Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.

1, September 2019

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA


DAN PERILAKU PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

Elda Dwi Ospah Sihite1, Sofiana Nurchayati2, Yesi Hasneli3


1,2,3
Fakultas Keperawatan Universitas Riau
Fakultas Keperawatan Universitas Riau Jalan Pattimura No 9
Gedung G Pekanbaru Riau Kode Pos 28131 Indonesia
email eldadwi1707@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan
perilaku dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di wilayah Puskesmas Rejosari Pekanbaru.
Penelitian ini menggunakan deskritif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel
mengunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 100 responden. Alat pengumpul
data yang digunakan kuesioner dan lembar observasi check list. Kuesioner digunakan untuk mengukur
tingkat pengetahuan kanker payudara dan SADARI yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Lembar
observasi check list untuk mengukur perilaku SADARI. Analisa yang digunakan analisa univariat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 36-45 tahun (dewasa akhir) sebanyak 59
responden (59%), pendidikan SMA sebanyak 45 responden (45%), pekerjaan Ibu rumah tangga sebanyak 82
responden (82%), status perkawinan menikah 94 responden (94%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 37
responden (37%), dan perilaku SADARI tidak melakukan sebanyak 71 responden (71%). Disarankan kepada
petugas kesehatan untuk meningkatkan edukasi kepada Wanita Usia Subur (WUS) dan masyarakat agar
mendeteksi secara dini guna mencegah terjadinya kanker payudara.
Kata kunci: Kanker payudara, Pengetahuan, Perilaku, SADARI

Abstract
The purpose of this research was to detemine descripction level of knowlegde about breast cancer and breast
self-examination (BSE) behavior in Puskesmas Rejosari Pekanbaru area. This research uses descriptive
quantitative using cross sectional. Sampling using purposive sampling technique. The number of samples in
this research were 100 respondents. Data collection tool used questionnaire and checklist observation sheet.
The questionnaire was used to measure the level of knowledge of breast cancer and BSE has tested the
validity and reliability. Observation sheet checklist to measure BSE behavior. The analysis used univariate
analysis. The results showed that the majority of respondents for 36-45 years (late adulthood) were 59
respondents (59%), level of education was senior high school as 45 respondents (45%), housewife work as
many as 82 respondents (82%), marital status was married 94 respondents (94%), sufficient level of
knowledge as many as 37 respondents (37%), and BSE behavior did not do as many as 71 respondents
(71%). It is recommended to health workers to improve education for women age fertile (WAF) and society
to detect early to prevent breast cancer.
Keywords: Behavior, Breast cancer, Breast self-examination (BSE), Knowledge
8
Elda Dwi Ospah Sihite, Sofiana Nurchayati, dan Yesi Hasneli, Gambaran Tingkat Pengetahuan
tentang Kanker Payudara dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

PENDAHULUAN subur (Rasjidi, 2010). Wanita usia subur

Kanker payudara adalah keganasan adalah wanita dalam usia reproduktif 15-49

sel-sel pada jaringan payudara, bisa berasal dari tahun (Kemenkes RI, 2015). Data dari Dinas

komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun Kesehatan Kota Pekanbaru (2018), wanita

lobulusnya) seperti jaringan lemak, pembuluh usia subur di Puskesmas Rejosari usia 15-39

darah, dan persyarafan jaringan payudara tahun sebanyak 23.468 orang, 15-49 tahun

(Rasjidi, 2010). Kanker payudara dapat sebanyak 30.032 orang dan wanita usia subur

mengakibatkan kematian pada wanita lebih dari 30-50 tahun sebanyak 15.347 orang.

508.000 tahun 2011 di seluruh dunia dan Penyebab kanker payudara secara pasti

dianggap sebagai penyakit di negara maju belum diketahui, kanker payudara meningkat

hampir 50% kasus kanker payudara dan 58% pada wanita yang mempunyai faktor-faktor

kematian terjadi di negara-negara kurang risiko (Suyatno & Emir, 2014). Kanker

berkembang (WHO, 2018). payudara terdiagnosa stadium lanjut, karena

Kanker payudara pada tahun 2018 di upaya deteksi dini kanker payudara yang

Asia sebesar 674.693 kasus (25,5%). masih kurang (Kemenkes RI, 2015). Akibat

Kematian akibat kanker payudara sebesar tingginya tingkat insiden kanker payudara

310.577 kasus (13,8%) (IARC, 2018). Kanker salah satunya adalah masih rendah

payudara di Indonesia didapatkan kurang pengetahuan dan pemahaman masyarakat atau

lebih 23.140 kasus baru setiap tahun (200 juta pemahaman masyarakat akan bahaya kanker

populasi) (Suyatno & Emir, 2014). Kanker payudara dan kesadaran penting melakukan

payudara di provinsi Riau cukup tinggi yaitu pemeriksaan dini (Thaha & Widajadnja,

0,3% atau 190.332 jiwa dari 63.444.000 2017).

penduduk (Kemenkes RI, 2015). Thaha (2017) dalam penelitian

Wanita yang memiliki risiko tinggi menunjukkan bahwa responden memiliki

terkena kanker payudara adalah wanita usia tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 53 orang

9
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019

(53,0%) dan tingkat pengetahuan rendah (66,1%) dan responden yang mampu

sebanyak 47 orang (47%). Hal ini sejalan melakukan SADARI sebanyak 117 orang

dengan penelitian Sari (2016) bahwa (33,9%). Hal ini dikarenakan masih rendahnya

pengetahuan kanker payudara wanita usia tingkat pengetahuan dan perilaku periksa

subur usia 27-28 tahun memiliki pengetahuan payudara sendiri (SADARI).

tinggi sebanyak 22 orang (72,2%), memiliki Pengetahuan merupakan domain yang

pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (16,6%) membentuk tindakan seseorang (overt

dan memiliki pengetahuan kurang sebanyak 4 behavior) dari pengalaman dan penelitian,

orang (11,2%). ternyata perilaku didasari oleh pengetahuan

Mayoritas responden sudah mengerti akan lebih langgeng daripada perilaku yang

kanker payudara secara umum, yaitu tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,

pengertian kanker payudara, penyebab 2012).

terjadinya kanker payudara namun responden Notoatmodjo (2012) menjelaskan

belum mengetahui secara tepat apa saja faktor perilaku seseorang atau masyarakat tentang

resiko terjadinya kanker payudara, tanda dan kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,

gejala serta bagaimana pencegahan kanker kepercayaan, dan tradisi. Masih kurangnya

payudara (Thaha,2017). kesadaran wanita-wanita Indonesia dalam

Wanita perlu tahu tentang pengetahuan melakukan deteksi dini terhadap kanker

tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara, masih banyak wanita Indonesia

payudara sendiri (Rasjidi, 2010). Saryono belum mengetahui cara-cara deteksi dini

(2009) menyatakan kanker payudara dapat kanker payudara meyebabkan angka kejadian

dideteksi dini dengan melakukan pemeriksaan kanker payudara cukup besar.

payudara sendiri (SADARI). Studi pendahuluan dilakukan oleh

Hanson (2017) dalam penelitiannya peneliti melalui wawancara kepada 5 orang

menunjukkan bahwa responden tidak mampu wanita usia subur yang aktif dalam kegiatan

melakukan SADARI sebanyak 228 orang kemasyarakatan di wilayah kerja Puskesmas


10
Elda Dwi Ospah Sihite, Sofiana Nurchayati, dan Yesi Hasneli, Gambaran Tingkat Pengetahuan
tentang Kanker Payudara dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

Rejosari Pekanbaru pada 15 Maret 2019, yang diambil 100 sampel dengan teknik

ternyata 5 dari 5 wanita mengetahui kanker purporsive sampling.

payudara, 3 dari 5 wanita tidak mengetahui Alat pengumpul data penelitian ini

penyebab kanker payudara, 3 dari 5 wanita digunakan kuesioner dan lembar observasi

tidak mengetahui tanda dan gejala kanker check list. Kuesioner digunakan untuk

payudara, 4 dari 5 wanita tidak mengetahui mengukur tingkat pengetahuan kanker

tingkatan stadium, 4 dari 5 wanita tidak payudara dan periksa payudara sendiri

mengetahui SADARI, 5 dari 5 wanita tidak (SADARI). Jumlah pertanyaan terdiri dari 15

mengetahui waktu pemeriksaan SADARI, 4 pertanyaan dengan mutiple choiche. Lembar

dari 5 wanita tidak mengetahui manfaat observasi digunakan untuk menilai perilaku

SADARI, dan 5 dari 5 wanita tidak SADARI. Sebelum kuesioner dibagikan

mengetahui langkah SADARI. kepada responden, kuesioner dilakukan uji

Berdasarkan uraian fenomena diatas validitas dan uji reliabilitas.

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Uji validitas menggunakan r tabel dan

terkait “Gambaran tingkat pengetahun uji reliabilitas menggunakan α Cronbach's.

tentang kanker payudara dan perilaku Pengolahan data penelitian dilakukan dengan

periksa payudara sendiri (SADARI) di wilayah cara editing, coding, entry dan tabulating

kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru” dengan menggunakan program komputer.

Analisa data yang digunakan analisa univariat

METODE PENELITIAN yaitu distribusi frekuensi.

Penelitian ini menggunakan penelitian

deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross

sectional. Populasi penelitian ini adalah

seluruh wanita usia subur usia 15-49 tahun di

wilayah kerja Puskesmas Rejosari. Sampel

11
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019

HASIL PENELITIAN sebagian besar pendidikan terakhir yaitu

1. Karakteristik responden SMA/SMK sebanyak 45 responden (45%),


Tabel 1 sebagian besar pekerjaan responden adalah ibu
Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur,
Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan rumah tangga sebanyak 82 responden (82%),
Frekuensi Persentase dan sebagian besar status perkawinan yaitu
Karakteristik
(f) (%)
Umur: menikah sebanyak 94 responden (94%).
 Dewasa awal (26-35 20 20 2. Tingkat pengetahuan tentang kanker
tahun)
 Dewasa akhir (36-45 59 59 payudara dan periksa payudara sendiri
tahun) (SADARI)
 Lansia awal (46-55 21 21
Tabel 2
tahun)
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat
Total 100 100
pengetahuan tentang kanker payudara dan
Pendidikan:
periksa payudara sendiri (SADARI)
 SD 15 15
Frekuensi Persentase
 SMP/MTS 15 15 Pengetahuan
(f) (%)
 SMA/SMK 45 45
 Baik 35 35
 PT 20 20
 Cukup 37 37
 Lain-lainnya 5 5
 Kurang 28 28
Total 100 100
Total 100 100
Pekerjaan:
 PNS 14 14 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
 Swasta 3 3 sebagian responden memiliki pengetahuan
 Buruh 1 1
 IRT/lain-lain 82 82 cukup tentang kanker payudara dan periksa
Total 100 100 payudara sendiri (SADARI) yaitu sebanyak 37
Status perkawinan
responden (37%), sedangkan pengetahuan baik
 Menikah 94 94
 Janda 6 6 tentang kanker payudara dan periksa payudara
Total 100 100
sendiri (SADARI) sebanyak 35 responden
Berdasarkan tabel 1 karakteristik
(35%), dan sebanyak 28 orang (28%) memiliki
responden diketahui sebagian besar responden
pengetahuan kurang tentang kanker payudara
umur 36-45 tahun (dewasa akhir) yaitu
periksa payudara sendiri (SADARI).
sebanyak 59 responden (59%), sedangkan
12
Elda Dwi Ospah Sihite, Sofiana Nurchayati, dan Yesi Hasneli, Gambaran Tingkat Pengetahuan
tentang Kanker Payudara dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

3. Gambaran Perilaku SADARI (59%). Hasil penelitian ini sesuai dengan


Tabel 3 penelitian yang dilakukan oleh Desi,
Distribusi frekuensi perilaku
Frekuensi Persentase Priyantari dan Lubis (2017) bahwa sebagian
Perilaku
(f) (%) besar responden berumur 36-45 tahun
 Dilakukan dengan 6 6
benar sebanyak 27 responden (38,1%).
 Dilakukan tapi tidak 23 23 Hal ini menunjukkan bahwa wanita
benar
 Tidak dilakukan 71 71 berumur 36-45 tahun menunjukkan sifat
Total 100 100 berpikir yang sudah matang dan memiliki
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa
mental untuk mempelajari dan menyesuaikan
sebagian besar responden tidak melakukan
diri pada situasi-situasi baru, misalnya
perilaku periksa payudara sendiri (SADARI)
mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari,
sebanyak 71 responden (71%), sedangkan
penalaran anologi dan berpikir kreatif.
yang melakukan perilaku periksa payudara
Notoatmodjo (2012) menyatakan
sendiri (SADARI) dengan benar yaitu
semakin tua umur seseorang, maka semakin
sebanyak 6 responden (6%), dan perilaku
berkembang daya tangkap dan pola pikirnya
periksa payudara sendiri (SADARI) dilakukan
sehingga pengetahuan yang diperoleh
tapi tidak benar sebanyak 23 responden (23%).
semakin baik, tetapi menjelang usia lanjut

kemampuan mengingat seseorang akan


PEMBAHASAN
semakin berkurang.
A. Pembahasan hasil penelitian
b. Pendidikan
1. Karakteristik responden
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
a. Umur
sebagian besar pendidikan SMA sebanyak 45
Hasil penelitian yang telah dilakukan
responden (45%). Hasil penelitian ini
diperoleh bahwa seebagian besar responden
didukung oleh penelitian Kartika (2015) yang
berada pada kelompok dewasa akhir yaitu
menyatakan sebagian besar responden
umur 36-45 tahun sebanyak 59 responden
13
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019

pendidikan SMA sebanyak 34 responden Bekerja bagi ibu-ibu akan berpengaruh

(36,5%). terhadap kehidupan keluarga.

Semakin tinggi pendidikan seseorang Nurhidayati (2017) dalam penelitiannya

semakin mudah pula menerima informasi dan mengatakan bahwa ibu yang tidak bekerja

mengolahnya sebelum menjadi perilaku yang cenderung memiliki pengetahuan cukup

baik maupun buruk sehingga berdampak karena pengalaman. Hal ini sejalan dengan

terhadap status kesehatannya (Notoatmodjo, penelitian yang dilakukan Wardani (2017),

2012). Jenjang pendidikan sangat bahwa ibu tidak bekerja memiliki pengetahuan

berpengaruh terhadap kompetensi yang harus cukup.

dimiliki seseorang untuk mendapatkan Asumsi peneliti dalam penelitian ini

informasi dan pendidikan tinggi seseorang wanita usia subur yang tidak bekerja sebagian

akan cenderung mendapatkan informasi, baik besar memiliki pengetahuan cukup. Hal ini

dari orang lain maupun dari media massa. mungkin responden yang tidak bekerja

c. Pekerjaan memiliki waktu untuk mendapatkan informasi

Hasil penelitian didapatkan bahwa tentang kanker payudara dan SADARI

sebagian besar pekerjaan ibu rumah tangga melalui media cetak, media elektronik, tenaga

sebanyak 82 responden (82%). Hasil penelitian kesehatan yang memberikan penyuluhan.

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan d. Status perkawinan

oleh Kartika (2015) bahwa pekerjaan sebagian Hasil penelitian didapatkan bahwa

responden tidak bekerja atau ibu rumah tangga sebagian responden menikah sebanyak 94

yaitu sebanyak 78 responden (83,9%). responden (94%). Hal ini sejalan dengan

Wawan & Dewi (2010) mengatakan penelitian Donnelly (2015) bahwa mayoritas

pekerjaan adalah kegiatan dilakukan terutama 1063 responden menikah (78,9%) dan punya

untuk menunjang kehidupannya dan anak (84,8%) bahwa wanita yang sudah

kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya menikah dengan 1-5 anak, responden lebih

merupakan kegiatan yang menyita waktu. mungkin untuk berpartisipasi dalam


14
Elda Dwi Ospah Sihite, Sofiana Nurchayati, dan Yesi Hasneli, Gambaran Tingkat Pengetahuan
tentang Kanker Payudara dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

melakukan SADARI dari responden yang Priyantari, Lubis (2017) pengetahuan

belum menikah. responden memiliki pengetahuan baik

Asumsi peneliti wanita usia subur sebanyak 28 orang responden (39,4%),

dengan status perkawinan pada penelitian ini pengetahuan cukup sebanyak 31 orang

bahwa status perkawinan tidak menjamin responden (43,7%), dan pengetahuan kurang

seseorang memiliki pengetahuan baik sebanyak 12 orang responden (16,9%).

mengenai kanker payudara dan SADARI. Pengetahuan baik bahwa responden

Hal ini menunjukkan bahwa status mengerti tentang kanker payudara mulai dari

perkawinan tidak mempengaruhi pengetahuan pengertian, faktor resiko, tanda gejala, dan

tentang kanker payudara dan SADARI. Status pencegahan deteksi dini kanker payudara.

perkawinan tidak menjamin seseorang Sedangkan tentang SADARI mulai dari

berpengetahuan baik, tergantung dari minat pengertian, waktu pelaksanaan, tujuan dan

seseorang pada suatu informasi. cara melakukan. Hal ini responden sering

2. Gambaran tingkat pengetahuan mendapatkan informasi baik dari media cetak,

responden tentang kanker payudara dan media informasi, penyuluhan dari petugas

periksa payudara sendiri (SADARI) kesehatan dan pengalaman.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengetahuan cukup bahwa responden

tingkat pengetahuan responden tentang kanker mengerti tentang pengertian kanker payudara,

payudara dan periksa payudara sendiri tanda gejala, kurang mengerti deteksi dini dan

(SADARI) sebagian besar 37 orang responden kurang mengerti tentang faktor resiko, hal ini

(37%) memiliki pengetahuan cukup, sebanyak dikarenakan responden cukup dalam

35 orang responden (35%) memiliki memperoleh informasi tentang kanker

pengetahuan baik dan 28 orang responden payudara dan SADARI seperti pengertian

(28%) memiliki pengetahuan kurang. SADARI, waktu pelaksanaan, tujuan, dan

Hal ini sejalan dengan penelitian Desi, kurang mengerti tentang cara melakukan

15
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019

SADARI secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan Wawan dan Dewi

Pengetahuan kurang dikarenakan kurang (2010) bahwa faktor yang mempengaruhi

informasi yang didapatkan oleh responden pengetahuan antara lain faktor internal yaitu

sehingga tidak berusaha mendapatkan pendidikan, pekerjaan, umur, dan faktor

informasi tentang kanker payudara dan eksternal antara lain faktor lingkungan dan

SADARI. Keterbatasan informasi sosial budaya. Selain itu, kemajuan teknologi

menyebabkan pengetahuan responden tentang dan informasi yang tidak terbatas dan bisa

kanker payudara dan SADARI menjadi diakses setiap orang sehingga tidak jarang

kurang. orang lebih muda cenderung lebih pandai dan

Pendidikan berpengaruh terhadap lebih sering berhubungan dan mengakses

pengetahuan dalam memperoleh informasi teknologi informasi seperti internet sehingga

tentang SADARI. Semakin tinggi pendidikan cenderung memiliki tingkat pengetahuan yang

seseorang semakin banyak menerima lebih tinggi.

informasi. Informasi tentang SADARI 3. Gambaran perilaku periksa payudara

memiliki kontribusi dalam hasil penelitian ini sendiri (SADARI)

seseorang tidak pernah sama sekali Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

mendapatkan informasi tentunya memiliki sebagian besar tidak melakukan perilaku

pengetahuan sedikit bahkan tidak tahu sama periksa payudara sendiri (SADARI)

sekali tentang SADARI karena belum terpapar sebanyak 71 responden (71%), perilaku

informasi tentang SADARI. periksa payudara sendiri (SADARI)

Peneliti berasumsi responden dalam dilakukan dengan benar sebanyak 6 responden

penelitian ini memiliki pengetahuan cukup (6%), dan perilaku periksa payudara sendiri

disebabkan salah satunya pendidikan dan (SADARI) dilakukan tapi tidak benar

lingkungan sehingga responden mengetahui sebanyak 23 orang responden (23%). Hasil

kanker payudara dan cara melakukan deteksi penelitian ini menunjukkan bahwa responden

dini terjadinya kanker payudara. yang tidak melakukan perilaku SADARI


16
Elda Dwi Ospah Sihite, Sofiana Nurchayati, dan Yesi Hasneli, Gambaran Tingkat Pengetahuan
tentang Kanker Payudara dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

dengan tepat pada langkah 1, 2, 4, dan 6. terdapat 35% yang memiliki pengetahuan baik

Yayasan Kanker Payudara Indonesia (2017) mengenai SADARI dan 28% pengetahuan

cara langkah 1 (meletakkan tangan disamping kurang mengenai SADARI. Ibu rumah tangga

badan untuk melakukan inspeksi pada yang memiliki pengetahuan baik namun tidak

payudara), langkah 4 (gerakan memutar mampu melakukan SADARI dalam hal ini

dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai karena IRT belum mengetahui cara melakukan

dari pinggang atas (posisi jam 12) dengan SADARI dengan baik dan benar, mayoritas

mengikuti arah jam bergerak ke tengah kearah hanya melakukan salah satu langkah dari

puting susu), namun berbeda pada langkah 6 beberapa langkah dalam melakukan SADARI.

(berbaringlah dengan tangan kiri di bawah Sedangkan perilaku SADARI dilakukan

kepala, letakkan bantal kecil di bawah bahu dengan benar oleh responden langkah 1, 2, 3, 4,

kanan, rabalah seluruh permukaan payudara 5 dan 6. Yayasan Kanker Payudara Indonesia

kiri dan kanan dengan gerakan seperti di (2017) cara langkah 1 sampai 6 (berdiri di

uraikan), dan responden juga tidak pernah depan cermin dengan mengangkat tangan,

melakukan dengan cara berbaring dan tidak melihat bentuk dan ukuran payudara, melihat

pernah mendengar langkah SADARI dengan perubahan warna kulit payudara, memijat

cara berbaring. hingga puting untuk mengetahui ada tidaknya

Hasil penelitian ini sejalan dengan cairan yang keluar dan meraba seluruh bagian

penelitian Nurhidayati (2017), mayoritas ibu payudara dengan variasi tekanan untuk

tidak dapat melakukan SADARI dengan benar, mengetahui ada tidaknya benjolan serta

bahkan 19 ibu sama sekali tidak pernah meraba hingga ketiak). Hal ini sesuai dengan

melakukan SADARI. Hal tersebut dikarenakan hasil penelitian yang diperoleh bahwa

beberapa faktor seperti kurangnya responden mempunyai pengetahuan baik

pengetahuan ibu tentang SADARI. tentang SADARI dan melakukan perilaku

Dari segi pengetahuan responden yaitu langkah-langkah SADARI dengan benar.

17
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019

Perilaku periksa payudara sendiri pengetahuan, pengalaman, keterampilan atau

dilakukan tapi tidak benar oleh responden keahlian maupun dorongan dari orang lain.

kurang dapat melakukan teknik menekan dan Adapun 3 alasan responden tidak

meraba payudara dimulai dari klavikula secara melakukan SADARI yaitu tidak terdapat

sikuler (memutar), zig-zag, atau gerakan masalah payudara, tidak tahu teknik SADARI,

secara mantap dengan 3 jari dari mulai atas dan tidak mengetahui pentingnya SADARI.

hingga bawah dari bagian luar ke dalam pada

payudara. Hal ini menunjukan responden SIMPULAN

belum mengetahui benar cara melakukan Hasil penelitian tentang tingkat

SADARI sesuai dengan prosedur yang ada dan pengetahuan tentang kanker payudara dan

pengetahuan responden yang kurang tentang perilaku periksa payudara sendiri (sadari)

SADARI dapat berdampak pada kemampuan disimpulkan bahwa karakteristik responden

melakukan SADARI responden tidak benar. sebagian besar umur dewasa akhir (36-45)

Notoatmodjo (2012) mengatakan sebanyak 59 responden (59%), sebagian besar

perilaku disebabkan faktor predisposisi yaitu pendidikan SMA sebanyak 45 responden

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan (45%), sebagian besar pekerjaan ibu rumah

dan nilai-nilai. Faktor pendukung yaitu tangga sebanyak 82 responden (82%),

terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau sebagian besar pengetahuan cukup sebanyak

tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan. Faktor 37 responden (37%), sebagian besar perilaku

pendorong yaitu terwujudnya dalam sikap dan periksa payudara sendiri (SADARI) tidak

perilaku petugas kesehatan dan petugas lain. dilakukan sebanyak 71 responden (71%).

Peneliti berasumsi dalam penelitian ini

bahwa perilaku tidak melakukan SADARI SARAN

disebabkan karena kurang pengetahuan Bidang Ilmu Keperawatan, hasil

responden tentang SADARI. Hal ini bisa penelitian ini dapat menjadi suatu bahan

disebabkan oleh faktor lain seperti masukan dan sumber informasi bagi ilmu
18
Elda Dwi Ospah Sihite, Sofiana Nurchayati, dan Yesi Hasneli, Gambaran Tingkat Pengetahuan
tentang Kanker Payudara dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

keperawatan dalam pengembangan ilmu DAFTAR PUSTAKA

keperawatan khususnya tentang pengetahuan Chentiana, D., Hayu, R., & Rifa’i. (2017).
Gambaran perilaku pemeriksaan
kanker payudara dan perilaku periksa payudara sendiri (sadari) pada wanita
payudara sendiri (SADARI). usia subur (wus) di dusun kanigoro desa
puton kecamatan diwek kabupaten
Bagi Puskesmas, hasil penelitian ini Jombang. Program Studi STIKES
diharapkan menjadi pedoman dalam Pemkab Jombang. Diperoleh tanggal 29
April 2019 dari http://ejurnal.
meningkatkan pengetahuan wanita usia subur stikespemkabjombang.ac.id.
tentang kanker payudara dan perilaku periksa Desi, Priyantari, W., & Lubis, U.P. (2017).
Hubungan pengetahuan wanita usia
payudara sendiri (SADARI). subur tentang kanker payudara dengan
Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini sikap pemeriksaan payudara sendiri di
Yogyakarta. Jurnal MIKKI, 5(1), 21-22.
diharapkan masyarakat terutama wanita usia Donnelly, T. (2015). Do socioeconomic factors
subur senantiasa mencari tahu lebih dalam influence breast cancer screening
practices among Arab women in Qatar?
tentang pengetahuan tentang kanker payudara BMJ Journal, 1-9. Diperoleh tanggal 29
dan perilaku periksa payudara sendiri April 2019 dari https://bmjopen.bmj.
com.
(SADARI). Hanson. (2017). Knowledge and practice of
Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini breast self-sxamination among rural
women in south west nigeria:
diharapkan dapat menjadi data dan informasi implications for development of women
bagi peneliti selanjutnya sehingga peneliti empowerment programme. Africa
Journal of Nursing and Midwifery, 19
selanjutya dapat melanjutkan penelitian (1), 144-156.
tentang melihat faktor-faktor berhubungan Internasional Agency for Researh on Cancer.
(2018). Estimated cancer incidence,
dengan tindakan deteksi dini kanker payudara mortality and prevalence worldwide in
melalui SADARI atau menghubungkan 2018. Diperoleh tanggal 30 Januari
2019 dari http://gco.iarc.fr.
pengetahuan tentang kanker payudara dan Kartika, D.O., Sutanto, D., & Suciati, A.
perilaku SADARI. (2015). Gambaran sikap wanita usia
subur tentang pemeriksaan payudara
sendiri di desa pekauman kulon

19
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019

kecamatan dukuhtuti tahun 2015. Wawan, A & Dewi, M. (2010). Teori &
E-Journal Politeknik Tegal Harapan pengukuran pengetahuan, sikap dan
Bersama, 104-106. perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Medika
(2015). Pusat data dan informasi World Health Organization. (2018). Breat
Kementrian Kesehatan RI. Diperoleh cancer: prevention and control.
tanggal 26 Oktober 2018 dari Diperoleh tanggal 30 Januari 2018 dari
www.depkes.go.id. https://www.who.int.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (2017).
dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Sadari (periksa payudara sendiri).
Cipta. Diperoleh tanggal 21 November 2018
Nurhidayati, H. (2017). Gambaran dari http://pitapink-ykpi.or.id/sadari-
keterampilan pemeriksaan payudara periksa-payudara-sendiri.
sendiri pada ibu-ibu pembinaan
kesejahteraan keluarga (pkk). Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Diperoleh tanggal 26 April
2019 dari http://eprints.ums.ac.id.
Rasjidi, I. (2009). Deteksi dini & pencegahan
kanker pada wanita. Jakarta: CV Sagung
Seto.
Rasjidi, I. (2010). 100 questions & answer
kanker pada wanita. Jakarta: Gramedia.
Saryono & Roischa, D.P. (2009). Perawatan
payudara dilengkapi dengan deteksi dini
terhadap penyakit kanker payudara.
Yogyakarta: Numet.
Suyatno & Emir, T.P. (2014). Bedah onkologi
diagnostik dan terapi. Jakarta: Sagung
Seto.
Thaha, R & Widajadnja, N. (2017). Hubungan
tingkat pengetahuan tentang kanker
payudara dan perilaku pemeriksaaan
payudara sendiri (sadari) pada waktu
wanita usia 20-45 tahun di desa sidera
kecamatan sigi biromaru periode Juli
tahun 2017. Jurnal Kesehatan Tadulako,
3 (2), 40-46.
20

Anda mungkin juga menyukai