PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
i
BAB II
PEMBAHASAN
Raja Jaya Singhawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai
usia lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai
pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi Maharesi
Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
i
C. Kehidupan Di Kerajaan Tarumanegara
1. Kehidupan Politik
Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti diketahui bahwa raja
yang pernah memerintah di tarumanegara hanyalah raja purnawarman dan raja yang
telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti tugu
yang menyatakan raja purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali.
Oleh karena itu rakyat hidup makmur dalam suasana aman dan tenteram.
2. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari
upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan
kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum
brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang
dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.
3. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja purnawarman memerintahkan rakyatnya
untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan ini mempunyai
arti ekonomis yang besar bagi masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana
pencegah banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di kerajaan
tarumanegara dengan dunia luar. Juga dengan daerah-daerah di sekitarnya. Akibatnya,
kehidupan perekonomian masyarakat sudah berjalan teratur.
4. Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang
ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa
tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan
budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan telah berkembangnya
kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.
Raja-raja Tarumanegara:
1. Jayasingawarman 358-382 M
2. Dharmayawarman 382-395 M
3. Purnawarman 395-434 M
4. Wisnuwarman 434-455 M
5. Indrawarman 455-515 M
6. Candrawarman 515-535 M
7. Suryawarman 535-561 M
8. Kertawarman 561-628 M
9. Sudhawarman 628-639 M
10. Hariwangsawarman 639-640 M
i
11. Nagajayawarman 640-666 M
12. Linggawarman 666-669 MC.
i
Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh
Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.
F. Sumber-Sumber Sejarah
Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber-sumber yang
berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa tujuh buah
prasasti batu yang ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten.
Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai tahun 382 M.
Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah
Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.
Sedangkan sumber-sumber dari luar negeri yang berasal dari berita Tiongkok
antara lain :
Berita Fa-Hsien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi
menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai orang-orang yang beragama
Buddha, yang banyak adalah orang-orang yang beragama Hindu dan sebagian masih
animisme.
Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan
dari To- lo-mo yang terletak di sebelah selatan. Berita Dinasti Tang, juga menceritakan
bahwa tahun 666 dan 669 telah datang utusaan dari To-lo-mo. Dari tiga berita di atas
para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis penyesuaian kata-
katanya sama dengan Tarumanegara. Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah
dijelaskan sebelumnya maka dapat diketahui beberapa aspek kehidupan tentang
kerajaan Tarumanegara.
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M.
Berdasarkan prasast-prasati tersebut diketahui raja yang memerintah pada waktu itu
adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu,
meliputi hampir seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor dan
Cirebon.
G. Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
Tahun 686 Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukan Dapunta Hyang Salendra,
yaitu raja Sriwijaya dari Kedah. Dalam prasasti kedukan bukit yang ditemukan di dekat
Palembang mempunyai angka tahun 605 Caka atau sama dengan 683 Masehi,
menerangkan tentang perjalanan penjelajahan Raja Dapunta Hyang Cri Jayanaca. Raja
berangkat dari Minangatamwan dengan armada berkekuatan 20.000 tentara dan
menaklukan beberapa daerah sehingga menjadikan Palembang sebagai Bandar
pelabuhan terbesar di Sumatra (Suwarna Dwipa). Dalam sejarah, Palembang menjadi
tempat penting untuk pusat ziarah umat beragama Buddha Mahayana. Karena
kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 670 M dan didirikannya Bandar pelabuhan
Palembang, maka kekuatan armada laut semakin kuat dan bertambah besar sehingga
dengan mudah memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa termasuk Kerajaan
Tarumanegara.
i
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman ketika
memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang
terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara. Di pengasingan, tahun 358 M,
Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten
Lebak Banten dan diberi nama Tarumanegara. Pengaruh kebudayaan India di Indonesia
tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu – Budha, tetapi juga pada
aspek lain missal aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebaginya. Dalam
proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan-
peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India.
Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam
perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri.
B. Saran
Saran untuk para siswa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan berusaha
menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia. Jika kita ikut
berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan
jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama menjaga dan memelihara
peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua.
i
DAFTAR PUSTAKA
Kartodirdjo, Sartono. 1975. Sejarah Nasional Indonesia II- Jaman Kuno (1 M- 1500 M).
Jakarta: Balai Pustaka
Widiarto, Tri dan Esther Arianti.2007. Masa Pengaruh Hindu Budha di Indonesia.
Salatiga: Widya Sari Press
Y, Yongky. 2003. Menyingkap Misteri Ratu Laut Selatan- Banyu Bening Gelang
Kencana. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
i
KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan. Makalah ini membahas tentang Kerajaan
Taruma Negara.
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak.
Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses pembuatan
makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum
sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun
dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan
hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi
perbaikan makalah ini ke depannya.
Akhirnya, besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti
untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan
ilmu pengetahuan.
Penyusun,
i
9