Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT

Rizky Musyaffa F. (28)


Hottrali Karunia T. ( )
M. Alfan Catur ( )

Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit berdiri setelah kerajaan Singasari
runtuh, tepatnya -antara abad ke-14 sampai abad ke-15.
Berdirinya kerajaan ini sebenarnya sudah direncanakan oleh
Raden Wijaya (Kertajasa Jayawarddhana). Nama Majapahit ini
diambil dari nama buah yaitu buah Maja dan memiliki rasa
yang Pahit jadi dinamakan Majapahit.

Pada masa pemerintahan Raden Wijaya, Majapahit


mengalami banyak pemberontakan yang dilakukan oleh
sahabat-sahabatnya yang pernah mendukung perjuangan
dalam mendirikan Majapahit. Setelah Raden Wijaya Wafat,ia
digantikan oleh putranya Jayanegara. Jayanegara dikenal
sebagai raja yang kurang bijaksana dan lebih suka bersenang
senang. Kondisi itulah yang menyebabkan pembantu-
pembantunya melakukan pemberontakan.

Diantara pemberontakan yang dilakukan, yang dianggap


paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti. Pada saat
itu,pasukan Kuti berhasil menduduki ibu kota negara.
Jayanegara terpaksa menyingkir ke Desa Badander di bawah
perlindungan pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada.
Gajah Mada kemudian menyusun strategi dan berhasil
menghancurkan pasukan Kuti. Atas jasa-jasanya, Gajah Mada
diangkat menjadi Patih Kahuripan (1319-1321 M) dan Patih
Kediri (1322-1330 M)
Keadaan Politik Majapahit
Pada kerajaan Majapahit, Raja memegang kekuasaan
tertinggi. Dalam melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh
berbagai badan atau pejabat berikut.

1. Rakryan mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja,


terdiri atas Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan
i Halu
2. Dewan pelaksana terdiri atas Rakryan Mapatih atau Patih
Mangkabumi, Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung,
Rakryan Rangga, dan Rakryan Kanuruhan. Kelima pejabat
ini dikenaln sebagai Sang Panca ring Wilwatika. Diantara
kelima pejabat itu Rakryan Mapatih dan Patih
Mangkubumi merupakan pejabat yang paling penting. Ia
menduduki tempat sebagai Perdana Menteri. Bersama
sama raja, ia menjalankan kebijakan pemerintahan. Selain
itu terdapat pula dewan pertimbangan yang disebut
dengan Batara Sapta Prabu.

Untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan


berwibawa, dibentuklah badan peradilan yang disebut dengan
Saptopapati. Selain itu disusun pula kitab hukum oleh Gajah
Mada yang disebut Kitab Kutaramanawa. Gajah Mada memang
seorang negarawan yang mumpuni. Ia memahami
pemerintahan strategi perang dan hukum.

Untuk mengatur kehidupan beragama dibentuk badan


atau pejabat yang disebut Dharmadyaksa. Dharmadyaksa
adalah pejabat tinggi kerajaan yang khusus menangani
persoalan keagamaan. Di Majapait dikenal ada 2
Dharmadyaksa sebagai berikut:

1. Dharmadyaksa ring Kasaiwan, mengurusi agama


Sylwa(Hindu),
2. Dharmadyaksa ring Kasogatan, mengurusi agama Buddha.
Dalam menjalankan tugas, masing-masing Dharmadyaksa
dibantu oleh pejabat keagamaan yang diberi sebutan Sang
Pamegat.

Berkat kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah Mada,


kehidupan politik, dan stabilitas nasional Majapahit terjamin.
Hal ini desebabkan pula karena kekuatan tentara Majapahit dan
angkatan lautnya sehingga semua perairan nasional dapat
diawasi.

Majapahit juga menjalin hubungan dengan kerajaan lain.


Hubungan dengan Siam, Birma, Kamboja, Anam , India, dan
Cina berlangsung dengan baik. Dalam membina hubungan
dengan luar negeri, Majapahit mengenal motto Mitreka Satata,
artinya negara sahabat.
Keadaan Perekonomian Majapahit

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, sungai


merupakan pendukung kegiatan perekonomian, terutama
perdagangan. Misalnya, Sungai Bengawan Solo dan Sungai
Brantas. Akibatnya desa desa di tepi sungai dan yang berada di
muara sungai berkembang menjadi pusat perdagangan.
Beberapa kota pelabuhan yang penting pada zaman Majapahit
antara lain Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu, dan Tuban. Pada
waktu itu banyak pedagang luar dari Cina, India, dan Siam.

Kegiatan pertanian juga dikembangkan. Sawah dan ladang


dikerjakan secukupnya dan dikerjakan secara bergiliran. Hal ini
maksudnya agar tanah tetap subur dan tidak kehabisan lahan
pertanian.
Keadaan Sosial Budaya Majapahit
Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai, dan
tenteram. Dalam kitab Negarakrtagama disebutkan bahwa
Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah
untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan
rakyatnya. Perlindungan terhadap rakyat sangat diperhatikan.
Demikian juga peradilan, dilaksanakan secara ketat; siapa yang
bersalah dihukum tanpa pandang bulu.

Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka


suatu masyarakat akan mampu menghasilkan karya-karya
budaya yang bermutu tinggi
Peninggalan-Peninggalan Kerajaan
Majapahit

1. Candi

Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (di Blitar),


Candi Brahu, Candi Bentar (Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi
Tikus, dan bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti Segaran dan Makam
Troloyo (di Trowulan).

2. Kesusanteran
Zaman Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya
dapat dibagi menjadi zaman Majapahit Awal dan Majapahit Akhir.

Sastra Zaman Majapahit Awal

Kitab Negarakrtagama, karangan Empu Prapanca. Isinya tentang


keadaan kota Majapahit, daerah-daearah jajahan, dan perjalananan
Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah.

Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam kitab ini


terdapat ungkapan yang berbuny "Bhinneka tunggal ika tan hana
dharma mangrawa" yang kemudian dipakai sebagai motto negara
kita.

Kitab Arjunawijaya karangan EmpuTantular. Isinya tentang raksasa


yang dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu.

Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.


Sastra Zaman Akhir Majapahit

Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan


Majapahit.

Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.

Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.

Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe.

Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan


menjadi Raja Majapahit.

Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada
dan Aryadamar.

Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke


Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.

Sebab Sebab Runtuhnya Kerajaan


Majapahit

Keruntuhan Majapahit lebih disebakan oleh


ketidakpuasan sebagian besar keluarga raja, setelah turunnya
Hayam Wuruk. Perang Paragreg telah melemahkan unsur unsur
kejayaan Majapahit. Meskipun perang berakhir, Majapahit terus
mengalami kelemahan karena raja yang berkuasa tidak mampu
mengembalikan kejayaannya. Unsur lain yang menyebabkan
keruntuhan Majapahit adalah semakin meluasnya pengaruh
islam pada saat itu.

Anda mungkin juga menyukai