Anda di halaman 1dari 9

KERAJAAN TARUMANEGARA

Tugas sejarah bab 1


KELOMPOK 2 :
INDRA ADIYANSYAH
MUHAMMAD SIDIK ADITYA
EGI PRATAMA HADY
SALMAN DAMANHURI
AHMAD TAUFIQURRAHMAN
1. SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN TARUMANEGARA
Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja
Jayasinghawarman ketika memimpin pelarian keluarga
kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus
menerus menyerang kerajaan Salakanagara. Di pengasingan,
tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru di
tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi
nama Tarumanegara. Nama Tarumanegara diambil dari nama
tanaman yang bernama tarum, yaitu tanaman yang dipakai
untuk ramuan pewarna benang tenunan dan pengawet kain
yang banyak sekali terdapat di tempat ini. Tanaman tarum
tumbuh di sekitar Sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain,
tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan
devisa pemasukan terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.

Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M.


Setelah raja mencapai usia lanjut, raja mengundurkan diri
untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa,
Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja
menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti,
sayangnya tidak satupun yang memakai angka tahun. Untuk
memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli
berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia sia.
Setelahnya ke cina untuk mempelajari hubungan cina dengan
Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah
naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina
menyebutnya Tolomo. Menurut catatan tersebut, kerajan
Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M,
665 M, 666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara
berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke VI.

2. RAJA YANG TERKENAL PADA MASA KERAJAAN


TARUMANEGARA
Jayasingawarman 358-382 M
Dharmayawarman 382-395 M
Purnawarman 395-434 M
Wisnuwarman 434-455 M
Indrawarman 455-515 M
Candrawarman 515-535 M
Suryawarman 535-561 M
Kertawarman 561-628 M
Sudhawarman 628-639 M
Hariwangsawarman 639-640 M
Nagajayawarman 640-666 M
Linggawarman 666-669 MC.

3. AKTIFITAS KEHIDUPAN, KEGIATAN EKONOMI,


SOSIAL, BUDAYA, AGAMA

a. aktifitas kehidupan
Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti
diketahui bahwa raja yang pernah memerintah di tarumanegara
hanyalah raja purnawarman dan raja yang telah berhasil
meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari
prasasti tugu yang menyatakan raja purnawarman telah
memerintah untuk menggali sebuah kali. Oleh karena itu rakyat
hidup makmur dalam suasana aman dan tenteram.

b. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur
rapi, hal ini terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus
berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan
rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan
kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam
melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di
kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

c. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja purnawarman
memerintahkan rakyatnya untuk membuat sebuah terusan
sepanjang 6122 tombak. Pembangunan ini mempunyai arti
ekonomis yang besar bagi masyarakat, Karena dapat
dipergunakan sebagai sarana pencegah banjir serta sarana
lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di kerajaan
tarumanegara dengan dunia luar. Juga dengan daerah-daerah
di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan perekonomian masyarakat
sudah berjalan teratur.

d. Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari
prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti kebesaran
Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat
kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain
sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti
tersebut menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis
menulis di kerajaan Tarumanegara.

e. kehidupan agama
Terkait dengan kehidupan sosial, masuknya pengaruh agama dan
kebudayaan Hindu telah memegang penting dalam sejarah kerajaan
Tarumanegara. Pengaruh itu antara lain dikenalnya sistem dewa-dewi,
mitologi, bahasa dan sastra, serta upacara-upacara keagamaan. Salah
satu bukti pengaruh ini bisa kita temukan pada isi prasasti Kebon
Kopi I. Dalam prasasti ini dua kaki gajah Airwata terpahat dengan
sangat jelas. Gajah Airwata sendiri dalam mitologi Hindu dikenal
sebagai gajah tunggangan Batara Indra. Nama gajah ini dalam prasasti
tersebut juga telah dijadikan sebagai nama gajah perang milik Raja
Purnawarman.
4. HASIL KEBUDAYAAN KERAJAAN TARUMANEGARA
a. Prasasti Ciaruteun

Salinan gambar prasasti Ciaruteun dari buku The Sunda Kingdom


of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal
Center of Bogor.
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai
Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut
menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4
baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di
samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak
kaki Raja Purnawarman.
Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut
(tempat ditemukannya prasasti tersebut).
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang
(biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini
berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa
Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat

b. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit
Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor,
prasasti ini juga menggunakan bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa
serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan
raja Mulawarman.

c. Prasasti Kebonkopi
Prasasti Kebonkopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan
Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya
lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah
Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

d. Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara


ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan
telapak kaki.

e. Prasasti Pasir awi


Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang, juga tertulis
dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca.

f. Prasasti Cidanghiyang

Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung


lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten
Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2
baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja
Purnawarman.

g. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu di Museum Nasional. Prasasti Tugu di temukan di
daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan
pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang
dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada
beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut.

5. PETA KERAJAAN TARUMANEGARA

Anda mungkin juga menyukai