Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan keganasan jaringan payudara dapat berasal

dari epitel duktus maupun lobulus1. Kanker adalah salah satu penyebab utama

morbiditas dan mortalitas diseluruh dunia2. Berbagai laporan menunjukkan

terjadinya peningkatan kasus kanker payudara dari tahun ke tahun pada

wanita usia subur. Seiring dengan itu, terdapat pola peningkatan pengidap

kanker payudara pada usia remaja3.

Kanker menjadi penyebab kematian yang utama, yaitu sebesar 13% dari

seluruh penyebab kematian yang ada. Setiap tahun, 14 juta orang diseluruh

dunia terkena kanker dan 8,2 juta diantaranya meninggal akibat kanker. Jika

tidak dilakukan tindakan pengendalian yang memadai, maka pada tahun 2030

diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta diantaranya

meninggal. Hal ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan

berkembang4.

1
.Heni Eka Puji Lestari, Cintika Yorinda Sebtalesy, S. B. M. (2021). Journal Ilmiah Permas : Jurnal Ilmiah STIKES
kendal. 11, 27-34.

2
Rosliana Dewi, (2021). Tehnik relaksasi Lima Jari Terhadap Kualitas Tidur, Fatique dan Nyeri Pada Pasien Kanker
Payudara

3
Lailana Deviani; Al Asyary, Rizki Edmi E. (2019). Komparasi Efektivitas Media Audiovisual dan Media Audio terhadap
Pengetahuan dan Motivasi Remaja Putri untuk Melaksanakan Pemeriksaan Payudara Sendiri ( SADARI ). 6(3), 1.

4
Dimyati Achmad Nila Farid Moeloek. (2018). Manajemen Terkini Kanker Payudara (A. R. Farida Briani Sobri,
Yohana Azhar, IGN Gunawan Wibisana (ed.); edisi 2). CV. Sagung Seto Jl. pramuka No. 27.

1
2
3

American Cancer Society mencatat jumlah penderita kanker, berdasarkan

data insiden, prevalensi, dan mortalitas kanker, mencapai setidaknya 18 juta

penderita pada 2018. Dengan populasi dunia mencapai 7,7 miliar orang,

angka prevalensi kanker mencapai 2,3 per seribu penduduk. Pada tahun 2018,

di antara jenis kanker lainnya, kanker payudara merupakan jenis kanker

dengan proporsi tertinggi di dunia pada perempuan, yaitu sebesar 46,31 per

100.000 perempuan, dan menduduki peringkat kedua sebagai jenis kanker

penyebab kematian tertinggi (11,6%).

Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium

lanjut, sehingga upaya pengobatan mencapai kesembuhan sulit dilakukan5.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, secara

umum, prevalensi kanker nasional mencapai 16 per 100.000 atau sekitar

330.000 orang penderita, di mana diperkirakan 18,7% diantaranya merupakan

kasus kanker payudara. Kanker payudara juga tercatat sebagai jenis kanker

penyebab utama kematian pada perempuan di Indonesia dengan insidens 40

per 100.000 perempuan6.

Seiring perkembangan zaman, jumlah penderita kanker payudara di

indonesia terus bertambah. Pada awalnya kanker payudara ini hanya

menyerang perempuan yang berusia diatas 30 tahun namun saat ini kanker

payudara juga menyerang perempuan yang berusia muda atau remaja. hal ini

sejalan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan di Rumah sakit umum
5
Dina Arihta, Syifa. Fauziah. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan & Dukungan Teman Remaja
Putri Dalam Upaya Mencegah Kanker Payudara Melalui Pemeriksaan Payudara Sendiri di SMK AL wahyu. Jurnal Ilmiah
Kesehatan & Kebidanan, IX, 1.

6
Boby Febri Krisdianto, (2019). Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri ( SADARI) (R.
Muthia (ed.); 1st ed.). Andalas University Press Jl. Situjuh No.1.
4

pusat haji adam malik medan bahwa terdapat 13 (4,2%) kasus dari 312 kasus

kanker payudara yang diteliti menyerang usia 13-25 tahun. Selain itu,

berdasarkan penelitian di Hope Clinik Medan, dari 78 penderita kanker

payudara terdapat diantaranya 6 kasus (7,8%) yang menyerang usia 15-25

tahun7.

Berdasarkan data dinas kesehatan provinsi jawa timur (2019),

Menjelaskan bahwa angka penderita tumor payudara mencapai 12.186 kasus.

Prevalensi kanker dijawa timur adalah 2,2 per 1.000 penduduk. Jika

dikonversikan dengan jumlah penduduk jawa timur, maka jumlah pasien

kanker ada 86.000. Sedangkan data kabupaten situbondo angka kejadian

kanker payudara pada tahun 2018 mencapai 206 orang. Dengan kasus lama

75 orang dan kasus baru pada perempuan 131 orang.

Berdasarkan data Center for Disease Control and Prevention (CDC)

(2008), Mengatakan bahwa pada usia 30 tahun, seorang perempuan memiliki

risiko terkena kanker payudara sebesar 1 per 2.212. Kemungkinan tersebut

akan meningkat pada usia 30—39 tahun menjadi 1 per 229, dan hingga usia

50 tahun menjadi1 per 38. Sedangkan menurut data ACS dalam Reed (2011)

dan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) dalam Untari (2011),

Kanker payudara juga ditemukan pada remaja putri mulai usia 15 tahun.

Berdasarkan temuan data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa deteksi dini

terhadap jenis kanker payudara menjadi hal yang sangat penting untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat terutama perempuan terhadap penyakit

7
Tri ardayani Cristra F sinaga. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Deteksi Dini Kanker
Payudara melalui Pemeriksaan Payudara Sendiri. Jurnal Ilmiah Farmasi, 4, 1.
5

tersebut. Deteksi dini kanker payudara merupakan sebuah proses

mendiagnosis penyakit pada fase awal, di mana fase yang dimaksud adalah

sistem klasifikasi tumor berdasarkan tingkat penyebarannya dalam tubuh8.

Angka kejadian kanker payudara dari tahun ketahun semakin meningkat.

Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan remaja putri mengenai

pemeriksaan SADARI sehingga 75-85% mengakibatkan kanker payudara

banyak yang ditemukan pertama kali pada stadium lanjut (III dan IV) dan

80% masyarakat tidak mengerti pentingnya SADARI. Oleh karena itu

pemeriksaan SADARI perlu dipahami dan diketahui oleh remaja putri

sehingga dapat diterapkan secara rutin untuk mendeteksi dini masalah

kesehatan payudara9.

Kurangnya informasi dan pengetahuan remaja tentang kanker payudara

dan upaya deteksi dininya membuat remaja bersikap negatif dengan hal

tersebut. Sejalan dengan jurnal penelitian dari Shahrbabaki (2011) yang

menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang memadai

membuat wanita tidak mampu melakukan deteksi dini kanker payudara,

sehingga mengakibatkan para wanita tersebut mengabaikannya. 

Upaya meningkatkan pengetahuan dan prilaku remaja putri salah satunya

melalui penyuluhan SADARI , melakukan pemeriksaan SADARI sedini

mungkin maka harapan hidup 80-90% kesembuhannya lebih tinggi10.

8
Boby Febri Krisdianto, (2019). Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri ( SADARI) (R.
Muthia (ed.); 1st ed.). Andalas University Press Jl. Situjuh No.1.

9
Rahma Tri Wijayanti, Diyanah Kumalasary, Ria Yulianti Tri Wahyuningsih, (2019). Efektifitas Pendidikan Kesehatan
Terhadap Tingkat Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). 5, 197–204.

10
Tiara Indriani, (2017). Efektifitas penyuluhan kesehatan “ sadari” dengan media video terhadap pengetahuan pada
remaja putri di smk ymj ciputat.
6

Pemeriksaan awal atau deteksi dini terhadap adanya gejala kanker payudara

sangat penting untuk sebuah kesembuhan. Beberapa alasan mengapa para

wanita tidak melakukan sadari, dikarenakan kurang memahami tentang

sadari.

Berdasarkan Hasil Penelitian Evy Nurachma di SMA 36 Samarinda

mengenai manfaat pemberian pendidikan kesehatan tentang sadari

menunjukkan terdapat pengaruh signifikan pendidikan kesehatan tentang

sadari terhadap pengetahuan responden dan menunjukkan ada perbedaan

yang signifikan terhadap pengetahuan dan sikap remaja puteri sebelum dan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Masih banyak remaja puteri tidak

mengetahui bagaimana melakukan sadari dan adanya rasa takut untuk

menemukan sesuatu yang buruk pada saat melakukan sadari. Setelah

diberikan pendidikan kesehatan tentang sadari didapatkan hasil adanya

peningkatan pengetahuan untuk melakukan sadari11.

Bedasarkan data tersebut, diperlukan penanganan kanker yang

komprehensif dan terintegrasi, mulai dari promosi, pencegahan, deteksi dini,

terapi, rehabilitasi, dan terapi paliatif. Karena saat ini tata laksana di rumah

sakit (RS) lebih berfokus pada terapi, sementara deteksi dini dan

rehabilitasi/paliatif mendapatkan porsi yang lebih sedikit. Hal ini dapat

11
Rosliana Dewi, (2021). Tehnik Relaksasi Lima Jari Terhadap Kualitas Tidur, Fatique dan Nyeri pada Pasien
Kanker Payudara (1st ed.). CV. Budi Utama.
7

dipahami, RS dengan beban pelayanan yang berat di era JKN tentunya sulit

untuk menjalankan program komprehensif ini12.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan setelah

seorang wanita mendapatkan menstruasi. Pemerikssaan payudara sendiri

(SADARI) ini bertujuan untuk mendapatkan tanda kanker payudara pada

stadium yang lebih dini (down staging). Dengan SADARI ini perempuan

dapat melakukannya secara mandiri tanpa mengeluarkan biaya untuk

melakukannya serta dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan adanya

suatu benjolan yang tidak normal pada payudara. Karena pengetahuan dan

motivasi untuk melakukan SADARI di kalangan wanita remaja masih

rendah13.

Menurut hasil studi pendahuluan di Madrasah Aliyah Burhanul Abror

terdapat jumlah populasi siswi kelas X sebanyak 40 siswi. Sekolah ini dipilih

oleh peneliti karena berdasarkan hasil dari data yang diperoleh berdasarkan

wawancara yang telah dilakukan pada beberapa guru dan siswi kelas X di MA

Burhanul Abror besuki situbondo, diketahui bahwa belum pernah

mendapatkan informasi tentang SADARI serta belum pernah diadakan

pendidikan kesehatan tentang sadari sebelumnya sehingga menjadi dasar bagi

12
Dimyati Achmad Nila Farid Moeloek, (2018b). Manajemen Terkini Kanker Payudara (A. R. Farida Briani Sobri, Yohana
Azhar, IGN Gunawan Wibisana (ed.); 2nd ed.). CV. Sagung Seto Jl. pramuka No. 27.

13
Lailana Deviani; Al Asyary, Rizki Edmi E. (2019). Komparasi Efektivitas Media Audiovisual dan Media Audio
terhadap Pengetahuan dan Motivasi Remaja Putri untuk Melaksanakan Pemeriksaan Payudara Sendiri
( SADARI ). 6(3), 1.
8

peneliti untuk melakukan penelitian di MA (Madrasah Aliyah) Burhanul

Abror Besuki Situbondo.

Berdasarkan tingginya angka kejadian kanker payudara dan minimya

pengetahuan masyarakat, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Efektivitas

Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Video Dan Drill Method

Terhadap Prilaku Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SAD

ARI)” di MA burhanul Abror Besuki Situbondo.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana untuk mengetahui algoritma yang paling baik dari media

video dan drill method terhadap prilaku remaja putri tentang pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) di MA Burhanul Abror Besuki Situbondo.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan menggunakan media

video dan rill method terhadap prilaku remaja putri tentang pemeriksaan pay

udara sendiri (SADARI) di MA Burhanul Abror Besuki Situbondo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik umum respon responden

berdasarkan pendidikan, suku, budaya, dan agama.

b. Untuk mengetahui perilaku remaja sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan dengan media video

c. Untuk mengetahui perilaku remaja sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan dengan drill method


9

d. Untuk menganalisa perbedaan perilaku remaja yang diberikan media

video dan drill method

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis (Keilmuan)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi atau masukan bagi

perkembangan ilmu keperawatan khususunya di bidang keperawatan

kesehatan reproduksi dan dapat memperkenalkan secara luas mengenai

deteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI, dan untuk menambah

kepustakaan tentang pendidikan kesehatan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) terhadap prilaku remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker

payudara dan dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktisi (Masyarakat)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan ilmu pengetahuan dan

dapat menambah pengetahuan remaja tentang deteksi dini kanker payudara

dan mampu mengaplikasikannya dengan cara pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mendeteksi

secara dini adanya ketidaknormalan pada payudara.

Anda mungkin juga menyukai