A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017, kanker adalah
istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan sel abnormal di luar batas normal yang kemudian dapat
menyerang bagian tubuh yang berdampingan atau menyebar ke organ lain.
Istilah umum lainnya yang digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma.
Kanker dapat mempengaruhi hampir semua bagian tubuh dan memiliki
banyak subtipe anatomi dan molekuler yang masing-masing memerlukan
strategi pengelolaan yang spesifik. (World Health Organization, 2017).
Penyakit kanker merupakan masalah kesehatan utama baik di dunia
maupun di Indonesia. Angka kejadian kanker meningkat dari 12,7 juta kasus
tahun 2008, menjadi 14.1% juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah
kematian yang disebabkan oleh kanker meningkat dari 7,6 juta orang tahun
2008, menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian
nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan
pada tahun 2030 insiden kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di
antaranya meninggal akibat kanker. Terlebih untuk negara miskin dan
berkembang kejadiannya akan lebih cepat (Damayati, 2017).
Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia yakni
terhitung 8,8 juta kematian di tahun 2015. Yaitu: Kanker paru-paru, prostat,
usus, lambung, dan hati. Merupakan kanker yang paling umum diantara laki-
laki, sementara kanker payudara, usus, paru-paru, leher rahim, dan perut
merupakan kanker yang paling umum diantara perempuan (WHO, 2017).
Menurut Infodatin (2015) pada data Globocan, International Agency for
Research on Cancer (IARC) diketahui bahwa di dunia kanker payudara
merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol
oleh umur) tertinggi yaitu sebesar 43,3% dan persentase kematian (setelah
dikontrol oleh umur) akibat kanker payudara sebesar 12.9%. Seiring
perkembangan zaman, jumlah penderita kanker payudara di Indonesia terus
bertambah. Pada awalnya kanker payudara menyerang perempuan yang
sudah berusia di atas 30 tahun akan tetapi kini usia penderita kanker
1
2
sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali
yang terjadi pada jaringan payudara (Depkes, 2015).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pengembangan
kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri, tindakan ini
dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal
penyakit kanker payudara. Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat
dikakukan oleh semua wanita tanpa perlu merasa malu memeriksakannya,
tidak membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk, hanya perlu
menyediakan waktunya selama kurang lebih lima menit (Nisman, 2011).
Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima
faktor risiko perilaku dan pola makan, yaitu: (1) Indeks massa tubuh tinggi, (2)
Kurang konsumsi buah dan sayur, (3) Kurang aktivitas fisik, (4) Penggunaan
rokok, dan (5) Konsumsi alkohol berlebihan. Merokok merupakan faktor risiko
utama kanker yang menyebabkan terjadinya lebih dari 20% kematian akibat
kanker di dunia, dan sekitar 70% kematian akibat kanker paru di seluruh
dunia (Kemenkes, 2015).
Penulis melakukan survey awal di Posyandu BKR (Bina Keluarga
Remaja) Dahlia Desa Pakuon Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur
pada bulan April 2021. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan melalui
wawancara terhadap 6 Remaja Putri secara acak di Posyandu BKR (Bina
Keluarga Remaja) Dahlia tentang Perawatan Payudara Sendiri (SADARI).
Setelah mengajukan pertanyaan, didapatkan hasil 3 dari 6 remaja tidak
mengetahui sadari, dan 2 dari 6 remaja pernah melakukan sadari tapi tidak
rutin.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat sebuah
laporan tentang "Gambaran Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri di Posyandu BKR ( Bina
Keluarga Remaja) Dahlia Desa Pakuon Kecamatan Sekaresmi
Kabupaten Cianjur Tahun 2021".
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah laporan ini adalah "Bagaimanakah Gambaran Sikap
Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada
5
Remaja Putri di Posyandu BKR (Bina Keluarga Remaja) Dahlia Desa Pakuon
Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur Tahun 2021?"
C. Tujuan Laporan
Untuk mengetahui Gambaran Sikap Remaja Putri Tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri di Posyandu
BKR (Bina Keluarga Remaja) Dahlia Desa Pakuon Kecamatan Sukaresmi
Kabupaten Cianjur Tahun 2021.
D. Manfaat Laporan
1. Manfaat Teoritis
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi
pengetahuan remaja putri tentang cara melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI). Sehingga pada akhirnya dapat diadakan penyuluhan
dan konseling pada remaja untuk lebih meningkatkan pengetahuan
remaja putri tentang cara mencegah kanker payudara.
2. Manfaat Praktis
Hasil laporan ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan
masukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan khususnya
meningkatkan kesehatan remaja putri tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) pada remaja di Posyandu BKR (Bina Keluarga Remaja)
Dahlia Desa Pakuon Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur Tahun
2021.
a. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil laporan ini dapat menjadi masukan untuk
memperluas wawasan mahasiswa khususnya Program Studi Akademi
Kebidanan Cianjur.
b. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman dalam
melakukan laporan yang sistematis dan ilmiah, sehingga mampu
mengenali permasalahan kesehatan di lingkungan mengenai
pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja
putri di Posyandu BKR (Bina Keluarga Remaja) Dahlia Desa Pakuon
Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur Tahun 2021.
6
c. Bagi Remaja
Diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman tentang
Perawatan Payudara Sendiri (SADARI) dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari - hari sehingga dapat terhindar dari kanker
payudara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap
1. Pengertian
Sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten terhadap obyek
sosial. Dalam buku Notoadmodjo (2010) mengemukakan bahwa sikap
(attitude) adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap stimulus atau obyek.
Sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap obyek
sikap yang diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif (emosi)
dan perilaku. Dari definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa secara
garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang umumnya
berkaitan dengan pembicaraan dan dipelajari), perilaku (cenderung
mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai) dan emosi (menyebabkan
respon-respon yang konsisten). (Wawan dan Dewi M, 2010)
2. Komponen Sikap
Komponen Sikap Menurut Notoatmodjo (2010) sikap terdiri dari 3
komponen yang saling menunjang yaitu:
a. Komponen kognitif Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan
stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan
penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau
yang kontroversial.
b. Komponen afektif Merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling
bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah
mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan
perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif Merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi
tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap
sesuatu dengan cara-cara tertentu.
7
8
3. Ciri-ciri Sikap
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan
syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk,
dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas
d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang (Notoatmojo, 2010).
4. Cara Pengukuran Sikap
Cara pengukuran sikap salah satu aspek yang sangat penting guna
memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan
(assessment) dan pengukuran (measurement) sikap. Ada berbagai cara
untuk melakukan pengukuran sikap Menurut Riyanto (2013) sebagai
berikut :
x=¿∑ x1
n ¿
Keterangan:
x = Mean (Rata-rata)
n = Jumlah data
9
B. Remaja
1. Pengertian
Masalah remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan
adanya perubahan fisik, ekonomi, dan psikis. Masa remaja, yakni antara
usia 10-19 tahun adalah priode masa pematangan organ reproduksi
manusia dan sering disebut masa pubertas, dan masa remaja adalah
priode peralihan dan masa anak ke masa dewasa (Widyastuti, 2011).
2. Masa remaja sebagai priode perubahan dan usia bermasalah
Tingkat perubahan dalam sikap dan prilaku selama masa remaja
sejajar dengan tingkat perubahan fisik, ada empat perubahan yang sama
yang hampir bersifat universal yaitu :
a. Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat
perubahan fisik, dan psikologis yang terjadi.
b. Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial.
c. Berubahnya minat dan pola prilaku, maka nilai-nilai juga berubah.
d. Sebagian besar sifat remaja bersifat mereka menginginkan dan
menuntut kebebasan tapi mereka sering takut bartanggung jawab.
e. Masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi, karena
remaja merasa mampu mengatasi masalahnya sendiri menurut cara,
yang mereka yakini sehingga kadang-kadang masalah itu selesai
dengan cara yang tidak sesuai dengan nilai sosial.
f. Rentannya kehidupan remaja terhadap pengaruh lingkungan di luar
keluarga memudahkan remaja memilih gaya hidup yang sesuai
dengan minat dan keinginan mereka (Kusmiran, 2014)
10
2. Kanker Payudara
a. Pengertian
Kanker berasal dari sel-sel kanker dalam tubuh dalam jumlah
yang banyak membentuk jaringan, kanker merupakan suatu kondisi
12
3) Penggunaan hormon
Hormon esterogen berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara, terjdinya peningkatan kanker payudara yang bermakna
pada pengguna terapi hormone esterogen atau terapi hormone
pada wanita yang telah mengalami menopause.
4) Penyakit Fibrokistik
Fibrokistik (tumor pada payudara) pada wanita yang pernah
mengalami tumor pada payudara, dengan diagnosis adenosis,
Fibroadenoma, dan fibrosis tidak ada peningkatan resiko
terjadinya kanker payudara.
5) Obesitas (kegemukan)
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan
bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita
pascamenopause. Hal ini dihubungkan dengan pola hidup wanita,
khususnya kebiasaan makan dan jenis makanan yang
dikonsumsi. Kanker payudara pada wanita yang gemuk pada saat
menopause lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa
kegemukan.
6) Radiasi
Terpapar unsur radiasi dalam waktu lama selama atau
sesudah puberitas, meningkatnya terjadi resiko kanker payudara.
7) Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik
Terdapat risiko keganasan pada wanita yang keluarganya
menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa
kanker payudara berhubungan dengan gen. Apabila terdapat
suatu gen risiko untuk menderita payudara, peluang untuk terjadi
kanker payudara adalah sebesar 50% pada umur 50 tahun dan
85% pada umur 70 tahun.
8) Periode Menstruasi
Wanita yang dapat menstruasi pertama lebih awal (sebelum
usia 11 tahun) atau terlambat memasuki menopause (di atas usia
60 tahun) memiliki risiko lebih besar tumbuhnya kanker. Wanita
yang mengalami kondisi itu terpapar hormon reproduksi estrogen
14
waktu yang sama setiap bulannya, dan waktu yang dibutuhkan, untuk
melakukannya adalah selama 5 menit ( Magge, 2010).
6. Cara melakukan SADARI
Beberapa cara untuk melakukan SADARI adalah sebagai berikut
(Nisman, 2011):
a. Priksa payudara saat sedang mandi
b. Lanjutkan pemeriksaan payudara di depan cermin dengan lengan
diangkat ke atas atau posisi tangan dipinggang, periksa apakah ada
benjolan, bengkak, kemerahan atau adanya perubahan pada
payudara.
c. Tekan perlahan-lahan payudara untuk mencari benjolan, dimulai dari
tengah melingkar keluar.
d. Berbaring dan ulangi pemeriksaan
e. Lihat putting apakah ada pengeluaran.