Anda di halaman 1dari 30

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA

TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

DI MA YAHIDA WILAYAH

KERJA PUSKESMAS MENES PANDEGLANG

TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan Serang

Di Susun Oleh :

Nama : NENENG HERNAWATI

NIM : 4014041078

Program Studi : DIII Kebidanan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SERANG

TAHUN 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Millenium Devolopment Goals (MDG’s) atau Tujuan Pembangunan Millinium adalah


upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama
antara 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melaksanakan
delapan tujuan sebagai rencana atas perubahan global, yang akan dicapai pada tahun
2015 delapan tujuan tersebut salah satunya yang tertera pada no 6 adalah mengurangi
penyakit AIDS, malaria dan penyakit lainnya, salah satunya kanker.

Indonesia masih menghadapi tantangan dan hambatan dalam mencapai MDG,s pada
tahun 2015, diantaranya masih rendahnya perilaku sehat dikarenakan pengetahuan dan
kesadaran individu yang kurang. Pembangunan kesehatan tidak dapat di lakukan sendiri
oleh aparat pemerintah di sektor kesehatan, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama
sehingga melibatkan peran serta masyarakat yang nantinya dapat mewujudkan
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan merupakan tanggung jawab
bersama dari setiap individu, karena apapun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa
kesadaran individu untuk berperilaku sehat secara mandiri yaitu salah satunya dengan
didukungnya deteksi dini atau pencegahan sebelum penyakit timbul (Prasetyawati, 2012

Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini
dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian salah
satunya adalah kanker payudara. Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup
tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang.
Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher
rahim. Sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, angka kejadian kanker
payudara di Indonesia diperkirakan terdapat 61.682 orang menderita kanker payudara.
Angka kejadian kanker tertinggi di Indonesia terjadi pada perempuan yaitu kanker
payudara dan kanker leher Rahim. Resiko kanker payudara meningkat sesuai
bertambahnya usia bahkan usia muda tidak menjamin aman dari kanker payudara.

Dinas Kesehatan Provinsi Banten mencatat, penderita kanker leher Rahim hingga
tahun 2014 di Provinsi Banten berjumlah 116 kasus dan kanker payudara berjumlah 325
kasus, sedangkan angka kematian yang dilaporkan pada kanker Rahim hanya satu kasus
dan kanker payudara 4 kasus.

Pada hasil penelitian Yunus (2014) ini di perloleh secara keseluruhan bahwa tingkat
pengetahuan remaja putri SMA Negeri 4 Gorontalo tentang Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) sebagai deteksi dini kanker payudara sebagian besar berpengetahuan
cukup sebanyak 126 orang (86.3%) sedangkan remaja putri yang berpengetahuan baik
mengenai SADARI hanya sebanyak 13 orang (8.9%) dan remaja putri yang
berpengetahuan kurang mengenai SADARI sebanyak 7 orang (4.8%).
Menurut hasil penelitian Andalas (2015) sebgaian besar responden memiliki tingkat
penegtahuan yang kurang terhadap SADARI yaitu sebanyak 33 responden (68,8%),
cukup 10 responden (20,8%) dan baik 5 (responden 10,4).

Akibat kurangnya kesadaran wanita yang melakukan deteksi dini untuk menemukan
kanker payudara pada stadium awal, biasanya wanita datang ke dokter dengan keadaan
stadium lanjut dan prognosisnya sudah buruk (Supit, 2005). Jumlah kasus baru yang
semakin meningkat tiapa tahun nya menambah bebabn global terutama bagi Negara
berkembang.
Salah satu pencegahan kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu cara yang efisien dan
efektif sebagai pendeteksi dini kanker payudara selain mamografi. Kegagalan penemuan
secara dini kanker payudara dapat terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan atau
informasi yang diperoleh masyarakat. Banyak penderita kanker payudara datang ke
rumah sakit dengan 3 kondisi stadium lanjut dikarenakan penderita tidak merasa adanya
perubahan dengan kondisi payudaranya (Oemiati, Rahajeng, dan Kristanto, 2011).

Pemeriksaan payudara sendiri sangat penting untuk di lakukan karena hampir 85%
benjolan di payudara dapat di temukan oleh penderita sendiri. Studi empiris menyatakan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan klinis, dan mamnografi, dapat
memebantu dalam memastikan, deteksi dini kanker payudra. Di samping itu pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) merupakan metode paling murah dan sederhana yang dapat
di lakukan sendiri oleh wanita di bandingkan dengan mammografi (Manuaba, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan pada tanggal 26 Maret 2017 di MA


YAHIDA Wilayah Kerja Puskesmas Menes Pandeglang melalui wawancara terhadap 10
siswi 6 (60%) diantaranya tidak mengetahui dan tidak pernah melakukan SADARI dan 4
(40%) telah menegtahui tentang SADARI.
Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian “Gambaran penegtahuan remaj
sisiwi tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di MA YAHIDA Menes
Pandeglang tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam peneliyian ini dalah bagai mana “Gambaran penegtahuan
Remaja tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di MA YAHIDA Wilayah
Kerja Puskesmas Menes Pandeglang tahun 2017”
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Di ketahui nya “Gambaran Remaja tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


di MA YAHIDA Wilayah Kerja Puskesmas Menes Pandeglang tahun 2017”.
2. Tujuan khusus

Di ketahuinya Gambaran penegtahuan sisiwi tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri


(SADARI) di MA YAHIDA Wilayah Kerja Puskesmas Menes Pandeglang tahun
2017”.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi institusi

Hasil peneliti ini dapat di jadikan sumber inspirasi maupu referensi untuk penelitian
selanjutnya

2. Bagi Lahan Penelitian

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi siswi MA YAHIDA untuk meningkatkan
kesadaran pentingnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

3. Bagi Peneliti

Mendapat pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah tentang Gambaran


penegtahuan dan prilaku sisiwi tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

E. Ruang lingkup

Penelitian ini di lakukan di MA YAHIDA Menes Pandeglang yaitu bagian drai wilayah
Puskesmas Menes Yang di fokuskan pada Gambaran penegtahuan Remaja tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di MA YAHIDA Wilayah Kerja Puskesmas
Menes Pandeglang tahun 2017” dengan menggunakan data primer yang peroleh dari
hasil wawancara menggunakan kuesioner yang di berikan pada siswi MA YAHIDA
Wilayah Kerja PuskesmaS Menes Pandeglang tahun 2017. Berdasarkan studi
pendahuluan yang di lakukan melalui hasil wawancara terhadap 10 sisiwi 6 (60%) siswi
MA YAHIDA Pada tanggal 26 Maret 2017 diantaranya tidak tahu mengenai Pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) dan tidak pernaH melakukan SADARI dan 4 (40%) siswa
telah menegetahuai tentang SADARI. penulis tertarik untuk mengetahuai sejauh mana
Gambaran penegtahuan Remaja tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di MA
YAHIDA Wilayah Kerja Puskesmas Menes Pandeglang Tahun 2017.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan domain yang sanagat penting untuk terbentuknya


tindakan seseorang penegetahaun di perlukan sebagai dukungan dalam menimbuhkan
rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat di katakana
bahwa penegtahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang
(Notoatmodjo,2010)
Wawan (2010) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan
1. Awareness, dimana orang tersebut menyadari penegtahuan terlebih dahulu
terhadaoap stimulus (objek)
2. Interest, dimana orang mulai tertarik pada stimulus
3. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap baik
buruknya stimulus tersebut bagi dirinya.
4. Trial, dimana orang telalh memulai mencoba perilaku.
5. Adaptation, dimana orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan
kesadaran dan sikap.

2. Tingkat pengetahuan

Adapun tingkat pengetahuan secara garis besarnya di bagi dalam tingkat


penegtahuan menurut (Notoatmodjo,2010) :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memenggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamaati sesuatu, untuk mengetahui atau mengukur
bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
b. Memahami (comprehention)
Memahami suatu objek bukan sekedar atahu tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut harus dapat
mengintrepertasikansecara benar tentang objek yang di ketahui tersebut.
c. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang yang menjabarkan san memisahkan
kemudian mencari hubungan antara komponen yang terdapat di dalam suatu
masalah atau objek yang di ketahui, indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu
suadah sampai tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah memedakan
atau memisahkan mengkelompokan dan membuat diagram terhdaoa
penegtahuan atas objek tersebut.
d. Aplikasi (application)
Aplikasi diartiakan apabila orang yang telah memahami objek yang di maksud
dapat menggunkan atau mengaplikasikan prinsip yang di ketahui tersebut
pada situasi yang lain.
e. Sintesis ( synthesis)
Sintesis menunjukan suatu kemampuan sesorang untuk merangkum atau
meletakan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen
penegtahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menysusn formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi yang bekaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penolaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
sendirinya di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau
norma-norma yang di lakukan masyarakat.
3. Jenis-jenis Pengetahuan

Adapun jenis-jenis penegtahuan menurut Abullah ( 2008), di bagi menjadi :

a. Pengetahuan langsung (immediate)


Pengetahuan langsung yang hadir dalam jiwa tanpammelalui proses
penafsiran, seperti penegtahuan tentang pohon, binatang, namun penegtahuan
ini terbatas dengan benda yang baru dilihatnya karena akan mengakami
kesuakaran dalam penyebutan nya.
b. Pengetahuan tidak langsung (mediated)
Pemgetahuan ini merupakan hasil dari pengetahuan inetrpretasi dan proses
berfikir serat penagalaman yang lalu sehingga membeutuhkan penafsiran.
c. Pengetahuan indrawi ( perseptual)
Penegtahuan yang di capai ataudi raiah melalui indra. Contohnya saat
menyaksikan satu pohon, batu atau kursi dan objek-objek ini yang masuk ke
alam pikiran melalui indra penglihatan akan membentuk penegtahuan kita.
d. Pengetahuan konseptual (conceptual)
Penegetahuan konseptual tidak dapat di pisahkan dari penegtahuan indrawi
karena pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsep-
konsep tentang objek-objek yang berada di dalam sekitar sehingga
membutuhkan indra.

4. Factor-Faktorr yang Mempengaruhi Penegtahuan

Adapun factor factor yang mempengaruhi penegtahuan menurut notoatmodjo


(2010), adalah :

a. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembang kan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendididkan mmepnagruhi proses belajar. Makin tingginya pendididkan
seseorang makin mudah oaring tersebut untuk menerima informasi dan
semakin banyak pula penegtahuan yang di dapat tentang kesehatan.
b. Informasi
Informasi yang di peroleh baik dari pendididkan formal maupun nor formal
dapat memebrikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan penegtahuan. Sebagai saran
komunikasi, majalah dan lain lain. Informasi mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
c. Ekonomi
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianaya suatu fasilitas
yang di perlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status social ekonomi akan
memengarungi penegtahuan seseorang.
d. Lingkungan
Lingungan adalah susuatu yang berada di sekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosisal, lingkungan berpengaruh terhadap proses
masuk nya penegtahuan kedalam imdividu yang berada di lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karna ada nya interaksi timbal balik yang akan di
respon sebagai penegtahuan oleh setiap individu.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber penegtahuan aadalah suatu cara untuk
memeperoleh kebenaran penegatahuan dengan cara mengulang kemebali
penegtahuan yang di peroleh dalam memecahkan masalah yang di hadapi di
masa lalu sehingga dapat memberikan penegtahuan dan keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja. Hal ini dapat
menegmbangkan kemampuan mengambil keputusan secara ilmiah dan etik
yang bertolak dari maslahnya dalam bidang kerjanya.
f. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang semakin
bertambah usiaa akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga penegtahuan yang di perolehnya semakin membaik dan
pemikiran nya semakin luas.

5. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran penegatahuan dapat di lakukan denag wawancara atau angket yang


menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalam penegtahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan beriukut menrut Notoadmodjo, (2010):

Baik : Nilai>75%-100%
Cukup : Nilai 55%-75%
Kurang : Nilai<55%

B. Remaja

1. Pengertian

Istilah adolensence atau remaja yang berasal dari bahasa latin yaitu “adolecare”
(kata bendanya, adolescare yaitu remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh
menjadi dewasa” (Yuniastuti, 2008). Masa remaja merupakan masa peralihan dari
masa anak anak dengan masa dewas yang mengalami perkembangan semua aspek
atau fungsi untuk memasuki masa dewasa (Ellya, 2010). WHO menetapkan batas
usia remaja dalam daua bagian yaitu reamaja awal 10-12 tahun dan remaja akhir 15-
20 tahun. Definisi remaja tersebt dapat di tinjau dari tiga sudut pandang kusmiran
(2011), yaitu:
a. Secra kronologis, remaja adalah remaja yang berusia 11-12 tahun samapai 20-22
tahun
b. Secara fisik, remaja di tandai oleh ciri perubahan pada pada penampilam fisik dan
fungsi fisiologis, terutama yang terikatdengan klenjar seksual
c. Secara psikologis, remaja merupukan masa dimana individu mengalami perubahn
perubahan dalam aspekj kognitif, emosi, sosial dan moral di masa anak-anak
menuju dewasa

Menurut Gunarsa dalam Kusmiran (2010) mengungkapkan bahawa masa


remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa yang
meliputi semua perkembangan ynag di alami sebagai persiapan memasuki masa
dewasa. Masa reja adalah masa yang penting perjalanan kehidupan manusaia.
Golongan umur ini penting Karena menjadi jembatan masa kanak-kanak yang
bebass menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab.

2. Tahap – Tahap Perkembangan Remaja

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan


remaja:
1. Remaja awal (early adolescent)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahanperubahan
yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan yang menyertai
perubahan-perubahan itu.
Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis,
dan mudah 24 terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh
lawan jenis ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini
ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja
awal ini sulit dimengerti dan dimengerti orang dewasa.
2. Remaja madya (middle adolescent)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau
banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai
diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu,
ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka
atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau
materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipus
complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan
mempererat hubungan dengan kawan-kawan.
3. Remaja akhir (late adolescent)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan
pencapaian lima hal yaitu:
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan
dalam pengalaman- pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya.
Berdasarkan sifat atau perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap
yaitu:
1) Masa remaja awal (10-13 tahun)
a) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
b) Tampak dan merasa ingin bebas
c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan
mulai berpikir yang khayal (abstrak).
2) Masa remaja tengah (14-16 tahun)
a) Tampak dan ingin mencari identitas diri
b) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
c) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
3) Masa remaja akhir (17-20 tahun)
a) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
d) Dapat mewujudkan perasaan cinta

3. Perubhan Fisik pada Remaja

Menurut Widyastuti (2010) urutan perubahan-perubhan fisik sebagai berikut :


a. Perubahan tulang (badan menjadi tinggi ,anggota anggota menjadi panjag),
pinggulpun menjadi berkembnag, membesar dan membulat. Hal ini sebagia
dampak membesarnya tulang pinggul dan perkembangan lemak dui awah kulit.
b. Pertumbuhan payudara, seiring pinggul membesar payudara juga ikut memebesar
dan putting susus menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuia pula dengan
perkembangan dan makin besarnya kelenjar susus sehingga payudara semkin
besar dan membulat
c. Tumbuh bulu yng halus berwarna gelap di kemluan, rambut yang tumbuh di
kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara melai berkembang
d. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahun nya
e. Bulu kemaluan menjadi keriting
f. Haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, di sertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium.

C. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

1. Pengertian

SADARI adalah metode termudah, termurah tercepat dan paling sederhana yang
dapat mendeteksi dini kanker payudara (Nisman, 2011). Pemeriksaan klinis petugas
kesehatan terlatih sebaikny di lakukan pada permpuan berusia 30-50 tahun setiap tiga
tahun sekali, kecuali bagi mereka yang memeiliki factor resiko, pemeriksaan
mammogradfi di lakukan setahun sekali setelah berusia di atas 40 tahun dan di
lakukan USG satu tahun sekali di bawah 40 tahun (Kemenkes RI, 2009)

SADARI dilakukan pada hari ke 7-10 yang di hitung sejak hari pertama mulai haid
(saat payudara sudah tidak mengeras dan nyeri) atau bagi yang telah menopause
pemeriksaan dilakukan dengan memilih tanggal yang sama setiap bulannya.
Pemeriksaan ini lakukan dengan menggunaka jari telunjuk, jari tengah dan jari manis
yang di gerakan secara bersamaan pada payudara yang sedang di lakukan
pemeriksaan (Kemenkes RI, 2009)

SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan sebagai deteksi dini kanker


payudara yang sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan
yang dicurigai atau kelainan lainnya (Nugroho, 2011).

2. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri

1. Melihat Perubahan Di Hadapan cermin bentuk dan keseimbangan bentuk


payudara (simetris atau tidak
Tahap 1

Gambar 1.1
Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara,perubahan puting susu, serta
kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke
bawah disamping badan.

Tahap 2

Gambar 1.2

Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk


melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.

Tahap 3

Gambar 1.3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan
ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

Tahap 4

Gambar 1.4

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan pinggul


dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.

Tahap 1

Gambar 1.5
Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua
lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan
untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di
bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan. Gunakan telapak
jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara Anda
dengan menggunakanVertical Strip dan Circular

Tahap 2. 

Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

Gambar 1.6

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian


atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian
ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan
tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line
dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak
kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan
menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang
ditunjuk.
Tahap 3. 

Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar

Gambar 1.7

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah


sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-
kurangnya tiga putaran kecil sampai ke putingpayudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan
tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian
bawah areola mammae.
Tahap 4. 

Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara

Gambar1.8

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat


adanya cairan abnormal dari putingpayudara.

Tahap 5

Memeriksa Ketiak

Gambar 1.9

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah
teraba benjolan abnormal atau tidak.
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

1. Pengertian

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan
antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui
penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012).
Konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus.
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Berdasakan tujuan penelitian maka kerangka konsep penelitian yang berjudul


Gambaran penegtahuan Remaja tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di
MA YAHIDA Wilayah Kerja Puskesmas Menes Pandeglang tahun 2017”

BAIK
Gambaran penegtahuan Remaja tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri CUKUP
(SADARI) di MA YAHIDA Wilayah
Kerja Puskesmas Menes Pandeglang
BURUK
tahun 2017”
B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau
tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Adapun definisi operasional
variabel penelitian seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini:

No variabel Definisi Cara Alat Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur Ukur
1 Pengetahua Segala Wawancar kuesioner 1.Baik : apabila Ordinal
n sesuatu yang a responden
di ketahui menjawab
oleh Remaja pertanyaan
mengenai dengan benar
SADARI 80%-100%
dengan interval
16-20
pertanyaan.
2.cukup :
apabila
responden
menjawab
pertanyaan
dengan benar
55-75% dengan
interval 11-15
pertanyaan
3. kurang :
apabila
responden
menjawab
pertanyaan
dengan benar

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskrptif dengan rancangangan penelitian cross sectiona;
(potong lintang ) yaitu sutu metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang sutau keadaan secar objektif, dan
memecahkan atau emnjawab permasalahan yang sedang di hadapi pada situasi sekarang.
Dalam hal ini peneliti ingin menegetahui n Gambaran penegtahuan Remaja tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di MA YAHIDA Wilayah Kerja Puskesmas
Menes Pandeglang tahun 2017”.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini di lakukan di MA YAHIDA Wilayah Kerja Puskesmas Menes


Pandeglang. Waktu penelitian di laksanakan pada bulan maret sampai bulan juli 2017.

C. Populasi dan Sampel, teknik pengambilan sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2014: 80) populasi adalah wilayah generalisasi, obyek/subyek


yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Arikunto
(2010: 173) populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian . Populasi dalam
penelitian ini adalah siswi MA YAHIDA yang berjumlah 51 orang terdiri dari dua
kelas yaitu kelas X dan XI.
b. Sampel

Menurut Arikunto (2010: 174) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2014: 81) berpendapat
sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
c. Teknik pengambilan sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampelnya mengunakan teknik sampling


jenuh, karena populasi yang digunakan relatif kecil. Menurut Sugiyono (2014: 85)
”teknik penentuan sampel ini bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Maka dari itu dalam penelitian ini sampel yang di gunakan adalah seluruh jumlah
populasi yaitu 51 sisiwi MA YAHIDA.

D. Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data di lakukan dengan memberikan lembar pertanyaan dengan


membagikan kuesioner atau angket pada sisiwi di MA YAHIDA, kemudian menjelaskan
tentang cara pengisiannya. Responden di suruh mengisi kuesioner dan diambil pada saat
itu juga oleh peneliti. Data yang di peroleh terdiri dari data primer, data primer adalah
data yang di peroleh dari responden itu sendiri dengan menggunakan alat ukur kuesioner.

E. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul maka langkah yang di lakukan berikutnya adalah pengolahan
data :
a. Editing
Adalah memeriksa data terlebih dahulu meliputi mengecek kelengkapan identitas
subyek penelitian, mengecek macam isian data dari kuesioner yang telah
dibagikan
b. Coding
Setelah dilakukan pemeriksaan data, langkah selanjutnya yang akan dilakukan
adalah pengkodean data. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peneliti agar tidak
terjadi kekeliruan.
c. Skoring
Adalah kegiatan yang dilakukan dengan member skor berdasarkan jawaban
responden dengan mengelompokan dari jawaban yang ada dan kemudian
menempatkan pada tempat yang semestinya
d. Tabulating
Hasil jawaban ditabulasi dengan skor jawaban sesuai dengan jenis pertanyaan,
kemudian digambarkan dalam bentuk diagram dan tabel. Untuk melengkapihasil
penelitian diberikan pertanyaan atau penyajian tentang karakteristik responden

2. Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat yang
bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variable
penelitian (Notoatmodjo, 2010, p.182).
Analisis data yang digunakan minimum, maximum, rata-rata, standar deviasi dan
distribusi frekuensi. Analisa ini digunakan untuk menjelaskan / mendeskripsikan
angka atau nilai masing-masing variabel dengan ukuran prosentase (Budiarto, 2002,
p.37). Rumus penentuan presentase adalah:

f
x= x 100%
n

keterangan :
x : hasil penelitian
f : frekuensi hasil pencapaian
n : total seluruhnya

KUESIONER
Nama Responden :…………………………….

Umur Responden :…………………………….

Pilihlah salah satu jawaban a, b, c atau d pada jawaban yang anda anggap paling benar.

1. Pengertian SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah…

a. Metode termudah, termurah tercepat dan paling sederhana yang dapat mendeteksi
dini kanker payudara
b. Upaya untuk menetapkan adanya benjolan atau tidak dalam payudara yang dilakukan
oleh dokter
c. Periksa USG payudara

2. Pemeriksaan payudara dengan cara SADARI untuk mendeteksi benjolan di payudara


dapat dilakukan sendiri oleh setiap wanita…

a. Dapat b. Tidak dapat c. Harus di bantu oleh dokter

3. SADARI perlu dilakukan untuk…

a. Untuk mencegah kanker payudara


b. Sebagai deteksi dini kanker payudara (penyakit keganasan)
c. Untuk mengobati kanker payudara

4. Kapan SADARI dilakukan …..


a. Dilakukan pada hari ke 7-10 yang di hitung sejak hari pertama mulai haid
b. Hari pertama haid
c. Hari terakhir haid
d.
5. SADARI dilakukan dengan menggunakan …..

a. Alat pendeteksi yang dibeli di apotik


b. Secara manual dengan menggunakan tangan
c. Dengan USG
6. Bagian tangan yang digunakan untuk meraba payudara adalah….

a. Ujung jari
b. Telapak tangan
c. Telapak jari

7. Bagi wanita yang telah menopause (Usia >40 tahun), SADARI sebaiknya dilakukan ….
a. Satu bulan sekali, pada tanggal yang sama
b. Seminggu sekali
c. Setahun sekali

8. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan…..


a. Memperhatikan
b. Meraba
c. Memperhatikan dan meraba

9. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan posisi….

a. Berdiri
b. Berdiri dan berbaring
c. Berdiri, berbaring dan duduk

10. Saat berdiri di depan cermin, dengan posisi kedua tangan lurus ke bawah di samping
badan, maka yang akan perlu diperhatikan adalah…

a. Bentuk, ukuran dan kulit payudara


b. Bentuk payudara
c. Keseimbangan payudara

Anda mungkin juga menyukai