Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

SADARI dapat membantu mengecek kondisi payudara apakah

terdapat benjolan ataupun perubahan lain yang dapat menjadi tanda

terjadinya tumor atau kanker payudara yang membutuhkan terapi medis.

SADARI dapat dilakukan satu minggu setelah periode menstruasi dimulai.

Apabila menstruasi tidak teratur, atau telah menopouse atau pengangkatan

rahim, SADARI dapat dilakukan pada tanggal yang sama tiap bulannya.

Bagi ibu yang menyusui, dapat dilakukan setelah memompa ASI atau

setelah menyusui. Sangatlah penting pemberian edukasi, informasi dan

motivasi dari petugas kesehatan kepada masyarakat tentang pencegahan ,

deteksi dini terhadap penyakit kanker payudara. Diharapkan dengan

informasi dan edukasi tersebut masyarakat akan berpartisipasi dan

melakukan pencegahan dini serta melakukan pemeriksaan sendiri

(SADARI), dengan demikian pengobatan terhadap penderita tersangka

kanker dapat segera dilakukan.

Mammary tumor yaitu sebuah kelompok sel-sel yang abnormal di


payudara yang tumbuh berlipat ganda. Sel-sel ini kemudian menjadi
bentuk massa/benjolan pada payudara. Sebuah referensi telah
menjelaskan bahwa tumor payudara biasanya terbedakan jadi dua jenis
yaitu, tumor ganas dan jinak. Tumor jinak tidak bisa menginfiltrasi
jaringan disekitarnya, tidak berpindah ke organ lain, dan diantaranya
tumbuh dengan lambat. Tumor ganas biasa disebut kanker payudara,
dibandingkan dengan tumor jinak, tumor ganas kecepatan
pertumbuhannya relatif lebih cepat, biasanya tumbuh dengan cara
infiltrasi, invasi, destruksi bahkan berpindah ke jaringan sekitar.
(Handayani et al., 2017)
Data menurut WHO (World Health Organization) kanker
merupakan penyebab kematian ke dua di seluruh dunia, dengan
presemtase sekitar 9 juta kematian di tahun 2018. Sekitar kurang lebih
70% kematian yang disebabkan oleh kanker terjadi di negara
berpenghasilan menengah dan rendah. Kasus penderita ini tercatat 2,09
juta dan mengakibatkan 627.000 kematian. (WHO, 2018)
Berdasarkan dari angka prevalensi Riskesdas 2018 (Riset
kesehatan dasar), di Indonesia angka kejadian tumor/kanker meningkat
pada tahun 2013 menjadi 1,79% dari 1,4% per 1.000 penduduk di tahun
2018. Daerah dengan kanker payudara paling tinggi yaitu DIY dengan
angka 4,86, Sumatera Barat 2,47, Gorontalo 2,44 per 1.000 penduduk.
(Kemenkes RI, 2019).

Penanganan tumor payudara memerlukan beberapa metode


pengobatan, seperti pembedahan, terapi radiasi, terapi hormon, dan
kemoterapi (Oteami, 2014).

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah maka perumusan masalah laporan ini
adalah bagaimana penerapan asuhan keperawatan medccal pada pasien
dengan Ca mamae

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum

Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Ca


mamae

Berdasarkan tujuan umum dapat dibuat tujuan khusus sebagai berikut :


1. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien Ca
mamae
2. Mampu mendeskripsikan diagnosa keperawatan pada pasien
Ca mamae
3. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan pada pasien
Ca mamae
4. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien
Ca mamae.
5. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada pasien Ca mamae

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Laporan ini dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Tumor Ca mamae.
b. Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk
pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien
Tumor Ca mamae

c. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi penelitian


berikutnya untuk menambah pengetahuan dan data dasar untuk
penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ca Mammae

1. Pengertian Ca Mammae

Ca mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam

pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-

sel normal, berkembangbiak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan

pembuluh darah (Nurarif, 2015). Menurut Mulyani (2013) Ca Mammae

merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan


mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal,

cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara.

Ca Mammae adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang

terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya

(epitel maupun lobulusnya) dan komponen selain kelenjar seperti

jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara

(Rasjidi, 2010 dalam Sari, 2012). Ca Mammae adalah suatu tumor

(maligna) yang berkembang dari sel-sel di payudara. Biasanya Ca

Mammae tumbuh di lobulus yaitu kelenjar yang memproduksi susu, atau

pada duktus saluran kelenjar susu. Ca Mammae tumbuh dan berkembang

dengan cepat tanpa terkoordinasi didalam jaringan dan menyebar ke

pembuluh darah (Putra, 2015).

2. Etiologi

Menurut Brunner dan Suddart dalam NANDA, (2015), penyebab

kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor

genetik. Kanker payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel

epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya

ada terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal

dsan kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitu dan sel menjadi

massa. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan

dalam pembentukan kanker payudara (estradiol dan progesteron

mengalami perubahan dalam lingkungan seluler). Menurut Putra (2015)

faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker payudara terbagi menjadi

dua kelompok yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan faktor resiko

tidak dapat diubah. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut :


a. Faktor resiko yang dapat diubah

1) Obesitas

Obesitas adalah kegemukan yang diakibatkan oleh kelebihan

lemak dalam tubuh. Jaringan lemak dalam tubuh merupakan

sumber utama estrogen, jafdi jika memiliki jaringan lemak lebih

banyak berarti memiliki estrogen lebih tinggi yang meningkatkan

resiko kanker payudara.

2) Pecandu alkohol

Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar darah didalam

insulin darah, seperti faktor pertumbuhan atau insulin like growth

factors (IGFs) dan estrogen. Oleh karena itu, alkohol dapat

meningkatkan resiko kanker payudara.

3) Perokok berat

Rokok merupakan salah satu faktor resiko kanker payudara pada

perempuan, rokok mengandung zat-zat kimia yang dapat

mempengaruhi organ-organ tubuh. Menurut WHO menyatakan

setiap jam tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia.

Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia yang

sebagan besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu

kanker).

4) Stress

Stress dapat menadi faktor resiko kanker payudara karena stres

psikologi yang berat dan terus menerus dapat melemahkan daya

tahan tubuh dan penyakit fisik dapat mudah menyerang.

5) Terpapar zat karsinogen


Zat karsinogen diantaranya yaitu zat kimia, radiasi, dan

pembakaran asap tembakau. Zat karsinogen dapat memicu

tumbuhnya sel kanker payudara (Depkes, 2015).

b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah

1) Faktor genetik atau keturunan

Kanker payudara sereing dikatakan penyakit turun-menurun, ada

dua gen yang dapat mewarisi kanker payudara maupun ovarium

yaitu gen BRCA1 ( Brest Care Susceptibility Gene 1) dan

BRCA2 (Brest Care Susceptibility Gene 2) yang terlibat dari

perbaikan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Kedua gen ini hanya

mencapi 5% dari kanker payudara, jika pesien memiliki riwayat

keluarga kanker payudara uji gen BRCA dapat dilakukan. Jika

memiliki salah satu atau kedua gen BRCA1 dan BRCA2 risiko

terkena kanker payudara akan meningkat, BRCA1 beresiko lebih

tinggi kemungkinan 60-85% beresiko kankekr payudara

sedangkan BRCA2 beresiko 40-60% beresiko kanker payudara.

2) Faktor seks atau jenis kelamin

Perempuan memiliki risiko lebih besar mengalami kanker

payudara, tetapi laki-laki juga dapat terserang kanker payudara.

Hal ini disebabkan laki-laki memiliki lebih sedikit hormon

estrogen dan progesteron yang dapat memicu pertumbuhan sel

kanker, bukan kelenjar seperti perempuan.

3) Faktir usia

Faktor risiko usia daoat menetukan seberapa besar risiko kanker

payudara. Presentase risiko kanker payudara menurut usia yaitu,


dari usia 30-39 tahun berisiko 1 dari 233 perempuan atau 0,43%,

usia 40-49 tahun berisiko 1 dari 69 perempuan atau 1,4%, usia

50-59 tahun berisiko 1 dari 38 perempuan atau 2,6%, usia 60-69

tahun berisiko 1 dari 27 perempuan atau 3,7%. Jadi, semakin tua

usia seseorang kemungkinan terjadinya kanker payudara semakin

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal biasanya

massa tunggal, massa teraba keras dan padat, dapat digerakkan atau

terfiksasi pada kulit atau jaringan yang berada dibawahnya, tidak

memiliki batasan yang jelas atau tidak teratur. Tanda lanjutan lainnya

berupa adanya rabas pada puting atau terjadi retraksi pada puting, edema

atau cekungan pada kulit, payudara tidak simetris, dan pembesaran nodus

limfe aksila. Pasien yang menderita Carsinoma mammae biasanya ada

yang merasakan nyeri dan ada yang tidak merasakan nyeri, dan berat

badan menurun menunjukkan adanya metastase (Nurarif, 2015).

4. Jenis-jenis Ca mammae

Ca mammae terdiri dari berbagai jenis. Jenis ca mammae ini berbeda satu

sama lain. Jenis ca mammae yang dapat ditemui antara lain:

a. Karsinoma In Situ

Karsinoma in situ berarti kaker yang masih berada pada tempatnya,

kanker ini belum menyabar atau menysup keluar dari tempat

asalnya.

b. Karsinoma Duktal

Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang

menuju ke puting susu. Seitar 90% ca mammae merupakan


karsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah

masa menopause. Kadang kanker ini dapat diraba dan pada

pemeriksaan mammografi, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik

kecil. Kanker ini biasanya memiliki batas pada daerah tertentu di

payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui

pembedahan.

c. Karsinoma Lobular

Karsinoma lobular mulai tumbuh didalam kelenjar susu, biasanya

terjadi setelah menopause. Jenis kanker ini tidak dapat diraba dan

tidak terlihat pada saat pemeriksaan mammografi. Sekitar 25-30%

penderita karsinoma lobular pada akhirnya akan menderita kanker

invasif (pada payudara yang sama, payudara lainnya atau pada

kedua payudara).

d. Karsinoma Invasif

Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak

jaringan lainnya, dapat terlokalisir (terbatas pada bagian payudara

saja) maupun bermetastase ( menyebar pada nagian tubuh lainnya).

5. Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan : (Nurarif, 2015)

a. Scan (misalnya MRI, CT). Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi

metastatik dan evaluasi.

b. Mamografi untuk mendeteksi massa maligna kecil dalam 2 tahun

sebelum kanker dapat dipalpasi.

c. Biopsi untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 (Breast

Cancer Susceptibility Gene).


d. USG (ultrasonografi) untuk membedakan lesi solid dan kistik.

e. Pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan kimia darah.

6. Klasifikasi

Secara umum jenis kanker payudara dapat dibagi menjadi tiga

yaitu kanker payudara non-invasive, kanker payudara invasive dan

kanker payudara paget’s disease. uraian lengkpanya sebagai berikut:

(Putra, 2015)

a. Kanker payudara non-invasive

Kanker terjadi pada kantong (tube) susu (penghubung antara

alveolus, kelenjar yang memporduksi susu, dan puting payudara).

jenis kanker ini biasanya disebut dengan kanker carsinoma insitu,

dimana kanker payudara belum menyebar kebagian luar jaringan

kantong susu.

b. Kanker payudara invasive

Sel kanker merusak seluruh kelenjar susu serta menyerang lemak

dan jaringan disekitarnya. pada tahap ini kanker telah menyebar keluar

dari kantong susu dan menyerang jaringan disekitarnya, bahkan

menyebabkan metastase seperti ke jaringan kelenjar limfe


10

BAB III

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :Ny.A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur :31 tahun
Status Perkawinan :-
Agama : Islam
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :tdak bekerja
Alamat :bang manga
Tanggal masuk RS :-
Ruangan/kamar :
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian :
Diagnosa Medis : Ca mamae

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama :Tn.H
Hubungan dengan pasien : suami
Pekerjaan :-
Alamat :bang anga
11

II. KELUHAN UTAMA


“Klien datang dengan benjolan di payudara”
TD: 130/80 mmHg
RR: 23x/m
Nada: 80x/m

III. KELUHAN KESEHATAN SEKARANG


“klen dengan benjolan di payudara kanan”

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


“Tdak ada”

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

a. Orang tua : Tidak ada riawayat penyakit


b. Saudara kandung : Tidak ada
c. Penyakit keturunan : Tidak ada
d. Anggota yang meninggal :-
e. Penyebab meninggal :-
f. Genogram :
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keluhan Umum
TB : 160 m
BB :56 kg
B. Tanda-tanda Vital
12
Tekanan darah :130/80 mmHg
Nadi :80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu tubuh : 36.2 C
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala,Rambut,dan leher
a. Kepala
 Bentuk :Normal
 Ubun-ubun :Normal
 Kulit Kepala :Normal
b. Rambut
 Penyebaran dan keadaan rambut :Baik
 Bau :Khas rambut
 Warna kulit : Hitam berkilau
c. Wajah
 Warna kulit :kuning langsat
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Baik
b. Palpebra : Baik
c. Konjungtiva : Baik
d. Selera : Baik
e. Pupil : Normal
f. Cornea dan iris : Normal
g. Visus : Normal
h. Tekanan bola mata : Baik
13
3. Hidung
a. Tulang hidung : Normal
b. Lubang hidung : Normal
c. Cuping hidung : Normal
d. Fungsi perciuman : Baik
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Normal
b. Ukuran telinga : Normal
c. Lubang telinga : Ada, normal
d. Ketajaman pendengaran : Baik
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Kering
b. Keadaan gusi dan bibir : Kurang terawat
6. Leher
a. Posisi trachea : Normal
b. Thypoid : Tidak ada
c. Suara : Normal
d. Kelenjarlimfe : Normal
e. Vena jugularis : Normal
f. Denyut nadi karotis

D. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


1. Ukuran dan bentuk payudara : Normal
2. Warna payudara dan areola : Normal
3. Kelainan payudara dan putting : ada
14
4. Aksila dan elavikula :-

E. Pemeriksaan Thorak dan Dada


1. Ispeksi Thorak
a. Bentuk thoraks :Simetris
b. Pernafasan : Normal
 Frekuensi : teratur
 Irama : Teratur
c. Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada
2. Pemeriksaan paru
a. Palpasi dan getaran suara : Normal
b. Perkusi :Tidak ada
c. Auskultasi : Bentuk normal
 Suara nafas :Normal
 Suara tambahan :Tidak ada
3. Pemeriksaan jantung
a. Insfeksi :-
b. Palpasi :-
 Pulpasi :-
 Iscut cordis :-
c. Perkusi
 Batas jantung :-
d. Auskultasi
 Bunyi jantung 1 :Tidak Terkaji
 Bunyi jantung II :-
15
 Bunyi jantung tambahan :-
 Mur-mur :-
 Frekuensi :-
F. Pemeriksaan Abdomen
1. Infeksi
a. Bentuk abdomen : Normal
b. Benjola atau massa :Tidak ada
c. Bayangan pembuluh darah :Terlihat
2. Auskultasi
a. Paristaltik usus :Tidak ada
b. Palpasi
 Benjolan :Tidak ada
 Tanda asites : Tidak ada
 Hepar : Tidak ada
 Lien :-
 Titikcm burney :-
c. Perkusi
 Suara abdomen :-
 Pemriksaan asites :-
G. Pemeriksaan kelamin dan Daerah sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut pubis :Tidak terkaji
b. Lubang uretra :Normal,sakit akibat tertahan BAK
c. Kelainan pada genetalia eksterna :-
d. Kelainan pada genetalia interna : Tertahan BAK
16
2. Anus
a. Lubang anus : Ada
b. Kelianan pada lubang anus : Terdapat tumor recti
c. Perineum :-
H. Pemeriksaan Muskiloskeletal
1. Ektremitas atas
a. Kesimetrisan Otot : Normal
b. Edema : Tidak ada
c. Kekuatan otot :Baik
d. Kelaianan pada ekstremitas :Tidak ada
2. Ektremitas bawah
e. Kesimetrisan Otot : Normal
f. Edema : Tidak ada
g. Kekuatan otot :Baik
h. Kelaianan pada ekstremitas :Tidak ada

I. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran
GCS : E4M6V5
2. Menigeal sign :-
3. Status mental : Baik dan terkontrol
a. Kondisi emosi dan perasaan : Santai
b. Orientasi : Baik
c. Proses berfikir (ingatan,keputusan,dan perhitungan) : Baik
d. Motivasi : ingin cepat sembuh
17
e. Bahasa : Aceh
4. Nervus cranialis
a. Nervus olfaktorius/N1/perciuman :Normal
b. Nervus optikus/N II/penglihatan :Normal
c. Nervus okulomotoris/N III/N IV/NVI/bergeraknya Bola mata :Normal
d. Nervus Trigeminus/N V/sentuhan halus :Baik
e. Nervus Fasialis/N VII/wajah :Baik
f. Nervus Vestibulo/N VIII : Baik
g. Nervus glosso pharinges/N IX : Baik
h. Nervus Asesorius/N XI/bahu : Baik
i. Nervus Hipogloson/N XII/Lidah : Baik
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan :Normal
b. Rombeg test : Normal
c. Test jari hidung : Normal
d. Pronosi survinasi test :-
e. Hoel to shin test :-
6. Fungsi Sensosrik
a. Indentifikasi sentuhan ringan : Normal
b. Test tajam tumpul : Normal
c. Test panas dingin : Normal
d. Test getaran : Normal
e. Sreognosis test : Normal

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


18
A. Pola tidur
a. Sebelum sakit
 Waktu tidur :Teratur
 Waktu bangun :Segar
 Masalah tidur :Tidak ada
 Hal-hal yang mempengaruhi tidur :Tidak ada
 Hal-hal yang mempermudah tidur :Tidak ada
b. Selama sakit
 Waktu tidur :sering kebangun tengah malam
 Waktu bangun :Pusing
 Masalah tidur :Nyeri karena BAK tertahan
 Hal-hal yang mempengaruhi tidur :Nyeri
 Hal-hal yang mempermudah tidur :Obat anti nyeri
B. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit
1. BAB
 Pola BAB :2-3 kali/hari
 Karateristik feses :Lembek
-Warna :cokelat
-Konsitensi :-
- Bau :Khas fases
 Penggunan laksatif :Tidak ada
 BAB terakhir :Normal
 Riwayat pendarahan :Tidak ada
19
2. BAK
 Pola bak :Normal
 Karateristik urine :6-8kali/hari
 Nyeri/kesulita BAK : Tidak ada
 Inkonentia :Baik
 Retensi :Tidak ada
 Penggunaan duretik :-
 Riwayat penyakit ginjal :-
 Berat jenis :-

b. Selama sakit
1. BAB
 Pola BAB :2-3x/hari
 Karateristik feses :lembek
-Warna :Tidak terkaji
-Konsitensi :-
- Bau :-
 Penggunan laksatif :-
 BAB terakhir :-
 Riwayat pendarahan :-
2. BAK
 Pola BAK :Tertahan
 Karateristik urine :-
 Nyeri/kesulitan BAK : Iya
20
 Inkonentia :-
 Retensi :Iya
 Penggunaan duretik : Tidak ada
 Riwayat penyakit ginjal :Tidak ada
 Berat jenis :Tidak ada
C. Pola makan dan minum
a. Sebelum sakit
1. Pola makan
 Diet :Tidak ada
 Jumlah/porsi :1 porsi
 Pola diet :Tidak ada
 Anoreksia :Tidak ada
 Mual muntah :Tidak ada
 Nyeri ulu hati :Tidak ada
 Alergi makanan :Tidak ada
 BB biasa :-
1. Tanda dan gejala
 BB sekarang : 56kg
 TB :160m
 Bentuk Tubuh
2. Waktu pemberian makanan :Pagi,siamg,sore kemalam
3. Masalah makanan :tidak ada
 Kesulitan mengunyah :tidak ada
 Kesulitan menelan :Tidak ada
21
 Tidak dapat makan sendiri :Tidak ada
4. Pola minum
 Jumlah/porsi :Tergantung
 Kesulitan menelan :Tidak ada
b. Selama sakit
2. Pola makan
 Diet :Tidak ada
 Jumlah/porsi :1 porsi
 Pola diet :Tidak ada
 Anoreksia :Tidak ada
 Mual muntah :Tidak ada
 Nyeri ulu hati :Tidak ada
 Alergi makanan :Tidak ada
 BB biasa :-
3. Tanda dan gejala
 BB sekarang :52kg
 TB :156m
 Bentuk Tubuh :Normal
4. Waktu pemberian makanan
5. Masalah makanan
 Kesulitan mengunyah : Tidak ada
 Kesulitan menelan : Tidak ada
 Tidak dapat makan sendiri :-
6. Pola minum
22
 Jumlah/porsi
 Kesulitan menelan
D. Kebersihan diri / personal hygiene
a. Sebelum sakit
1. Pemeliharaan badan :Baik
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :Terjaga
3. Pemeliharaan kuku :Baik
b. Selama sakit
1. Pemeliharaan badan :Baik
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :Kurang terjaga
3. Pemeliharaan kuku :Baik
E. Pola kegiatan
a. Sebelum sakit
‘klien mengatakan sellau pergi kesawah dan ke kebun pada saat klien sehat:
b. Selama sakit
“Klien mengatakn hampir semua aktivitas dibantu keluarga”

F. Kebiasaan Ibadah
a. Sebelum sakit
”Klien mengatakn selalu mengikuti pengajian rutin”
b. Selama sakit
“klien hanya berdoa dan berzikir”
23

A. ANALISA DATA
Tabel 3.7 Analisa Data
Pasien Ny.E di Ruang BougenvilleRumah Sakit Jogja Tanggal 02-07-2018 jam 09.00

NO DATA PENYEBAB MASALAH


24

1. DS: Pasien mengatakan tidak tahu tentang Kurang Kurang


penyakitnya. Pasien mengatakan selama ini terpapar pengetahu
hanya periksa ke pengobatan alternatif. informas an tentang
DO: Pasien tidak mampu menjawab i penyakitny
pertanyaan tentang penyakitnya. a
2. DS: Pasien mengatakan cemas mau
melakukan operasi Krisis Cemas
DO: nampak gelisah situasi
(prosedur
3. DS: Pasien mengatakan nyeri payudara tindakan
sebelah kiri. operasi) Nyeri akut
DO: P: pasien mengatakan nyeri di payudara Agen injuri
kiri, Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R: biologis
payudara kiri, S: VAS: 4, T: setiap kali gerak. (luka
payudara)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pre operasi
1. Cemas berhubungan dengan krisis situasi (prosedur tindakan operasi).
2. Kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan operasi berhubungan dengan kurang paparan informasi.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (luka payudara)
25
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NamaPasien : Ny.E Ruang : Bougenville

Hari/ PERENCANAAN
Tgl/ DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Jam KEPERAWATAN
Senin Cemas berhubungan Setelah dilakukan 1. Gunakan pendekatan
, dengan krisis situasi asuhan keperawatan yang tenang. 1. untuk membina hubungan
02/07 (prosedur tindakan 1x24 jam tingkat saling percaya
operasi) kecemasan pasien 2. Jelaskan prosedur 2. memberikan gambaran
menurun, dengan KH: tindakan dan apa yang tentang prosedur tindakan dan
 Pasien dirasakan selama proses selama tindakan
mengatakan tindakan. 3. dengan memberikan informasi
cemasnya berkurang tsb. Akan membuat pasien lebih
 Pasienmenunjukkan 3. Berikan informasi yang jelas dan tenang
cemas berkurang, aktual tentang diagnosa,
wajah tampak lebih tindakan dan prognosis. 4. relaksasi untuk
rileks mengurangi kecemasan
4. Ajarkan teknik Relaksasi
nafas dalam.

5. motivasi keluarga untuk


mendampingi pasien.
Senin Kurang pengetahuan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahua
, tentang asuhan keperawatan pasien tentang tindaka
02/07 1x20 menit pasien akan operasi.
prosedur mengetahui tindakan 2. Jelaskan tentang prosed
tindakan yang akan dilakukan, tindakan opreasi
dengan kriteria hasil: 3. Libatkan keluarga dala
operasi berhubungan  Pasien pemberian
dengan kurang mengatakan pendidikan kesehatan.
sudah 4. Jelaskan secara tep
paparan informasi kemungkinan komplika
memahami dan perdarahan, resik
tentang yang akan terjadi, da
nyeri.
tindakan operasi.
Senin Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyer
, berhubungan dengan asuhan keperawatan 2. Observasi respon
02/07 agen injuri biologis 3x24 jam nyeri pasien nonverbal dari nyeri.
(luka payudara). berkurang, dengan KH: 3. Ajarkan
 Pasien mengatakan teknik nonfarmakologis
nyeri berkurang (relaksasi).
( skala 0-3) 4. Kolaborasi pemberian
 Pasien tidak tampak terapi anti nyeri.
kesakitan / menahan 5. Monitor tanda-tanda vit
nyeri pasien.
6. Tingkatkan istirahat.

26
27
28
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada BAB 1V penulis akan menyimpulkan dari asuhan keperawatan


selama 3x24jam pada kasus dengan diagnosa Tumor Mammae
1. Konsep dasar penyakit
Tumor mammae adalah penyakit yang terjadi akibat dari
pertumbuhan sel-sel normal menjadi abnormal yang kemudian
berkembang biak lalu menyerang jaringan limfe serta pembuluh
darah.
2. Pengkajian
Pengkajian yang telah dilakukan penulis terhadap Ny. M dengan
tumor mammae didapatkan subjektif dan objektif yang akhirnya
penulis dapat menegakkan tiga diagnosa yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik, resiko infeksi
berhubungan dengan efek prosedur infasif, dan gangguan pola tidur
berhubungan dengan kurang kontrol tidur.
3. Prioritas masalah dan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan keluhan dan
hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien Tumor Mammae
pada rekam medis pasien, diagnosa yang ditegakkan adalah nyeri
akut. diagnosa keperawatan yang dilakukan penulis dengan
menghentikan intervensi dikarenakan seluruh masalah keperawatan
sudah teratasi.

B. SARAN

1. Bagi rumah sakit


Sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan diharapkan mampu
mempertahankan dan meningkatkan kualitas mutu pelayanan
kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup sehat
masyarakat.
2. Bagi perawat
Bagi perawat diharapkan dapat mempertahankan asuhan
keperawatan yang telah sesuai dengan standar prosedur yang ada.
Mempertahankan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan
baik dan mengikuti ilmu keperawatan yang terbaru.
3. Bagi institusi pendidikan
Institusi pendidikan hendaknya bisa memperbanyak kerjasama
dengan rumah sakit lain guna meningkatkan proses pembelajaran
29
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2013). Buku_Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.


Astuti, ajeng dwi. (2019). TUMOR MAMMAE DENGAN NYERI AKUT
DIRUANG.

Bararah, T., & Jauhar, M. (2013). Asuhan Keperawatan : Panduan Lengkap


Menjadi Perawat Profesional. Prestasi Pustaka.
Berman, A., Snyder, S., Levett-Jones, T., Dwyer, T., Hales, M., Harvery, N.,
Luxford, Y., Moxham, L., Park, T., Parker, B., Reid-Searl, K., & Stanley, D.
(2012). Kozier and Erb’s Fundamentals of Nursing. In Kozier and Erb’s
Fundamentals of Nursing.
Brunner, & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. 2(8).
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2019). Laporan Riskesdas Jawa Tengah 2018.
In
Dinkesjatengprov.Go.Id.
https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2019/12/CETAK-LAPORAN-
RISKESDAS-JATENG-2018-ACC-PIMRED.pdf
Fattah, R. A., Surury, I., & Fauzi, R. (2011). Kaitan Gizi dengan Kanker
Payudara Pada Wanita. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Goud, K., Dayakar, S., Vijayalaxmi, K., Babu, S., & V, R. P. (2012). Evaluation
of HER-2/neu status in breast cancer specimens using immunohistochemistry
(IHC) & fluorescence in-situ hybridization (FISH) assay. Indian Journal of
Medical Research, 135(3), 312–317. https://www.ijmr.org.in/text.asp?
2012/135/3/312/95605
Handayani, A., Jamal, A., & Septiandri, A. A. (2017). Evaluasi Tiga Jenis
Algoritme Berbasis Pembelajaran Mesin untuk Klasifikasi Jenis Tumor
Payudara. Jurnal Nasional Teknik Elektro Dan Teknologi Informasi, 6(4),
394–403.

Harahap, W. A. (2015). Pembedahan Pada Tumor Ganas Payudara. Majalah


Kedokteran Andalas, 38, 57.

Kemenkes RI. (2019). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Ningsih, W., & Sowwan, M. (2018). Upaya Peningkatan Koping Untuk
Meningkatkan Citra Tubuh Pada Asuhan Keperawatan Kanker Payudara.
Journal Keperawatan Care, 8(2), 67–81.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC (Revisi Jil). Mediaction.

30
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi: Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

31
32
33
34
35

Anda mungkin juga menyukai