Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

CARSINOMA MAMAE

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas KDP

Dosen Pembimbing:

Denni Fransiska Helena, S.Kp., M.Kep

Berliana Azzahra

211FK04100

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga bisa menyelesaikan Laporan Pendahuluan Carsinoma Mamae. Penulis
menyadari masih adanya kekurangan dan penulisan masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran oleh semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan Laporan Pendahuluan Carsinoma Mamae ini.

Bandung, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan tumor ganas pada
payudara yang menginvasi daerah sekitar payudara dan menyebar keseluruh
tubuh (American Cancer Society, 2014). Kanker payudara secara global
menyebabkan angka kematian tertinggi untuk wanita dan epidemiologinya
menyebar merata tanpa terkendali, prevelensi angka kejadian kanker payudara
cukup tinggi mulai dari luar negeri sampai dalam negeri.
Menurut data GLOBOCAN, International Agency For Reserch On Cancer
(IARC) (2012), diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru
kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Kasus kanker
pada penduduk laki-laki dan perempuan dengan persentase kasus tertinggi,
kanker payudara 43,3%, kanker prostat 30,7%, dan kanker paru 23,1%.
Sementara itu untuk kasus kanker yang dialami penduduk laki-laki, kanker paru
ditemukan pada penduduk laki-laki yaitu sebesar 34,2%, sedangkan kematian
akibat kanker paru pada penduduk laki-laki sebesar 30,0%. Pada penduduk
perempuan, kanker payudara masih menempati urutan pertama yaitu sebesar
43,3% dan kematian akibat kanker payudara 12,9%. Menunrut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), tahun 2013 setiap 11 menit ada satu penduduk yang
meninggal karena kanker, termasuk didalamnya kanker payudara. Serta
diprediksi oleh estimasi International Agency for Research of Cancer pada tahun
2020 akan ada 1,15 juta kasus baru.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit Carsinoma Mamae
2. Untuk mengetahui etiologi dari Carsinoma Mamae
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Carsinoma Mamae
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari Carsinoma Mamae
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari Carsinoma Mamae
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari Carsinoma Mamae
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Carsinoma Mamae
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Carsinoma Mamae


Definisi Carsinoma Mamae atau Kanker Payudara merupakan gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mamae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Nuarif,
2015).
Kanker payudara adalah suatu tumor (maligna) yang berkembang dari sel-sel di
payudara. Biasanya kanker payudara tumbuh di lobulus yaitu kelenjar yang
memproduksi susu, atau pada duktus saluran kelenjar susu yang menghubungkan
lobulus ke putting susu. Kanker payudara tumbuh dan berkembang dengan cepat
tanpa terkoordinasi di dalam jaringan dan menyebar ke pembuluh darah (Putra,
2015).
2.2 Etiologi
Menurut Brunner dan Suddart dalam NANDA (2015), penyebab kanker
payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor genetik. Kanker
payudara memerlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau
lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan prkembangan
sel-sel yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitu dan sel
menjadi massa. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam
pembentukan kanker payudara (estradiol dan progesteron mengalami perubahan
dalam lingkungan seluler).
Menurut Putra (2015) faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker
payudra terbagi menjadi dua kelompok yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan
faktor resiko tidak dapat diubah. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
Faktor risiko yang dapat diubah

1) Obesitas

Obesetitas adalah kegemukan yang diakibatkan oleh kelebihan lemak

dalam tubuh. Jaringan lemak dalam tubuh merupakan sumber utama

estrogen, jadi jika memiliki jaringan lemak lebih banyak berarti memiliki

estrogen lebih tinggi yang meningkatkan risiko kanker payudara.


2) Pecandu alkohol

Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar darah didalam insulin

darah, seperti faktor pertumbuhan atau insulin like growth factors (IGFs) dan

estrogen. Oleh karena itu alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

3) Perokok berat

Rokok merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara pada perempuan,

rokok mengandung zat-zat kimia yang dapat mempengaruhi organ – organ

tubuh. Menurut penelitian WHO menyatakan setiap jam tembakau rokok

membunuh 560 oranng di seluruh Dunia. Kematian tersebut tidak terlepas

dari 3800 zat kimia yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat

pemicu kanker).

4) Stres

Stres dapat menjadi faktor risiko kanker payudara karena stres

pisikologi yang berat dan terus menerus dapat melemahkan daya tahan tubuh

dan penyakit fisik dapat mudah menyerang.

5) Terpapar zat karsinogen

Zat karsinogen di antaranya yaitu zat kimia, radiasi, dan pembakaran

asap tembakau. Zat karsinogen dapat memicu tumbuhnya sel kanker

payudara (Depkes, 2015).

Faktor risiko yang tidak dapat diubah

1) Faktor genetik atau keturunan

Kanker payudara sering dikatakan penyakit turun temurun, ada dua gen

yang dapat mewarisi kanker payudara maupun ovarium yaitu gen BRCA1

(Brest Care Susceptibility Gene 1) dan BRCA2 (Brest Care Susceptibility

Gene 2) yang terlibat dari perbaikan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Kedua
gen ini hanya mencapai 5% dari kanker payudara, jika pasien memiliki

riwayat kelurga kanker payudara uji gen BRCA dapat dilakukan. Jika

memiliki salah satu atau kedua gen BRCA1 dan BRCA2 risiko terkena kanker

payudara akan meningkat, BRCA1 berisiko lebih tinggi kemungkinan 60%-

85% berisko kanker payudara sedangkan BRCA2 berisiko 40% - 60%

berisiko kanker payudara.

2) Faktor seks atau jenis kelamin


Perempuan memiliki risiko lebih besar mengalami kanker payudara, tetapi

laki-laki juga dapat terserang kanker payudara. Hal ini disebabkan laki-laki

memiliki lebih sedikit hormon estrogen dan progesteron yang dapat memicu

pertumbuhan sel kanker, selain itu payudara laki-laki sebagian besar adalah

lemak, bukan kelenjar seperti perempuan.

3) Faktor usia

Faktor risiko usia dapat menentukan seberapa besar risko kanker

payudara. presentase risiko kanker payudara menurut usia yaitu, dari usia 30-

39 tahun berisiko 1 dari 233 perempuan atau 0,43%, usia 40-49 tahun

berisiko 1 dari 69

perempuan atau 1,4%, usia 50-59 tahun berisiko 1 dari 38 perempuan atau

2,6%, usia 60-69 tahun berisiko 1 dari 27 perempuan atau 3,7%. Jadi,

Semakin tua usia seseorang kemungkinan terjadinya kanker payudara semakin

tinggi karena kerusakan genetik (mutasi) semakin meningkat dan kemampuan

untuk beregenerasi sel menurun.

4) Riwayat kehamilan.

Perempuan yang belum pernah hamil (nullipara) memiliki risiko kanker

payudara lebih tinggi. Pertumbuhan sel payudara pada usia remaja bersifat

imatur (belum matang) dan sangat aktif. Sel payudara yang imatur lebih
rentan mengalami mutasi sel yang abnormal, ketika seseorang hamil akan

mengalami kematuran sel pada payudaranya dan menurunkan risiko kanker

payudara.

5) Riwayat menstruasi

Perempuan yang mendapatkan menstruasi pertama kali sebelum umur 12

tahun (menarche dini) berisiko 2-4 kali lebih tinggi terkena kanker

payudara.

Risiko yang sama juga dimiliki perempuan yang menopause pada usia di atas

55 tahun. Setelah wanita menstruasi akan mengalami perubahan bentuk tubuh

tidak terkecualai payudara, payudara akan mulai tumbuh dan terdapat hormon

yang dapat memicu pertumbuhan sel abnormal.

6) Riwayat menyusui

Perempuan yang menyusui anaknya, terutama selama lebih dari satu

tahun, berisiko lebih kecil menderita kanker payudara. Selama menyusui, sel

payudara menjadi lebih matang (matur). Dengan menyusui mentruasi akan

mengalami penundaan. Hal ini akan mengurangi paparan hormon estrogen

terhadap tubuh sehingga menurunkan risiko kanker payudara.

2.3 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal biasanya massa

tunggal, massa teraba keras dan padat, dapat digerakan atau terfiksasi pada

kulit atau jaringan yang berada dibawahnya, tidak memiliki batasan yang jelas

atau tidak teratur. Tanda lanjutan lainnya berupa adanya rabas pada puting

atau terjadi retraksi pada puting, edema atau cekungan pada kulit, payudara

tidak simetris, dan pembesaran nodus limfe aksila. Pasien yang menderita

Carsinoma mamme biasanya ada yang merasakan nyeri dan ada yang tidak
merasakan nyeri, dan berat badan menurun menunjukan adanya metastase

(Nurarif, 2015).

2.4 Patofisiologi

Faktor predisposisi dan


resiko tinggi hiperplasi
pada sel maameMendesak sel syaraf Interupsi sel syaraf
Gangguan pola tidur (D.0055)
Nyeri (D.0077)

Mendesak jaringan sekitar Mensuplai nutrisi ke jaringan Ca Mendesak pembuluh darah

Aliran darah terhambat


Menekan jaringan pada
Hipermetabolisme ke jaringan Hipoksia
maame
Penurunan hipermetabolisme jaringan
Peningkatan konsistensi maame Penurunan berat badan Nekrosis jaringan

Defisit nutrisi (D.0019) Bakteri patogen

Resiko infeksi
(D.0142)

Peningkatan konsistensi maame Ukuran maame abnormal Kesulitan dalam bergerak


Massa tumor mendesak kejaringan

Mamae ansimetris

Defisit pengetahuan
Gangguan citra
(D.0111)
tubuh (D.0083)
Ansietas (D.0080)

Perfusi jaringan terganggu Infiltrasi pleura peritalr


ulkus

Ekspansi paru menurun


Kerusakan integritas kulit /jaringan Gangguan mobilitas fisik
(D.0129) Pola nafas tidak efektif (D.0054)
(D.0005)

2.5 Klasifikasi

Secara umum jenis kanker payudara dapat dibagi menjadi tiga yaitu

kanker payudara non-invasive, kanker payudara invasive dan kanker payudara


paget’s disease. Uraian lengkapnya sebagai berikut: (Putra, 2015)

Kanker payudara non-invasive

Kanker terjadi pada kantong (tube) susu (penghubung antara alveolus,

kelenjar yang memproduksi susu, dan puting payudara). Jenis kanker ini

biasanya disebut dengan kanker carsinoma insitu, dimana kanker payudara

belum menyebar ke bagian luar jaringan kantong susu.

Kanker payudara invasive

Sel kanker merusak seluruh kelenjar susu serta menyerang lemak dan

jaringan di sekitarnya. Pada tahap ini kanker telah menyebar keluar dari

kantong susu dan menyerang jaringan disekitarnya, bahkan menyebabkan

metastase seperti ke jaringan kelenjar limfe.

Paget’s Disease

Kanker bermula tumbuh di saluran susu, kemudian menyebar ke kulit

areola dan puting. Tandanya terlihat kulit pecah-pecah, memerah, dan

mengeluarkan cairan. Penyembuhan pada jenis kanker ini lebih baik jika tidak

disertai dengan massa.

Klasifikasi kanker payudara menurut stadium dan harapan hidup: (National

Cancer Institute-surveilance, Epidemiology and Result (SEER), 2001 dalam

NANDA, 2015).

Stadium 0

Tidak terbukti adanya tumor primer, tidak ada tumor dalam kelenjar

getah bening region, tidak ada metastase ke bagian lain, dan memeiliki

harapan hidup 99% selama 5 tahun kedepan.

Stadium I

Tumor berukuran kurang atau sama dengan 2 cm, tidak ada tumor dalam
kelenjar getah bening region, tidak ada metastase jauh dan memiliki harapan

hidup 92% selama 5 tahun kedepan.

Stadium IIA

Tumor tidak ditemukan pada payudara, tetapi sel-sel kanker ditemukan

di kelenjar getah bening di ketiak yang terletak di bawah lengan dapat

berpindah- pindah, tidak mengalami metastase jauh dan memiliki harapan

hidup 82% selama 5 tahun kedepan.

Stadium IIB

Tumor berukuran lebih besar dari 2 cm tidak lebih dari 5 cm, sel-sel

kanker ditemukan di kelenjar getah bening di ketiak yang terletak di bawah

lengan dapat berpindah-pindah dan tidak mengalami metastase jauh.

Stadium IIIA

Tumor tidak ditemukan di payudara, tetapi ditemukan di kelenjar getah

bening melekat bersama atau pada struktur yang lain, tidak ada metastase

jauh dan memiliki harapan hidup 47% selama 5 tahun kedepan.

Stadium IIIB

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan

pembengkakan, juga terdapat luka bernanah di payudara atau didiagnosis

sebagai inflammatory breast cancer, menyebar ke kelenjar getah bening dan

memiliki harapan hidup 44% selama 5 tahun kedepan.

Stadium IV

Ukuran tumor sudah tidak dapat ditentukan dan telah menyebar atau

bermetastasis ke lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver, tulang

rusuk, atau organ-organ tubuh lainnya dan memiliki harapan hidup 15%

selama 5 tahun kedepan.


2.6 Pemeriksaan Penunjang

Adapun pmeriksaan penunjang yang dapat dilakukan menurut (Nurarif, 2015)

adalah:

Scan (misalnya, MRI, CT). Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi, metastatik dan

evaluasi. Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red. Mamografi

untuk mendeteksi massa maligna kecil dalam 2 tahun sebelum kanker dapat

dipalpasi. Biopsi untuk mendiagnosis adanya BRCA 1 dan BRCA 2 (Breast Cancer

Susceptibility Gene). USG (ultrasonografi) untuk membedakan lesi solid dan kistik.

Pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan kimia darah.

2.7 Penatalaksanaan

Penanganan pada pasien kanker payudara meliputi:

1) Masektomi

Adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara. Tipe-tipe

mastektomi menurut Martin dan Griffin (2014) terbagi menjadi 7 yaitu:

- Mastektomi radikal luas

Terdiri dari prosedur di atas ditambah eksisi kelenjar limfe mamae internal.

Beberapa bagiaan rusuk harus diangkat untuk mencapai kelenjar mamae

internal. Operasi ini jarang dilakukan.

- Mastektomi radikal (haisted klasik)

Melalui insisi vertikal, seluruh payudara diangkat dengan batas kulit yang

bermakan disekitar puting, areola, dana tumor. Otot pektoralis mayor dan

minor diangkat, vena aksila dipotong. Dalam pembedahan kulit yang tipis
ditinggalkan.

- Mastektomi radikal motivasi

Seluruh payudara dan sebagian besar kelenjar limfe pada aksila diangkat,

vena aksila dipotong, otot pektoralis dipertahankan.

- Mastektomi sederhana (total)

Seluruh payudara diangkat, tetapi kelenjar aksila dan otot pektoralis tidak.

Apabila kanker telah menyebar, aksila diradiasi atau dilakukan mastektomi

radikal.

- Mastektomi sebagian (reseksi segmen, reseksi potongan)

Tumor dan besar segmen disekitar jaringan payudara, dibawah fasia, dan

kulit diatasnya diangkat biasanya sepertiga payudara.

- Lumpektomi, tilektomi atau eksisi lokal

Tumor berukuran 3 cm sampai 5 cm jaringan pada kedua sisi diangkat,

mempertahankan jaringan dan kulit payudara lainnya.

- Mastektomi subkutan

Jaringan payudara, termasuk kedua aksila, diangkatt melalui insisi di bawah

payudara. Semua kulit payudara termasuk puting dan areola serta tonjolan

jaringan kecil dibawah puting, dibiarkan ditempatnya. Implan silikon

disisipkan baik pada saat pembedahan awal atau beberapa bulan sesudahnya.

- Radioterapi

Radioterapi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker

dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh

sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini

mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan

berkurang, warna kulit disekitar payudara menghitam, serta Hb dan leukosit


cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan in biasanya

diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau mastektomi (Putra, 2015).

- Kemoterapi

Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam

bentuk pil, kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker.

Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang

kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari

kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok

karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi (Putra,

2015).

Anda mungkin juga menyukai