Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia saat ini menghadapi berbagai permasalahan kesehantan. Salah
satunya adalah penyakit kanker yang merupakan penyakit tidak menular yang
menjadi beban Kesehatan di seluruh dunia. Segala upaya dilakukan untuk
menanggulangi masalah ini. Pemerintah melalui mentri kesehatan telah
melaksanakan beberapa program seperti pendidikan kesehatan dan
penyuluhan untuk menanggulangi penyakit kanker ini. Menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (2019) penyakit kanker merupakan penyakit
tidak menular yang ditandai dengan adannya jaringan abnormal yang bersifat
ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain
dalam tubuh penderita.
Dikutip dari pusat data dan informasi Kementrian RI (2019) Berdasarkan
informasi World Health Organization (WHO) meyebutkan kanker sebagai
salah satu peyebab kematian utama di seluruh dunia. Di sana juga disebutkan
data dari global burden of cancer (GLOBOCAN) bahwa jumlah kasus dan
kematian akibat kanker sampai di tahun 2018 sebesar 18,1 juta kasus dan 9,6
juta kematian di tahun 2018. Kematian akibat kanker diperkirakan akan terus
meningkat hingga lebih dari 13,1 juta pada tahun 2030. Menurut Handayani,
E. (2016) menyatakan berdasarkan data WHO menunjukan bahwa 78%
kanker payudara terjadi pada usia 50 tahun ke atas, 6 % nya pada usia kurang
40 tahun, saat ini ada kecenderungan kanker payudara dialami oleh
perempuan dengan usia 15 samapai 20 tahunan. Pernyataan Anders, dkk
bahwa kejadian kanker payudara pada usia 40 tahun sebesar 40 % dan usia 30
tahun sekitar 20% sedangangkan pada usia 20 tahun hanya 2% dan
diperkirakan kanker payudara terjadi pada perempuan sekitar usia 40-50
tahun. Meskipun kelompok umur 20 an berada dalam posisi paling rendah
namun tetap saja menjadi keresahan tersendiri. Hal ini dikarenakan menurut
artikel BBC News (2021) 70 % dari pasien kanker payudara datang ke dokter
pada stadium lanjut, sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien.
International Agency for Research on Cancer (IARC) memperkirakan bahwa
satu dari lima penduduk perempuan diseluruh dunia akan menderita kanker
sepajang hidupnya. Satu di antara sebelas perempuan tersebut akan meninggal
karena kanker. GLOBOCAN menyebutkan bahwa negara-negara di Asia
memiliki kontribusi terbesar terhadap kasus kanker di seluruh dunia.
Kanker menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Menurut WHO (2020) kanker merupakan masalah Kesehatan tertinggi yang
sedang di hadapi Indonesia. Berdasarkan Rizaty,A,M.(2021) Menyebutkan
bahwa GLOBOCAN mencatat, total kasus kanker di Indonesia pada 2020
mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus. Kanker
payudara memiliki jumlah kasus tertinggi di Indonesia sebesar 65.858 kasus
atau 16,6% dari total 396.914 kasus kanker.
Dalam Profil Kesehatan Provinsi Bali 2019 hasil pengukuran/ deteksi dini
kanker payudara untuk tahun 2019 jumlah sasaran 623.271 perempuan usia
30-50 tahun. Namun perempuan yang melakukan pemeriksaan hanya
sejumlah 57.087 (9,2%) dengan hasil pemeriksaan dicurigai kanker sebanyak
75 (0,1%) dan terdapat tumor/benjolan sebanyak 248 (0,4%). Sedangkan
dalam Profil Kesehatan Provisi Bali 2020 hasil pengukuran /deteksi dini
kanker payudara untuk tahun 2020 dengan jumlah sasaran 611.620 perempuan
usia 30-50 tahun. Perempuan yang melakukan pemeriksaan sebanyak 24,990
(4,1%) dengan hasil pemeriksaan dicurigai kanker 21 (0,1%) terdapat
tumor/benjolan 99 (0,4%). Hasil ini menunjukan banyak perempuan yang
belum melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini kanker payudara.
Pemerintah melalui kementrian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya
salah satunya deteksi dini kanker payudara dengan menggunakan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Keterlambatan pemeriksaan kanker payudara ini seharusnya bisa ditekan
karena kanker payudara merupakan kanker yang bisa dideteksi sejak dini salah
satunya yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) selain itu
pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah mammografi (pusat data dan
informasi kementrian RI 2016). Pemeriksaan payudara sejak dini penting
dilakukan karena 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri
secara kebetulan saat memeriksa payudara sendiri (Handayani,E.2016).
SADARI merupakan suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin
adanya benjolan pada payudara. Terbukti 95% Wanita yang terdiagnosis pada
tahap awal kanker payudara bertahan hidup lebih dari lima tahun stelah
terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para
Wanita untuk melakukan Sadari (Handayani, E. 2016).
Menurut American Cancer Societ dalam pelaksanaan Breast Cancer
Screening menyebutkan bahwa dengan melakukan SADARI satu kali setiap
bulan kemungkinan akan menemukan kelainan pada payudara dan dapat
menemukan kasus dini pada Wanita berusia lebih dari 20 tahun agar terdeteksi
lebih awal. American Cancer Society menyarakan SADARI sangat baik jika
dilakukan pada hari ke 7-10 dari hari pertama mentruasi karena pada saat ini
pengaruh estrogen dan progresteron sangat rendah dan kelenjar payudara
dalam keadaan tidak edema (membengkak) sehingga mudah meraba adanya
kelainan (Putra,2015). Dr. Hardinah dari Rumah Sakit Kanker Dharmais
menyarakan untuk mengetahui kosistensi dan perubahan yang terjadi pada
payudara, yaitu dengan rutin melakukan SADARI sejak 18 tahun ke atas,
sebab penyakit ini tidak dating tiba-tiba melaikan akumulasi gaya hidup yang
dijalani sejak remaja (Ryani, A.2016).
Pemeriksaan payudara sendiri sangat mudah untuk dilakukan akan tetapi
pada kenyataan masih banyak Wanita yang bersikap acuh tak acuh terhadap
SADARI. Berdasarkan Analisa data menunjukan bahwa sebagian besar
responden bersikap negatif yaitu 89 (64,5%) dan yang bersikap positif hanya
49 (32,6%) Gloria Tuelah, dkk.(2020). Melakukan SADARI menekan angka
kematian sebesar 25-30% (Handayani, E.2016). Sikap sebagai suatu bentuk
perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak
mendukung pada suatu objek. Sikap adalah suatu pola prilaku, tendensi atau
kesiapan antisipasif,presdisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial
atau sederhana yang merupakan respon terhadap stimulasi sosial yang telah
terkoordinasi. Sikap dapat juga diartikan sebagai aspek atau penilaian positif
atau negatif terhadap suatu objek (Rinaldi.2016).
Berdasarkan penelitian Berta,A.(2018) yang dilakukan di SMP N 02
Oku.Bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap SADARI
dengan p-value =0,027. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja
putri kelas VIII di SMP N 02 Oku Baturaja yang berjumlah 234 responden.
Penelitian di Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya dengan 134 responden. Diketahui bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan SADARI dan sikap SADARI Juwita,L.&
Prabasari,A,N.(2019)
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan
Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Remaja Tentang SADARI di Institut
Teknologi Dan Kesehatan Bali
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan peneliti pada latar belakang di
atas maka masalah yang di angkat oleh peneliti ini dapat di rumuskan sebagai
berikut : Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap
remaja tentang SADARI di Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap
remaja tentang SADARI di Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja tentang SADARI
b. Untuk mengidentifikasi sikap remaja terhadap SADARI
c. Untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja
tentang SADARI di Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sumber atau
acuan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan
tingkat pengetahuan dengan sikap remaja tentang SADARI.
2. Manfaat Praktis
a. Setelah penelitian ini dilakukan di harapkan pada responden dapat
meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang SADARI
b. Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan masukan untuk
penelitian selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat
dikembangkan lebih lanjut dan bermanfaat bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai