangkat kepada mereka.
 Sebelum puteri dari tanah Melayu ini mejadi
istrinya yang kelima, Sang Prabu Kertarajasa
Jayawardhana telah mengawini semua putri
mendiang Raja Kertanegara.
3. Penggunaan kata kerja material  ...Sang Prabu mengingat akan tugasnya
menyebrang ke negeri Malayu
 ...Persaingan dalam memperebutkan cinta kasih
dan perhatian Sri Baginda yang tentu saja akan
mengangkat derajat dan kekuasaan maisng-
masing.
4. Penggunaan kalimat tidak  Tirtowati juga memperingatkan karena
langsung melempar nasi ke atas lantai seperti itu
penghinaan terhadap Dewi Sri dan dapat
menjadi kualat
5. Penggunaan kata kerja mental  Guncangan pertama yang memengaruhi
hubungan ini adalah ketika Sang Prabu teah
menikah dengan empat putri mendiang Raja
Kartanegara, telah menikah lagi dengan seorang
putri dari Melayu.
 ...Sang Prabu mengingat akan tugasnya
menyebrang ke negeri Malayu
BAB II

 Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang


amat setia sejak zaman Prabu Kertanegara,
berpihak kepada Dyah Gayatri
6. Penggunaan dialog  “Kakangmas adipati ... harap Paduka tenang ..,”
Dwi Mertorogo menghibur suaminya.
 “Ingatlah, Kakangmas Adipati ... sungguh
merupakan hal yang kurang baik
mengembalikan berkah ibu pertiwi secara itu...”
7. Penggunaan kata sifat  Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja
Majapahit pertama bergelar Kertarajasa
Jayawardhana, beliau tidak melupakan jasa-jasa
para senopati(perwira) yang setia dan banyak
membantunya semenjak dahulu itu membagi-
bagikan pangkat kepada mereka.
 Namun, karena segan kepada Sang Prabu
Kertarajasa yang bijaksana,...

KEGIATAN 2

Menjelaskan Makna Kias yang Terdapat dalam Teks Cerita (Novel) Sejarah
Jelaskan makna ungkapan yang terdapat pada kutipan novel sejarah berikut ini.
1. Ia tahu benar Tholib Sungkar Az-Zubaid adalah kucing hitam di waktu malam dan
burung merak di siang hari.
2. Dalam hati-kecilnya bayangan Sang Adipati, yang jelas memberanikan istrinya,
antara sebentar mengawang dan mengancam hendak merobek-robek hatinya.
3. Bau kemenyan menyebar menyapa hidung siapapun tanpa kecuali.
4. Cakradara sama sekali tidak menyadari seseorang mengikuti gerak kakinya dengan
pandangan tidak berkedip dan isi dada yang mengombak.
5. Majapahit memang bisa berada dalam genggamannya, dan kekuasaan manakah
yang lebih tinggi dibanding kekuasaan seorang raja?
Jawaban
1. Artinya : Seseorang yang tampak menakutkan tetapi memiliki hati yang baik.
2. Artinya : Hatinya sakit dan terluka karena perbuatannya.
3. Artinya : Siapapun bisa mencium/melihat segala sesuatu baik buruk maupun hal
yang baik.
4. Artinya : Perasaan seseorang yang tidak menentu.
5. Artinya : Kemampuan seseorang yang dianggap mampu menjadi Raja Majapahit,
suatu jabatan yang dianggap sebagai kekuasaan tertinggi saat ini.
C. Mengonstruksi Nilai-Nilai Dalam Novel Sejarah ke Dalam Teks
Eksplanasi
KEGIATAN 1

Mengidentifikasi nilai-nilai sejarah dalam novel sejarah


BAB II
KEGIATAN 2

Mengaitkan Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah dengan Kehidupan


Nomor Nilai yang Kutipan Jawaban
Terkandung dalam
Novel Sejarah
1 Nilai Moral "Hm." Jan Willem van Rijnst orang yang cerdik akan
menerka-nerka ambisi Danurejo di bertindak dengan
balik pernyataan yang kerang- pengetahuan, tetapi
keroh itu. sambil menatap lurus- yang bebal akan
lurus ke muka Danurejo, ..... mengumbar
kebodohannya.
2 Nilai Budaya "Tuan," kata Danurejo II, bangsa Jawa sangat
menundukkan kepala untuk peka dengan suara
menunjukkan sikap rendah hati, hatinya.
tapi dengan meninggikan rasa
percaya diri dalam niat hati untuk
mengasut. "Barangkali Tuan akan
menganggap enteng perkara ini.
Tapi, sebaiknya Tuan ketahui-
sebab maaf, Tuan masih baru di
sini-bahwa kami, bangsa Jawa,
sangat peka terhadap suara hati,
yaitu perasaan dalam tubuh insani
yang sekaligus menjadi wisesa
ruhani"
3 Nilai Sosial Ketika Danurejo II datang sikap Danurejo II yang
kepadanya, dia menyambut tetap menghormatinya
dengan bahasa Melayu yang fasih, dan bersikap dengan
sementara pejabat keraton ramah dan sopan
Yogyakarta yang merupakan kepada van Rijnst
musuh dalam selimut dari Sultan meski merupakan
Hamengku Buwono II ini lebih musuh dari Sultan
suka bercakap bahasa Jawa. Hamengkubuwono II.
Begitu pula dengan
"Sugeng", kata Danurejo II, van Rijnst yang sangat
menundukkan kepala dengan peduli dengan tata
badan yang nyaris bengkok seperti krama dalam
udang rebus. menyambut tamunya.

Jan Willem van Rijnst bergerak


menyamping, membuka tangan
kanannya, memberi isyarat kepada
Danurejo untuk masuk dan duduk.
Agaknya untuk penampilan yang
berhubungan dengan bahasa
Belanda beschaafdheid yang lebih
kurang bermakna 'tata krama
BAB II

santun sesuai peradaban', alih-alih


Jan Willem van Rijnst sangat
peduli, dan hal itu merupakan sisi
menarik darinya yang jali di
antara sisi-sisi lain yang
menyebalkan.
4 Nilai ketuhanan Terlebih dulu mestilah dibilang, Terlebih dulu mestilah
bahwa Jan Willem van Rijnst dibilang, bahwa Jan
adalah seorang oportunis Willem van Rijnst
bedegong. Asalnya dari Belanda adalah seorang
tenggara. Lahir di Heerlen, daerah oportunis bedegong.
Limburg yang seluruh Asalnya dari Belanda
penduduknya Katolik. Tapi, tenggara. Lahir di
masya Allah, demi mencari muka Heerlen, daerah
pada pemegang kekuasaan di Limburg yang seluruh
Hindia Belanda, sesuai dengan penduduknya Katolik.
agama yang dianut oleh keluarga Tapi, masya Allah,
kerajaan Belanda di Amsterdam demi mencari muka
sana yang Protestan bergaris kaku pada pemegang
Kalvinisme, maka dia pun lantas kekuasaan di Hindia
gandrung bermain-main menjadi Belanda, sesuai dengan
bunglon, membiarkan hatinya agama yang dianut
terus bergerak-gerak sebagaimana oleh keluarga kerajaan
air di daun talas. Belanda di Amsterdam
sana yang Protestan
bergaris kaku
Kalvinisme, maka dia
pun lantas gandrung
bermain-main menjadi
bunglon, membiarkan
hatinya terus bergerak-
gerak sebagaimana air
di daun talas.

KEGIATAN 2
Menyajikan nilai novel sejarah ke dalam sebuat teks eksplanasi

D. Menulis Novel Sejarah Pribadi


KEGIATAN 1
Menyusun kerangka novel sejarah berdasarkan peristiwa sejarah
Tugas
1. Datalah peristiwa sejarah dari berbagai sumber tentang seorang tokoh
misalnya, tokoh lokak di daerahmu
BAB II

2. Telusuri sisi lain kehidupan pribadinya, misalnya, rumah tangganya, anak-


anaknya, cita-citanya, atau romantika hidupnya.
Peristiwa sejarah Pengembangan peristiwa

KEGIATAN 2

Mengembangkan teks cerita sejarah


1. Menggunakan cerita sejarah “kelas ipa 7”
2. Peristiwa faktual: (informasi per paragraf)
3. (ceritanya)

Anda mungkin juga menyukai