PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Mengetahui Letak Kerajaan Tarumanegara
2. Mengetahui apa saja sumber sejarah kerajaan Tarumanegara
3. Mengetahui kehidupan politik, sosial dan ekonomi Kerajaan Tarumanegara
4. Mengetahui Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Claudius Ptolomeus (ahli ilmu bumi Yunani Kuno) dalam bukunya “Geography”
menyebutkan bahwa di Timur Jauh ada sebuah kota bernama Argyre yang terletak
di ujung Pulau Labadium (Jawa Dwipa=Pulau Jelai=Pulau Jawa). Kata Argyre
berarti perak, diduga yang bermaksud adalah merak yang terletak di sebelah barat
Pulau Jawa.
2. Gunawarman, seorang pendeta dari Kashmir, India mengatakan bahwa agama
yang dianut rakyat Tarumanegara adalah hindu.
Kehidupan Politik
Menurut Naskah Wangsakerta yang berasal dari Cirebon, Tarumanegara
didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M yang kemudian
digantikan oleh putranya, Dharmayawarmasn (352-395 M). Purnawarman adalah Raja
Tarumanegara yang ketiga (395-434 M). Ia membangun ibu kota kerajaan baru pada
tahun 397 M bernama Sundapura yang artinya kota suci. Raja terakhir Tarumanegara
adalah Linggawarman yang kemudian digantikan manantunya, Tarusbawa. Tokoh ini
kemudian menghidupkan kembali Kerajaan Sunda yang pernah dikuasai oleh
Tarumanegara.
4
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan Ekonomi di Tarumanegara diduga menitikberatkan pada pelayaran,
perdagangan, dan pertanian. Bukti adanya kehidupan pelayaran, misalnya adanya
pengiriman utusan Tarumanegara ke Tiongkok. Pembangunan saluran air (kanal)
Gomati dan Candrabaga juga menunjukkan bahwa masyarakat Tarumanegara
melakukan kegiatan pertanian (agraris) utamanya bersawah.
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Tarumanegara dikatakan maju karena
sudah tertata rapi dan telah ada pemanfaatan teknologi untuk menunjang kehidupan.
Berdasarkan berita China dari catatan Fa Hien, diketahui bahwa kehidupan ekonomi
masyarakat Tarumanegara bergantung pada sektor pertanian, peternakan, perburuan
binatang, dan perdagangan cula badak, kulit penyu, serta perak. Guna memajukan
pertanian dan perdagangan, Raja Purnawarman menerapkan teknologi pengairan. Raja
Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk melakukan penggalian saluran air yang
dinamakan Sungai Gomati.
Perintah tersebut tercantum pada Prasasti Tugu peninggalan Kerajaan
Tarumanegara. Pembangunan saluran air itu sangat besar artinya, karena dapat mengairi
daerah persawahan penduduk, mencegah banjir saat hujan, mencegah kekeringan pada
musim kemarau, dan sebagai sarana lalu lintas barang dari pedalaman ke daerah luar
yang berbatasan dengan pantai.
Selain itu, bukti Kerajaan Tarumanegara sudah maju dalam bidang pertanian
dapat dilihat dari temuan beberapa alat batu yang erat hubungannya dengan usaha
pertanian dan perladangan. Alhasil, kehidupan sehari-hari dan perekonomian
masyarakat Kerajaan Tarumanegara dapat berjalan teratur. Kehidupan sosial Kerajaan
Tarumanegara juga sudah rapi dan makmur.
Raja Purnawarman adalah peguasa besar yang berhasil meningkatkan
kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Di Kerajaan Tarumanegara terdapat golongan
Brahmana, Ksatria, dan ada pula kelompok petani, pedagang, pelaut, pemburu,
peternak, dan nelayan. Raja Purnawarman sangat memperhatikan kedudukan kaum
Brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara penghormatan
kepada para dewa.
5
2.4. Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
Dalam Tarumanagara: Latar Sejarah dan Peninggalannya (1991), Hasan Djafar
menerangkan, mulai muncul benih-benih perpecahan di Kerajaan Tarumanegara pada
era pemerintahan Kertawarman (561-628 M). Beberapa negeri taklukan tidak percaya
dengan kemampuan Raja Kertawarman dalam memimpin pemerintahan dan mengelola
wilayah kekuasaan Tarumanegara yang amat luas. Munculnya beberapa kerajaan
pesaing juga menjadi salah satu faktor penyebab kemunduran Kerajaan Tarumanegara.
Ancaman mulai datang dari Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah, Kerajaan seperti
Sriwijaya di Sumatera, dan beberapa kerajaan di Nusantara lainnya. Kerajaan
Tarumanegara akhirnya bubar setelah wafatnya Raja Linggawarman (666-669 M).
Linggawarman tidak memiliki anak laki-laki, melainkan dua anak perempuan
yang bernama Manasih dan Subakancana.Pada 669 M, takhta Tarumanegara diwariskan
kepada menantu Linggawarman yakni Tarusbawa yang tidak lain adalah suami
Manasih. Di sinilah riwayat Kerajaan Tarumanegara benar-benar tamat. Setahun setelah
naik takhta, Tarusbawa justru memindahkan pusat pemerintahan dan mengubah nama
Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda pada 670 M. Situasi ini dimanfaatkan oleh
Wretikandayun untuk melepaskan wilayahnya dari cengkeraman Tarumanegara.
Wretikandayun adalah pemimpin Kerajaan Kendan sejak 612 M. Kerajaan
Kendan saat itu merupakan salah satu wilayah taklukan Tarumanegara. Tahun 670 M,
atau bertepatan dengan didirikannya Kerajaan Sunda oleh Tarusbawa, Wretikandayun
juga mendeklarasikan terbentuknya Kerajaan Galuh di tanah Pasundan. Herlina Lubis
dan kawan-kawan melaluii penelitian berjudul “Rekonstruksi Kerajaan Galuh Abad
VII-XV” dalam jurnal Paramita (Volume 26, 2016) menerangkan,
Kerajaan Sunda berpusat di Bogor, sedangkan Kerajaan Galuh beribukota di
Ciamis. Nantinya, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dipersatukan oleh Jayadéwata
dengan gelar Sri Baduga Maharaja (1482-1521). Pada masa Sri Baduga Maharaja,
gabungan Kerajaan Sunda dan Galuh dikenal dengan nama Kerajaan Pajajaran.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kerajaan Tarumanegara terletak di tepi Sungai Citarum, Jawa Barat. Kerajaan
Tarumanegara merupakan kerajaan tetua di Pulau Jawa. Bukti keberadaan Kerajaan
Taruma diketahui dari tujuh buah prasasti batu yang ditemukan, kitab sastra, dan
beberapa berita dari luar negeri. Sumber berita berupa karya sastra tentang
Tarumanegara adalah Naskah Wangsakata dari Cirebon. Selain berita dari Tiongkok,
berita Tarumanegara juga berasal dari Caludius Ptolomeus dan Gunawarman.
Menurut Naskah Wangsakerta yang berasal dari Cirebon, Tarumanegara
didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M yang kemudian
digantikan oleh putranya, Dharmayawarmasn (352-395 M). Purnawarman adalah Raja
Tarumanegara yang ketiga (395-434 M). Ia membangun ibu kota kerajaan baru pada
tahun 397 M bernama Sundapura yang artinya kota suci. Raja terakhir Tarumanegara
adalah Linggawarman yang kemudian digantikan manantunya, Tarusbawa. Tokoh ini
kemudian menghidupkan kembali Kerajaan Sunda yang pernah dikuasai oleh
Tarumanegara.
Berdasarkan sumber yang ada, diperkirakan masyarakat Tarumanegara terdiri
atas golongan istana dan masyarakat biasa. Termasuk ke dalam golongan istana, yaitu
para Brahmana, raja dan keluarganya, para ksatria (prajurit), dan para pegawai
kerajaan. Adapun yang termasuk ke dalam golongan rakyat biasa, yaitu para pedagang,
petani, dan peternak. Hubungan antara raja dan rakyat sangat harmonis. Hal ini
tampak pada perhatian raja terhadap ekonomi masyarakatnya. Berdasarkan prasasti-
prasasti yang ditemukan, bahwa kepercayaan Hindu-Buddha sangat berakar kuat di
kerajaan ini
Kehidupan Ekonomi di Tarumanegara diduga menitikberatkan pada pelayaran,
perdagangan, dan pertanian.
Keruntuhan kerjaaan Tarumanegara dimulai dengan wafatnya Raja
Linggarwarman, takhta Tarumanegara diwariskan kepada menantu Linggawarman
yakni Tarusbawa. Tarusbawa memindahkan kekuasaannya ke sunda. Sehingga kerajaan
7
terbagi menjadi 2 : yaitu kerajaan sunda yang dipimpin Tarusbawa dan kerajaan galuh
yang dipimpin Wretikandayun.
3.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan acuan pembaca
dalam mempelajari tentang sejarah Kerajaan Tarumanegara dan untuk masyarakat serta
lingkungan dapat melestarikan peninggalan prasasti-prasasti yang ada sebagai bukti
sejarah bangsa.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.materisma.com/2014/02/sejarah-kerajaan-tarumanegara.html (diakses
tanggal 2 November 2022)
https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/28/170000779/alasan-kehidupan-sosial-
ekonomi-masyarakat-tarumanegara-dikatakan-maju?page=all (diakses tanggal 2
November 2022)
https://tirto.id/sejarah-runtuhnya-kerajaan-tarumanegara-sebab-peninggalan-raja-gawm
(diakses tanggal 2 November 2022)