Anda di halaman 1dari 21

BAB II

MENIKMATI CERITA SEJARAH

A. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Cerita Sejarah


Kegiatan 1 : Mendata Informasi Dalam Teks Sejarah
Latihan
Mencatat informasi informasi penting dalam kutipan novel sejarah “Kemelut di
Majapahit” karya SH Mintardja :
a) Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa
Jayawardhana.
b) Ronggo Lawe diangkat menjadi adipati di Tuban.
c) Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang Raja Kertanegara
(Dyah Tribunan yang menjadi permaisuri, yang kedua adalah Dyah Nara
Indraduhita, ketiga adalah Dyah Jaya Inderadewi, dan Dyah Gayatri yang juga
disebut Retno Sutawan atau Rajapatni), telah menikah lagi dengan seorang
putri dari Melayu.
d) Mendiang Sang Prabu Kertanegara mengutus pasukan Pamalayu ke negeri
Malayu. Pasukan ini dipimpin oleh seorang senopati perkasa bernama Kebo
Anabrang atau juga Mahisa Anabrang untuk membawa pulang dua orang putri
bersaudara. Putri yang kedua, yaitu yang muda bernama Dara Petak, Sang
Prabu Kertarajasa terpikat hatinya oleh kecantikan sang putri ini, maka
diambillah Dyah Dara Petak menjadi istrinya yang kelima yang lalu diberi
nama Sri Indraswari.
e) Terjadilah persaingan di antara para istri ini dalam memperebutkan cinta kasih
dan perhatian Sri Baginda yang tentu saja akan mengangkat derajat dan
kekuasaan masing-masing, hingga terjadi perpecahan diam-diam di antara
mereka sebagai pihak yang bercondong kepada Dyah Gayatri keturunan
mendiang Sang Prabu Kertanegara, dan kepada Dara Petak keturunan Malayu.
f) Ronggo Lawe berpihak kepada Dyah Gayatri.
g) Sang Prabu mengangkat Senopati Nambi sebagai Patih Kerajaan Mojapahit.
h) Adipati Ronggo Lawe mempunyai dua orang istrinya yang setia, yaitu Dewi
Mertorogo dan Tirtowati.
i) Mego Lamat adalah satu di antara kuda-kuda kesayangan Adipati Ronggo
Lawe, seekor kuda yang amat indah dan kuat, warna bulunya abu-abu muda.
j) Ronggo Lawe menghadap Sang Prabu tanpa pemberitahuan dan menentang
pengangkatan Patih Nambi.
k) Ronggo Lawe adalah keponakan Lembu Sora.

Kegiatan 2 : Menentukan Hal Hal Menarik dalam Novel Sejarah


A. Kutipan Novel Kemelut di Majapahit karya SH Mintardja
1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?
Jawab :
a) Pada masa pemerintahan Prabu Kertarajasa Jayawardana.
b) Pada masa pemerintahan Adipati Ronggo Lawe (Adipati Tuban)
c) Delapan tahun setelah peperangan
2. Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?
Jawab : Di kerajaan Majapahit
3. Peristiwa apa sajakah yang dikisahkan?
Jawab:
a. Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar
Kertarajasa Jayawardhana.
b. Ronggo Lawe diangkat menjadi adipati di Tuban.
c. Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang Raja Kertanegara
(Dyah Tribunan yang menjadi permaisuri, yang kedua adalah Dyah Nara
Indraduhita, ketiga adalah Dyah Jaya Inderadewi, dan Dyah Gayatri yang
juga disebut Retno Sutawan atau Rajapatni), telah menikah lagi dengan
seorang putri dari Melayu.
d. Mendiang Sang Prabu Kertanegara mengutus pasukan Pamalayu ke negeri
Malayu. Pasukan ini dipimpin oleh seorang senopati perkasa bernama
Kebo Anabrang atau juga Mahisa Anabrang untuk membawa pulang dua
orang putri bersaudara. Putri yang kedua, yaitu yang muda bernama Dara
Petak, Sang Prabu Kertarajasa terpikat hatinya oleh kecantikan sang putri
ini, maka diambillah Dyah Dara Petak menjadi istrinya yang kelima yang
lalu diberi nama Sri Indraswari.
e. Terjadilah persaingan di antara para istri ini dalam memperebutkan cinta
kasih dan perhatian Sri Baginda yang tentu saja akan mengangkat derajat
dan kekuasaan masing-masing, hingga terjadi perpecahan diam-diam di
antara mereka sebagai pihak yang bercondong kepada Dyah Gayatri
keturunan mendiang Sang Prabu Kertanegara, dan kepada Dara Petak
keturunan Malayu.
f. Ronggo Lawe berpihak kepada Dyah Gayatri.
g. Sang Prabu mengangkat Senopati Nambi sebagai Patih Kerajaan
Mojapahit.
h. Ronggo Lawe menghadap Sang Prabu tanpa pemberitahuan dan
menentang pengangkatan Patih Nambi.
4. Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam penceritaan?
Jawab:
Raden wijaya, ronggo lawe, sang prabu, keempat orang putri raja kertanegara,
kebo anbrang, dara petak, kedua istri ronggo lawe
5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke
dalam novel sejarah?
Jawab :
Bagian yang menandakan novel Kemelut di Majapahit tergolong novel sejarah
adalah penggunaan latar tempat di Kerajaan Majapahit dan latar waktu ketika
Kerajaan Majapahit masih berdiri. Kemudian, novel tersebut juga
menggunakan karakter yang namanya diambil dari tokoh-tokoh yang hidup
pada zaman Kerajaan Majapahit.

B. Kutipan Novel Sejarah Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara
1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?
Jawab: Pada Malam hari
2. Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?
Jawab: Kerajaan Majapahit
3. Peristiwa apa sajakah yang dikisahkan?
Jawab:
Cerita mengenai adanya kabut tebal yang berhubungan dengan bidadari yang
turun dari kahyangan, selain itu kabut yang amat tebal membawa penyakit ke
seluruh Negara
Gajah Mada mendapat laporan bahwa prajuritnya bernama Klabang Gendis
mati dengan anak panah menancap tepat ditenggorokan dan pembunuh prajurit
itu mati di patuk ular
4. Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam penceritaan?
Jawab: Gajah Mada, Gajah Enggon dan Gajah Bongol
5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke
dalam novel sejarah?
Jawab: Pada latar tempat dan waktu yaitu pada masa berdirinya kerajaan
Majapahit, nama dari tokoh di kerajaan, dan kisah prajurit yang mati dengan
anak panah yang menancap ( kisah ini biasanya terjadi pada masa masa zaman
dahulu )

Kegiatan 3 : Megidentifikasi Struktur Teks Cerita Sejarah


Berdasarkan kutipan novel “Magir” di atas, lakukan kegiatan pengidentifikasian cerita
ke dalam table di bawah ini.
Kutipan Struktur Keterangan
Di bawah bulan malam ini, tiada Orientasi Berisi penjelasan tentang
setitik pun awan di langit. Dan latar waktu dan dan situasi
bulan telah terbit bersamaan dengan cerita yang akan diceritakan
tenggelamnya matari. Dengan cepat yaitu di Laut Jawa pada abad
ia naik dan kaki langit, mengunjungi keenam belas masehi.
segala dan semua yang tersentuh
cahayanya. Juga hutan, juga laut,
juga hewan dan manusia. Langit
jernih, bersih, dan terang. Di atas
bumi Jawa lain lagi keadaannya
gelisah, resah, seakan-akan manusia
tak membutuhkan ketenteraman
lagi.

1. Abad Keenam Belas Masehi


Bahkan juga laut Jawa di bawah
bulan purnama sidhi itu gelisah.
Ombak-ombak besar bergulung-
gulung memanjang terputus,
menggunung, melandai, mengejajari
pesisir pulau Jawa. Setiap puncak
ombak dan riak, bahkan juga
busanya yang bertebaran seperti
serakan mutiara-semua-dikuningi
oleh cahaya bulan. Angin meniup
tenang. Ombak-ombak makin
menggila.
Sebuah kapal peronda pantai
meluncur dengan kecepatan tinggi
dalam cuaca angin damai itu.
Badannya yang panjang langsing,
dengan haluan dan buritan
meruncing, timbul-tenggelam di
antara ombak-ombak purnama yang
menggila. Layar kemudi di haluan
menggelembung membikin tunas
menerjang serong gunung-gunung
air itu-serong ke barat laut. Barisan
dayung pada dinding kapal
berkayuh berirama seperti kaki-kaki
pada ular naga. Layarnya yang
terbuat pilinan kapas dan benang
sutra, mengilat seperti emas, kuning
dan menyilaukan.
Sang Patih berhenti di tengah tengah Pengungkapan Peristiwa yang diungkapkan
pendopo, dekat pada damarsewu, peristiwa merupakan peristiwa
menegur “Dingin dingin anakanda penyebabnya konflik yang
datang. Pasti ada sesuatu berkepanjangan, yaitu ketika
keluarbiasaan. Mendekat sini, Patragading membawa berita
anakanda.” Dan Patragading bahwa Balatentara Demak di
berjalan mendekat dengan lututnya bawah Adipati Kudus
sambil mengangkat sembah, memasuki Jepara tanpa
merebahkan diri pada kaki Sang pemberitahuan
Patih “ Ampun patih,
membangunkan Paduka pada malam
buta begini kabar duka, Paduka.
Balatentara Demak di bawah
Adipati Kudus memasuki Jepara
tanpa diduga duga, menyalahi
aturan perang”
“ Allah Dewa Batarara! Sahut Sang Puncak Pada bagian ini banyak
Patih. “Itu bukan aturan raja raja! konflik peristiwa besar yang
Itu aturan brandal!” menyebabkan permasalahan
“Balatentara Tuban tak sempat semakin rumit, yaitu
dikerahkan, Paduka” terbunuhnya Bupati Jepara
“Bagaimana Bupati Jepara?” dan dibongkarnya bangunan
“Tewas enggan menyerah Paduka” batu di wilayah kota.
Patragading mengangkat sembah.
“Sisa balatentara Tuban mundur ke
timur kota. Jepara penuh dengan
balatentara demak lebih dari tiga
ribun orang”
“begitulah kata warta” Pada
meneruskan dengan hati hati
matanya tertuju pada boris. “Semua
bangunan batu di atas wilayah kota,
gapura, arca, pagoda,kuil,candi,
akan dibongkar. Setiap batu berukir
telah dijatuhi hokum buanga ke laut!
Tinggal hanya pengumuman”
“Disambar petirlah dia!” Boris
meraung, seakan batu batu itu
bagian dari dirinya sendiri. “Dia
hendak cekik semua pernahat dan
semua dewa di kahyangan. Dikutuk
dia oleh Batara Kala!” Tiba tiba
suaranya turun mengiba iba: “Apa
lagi artinya pengabdian? Aku pergi!
Jangan dicari. Tak perlu dicari!”
meraung
Ia lari keluar rungan, langsung
menuju ke pelataran depan.
Diangkatnya tangga dan dengannya
melangkahi pagar papan kayu. Dari
balik pagar orang berseru seru,
“Lari dari asrama!Lari!”
Mula mula pertikaiaan berkisar pada Resolusi Penyelesaian konflik pada
kelakuan Trenggono yang begitu permasalahan ini adalah para
sampai hati membunuh abngnya musafir bermusyawarah dan
sendiri, kemudian diperkuat oleh membentuk utusan
sikapnya yang polos terhadap menghadap Sutan.
peristiwa Pakuan. Mengapa Sultan
tak juga menyatakan sikap
menentang usaha Portugis yang
sudah mulai melakukan
perdagnagan ke Jawa? Sikap itu
semakin ditunggu semakin tak
datang. Para musafir yang sudah tak
dapat menahan hati lagi telah
bermusyawarah dan membentuk
utusan untuk menghadap Sultan.
Mereka ditolak dengan alasan: apa
yang terjadi di Pajajaran tak punya
sangkut paut dengan Demak dan
musafir.
Jawaban itu mengecewakan para Koda Pada bagian akhir, penulis
musafior. Bila demikian, mereka menutup dengan kesimpulan:
menganggap, sudah taka da Kalau Trenggono tetap tak
perlunya lagi para musafir punya sikap, jelas dia tak
mengagungkan Demak karena punya sesuatu urusan dengan
keagungannya memang sudah taka Islam.
da lagi. Apa gunanya armada besar
peninggalan Unus, yang telah dua
tahun disiapkan kalau bukan untuk
mengusir Portugis dan dengan
demikian terjamin dan melindungi
Demak sebagai negeri Islam
pertama tama di Jawa? Masuknya
Peranggi ke Jawa berarti anacaman
langsung terhadap Islam. Kalau
Trenggono tetap tak punya sikap,
jelas dia tak punya sesuatu urusan
dengan Islam.
Kutipan Struktur Keterangan
Orang menarik kesimpulan dari Orientasi Berisi penjelasan tentang
perkembangan terakhir: antara anak latar waktu dan dan situasi
dan ibu takkan ada perdamaian lagi. cerita yang akan diceritakan
Dan pertanyaan kemudian yang yaitu situasi antara Sultan
timbul: Adakah sultan akan Trenggono dengan ibunya.
mengambil tindakan terhadap
ibunya sendiri sebagaimana ia telah
melakukannya terhadap
abangkandungnya.
Pangeran Seda Lepen? Orang Pengungkapan Peristiwa yang diungkapkan
menunggu dan menunggu dengan perstiwa merupakan peristiwa
perasaan prihatin terhadap penyebabnya konflik yang
keselamatan wanita tua itu. Sultan berkepanjangan, yaitu Sultan
Trenggono tak mengambil sesuatu Trenggono membangun
tindakan ibunya. Ia makin pasukan daratnya tanpa
keranjingan membangun pasukan memperdulikan keselamatan
daratnya. Hamper setiap hari orang ibunya.
dapat melihat ia berada di tengah
tengah pasukan kuda
kebanggaannya, baik dalam latihan,
sodor, maupun ketangkasan berpacu
samba memainkan pedang
menghajar boneka yang
digantungkan pada sepotong kayu.
Ia sendiri ikut dalam latiha latihan Menuju Pada bagian ini banyak
ini. konflik peristiwa besar yang
menyebabkan permasalahan
semakin rumit, yaitu Sultan
Trenggono ikut serta dalam
latihan-latihan tersebut.
Dan dalam salah satu kesempatan Puncak Pada bagian ini banyak
semacam ini pernah ia berkata konflik peristiwa besar yang
secara terbuka, “Taka da yang lebih menyebabkan permasalahan
ampuh dari pada pasukan kuda. semakin rumit, yaitu ketika
Lihat, kawula kami semua!” Dan Sultan Trenggono berkata
para perwira pasukan kuda pada bahwa tapak kuda Demak
berdatangan dan merubungnya, akan menguasai seluruh
semua di atas kuda masing masing. Tanah Jawa.
“Pada suatu kali, kaki kuda Demak
akan mengepulkan debu di seluruh
bumi jawa. Bila debunya jatuh
kembali ke bumi, ingat ingat para
kawula,akan kalian lihat, takkan ada
satu tapak kaki orang Peranggi pun
musnah lenyap tertutup oleh debu
kuda kalian”
Seluruh Tuban kembali dalam Resolusi Penyelesaian konflik pada
ketenangan dan kedamaian kota dan permasalahan ini adalah
pedalaman. Sang patih Tuban Sang Patih Tuban digantikan
mendiang telah digantikan oleh oleh Kala Cuwil, yang
Kala Cuwil pemimpin pasukan kemudian dikenal dengan
gajah. Nama barunya: Wirabumi. Wirabumi.
Panggilan yanglengkap : Gusti Patih
Tuban Kala Cuwil Sang Wirabumi.
Dan sebagai patih ia masih tetap
memimpin pasukan gajah, maka
Kala Cuwil tak juga terhapus dalam
sebutan. Pasar kota dan pasar
bandar ramai kembali seperti
sediakala. Lalu lintas laut, kecuali
dengan Ats Angin, pulih kembali.
Sang Adipati telah menjatuhkan Koda Pada bagian akhir, penulis
titah: kapal kapal Tuban mendapat menutup dengan kesimpulan:
perkenan untuk berlabuh dan Kapal-kapal Tuban diijinkan
berdagang di Malaka ataupun Pasai. berlabuh di Malaka ataupun
di Pasai.

Kegiatan 4 Membandingkan novel sejarah Rumah Kaca dengan teks


sejarah Borobudur
TUGAS
Temukanlah perbandingan antara teks sejarah Borobudur dengan kutipan novel
sejarah Rumah Kaca karya Pramoedya Ananta Toer

No Teks Sejarah Novel Sejarah

1. Faktual Imajinatif

Candi Borobudur adalah monumen Pelarian-pelarian politik dari


Buddha terbesar disunia. Dibangun Nederland, Sneevliet, dan Baars itu
pada masa Raja Samaratungga dari senakin giat di Jawa Timur,
Wangsa Syailendra pada tahun 824. khususnya di Surabaya. Mereka
Candi Borobudur dibangun 300tahun membuka pidato dimana-mana,
sebelum Angkor Wat di Kamboja dan seperti takkan kering –kering
400 tahun sebelum katedral-katedral kerongkongan mereka. Lari dari
agung di Eropa. pertentangan intern di Nederland ke
Hindia, mereka anggap diri seakan
jago-jago tanpa lawan, seakan-akan
Hindia negerinya sendiri yang
dipayungi oleh hukum demokratis.
Beruntung mereka bergerak hanya
di kalangan orang-orang yang
berbahasa Belanda, yang
menduduki tempat sosial yang
rendah dan hidup dalam
kemasygulan.

B. Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita (Novel) Sejarah


Kegiatan 1
Tugas:
Petunjuk: Bacalah kembali kutipan novel sejarah Kemelut di Majapahit(jilid 01).
Kemudian, analisislah kaidah kebahasaan novel sejarah tersebut dengan mengisi tabel
berikut ini.

No Kaidah bahasa Kutipan teks


1. Kalimat bermakna lampau a) Sebelum puteri dari tanah
Malayu ini menjadi istrinya
yang kelima, Sang parbu
Kertarajasa Jayawardhana telah
mengawini semua putrid
mendiang Raja
Kertanegara.(Paragraf 2)
b) Tentu saja Ronggo Lawe,
sebagai seorang yang amat setia
sejak zaman Prabu
Kertanegara, berpihak kepada
Dyah Gayatri.(Paragraf 5)

2. Penggunaan konjungsi yang a) Setelah raden Wijaya berhasil


menyatakan urutan waktu menjadi Raja Majapahit
pertama bergelar Kertarajasa
Jayawardhana, beliau tidak
melupakan jasa-jasa para
senopati(perwira) yang setia
dan banyak membantunya
semenjak dahulu membagikan
pangkat kepada
mereka.(Paragraf 1)
b) Tentu saja Ronggo Lawe,
sebagai seorang yang amat setia
sejak zaman Prabu
Kertanegara, berpihak kepada
Dyah Gayatri.(Paragraf 5)
c) Ketika mendengar berita ini dia
sedang makan, seperti biasa
dilayani oleh kedua orang
istrinya yang setia, yaitu Dewi
Mertorogo dan
Tirtowati.(Paragraf 6)
c) Sebelum puteri dari tanah
Malayu ini menjadi istrinya
yang kelima, Sang parbu
Kertarajasa Jayawardhana telah
mengawini semua putrid
mendiang Raja
Kertanegara.(Paragraf 2)
d) Di dalam kemerahan dan
kekecewaan, Adipati Ronggo
Lawe masih ingat untuk
menghanturkan sembahnya,
tetapi setelah semua salam tata
susila ini selesai, serta merta
Ronggo Lawe menyembah dan
berkata dengan lantang,
“Hamba sengaja datang
menghadap paduka untuk
mengingatkan Paduka dari
kekhilafan yang Paduka
lakukan di luar kesadaran
Paduka!” Semua muka para
penghadap Raja menjadi pucat
mendengar ucapan ini, dan
semua jantung di dalam dada
berdebar tegang.(Paragraf 8)

3. Penggunaan kata kerja material a) Setelah raden Wijaya berhasil


menjadi Raja Majapahit
pertama bergelar Kertarajasa
Jayawardhana, beliau tidak
melupakan jasa-jasa para
senopati(perwira) yang setia dan
banyak membantunya semenjak
dahulu membagikan pangkat
kepada mereka.(Paragraf 1)
b) Sebelum puteri dari tanah
Malayu ini menjadi istrinya
yang kelima, Sang parbu
Kertarajasa Jayawardhana telah
mengawini semua putri
mendiang Raja
Kertanegara.(Paragraf 2)
c) Yang diangkat oleh Sang Prabu
menjadi pembesar yang
tertinggi dan paling berkuasa
sesudah raja yaitu Senopati
Nambi.(Paragraf 5)
d) Keempat orang putri itu adalah
Dyah Tribunan yang menjadi
Permaisuri,yang kedua adalah
Dyah Nara Indraduhita,ketiga
adalah Dyah Jaya Inderadewi,
dan yang juga disebut Retno
Sutawan atau Rajapatni yang
berarti “terkasih” karena
memang putri bungsu dari
mendiang Kertanegara ini
menjadi istri yang paling
dikasihinya.(Paragraf 3)
e) “Ingatlah, Kakangmas Adipati
… sungguh merupakan hal yang
kurang baik mengembalikan
berkah ibu pertiwi secara itu…”
Tirtowati juga memperingatkan
karena melempar nasi ke atas
lantai seperti itu penghinaan
terhadap Dewi Sri dan dapat
menjadi kualat.(Paragraf 7)

4. Penggunaan kalimat tidak langsung -


5. Penggunaan kata kerja mental a) Mendengar akan pengangkatan
Patih ini, merahlah muka
Adipati Ronggo Lawe.
b) Pengangkatan ini memang
banyak terpengaruh oleh
bujukan Dara Petak.
6. Penggunaan dialog a) “Kakangmas adipati … harap
Paduka tenang…,” Dewi
Mertorogo menghibur
suaminya.(Paragraf 7)
b) “Ingatlah, Kakangmas Adipati
… sungguh merupakan hal yang
kurang baik mengembalikan
berkah ibu pertiwi secara itu…”
Tirtowati juga memperingatkan
karena melempar nasi ke atas
lantai seperti itu penghinaan
terhadap Dewi Sri dan dapat
menjadi kualat.(Paragraf 7)
c) “Aku harus pergi sekarang
juga!” katanya.(Paragraf 7)
d) “Pengawal lekas suruh
persiapkan si Mego Lamat di
depan! Aku akan berangkat ke
Mojopahit sekarang juga!”
Mego Lamat adalah satu
diantara kuda-kuda kesayangan
Adipati Ronggolawe, seekor
kuda yang amat indah dan kuat,
warna bulunya abu-abu muda.
e) Di dalam kemerahan dan
kekecewaan, Adipati Ronggo
Lawe masih ingat untuk
menghanturkan sembahnya,
tetapi setelah semua salam tata
susila ini selesai, serta merta
Ronggo Lawe menyembah dan
berkata dengan lantang,
“Hamba sengaja datang
menghadap paduka untuk
mengingatkan Paduka dari
kekhilafan yang Paduka
lakukan di luar kesadaran
Paduka!” Semua muka para
penghadap Raja menjadi pucat
mendengar ucapan ini, dan
semua jantung di dalam dada
berdebar tegang.(Paragraf 8)
e) Sang Prabu sendiri memandang
dengan mata penuh perhatian,
kemudian dengan suara tenang
bertanya, “Kakang Ronggo
Lawe, apakah maksudmu
dengan ucapan itu?”(Paragraf 8)
f) “Yang hamba maksudkan tidak
lain dalah pengangkatan Nambi
sebagai pepatih paduka!
Keputusan yang paduka ambil
ini sungguh-sungguh tidak tepat,
tidak bijaksana dan hamba yakin
bahwa paduka tentu telah
tebujuk dan dipengaruhi oleh
suara dari belakang!
Pengangkatan Nambi sebagai
patih hamangkubumi sungguh
merupakan kekeliruan yang
besar sekali, tidak tepat dan
tidak adil, padahal paduka
terkenal sebagai maharaja yang
arif bijaksan dan adil!”(Paragraf
9)
g) Akan tetapi, sang Prabu
Kertarajasa tetap tenang, bahkan
tersenyum memandang kepada
Ronggo Lawe, ponggawanya
yang dia tahu amat setia
kepadanya itu, lalu berkata
halus, “Kakang Ronggo Lawe,
tindakanku menangkat kakang
Nambi sebagai patih
hamangkubumi, bukanlah
merupakan tindakan ngawur
belaka, melainkan telah
merupakan suatu keputusan
yang telah dipertimbangkan
masak-masak, bahkan telah
mendapat persetujuan dari semu
paman dan kakang senopati dan
semua pembantuku. Bagaimana
kakang Ronggo Lawe dapat
mengatakan bahwa
pengangkatan itu tidak tepat dan
tidak adil?” Dengan muka
merah, kumisnya yang seperti
kumis Gatotkaca itu bergetar,
napas memburu karena desakan
amarah, Ronggo Lawe berkata
lantang, “Tentu saja tidak
tepat!Paduka sendiri siapa si
Nambi itu Paduka tentu masih
ingat dengan segal sepak terjang
dan tindak-tanduknya dahulu!
Dia seorang
bodoh,lemah,rendah budi,
penakut, sama sekali tidak
memiliki wibawa …”(Paragraf
10)
7. Pengunaan kata sifat a) Akan tetapi, sang Prabu
Kertarajasa tetap tenang, bahkan
tersenyum memandang kepada
Ronggo Lawe, ponggawanya
yang dia tahu amat setia
kepadanya itu, lalu berkata
halus, “Kakang Ronggo Lawe,
tindakanku menangkat kakang
Nambi sebagai patih
hamangkubumi, bukanlah
merupakan tindakan ngawur
belaka, melainkan telah
merupakan suatu keputusan
yang telah dipertimbangkan
masak-masak, bahkan telah
mendapat persetujuan dari semu
paman dan kakang senopati dan
semua pembantuku. Bagaimana
kakang Ronggo Lawe dapat
mengatakan bahwa
pengangkatan itu tidak tepat dan
tidak adil?” Dengan muka
merah, kumisnya yang seperti
kumis Gatotkaca itu bergetar,
napas memburu karena desakan
amarah, Ronggo Lawe berkata
lantang, “Tentu saja tidak
tepat!Paduka sendiri siapa si
Nambi itu Paduka tentu masih
ingat dengan segal sepak terjang
dan tindak-tanduknya dahulu!
Dia seorang
bodoh,lemah,rendah budi,
penakut, sama sekali tidak
memiliki wibawa …”(Paragraf
10)
b) “Yang hamba maksudkan tidak
lain dalah pengangkatan Nambi
sebagai pepatih paduka!
Keputusan yang paduka ambil
ini sungguh-sungguh tidak tepat,
tidak bijaksana dan hamba yakin
bahwa paduka tentu telah
tebujuk dan dipengaruhi oleh
suara dari belakang!
Pengangkatan Nambi sebagai
patih hamangkubumi sungguh
merupakan kekeliruan yang
besar sekali, tidak tepat dan
tidak adil, padahal paduka
terkenal sebagai maharaja
yang arif bijaksana dan
adil!”(Paragraf 9)
c) Dyah gayatri yang bungsu ini
memang cantik jelita seperti
seorang dewi kahyangan,
terkenal di seluruh negeri dan
kecantikannya dipuja-puja oleh
sastrawan di masa itu.

Kegiatan 2 Menjelaskan Makna Kias yang Terdapat dalam Teks


Cerita (Novel) Sejarah
Latihan

Jelaskan makna ungkapan yang terdapat pada kutipan novel sejarah berikut ini.

1. Ia tahu benar Tholib Sungkar Az-Zubaid adalah kucing hitam di waktu malam dan
burung merak di siang hari.
Makna yang kalimatnya dimiringkan: Yang terlihat hanya bagusnya saja
sedangkan yang buruknya tidak terlihat.
2. Dalam hati-kecilnya bayangan Sang Adipati, yang jelas memberanikan istrinya,
antara sebentar mengawang dan mengancam hendak merobek-robek hatinya.
Makna yang kalimatnya dimiringkan: menyakiti perasaannya.
3. Bau kemenyan menyebar menyapa hidung siapa pun tanpa terkecuali.
Makna yang kalimatnya dimiringkan: baunya tercium dimana-mana.
4. Cakradara sama sekali tidak menyadari seseorang mengikuti gerak kakinya
dengan pandangan tidak berkedip dan isi dada yang mengombak.
Makna yang kalimatnya dimiringkan: mengalami perasaan tegang.
5. Majapahit memang bisa dalam genggamannya, dan kekuasaaan manakah yang
lebih tinggi dari kekuasaan seorang raja?
Makna yang kalimatnya dimiringkan: kekuasaan yang berada di bawah naungan
seorang penguasa.

C. Mengonstruksi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah ke dalam


Teks Eksplanasi
Kegiatan 1 Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah
Latihan
Untuk meningkatkan pemahamanmu tentang nilai-nilai dalam novel sejarah, bacalah
dengan seksama kutipan novel sejarah berikut ini, kemudian tentukan nilai yang
terkandung di dalamnya

Nilai nilai yang Jawaban


No terkandung dalam novel
sejarah
1. Nilai moral a) Menyesuaikan tata krama santun sesuai
peradaban
b) Senantiasa bersikap rendah hati, tapi
dengan meninggikan rasa percaya diri
c) Hidup itu harus konsisten dan tidak boleh
bermuka dua apalagi menjadi musuh
dalam selimut
2. Nilai budaya Budaya barat yang mengajarkan tentang
efisiensi dan menggunakan intelektual dalam
mengambil keputusan
3. Nilai sosial Para penguasa di surakarta yang saling
cemburu memperebutkan kekuasaan
4. Nilai religi Keluarga kerajaan belanda yang menganut
agama protestan bergaris kaku kalvinisme

Kegiatan 2 Mengaitkan Nilai NIlai dalam Novel Sejarah dengan


kehidupan
Tugas :
Bacalah kembali kutipan novel sejarah pada kegiatan 1 di atas, selanjutnya
analisislah Keterkaitannya dengan kehidupan saat ini!
Keterkaitannya dengan kehidupan saat ini adalah masih ada saja yang gila kekuasaan
bahkan menghalalkan segala cara agar ambisinya tersebut dapat tercapai.Banyak pada
saat ini banyak pejabat yang melakukan apa saja untuk mendapatkan kekuasaan dan
setelah mendapatkannya malah tidak amanah menjalankannya, hal itu sama saja
dengan patih danurejo II yang bersekongkol dengan van rijnst untuk menggulingkan
kekuasaan sri sultan hemengku buwono II walaupun akhirnya pihak belanda hanya
memanfaatkan patih danurejo II untuk kepentingan belanda.
Latihan :
Bacalah kembali teks novel sejarah pangeran diponegoro: menggagas ratu adil.
Tuliskan dan jelaskan nilai nilai yang ada dalam teks novel sejarah tersebut
Nilai nilai yang Jawaban
No terkandung dalam
novel sejarah
1. Nilai moral  Menyesuaikan tata krama santun sesuai
peradaban
 Senantiasa bersikap rendah hati, tapi dengan
meninggikan rasa percaya diri
 Hidup itu harus konsisten dan tidak boleh
bermuka dua apalagi menjadi musuh dalam
selimut
2. Nilai budaya  Budaya barat yang mengajarkan tentang
efisiensi dan menggunakan intelektual dalam
mengambil keputusan
3. Nilai sosial  Para penguasa di surakarta yang saling
cemburu memperebutkan kekuasaan
4. Nilai religi  Keluarga kerajaan belanda yang menganut
agama protestan bergaris kaku kalvinisme

Kegiatan 3 Menyajikan Nilai Novel Sejarah ke dalam Sebuah Teks


Eksplanasi
Nilai Moral
Nilai moral menurut KBBI adalah nilai yang menjadi standar baik dan buruk, yang
mengatur perilaku dan pilihan seseorang, dapat berasal dari pemerintah, masyarakat,
agama, atau diri sendiri. Nilai moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh
manusia karena hal itulah yang memberikan nilai positif di hadapan manusia yang
lainnya. Secara eksplisit, moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses
sosialisasi. Tanpa moral manusia tidak dapat bersosialisasi dengan sesamanya.

Dalam kehidupan sehari-hari, nilai moral yang sering ditemui adalah sifat rendah hati
dan tata krama kepada orang lain. Seringkali orang salah mempersepsikan sifat rendah
hati yang berarti sama dengan rendah diri padahal, kedua sifat itu berbeda. Rendah
hati adalah sifat tidak sombong atau tidak angkuh. Sedangkan, rendah diri adalah sifat
yang merasa dirinya kurang. Sifat rendah hati tidak sampai menghilangkan
kepercayaan diri seseorang namun, sifat rendah hati adalah keadaan dimana seseorang
tidak merasa sombong akan sesuatu dan tidak merasa angkuh terhadap orang lain,
itulah yang disebut dengan rendah hati. Sifat rendah hati biasanya berhubungan
dengan tata krama. Tata krama adalah kebiasaan yang mengatur sopan santun dan
disepakati oleh lingkungan. Tata krama berperan penting di dalam kehidupan sehari-
hari karena tata krama lah yang menyebabkan seseorang bisa diterima di lingkungan
masyarakat atau tidak. Hubungan antara rendah hati dan tata krama akan
menyebabkan adanya keseganan masyarakat terhadap seseorang yang memiliki sifat
itu yang akhirnya akan memudahkan seseorang untuk bergaul dan diterima orang lain
di lingkungan masyarakat.

Oleh karena itu, nilai moral seperti rendah hati dan tata krama begitu penting dalam
kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, seseorang wajib untuk menanam perilaku
tersebut hingga akhir hidupnya.

D. Menulis Novel Pribadi


Kegiatan 1 Menyusun Kerangka Novel Sejarah Berdasarkan peristiwa
Sejarah
Tugas :
Datalah peristiwa sejarah dari berbagai sumber tentang seorang tokoh, misalnya, tokoh
lokal di daerahmu dan buatlah hasil membacamu menjadi daftar temuan dan kemudian
dimasukkan ke dalam tabel yang sudah ditentukan sebelumnya.
Peristiwa sejarah Pengembangan peristiwa
Kelahiran B.J. Habibie pada 25 juni 1936 Aku dilahirkan di bogor, Jawa barat dari
pasangan ahmad abdul dan Tuti
marini.Aku dilahirkan bantu oleh seorang
bidan yang masih tradisional
Pindah ke kota Bandung pada tahun 1954 Aku melanjutkan pendidikanku di institut
teknologi bandung namun, hanya
beberapa bulan menempuh disana Aku
memutuskan untuk menempuh
pendidikan ke jerman.
Memulai kehidupan di jerman sejak tahun 1955 Aku berangkat ke jerman tanpa mendapat
beasiswa dari pemerintah. Aku
menggunakan biaya sendiri untuk
menempuh pendidikan di jerman
Seminar PPI pada tahun 1958 Aku memberikan suatu gagasan besar
untuk mengadakan seminar pembangunan
bagi seluruh mahasiswa di eropa dan
mendapat dukungan dari PPI jerman
Bekerja di salah satu perusahaan di jerman pada Aku mendapat kesempatan bekerja di
tahun 1965 perusahaan pesawat jerman dan mendapat
kepercayaan menduduki yang penting
Kepulangan ke tanah air pada tahun 1974 Aku mendapat perintah untuk pulang ke
tanah air walaupun karirku sedang
cemerlang dijerman Aku tetap kembali ke
tanah air karena kecintaanku terhadap
Indonesia.

Kegiatan 2 Mengembangkan Teks Cerita Sejarah


Berdasarkan draft yang telah kamu pada pembelajaran sebelumnya.kembangkanlah sebuah
novel sejarah. Berikut adalah panduan umum untuk membuat novel sejarah sebagai
kelanjutan atas tugas sebelumnya.
1. Buatlah bagian bagian peristiwa faktual, sisi lain kehidupan tokoh dan imajinasimu ke
dalam kerangka karangan
2. Buatlah rangkaian peristiwa faktual yang kamu dapatkan dari berbagai rujukan dan
sudah dibuat kerangka.
Masa kecil
 Bogor adalah kota yang nyaman dan tenang
 Kelahiranku dibantu oleh bidan tradisional
Kepindahan ke Bandung

 Aku pindah bersama ibuku ke Bandung


 Aku melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Bandung
Kehidupan di Jerman
 Aku memutuskan untuk mengikuti jejak teman temanku
 Aku melanjutkan pendidikan ke Jerman
 Ibuku membiayai pendidikanku selama di Jerman
Karir di industri
 Setelah lulus aku bekerja pada perusahaan besar di Jerman
 Aku menduduki jabatan penting di sana
Kepulangan ke tanah air
 Aku mendapat perintah untuk pulang ke tanah air
 Aku bertekad untuk memajukan teknologi di Indonesia

3. Buatlah rangkaian cerita berdasarkan daya khayalmu.Sudut pandang yang paling


mudah adalah sudut pandang orang pertama "aku"
MASA KECIL
Bogor tahun lima puluhan adalah kota tenang,penduduknya mungkin tidak
Iebih dari sepuluh ribu jiwa. Korayang berjarak 155 km dari Ujung-Pandang ini
tenang dan teduh karena rimbunnya daun-daun pepohonan di tengah kota. Arah
pemukiman penduduk memang lebih dekat ke pantai dari pada ke perbukitan pada
waktu itu. Walaupun tenang sepanjang pantai,karena kota terlindung pada sebuah
teluk, tidak banyak penduduk memperoleh penghasilan dengan menjadi nelayan.
Kendati demikian, dinamika pelaut sangat memengaruhi pula napas kehidupan warga
kota.Ombak pun tak henti - hentinya mengempas ke pantai, berirama tak pernah
berhenti. Di salah satu rumah pada tanggal 26 April 1936 lahir seorang anak
lelaki.itulah aku putra Ahmad Abdul dan Tuti Marini .

Kelahiranku dibantu oleh seorang bidan yang oleh orang disebut "sanro".
Bidan itu bernama indo melo. dalam adat kelahiran tradisional tersebut. Biasanya ari-
ari hanya dipotong dengan sembilu yang berfungsi sebagai pisau yang terbuat dari
kulit bambu. Pusar si orok biasanya juga hanya diberi obat ramuan tradisional.Baik
Ahmad Abdul maupun Tuti Marini bukan kelahiran jawa barat, Ahmad Abdul lahir
pada tanggal 17 agustus 1908 di Gorontalo dan Tuti Marini lahir pada 10 November
1911 di semarang .Ibunya anak seorang spaialis mata di Yogya. Ayahnya bernama
Pulpowardojo bertugas sebagai pemiliki sekolah. Ia bersaudara tujuh orang.

Aku adalah anak keempat dari delapan saudara, dari Suami istri Ahmad Abdul
dengan Tuti Marini.ayahku meninggal dunia pada tanggal 10 September 1950 di
Makasar.Bagaimana Aku ketika kecilnya? tidak ada yang terlalu istimewa.Soal
makanan, aku biasa saja.Sarapan paginya, roti dan kue kegemaranku adalah barongko.

Aku menempuh pendidikan SMA di SMAK Dago, Kota Bandung pada tahun
1954. Aku kemudian melanjutkan pendidikan di ITB (Institut Teknologi Bandung).
Namun, hanya beberapa bulan di ITB kemudian aku memutuskan untuk mengikuti
jejak teman-temannya untuk bersekolah di Jerman. Namun berbeda dengan yang
lainnya, aku tidak menggunakan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman melainkan dengan menggunakan biaya
sendiri dari ibuku . Mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya penguasaan
Teknologi yang berwawasan nasional yaitu teknologi maritim dan teknologi
dirgantara dikala Indonesia waktu itu masih berkembang akhirnya aku diberi
kesempatan belajar di Jerman.

Pada waktu itu pemerintah Indonesia dibawah Soekarno gencar membiayai


ratusan siswa cerdas Indonesia untuk mengemban pendidikan di luar negeri dan
menimba ilmu disana.aku merupakan rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA
yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Kemudian aku pun memilih jurusan
Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di Rhein
Westfalen Aachen Technische Hochschule.

KEHIDUPAN DI JERMAN

Pendidikan yang ditempuh aku diluar negeri bukan pendidikan kursus kilat
akan tetapi merupakan sekolah bertahun – tahun sambil kerja praktek. Sejak awal Aku
memang tertarik dengan how to build commercial aircraft bagi rakyat Indonesia yang
menjadi ide Soekarno di masa jabatannya. Darisana kemudian muncul perusahaan –
perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya IPTN. Kemudian ketika aku
sampai di Jerman, aku punya tekad untuk sungguh – sungguh di perantauan dan harus
pulang membawa kesuksesan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah
dan kehidupan sehari – harinya.
Beberapa tahun kemudian, di tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa
Indonesia yang belajar disana diberikan beasiswa penuh. Hanya aku yang punya
paspor hijau atau swasta dari pada teman yang lain.Bagiku di perantauan, musim
liburan bukan liburan bagi beliau justru menjadi kesempatan emas yang harus diisi
dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku.
Setelah masa liburan berakhir, semua kegiatan dikesampingkan kecuali
belajar. Berbeda dengan teman – temannya yang lain, mereka lebih banyak
menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan
uang tanpa mengikuti ujian. Kemudian pada tahun 1960, aku mendapat gelar Diploma
Ing, dari Technische Hochschule dengan predikat cumlaude (sempurna) yang nilai
rata – ratanya mencapai 9,5. Dengan gelar insinyur yang sudah dikantongi kemudian
membuat aku mendaftarkan diri untuk bekerja di Firma Talbot yang merupakan
sebuah industri kereta api Jerman.
Setelah itu kemudian aku melanjutkan studinya untuk mendapatkan gelar
Doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fure Maschinenwesen
Aachen.kehidupanku semakin keras di Jerman, pagi - pagi aku harus jalan kaki cepat
ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat biaya hidup kemudian pulang malam
hari dan belajar untuk kuliahnya. Memang penuh liku akan tetapi mendapatkan hal
yang manis di akhir hidupku dengan pulang ke Indonesia membuat pesawat
Indonesia.
SEMINAR PPI
INDONESIA di tahun lima puluhan merupakan masa subur partai partai
politik apalagi setelah pemilu 1955, semua partai- partai politik berusaha
mempengaruhi organisasiMahasiswa yang berafilisiasi pada partai politik tertentu.
Suasana politik Indonesia makin memuncak ketika mulai terjadi pcmberoncakan
PRRI/Permesta pada ahun 1957. kehidupan mahasiswa sudah teranjur takotak - kotak
pun wadah organisasi»si mahasiswa terpecah dalam PPMI (persatuan perhimpunan
Mahasiswa lndonesia), dan MMI (majelis Mahasiswa Indoneia).
Barulah pada tanggal 17 agustus 1979, kedua organisasi mahasiswa ini lebur
menjadi Musyawarah Nasional Mahasiswa Indonesia. Dalam suasana demikian ini
aku diangkat menjadi Ketua perhimpunan pelajar indonesia di Alchen. pemilihan ini
berdasarkan kriteria tertentu bagi seorang mahasiswa yang dianggap memiliki
kelebihan dan calon jelas tidak berorientasi pada salah satu aliran politik.
"Kalau saya individualis tidak mungkin saya terpilih jadi ketua. Saya disuruh
menandatangni suatu seruan, suatu 'apeal' dari pemuda" begitulah kataku
Aku memang tidak pernah terpengaruh oleh suasana perpecahan dan politik
praktis yang menjangkiti pikiran mahasiswa di tanah air. Aku iuga lidak terpengaru
dengan suasana acuh tak acuh beberapa kalangan mahasiswa seangkatanku di rantau,
mereka lebih banyak memikirkan kehidupan santai. Aku juga tidak hanya memikirkan
pelajaran semata tetapi aku selalu tertarik dengan problem di tanah air.
Tahun 1958 tercetuslah suatu gagasan besar. Gagasanku menyelenggarakan
Seminar pembangunan bagi seluruh mahasiswa yang belajar di Eropa. Gagasan
tersebut mendapat dukungan dari forum yang lebih luas yakni dari kongres PPI
Jerman Barat dan disetujui untuk dilaksanakan oleh PPI Eropa. Maka dibentuklah
Panitia Persiapan Seminar pembangunan (PPSP) yang dipimpin olehku. Rapat - rapat
panitia sering dilakukan di rumah kediaman Duta Bear RI di jerman Barat, Koning
Swinter Zairin Zain. Di sana sering juga diadakan rapat - rapat maraton dan aku
sendiri yang memimpin rapat sampai menjelang pagi.
KARIR DI INDUSTRI
Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, Aku sudah mulai bekerja untuk
menghidupi kehidupanku dan biaya studinya. Setelah lulus, Aku bekerja di
Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala
Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang, dan
kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat
terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973). Atas kinerja dan kebrilianku, 4
tahun kemudian, Aku dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi
di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior bidang teknologi untuk
Dewan Direktur MBB (1978 ). Akulah menjadi satu-satunya orang Asia yang berhasil
menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini.
Sebelum memasuki usia 40 tahun, karirku sudah sangat cemerlang, terutama
dalam desain dan konstruksi pesawat terbang. Aku menjadi “permata” di negeri
Jerman dan Aku pun mendapat “kedudukan terhormat”, baik secara materi maupun
intelektualitas oleh orang Jerman. Selama bekerja di MBB Jerman, Aku menyumbang
berbagai hasil penelitian dan sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidang Thermodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika.
KEPULANGAN KE TANAH AIR
Pada tahun 1968, Aku telah mengundang sejumlah insinyur untuk bekerja di
industri pesawat terbang Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat bekerja
di MBB atas rekomendasiku. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan skill dan
pengalaman (SDM) insinyur Indonesia untuk suatu saat bisa kembali ke Indonesia
dan membuat produk industri dirgantara (dan kemudian maritim dan darat). Dan
ketika Ibnu Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujukku untuk pulang ke
Indonesia, Aku langsung bersedia dan melepaskan jabatan, posisi dan prestise tinggi
di Jerman.
Hal ini dilakukan aku demi memberi sumbangsih ilmu dan teknologi pada
bangsa ini. Pada 1974 di usia 38 tahun, aku pulang ke tanah air. Aku pun diangkat
menjadi penasihat pemerintah (langsung dibawah Presiden) di bidang teknologi
pesawat terbang dan teknologi tinggi hingga tahun 1978. Meskipun demikian dari
tahun 1974-1978, aku masih sering pulang pergi ke Jerman karena masih menjabat
sebagai Vice Presiden dan Direktur Teknologi di MBB.
Aku mulai benar-benar fokus setelah Aku melepaskan jabatan tingginya di
Perusahaan Pesawat Jerman MBB pada 1978. Dan sejak itu, dari tahun 1978 hingga
1997, Aku diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek)
sekaligus merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT). Disamping itu Aku juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional dan
berbagai jabatan lainnya.
Ketika menjadi Menristek, Aku mengimplementasikan visinya yakni
membawa Indonesia menjadi negara industri berteknologi tinggi. Aku mendorong
adanya lompatan dalam strategi pembangunan yakni melompat dari agraris langsung
menuju negara industri maju. Visiku yang langsung membawa Indonesia menjadi
negara Industri mendapat pertentangan dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar
negeri yang menghendaki pembangunan secara bertahap yang dimulai dari fokus
investasi di bidang pertanian. Namun, Aku memiliki keyakinan kokoh akan visiku.
Aku ingin menjelaskan mengapa industri berteknologi itu sangat penting. Dan
Aku membandingkan harga produk dari industri high-tech (teknologi tinggi) dengan
hasil pertanian. Aku menunjukkan data bahwa harga 1 kg pesawat terbang adalah
USD 30.000 dan 1 kg beras adalah 7 sen (USD 0,07). Artinya 1 kg pesawat terbang
hampir setara dengan 450 ton beras. Jadi dengan membuat 1 buah pesawat dengan
massa 10 ton, maka akan diperoleh beras 4,5 juta ton beras kemudian Aku pun diberi
kepercayaan untuk memimpin industri-industri strategis seperti Pindad, PAL, dan PT
IPTN.

Anda mungkin juga menyukai