Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh

dunia. Kanker adalah pertumbuhan yang tidak normal dan sel-sel jaringan tubuh yang

berubah menjadi ganas. Sel-sel tersebut dapat tumbuh lebih lanjut serta menyebabkan

kematian. Sel tubuh yang mengalami mutasi (perubahan) dan mulai tumbuh dan

membelah lebih cepat dan tidak terkendali seperti sel normal. Sel kanker tidak mati

setelah usianya cukup melainkan tumbuh terus dan bersifat invasive sehingga sel

normal tumbuh dapat terdesak atau malah mati (Infodatin, 2016).

Jenis-jenis kanker yaitu, karsioma, limfoma, sarkoma, glioma, karsinoma in

situ. Karsinoma merupakan jenis kanker berasal dari sel yang melapisi permukaan

tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel kulit, testis,

ovarium, kelenjer mucus, sel melanin, payudara, leher rahim, kolon, rektum,

lambung, pankreas (Akmal dkk, 2010).

Menurut WHO (World Health Organization), sekitar 8-9% wanita berpotensi

akan mengalami kanker payudara. Kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling

banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker

payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat (Lumban

Gaol & Briani, 2014).

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang banyak terjadi pada

wanita. Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan

1
payudara. Setiap tahun lebih dari 185.000 wanita di diagnose menderita kanker

payudara. Insiden penyakit ini semakin meningkat di negara-negara maju. Sekitar

43.500 kematian akibat kanker payudara setiap tahunnya menjadikan penyakit ini

sebagai penyebab kematian terbesar kedua setelah kanker paru pada wanita di

Amerika Serikat (Kemenkes.RI, 2015).

Menurut data Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, pada penduduk

perempuan kanker payudara masih menempati urutan pertama kasus baru dan

kematian akibat kanker, yaitu sebesar 43,3% dan 12,9% (Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, 2013).

Di Indonesia sendiri prevalensi penyakit kanker pada semua usia adalah

sebesar 1,4%. Dari sekian banyak jenis kanker, kanker serviks dan payudara yang

menempati urutan tertinggi di Indonesia. Data di tahun yang sama menunjukkan

bahwa kanker payudara di urutan kedua dengan angka prevalensi 0,5% (Data Riset

Kesehatan Dasar, 2013).

Penderita kanker payudara telah banyak ditemukan pada usia muda bahkan

tidak sedikit remaja putri usia 14 tahun menderita tumor di payudaranya, dimana

tumor dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak terdeteksi lebih awal (Mboi, 2014).

Skrinning kanker payudara sejak dini dapat dilakukan. Deteksi kanker dapat

dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri atau yang lebih dikenal dengan

SADARI. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan yang mudah

yang bisa dilakukan setiap wanita dan bisa dilakukan sendiri. Tindakan ini penting

2
karena hampir 85% kelainan di payudara justru ditemukan pertama kali oleh

penderita melalui pemeriksaan payudara sendiri dengan benar (Olfah, Mendri &

Badi’ah, 2013).

Menurut Tjindarbumi (2015), bahwa sepertiga sampai setengah dari semua

jenis kanker payudara dapat dicegah, sepertiga lagi dapat disembuhkan bila

ditemukan pada tahap permulaan atau stadium dini. Oleh karena itu upaya

pencegahan dan menemukan kanker payudara pada stadium dini merupakan upaya

penting, karena disamping membebaskan masyarakat dari kejadian kanker payudara

juga menekan biaya pengobatan yang relative mahal. Setiap wanita usia 20 tahun,

pemerintah menganjurkan untuk memeriksa payudara sendiri (SADARI) secara

teratur minimal satu bulan sekali. SADARI dilakukan satu minggu setelah haid.

SADARI secara teratur diharapkan wanita mengenal dengan baik keadaan payudara

yang normal, dengan demikian dapat menemukan sedini mungkin bila terjadi

kelainan. Harapan hidup dapat meningkat 85%-95% apabila penyakit ini ditemukan

secara dini (Hakimi, 2015).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker payudara

harus disosialisasikan lebih gencar. Ini cara termudah dan termurah mengetahui

adanya benjolan yang kemungkinan besar berkembang menjadi kanker ganas.

SADARI dengan rutin merupakan langkah penting untuk deteksi dini kanker

payudara. Kebiasaan ini menjadi kebiasaan karena mudah, murah, cepat dan efektif

untuk semakin “mengenal” dan menyadari jika terdapat suatu hal yang tidak normal

pada payudara (Yustiana, dkk., 2013).

3
Berdasarkan hasil penelitian Arsyita dkk, (2015) dengan judul perbedaan

penyuluhan metode ceramah dan diskusi terhadap keterampilan pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) pada siswi kelas XI SMA N.1 Sewon, penelitian ini

menggunakan metode eksperimen semu dengan pendekatan posttest-only with control

group design. Hasil dari penelitian rata-rata nilai keterampilan pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) pada kelompok diskusi sebesar 70,55, sedangkan pada kelompok

ceramah sebesar 55,33. Hasil dari analisis t = 5,002 dengan p = 0,000 didapatkan

kesimpulan ada perbedaan penyuluhan metode ceramah dan diskusi terhadap

keterampilan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi kelas XI SMA

N.1 Sewon.

Dalam penelitian ini penulis memilih siswi SMPN 2 Solok Selatan kelas IX

tahun 2019 sebagai perwakilan yang akan dijadikan sampel, karena hasil survey

terhadap 5 orang siswi di SMPN 2 Solok Selatan menyatakan belum pernah ada

penyuluhan ataupun demonstrasi di sekolah mereka tentang SADARI, sehingga siswi

SMPN 2 Solok Selatan mampu menjadi perwakilan untuk syarat-syarat dalam

melakukan penelitian.

Studi awal ini mengidentifikasi pengetahuan yang merupakan domain dari

sikap sehingga apabila sikap masih rendah dimungkinkan pengetahuan siswi juga

masih rendah. SADARI yang tidak dilakukan oleh para siswi ini dikarenakan

pengetahuan dan keterampilan siswi yang masih rendah tentang pentingnya SADARI.

4
Permasalahan yang terbanyak tidak diketahui oleh para siswi adalah siswi

tidak mengetahui tentang kanker payudara dan kurangnya pengetahuan tentang cara

pemeriksaan payudara sendiri yang berfungsi sebagai pendeteksi awal terhadap

kejadian kanker payudara sehingga mereka tidak memiliki keterampilan dalam

melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Informasi yang tidak detail ini

menyebabkan kurangnya kepedulian dan respon positif siswi terhadap kesehatan

payudara sendiri. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ”Efektifitas Metode Penyuluhan dan Applied-Learning

terhadap Pengetahuan dan Keterampilan SADARI di SMP N.2 Solok Selatan Tahun

2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas diketahui banyak wanita

yang berpotensi mengalami kanker payudara. Kanker payudara mempengaruhi

kualitas hidup para wanita didunia. Terjadinya kanker payudara salah satunya

disebabkan oleh benjolan. Terbentuknya benjolan ini dapat di deteksi lebih awal agar

tidak memperparah keadaan penderita dan salah satu upaya pendeteksi tersebut

adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Salah satu metode yang

digunakan bisa saja dengan penyuluhan dan applied-learning.

Setelah mengidentifikasi masalah, maka rumusan masalahnya adalah

“bagaimana efektifitas pengetahuan dan keterampilan dengan metode penyuluhan dan

applied-learning tentang SADARI terhadap siswi SMP N.2 Solok Selatan tahun 2019.

5
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas metode penyuluhan dan applied-learning terhadap

pengetahuan dan keterampilan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) siswi SMP

N.2 Solok Selatan tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui rata-rata pengetahuan siswi tentang sadari sebelum

diberikan metode penyuluhan dan applied-learning pada siswi SMPN

2 Solok Selatan.

b. Mengetahui rata-rata pengetahuan siswi tentang SADARI setelah

diberikan metode penyuluhan dan applied-learning pada siswi SMPN

2 Solok Selatan.

c. Mengetahui rata-rata keterampilan siswi tentang SADARI sebelum

diberikan metode penyuluhan dan applied-learning pada siswi SMPN

2 Solok Selatan.

d. Mengetahui rata-rata keterampilan siswi tentang SADARI setelah

diberikan metode penyuluhan dan applied-learning pada siswi SMPN

2 Solok Selatan.

6
D. Manfaat

1. Bagi siswi SMP N.2 Solok Selatan

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kanker

payudara dan SADARI agar mampu mengaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu persyaratan kelulusan dalam menyelesaikan

program studi sarjana terapan kebidanan dan menambah keterampilan

bagi peneliti dalam melakukan penelitian serta dapat menambah

wawasan tentang deteksi dini kanker payudara dan periksa payudara

sendiri pada remaja putri.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan acuan dan referensi untuk peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian tentang efektifitas pendidikan kesehatan dengan

metode penyuluhan dan applied-learning tentang SADARI terhadap

pengetahuan dan keterampilan.

7
E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata

pengetahuan dan keterampilan metode penyuluhan dan applied-learning

tentang SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) terhadap siswi SMP N.2

Solok Selatan tahun 2019. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret-

April 2019 dengan menggunakan desain penelitian eksperimental pendekatan

kuantitatif dengan rancangan one group pretest-posttest yang bertujuan untuk

mengetahui rata-rata pengetahuan dan keterampilan dengan metode

penyuluhan dan applied-learning tentang SADARI (pemeriksaan payudara

sendiri) terhadap siswi SMPN 2 Solok Selatan tahun 2019. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua siswi kelas IX SMPN 2 Solok Selatan yaitu

sebanyak 32 orang. Dan sampel dari penelitian ini sebanyak 20 orang.

Penelitian ini dilakukan dengan daftar pertanyaan dan lembar checklist untuk

melihat pengetahuan dan keterampilan siswi mengenai SADARI

(pemeriksaan payudara sendiri).

Anda mungkin juga menyukai