NPM : 8121081
FAKULTAS KEBIDANAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya dan telah memberi saya kesempatan dalam
menyelesaikan Makalah Praktik profesi Bidan. Laporan ini saya susun untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Praktik profesi Kebidanan,
Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung. Asuhan Kebidanan
Remaja pada Nn. R dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri ini saya susun dengan
maksimal dan dapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun dari tata bahasa nya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................6
1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................................6
1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................................6
1.3 Manfaat Penulisan .......................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian SADARI ....................................................................................6
2.2 Manfaat SADARI .......................................................................................6
2.3 Tujuan Pelaksanaan SADARI .....................................................................6
2.4 Waktu Yang Tepat Untuk Melakukan SADARI ..........................................7
2.5 Yang Dianjurkan Melakukan SADARI .......................................................7
2.6 Langkah-Langkah Melakukan SADARI ......................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subjektif ..............................................................................................9
3.2 Data Objektif ...............................................................................................10
3.3 Analisa .........................................................................................................11
3.4 Pelaksanaan .................................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ......................................................................................................14
5.2 Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kejadian kanker meningkat dari tahun ke tahun dan terjadi hampir di seluruh
dunia. Kanker menduduki urutan ke dua penyakit terbesar di dunia. Data jumlah
penderita kanker di seluruh dunia mencapai 14 juta kasus dengan angka kematian
8,2 juta setiap tahunnya (WHO, 2018). Data Global Cancer Observatory
menyebutkan bahwa terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian juga
meningkat menjadi 9,6 juta setiap tahun. Dari data tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa kanker payudara adalah salah satu penyakit yang memiliki
persentase kematian yang cukup tinggi terutama pada wanita (Kemenkes RI, 2018).
1
2
Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2018, Jawa Barat menduduki posisi pertama
dengan jumlah penderita kanker payudara terbanyak di bandingkan Jawa Tengah
dengan jumlah penderita kanker payudara sebanyak 4.141 orang, dan yang
dicurigai kanker payudara dengan deteksi dini yaitu 149 orang. Jumlah ini
meningkat dibandingkan tahun 2016 yang hanya berjumlah 452 orang sedangkan
yang dicurigai kanker payudara dengan deteksi dini yaitu tidak ada (Kemenkes RI,
2019).
Deteksi dini merupakan langkah awal terdepan dan paling penting dalam
pencegahan kanker. Deteksi dini diharapkan dapat menekan angka mortalitas dan
morbiditas, dan biaya kesehatan akan lebih rendah. Deteksi dini dan skrining
menjadi kunci tingkat bertahan hidup yang tinggi pada penderita. Deteksi dini dapat
menekan angka kematian. Selain itu, untuk meningkatkan kesembuhan penderita
kanker payudara, kuncinya adalah penemuan dini, diagnosis dini, dan terapi dini.
Untuk itu, diperlukan diseminasi pengetahuan tentang kanker payudara, dan
pendidikan wanita untuk melakukan SADARI (Kemenkes RI, 2018).
Upaya deteksi dini sudah mulai digalakkan oleh pemerintah melalui upaya
dalam gerakan pencegahan yang telah dilaksanakan selama 5 tahun di seluruh
Indonesia, berupa rangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif,
deteksi dini, dan tindak lanjut. Melalui kegiatan tersebut diharapkan kesadaran dan
kepedulian masyarakat terutama dalam mengendalikan faktor risiko kanker dan
deteksi dini kanker sehingga diharapkan angka kesakitan dan kematian akibat
3
penyakit kanker dapat ditekan. Kegiatan ini merupakan bagian dalam mewujudkan
masyarakat hidup sehat dan berkualitas (Kemenkes RI, 2015)
Pencegahan kanker payudara secara dini sudah dapat dilakukan saat usia 10-
24 tahun (BKKBN, 2017). Data menunjukkan bahwa angka kejadian kanker di usia
remaja adalah 0,6 %, usia ≥ 75 tahun jumlah kasus mencapai 5,0 %, pada usia 1
sampai 4 tahun dan 5 sampai 14 tahun adalah 0,1 %. Kasus kejadian kanker ini
tidak dapat di abaikan begitu saja dikarenakan pencegahan penyakit kanker harus
dimulai sedini mungkin (Kemenkes RI, 2015), dengan demikian anak remaja yang
sudah mengalami perubahan hormon seperti di usia sekolah (SD, SMP ataupun
SMA) sebaiknya mengetahui tentang SADARI.
Presentasi kasus ini dapat dijadikan referensi bagi penulis yang berminat
tentang pemeriksaan SADARI untuk pencegahan kanker payudara. Sehingga terus
berkembangnya penulisan terkait pencegahan kanker payudara akan berdampak pada
penurunan angka kejadian kanker payudara di Indonesia.
1.3.3 Bagi Pasien
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mendeteksi kanker payudara sendiri ada cara mudah dan praktis yaitu
salah satunya adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau biasa disebut
dengan SADARI. SADARI atau Breast Self Exam (BSE) adalah kegiatan
memperhatikan perubahan pada payudara dengan mengetahui bentuk payudara
secara normal terlihat serta merasakan perubahan pada payudara (sadar akan
payudara) atau dengan memilih serta menggunakan jadwal spesifik untuk
memeriksa payudara (Pamungkas, 2011). Adapun menurut Nisman (2011)
SADARI adalah pengembangan kepedulian seorang wanita tehadap kondisi
payudaranya sendiri dengan langkah-langkah khusus unuk mendeteksi secara awal
penyakit kanker payudara.
6
7
i. Wanita yang pernah mendapat obat hormona yang lama dan wanita dengan
cenderung kelebihan berat badan.
a. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit
payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk
payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.
b. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang
kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke
belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
d. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang
bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba
dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga
ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan
lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan
yang sama pada payudara kanan Anda.
e. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting.
Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
f. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan
ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti
sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh
bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 29-35 hari, teratur, lama ±7-8 hari
c. Banyaknya Ganti pembalut 3-4 kali/hari 3 hari awal pertama, hari
berikutnya2-3 kali ganti pembalut
d. Dismenorhe: Ada
e. Fluor Albus: Ya kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah menstruasi,
tidak gatal, tidak berbau
9
10
Ayah tidak menderita hipertensi dan DM, tidak ada keluarga yang pernah
atau sedang menderita jantung, asma, alergi, ginjal, hemophilia, thalassemia, cacat
bawaan, hepatitis, dan TBC.
a. Nutrisi: Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ayam, telur,
daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Minum air putih 8-9 gelas sehari,
b. Suka mengkosumsi minuman berwama seperti es teh dan kopi. Tidak ada
pantangan/alergi makanan
c. Eliminasi BAB 1-2 hari sekali, kadang-kadang keras, warna kuning khas, tidak
ada keluhan sakit saat BAB. BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri suat berkemih
d. Istirahat : Jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8 jam.
e. Aktivitas : Bekerja dan mengejakan pekerjaan rumah tangga.
f. Hygiene : Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2-3
kali/hari atau setiap kali basah.
R : 21x/m
S : 36,8
e. Kepala : rambut hitam tebal, bersih
f. Muka : tidak pucat, konjungtiva tidak anemis
g. Mamae : ada benjolan padat, berbatas jelas dan dapat di gerakan pada payudara
kiri bagian samping kiri bawah.
h. Ekstremitas : tidak ada kelainan
3.3 Analisa
3.4 Penatalaksanaan
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien dan keluarga.
b. Memberikan informasi dan edukasi tentang manfaat pemeriksaan SADARI.
c. Memberikan informasi tentang tanda-tanda yang perlu segera dilaporkan atau
diperiksa lebih lanjut.
d. Menganjurkan pasien untuk menerapkan di rumah untuk mendeteksi adanya
benjolan pada payudara.
e. Ajari tentang cara SADARI
f. Mendokumentasikan tindakan.
BAB IV
PEMBAHASAN
12
13
Hal tersebut terdapat kesesuaian dengan teori bahwa benjolan tersebut tidak
menunjukan tanda-tanda keganasan.
b. Objektif
KU baik, kesadaran compos mentis, TD 110/70 mmHg N 80x/mnt R 20x/m
Adanya benjolan di payudara sebelah bagian kiri bawah berbentuk padat
mudah digoyangkan dan tidak ada rasa nyeri.
Hal tersebut terdapat kesesuaian dengan teori bahwa benjolan tersebut tidak
menunjukan tanda-tanda keganasan.
c. Analisa
Masalah Potensial setelah interpretasi data dasar selesai dilakukan,
berdasarkan langkah tersebut akan ditetapkan diagnosis dan masalah
potensial pada pasien. Apabila diagnose potensial terjadi maka langkah ini
membutuhkan antisipasi yang cukup dan jika memungkinkan dilakukan
proses pencegahan atau segera dilakukan tindakan.
d. Penatalaksanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi, dan pada langkah ini reformasi / data dasar yang tidak lengkap
dapat dilengkapi. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah
merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana
bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksankannya. Membuat rencana tindakan asuhan kebidanan hendaknya
menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan yang berisi sasaran/target
dan hasil yang akan dicapai dalam penerapan asuhan kebidanan pada Ny. R
dengan benjolan payudara kiri.
BAB V
5.1 Simpulan
Selama pelaksanaan asuhan pada Nn. R usia 19 tahun dengan benjolan payudara
kiri dan mengacu pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan suatu diagnose
kebidanan yaitu:
5.1 Saran
14
15
berperilaku hidup sehat serta tidak menganggap remeh setiap benjolan yang ada
dan dapat mendeteksi secara dini adanya benjolan pada tubuh kita.
b. Bagi institusi
Diharapkan laporan kasus ini digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi
untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya gangguan
reproduksi dengan fibroadenomma mammae.
c. Bagi pasien
Diharapkan pasien mengetahui tentang penyakit PAM dan menganjurkan untuk
segera membawa ke petugas kesehatan yang terdekat bila mengenali tanda dan
gejala, menjaga kesehatan diri, pola makan dan dapat memberikan penanganan
segera apabila terdapat benjolan.
DAFTAR PUSTAKA