( CA MAMAE)
KELOMPOK 2
Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan kepada peneliti, dan atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Satuan Acara Penyuluhan (Sap)
Kanker Payudara Dan Kanker Leher Rahim Di Kecamatan Medan Helvetia ”
Penyelesaian Makalah ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan untuk
memenuhi nilai dengan mata kuliah Keperawatan Maternitas. Selama proses penyusunan
makalah ini, begitu banyak bantuan, nasehat dan bimbingan yang peneliti terima demi
kelancaran skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan terima kasih kepada Bapak / Ibu :
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara
Indonesia Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan Ilmu
sekaligus Ketua Penguji Program Studi Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Sari Mutiara Indonesia
6. Kepala para ibu – ibu yang bersedia menjadi peserta di dalam penyuluhan ini
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih. Semoga proposal ini
dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih untuk semua bimbingan,
arahan, kritikan dan saran yang telah diberikan oleh semua pihak.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat
berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya.Kanker payudara merupakan salah satu
jenis kanker terbanyak di Indonesia. Berdasarkan Pathological BasedRegistration di
Indonesia, KPD menempati urutan pertamadengan frekuensi relatif sebesar 18,6%.
Kanker payudara jenis kanker yang sering terjadi pada perempuan di Indonesia.
Kanker payudara memiliki kontribusi sebesar 30% dan merupakan jenis kanker yang
paling mendominasi di Indonesia, mengalahkan kanker leher rahim atau kanker
serviks yang berkontribusi sebesar 24% (Depkes RI, 2013). Penderita kanker yang
terus meningkat diperkirakan akan menjadi penyebab utama peningkatan beban
ekonomi karena biaya yang harus ditanggung cukup besar (Depkes RI, 2013)
Data ini didapatkan dari registrasi kanker berdasarkan populasi, registrasi data vital,
dan data otopsi verbal dari 187 negara dari tahun 1980 sampai 2010. Per tahun insiden
dari kanker serviks meningkat 3.1% dari 378.000 kasus pada tahun 1980. Ditemukan
sekitar 200.000 kematian terkait kanker serviks, dan 46.000 diantaranya adalah wanita
usia 15-49 tahun yang hidup di negara sedang berkembang.2Berdasarkan
GLOBOCAN 2012 kanker serviks menduduki urutan ke-7 secara global dalam segi
angka kejadian (urutan ke urutan ke-6 di negara kurang berkembang) dan urutan ke-8
sebagai penyebab kematian (menyumbangkan 3,2% mortalitas, sama dengan angka
mortalitas akibat leukemia). Kanker serviks menduduki urutan tertinggi di negara
berkembang,dan urutan ke 10 pada negara maju atau urutan ke 5 secara global. Di
Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak berdasar
data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%.
Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru
kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi
40 ribu kasus kanker serviks.
Kejadian kanker serviks akan sangat mempengaruhi hidup dari penderitanya dan
keluarganya sertajuga akan sangat mempengaruhi sektor pembiayaan kesehatan oleh
pemerintah. Oleh sebab itu peningkatan upaya penanganan kanker serviks, terutama
dalam bidang pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan oleh setiap pihak yang
terlibat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Kanker Payudara disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah tumor
ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam susu,
jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. (Suryaningsih & Sukaca
2017). Kanker Payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kullit payudara.
(Romauli & indari, 2019).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Kanker Payudara adalah
suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada
payudara, sehingga menyebabkan terjadinya benjolan atau kanker yang ganas.
2. Etiologi
Penyebab Kanker Payudara masih belum diketahui secara pasti, faktor genetik
dan faktor hormonal dapat berperan pada Kanker Payudara. (Black &
Matassarin, 2012).
3. Faktor Resiko
Menurut Mulyani & Nuryani (2013), Sukaca & Suryaningsih (2009) terdapat
beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya Kanker Payudara,
diantaranya:
4. Manifestasi Klinis
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak terdapat
tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada tahap lanjut
antara lain :
1.Adanya benjolan di payudara
2.Adanya borok atau luka yang tidak sembuh
3.Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah, darah,
cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang tidak hamil dan
menyusui.
4.Perubahan bentuk dan besarnya payudara
5.Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut.
6.Nyeri di payudara.
5. Proses Deteksi Kanker Payudara
Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009) terdapat
beberapa proses deteksi Kanker Payudara, yaitu :
1.Periksa Payudara Sendiri (SADARI) :
Cara pemeriksaan:
a.Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.
Biasanya payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian
yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu
tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan atau keluar cairan atau darah dari
puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b.Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
Kemudian bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah dan
periksa lagi.
c.Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan
sebuah bantal di bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan.
Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah
ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
d.Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu
bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah
digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan
(tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan
sebesar 1 cm atau lebih, segeralah ke dokter. Makin dini penanganan, semakin
besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
B. Konsep Kanker leher rahim (serviks)
Definisi
tumbuhnya sel- sel abnormal pada jaringan leher rahim (serviks), di mana
sifat tidak seperti sel yang normal (American Cancer Society, 2013).
Etiologi
dengan studi kasus kontrol dan kohort didapatkan Risiko Relatif (RR)
31, HPV 33, dan HPV 45, di mana tipe ini berhubungan
faktor usia, aktivitas seksual, dan jumlah paritas. Pada wanita muda, SSK
kanalis serviks. Oleh karena itu pada wanita muda, SSK rentan terhadap
faktor luar berupa mutagen yang akan memicu displasia dari SSK
epitel serviks, epitel kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang
sering dijumpai pada masa pubertas. Akibat proses metaplasia ini, maka
secara morfogenetik terdapat 2 SJC, yaitu SJC asli dan SJC baru yang
dalam gen dan DNA sel host sehingga menyebabkan terjadinya mutasi sel.
dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat dan karsinoma in-
Dalam
kemudian menjadi CIN III (NIS III) yang bila penyakit berlanjut maka
lesi yang persiten menyatakan bahwa tidak semua lesi pra kanker akan
masih banyak faktor yang mempengaruhi. CIN I (NIS I) hanya 12% saja
yang berkembang ke derajat yang lebih berat, sedangkan CIN II (NIS II)
dan CIN III (NIS III) mempunyai risiko berkembang menjadi kanker
semua pasien mengeluhkan hal yang sama, bahkan ada yang tanpa
keluhan. Keluhan yang dapat dicurigai sebagai faktor risiko kanker serviks
Keputihan,