Kerajaan Majapahit
1. Lokasi Kerajaan dan sumber sejarah
Berdirinya kerajaan Majapahit bermula dari diterima dan diampuninya Raden
Wijaya oleh Jayakatwang atas bantuan Bupati Sumenep, Arya Wirajaya.
Kemudian raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama tanah tarik oleh
Jayakatwang. Dai tanah inilah raden wijaya mempersiapkan berdirinya kerajaan
Majapahit yang dalam waktu singkat sudah mampu menguasai Jawa Timur.
Sumber sejarah kerajaan ini ialah:
Prasasti butak (1294 M) yang berisi peristiwa keruntuhan kerajaan Singasari
dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan.
Prasasti Kudadu, berisi kisah pertempuran pasukan Raden Wijaya melawan
pasukan Kediri.
Kidung Harsawijaya dan kidung Panji Wijayakrama, menceritakan tentang
raden wijaya ketika menghadapi musuh dari kediri dan bertahun-tahun awal
perkembangan kerajaan Majapahit.
Kitab pararaton menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan
Majapahit.
Kitab Negarakertagama menceritakan tentang perjalanan Hayam Wuruk ke
Jawa Timur.
2. Keadaan sosial budaya
Kehidupan kebudayaan kerajaan Majapahit sudah berkembang pesat dalam
bidang Santra maupun bangunan, antara laian:
a) Sastra zaman Majapahit Awal
Kitab negarakertagama karya Mpu Prapanca yang ditulis tahun 1365 M
Kitab sutasoma karya Mpu Tantular. Dalam kitab inilah semua kata-kata
yang ada dalam Bhineka Tunggal Ika termuat.
Kitab pararaton, belum diketahui pengarangnya.
Kitab kunjara karna, belum diketahui pengarangnya.
b) Sastra zaman Majapahit Akhir
Kitab Sundayana
Kitab Sorandaka
Kitab Ranggalawe
Kitab Usana Jawa
Kitab Usana Bali.
Sedangkan, Seni bangunan kerajaan Majapahit:
a) Candi panataran di Blitar
b) Candi Sumberjati di Blitar
c) Candi Srenggopara di Kapopongan
d) Candi Jabung di Krasakan
e) Candi Surawana di Kediri
f) Candi Pari dekat Porong
g) Candi Waringin Lawang di Trowulan
Dalam bidang agama, dibentuk Dharmadyaksa yang dibantu oleh pejabat
keagamaan (sang pamegat). Dharmadyaksa yaitu pejabat tinggi kerajaan yang
khusus menangani keagamaan, antara lain:
Dharmadyaksa ring Kasaiwan, mengurusi agama Syiwa (Hindu)
Dharmadyaksa ring Kasogatan, mengurusi agama Buddha
Dalam bidang ekonomi, majapahit menitikberatkan pada pertanian, pelayaran,
dan perdagangan. Majapahit merupakan negara agraris dan maritim.
3. Keadaan politik
Berikut raja-raja yang pernah memerintah kerajaan Majapahit:
a) Raden wijaya (1293-1309 M)
Pada masa pemerintahan Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa banyak
terjadi pemberontakan, seperti Lembu Sora, Ranggalawe, dan Nambi. Hal ini
disebabkan oleh rasa tidak puas atas jabatan yang diberikan raja.
b) Srijayanegara (1309-1328 M)
Srijayanegara merupakan putra sekaligus pengganti raden Wijaya. Pada masa
pemerintahaanya terjadi pemberontakan KUTI. Saat itu, pasukan Kuti berhasil
menduduki ibu kota dan jayanegara terpaksa menyingkir ke Desa Badander di
bawah perlindungan pasukan Bhayangkara. Di bawah pimpinan Gajah Mada,
pasukan Kuti berhasil dihancurkan.
Pada masa pemerintahan inilah, terjadi peristiwa Patanca, yaitu musibah yang
mengejutkan tahun 1328, yakni terbunuhnya Raja Jayanegara oleh Tanca
(Tabib kerajaan) yang kemudian tanca dibunuh oleh Gajah Mada.
c) Raja Tribhuwanatunggadewi (1328-1350 M)
Pada masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi, terjadi pemberontakan
Sadeng. Pada saat itu Arya Todah (Patih Mangkubumi) sedang sakit. Sehingga
mengutus Patih Gajah Mada untuk menumpasnya. Namun, Bersama
pasukannya, Ra Kembar mendahului berangkat ke Sadeng. Dia ingin mencari
perhatian di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Padahal, saat itu, Gajah
Mada dan Adityawarman disebut sedang melakukan upaya diplomasi dengan
Sadeng agar wilayah dapat tunduk tanpa menumpahkan darah. Patih Arya
Tadah marah setelah mendengar kabar Ra Kembar mendahului perang.
Penumpasan pemberontakan Sadeng menjadi kacau. Seorang utusan pun
dikirim untuk menemui Ra Kembar agar mengurungkan niatnya dan
membawa kembali pasukan yang dibawanya. Tetapi, Ra Kembar menolak.
Alasannya, apa yang dilakukannya itu semata-mata demi negara. Pertempuran
tak terelakkan. Dalam beberapa hari pertempuran, jumlah pasukan yang
dipimpin Ra Kembar menyusut. Majapahit kian terdesak.
Karena kekacauan tersebut, Tribhuwana Tunggadewi, Gajah Mada, dan
Adityawarman bekerjasama sehingga pemberontakan berhasil dimenangkan
Majapahit. Berkat jasa dan kecakapannya, Majapahit diangkat menjadi Patih
Mangkubumi menggantikan Arya Todah. Pada saat upacara pelantikan, Gajah
Mada mengucapkan Sumpah Palapa (Tan Amukti Palapa):
Sira Gajah Mada patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah
Mada:”Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring
Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali,
Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”
Marwati, Djoened Poesponegoro, 2010. Sejarah Nasional Indonesia I-V, Jakarta: Balai
Pustaka.