Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KANKER


PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI DI SMAN 1
SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA TAHUN 2021

OLEH :
RISKA FADILAH
2017720047

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021

0
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker Payudara merupakan jenis kanker yang paling umum diderita

perempuan baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kanker

payudara juga menyebabkan jumlah terbesar kematian akibat kanker di kalangan

perempuan di dunia. Diperkirakan pada tahun 2018, sebanyak 627.000

perempuan meninggal karena kanker payudara dan 2,1 juta perempuan

menderita kanker payudara setiap tahunnya (WHO, 2019). Sel kanker payudara

dapat bersembunyi di tubuh kita selama bertahun – tahun tanpa sepengetahuan

kita, dan tiba – tiba menjadi aktif pada tumor ganas atau kanker (American,

Cancer Society, 2016).

Menurut American Cancer Society (2016), Kanker payudara invasif di

diagnosis sekitar 246.660 sebanyak 61.000 kasus baru kanker payudara di

diagnosis pada wanita. Kementrian kesehatan (Kemenkes, 2019) menyatakan

prevalensi kanker meningkat dalam lima tahun terakhir. Menurut WHO pada

tahun 2020 kejadian kanker payudara di Indonesia menduduki posisi pertama

dibandingkan semua jenis kanker yang dialami oleh wanita dengan persentase

30.8 % dari 213.546 kasus ( WHO, 2021).

Menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2018), angka prevalensi di

Indonesia mencapai 1,79 perseribu orang, meningkat 1,4 per seribu orang pada

1
2013. Kanker payudara merupakan kanker yang terbanyak dialami di Indonesia pada

tahun 2013 dengan menyumbang sebanyak 0,5%, dan Provinsi D.I Yogyakarta

memiliki prevalensi kanker payudara tertinggi yaitu 2,4%.

Sekitar 5000 hingga 6000 remaja (usia 15-19 tahun) di diagnosis dengan

kanker setiap tahun di Amerika serikat. Kanker payudara adalah kanker paling umum

pada remaja dan dewasa muda ( wanita berusia 15 -39 tahun) terhitung 5,6 % dari

semua kanker invasive pada wanita. ( Johnson, 2018).

Kejadian kanker diseluruh dunia meningkat setiap tahunnya, menurut WHO

angka tersebut akan mencapai 27 juta kasus baru di 2030. Kanker payudara

merupakan penyakit tidak menular yang berisiko kematian jika tidak tertangani

dengan baik. Penderita kanker payudara tidak hanya menyerang pada wanita dewasa

namun rentan terjadi pada kalangan remaja.

Penderita kanker payudara telah banyak ditemukan pada usia muda bahkan

tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor dipayudaranya,

dimana tumor dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak terdeteksi lebih awal (Mboi,

2014). Kanker payudara dapat ditemukan pada tahap yang lebih dini, akan tetapi saat

ini kanker lebih sering diketahui pada stadium lanjut (70%) sehingga angka

kematiannya tinggi. Jika kanker payudara ditemukan pada tahap lebih dini dapat

menurunkan angka kematian dan menghemat pembiayaan kesehatan. Sampai dengan

tahun 2017 sudah dilakukan deteksi dini kanker payudara terhadap 3.040.116

perempuan usia 30-50 tahun (2,98%) di Indonesia. Pemeriksaan yang dilakukan

menggunakan metode pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk hasil deteksi

dini kanker payudara tersebut ada 12.023 kasus tumor payudara dan 3.079 kasus

dicurigai kanker payudara (Kemenkes RI, 2017).

2
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan

yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas pada remaja

mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta

cenderung berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh

pertimbangan yang matang. Apabila keputusan yang diambil dalam menghadapi

konflik tidak tepat, mereka akan jatuh kedalam perilaku berisiko dan mungkin harus

menanggung akibat jangka pendek dan jangka panjang dalam berbagai masalah

kesehatan fisik dan psikososial. Sifat dan perilaku berisiko pada remaja tersebut

memerlukan ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi

kebutuhan kesehatan remaja termasuk pelayanan untuk kesehatan reproduksi.

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang merupakan salah satu

acara untuk mendeteksi ada tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan ini

dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang berumur 20

tahun ke atas. Indikasi utama SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker

payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada

benjolan, perubahan warna kulit, dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah (Olfah

dkk, 2013). SADARI merupakan upaya untuk mendapatkan kanker payudara pada

stadium yang lebih dini. Diperlukan pelatihan dan evaluasi yang reguler, jadi

SADARI direkomendasikan dilakukan setiap bulan, 7 hari setelah menstruasi bersih

(Manuaba, 2010). Saat ini ada kecenderungan kanker payudara dialami oleh

Perempuan dengan usia (15-20an), ini berarti tidak ada kata terlalu dini untuk

memulai memberikan pendidikan SADARI secara rutin (7-10 hari setelah haid) setiap

bulan. Dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) akan menurunkan

tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, tapi wanita yang melakukan

SADARI masih rendah (25%-30%).

3
Sesuai dengan peraturan Mentri Kesehatan RI (2015) yang dijabarkan dalam

PMKRI 2015 No.34, Pasal 4 ayat (4), rencana pencegahan kanker payudara

pemerintah meliputi promosi, pencegahan (CERDIK) pemeriksaan kesehatan rutin

(SADARI), rajin berolahraga, pola makan seimbang, istirahat cukup dan pengendalian

stres. Mengkoordinasikan kegiatan promosi kesehatan dengan melaksanakan kegiatan

promosi dan pencegahatan kesehatan bertujuan untuk mencegah berkembangnya

faktor risiko difasilitas umum dan fasilitas pelayanan kesehatan yang dilaksanakn oleh

tenaga kesehatan yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –

undangan.

Pada penelitian terdahulu didapatkan gambaran dan prilaku wanita dalam

deteksi kanker payudara masih rendah seperti penelitian yang dilakukan oleh Thata

(2017) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden

sebesar 53 (53,0%) dan terendah 47 (47%). Hal ini sesuai dengan penelitian Sari

(2016) yaitu pengetahuan tentang kanker payudara pada wanita usia subur antara 27

dan 28 tahun berjumlah 22 orang (72,2%), 6 orang memiliki pengetahuan cukup

(16,6) dan 4 orang memiliki kurang pengetahuan (11,2%). Namun, dalam studi yang

dilakukan Siti Masyitah tahun 2013 terhadap mahasiswi di Universitas Indonesia,

hanya 3,3% saja yang rutin melakukan pekerjaan ini setiap bulan. Untuk memahami

manfaat melakukan SADARI, maka pemahaman mengenai kendala dalam melakukan

SADARI sangat erat kaitannya dengan praktik SADARI (Masyitah, 2013).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29

Maret 2021 di SMA N 1 Sungailiat, didapatkan hasil dari 24 siswi yang dilakukan

wawancara hanya 8 ( 33,3 %) orang yang mengetahui tantang kanker payudara dan

cara mendeteksi kanker payudara dengan SADARI, dan dari 8 siswi tersebut 6

4
diantaranya pernah melakukan SADARI dan tidak ada satupun siswi yang melakukan

SADARI secara rutin.

Berdasarkan beberapa teori dan bukti yang telah diperoleh dari penelitian

sebelumnya serta studi pendahuluan, peneliti melihat adanya hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku SADARI. Oleh karena itu penulis tertarik untuk

membuktikan sejauh mana hubungan pengetahuan remaja tentang kanker payudara

dengan perilaku SADARI di SMAN 1 Sungailiat kabupaten Bangka tahun 2021.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “apakah ada hubungan antara

pengetahuan remaja tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI di SMAN 1

Sungailiat kabupaten Bangka?” .

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan umum.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan

pengetahuan remaja tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI di

SMAN 1 Sungailiat kabupaten Bangka

1.3.2. Tujuan khusus

1.3.2.1. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan remaja tentang kanker

payudara di SMAN 1 Sungailiat kabupaten Bangka.

1.3.2.2. Mengidentifikasi gambaran prilaku remaja tentang SADARI di SMAN

1 Sungailiat kabupaten Bangka.

1.3.2.3. Menganalisa hubungan pengetahuan remaja tentang kanker payudara

dengan perilaku SADARI di SMAN 1 Sungailiat kabupaten Bangka.

5
1.4. Manfaat

1.4.1. Institusi pelayanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam

pengembangan program kesehatan remaja serta meningkatkan mutu pelayanan

pendidikan kesehatan remaja di sekolah.

1.4.2. Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah informasi dan

tambahan bacaan dalam proses pembelajaran khususnya tentang hubungan

pengetahuan remaja tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI.

1.4.3. Pengembangan ilmu keperawatan

Memberikan sumbangan teoritik bagi Ilmu kesehatan dan memperkaya

ilmu keperawatan khususnya mengenai hubungan pengetahuan remaja tentang

kanker payudara dengan perilaku SADARI.

Anda mungkin juga menyukai