Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Guna memenuhi tugas Profesi Kebidanan

Nama : Nani Suryani

NPM : 8121081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya dan telah memberi saya kesempatan dalam
menyelesaikan Makalah Praktik profesi Bidan. Laporan ini saya susun untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Praktik profesi Kebidanan,
Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung. Asuhan Kebidanan
Remaja pada Nn. R dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri ini saya susun dengan
maksimal dan dapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali


Bandung;
2. Erni Hernawati,S.S.T.,M.M.,M.Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan Institut
Kesehatan Rajawali
3. Fathia Rizki, S.S.T., M.Tr.Keb, sebagai Penanggung Jawab Prodi Pendidikan
Profesi Bidan Fakultas kebidanan Institut Kesehatan Rajawali
4. Liawati, S.S.T.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Praktik Profesi kebidanan
5. Seluruh dosen Institut Kesehatan Rajawali Bandung yang telah memberikan
ilmu sebagai bekal pelaksanaan melakukan praktek profesi
6. Yuyu Widaningsih,Amd.Keb selaku Clinical Instructure (CI)
7. Nn.R Selaku Pasien di PMB Nani Suryani.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun dari tata bahasa nya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Bandung, Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................6
1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................................6
1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................................6
1.3 Manfaat Penulisan .......................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian SADARI ....................................................................................6
2.2 Manfaat SADARI .......................................................................................6
2.3 Tujuan Pelaksanaan SADARI .....................................................................6
2.4 Waktu Yang Tepat Untuk Melakukan SADARI ..........................................7
2.5 Yang Dianjurkan Melakukan SADARI .......................................................7
2.6 Langkah-Langkah Melakukan SADARI ......................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subjektif ..............................................................................................9
3.2 Data Objektif ...............................................................................................10
3.3 Analisa .........................................................................................................11
3.4 Pelaksanaan .................................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ......................................................................................................14
5.2 Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2020 dan Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Tahun 2020, kanker payudara
merupakan kanker yang paling umum diderita oleh perempuan. Kanker payudara
saat ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak diderita oleh
perempuan dengan prevalensi yang sangat tinggi di seluruh negara di dunia
(American Cancer Society, 2015). Hal ini dikarenakan belum ditemukan terapi
untuk membunuh sel kanker tersebut dari tubuh manusia.

Kejadian kanker meningkat dari tahun ke tahun dan terjadi hampir di seluruh
dunia. Kanker menduduki urutan ke dua penyakit terbesar di dunia. Data jumlah
penderita kanker di seluruh dunia mencapai 14 juta kasus dengan angka kematian
8,2 juta setiap tahunnya (WHO, 2018). Data Global Cancer Observatory
menyebutkan bahwa terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian juga
meningkat menjadi 9,6 juta setiap tahun. Dari data tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa kanker payudara adalah salah satu penyakit yang memiliki
persentase kematian yang cukup tinggi terutama pada wanita (Kemenkes RI, 2018).

Prevalensi Kanker di Indonesia cukup tinggi dari data laporan Riset


Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 kanker payudara menduduki urutan ke 7 dari
seluruh penyakit kanker. Prevalensi penyakit kanker di Indonesia cukup tinggi.
Data yang dipaparkan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular Kemenkes RI (2020) mengungkapkan bahwa angka kejadian
tertinggi untuk perempuan adalah kanker payudara yaitu 1,4 per 1000 penduduk
pada tahun 2013 meningkat menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018
(Kemenkes RI, 2020). Terjadinya peningkatan kasus ini perlu adanya upaya
peningkatan kesadaran masyarakat tentang kanker payudara.

1
2

Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2018, Jawa Barat menduduki posisi pertama
dengan jumlah penderita kanker payudara terbanyak di bandingkan Jawa Tengah
dengan jumlah penderita kanker payudara sebanyak 4.141 orang, dan yang
dicurigai kanker payudara dengan deteksi dini yaitu 149 orang. Jumlah ini
meningkat dibandingkan tahun 2016 yang hanya berjumlah 452 orang sedangkan
yang dicurigai kanker payudara dengan deteksi dini yaitu tidak ada (Kemenkes RI,
2019).

Deteksi dini merupakan langkah awal terdepan dan paling penting dalam
pencegahan kanker. Deteksi dini diharapkan dapat menekan angka mortalitas dan
morbiditas, dan biaya kesehatan akan lebih rendah. Deteksi dini dan skrining
menjadi kunci tingkat bertahan hidup yang tinggi pada penderita. Deteksi dini dapat
menekan angka kematian. Selain itu, untuk meningkatkan kesembuhan penderita
kanker payudara, kuncinya adalah penemuan dini, diagnosis dini, dan terapi dini.
Untuk itu, diperlukan diseminasi pengetahuan tentang kanker payudara, dan
pendidikan wanita untuk melakukan SADARI (Kemenkes RI, 2018).

SADARI merupakan salah satu metode skrining yang digunakan untuk


deteksi dini kanker payudara dengan cara melihat dan meraba untuk menemukan
kelainan, benjolan, dan pembengkakan pada payudara (Perhimpunan Onkologi
Indonesia, 2010). SADARI mulai dilakukan saat seorang remaja telah mencapai
masa pubertas dan mengalami perkembangan payudara. SADARI memiliki peran
utama dalam penemuan kanker payudara stadium dini, karena kejadian kanker
payudara lebih banyak ditemukan oleh penderita itu sendiri, saat ia melakukan
SADARI (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014).

Upaya deteksi dini sudah mulai digalakkan oleh pemerintah melalui upaya
dalam gerakan pencegahan yang telah dilaksanakan selama 5 tahun di seluruh
Indonesia, berupa rangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif,
deteksi dini, dan tindak lanjut. Melalui kegiatan tersebut diharapkan kesadaran dan
kepedulian masyarakat terutama dalam mengendalikan faktor risiko kanker dan
deteksi dini kanker sehingga diharapkan angka kesakitan dan kematian akibat
3

penyakit kanker dapat ditekan. Kegiatan ini merupakan bagian dalam mewujudkan
masyarakat hidup sehat dan berkualitas (Kemenkes RI, 2015)

Pencegahan kanker payudara secara dini sudah dapat dilakukan saat usia 10-
24 tahun (BKKBN, 2017). Data menunjukkan bahwa angka kejadian kanker di usia
remaja adalah 0,6 %, usia ≥ 75 tahun jumlah kasus mencapai 5,0 %, pada usia 1
sampai 4 tahun dan 5 sampai 14 tahun adalah 0,1 %. Kasus kejadian kanker ini
tidak dapat di abaikan begitu saja dikarenakan pencegahan penyakit kanker harus
dimulai sedini mungkin (Kemenkes RI, 2015), dengan demikian anak remaja yang
sudah mengalami perubahan hormon seperti di usia sekolah (SD, SMP ataupun
SMA) sebaiknya mengetahui tentang SADARI.

Beberapa penelitian tentang SADARI sudah banyak dilakukan, salah satu


penelitian SADARI yang dilakukan oleh Sihite et al., (2019) tentang gambaran
tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan perilaku dalam pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI). Menyatakan bahwa disimpulkan bahwa karakteristik
responden sebagian besar umur dewasa akhir (36-45) sebanyak 59 responden
(59%), sebagian besar pendidikan SMA sebanyak 45 responden (45%), sebagian
besar pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 82 responden (82%), sebagian besar
pengetahuan cukup sebanyak 37 responden (37%), sebagian besar perilaku periksa
payudara sendiri (SADARI) tidak dilakukan sebanyak 71 responden (71%).

Penelitian Ronilda (2017) yang juga meneliti mengenai hubungan tingkat


pengetahuan tentang sadari dengan perilaku sadari sebagai deteksi dini kanker
payudara menemukan bahwa dari 93 responden menunjukkan bahwa terdapat
responden dengan tingkat pengetahuan tentang SADARI tinggi sejumlah 53 orang
(57%), tingkat pengetahuan tentang SADARI sedang sejumlah 38 orang (40,8%)
dan tingkat pengetahuan tentang SADARI rendah sejumlah 2 orang (2,2%).
Sedangkan responden dengan perilaku SADARI yang baik sejumlah 44 orang
(47,3%), perilaku SADARI yang cukup baik sejumlah 41 (44,1%) dan perilaku
SADARI yang kurang baik sejumlah 8 orang (8,6%). Hasil uji statistik adalah π =
0,404 dengan signifikansi 0,00 (P < 0,05).
4

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Maharani dan Ranggauni (2020)


tentang edukasi SADARI (periksa payudara sendiri) untuk deteksi dini kanker
payudara. Pada tahap persiapan menunjukkan bahwa semua peserta tidak pernah
mendapat edukasi tentang SADARI sebelumnya bahkan 95% dari 32 peserta baru
pertama kali mendengar tentang SADARI. Pengetahuan awal yang rendah terlihat
dari hasil pre-test yang dilakukan dimana mayoritas tingkat pengetahuan ibu masih
rendah tentang SADARI dan kanker payudara setelah dilakukan edukasi dan
pelatihan terjadi peningkatan pengetahuan ibu tentang SADARI.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Lubis (2017) tentang pengetahuan


remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri dengan perilaku SADARI.
Menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang
pemeriksaan payudara sendiri dengan perilaku SADARI p value 0,016. Penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang Pemeriksaan SADARI pada
siswi kelas XI adalah cukup, sebagian besar siswi kelas XI belum pernah
melakukan SADARI dan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan perilaku SADARI pada siswi
Kelas XI.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengambil kasus


pemeriksaan SADARI pada remaja di PMB Bidan Nani Suryani 2021.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Melakukan Asuhan Kebidanan pada remaja untuk deteksi dini kanker


payudara dengan cara melakukan SADARI.
1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada remaja untuk deteksi dini kanker payudara


dengan cara melakukan SADARI di PMB Bidan Nani Suryani
5

b. Menyusun diagnosa kebidanan pada remaja dengan pemeriksaan


SADARI di PMB Bidan Nani Suryani
c. Merencanakan asuhan kebidanan pada remaja dengan kebutuhan
pemeriksaan SADARI di PMB Bidan Nani Suryani
d. Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada remaja dengan
pemeriksaan SADARI di PMB Bidan Nani Suryani
e. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada remaja
dengan pemeriksaan SADRI di PMB Bidan Nani Suryani
f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada
remaja dengan pemeriksaan SADARI di PMB Bidan Nani Suryani.

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan

Penelisan laporan kasus ini dapat menjadi referensi kepustakaan untuk


menambah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kesehatan khususnya pada
remaja tentang pemeriksaan SADARI untuk mencegah kanker payudara.
1.3.2 Bagi Penulis

Presentasi kasus ini dapat dijadikan referensi bagi penulis yang berminat
tentang pemeriksaan SADARI untuk pencegahan kanker payudara. Sehingga terus
berkembangnya penulisan terkait pencegahan kanker payudara akan berdampak pada
penurunan angka kejadian kanker payudara di Indonesia.
1.3.3 Bagi Pasien

Pasien menyadari dan mengetahui manfaat pemeriksaan SADARI untuk


deteksi dini kanker payudara.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian SADARI

Untuk mendeteksi kanker payudara sendiri ada cara mudah dan praktis yaitu
salah satunya adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau biasa disebut
dengan SADARI. SADARI atau Breast Self Exam (BSE) adalah kegiatan
memperhatikan perubahan pada payudara dengan mengetahui bentuk payudara
secara normal terlihat serta merasakan perubahan pada payudara (sadar akan
payudara) atau dengan memilih serta menggunakan jadwal spesifik untuk
memeriksa payudara (Pamungkas, 2011). Adapun menurut Nisman (2011)
SADARI adalah pengembangan kepedulian seorang wanita tehadap kondisi
payudaranya sendiri dengan langkah-langkah khusus unuk mendeteksi secara awal
penyakit kanker payudara.

2.2 Manfaat SADARI

Manfaat periksa payudara sendiri (SADARI) adalah untuk mendeteksi


sedini mungkin adanya kelainan pada payudara karena kanker payudara pada
hakikatnya dapat diketahui secara dini oleh para wanita usia subur. Menurut
mengemukakan deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk
mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat
mengurangi tingkat atau menekan angka kanker payudara (Nisman, 2011)

2.3 Tujuan Pelaksanaan SADARI

Pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI bertujuan untuk mengetahui


adanya kelainan pada payudara sejak dini, sehingga diharapkan kelainan-kelainan
tersebut tidak ditemukan pada stadium lanjut yang pada akhirnya akan
membutuhkan pengobatan yang rumit dan biaya yang mahal.

Menurut Nisman 2011 mengemukakan tujuan dari SADARI tersebut, yaitu:

6
7

a. Pemeriksaan payudara sendiri hanya mendeteksi secara dini kanker payudara,


bukan untuk mengobati kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka
pada stadium awal sehingga pengobatan dini akan memperpanjang harapan
hidup bagi penderita kanker payudara.
b. Menurunkan angka kematian penderita kanker payudara karena kanker
payudara yang ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup
lebih lama bagi penderita kanker payudara.

2.4 Waktu Yang Tepat Untuk Melakukan SADARI

Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan selang waktu tertentu


menurut Nisman 2011 waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan payudara
sendiri adalah satu minggu setelah haid selesai. Jika siklus haid telah berhenti, maka
sama sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada waktu yang
dibutuhkannya tidak lebih dari lima menit.

2.5 Yang Di Anjurkan Melakukan SADARI

Pemeriksaan payudara sendiri sangat disarankan bagi seluruh wanita yang


telah memasuki usia pubertas keatas namun alangkah baiknya pendidikan tentang
SADARI ini telah diberikan sejak dini. Menurut Marmi (2013) yang dianjurkan
untuk melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri, yaitu:
a. Wanita yang telah berusia 17 tahun
b. Wanita yang telah berusia diatas 40 tahun yang tidak memiliki anak
c. Wanita yang tidak memiliki anak pertama pada usia 35 tahun
d. Wanita yang tidak menikah dan wanita yang tidak menyusui
e. Wanita yang haid pertama dini (menarche) dibawah usia 10 tahun
f. Wanita yang menopause lambat
g. Wanita yang pernah mengalami trauma pada payudara dan pernah operasi pada
payudara atau kandungan
h. Wanita diatas 25 tahun yang keluarganya pernah menderita kanker payudara
(Genetik)
8

i. Wanita yang pernah mendapat obat hormona yang lama dan wanita dengan
cenderung kelebihan berat badan.

2.6 Langkah-langkah melakukan SADARI

a. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit
payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk
payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.

b. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang
kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke
belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.

c. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan


sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu
kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.

d. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang
bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba
dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga
ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan
lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan
yang sama pada payudara kanan Anda.

e. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting.
Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.

f. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan
ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti
sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh
bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Data Subjektif

3.1.1 Identitas Pasien

Nama : Nn. Rahmawati


Umur : 19 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : tidak bekerja
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Kp. Lebaksaat 5/21

3.1.2 Keluhan Utama

Pasien datang ke PMB dengan keluhan ada benjolan di daerah payudara


sebelah kiri tidak disertai sakit, benjolan tersebut padat dan dapat digerakkan sejak
6 bulan yang lalu.

3.1.3 Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 29-35 hari, teratur, lama ±7-8 hari
c. Banyaknya Ganti pembalut 3-4 kali/hari 3 hari awal pertama, hari
berikutnya2-3 kali ganti pembalut
d. Dismenorhe: Ada
e. Fluor Albus: Ya kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah menstruasi,
tidak gatal, tidak berbau

3.1.4 Riwayat Kesehatan

Tidak sedang atau pun pernah menderita penyakit jantung. hipertensi,


asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum pemah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.

9
10

3.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga

Ayah tidak menderita hipertensi dan DM, tidak ada keluarga yang pernah
atau sedang menderita jantung, asma, alergi, ginjal, hemophilia, thalassemia, cacat
bawaan, hepatitis, dan TBC.

3.1.6 Pola Fungsional Kesehatan

a. Nutrisi: Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ayam, telur,
daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Minum air putih 8-9 gelas sehari,
b. Suka mengkosumsi minuman berwama seperti es teh dan kopi. Tidak ada
pantangan/alergi makanan
c. Eliminasi BAB 1-2 hari sekali, kadang-kadang keras, warna kuning khas, tidak
ada keluhan sakit saat BAB. BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri suat berkemih
d. Istirahat : Jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8 jam.
e. Aktivitas : Bekerja dan mengejakan pekerjaan rumah tangga.
f. Hygiene : Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2-3
kali/hari atau setiap kali basah.

3.2 Data Objektif

3.2.1 Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum Baik


b. Kesadaran Composmentis
c. Antropometri
BB : 40 kg
TB : 155
IMT : 16,6
LILA : 21
Status TT : -
d. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/m
11

R : 21x/m
S : 36,8
e. Kepala : rambut hitam tebal, bersih
f. Muka : tidak pucat, konjungtiva tidak anemis
g. Mamae : ada benjolan padat, berbatas jelas dan dapat di gerakan pada payudara
kiri bagian samping kiri bawah.
h. Ekstremitas : tidak ada kelainan

3.3 Analisa

Identifikasi Masalah/ Diagnosa


DS : Nn."R" usia 19 tahun dengan benjolan payudara.
Diagnose potensial : Ca Mamae

3.4 Penatalaksanaan

a. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien dan keluarga.
b. Memberikan informasi dan edukasi tentang manfaat pemeriksaan SADARI.
c. Memberikan informasi tentang tanda-tanda yang perlu segera dilaporkan atau
diperiksa lebih lanjut.
d. Menganjurkan pasien untuk menerapkan di rumah untuk mendeteksi adanya
benjolan pada payudara.
e. Ajari tentang cara SADARI
f. Mendokumentasikan tindakan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada Bab ini penulis akan menguraikan pembahasan secara narasi


berdasarkan SOAP dan manajemen asuhan kebidanan dengan menggunakan 7
langkah varney yang dilakukan di PMB Bidan Nani Suryani pada tanggal 5
Desember 2021. Penulis akan membandingkan antara tinjauan kasus pada Ny. R 19
tahun dengan benjolan payudara di PMB Nani Suryani dan teori serta kewenangan
bidan kemudian dibahas berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan
dengan tujuh langkah, yaitu pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa/masalah
aktual, identifikasi diagnos/masalah potensial, melaksanakan tindakan
segera/kolaborasi, merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melaksanakan
asuhan kebidanan dan mengevaluasi asuhan kebidanan. Dalam penerapan proses
manajemen asuhan kebidanan pada Ny. R dengan kasus benjolan payudara
dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data Dasar

Pengumpulan data dasar merupakan proses manajemen asuhan kebidanan


yang ditujukan untuk pengumpulan informasi. Data ini dikumpulkan
berdasarkan pengkajian dan pengevaluasian pasien secara lengkap. Pengkajian
data dasar pada kasus benjolan payudara dilakukan pada saat pengamatan
pertama kali ketika pasien datang ke PMB Bidan Nani Suryani. Pengkajian
meliputi data subjektif yang didapatkan dari hasil anamnesis kepada pasien dan
mencakup identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit saat ini dan
sebelumnya, serta riwayat penyakit keluarga. Data objektif mencakup data hasil
pemeriksaan fisik.
a. Subjektif
Sebelumnya pasien datang ke PMB Bidan Nani Suryani tanggal 05
Desember 2021 pukul 16:00 WIB mengeluh ada benjolan di payudara kiri
dan tidak ada nyeri.

12
13

Hal tersebut terdapat kesesuaian dengan teori bahwa benjolan tersebut tidak
menunjukan tanda-tanda keganasan.
b. Objektif
KU baik, kesadaran compos mentis, TD 110/70 mmHg N 80x/mnt R 20x/m
Adanya benjolan di payudara sebelah bagian kiri bawah berbentuk padat
mudah digoyangkan dan tidak ada rasa nyeri.
Hal tersebut terdapat kesesuaian dengan teori bahwa benjolan tersebut tidak
menunjukan tanda-tanda keganasan.
c. Analisa
Masalah Potensial setelah interpretasi data dasar selesai dilakukan,
berdasarkan langkah tersebut akan ditetapkan diagnosis dan masalah
potensial pada pasien. Apabila diagnose potensial terjadi maka langkah ini
membutuhkan antisipasi yang cukup dan jika memungkinkan dilakukan
proses pencegahan atau segera dilakukan tindakan.
d. Penatalaksanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi, dan pada langkah ini reformasi / data dasar yang tidak lengkap
dapat dilengkapi. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah
merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana
bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksankannya. Membuat rencana tindakan asuhan kebidanan hendaknya
menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan yang berisi sasaran/target
dan hasil yang akan dicapai dalam penerapan asuhan kebidanan pada Ny. R
dengan benjolan payudara kiri.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

SADARI atau Breast Self Exam (BSE) adalah kegiatan memperhatikan


perubahan pada payudara dengan mengetahui bentuk payudara secara normal
terlihat serta merasakan perubahan pada payudara (sadar akan payudara) atau
dengan memilih serta menggunakan jadwal spesifik untuk memeriksa payudara.

Selama pelaksanaan asuhan pada Nn. R usia 19 tahun dengan benjolan payudara
kiri dan mengacu pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan suatu diagnose
kebidanan yaitu:

a. Remaja dengan benjolan payudara (PAM)


b. Potensial terjadinya Ca Mamae

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini pasien mempunyai pengaruh terhadap


pelaksanaan asuhan kebidanan antara lain:

a. Pasien memberikan kepercayaan kepada petugas


b. Keterbukaan pasien dalam mengungkapkan masalah kepada petugas
c. Adanya pengertian dan kesadaran pasien dalam mempersiapkan pernikahannya
dan dukungan keluarga serta petugas.

5.1 Saran

Berdasarkan kesimpulan bahwa konsep teori merupakan landasan


pelaksanaan praktek dilapangan, sehingga penulis mengajukan saran-saran sebagai
berikut
a. Bagi profesi
Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif, pada asuhan gangguan
reproduksi sehingga keluarga dan masyarakat khususnya perempuan agar

14
15

berperilaku hidup sehat serta tidak menganggap remeh setiap benjolan yang ada
dan dapat mendeteksi secara dini adanya benjolan pada tubuh kita.
b. Bagi institusi
Diharapkan laporan kasus ini digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi
untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya gangguan
reproduksi dengan fibroadenomma mammae.
c. Bagi pasien
Diharapkan pasien mengetahui tentang penyakit PAM dan menganjurkan untuk
segera membawa ke petugas kesehatan yang terdekat bila mengenali tanda dan
gejala, menjaga kesehatan diri, pola makan dan dapat memberikan penanganan
segera apabila terdapat benjolan.
DAFTAR PUSTAKA

Firdatamarjaya, 2020 Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang pemeriksaan


payudara sendiri (SADARI) sebagai deteksi dini kanker payudara pada
remaja putri SMA Negeri 1 parepare
https://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes/article/view/286
http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/enam-langkah-sadari-untuk-deteksi-dini-
kanker-payudara
Lubis, U.L. 2017 Pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri
atau SADARI dengan perilaku SADARI.
https://aisyah.journalpress.id/index.php/jika/article/view/ULL/35
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nisman, W. A. (2011). Lima menit kenali payudara anda. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
Pamungkas, Zaviera. 2011. Deteksi Dini Kanker Payudara. Yogyakarta : Buku
Biru.
Prawiti, Adelina. 2019 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi, Klaten:
Lakeisha (Anggota IKAPI No.181/JTE/2019).
Pulungan, R.A. 2020 Edukasi sadari (pemeriksaan payudara sendiri untuk deteksi
dini kanker payudara di kelurahan cipayung kota Depok.
https://jurnal.ut.ac.id/index.php/diseminasi/article/download/756/717/
Singam, K.K. 2017 Gambaran tingkat pengetahuan tentang kanker payudara Dan
perilaku periksa payudara sendiri (sadari).
https://jni.ejournal.unri.ac.id/index.php/JNI/article/download/7873/6784

Tambunan, R. 2017 Hubungan tingkat pengetahuan tentang sadari dengan


Perilaku sadari sebagai deteksi dini kanker payudara Pada mahasiswa d-iii
kebidanan kharisma husada Binjai tahun 2017.
https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/download/78/7
5

Anda mungkin juga menyukai