Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit

neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma (manjoer dkk, 2003).

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara.

Kanker payudara menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk

menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali

(Mardiana, 2009).

Semakin bertambah usia seseorang perempuan, semakin besar

kemungkinan terserang kanker payudar. Usia yang lebih sering terserang

kanker payudara adalah di atas 40 tahun, yang disebut dengan “Cancer age

group”. Meskipun demikian tidak bearti perempuan di bawah usia tersebut

tidak mungkin terkena kanker payudara, hanya kejadian memang lebih

jarang dibandingkan dengan perempuan usia di atas 40 tahun (Olfah,

Mendri dan Badi’ah, 2013).

Kanker payudara adalah salah satu penyebab terbesar kematian di

seluruh dunia, Pada data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012 diketahui

bahwa di dunia kanker payudara merupakan penyakit dengan persentase

kasus baru (setelah dikontrol oleh umur) tertinggi, yaitu sebesar 43,3%

dan persentase kematian (setelah dikontrol oleh umur) akibat kanker

payudara sebesar 12,9%. Kanker payudara memiliki persentase kematian

yang jauh lebih rendah di bandingkan dengan persentase kasus baru,

1
2

sehingga jika penyakit tersebut dapat di deteksi dan di tangani sejak dini

maka kemungkinan sembuh akan lebih tinggi. Sedangkan di indonesia,

penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker dengan

prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks

sebesar 0,8 % dan kanker payudar sebesar 0,5%. (Kemenkes,2015).

Berdasarkan data yang di dapat dari RS Soedarso Pontianak

penderita kanker payudara pada tahun 2013 berjumlah 394 orang dengan

penderita laki-laki berjumlah 1 orang dan perempuan berjumlah 393

orang. Pada tahun 2014 penderita kanker payudara berjumlah 175 orang

dengan penderita laki-laki berjumlah 1 orang dan perempuan berjumlah

174 orang. Dan pada tahun 2015 penderita kanker payudara berjumlah

201 orang dengan penderita laki-laki 0 dan perembuan 201. Jadi jumlah

terbanyak penderita Kanker Payudara adalah pada wanita.

Wanita di seluruh dunia diharapkan bisa mencegah terjadi kanker

payudara dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

untuk deteksi awal. Deteksi dini kanker payudara merupakan langkah

awal yang baik untuk mengetahui adanya penyakit kanker payudara

sendini mungkin (Setiawan S, 2016). Pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) ini bertujuan untuk mendapatkan tanda kanker payudara pada

stadium yang lebih dini (Down staging) (Manuaba, 2010).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sangat bermanfaat bagi

para wanita usia dewasa awal. SADARI dapat mengetahui kelainan


3

payudara sedini mungkin, lebih cepat mendeteksi kanker payudara

stadium dini sehingga mampu menyelamatkan jiwa para wanita dan lebih

sering perempuan melakukan pemeriksaan payudara sendiri maka akan

semakin mengenal dan memahami area serta kondisi payudaranya

sehingga akan meningkatkan status kesehatan khususnya kesehatan

payudar (Handayani, 2008).

Keterlambatan kemungkinan disebabkan karena kurangnya

pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker payudara (Indonesian

Cancer Fondation, 2011). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent

behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sugianto hadi (2016)

mengatakan ada peningkatan kemampuan melakukan sadari dan

pengetahuan terhadap ibu setelah dilakukan pendidikan kesehatan

sehingga pendidikan kesehatan terhadap kemampuan dan penegetahuan

SADARI menjadi efektif. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sinaga dan

Ardayani (2016) mengatakan 43,4% mahasiswi memiliki perilaku kurang

dalam melakukan SADARI, 80% mahasiswi memiliki pengetahuan baik

dan 92,8% mahasiswi memiliki niat positif dalam melakukan SADARI.

Sehingga, terdapat hubungan penegtahuan mahasiswi tentang SADARI


4

dengan perilaku mahasiswi melakukan SADARI. Dan pada penelitian

yang dilakukan oleh Eka Afrima Sari (2016) mengatakan motivasi

mahasiswi keperawatan dalam melaksanakan sadari termasuk dalam

kategori rendah (53,72%), dengan motivasi instrinsik rendah (52,89%)

dan motivasi ekstrinsik rendah (51,24%).

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Al-Dubai dkk (2011)

mengatakan kebanyakan wanita menyadari kanker payudara. Namun,

pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala kanker payudara tidak

memadai. Dan menyarankan bahwa tingkat pengetahuan harus di

tingkatkan di kalangan perempuan malaysia, terutama pada wanita muda

dan yang kurang berpendidikan.

Penelitian yang di lakukan oleh Srivastava dkk (2016) mengatakan

dari penelitiannya bagaimana mengenai faktor resiko penyakit, mayoritas

di mata pelajaran (61,5%) di sebabkan oleh penuaan, multi paritas (54%),

pil oral (59%), radiasi pada usia muda (85%) dapat meningkatkan resiko

terkena kanker payudara. Mengenai sikap untuk melakukan pemeriksaan

payudara sendiri, 82% menyebutkan bahwa adanya rasa malu, 33,5%

mengatakan itu merepotkan dan 54,3% memakan waktu. Mengenai

praktek hanya 15,6% sedang melakukan BSE setiap bulan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ozdemir dkk (2016) mengatakan

kesadaran akan gejala kanker di kalangan remaja lebih rendah dari yang

diinginkan. Kehadiran anggota keluarga dengan kanker akan menambah


5

tingkat kesadaran. Namun meningkatnya kesadaran dalam kelompok itu

tidak mengubah sikap terhadap kemungkinan adanya gejala kanker.

Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan diatas, masih terdapat

peluang untuk menggali lebih tentang faktor motivasi yang belum ada

pada penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliti ingin mengetahui secara

pasti tentang apakah ada hubungan atau keterkaitan antara pengetahuan,

sikap, dan motivasi remaja SMA terhadap pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) untuk melakukan pencegahan kanker payudara sejak dini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat di

rumuskan permasalah “Apakah terdapat hubungan pengetahuan, sikap,

dan motivasi remaja terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)”

untuk melakukan pencegahan kanker payudara sejak dini.

1.3 TUJUAN UMUM

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menegetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan motivasi

remaja terhadap terhadap pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI).

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan remaja terhadap

pemeriksaan payudara sendiri.


6

1.3.2.2 Mengidentifikasi sikap remaja terhadap pemeriksaan

payudara sendiri

1.3.2.3 Mengidentifikasi motivasi remaja terhadap pemeriksaan

payudara sendiri

1.3.2.4 Menganalisis hubungan pengetahuan, sikap, dan motivasi

remaja terhadap pemeriksaan payudara sendiri.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi remaja

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi pada remaja

bahwa dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri sangat

penting untuk mencegah terjadinya kanker payudara sejak dini.

1.4.2 Bagi institusi keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan

dalam bidang keperawatan.

1.4.3 Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

memberikan pengetahuan dan motivasi untuk melakukan

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Anda mungkin juga menyukai