Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kanker paling tua pada manusia.
Penyakit kanker payudara telah dikenali sejak zaman Mesir Kuno ±1600 SM. Para ahli
menemukan beberapa kasus yang berhubungan dengan kanker payudara dan cara
penanganannya (Anonim, 2011).
Menurut WHO, sekitar 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini
menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita.
Setiap tahun lebih dari 250000 kasus baru kanker payudara terdiagnosis di Eropa dan kurang
dari 175000 di Amerika Serikat (Anonim, 2011).
Menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara
dan lebih dari 700000 meninggal karenanya. Belum ada data statistik yang akurat di
Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker
payudara menduduki peringkat pertama diantara kanker lainnya yang biasa dialami oleh
wanita (Anonim, 2011).
Kanker payudara merupakan kanker nomor dua terbanyak yang dialami wanita
Indonesia setelah kanker mulut rahim (kanker serviks). Oleh karena itu, memeriksa payudara
merupakan hal yang sangat penting (Manuaba, 2009).
Kanker payudara menduduki tempat kedua dari insidens semua tipe kanker di
Indonesia, baik menurut penyelidikan Bagian Patologi Universitas Indonesia maupun
registrasi yang terbaru dari proyek penelitian registrasi kanker di RS Cipto Mangunkusumo
pada tahun 1975-1978. Penelitian tersebut menemukan 2606 kasus kanker. Kanker serviks
(633 kasus) yang terbanyak, kanker payudara (385 kasus) yang nomor 2 terbanyak, dan
kanker nasofarinks nomor 3 yaitu 282 kasus (Prawirohardjo, 2008).
Umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29 tahun, yang tertua 80-89
tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun, yaitu 130 kasus (Prawirohardjo, 2008).
Secara epidemiologi, orang melihat tendensi penyakit ini familial, artinya seorang
wanita dengan ibu penderita kanker payudara mempunyai kemungkinan lebih banyak
mendapat kanker payudara daripada wanita-wanita dari ibu yang tidak menderita penyakit
tersebut. Wanita yang infertil juga lebih tinggi kemungkinan mendapat kanker
payudara  daripada wanita yang fertil (Prawirohardjo, 2008).
Berdasarkan data di atas, maka makalah ini akan membahas mengenai kanker
payudara dimulai dari definisi hingga penanganan dan pencegahan kanker payudara.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.    Apa definisi kanker payudara?
2.    Bagaimana etiologi kanker payudara?
3.    Bagaimana patofisiologi kanker payudara?
4.    Bagaimana tanda dan gejala kanker payudara?
5.    Bagaimana klasifikasi kanker payudara?
6.    Bagaimana pencegahan kanker payudara?
7.    Bagaimana penanganan kanker payudara?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang hendak dicapai, yaitu:
1.    Diperolehnya definisi kanker payudara.
2.    Diperolehnya etiologi kanker payudara.
3.    Diperolehnya patofisiologi kanker payudara.
4.    Diperolehnya tanda dan gejala kanker payudara.
5.    Diperolehnya klasifikasi kanker payudara.
6.    Diperolehnya pencegahan kanker payudara.
7.    Diperolehnya penanganan kanker payudara.

1.4 MANFAAT PENULISAN

Sebagai bahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan


mengenai kanker payudara.
2

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kanker Payudara


Kanker payudara ialah tumor ganas yang meyerang jaringan payudara, jaringan
payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu) saluran kelenjar (saluran
air susu) dan jaringan penunjang payudara yang dapat menyebabkan kematian.
Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada
wanita,kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat
dikendalikan. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh
tubuh.

2.2 Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab utama munculnya kanker
payudara.Namun ada beberapa faktor resiko yang erat kaitannya dengan terjadinya
kanker payudara, yaitu :
a.       Umur
Meningkatnya resiko kanker payudara sejalan dengan bertambahnya umur.Wanita yang
paling sering terkena kanker payudara adalah di atas 40 tahun, meskipundemikian tidak
berarti wanita dibawah usia tersebut tidak mungkin terkena kanker payudara, hanya
kejadiannya lebih rendah dibandingkan dengan wanita diatas 40 tahun
b.      Riwayat Perkawinan
Riwayat perkawinan dihubungkan dengan paritas, umur melahirkan anak pertama dan
riwayat menyusui anak. Tidak kawin mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggidaripada
wanita yang kawin dan tidak punya anak.Wanita yang melahirkan anak pertama setelah
usia 35 tahun risikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang melahirkan anak
pertama di bawah usia 35 tahun.Menurut penelitian Lapau, dkk di Jakarta menunjukan
wanita yang tidak kawin risikonya 2,7 kali lenih tinggi daripada wanita yang kawin dan
mempunyai anak.37Wanita yang tidak menyusui anaknya mempunyai risiko kanker
payudara dibandingkan wanita yang menyusui anaknya. Fungsi hormon prolaktin adalah
menstimulir terjadinya laktasisehingga kelenjar payudara berfungsi dengan normal dan
menstimulasi sekresi hormon progesterone yang bersifat melindungi wanita terhadap
kanker payudara.
c.       Usia menarche dini
Bila haid pertama datang sebelum usia 12 tahun, maka wanita akan mengalamisirkulasi
hormon estrogen sepanjang hidupnya lebih lama. Hormon estrogen dapat merangsang
pertumbuhan duktus dalam kelenjar payudara. Keterpajanan lebih lama dari hormon

3
estrogen dapat menimbulkan perubahan sel-sel duktus dari kelenjar payudara.Perubahan
tersebut dapat berupa hipertropi dan proliferasi yang abnormal sehinggaakhirnya dapat
berubah menjadi kanker.Menarche kurang dari 12 tahun mempunyai risiko 1,7-3,4 kali
lebih tinggi daripada wanita dengan menarche datang pada usia normal yaitu lebih dari 12
tahun.
d.      Menopause Terlambat
Wanita yang mengalami masa menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun,risikonya 2,5
hingga 5 kali lebih tinggi dari pada wanita yang masa menopausenya kurang dari 55
tahun.Penelitian Azamris di Rumah Sakit Dr.M.Djamil Padang tahun 1998-2000 Faktor
menopause didapatkan memiliki risiko 1,89 kali (CI 1,71- 2,06). Hal ini menunjukkan
bahwa kanker payudara lebih sering mengenai wanita usia menopause.
e.       Menderita Tumor Jinak Payudara
Wanita yang pernah operasi tumor jinak payudara risikonya 2,5 kali lebih tinggidaripada
wanita yang tidak pernah memiliki tumor jinak payudara. Wanita dengan karsinoma satu
payudara mempunyai peningkatan risiko menderita karsinoma pada payudara sisi yang
lain.
f.       Riwayat Keluarga
Wanita yang memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara (ibu,
saudaraperempuan ibu, adik atau kakak perempuan) risikonya 2-3 kali lebih tinggi
daripadawanita yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara.Risiko
bagi keluarga wanita dari seorang wanita yang menderita kanker hanyapada satu
payudara sedikit lebih besar dibandingkan populasi wanita yang tidakmenderita kanker.
g.      Obesitas
Orang dewasa yang memiliki berat badan berlebihan (obesitas) berisiko terhadapkanker
payudara. Risiko ini disebabkan oleh lemak yang berebihan dalam darah meningkatkan
kadar estrogen dalam darah, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan sel-sel
kanker.Menurut laporan Nagi dan Lee moffit yang dikutip oleh Luwia
( 2004)menunjukan bahwa perempuan yang mengalami peningkatan berat badan pada
usia 30 tahun, dan yang lemak tubuhnya lebih banyak berada ditubuh bagian atas, tidak
hanya memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker payudara, tetapi juga memiliki
risiko yang lebih besar untuk meninggal akibat kanker itu.
h.      Alkohol dan rokok
Wanita peminum alkohol berisiko 5 kali lebih tinggi daripada wanita tidakpeminum
alkohol. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa alkohol dapat meningkatkanestrogen
sedangkan wanita perokok berisiko 2 kali lebih tinggi daripada wanita tidak perokok.

2.3 Patofisiologi
1. Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.

4
2.    Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi
ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen.
3.    Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.
Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu
diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan.
4.    Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara.
Beberapa diantaranya disertai dengan komplikasi lain (Anonim, 2012).

2.4 Tanda dan Gejala


Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa
berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan ini
berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu. Berikut merupakan gejala
kanker payudara, yaitu:
1.    Benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran.
2.    Kulit payudara berubah warna (dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit
jeruk).
3.    Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Bila tumor sudah besar, salah satu puting susu
tiba-tiba lepas atau hilang.
4.    Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang timbul.
5.    Kulit payudara terasa seperti terbakar.
6.    Payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa menyusui.
7.    Adanya borok (ulkus). Ulkus akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat
menghancurkan seluruh payudara.
8.    Payudara sering berbau dan mudah berdarah (Anonim, 2009).

2.5 Klasifikasi
Ada 2 macam klasifikasi kanker payudara, yakni klasifikasi patologik dan klasifikasi
klinik.
1.    Klasifikasi Patologik
a.    Kanker puting payudara (Paget’s disease).
Paget’s disease adalah bentuk kanker yang dalam taraf permulaan manifestasinya sebagai
eksema menahun puting susu, yang biasanya merah dan menebal.
b.    Kanker duktus laktiferus: papillary, comedo, adeno carcinoma dengan banyak fibrosis
(scirrhus), medullary carcinoma dengan infiltrasi kelenjar.
c.    Kanker dari lobulus.
Ini yang timbul sering sebagai carcinoma in situ denga lobulus yang membesar.
2.    Klasifikasi Klinik
5
Kanker payudara, di samping klasifikasi patologik, juga mempunyai klasifikasi klinik.
Sebelum 1968, di klinik bedah sering dipakai klasifikasi Steinthal.
a.    Stadium I           : Kanker payudara sampai 2 cm besarnya dan
tidak mempunyai anak sebar.
b. Stadium II          : Kanker payudara 2 cm atau lebih dengan
mempunyai anak sebar di kelenjar ketiak.
c.    Stadium III         : Kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak
sebar di kelenjar ketiak, infra dan supraklavikular; atau infiltrasi ke fasia pektolaris atau
ke kulit; atau kanker payudara yang apert (memecah ke kulit).
d.    Stadium IV        : Kanker payudara dengan metastasis jauh,
misalnya ke tengkorak, atau tulang punggung, atau paru-paru, atau hati dan panggul
(Prawirohardjo, 2008).

2.6 Pencegahan
Pencegahan Primordial
Upaya ini dimaksudkan dengan memberi kondisi pada masyarakat yang
memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan
faktor risiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat kompleks dan tidak hanya merupakan
upaya dari pihak kesehatan saja, misalnya menciptakan prakondisi sehingga masyarakat
merasa bahwa rokok itu suatu kebiasaan yang kurang baik, dan mempromosikan program
berolahraga secara teratur serta melakukan salah satu bentuk promosi kesehatan yang
ditujukan pada orang yang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan agar orang hidup sehay melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan
pada berbagai faktor risiko. Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan
SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga
memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu. Pencegahan sekunder
dilakukan dengan melakukan deteksi dini, salah satunya dengan menggunakan
mammografi.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan

6
stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita (Anonim, 2012).

2.7 Penanganan
Pola pengobatan kanker payudara tergantung pada stadium tumor. Keberhasilan
pengobatan kanker payudara bergantung pada stadiumnya. Semakin dini
ditemukansemakin mudah disembuhkan.
Terdapat 3 cara pengobatan yang sudah dibakukan yaitu:
1.      Operasi
Tindakan pengobatan dapat diakukan dengan Operasi yang dilakukan
denganmengambil sebagian atau seluruh payudara. Cara pengobatan ini bertujuan
untukmembuang sel-sel kanker yang ada di dalam payudara.
Jenis-jenis operasi yang dilakukanuntuk mengobati kanker payudara adalah sebagai
berikut:
a.       Lumpektomi
Lumpektomi merupakan operasi pengangkatan sebagian dari payudara
dimanapengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan
seluruhpayudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Biasanyalumpektomi direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari
2cm dan letaknya dipinggir payudara.
b.      Mastektomi
Mastektomi merupakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat seluruhPayudara
beserta kankernya, kadang-kadang beserta otot dinding dada.
c.       Operasi Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Operasi ini biasanya dilakukan jika sudah ada penyebaran kanker dari payudarake
kelenjar getah bening di ketiak.
2.      Radioterapi
Radioterapi merupakan pengobatan dengan melakukan penyinaran kedaerah
yangterserang kanker, dengan tujuan untuk merusak sel-sel kanker. Pemilihan jenis
radioterapiyang digunakan didasarkan pada lokasi kanker, hasil diagnosis, dan stadium
kanker.Radioterapi dapat dilakukan sesudah operasi ataupun sebelum operasi.
3.       Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pilcair,
kapsul atau infus yang bertujuan membunuh sel kanker tidak hanya pada payudaratapi
juga seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntahserta
rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.Efek
samping ini dapat dikontrol dengan pemberian obat. Kemoterapi biasanya diberikan1-2
minggu sesudah operasi. Namun untuk tumor yang terlalu besar, sebaiknya
dilakukankemoterapi praoperasi.
4.      Terapi Hormonal

7
Terapi hormonal adalah bila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh.Terapi
hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemotherapinya karena efeklebih
lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua kanker peka terhadap
terapihormonal. Terapi hormonal merupakan terapi utama pada stadium IV.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai kanker payudara, maka dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut:
1.    Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara.
Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya
2.    Etiologi kanker payudara tidak diketahui tetapi ada faktor predisposisi yang
menyertainya yaitu keturunan, usia yang makin bertambah, tidak memiliki anak, kehamilan
pertama pada usia di atas 30 tahun, periode menstruasi yang lebih lama dan faktor hormonal.
3.    Tahapan patofisiologi kanker payudara yaitu transformasi, fase inisiasi, fase
promosi, dan fase metastasis.
4.    Tanda dan gejala kanker payudara adalah terdapatnya benjolan dan kulit berubah
warna, nyeri hilang timbul.
5.    Klasifikasi kanker payudara terdiri dari klasifikasi patologik dan klasifikasi klinik.
6.    Pencegahan kanker payudara terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
7.    Penanganan kanker payudara diantaranya adalah mastektomi, radiasi, kemoterapi,
dan lintasan metabolisme.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka disarankan untuk kita bahwa
sebaiknya melakukan pencegahan dengan cara pendektesian dini agar mengurangi risiko
terkena kanker payudara dan mengatur pola hidup kita dengan teratur dan bersih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.                  2009.                          Kanker                              Payudara.
(http://www.google.com/kanker-payudara.pdf)     diakses     tanggal  17
Oktober 2012. Makassar.
Anonim. 2011.  Kanker  Payudara.   (http://www.google.com/pharmaceuticals)
diakses tanggal 17 Oktober 2012. Makassar.
Anonim. 2011. Kanker Payudara. (http://www.google.com/bab_2.pdf) diakses
tanggal 16 Oktober 2012. Makassar.
Anonim.                     2012.                            Kanker                         Payudara.
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kanker_payudara) diakses   18   Oktober
2012. Makassar.
Manuaba Ida Ayu Chandranita, dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Manuaba    Ida     Ayu       Chandranita,  dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan,  dan  KB  untuk  Pendidikan Bidan. Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Prawirohardjo Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Edisi 2. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta

Bobak., Lowdwrmilk., Jensen., dan Wijayarini M., 2005. Buku Ajar keperawatan Maternitas
Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC.
BreastHealth UK. 2010. Breast Cancer : Advances in Risk Assessment. Practice Nursing
2010, vol 21, No 10.
Lowdermilk, D. L., Shanon E. P., Irene M. B. 2000. Maternity and women’s Healtyh Care
Seventh Edition. St. Louis, Missouri : Mosby, Inc.
Mardiana, Lina. 2007. Kanker pada Wanita, Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman
Obat. Jakarta : Peneber Swadaya.
Swart, R., 2011. Breast Cancer Risk Factors. Medscape Reference.
Tapan, 2005, Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Wiknjosastro, N., Saifuddin, A. B., Rachimhadhi, T., 2007. Ilmu kandungan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

10

Anda mungkin juga menyukai