Anda di halaman 1dari 19

GAMBARAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN

PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI POSYANDU BKR (BINA


KELUARGA REMAJA) DAHLIA DESA PAKUON
KECAMATAN SUKARESMI
KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai


Gelar Ahli Madya Kebidanan

AKADEMI KEBIDANAN CIANJUR


CIANJUR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017, kanker adalah
istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan sel abnormal di luar batas normal yang kemudian dapat
menyerang bagian tubuh yang berdampingan atau menyebar ke organ lain.
Istilah umum lainnya yang digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma.
Kanker dapat mempengaruhi hampir semua bagian tubuh dan memiliki
banyak subtipe anatomi dan molekuler yang masing-masing memerlukan
strategi pengelolaan yang spesifik. (World Health Organization, 2017).
Penyakit kanker merupakan masalah kesehatan utama baik di dunia
maupun di Indonesia. Angka kejadian kanker meningkat dari 12,7 juta kasus
tahun 2008, menjadi 14.1% juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah
kematian yang disebabkan oleh kanker meningkat dari 7,6 juta orang tahun
2008, menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian
nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan
pada tahun 2030 insiden kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di
antaranya meninggal akibat kanker. Terlebih untuk negara miskin dan
berkembang kejadiannya akan lebih cepat (Damayati, 2017).
Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia yakni
terhitung 8,8 juta kematian di tahun 2015. Yaitu: Kanker paru-paru, prostat,
usus, lambung, dan hati. Merupakan kanker yang paling umum diantara laki-
laki, sementara kanker payudara, usus, paru-paru, leher rahim, dan perut
merupakan kanker yang paling umum diantara perempuan (WHO, 2017).
Menurut Infodatin (2015) pada data Globocan, International Agency for
Research on Cancer (IARC) diketahui bahwa di dunia kanker payudara
merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol
oleh umur) tertinggi yaitu sebesar 43,3% dan persentase kematian (setelah
dikontrol oleh umur) akibat kanker payudara sebesar 12.9%. Seiring
perkembangan zaman, jumlah penderita kanker payudara di Indonesia terus
bertambah. Pada awalnya kanker payudara menyerang perempuan yang
sudah berusia di atas 30 tahun akan tetapi kini usia penderita kanker

1
2

payudara menjadi ke perempuan yang berusia muda atau remaja (Ardayani,


2016).
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan telah menyelesaikan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, yang dilakukan secara
terintegrasi dengan Susenas Maret (Badan Pusat Statistik). Terintegrasinya
riset ini sangat penting karena dimungkinkan analisis yang lebih mendalam.
Status kesehatan dan determinan kesehatan bisa dilihat dari faktor sosial
ekonomi, sehingga informasi yang dihasilkan lebih komprehensif. (Riskesdas,
2018).
Data Riskesdas juga dapat digunakan untuk menghitung Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM), sehingga dapat diketahui
perubahan pencapaian sasaran pembangunan kesehatan di setiap level
wilayah, dari tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional. (Riskesdas,
2018).
Pengumpulan data Riskesdas yang dilakukan pada 300.000 sampel
rumah tangga (1,2 juta jiwa) telah menghasilkan beragam data dan informasi
yang memperlihatkan wajah kesehatan Indonesia. Data dan informasi ini
meliputi Status Gizi, Kesehatan Ibu, Kesehatan Anak, Penyakit Menular,
Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan Kesehatan Gigi Mulut,
Disabilitas dan Cidera, Kesehatan Lingkungan, Akses Pelayanan Kesehatan,
dan Pelayanan Kesehatan Tradisional.
Dalam 10 tahun terakhir, masyarakat yang menderita penyakit kanker
di Jawa Barat bertambah banyak dua kali lipat. Saat ini, 21 dari 100.000
orang di Jawa Barat, di prediksi menderita penyakit kanker. Oleh karena itu,
masyarakat diimbau menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta
melakukan deteksi dini untuk mencegah perkembangan kanker. Kanker di
Priangan, wilayah Jawa Barat, saat ini semakin meningkat. Dalam waktu 10
tahun angka penderita kanker belum tinggi. Namun, semakin tahun ke tahun
angka terjadinya kanker menjadi semakin tinggi. Menurut dr.Monty dokter
bedah onkologi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. dr.Monty
menyatakan, peningkatan kasus kanker di Jawa Barat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, di antaranya ialah penyebarluasan informasi akan bahaya
kanker yang kurang pada masyarakat, penyuluhan tenaga kesehatan di
daerah-daerah yang semakin baik, maupun penanggungan dari BPJS
3

Kesehatan yang membuat penderita kanker tak ragu menjalani pengobatan.


Penyakit kanker tidak bisa disembuhkan, karena sampai saat ini belum
ditemukan obatnya. Akan tetapi, perkembangan kanker dapat dicegah
sehingga angka harapan hidup penderitanya bisa lebih lama. Pencegahan
terhadap perkembangan kanker itu bisa dilakukan jika penderitanya segera
melakukan pengobatan ketika kanker masih pada stadium awal. Nomor satu,
yang perlu disadari oleh masyarakat, kanker atau keluhan berupa benjolan
pada payudara, sedini mungkin segera periksakan ke dokter. Karena belum
tentu benjolan itu adalah kanker. Hanya 30% dari benjolan di payudara yang
merupakan kanker. Sekitar 70% adalah jinak, tapi jika penderita masuk 30%
terkena kanker, maka jangan ditunda-tunda untuk menjalani pengobatan,
dikarenakan jika sudah terlanjur masuk ke stadium lanjut, akan susah diobati.
Menurut dr.Monty penderita payudara pada perempuan di dominasi oleh
kanker payudara, kemudian kanker serviks, di RSHS itu ada tiga pasien baru
kanker payudara dalam sehari. Tapi pada umumnya mereka yang datang
sudah stadium lanjut atau stadium 3 dan 4, bukan stadium awal. Harapan
prospeknya juga kurang baik. Biasanya harapan hidup untuk lima tahun ke
depan kurang dari 30%, masyarakat harus kian menyadari pentingnya
menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit
kanker. Pasalnya, penyakit kanker bisa menjangkau siapapun, baik anak-
anak atau dewasa, maupun laki-laki atau perempuan. Penderita kanker
payudara yang paling muda itu berumur 21 tahun. Sedangkan yang paling
tua umurnya 80 tahun. Itu terjadi pada wanita. Kalau pada laki-laki, memang
kemungkinannya hanya 1% tetapi kemungkinannya tetap ada (Hendro, 2017,
¶ 1, http://www.pikiran-rakyat.com//Jabar, diperoleh tanggal 22 April 2021).
Berdasarkan tahun 2014 yang di dapat dari Yayasan Kanker Indonesia
(YKI) Kabupaten Cianjur pada tahun 2014, adalah terdapat 185 wanita
penderita kanker payudara yang menyerang wanita muda, remaja, maupun
tua. Sebagian besar wanita penderita kanker payudara ada di wilayah cianjur
selatan, yaitu Tanggeng, Agrabinta, Cijati serta yang berada di wilayah
Cipeyem (YKI Kabupaten Cianjur, 2014).
Kanker payudara (carcinoma mammae) merupakan suatu kondisi
dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,
4

sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali
yang terjadi pada jaringan payudara (Depkes, 2015).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pengembangan
kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri, tindakan ini
dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal
penyakit kanker payudara. Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat
dikakukan oleh semua wanita tanpa perlu merasa malu memeriksakannya,
tidak membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk, hanya perlu
menyediakan waktunya selama kurang lebih lima menit (Nisman, 2011).
Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima
faktor risiko perilaku dan pola makan, yaitu: (1) Indeks massa tubuh tinggi, (2)
Kurang konsumsi buah dan sayur, (3) Kurang aktivitas fisik, (4) Penggunaan
rokok, dan (5) Konsumsi alkohol berlebihan. Merokok merupakan faktor risiko
utama kanker yang menyebabkan terjadinya lebih dari 20% kematian akibat
kanker di dunia, dan sekitar 70% kematian akibat kanker paru di seluruh
dunia (Kemenkes, 2015).
Penulis melakukan survey awal di Posyandu BKR (Bina Keluarga
Remaja) Dahlia Desa Pakuon Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur
pada bulan April 2021. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan melalui
wawancara terhadap 6 Remaja Putri secara acak di Posyandu BKR (Bina
Keluarga Remaja) Dahlia tentang Perawatan Payudara Sendiri (SADARI).
Setelah mengajukan pertanyaan, didapatkan hasil 3 dari 6 remaja tidak
mengetahui sadari, dan 2 dari 6 remaja pernah melakukan sadari tapi tidak
rutin.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat sebuah
laporan tentang "Gambaran Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri di Posyandu BKR ( Bina
Keluarga Remaja) Dahlia Desa Pakuon Kecamatan Sekaresmi
Kabupaten Cianjur Tahun 2021".

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah laporan ini adalah "Bagaimanakah Gambaran Sikap
Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada
5

Remaja Putri di Posyandu BKR (Bina Keluarga Remaja) Dahlia Desa Pakuon
Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur Tahun 2021?"

C. Tujuan Laporan
Untuk mengetahui Gambaran Sikap Remaja Putri Tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri di Posyandu
BKR (Bina Keluarga Remaja) Dahlia Desa Pakuon Kecamatan Sukaresmi
Kabupaten Cianjur Tahun 2021.

D. Manfaat Laporan
1. Manfaat Teoritis
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi
pengetahuan remaja putri tentang cara melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI). Sehingga pada akhirnya dapat diadakan penyuluhan
dan konseling pada remaja untuk lebih meningkatkan pengetahuan
remaja putri tentang cara mencegah kanker payudara.
2. Manfaat Praktis
Hasil laporan ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan
masukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan khususnya
meningkatkan kesehatan remaja putri tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) pada remaja di Posyandu BKR (Bina Keluarga Remaja)
Dahlia Desa Pakuon Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur Tahun
2021.
a. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil laporan ini dapat menjadi masukan untuk
memperluas wawasan mahasiswa khususnya Program Studi Akademi
Kebidanan Cianjur.
b. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman dalam
melakukan laporan yang sistematis dan ilmiah, sehingga mampu
mengenali permasalahan kesehatan di lingkungan mengenai
pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja
putri di Posyandu BKR (Bina Keluarga Remaja) Dahlia Desa Pakuon
Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur Tahun 2021.
6

c. Bagi Remaja
Diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman tentang
Perawatan Payudara Sendiri (SADARI) dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari - hari sehingga dapat terhindar dari kanker
payudara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sikap
1. Pengertian
Sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten terhadap obyek
sosial. Dalam buku Notoadmodjo (2010) mengemukakan bahwa sikap
(attitude) adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap stimulus atau obyek.
Sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap obyek
sikap yang diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif (emosi)
dan perilaku. Dari definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa secara
garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang umumnya
berkaitan dengan pembicaraan dan dipelajari), perilaku (cenderung
mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai) dan emosi (menyebabkan
respon-respon yang konsisten). (Wawan dan Dewi M, 2010)
2. Komponen Sikap
Komponen Sikap Menurut Notoatmodjo (2010) sikap terdiri dari 3
komponen yang saling menunjang yaitu:
a. Komponen kognitif Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan
stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan
penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau
yang kontroversial.
b. Komponen afektif Merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling
bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah
mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan
perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif Merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi
tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap
sesuatu dengan cara-cara tertentu.

7
8

3. Ciri-ciri Sikap
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan
syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk,
dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas
d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang (Notoatmojo, 2010).
4. Cara Pengukuran Sikap
Cara pengukuran sikap salah satu aspek yang sangat penting guna
memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan
(assessment) dan pengukuran (measurement) sikap. Ada berbagai cara
untuk melakukan pengukuran sikap Menurut Riyanto (2013) sebagai
berikut :

x=¿∑ x1
n ¿

Keterangan:
x = Mean (Rata-rata)

∑x1 = Jumlah tiap data

n = Jumlah data
9

Selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut di interpretasikan ke


dalam bentuk kriteria, yaitu :
1) Melakukan apabila nilai kurang dari mean
2) Tidak Melakukan apabila lebih dari atau sama dengan mean

B. Remaja
1. Pengertian
Masalah remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan
adanya perubahan fisik, ekonomi, dan psikis. Masa remaja, yakni antara
usia 10-19 tahun adalah priode masa pematangan organ reproduksi
manusia dan sering disebut masa pubertas, dan masa remaja adalah
priode peralihan dan masa anak ke masa dewasa (Widyastuti, 2011).
2. Masa remaja sebagai priode perubahan dan usia bermasalah
Tingkat perubahan dalam sikap dan prilaku selama masa remaja
sejajar dengan tingkat perubahan fisik, ada empat perubahan yang sama
yang hampir bersifat universal yaitu :
a. Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat
perubahan fisik, dan psikologis yang terjadi.
b. Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial.
c. Berubahnya minat dan pola prilaku, maka nilai-nilai juga berubah.
d. Sebagian besar sifat remaja bersifat mereka menginginkan dan
menuntut kebebasan tapi mereka sering takut bartanggung jawab.
e. Masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi, karena
remaja merasa mampu mengatasi masalahnya sendiri menurut cara,
yang mereka yakini sehingga kadang-kadang masalah itu selesai
dengan cara yang tidak sesuai dengan nilai sosial.
f. Rentannya kehidupan remaja terhadap pengaruh lingkungan di luar
keluarga memudahkan remaja memilih gaya hidup yang sesuai
dengan minat dan keinginan mereka (Kusmiran, 2014)
10

C. Payudara dan Kanker Payudara


1. Pengertian Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah
kulit, atas otot dada dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara dengan berat kira-kira
200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu
hamil payudara membesar mencapai 600 gram dan pada waktu
menyusui mencapal 800 gram.
Ada tiga bagian utama pada payudara yaitu (Purwoastuti, 2015):
a. Korpus (badan)
yaitu bagian yang membesar dalam korpus mammae terdapat
alveolus yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri
dari beberapa sel aciner yang menghasilkan susu serta dikelilingi oleh
sel-sel mioepitel yang berkontraksi mendorong susu keluar dari
kelenjar alveoli jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah. Beberapa lobules berkumpul menjadi 15-20 lobus
pada tiap payudara, dan setiap lobus terdiri dari 20 sampai 40 lobulus,
sedangkan tiap lobules terdiri dari 10-100 alveoli.
b. Areola
Bagian yang kehitaman ditengah. Letaknya mengelilingi puting
susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan
penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung
dari corak kulit dan adanya kehamilan.
Pada daerah ini didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak
dari montgometry yang membentuk tuberkel dan akan membesar
selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu
bahan yang melicinkan kalang payudara
Selama menyusui, pada kalang payudara terdapat duktus
laktiferus yang merupakan tempat penampungan air susu. Luasnya
kalang payudara biasa 1/3 - ½ % dari payudara.
c. Papilla/ putting
Bagian yang menonjol dipuncak payudara. Terletak setinggi
interkosta IV, tetapi berhubungan dengan adanya variasi bentuk dan
ukuran payudara. Maka letaknya pun akan bervariasi pula. Pada
11

tempat ini, terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara


duktus dari laktiferus, ujung-ujung saraf, pembuluh darah, pembuluh
getah bening, serat-serat otot polos yang tersusun secara sirkuler
sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat
dan menyebabkan putting susu ereksi sedangkan serat-serat otot
yang longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut.
Lakerus sinus/ampulla bertindak sebagai waduk sementara
bagi air susu. Payudara mendapat pasokan darah dari arteri
mammary internal dan eksternal serta bercabang dari arteri - arteri
intercostals. Venanya diatur dalam bentuk bundar disekeliling putting
susu. Cairan limfa mengalir bebas keluar diantara payudara danterus
ke node-node limfa didalam axial dan media stinum.
Bentuk putting ada empat, yaitu bentuk yang
normal,pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted).

Gambar 2.1 Anatomi Payudara


(Sumber : http://www.rspondokindah.co.id/id, 2016)

2. Kanker Payudara
a. Pengertian
Kanker berasal dari sel-sel kanker dalam tubuh dalam jumlah
yang banyak membentuk jaringan, kanker merupakan suatu kondisi
12

dimana sel telah kehilangan pengendalian, dan mekanisme normalnya


sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak
terkendali, kanker payudara (carcinoma mammae) adalah kanker yang
terjadi pada payudara karena adanya pertumbuhan yang tidak
terkendali dari sel-sel kelenjar dan salurannya. Sampai saat ini
penyebab beberapa faktor resiko yang mungkin menyebabkan kanker
payudara masih terus dilakukan.
b. Faktor resiko terkena kanker payudara
Faktor resiko adalah setiap faktor yang menyebabkan
seseorang atau sekelompok orang mempunyai kemungkinan lebih
besar terkena penyakit, cedera, atau komplikasi, faktor resiko terkena
kanker payudara adalah sebagai beikut (Nisman 2011):
1) Faktor reproduksi
Beberapa faktor reproduksi yang berhubungan dengan
resiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas (wanita yang
belum melahirkan), dan kehamilan pertama pada umur tua >35
tahun, hal ini dikaitkan dengan fungsi payudara yang berfungsi
optimal, demikian juga dengan hormon-hormon yang berperan
pada proses menyusui. Beberapa penelitian menunjukan hasil
bahwa menyusui dapat mengurangi resiko terkena kanker
payudara, faktor reproduksi lain yang berperan adalah menarce
(menstruasi pertama) pada umur muda dan menopause
(berhentinya menstruasi) pada umur lebih tua. Resiko utama pada
kanker payudara adalah bertambahnya umur, diperkirakan hanya
<25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause,
sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi sebelum
adanya perubahan yang terjadi pada payudara.
2) Riwayat kesehatan personal
Apabila seseorang pernah mempunyai riwayat kanker
payudara pada salah satu payudara, maka akan memiliki resiko
lebih tinggi untuk terkena kanker payudara bada payudara
satunya.
13

3) Penggunaan hormon
Hormon esterogen berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara, terjdinya peningkatan kanker payudara yang bermakna
pada pengguna terapi hormone esterogen atau terapi hormone
pada wanita yang telah mengalami menopause.
4) Penyakit Fibrokistik
Fibrokistik (tumor pada payudara) pada wanita yang pernah
mengalami tumor pada payudara, dengan diagnosis adenosis,
Fibroadenoma, dan fibrosis tidak ada peningkatan resiko
terjadinya kanker payudara.
5) Obesitas (kegemukan)
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan
bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita
pascamenopause. Hal ini dihubungkan dengan pola hidup wanita,
khususnya kebiasaan makan dan jenis makanan yang
dikonsumsi. Kanker payudara pada wanita yang gemuk pada saat
menopause lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa
kegemukan.
6) Radiasi
Terpapar unsur radiasi dalam waktu lama selama atau
sesudah puberitas, meningkatnya terjadi resiko kanker payudara.
7) Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik
Terdapat risiko keganasan pada wanita yang keluarganya
menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa
kanker payudara berhubungan dengan gen. Apabila terdapat
suatu gen risiko untuk menderita payudara, peluang untuk terjadi
kanker payudara adalah sebesar 50% pada umur 50 tahun dan
85% pada umur 70 tahun.
8) Periode Menstruasi
Wanita yang dapat menstruasi pertama lebih awal (sebelum
usia 11 tahun) atau terlambat memasuki menopause (di atas usia
60 tahun) memiliki risiko lebih besar tumbuhnya kanker. Wanita
yang mengalami kondisi itu terpapar hormon reproduksi estrogen
14

lebih lama dalam hidupnya sehingga potensi tumbuhnya kanker


lebih besar.
c. Tanda Kanker Payudara
Berikut beberapa tanda yang dapat dikenali sebagai penanda
adanya kanker payudara (Nisman, 2011).
1) Adanya massa/benjolan pada payudara
2) Adanya benjolan di bawah ketiak
3) Perubahan ukuran payudara
4) Perubahan pada kulit payudara, seperti perubahan kulit sekitar
putting, kulit menebal, terlihat warna kemerahan/oranye
5) Adanya cairan yang tidak biasa yang keluar dari payudara
6) Perubahan suhu kulit dan warna, seperti adanya rasa hangat,
panas, dan daerah berwarna kemerahan.
7) Perubahan pada putting, seperti munculnya rasa panas
8) Pada lengan terasa ada yang mengganjal
9) Terasa nyeri atau rasa sakit (pada daerah benjolan)

Gambar 2.2 Gejala Kanker Payudara


(Sumber : Kemenkes RI, 2020)
15

d. Pencegahan Kanker Payudara


Kemungkinan berkembangnya kanker payudara dapat dikurangi
dengan langkah-langkah tertentu yang dapat dilakukan oleh setiap
wanita. Berikut langkah-langkah pencegahan munculnya kanker
paudara (Nisman, 2011).
1) Kesadaran akan payudara sendiri
Lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu
sendiri. Kesadaran akan payudara sendiri menjadi hal yang
penting sebagai deteksi dini untuk masalah yang mungkin terjadi
pada payudara. Saat ini wanita disarankan untuk "breast aware”.
Langkah ini dapat dilakukan dengan berdiri di depan cermin dan
meraba payudara saat mandi atau dengan telentang pada periode
berbeda setiap bulan.
2) Beriksn ASI kepada bayi
Beberapa penelitian menunjukan hubungan antara
pemberian ASI dan menurunnya risiko berkembangnya kanker
payudara. Para peneliti mengklaim bahwa lebih muda dan lebih
lama seorang ibu memberikan ASI pada bayinya, semakin baik
dan benjolan dipayudara semakin rendah risiko menderita kanker
payudara.
3) Segera konsultasikan kepada dokter jika anda menemukan
benjolan dipayudara
Penelitian menunjukan banyak wanita menunda untuk
berkonsultasi kepada dokter saat mereka menemukan benjolan
pada payudaranya. Mereka takut terdiagnosis kanker. Jika
menemukan benjolan pada payudara segera konsultasikan ke
dokter karena langkah ini dapat menenangkan pikiran anda.
4) Perhatikan konsumsi alkohol
Alkohol dinyatakan memiliki kaitan dengan kanker. Hal ini
didasari pada kenyataan bahwa alkohol meningkatkan kadar
estrogen.
5) Perhatikan berat badan
Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker payudara,
wanita dengan peningkatan berat 20 kg sampai 25 kg setelah umur
16

18 tahun memiliki risiko lebih tinggi, yaitu sebanyak 40% terkena


kanker dibanding mereka yang mengalami kenaikan badan secara
berubah-ubah, antara 2 kg atau 3 kg setelah remaja.
6) Kurangi makanan berlemak
Terbukti bahwa gaya hidup saat ini yang identik dengan
junkfood dan fastfood tampaknya dapat meningkatkan risiko
penyakit. Pertahankan asupan makanan rendah lemak, tidak
melebihi 30 gram lemak per hari. Hal ini akan membantu
mempertahankan diet seimbang yang juga membantu menjaga
berat badan.
7) Olahraga secara teratur
Olahraga dapat menurunkan risiko kanker payudara,
semakin sedikit porsi berolahraga semakin tinggi tingkat estrogen
dalam tubuh. Olahraga secara teratur juga dapat menurunkan
kemungkinan terjadinya obesitas.

D. Pencegahan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri


(Sadari)
1. Pengertian
Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua
wanita tanpa perlu merasa malu kepada pemeriksa, tidak membutuhkan
biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya perlu menyediakan waktunya
selama kurang lebih lima menit. Cukup dilakukan saat mandi atau pada
saat sedang berbaring. SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat seorang
wanita telah mengalami menstruasi. Tingkat sensitivitasnya
(kemampuannya untuk mendeteksi kanker payudara) ada sekitar 20-30%
(Nisman, 2011).
2. Siapa yang perlu melakukan SADARI
Wanita yang dianjurkan melakukan SADARI atau Breast Self
Examination (BSE) dan saran waktu pelaksanaan SADARI adalah
sebagai berikut ( Magee, 2010):
a. Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi
b. Wanita pascamenopause : Pada waktu tertentu setiap bulan
17

c. Setiap wanita berusia di atas 20 tahun perlu melakukan pemeriksaan


payudara sendiri (SADARI) setiap bulan.
d. Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai usia 50 tahun perlu
melakukan mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara oleh
dokter setiap 2 tahun.
e. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan
payudara pada dokter dan mamograf setiap 1-2 tahun.
f. Wanita yang berusia di atas 50 tahun melakukan pemeriksaan
payudara pada dokter dan mamograf setiap tahun.
3. Manfaat SADARI
Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk
mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara,
sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker
tersebut. Keuntungan dari deteksi dini yakni meningkatkan kemungkinan
harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara. Hampir 85%
gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui
pemeriksaan dengan benar. Selain itu, SADARI adalah metode termudah,
tercepat, termurah, dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara
dini kanker payudara ( Magee, 2010).
4. Tujuan SADARI
SADARI dilakukan dengan tujuan sebagai berikut (Nisman, 2011):
a. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara bukan
untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini
maka kanker payudara dapat terdeteksi pada setadium awal
sehingga pengobatan dini akan memperpanjang harapan hidup
pendeita kanker
b. Menurunkan angka kematian penderita kanker, karena kanker yang
ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup.
5. Waktu yang tepat untuk dilakukan SADARI
Waktu yang terbaik untuk melakukan pemeriksaan payudara
mandiri setiap bulan adalah beberapa hari setelah siklus haid berakhir,
ketika payudara tidak terasa nyeri atau bengkak. Jika siklus haid telah
berhenti, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan payudara sendiri pada
18

waktu yang sama setiap bulannya, dan waktu yang dibutuhkan, untuk
melakukannya adalah selama 5 menit ( Magge, 2010).
6. Cara melakukan SADARI
Beberapa cara untuk melakukan SADARI adalah sebagai berikut
(Nisman, 2011):
a. Priksa payudara saat sedang mandi
b. Lanjutkan pemeriksaan payudara di depan cermin dengan lengan
diangkat ke atas atau posisi tangan dipinggang, periksa apakah ada
benjolan, bengkak, kemerahan atau adanya perubahan pada
payudara.
c. Tekan perlahan-lahan payudara untuk mencari benjolan, dimulai dari
tengah melingkar keluar.
d. Berbaring dan ulangi pemeriksaan
e. Lihat putting apakah ada pengeluaran.

Gambar 2.3 cara memeriksa payudara sendiri


(Sumber : Kemenkes RI, 2016).

Anda mungkin juga menyukai