Anda di halaman 1dari 15

KERAJAAN MATARAM KUNO atau Mataram (Hindu) adalah sebutan untuk

Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya, yang bertahta di Jawa Tengah bagian
selatan. Dinasti Sanjaya yang bertekstur Hindu dibangun oleh Sanjaya tahun
732.
Beberapa saat setelahnya, Dinasti Syailendra yang bertekstur Buddha
Mahayana dibangun oleh Bhanu tahun 752. Kedua dinasti ini memimpin
kekuasaannya berdampingan secara damai. Nama Mataram sendiri awal kali
disebut pada masa prasasti yang dicatat di masa raja Balitung.
Yang bisasanya para sejarawan menyebut terdapat tiga dinasti yang pernah
menguasai Kerajaan Medang, yaitu Wangsa Sailendra dan Wangsa Sanjaya
pada masa Jawa Tengah, juga Wangsa Isyana pada masa Jawa Timur. Istilah
Wangsa Sanjaya diambil dari nama raja pertama Medang, yang bernama
Sanjaya.
Dinasti ini berkeyakinan agama Hindu aliran Siwa. Menurut sebuah teori Van
Naerssen, pada masa Rakai Panangkaran memerintah (pengganti Raja Sanjaya
sekitar tahun 770-an), kekuasaan Medang dirampas oleh Wangsa Sailendra
yang berkeyakinan Buddha Mahayana.
Saat itulah Wangsa Sailendra mulai berkuasa di Pulau Jawa, bahkan berhasil
menguasai Kerajaan Sriwijaya yang berada di Pulau Sumatra. Sampai akhirnya,
kisaran tahun 840-an, Rakai Pikatan (seorang keturunan Sanjaya) berhasil
menikahi Pramodawardhani putri mahkota dari Wangsa Sailendra.
Berkat pernikahan itu akhirnya ia bisa menjadi Raja Medang, dan istananya
dipindahkan ke Mamrati. Peristiwa tersebut diperkirakan sebagai awal Wangsa
Sanjaya bangkit kembali .

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

kilasbaliknusantara.blogspot.
co.id
Diperkirakan Kerajaan Mataram Kuno berada pada wilayah aliran sungai-sungai
Bogowonto, Elo, Progo, dan Bengawan di Solo Jawa Tengah. Keberadaan
Kerajaan Mataram Kuno dapat diketahui dari Prasasti Canggal.
Prasasti bertuliskan angka tahun 732 Masehi ini disebutkan bahwa Kerajaan
Mataram Kuno awalnya dipimpin oleh Sana. Setelah Sana wafat, kursi
kekuasaan diduduki oleh keponakannya, yaitu Sanjaya. Di masa kepemimpinan
Sri Maharaja Rakai Panangkaran di Jawa Tengah berdiri juga dinasti baru, yaitu
Dinasti Syailendra yang menganut Agama Budha.
Perkembangan kekuasaan Dinasti Syailengra di wilayah selatan Jawa Tengah
menyingkirkan kedudukan Dinasti Sanjaya yang menganut Agama Hindu hingga
di bagian tengah Jawa Tengah. Akhirnya, guna memperkuat kekuasaannya
masing-masing, kedua dinasti itu sepakat untuk bergabung.
Dengan cara menikahkan antara Putri Pramodharwani dari pihak Syailendra
dinikahkan dengan Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya.
Kerajaan Mataram Kuno dikenal dengan keahliannya dalam pembangunan candi
agama Hindu dan Budha. Candi yang dipersembahkan untuk Agama Budha di
antaranya ialah Candi Borobudur, yang dibuat oleh Samaratungga dari pihak
Dinasti Syailendra.
Candi Hindu yang dibangun diantaranya ada Candi Roro Jongrang yang berada
di Prambanan, dan dirikan oleh Raja Pikatan. Pada masa kekuasaan Raja Rakai
Wawa banyak terjadi kekacauan di wilayah-wilayah yang berada pada bawah
kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno sementara itu ancaman dari penjajah luar
terus mengintainya.
Menjadi semakin buruknya keadaan setelah sang raja meninggal akibat adanya
perebutan kekuasaan di dalam istana. Akhirnya, Raja Wawa digantikan dengan
Mpu Sindok. Mpu Sindok memindahkan pusat kekuasaannya yang awalnya di
Jawa Tengah ke Jawa Timur. Di sana ia mendirikan sebuah dinasti baru yang
diberi nama Isyana.
Pemimpin Kerajaan mataram kuno yang pertama dipimpin oleh Raja Sanjaya
yang terkenal sebagai raja yang besar. Ia adalah berkeyakinan Hindu Syiwa
yang taat. Setelah Sang Ratu Sanjaya yaitu Rakai Mataram meninggal dunia,
kemudian beliau digantikan oleh putranya yaitu Sankhara yang diberi gelar
Rakai Panangkaran Dyah Sonkhara Sri Sanggramadhanjaya.
Raja Panangkaran lebih bijaksana dan progresif daripada Sanjaya dari itu
Mataram Kuno lebih cepat berkembang. Daerah-daerah sekitar Mataram Kuno
langsung ditaklukkan, seperti Kerajaan Melayu di Semenanjung Malaya dan
kerajaan Galuh di Jawa Barat.
Ketika kekuasaan berada pada Rakai Panunggalan, kerajaan Mataram Kuno
mulai membangun beberapa candi yang megah seperti Candi Borobudur, candi
Kalasan, candi Sari, candi Sewu, candi Pawon, dan candi Mendut.
Kemudian setelah Rakai Panunggalan wafat, diganti oleh Rakai Warak. Pada
masa pemerintahan Rakai Warak, ia lebih mengutamakan agama Hindu dan
Buddha sehingga pada waktu itu banyak masyarakat yang mengetahui agama
tersebut. Setelah Rakai Warak wafat, diganti oleh Rakai Garung.
Setelah Rakai Garung wafat, digantikan lagi oleh Rakai Pikatan. Berkat
kecerdasan dan keuletan Rakai Pikatan, semangat dalam kebudayaan Hindu
mampuh dihidupkan kembali.
Wilayah kekuasaannya pun bertambah luas mencakup seluruh Jawa Timur dan
Jawa Tengah dan ia pun memulai membangun candi Hindu yang lebih indah
dan besar yaitu candi Prambanan (Candi Lara Jonggrang) di wilayah desa
Prambanan. Setelah Raja Pikatan meninggal, digantikan lagi oleh Rakai
Kayuwangi.
Pada masa kepemimpinan Rakai Kayuwangi Kerajaan banyak menghadapi
persoalan dan berbagai masalah yang rumit sehingga muncullah benih
perpecahan di dalam keluarga kerajaan. Selain itu masa keemasan Mataram
Kuno mulai runtuh serta banyak terjadi perang antar saudara

Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno


tabir17.blogspot.co.id
Rakyat Mataram memasrahkan kehidupannya pada hasil pertanian. Hal seperti
ini mengakibatkan kerajaan-kerajaan juga daerah lain yang saling mengimpor
dan mengekspor hasil dari pertaniannya.
Usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil pertanian yang sudah
dilakukan sejak pada masa pemerintahan Raja Rakai Kayuwangi. Yang diperjual
belikan pertama-tama hasil bumi, semisal beras, sirih pinang, buah-buahan, dan
buah mengkudu.
Juga hasil produk buatan rumah tangga, seperti alat perkakas dari tembaga dan
besi, pakaian, keranjang, paying, dan barang-barang anyaman, arang, gula, dan
kapur sirih. Juga dengan binatang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, itik, dan
ayam juga telurnya di perjual belikan.
Usaha perdagangan mulai mendapat perhatian juga ketika Raja Balitung
bertahta. Raja memerintahkan guna membuat pusat-pusat perdagangan dan
penduduk disekitar pinggiran aliran Sungai Bengawan Solo diperintahkan guna
menjamin kelancaran arus pada lalu lintas perdagangan pada aliran sungai
tersebut.
Sebagai rasa terimakasihnya, penduduk desa di sekitar aliran sungai tersebut
terbebas dari pungutan pajak. Lancarya pengangkutan perdagangan lewat
sungai tersebut dengan otomatis akan menigkatkan kesejahteraan dan
perekonomian rakyat Mataram Kuno.
Raja-raja Mataram Kuno

greatindnesia.blogspot.co.
id
Kerajaan Mataram Hindu mempunyai raja yang bernama Sanjaya. Raja Sanjaya
memimpin kerajaan sekitar tahun 732 Masehi. Sebelum Raja Sanjaya, yang
memimpin kerajaan adalah Raja Sanna.
Raja Sanjaya diberi gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Ia kemudian
diganti oleh Sri Maharaja Rakai Panangkaran. Pada catatan sejarah, Raja-raja
Mataram Kuno di Jawa Tengah lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno
2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra
3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra
4. Rakai Warak alias Samaragrawira
5. Rakai Garung alias Samaratungga
6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa
Sanjaya
7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
8. Rakai Watuhumalang
9. Rakai Watukura Dyah Balitung
10. Mpu Daksa
11.Rakai Layang Dyah Tulodong
12. Rakai Sumba Dyah Wawa
13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
14. Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir

Rakai Watukura Dyah Balitung adalah tokoh sajarah yang paling masyhur pada
masa Kerajaan Mataram Hindu. Pada saat Balitung bertahta, Kerajaan Mataram
Hindu meraih puncak kejayaannya. Balitung sukses menaklukkan wilayah-
wilayah di wilayah timur Mataram Hindu.
Pada masa kekuasaan Balitung, rakyat yang berkeyakinan Hindu-Buddha saling
bertoleransi. Candi-candi banyak yang terbangun sebagai hasil dari wujud
gotong-royong masyarakat yang mempunyai ragam agama.
Kehidupan Politik kerajaan Mataram Kuno

mendoldilangit.blogspot.co.id
Berdasarkan Prasasti Canggal ditemukan bahwa Kerajaan Mataram Kuno awal
dipimpin oleh Raja Sanna. Raja Sanna setelahnya digantikan oleh
keponakannya sendiri yang bernama Sanjaya. Sanjaya merupakan anak
Sanaha, saudara perempuan dari Raja Sanna.
Hal ini terjadi dikarenakan Raja Sanna tidak mempunyai keturunan. Raja
Sanjaya memimpin dengan penuh bijaksana sehingga rakyat Mataram hidup
makmur, tenteram, dan aman.
Hal ini terlihat dari sebuah kalimat pada Prasasti Canggal yang menyatakan
bahwa Jawa kaya akan emas dan padi. Selain terdapat dalam prasasti Canggal,
nama Sanjaya juga tertulis dalam Prasasti Balitung.
Setelah Sanjaya, kepemimpinan Kerajaan Mataram Kuno dipinmpin oleh
Panangkaran. Dari prasasti Balitung ditemukan bahwa Raja Panangkaran
memiliki gelar Syailendra Sri haraja Dyah Pancapana Rakai Panangkaran. Hal
tersebut menunjukkan bahwa asal Rakai Panangkaran dari keluarga Sanjaya
dan Syailendra.
Sepeninggal Raja Panangkaran
Sepeninggal Panangkaran, Kerajaan Mataram Kuno terbagi menjadi dua
kerajaan, yaitu Kerajaan Mataram yang bernuansa Hindu dan Kerajaan Mataram
yang bernuansa Buddha .
Wilayah Kerajaan Mataram yang bernuansa Hindu mencakup Jawa Tengah
bagian Utara. Kerajaan ini dipimpin oleh Dinasti Sanjaya dengan raja-raja,
semisal: Panunggulan Warak, Pikatan, dan Garung. Sedangkan wilayah
Kerajaan Mataram Kuno yang bernuansa Buddha mencakup Jawa Tengah
bagian Selatan.
Kerajaan ini dipimpin oleh Dinasti Syailendra dengan seorang raja antara lain
Indra. Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya menggelar perkawinan politik bersama
Pramodhawardani dari keluarga Syailendra pada tahun 850 M. Dengan adanya
perkawinan ini, Kerajaan Mataram Kuno dapat kembali dipersatukan.
Pada masa kepemimpinan Pikatan-Pramodawardani, wilayah Mataram luas
berkembang mencakup Jawa Timur dan Jawa Tengah. Rakai Pikatan juga
sukses membangun Candi Plaosan. Setelah Rakai Pikatan meninggal,
Pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno diambil alih oleh Balitung (898 – 910 M).
Raja Balitung
Raja Balitung adalah raja terbesar dari Kerajaan Mataram dan memiliki gelar Sri
Maharaja Rakai Wakutura Dyah Ballitung.
Pada masa kepemimpinannya banyak didirikan candi dan prasasti. Di antaranya
ialah komplek Candi Prambanan. Bukan hanya itu, Raja Balitung terkenal dapat
mengatur dengan baik pemerintahan sehingga menjadikan rakyatnya sejahtera.
Setelah pemerintahan Balitung, pemerintahan berturut-turut dikendalikan oleh
Tuladong, Daksa, dan Wawa. Raja Wawa memerintah diantara 924 – 925 M.
Kemudian ia digantikan oleh mantunya yaitu Mpu Sendok. Pada masa
kepemimpinan Mpu Sendok, pusat kerajaan Mataram Kuno dipindah lokasikan
ke Jawa Timur.
Hal ini dikarenakan makin besarnya akan pengaruh Kerajaan Sriwijaya yang
dipimpin oleh Balaputradewa. pada masa abad ke-7 hingga abad ke-9 terjadi
serangan pertempuran dari Sriwijaya ke Mataram. Hal ini menjadikan Mataram
Kuno semakin terdesak sampai wilayah timur.
Selain itu juga, sering terjadi akan bencana alam yang merupakan letusan
gunung Merapi. Letusan gunung ini masyarakat Mataram Kuno meyakini sebagai
tanda kehancuran dunia. Maka dari itu, mereka meyakini letak Kerajaan di Jawa
Tengah sudah tidak bisa atau layak dan harus dipindahkan.
Letak Kerajaan Mataram Kuno

markijar.com
Kerajaan Mataram Kuno terletak di daerah aliran sungai Progo elo, Bogowonto,
dan Bengawan Solo Jawa Tengah dibagian selatan. Akan tetapi kerajaan
berpindah ke jawa timur pada abad ke-10.
Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan terkenal dan termasyur
di dunia para peneliti sejarah. Hal tersebut dikarenakan banyaknya macam
peninggalan yang dapat ditemukan di sekitar kerajaan.
Tidak hanya benda-benda atau barang-barang purbakala, tapi banyak juga
ditemukan peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan yang menyatakan
keberadaan lokasi Kerajaan Mataram Kuno.
Lokasi yang menjadi inti daerahnya adalah Bhumi Mataram dengan ibukotanya
adalah Medan Kamulan. menurut perkiraan, tempat lokasi Kerajaan Mataram
Kuno sekarang merupakan Yogyakarta
keruntuhan kerajaan mataram kuno
muttaqin.id

Kerajaan Mataram kuno runtuh disebabkan karena beberapa faktor.


1. disebabkan oleh meletusnya gunung Merapi sehingga mengeluarkan
lahar. Kemudian lahar letusan gunung tersebut menimbun candi-candi
yang dibangun oleh kerajaan, dan menjadikan candi-candi tersebut rusak.
2. runtuhnya kerajaan Mataram dikarenakan terjadinya krisis politik yang
terjadi pada tahun 927-929 M.
3. runtuhnya Kerajaan Mataram disebabkan oleh perpindahan letak kerajaan
Mataram dikarenakan pertimbangan ekonomi. Daerah di Jawa Tengah
kurang subur, sangat jarang terdapat aliran air sungai besar dan tidak juga
tidak ada pelabuhan strategis. Sedangkan di Jawa Timur, dan juga di
pantai selatan Bali termasuk jalur yang strategis untuk mengadakan
perdagangan, dan dekat dengan wilayah sumber yang menghasilkan
komoditi perdagangan.
Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

liputanrakyat.com
Kerajaan Mataram Kuno banyak meninggalkan jejak setelah keruntuhannya, dari
banyak peninggalan tersebut ada yang berupa prasasti dan ada juga yang
berupa candi. Berikut macam peninggalan Kerajaan Mataram Kuno:

Prasasti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno


Terdapat empat prasasti yang dapat ditemukan pada peninggalan Kerajaan
Mataram Kuno. Dengan ditemukannya prasasti berbagai bentuk dan tulisan-
tulisannya menyebutkan bahwa benar akan keberadaan Kerajaan Mataram
Kuno.
1. Prasasti Canggal

x1patulabsky.blo
gspot.co.id
Prasasti Canggal dalam bentuk Candrasangkala, ditemukan di halaman Candi
Gunung Wukir yang berada di desa Canggal berangka tahun 732 M.

2. Prasasti Kalasan

id.wikipedia.org
Prasasti Kalasan ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pranagari (India
Utara), yang ditemukan di kawasan desa Kalasan Yogyakarta tahun 778 M.
3. Prasasti Mantyasih

yacob-ivan.blogspot.co.id
Prasasti Mantyasih yang menggunakan bahasa Jawa Kuno ditemukan di
Mantyasih Kedu, Jateng dengan angka tahun 907 M.
Isi dari prasasti itu adalah daftar dari silsilah raja-raja Mataram yang mendahului
Bality ialah Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Warak, Rakai
Panunggalan, Rakai Garung, Rakai Watuhumalang, Rakai Pikatan, Rakai
Kayuwangi, dan Rakai Watukura Dyah Balitung. Untuk itu prasasti Mantyasih
atau Kedu ini disebut juga dengan prasasti Belitung
4. Prasasti Kelurak
wikiwand.co
m
Prasasti Klurak ditemukan di kawasan desa Prambanan dengan angka tahun
782 M tertulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta dalam isinya
menceritakan pembangunan arca Manjusri oleh Raja Indra yang memiliki gelar
Sri Sanggramadananjaya.
14 Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Selain banyak prasasti sebagai peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, kerajaan
ini juga banyak meninggalkan candi-candi yang tersebar diberbagai daerah di
Indonesaia. Berikut daftar candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno:

1. Candi Gatotkaca

myridemyadventure.bl
ogspot.co.id
Candi Gatotkaca adalah salah satu dari candi Hindu peninggalan Kerajaan
Mataram Kuno yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, di daerah Kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah.
Candi ini berada di sebelah barat dari Kompleks Percandian Arjuna, tepi jalan
menuju arah Candi Bima, tepat seberang Museum Dieng Kailasa. Nama
Gatotkaca diberikan oleh penduduk karena mengambil sumber dari nama tokoh
wayang yang ada di cerita Mahabarata.
2. Candi Bima
par
iwisatadieng.com
Candi Bima berada di Desa Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa
Tengah, candi ini berada paling selatan di wilayah Percandian Dieng. Pintu
masuk bertempat di sisi timur.
Di banding dengan candi-candi lain, candi ini cukup unik, baik di daerah Dieng
maupun Indonesia pada umumnya, karena kesamaan atau kemiripan
arsitekturnya dengan beberapa macam candi di India.
Bagian atapnya hampir sama dengan shikara dan memiliki bentuk seperti
mangkuk yang dibalikkan. Pada bagian atap ditemukan ada relung dengan relief
kepala yang juga disebut dengan kudu.
3. Candi Dwarawati

indo
nesiakaya.com
Bentuk Candi Dwarawati hampir sama dengan Candi Gatutkaca, yaitu berpeta
dasar segi empat dengan tampak di keempat sisinya. Tubuh candi berdiri tegak
di atas batur dengan tinggi sekitar 50 cm. pintu masuk dan Tangga , yang berada
di sisi barat, saat ini dalam bentuk tanpa pahatan atau polos.
4. Candi Arjuna

pegipegi.com
Candi Arjuna merupakan candi yang mirip dengan candi-candi di kompleks
Gedong Sanga. Berdenah dasar bentuk persegi dengan luas kurang lebih
ukuran 4 m2. Tubuh candi terbangun diatas batur dengan ketinggian sekitar 1 m.
Di sisi barat ada tangga menuju pintu masuk ke dalam ruangan kecil pada tubuh
candi.
Pintu candi juga dilengkapi dengan seperti macam bilik penampil yang menonjol
keluar sekitar 1 m dari bagian tubuh candi. Di atas ambang pintu terdapat hiasan
dengan pahatan Kalamakara.
5. Candi Semar

id.
wikipedia.org
Candi Semar yang mana denah dasarnya memiliki bentuk persegi empat yang
membujur ke arah utara dan letaknya tepat berhadapan dengan Candi Arjuna.
Candi Batur memiliki ketinggian sekitar 50 cm, polos tanpa adanya hiasan.
Tangga yang mengarah ke pintu masuk ruang pada tubuh candi berada di sisi
timur.
Pada ambang pintu diberi bingkai berhiaskan kepala naga di pangkalnya dan
pola kertas tempel. Di atas ambang pintu ditemukan Kalamakara tanpa rahang
bawah.
6. Candi Puntadewa

pand
uanwisatadieng.com
Ukuran Candi ini tidak terlalu besar, namun candi ini terlihat lebih tinggi. Tubuh
candi terbangun di atas batur bersusun dengan ketinggian sekitar 2,5 m. Tangga
ntuk menuju pintu masuk ke ruang pada tubuh candi dilengkapi dengan pipi
candi dan terbuat bersusun dua, sama dengan batur candi.
Atap Candi Puntadewa mirip dengan atap dari Candi Sembadra, yaitu dengan
bentuk kubus besar. Puncak atapnya juga sudah hancur, sehingga membuat
bentuk aslinya tidak terlihat lagi.
Pada keempat sisi bagian atap juga ada relung kecil seperti tempat untuk
meletakan arca. Pintu dilengkapi dengan bilik penampil dan juga diberi bingkai
yang berhiaskan dengan motif kertas tempel.
7. Candi Sembrada

my
ridemyadventure.blogspot.co.id
Batur Candi Sembrada memiliki tinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar
memiliki bentuk bujur sangkar. Di pertengahan sisi timur, selatan dan utara ada
bagian yang menonjol keluar, membentuk sebuah relung semisal bilik penampil.
Letak pintu masuk berada di sisi barat dan dilengkapi dengan menggunakan bilik
penampil.
Adanya relung di sisi timur, selatan dan utara dan bilik penampil di sisi bagian
barat membuat bentuk dari tubuh candi tampil seperti poligon. Di halaman
terletak batu yang ditata rapih sebagai jalan setapak untuk menuju pintu.

8. Candi Srikandi

commons.wikimedia.org
Candi Srikandi terletak di bagian utara Candi Arjuna. Batur candi memiliki tinggi
sekitar 50 cm dengan denah dasar bentuk kubus.
Terdapat tangga dengan bilik penampil di sisi bagian timur. Pada dinding bagian
utara terdapat pahatan yang membentuk Wisnu, pada dinding bagian timur
berbentuk Syiwa dan pada dinding bagian selatan bergambarkan Brahma.
Sebagian besar dari pahatan tersebut sudah mengalami kerusakan. Atap candi
sudah hancur sehingga tidak tampak lagi bentuk aslinya.
9. Candi Gedong Songo
coretanpetualang.wordpress.com
Candi Gedong Songo merupakan nama sebuah area bangunan candi
peninggalan dari budaya Hindu yang berada di desa Candi, Kec. Bandungan,
Kab. Semarang, Jawa Tengah, letak tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di
area candi ini ada sembilan buah candi.
Candi ini ditemukan pada tahun 1804 oleh Raffles dan merupakan peninggalan
Hindu dari masa Wangsa Syailendra pada abad ke-9 (tahun 927 masehi). Candi
ini mempunyai persamaan dengan area Candi Dieng di Kabupaten Wonosobo.
Candi ini berada pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut yang
menjadikan suhu udara disini lumangyan dingin (kurang lebih 19-27 °C)

10. Candi Sari

c
hathelastcross.wordpress.com
Candi Sari ialah candi Buddha yang letaknya tidak jauh dari lokasi Candi Sambi
Sari, Candi Prambanan dan Candi Kalasan, yaitu di bagian timur laut dari
Yogyakarta, dan letaknya dekat dari Bandara Adisucipto. Candi ini didirikan
sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno dengan
memiliki bentuk yang sangat indah.
Pada bagian atas candi ini ada 9 buah stupa mirip dengan yang nampak pada
stupa Candi Borobudur, dan tersusun pada 3 deretan sejajar.
Bentuk bangunan dari candi serta ukiran relief yang terukir pada dinding candi
hammpir sama dengan relief pada Candi Plaosan. Beberapa ruangan bertingkat
yang dua berada pas di bawah masing-masing stupa, dan kira-kira dipakai untuk
tempat bertapa bagi para keagamaan Buddha (bhiksu) dizaman dahulunya.
Candi Sari pada masa silam merupakan sebuah Vihara Buddha, dan digunakan
sebagai tempat belajar dan mengajar bagi para bhiksu.

11. Candi Mendut

pakett
ourjogja.com
Candi Mendut adalah candi bermotif Buddha. Candi yang berada di Jl. Mayor
Kusen Kota Mungkid, Kab. Magelang, Jawa Tengah ini, letaknya sekitar 3
kilometer dari candi Borobudur.
Candi Mendut dibangun semasa kekuasaan Raja Indra dari dinasti Syailendra.
Di dalam prasasti Karangtengah yang bertahun 824 Masehi, tercatat bahwa raja
Indra telah mendirikan bangunan suci yang diberi nama wenuwana yang artinya
hutan bambu.

12. Candi Sewu

baratl
aut.deviantart.com
Secara administratif, area Candi Sewu berada di Dukuh Bener, Ds. Bugisan,
Kec. Prambanan, Kab. Klaten, Prov. Jawa Tengah. Candi Sewu merupakan
candi Buddha yang didirikan pada abad ke-8 yang memiliki jarak hanya 800 m di
sebelah utara dari Candi Prambanan.
Candi Sewu adalah kompleks candi Buddha paling besar kedua setelah Candi
Borobudur yang berada di Jawa Tengah. Usia Candi Sewu lebih tua daripada
Candi Prambanan.
Meskipun yang sebenarnya terdapat 249 candi, candi ini oleh masyarakat
setempat dinamakan “Sewu” yang artinya seribu dalam bahasa Jawa.
Penamaan ini atas dasar kisah legenda Loro Jonggrang.

13. Candi Pawon

ancien
tmataram.wordpress.com
Letak Candi Pawon berada di antara Candi Borobudur dan Candi Mendut, tepat
dengan jarak 1150 m dari Candi Mendut ke arah barat dan 1750 meter dari
Candi Borobudur ke arah timur. Tidak dapat diketahui secara pasti asal-usul dari
nama Candi Pawon.
Ahli epigrafi J.G. de Casparis berpendapat bahwa Pawon berasal dari bahasa
Jawa yaitu awu yang artinya ‘abu’, Dalam bahasa Jawa kata pawon aritinya
‘dapur’, akan tetapi de Casparis mengartikannya dengan ‘perabuan’ atau tempat
abu.
Penduduk sekitar juga menyebutkan Candi Pawon dengan sebutan
Bajranalan. Mungkin kata ini berasal dari kata Sanskerta vajra yang artinya
‘halilintar’ dan anala yang artinya ‘api’.

14. Candi Borobudur

su
mber.com
Candi Borobudur adalah sebuah candi peninggalan Buddha yang terletak di
Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi ini kurang lebih 86 km di
sebelah barat Surakarta, 100 km di sisi barat daya Semarang, dan 40 km di
sebelah barat laut Yogyakarta.
Candi yang berbentuk stupa ini dibangun oleh para penganut kepercayaan
Buddha Mahayana kira-kira tahun 800-an Masehi pada masa kekuasaan wangsa
Syailendra. Candi Borobudur ini terdiri atas enam teras dengan bentuk bujur
sangkar yang diatasnya ada tiga pelataran melingkar, pada bagian dinding
dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya ada 504 arca Buddha.
Stupa utama terbesar berada di tengah juga sebagai memahkota bangunan ini,
dikelilingi oleh 3 barisan melingkar 72 stupa yang di dalamnya ada arca buddha.
Itulah yang bisa saya bagikan mengenai Sejarah Kerajaan Mataram Kuno,
kurang lebihnya saya minta maaf dan mudah-mudahan informasi mengenai
Sejarah kerajaan Mataram Kuno ini bisa bermanfaat untuk kalian semua. Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai