Anda di halaman 1dari 13

2.9 Sejarah kerajaan tarumanegara.

Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang


menguasai wilayah bagian barat pulau Jawa sekitar tahun 400 M hingga 700 M. Nama
Tarumanegara berasal dari dua kata yaitu Tarum dan Negara. Tarum adalah nama sungai yang
pada masa sekarang ini dikenal dengan nama sungai Citarum, sedangkan Negara adalah
kerajaan atau negara.
Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah kerajaan yang didirikan oleh seorang raja yang
bernama Raja dirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M. Raja dirajaguru Jaya
singawarman adalah seorang pengembara yang berasal dinasti Salankayana di India yang telah
runtuh akibat invasi Samudra Gupta dari kerajaan Gupta.
Jaya singawarman kemudian pergi meninggalkan tanah kelahirannya sampai akhirnya
tiba dan menetap di wilayah Jawa Barat. Setelah lama menetap di Jawa Barat, Jaya
singawarman menikah dengan seorang putri raja dari kerajaan Sunda yaitu putri dari Dewa
warman VIII raja dari kerajaan Salakanegara. Jaya singawarman pada akhirnya mendirikan
sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Tarumanegara. Jaya singawarman meninggal pada
tahun 282 M yang kemudian dimakamkan di daerah sungai Kali Gomati. Kemudian masa
pemerintahan digantikan oleh anaknya yang bernama Dharmayawarman yang memimpin pada
tahun 382 M hingga tahun 395 M.
Kepemimpinan selanjutnya diberikan kepada Purnawarman setelah Dharyawarman
turun tahta pada tahun 395 M hingga tahun 434 M. Pada masa kepemimpinan Maharaja
Purnawarman, ibu kota kerajaan Tarumanegara dipindahkan ke ibukota kerajaan baru yang
terletak di dekat pantai pada tahun 397 M. Ibukota baru tersebut diberi nama Sundapura yang
akhirnya disingkat dengan nama Sunda yang dipakai hingga pada masa sekarang ini.
Kerajaan Tarumanegara yang dikenal dengan sebutan Kerajaan Tarum adalah kerajaan Hindu
paling tua ke dua di Indonesia setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara memulai
kegiatan perekonomian dari bidang peternakan dan pertanian.
Kegiatan perekonomian ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Tugu yang di dalamnya
berisi tentang pembangunan saluran Gomati dengan panjang 12 km atau 6112 tombak.
Pembangunan saluran Gomati ini berhasil dikerjakan selama 21 hari. Selain itu, banyak dari
masyarakat Kerajaan Tarumanegara yang bekerja sebagai pedagang, dibuktikan dengan
lokasinya yang dekat dengan selat Sunda. Puncak masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara
adalah pada saat dipimpin oleh Raja Purnawarman. Pada masa tersebut Kerajaan
Tarumanegara bersiasat untuk memperluas daerah kekuasaannya hampir seluas daerah Jawa
Barat saat ini. Raja Purnawarman juga menyusun pustaka seperti
peraturan angkatan perang, undang-undang kerajaan, silsilah dinasti Warman dan siasat
perang.

3.1 Silsilah Kerajaan Tarumanegara.


Berikut ini merupakan silsilah raja yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara
diantaranya:
1. Jayasingawarman (358 M – 382 M)
2. Dharmayawarman (382 M – 395 M)
3. Purnawarman (395 M – 434 M)
4. Wisnuwarman (434 M – 455 M)
5. Indrawarman (455 M – 515 M)
6. Candrawarman (515 M – 535 M)
7. Suryawarman (535 M – 561 M)
8. Sudhawarman (628 M – 639 M)
9. Hariwangsawarman (639 M – 640 M)
10. Nagajayawarman (640 M – 666 M)
11. Linggawarman (666 M – 669 M)
12. Kertawaman (561 M – 628 M)
3.2 Peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

 Prasasti merupakan bukti terkuat mengenai keberadaan sebuah kerajaan di suatu


wilayah atau tempat. Salah satunya adalah Kerajaan Tarumanegara yang juga telah
banyak meninggalkan jejak sejarah berupa prasasti mulai dari Prasasti Ciaruteun hingga
Prasasti Pasir Awi. Keberadaan peninggalan-peninggalan sejarah berupa prasasti ini
harus kita lestarikan.

Jangan sampai peninggalan yang tersisa hanya menjadi cerita belaka saja untuk masa
yang akan datang. Karena prasasti ini juga merupakan ilmu sejarah serta kekayaan budaya yang
bisa kita turunkan untuk anak cucu kita semua pada masa mendatang. Ada beberapa bukti
prasasti peninggalan sejarah pada masa Kerajaan Tarumanegara diantaranya sebagai berikut:
 Prasasti Ciaruteun
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Ciarunteun, yaitu dekat dengan Sungai Cisadane
Bogor. Didalamnya terdapat nama Tarumanegara, Raja Purnawarman dan lukisan sepasang
kaki yang diduga dan diyakini sama dengan telapak kaki Dewa Wisnu.
Ada juga gambar sepasang telapak kaki yang berada di prasasti tersebut melambangkan
kekuasaan raja atas daerah tersebut. Kedudukan Purnawarman yang di ibaratkan dengan dewa
Wisnu dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat. Prasasti yang ditulis
menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta yang terdiri dari 4 baris tersebut juga
dikenal dengan Prasasti Ciampea.

 Prasasti Kebon Kopi

Prasasti ini bergambar bekas dua tapak kaki gajah yang diidentikkan dengan gajah
Airawata, yaitu gajah tunggangan Dewa Wisnu. Prasasti yang ditemukan di Kampung Muara
Hilir, Kecamatan Cibungbulang ini juga ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
 Prasasti Tugu

Prasasti Tugu ditemukan di Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, terdiri dari 5 baris yang
ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini berisi tentang Raja
Purnawarman yang memerintah untuk menggali saluran air Gomati dan Chandrabaga
sepanjang 6.112 tombak yang selesai dalam 21 hari.

 Prasasti Jambu

Prasasti ini ditemukan di bukit Koleangkak Bogor yang berisi tentang sanjungan kebesaran,
kegagahan dan keberanian Raja Purnawarman. Prasasti Jambu diketahui terukir sepasang
telapak kaki dan terdapat keterangan puisi dua baris dengan aksara Pallawa dan bahasa
Sanskerta
 Prasasti Muara Cianten

Prasasti ini ditemukan di Bogor dengan aksara ikal, namun prasasti Muara Cianten ini belum
dapat dibaca.
 Prasasti Cidanghiyang

Prasasti Cidanghiyang ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiyang,


Pandeglang-Banten. Prasasti yang baru ditemukan pada tahun 1947 ini berisi “Inilah tanda
keperwiraan, keagungan dan keberanian yang se sungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang
mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja”. Prasasti Cidanghiyang juga disebut
dengan Prasasti lebak yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

 Prasasti Pasir Awi

Prasasti ini ditemukan di Leuwiliang dengan aksara Ikal yang belum dapat dibaca. Pada
prasasti ini ditemukan adanya pahatan gambar dahan dengan ranting, dedaunan serta buah-
buahan dan gambar sepasang telapak kaki.
3.2 Letak Geografis kerajaan Tarumanegara

Letak kerajaan Tarumanegara adalah di wilayah sekitar Jawa Barat. Wilayah tersebut
semakin meluas seiring perkembangan kerajaan ini setelah dipimpin oleh seorang raja yang
bernama Raja Purnawarman. Raja Purnawarman, seperti yang dijelaskan dalam Prasasti
Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, dan beberapa prasasti lainnya merupakan sosok seorang raja
yang sangat pandai dalam berperang.
Raja Purnawarman berhasil melakukan ekspansi atau perluasan kawasan lalu berperang dan
penakluk kan terhadap Kerajaan Salakanagara yang sebelumnya juga ikut berkuasa di tanah
Sunda.
Melalui ekspansi tersebut, wilayah dan letak Kerajaan Tarumanegara semakin meluas
hingga daerah Jakarta (Tanjung Priok) dan Banten. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang telah
ditemukan, para ahli sepakat jika Kerajaan Tarumanegara yang merupakan kerajaan Hindu
pertama di Pulau Jawa ini terletak di area sekitar Jawa Barat (sekarang).
Tarumanegara berpusat di daerah Sundapura atau yang pada sekarang ini kita kenal dengan
nama Bekasi. Kesimpulan ini didasarkan pada isi prasasti Muara Cianteun yang menyatakan
jika pusat kerajaan telah berpindah pada masa kekuasaan Raja Suryawarman yang merupakan
Raja ke 7 dari kerajaan Tarumanegara.
3.3 Agama Kerajaan Tarumanegara.

Agama kerajaan tarumanegara adalah agama Hindu. Agama Hindu yang berkembang
di wilayah Kerajaan Tarumanegara adalah Hindu Waesnawa atau Hindu Wisnu. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peninggalan jejak kaki Purnawarman, adanya lambang penjelmaan
Dewa Wisnu yang terdapat dalam prasasti Ciaruteun.
Dalam agama ini Dewa Wisnu dianggap sebagai Dewa tertinggi. Agama Hindu Wisnu ini
hanya berkembang di wilayah istana atau keluarga kerabat besar kerajaan, sedangkan
masyarakat Tarumanegara sebagian besar menganut kepercayaan asli yaitu animisme dan
dinamisme.
3.4 Perkembangan Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi, Budaya.
 Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

kisahasalusul.blogspot.com

Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti telah diketahui bahwa raja yang
pernah memerintah di Tarumanegara adalah Raja Purnawarman. Raja Purnawarman
merupakan raja yang telah berhasil memberikan kemakmuran kehidupan rakyatnya.
Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti tugu yang menyatakan bahwa Raja Purnawarman
telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya,
karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar
pengairan sawah-sawah pertanian yang dimiliki oleh rakyat.
 Kehidupan Sosial

warisansejarahnusantara.blogspot.com

Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah tertata dengan teratur dan rapi. Hal ini
telah terlihat dari adanya upaya Raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan
kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman sangat memperhatikan kedudukan
kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang
dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.
 Kehidupan Ekonomi

falah-kharisma.blogspot.com

Pada prasasti tugu telah diketahui bahwa Raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya
untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan terusan ini memiliki
arti ekonomis yang besar bagi masyarakat sekitar wilayah tersebut, karena dapat digunakan
sebagai sarana untuk mencegah banjir dan sarana lalu lintas pelayaran perdagangan antar
daerah di kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan juga perdagangan dengan daerah-
daerah di sekitarnya.
Hal tersebut berdampak pada kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Tarumanegara
yang sudah banyak mengalami kemajuan
 Kehidupan Budaya

hindualukta.blogspot.com

Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang ditemukan
sebagai peninggalan Kerajaan Tarumanegara, telah diketahui bahwa tingkat kebudayaan
masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-
prasasti tersebut diketahui menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis pada
masa Kerajaan Tarumanegara.

3.5 Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara.

Masa keruntuhan Kerajaan Tarumanegara terjadi setelah kerajaan ini dipimpin oleh raja
generasi ke – 13 yang bernama Raja Tarusbawa. Runtuhnya kerajaan Hindu pertama di Pulau
Jawa ini disebabkan tidak adanya kepemimpinan karena Raja Tarusbawa lebih menginginkan
memimpin kerajaan kecilnya di hilir sungai Gomati.
Selain itu, gempuran beberapa kerajaan lain di nusantara pada masa itu terutama
Kerajaan Majapahit memegang andil penting dalam keruntuhan Kerajaan Tarumanegara pada
masa itu. Pada masa pemerintahan Sudawarman, Kerajaan Tarumanegara sudah mulai terlihat
mengalami kemunduran.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kemunduran atau keruntuhan Kerajaan
Tarumanegara tersebut, diantaranya adalah memberikan ekonomi pada raja-raja di bawah
Kerajaan Tarumanegara yang di berikan kepada raja sebelumnya.
Sudawarman secara emosional tidak menguasai persoalan di Kerajaan Tarumanegara, beliau
dari kecil tinggal di kanci, wilayah pallawa, sehingga hal tersebut menyebabkan beliau tidak
begitu perduli pada masalah yang menimpa di kerajaan tersebut.
Diatas merupakan penjelasan singkat dari Kerajaan Tarumanegara, mulai dari silsilah,
peninggalan, letak, agama, kehidupan politik, kehidupan sosial, kehidupan ekonomi,
kehidupan budaya hingga runtuhnya Kerajaan Tarumanegara.

Anda mungkin juga menyukai