Anda di halaman 1dari 4

Sejarah kelas x

Pusat Kerajaan Majapahit Sebagai kerajaan besar saat ini, Majapahit tercatat telah tiga kali pindah
pusat pemerintahan. Tiga pusat pemerintahan tetap berada di wilayah Jawa Timur. • Mojokerto
Pusat pemerintahan atau ibu kota  kerajaan Majapahit yang pertama terletak di kota Mojokerto. Saat
itu ibu kota diperintah oleh raja pertama, diyakini Kertarajasa Jayawardhana atau Raden Wijaya.
Lokasi pusat pemerintahan tersebut konon berada di tepi Sungai Brantas.

Tohjoyo (1248 M)

Setelah berhasil membunuh Anuspati, Tohjoyo naik takhta. Masa pemerintahnya sangat singkat, Ronggowuni yang
merasa berhak atas takhta kerajaan, menuntut takhta kepada Tohjoyo. Ronggowuni dalam hal ini dibantu oleh
mahesa cempaka, putra dari mahesa wongateleng. Menghadapi tuntutan ini, maka tohjoyo mengirim pasukannya
di bawah lembu ampal untuk melawan ronggowuni. Kemudian terjadi pertempuran antara pasukan toh joyo
dengan pengikut ronggowuni. Dalam pertempuran tersebut lembu ampal berbalik memihak ronggowuni. Serangan
pengikut ronggowuni semakin kuat dan berhasil menduduki istana singhasari. Toh joyo berhasil meloloskan diri
dan akhirnya meninggal di daerah katang lumbang akibat luka luka yang di deritanya.

ISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN MAJAPAHIT

Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Wilayah
yang dikuasai sangatlah luas, sehingga membutuhkan pengaturan yang lebih. Sistem pemerintahan bersifat
kerajaan yang mana raja memegang kendali segala kebijakan. Kekuasaan diwariskan secara turun termurun.
Majapahit telah mengembangkan sistem pemerintahan yang teratur. Raja memegang kekuasaan tertinggi.
Dalam melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh berbagai badan atau pejabat berikut.
1. Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja, terdiri atas Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan,
dan Rakryan i Halu.
2. Dewan Pelaksana terdiri atas Rakryan Mapatih atau Patih Mangkabumi, Rakryan Tumenggung, Rakryan
Demung, Rakryan Rangga dan Rakryan Kanuruhan. Kelima pejabat ini dikenal sebagai Sang Panca ring
Wilwatika. Di antara kelima pejabat itu Rakryan Mapatih atau Patih Mangkubumi merupakan pejabat
yang paling penting. Ia menduduki tempat sebagai perdana menteri. Bersama sama raja, ia menjalankan
kebijaksanaan pemerintahan.
Selain itu terdapat pula dewan pertimbangan yang disebut dengan Batara Sapta Prabu. Struktur tersebut ada
di pemerintah pusat. Di setiap daerah yang berada di bawah raja-raja, dibuatkan pula struktur yang mirip.
Untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, dibentuklah badan peradilan yang disebut
dengan Saptopapati. Selain itu disusun pula kitab hukum oleh Gajah Mada yang disebut Kitab
Kutaramanawa. Gajah Mada memang seorang negarawan yang mumpuni. Ia memahami pemerintahan
strategi perang dan hukum.

Untuk mengatur kehidupan beragama dibentuk badan atau pejabat yang disebut Dharmadyaksa.
Dharmadyaksa adalah pejabat tinggi kerajaan yang khusus menangani persoalan keagamaan. Di Majapahit
dikenal ada dua Dharmadyaksa sebagai berikut.

1. Dharmadyaksa ring Kasaiwan, mengurusi agama Syiwa (Hindu),


2. Dharmadyaksa ring Kasogatan, mengurusi agama Buddha.

Kerajaan Majapahit: Politik dan


Pemerintahannya
Mungkin kamu sudah tahu bahwa kerajaan Majapahit berada di Pulau Jawa.
Salah satu kerajaan di Indonesia ini berdiri sejak sekitar abad ke-15 M.
Kerajaan yang ada di Nusantara membawa pengaruh terhadap pemerintahan
dan kekuasaan di suatu daerah.
Mengutip dari buku Sejarah Indonesia Kelas X Semester 2 yang ditulis
Amurwani Dwi L. dkk., di Jawa terdapat tiga kerajaan utama. Di ujung barat
Jawa, terdapat kerajaan Tarumanegara dengan rajanya yang terkemuka,
yaitu Purnawarman. Di Jawa bagian tengah ada Ho-ling (Kalingga), lalu di
Jawa bagian timur ada Singaasari dan Majapahit.
Selama periode pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia, kekuatan besar
Nusantara yang berintegrasi secara politik dihubungkan dengan kebesaran
Kerajaan Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit.
Berikut ini adalah hal-hal seputar kerajaan Majapahit menurut buku Sejarah
Indonesia Kelas X Semester 1 yang juga ditulis oleh Amurwani Dwi L. dan
kawan-kawan.

Perbesar

Ilustrasi peninggalan kerajaan Majapahit. Sumber: kumparan

Kerajaan Majapahit dan Hal-Hal Seputarnya


Setelah Singasari runtuh, berdirilah Majapahit yang berpusat di Jawa Timur.
Kerajaan ini berdiri antara abad ke-14 dan ke-15 M. Keberadaan kerajaan
Majapahit telah direncanakan oleh Kertarajasa Jayawarddhana atau yang
disebut sebagai Raden Wijaya.
Ia bertugas melanjutkan Singasari yang saat itu sudah hampir jatuh. Raden
Wikaya dibantu oleh Arya Wiraraja yang merupakan seorang penguasa
Madura.
Raden Wijaya membuka hutan di wilayah yang disebut dalam kitab
Pararaton dan menyebutnya sebagai “hutannya orang Trik”. Desa itu lalu
dinamai Majapahit yang namanya diambil dari buah maja yang memiliki
rasa pahit.
Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit telah mengembangkan sistem pemerintahan yang
teratur dalam hal politik dan pemerintahan. Pada umumnya raja memegang
kekuasaan tertinggi, sehingga dalam melaksanakan pemerintahan, raja
dibantu oleh berbagai badan atau pejabat. Mengutip dari buku yang ditulis
Amurwani Dwi L. dkk., berikut adalah rinciannya.
1. Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja, terdiri atas
Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan i Halu.
2. Dewan Pelaksana terdiri atas Rakryan Mapatih atau Patih Mangkabumi,
Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga dan Rakryan
Kanuruhan. Kelima pejabat ini dikenal sebagai Sang Panca ring Wilwatika.
Rakryan Mapatih atau Patih Mangkubumi merupakan pejabat yang paling
penting di antara kelima pejabat tersebut. Ia menduduki tempat sebagai
perdana menteri. Bersama raja, Patih Mangkubumi menjalankan
kebijaksanaan pemerintahan.
Selain itu, terdapat juga dewan pertimbangan yang disebut dengan Batara
Sapta Prabu. Struktur kekuasaan tersebut ada di pemerintah pusat. Di setiap
daerah yang berada di bawah raja-raja, dibuatkan pula struktur yang mirip.

Pembagian Zaman Batu Prasejarah Lengkap Dengan


Ciri Dan Peninggalannya
Ditulis bangmaul
Pembagian zaman batu prasejarah di Indonesia, ada beberapa pembagian zaman
prasejarah dalam beberapa periode waktu, yang berasal dari alat atau perkakas yang
ditemukan oleh para arkeolog. Dari situlah para arkeolog menemukan petunjuk bahwa
pembagian zaman prasejarah didasarkan pada bentuk, tekstur permukaan alat yang
digunakann apakah kasar atau halus.
Untuk lebih memahami Anda perlu membaca tentang : Corak Kehidupan Manusia
Purba Masa Praaksara, Jelas Dan Lengkap

Foto : gargantuanwine

Untuk lebih jelasnya, yuk ikuti ulasan dibawah ini mengenai pembagian zaman
prasejarah di Indonesia :

A. Zaman Paleolitikum
Paleolitikum berasal dari kata "paleo" yang artinya tua,"lithik" artinya batu dan
tambahan "um" yang artinya zaman. Jadi paleolitikum berarti zaman batu tua. Zaman
ini diperkirakan berlangsung pada masa pleistosen awal yaitu sekitar 600.000  tahun
lalu. Ciri khas dari zaman ini adalah alat-alatnya terbuat dari batu yang masih kasar.
Berdasarkan penemuan oleh para arkeolog kebudayaan ini dibagi menjadi dua, antara
lain :

 Kebudayaan Pacitan

Salah satu daerah di Jawa Timur ini ternyata banyak menyimpan rahasia mengenai
bukti kehidupan purba. Disana banyak perkakas atau alat-alat yang ditemukan seperti
berupa kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, dan flakes.

 Kebudayaan Ngandon

Ngandong berada di daerah Ngawi, Jawa Timur. Di sana banyak ditemukan alat yang
terbuat dari tulang, selain di Ngandong alat yang terbuat dari tulang juga ditemukan di
Sangiran dan Cabange (Sulawesi Selatan)
B. Zaman Mesolitikum
Mesolitikum berasal dari kata "meso" yang berarti tengah atau madya, "lithik" berarti
batu dan tambahan "um" yang artinya zaman. Jadi zaman mesolitikum adalah za,an
batu tengah. Zaman ini berlangsung pada masa Holosen (10.000 tahun lalu).
Perkembangan kebudayaan ini sangat cepat, hal ini disebabkan oleh beberapa fakktor,
diantaranya :

 Keadaan alam yang sudah stabil dan bersahabat


 Mayoritas penduduknya adalah berjenis Homo Sapiens, mahluk yang lebih
cerdas disbanding pendahulunya

Masyarakat di zaman ini sudah mampu membuat alat dari batu yang sudah agak halus,
mereka juga sudah bisa membuat gerabah. Contohnya penemuan kapak genggam
Sumatra (Sumatralith Pebble Culture), alat yang terbuat dari tulang di Sampang (Bone
Culture) dan sejumlah flakes yang ditemukan di daerah Toala (flakes culture).

Kehidupan bemasyarakat di zaman mesolitikum sudah mulai menetap atau semi


sedenter. Banyak dari manusia purba yang tinggal di gua-gua di tebing pantai atau
biasanya disebut abris sous roche. Disana juga banyak ditemukan kumpulan sampah
dapur yang disebut kjokkenmoddinger.

Anda mungkin juga menyukai