Anda di halaman 1dari 6

1.

KERAJAAN KUTAI( KERAJAAN HINDU )

Raja Mulawarman

Masa kejayaan Kerajaaan Kutai berada pada massa pemerintahan Raja Mulawarman. Hal ini karena
beliau begitu bijaksana dan royal bagi hal-hal yang religius. Para brahmana dihadiahi emas,
tanah, dan ternak secara adil, pengadaan upacara sedekah di tempat yang dianggap suci atau
Waprakeswara. Dan dibuktikan juga dengan pemberian sedekah kepada kaum Brahmana
berupa 20.000 ekor sapi. Jumlah 20.000 ekor sapi ini membuktikan bahwa pada masa itu
kerajaan Kutai telah mempunyai kehidupan yang makmur dan telah mencapai massa
kejayaannya.
1.Peninggalan Kerajaan Mulawarman
a.Prasasti Yupa

Prasasti Yupa merupakan salah satu bukti sejarah Kerajaan Kutai yang paling tua. Dari
prasasti inilah diketahui tentang adanya Kerajaan Kutai di Kalimantan. Di dalam prasasti ini
terdapat tulisan-tulisan yang menggunakan bahasa Sansekerta dan juga aksara/huruf Pallawa.

Isi dari Prasasti Yupa mengungkapkan sejarah dari Kerajaan Hindu yang berada di Muara
Kaman, di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Secara garis besar prasasti tersebut
menceritakan tentang kehidupan politik, sosial dan budaya Kerajaan Kutai.

b. Pedang Sultan Kutai

Pedang Sultan Kutai terbuat berasal dari emas padat. Pada gagang pedang terukir
gambar seekor harimau yang tengah siap menerkam, pas pada ujung sarung pedang dihiasi
bersama seekor buaya. Pedang Sultan Kutai pas ini dapat Anda lihat di Museum Nasional,
Jakarta.
2.Sikap kepahlawanan
1.Raja yang adil dan bijaksana
2.Taat menjalankan ajaran agama serta mencintai rakyatnya
3. Dermawan,karena beliau pernah bersedekah emas,tanah,dan ternak untuk rakyatnya
2.KERAJAAN SRIWIJAYA (KERAJAAN BUDHA)

Raja Balaputradewa

Balaputradewa menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya sekitar tahun 850 M. Pada saat
pemerintahan Raja Balaputradewa, Raja Balaputradewa, bahwa Raja Balaputradewa adalah
seorang raja yang berani yang hidup di masa kerajaan agama Buddha. Kerajaan Sriwijaya
mencapai puncak kejayaannya dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan.

1.Peninggalan Kerajaan Balaputradewa

a Prasasti Telaga Batu

peninggalan Kerajaan Sriwijaya selanjutnya adalah prasasti telaga batu. Prasasti Telaga
Batu ditemukan di kolam Telaga Biru, Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang
tahun 1935 yang berisi tentang kutukan untuk mereka yang berbuat jahat di kedautan
Sriwijaya dan kini disimpan pada Museum Nasional Jakarta. Di sekitar lokasi penemuan
Prasasti Telaga Batu ini juga ditemukan Prasasti Telaga Batu 2 yang menceritakan tentang
keberadaam sebuah vihara dan pada tahun sebelumnya juga ditemukan lebih dari 30 buah
Prasasti Siddhayatra yang juga sudah disimpan di Museum Nasional Jakarta. Prasasti Telaga
Batu dipahat di batu andesit dengan tinggi 118 cm serta lebar 148 cm.

b. Prasasti Kota Kapur

Prasasti Kota Kapur yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya ini ditemukan di Pulau
Bangka bagian Barat yang ditulis dengan memakai bahasa Melayu Kuno serta aksara Pallawa.
Prasasti ini ditemukan oleh J.K Van der Meulen tahun 1892 dengan isi yang menceritakan
tentang kutukan untuk orang yang berani melanggar titah atau pertintah dari kekuasaan Raja
Sriwijaya. Prasasti ini kemudian diteliti oleh H.Kern yang merupakan ahli epigrafi
berkebangsaan Belanda yang bekerja di Bataviaasch Genootschap di Batavia. Awalnya ia
beranggapan jika Sriwijaya merupakan nama dari seorang raja. George Coedes lalu
mengungkapkan jika Sriwijaya adalah nama dari Kerajaan di Sumatera abad ke-7 Masehi yang
mrupakan Kerajaan kuat dan pernah berkuasa di bagian Barat Nusantara, Semenanjung Malaya
serta Thailand bagian Selatan.

2.Sikap kepahlawanan
1.jujur dan disiplin dalam memimpin rakyatnya
2.adil dan bijaksana dalam menegakkan hukum

3.KERAJAAN DEMAK (KERAJAAN ISLAM )


Raden Patah

Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini
didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan
kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan
ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembila orang ulama besar, pendakwah islam
paling awal di pulau jawa. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah
oleh Prabu Kertabumi. Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Fatah menjadi
Sultan Demak Bintoro yang pertama. Atas bantuan daerah-daerah lain yang sudah lebih dahulu
menganut islam seperti Jepara, Tuban dan Gresik, Raden patah sebagai adipati Islam di Demak
memutuskan ikatan dengan Majapahit saat itu, Majapahit memang tengah berada dalam kondisi
yang sangat lemah. Dengan proklamasi itu, Radeh Patah menyatakan kemandirian Demak dan
mengambil gelar Sultan Syah Alam Akbar.

1.Peninggalan Kerajaan Demak

a. Pintu Bledek

Pintu Bledek atau Pintu Petir merupakan pintu yang dilengkapi dengan pahatan yang dibuat
tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo. Dari cerita yang beredar, Pintu Bledek ini dibuat oleh Ki
Ageng Selo dengan petir yang tersambar memakai kekuatan supranatural yang dimilikinya
yang ia tangkap saat ada di tengah sawah.

Pintu tersebut lalu dibawa pulang dan dibawa ke Raden Patah kemudian pintu ini dipakai untuk
pintu masuk utama Masjid Agung Demak yang keadaannya sudah mulai rusak sehingga di
simpan dalam Museum  dalam Masjid Agung Demak tersebut.

b. 2. Masjid Agung Demak


Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah Masjid Agung
Demak. Masjid Agung Demak ini didirikan tahun 1479 Masehi yang kini sudah berumur
sekitar 6 abad tetapi masih berdiri dengan kokoh sebab sudah dilakukan renovasi sebanyak
beberapa kali. Masjid Agung Demak ini tidak hanya sebagai peninggalan sejarah Kerajaan
Demak saja, akan tetapi dulunya merupakan pusat dari pengajaran serta syiar Islam.

2.Sikap kepahlawanan
1.Menghormati kebebasan beragama
2.Berani melawan penjajah
KLIPING TOKOH PERJUANGAN
KERAJAAN HINDU,BUDHA DAN ISLAM

Oleh : Viona Ayu Shofia


Kelas: 4

SDN WONOKUPANG
TAHUN PELAJARAN 2018-2019

Anda mungkin juga menyukai