PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
1
Masa kejayaan Tarumanegara diperkirakan berada pada tahun 395-434, saat
diperintah oleh Purnawarman. Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397.
Ibukota ini letaknya lebih dekat ke pantai dan terkenal dengan nama Sundapura.
Di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 kerajaan daerah di bawah Tarumanegara.
Wilayahnya terletak mulai dari sekitar Pandeglang (Rajatapura ) hingga Purwalingga
(diduga inilah asal usul nama kota Purbalingga) di Jawa Tengah. Secara umum wilayah
kekuasaan meliputi hampir seluruh Jawa Barat; dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon
Pada masa Suryawarman berkuasa lebih banyak lagi kerajaan daerah yang dibangun.
Pada tahun 526 misalnya, Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan
Kendan, yang terletak di kawasan Nagreg, wilayah perbatasan Bandung-Garut sekarang.
Lalu pada masa Kertawarman (561-628) berdiri pula Kerajaan Galuh.
B. Letak dan Wilayah Kekuasaan Kerajaan Tarumanegara
2
12 Linggawarman 666-669
C. Kehidupan Masyarakat Tarumanegara
1) Kehidupan Sosial
Masyarakat Kerajaan Tarumanegara sudah menanamkan sikap gotong royong,
berdasarkan isi dari prasasti Tugu. Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah
teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya Raja Purnawarman untuk terus meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya. Beliau sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana
yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan
di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.
Pengkastaan di Kerajaan Tarumanegara tidak jauh berbeda dengan yang ada di
Kerajaan Kutai. Golongan brahmana bertugas mengatur tugas keagamaan. Kaum
kesatria merupakan golongan bangsawan (raja dan kerabat). Sedangkan golongan
biasa meliputi para petani, peternak, pemburu, pelaut dan nelayan.
2) Kehidupan Ekonomi
3
tenaga manusia yang cukup besar, sehingga mungkin terselenggara oleh
pemerintahan yang berwibawa, yang kekuasaanya diakui rakyatnya. Karena
merupakan kerajaan, kekuasaan raja bersifat mutlak. Hal itu tergambar dari
pengakuan Raja Purnawarman sebagai jelmaan Dewa Wisnu.
4) Kehidupan Agama
4
berangkat dari Minangatamwan dengan armada berkekuatan 20.000 tentara dan
menaklukan beberapa daerah sehingga menjadikan Palembang sebagai Bandar pelabuhan
terbesar di Sumatra (Suwarna Dwipa). Dalam sejarah, Palembang menjadi tempat penting
untuk pusat ziarah umat beragama Buddha Mahayana. Karena kejayaan Kerajaan
Sriwijaya pada tahun 670 M dan didirikannya Bandar pelabuhan Palembang, maka
kekuatan armada laut semakin kuat dan bertambah besar sehingga dengan mudah
memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa termasuk Kerajaan Tarumanegara.
1. Prasasti
a. Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)
5
Di temukan di bukit, daerah perkebunan Jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor.
Bunyi dan terjemahan prasasti ini adalah :
-sriman-data krtajno narapatir- asamo yah pura/ta/r/u/maya/m/namna sri-
purnnavarmma pracura-ripusarabhedya-vikhyatavarmmo
-tasyedam-padavimbadvayam-arinagaroysadane nityadaksambhaktanamyandripanam-
bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam
‘’ gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang
tiada taranya- yang termashur Sri Purnnawarman- yang sekali waktu( memerintah) di
Taruma dan yang baju zirahnya yang terkenal (=varmman) tidak dapat di tembus senjata
musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur kota-
kota musuh, hormat kepada para pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi
musuh-musuhnya’’
Dari Prasasti diatas kita dapat keterangan bahwa Purnawarman suka memakai Warman
(baju Zirah/Besi) yang tidak dapat ditembus senjata. Dari itu juga kita tahu dia sering
berperang dan menggempur kota – kota musuhnya.
c. Prasasti Kebon Kopi (kampung Muara Hilir, Cibungbulang)
6
Terdapat dua tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata.
Bunyinya sebagai berikut:
jayavsalasya taruma/ ndra/ sya ha/st/inah- sira/ vatabhasya vibhatidam- padavayam
‘’ Disini nampak sepasang tapak kaki….yang seperti Airavata, gajah penguasa taruma
(yang) agung dalam….dan(?) kejayaan’’
7
menjadi bekasi = Bhagasasi = Baghacandra = Chandabagha (Sasi = Candra = Bulan),
yang diduga pusat Kerajaan Tarumanegara. Bunyi Prasasti Tugu sebagai berikut :
pura rajadhirajena guruna inabahuna
khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau
pravarddhamana-dvavinsad-vatsare srigunaujasa
narendradhvajabhutena srimata purnnavarmmana
caitrasukla-trayodsyam dinais siddhaikavinsakaih
ayata satrasahasrena dhanusam sasaterna ca
dvavinsena nadi ramya gomati nirmalodaka
pitamahasya rajasser vvidarya sibiravanim
brahmanair ggo-sahasrena prayati krtadaksina
‘’Dulu (kali yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan
mempuyai lengan kencang dan kuat( yakni raja Purnawarman) untuk mengalirkannya ke
laut setelah kali ini sampai di istana kerajaan yang termasyur. Di dalam tahun
keduapuluh-duanya dari tahta yang mulai raja Purnawarman yang berkilau-kilauan karena
kepandaian dan kebijaksanaanya serta menjadi panji segala raja, maka sekarang beliau
menitahkan pula menggali kali yang permai dan berair jenih, Gomati namanya, setelah
sungai itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman yang mulia Sang Pendeta nenek-
da( Sang Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal 8 paro-petang
bulan Phalguna dan disudahi pada tanggal 13 paro terang bulan Caitra, jadi hanya 21 saja,
sedang galian itu panjangnya 6.122 tumbak (12 km). Selamatan baginya dilakukan oleh
para brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan ‘’
Pembuatan galian tersebut yang jelas untuk pengairan sawah dan pengantisipasi banjir.
Dari sini kita lihat Purnawarman raja yang memperhatikan kesejahteraan rakyat.
Penggalian ini juga memeperhatikan kesejahteraan rakyat. Penggalian ini juga
memperlihatkan bahwa pengetahuan bertani Tarumanegara sudah cukup maju. Menurut
para ahli sejarah, kemungkinan besar sungai yang digali adalah terusan untuk membantu
pengaliran sungai Bekasi, sebab disebutkan sungai Candrabagha. Menurut Prof.
Purbacaraka Chandrabagha dapat diartikan menjadi bekasi = Bhagasasi = Baghacandra =
Chandabagha (Sasi = Candra = Bulan)
Selaian itu Prasasti tugu ini. Mempunyai unsur penanggalan tetapi tidak memakau angka
tahun. Dalam Prasasti tugu terdapat kata Phalaguna dan Carita. Yaitu bulan yang
bertepatan dengan pebruari – april dalam tarikh Masehi
e. Prasasti Pasir Awi (Pasir Awi, Bogor)
8
Tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti ini juga terdapat
gambar tapak kaki.
Prasasti ini di temukan di muara Cianten Bogor , prasasti ini juga terdapat telapak kaki.
Sayang tulisannya belum dapat diartikan sebab tulisannya dalam huruf ikal sehingga tidak
banyak yang diketahui tentang isinya.
g. Prasasti Cidanghiang atau Lebak
9
Toebagus Roesjan kepada Dinas Purbakala tahun 1947 (OV 1949:10), tetapi diteliti
pertama kali tahun 1954 dan berisi dua baris aksara yang merupakan satu Sloka dalam
metrum anustubh. Bunyi prasasti ini:
vikranto yam vanipateh prabhuh satyapara (k) ra (mah)
narendraddvajabhutena srimatah purnnavarmmanah
“Inilah tanda keperwiraan, keagungan dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari
raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja”
Dari Prasasti ini kita bisa tahu rupanya Raja Purnawarman seorang raja yang perkasa
yang mempunyai wilayah kekuasaan yang luas. Dia banyak menaklukan raja – raja di
daerah sekitarnya.
2. Arca
a. Arca Rajasi
Diperkirakan ditemukan di Jakarta.menggambarkan rajarsi yang menggambarkan sifat-
sifat Wisnu-Surya. Ada yang berpendapat bahwa arca itu adalah arca Siwa dari abad II.
b. Arca Wisnu Cibuaya I
Berasal dari abad 7 dan bisa dianggap bisa melengkapi prasasti-prasasti Purnawarman.
Arca ini memperlihatkan adanya persamaan dengan arca yang ditemukan di Kemboja,
Siam dan Semenanjung Melayu.
c. Arca Wisnu Cibuaya II ( di desa Cibuaya)
Terdapat kesamaan dengan arca-arca dari seni Pala abad ke 7-8, yaitu:
- Jenis batu yang digunakan
- Bentuk arca dan laksananya
- Bentuk badan
- Makuta
3. Sumber lain
a. Fa-Hien
Dia adalah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti (Yawadhipa/Jawa)
tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam catatannya disebutkan rakyat Tolomo
sedikit sekali memeluk Budha yang banyak dijumpainya adalah Brahmana. Fa Hien juga
menyebutkan dalam bukunya Fa Kuo Chien bahwa rakyat Tolomo bermata pencaharian
bertani, berdagang dan pandai membuat minuman dari malai kelapa. Dari bukti-bukti
yang ada, para ahli sejarah menduga Tolomo/ Taluma menurut Fa hien adalah
Tarumanegara
10
b. Dinasti Soui
Selain berita Fa Hien keberadaan Taruma juga diperkuat dari berita Dinasti Soui, bahwa
tahun 528 dan 535 datang utusan dari Negeri Tolomo yang terletak disebelah selatan
c. Dinasti Tang Muda
Berita dinasti Tang Muda menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M datang utusan dari
Tolomo nama Tolomo di duga lafal bahasa Cina untuk Tarumanegara.
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan Kerajaan Tarumanegara diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Kerajaan Tarumanegara merupakan sebuah kerajaan hindu yang didirikan oleh
Jayasighawarman pada tahun 358 M yang diperkirakan sejak abad ke V dan VI.
Kerajaan Tarumanegara terletak di JawaBarat yang daerah kekuasaannya meliputi
Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon, kerajaan ini pernah dipimpin oleh 12
raja.
Kerajaan Tarumanegara meninggalkan 7 prasasti yaitu prasasti ciaruteun,
jambu, kebon kopi, tugu, pasir awi, muara cianten, dan lebak. Sumber sejarah
Kerajaan Tarumanegara selain bisa didapat dari prasasti juga bisa didapat dari arca
dan berita dari Tiongkok seperti berita Fa Hien, Dinasti Soui, dan Tang Muda.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran bagi kami, maupun
para pembaca. Kerajaan Tarumanegara merupakan peninggalan yang penting untuk
kita semua karena kerajaan ini juga telah ikut mewarnai sejarah kerajaan di Indonesia
yang tentunya telah begitu banyak budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita.
Maka dari itu, kita harus menjaga dan melestarikan budaya peninggalan dari nenek
moyang kita kalau bukan kita siapa lagi kalau bukan sekarang kapan lagi.
12