100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
120 tayangan61 halaman
Vitamin dan hematinik adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil tetapi penting untuk berbagai fungsi metabolisme. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan tubuh, termasuk vitamin A, B kompleks, C, D, E, dan K. Vitamin diperoleh dari makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan suplemen. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Vitamin dan hematinik adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil tetapi penting untuk berbagai fungsi metabolisme. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan tubuh, termasuk vitamin A, B kompleks, C, D, E, dan K. Vitamin diperoleh dari makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan suplemen. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Vitamin dan hematinik adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil tetapi penting untuk berbagai fungsi metabolisme. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan tubuh, termasuk vitamin A, B kompleks, C, D, E, dan K. Vitamin diperoleh dari makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan suplemen. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
VITAMIN • Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. • Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus fungsi yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. • Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. • Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. • Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B. Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. • Sumber berbagai vitamin ini dapat berasal dari makanan, seperti buah-buahan, sayuran, dan suplemen makanan • Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. • Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis • Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh. Vitamin A • Nama Biokimia (Vitaminer) : Retinal, Retinol, Carotenoids • Fungsi : Penting untuk indra penglihatan, menjaga kesehatan Kulit dan imunitas Tubuh • Penyakit akibat kekurangannya : Rabun Senja, Katarak, Hyperkeratosis (benjolan putih pada folikel rambut), Keratomalacia (Perusakan Kornea) • Sumber Makanan Vitamin A : Buah-buahan berwarna Merah dan Kuning (Wartel, Cabe Merah, Pisang, Pepaya), Susu, Margarine, Hati dan Ginjal, Sayuran yang berwarna Hijau dan Kuning. Vitamin B1 • Nama Biokimia (Vitaminer) : Thiamine • Fungsi : Penting untuk system saraf dan fungsi jantung, Mencegah penyakit beri-beri • Penyakit akibat kekurangannya : Daya tahun tubuh berkurang, Penyakit Beri-beri, kurang nafsu makan, kulit kering, kulit bersisik, susah buah air besar. • Sumber Makanan Vitamin B1 : Gandum, kacang hijau, kacang kedelai, daging, susu, roti, tepung, ikan, daging tanpa lemak, ayam dan lain sebagainya. Vitamin B2 • Nama Biokimia (Vitaminer) : Riboflavin • Fungsi: Penting untuk Kulit, Pertumbuhan jaringan tubuh, mencegah kepekaan mata terhadap cahaya • Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Ariboflavinosis, Turunnya daya tahan tubuh, kulit kering, kulit bersisik, mulut kering, bibir pecah- pecah. • Sumber Makanan Vitamin B2 : Susu, Pisang, Kacang hijau, asparagus, sayuran hijau yang berdaun, daging tanpa lemak. Vitamin B3 • Nama Biokimia (Vitaminer) : Niacin, Niacinamide • Fungsi : Membantu makanan menjadi energi, membantu sistem saraf, mencegah penyakit pellagra, mencegah berkurangnya nafsu makan • Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Pellagra (Penyakit karena kurang makan), insomnia mual-mual, badan lemas, otot mudah keram dan kejang. • Sumber Makanan Vitamin B3 : Telur, Roti, daging ayam, daging sapi, ikan (tuna dan salmon), Sayur- sayuran, berdaun, asparagus, hati, ragi, susu, Avokado, Brokoli. Vitamin B5 • Nama Biokimia (Vitaminer) : Pantothenic acid (Asam Pantotenat) • Fungsi : Membantu pemecahan nutrisi makanan (terutama pada lemak), menjaga komunikasi sistem saraf dan otak, memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. • Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Paresthesia, Otot mudah kram, sulit tidur, kulit kering dan bersisik. • Sumber Makanan Vitamin B5 : Brokoli, Avokado, daging, Sayur-sayuran. Vitamin B6 • Nama Biokimia (Vitaminer) : Pyridoxine (Pridoksin) • Fungsi : Penting kesehatan gigi dan gusi, penting untuk sel-sel darah merah dan sistem saraf, memproduksi antibodi. • Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Anemia (kekurangan darah), Gangguan sistem saraf • Sumber Makanan Vitamin B6 : Daging, Pisang, sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Vitamin B7 • Nama Biokimia (Vitaminer) : Biotin • Fungsi : Membantu reaksi biokimia pada tubuh seperti transfer karbondioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak. • Penyakit akibat kekurangannya : Dermatitis, Enteritis, depresi, nusea, anemia dan kerontokan rambut. • Sumber Makanan Vitamin B7 : Daging, kuning telur, pisang, kacang-kacangan, ragi dan gandum. Vitamin B9 • Nama Biokimia (Vitaminer) : Folic acid (Asam Folat) • Fungsi : Mencegah kecacatan pada janin, membantu tubuh dalam proses metobolisme protein yang berlangsung, membangun sel-sel darah merah yang sehat, menurunkan resiko penyakit jantung. • Penyakit akibat kekurangannya : Kecacatan pada janin • Sumber Makanan Vitamin B9 : Bayam, Kacang polong, biji Bunga matahari, kentang, tomat, jeruk, Telur dan hati. Vitamin B12 • Nama Biokimia (Vitaminer) : Cyanocobalamin, hydroxycobalamin, methylcobalamin • Fungsi : Menjaga kesehatan sistem saraf, mencegah penyakit anemia dan penting untuk pertumbuhan bagi anak-anak. • Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Anemia (Kurang darah), cepat lelah. • Sumber Makanan Vitamin B12 : Ikan, daging, telur, susu, hati. Vitamin C • Nama Biokimia (Vitaminer) : Ascorbic acid (Asam Askorbat) • Fungsi : Penting untuk kesehatan gigi dan gusi serta tulang, Membentuk sel-sel tubuh dan pembuluh darah, mencegah penyakit kudis, meningkatkan daya tahan tubuh, sebagai antioksidan. • Penyakit akibat kekurangannya : Lidah pecah- pecah, berkurangnya energi / cepat lelah, penyakit kudis, penyakit sariawan, anemia. • Sumber Makanan Vitamin C : Jeruk, Tomat, arbei, Strawberry, asparagus, kol, susu, mentega dan ikan. Vitamin D • Nama Biokimia (Vitaminer) : Cholecalciferol, Ergocalciferol (Kalsiferol) • Fungsi : Penting untuk Gigi dan tulang, membantu tubuh menggunakan Kalsium dan Phospor, mencegah penyakit rakitis (pelunakan tulang pada anak-anak). • Penyakit akibat kekurangannya : Rheumatoid arthritis (radang sendi), Penyakit Osteomalasia (hilangnya unsur fosfor dan kalsium secara berlebihan), diabetes, Penyakit Rahkitis. • Sumber Makanan Vitamin D : Ikan, telur, hati, Jamur, Kedelai, Susu, udang, tiram. Paparan sinar Matahari. Vitamin E • Nama Biokimia (Vitaminer) : Tocopherols, Tocotrienols • Fungsi : Penting untuk fungsi darah, mencegah asam lemak yang berlebihan, menjaga jaringan kesehatan kulit, mata, darah merah dan hati, Sebagai antioksidan alami, melindungi paru-paru dari polusi udara. • Penyakit akibat kekurangannya : kemandulan, gangguan saraf dan otot. • Sumber Makanan Vitamin E : minyak sayur, gandum, padi-padian, ikan, ragi, kuning telur. Vitamin K • Nama Biokimia (Vitaminer) : Phylloquinone, Menaquinones • Fungsi : membantu metabolisme tubuh dan mencegah penyakit diabetes, menekan proses pendarahan akibat pemakain senyawa aspirin atau antibiotik berlebihan, menurunkan risiko terkena penyakit osteoporosis. • Penyakit akibat kekurangannya : menghambat pembekuan darah, menurunnya kepadatan tulang. • Sumber Makanan Vitamin K : Sayuran berdaun hijau, avocado, kiwi. VITAMIN LARUT AIR • Vitamin larut air terdiri dari vitamin B kompleks dan C. Vitamin B kompleks mencakup sejumlah vitamin dengan rumus kimia dan efek biologik yang sangat berbeda yang digolongkan bersama karena dapat diperoleh dari sumber yang sama antara lain hati dan ragi. Vitamin C (asam askorbat) terutama didapatkan pada buah jeruk. Vitamin B Kompleks 1. Tiamin (vitamin B1) • Tiamin merupakan kompleks molekul organik yang mengandung satu inti tiazol dan pirimidin. • Farmakokinetik dan Fisiologi. Pada dosis kecil tau dosis terapi tiamin tidak memperlihatkan efek farmakodinamik yang nyata. Tiamin berperan dalam metabolisme karbohidrat, pemberian dosis besar tidak mempengaruhi kadar gula darah. Tiamin pirofosfat adalah bentuk aktif tiamin berfungsi sebagai koenzim dalam karboksilasi asam pirufat dan asam ketoglutarat. • Fungsi : Metabolisme antara pada banyak reaksi penting, misalnya metabolisme karbohidrat berperan sebagai koenzim dalam dekarboksilasi asam-asam alfa keto. • Defisiensi tiamin : Defisiensi berat menimbulkan penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem saraf dan kardiovaskular. Gejala yang timbul berupa pada sistem kardiovaskular dapat berupa gejala insufisiensi jantung antara lain sesak napas setelah kerja jasmani, palpitasi, takikardi, gangguan ritme serta pembesaran jantung dan perubahan elektrokardiogram. • Farmakokinetik : Absorpsi per oral berlangsung dalam usus halus dan duodenum, maksimal 8-15 mg/hari yang dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. • Kontraindikasi : Hipersensitivitas • Efek samping : Tidak menimbulkan efek toksik bila diberikan per oral dan bila kelebihan tiamin cepat diekskresi melalui urin. • Indikasi : Pencegahan dan pengobatan defisiensi tiamin dengan dosis 2-5mg/hari untuk pencegahan defisiensi dan 5-10mg tiga kali sehari untuk pengobatan. Tiamin berguna untuk pengobatan berbagai neuritis yang disebabkan oleh defisiensi tiamin misalnya pada (1) neuritis alkoholik yang terjadi karena sumber kalori hanya alkohol saja, (2) wanita hamil yang kurang gizi, (3) pasien emesis gravidarum. 2. Riboflavin (Vitamin B2) • Riboflavin merupakan zat yang berwarna kuning yang terdapat dalam susu, dan dinamakan laktokrom. Zat yang sama ditemukan pula dalam daging, hati, ragi, telur, dan berbagai sayur- sayuran dan disebut sebagai flavin. • Fungsi : Koenzim untuk berbagai flavoprotein respirasi. • Farmakodinamik : Pemberian riboflavin baik secara oral maupun parenteral tidak memberikan efek farmakodinamik yang jelas. • Defisiensi Riboflavin : Keadaan ini ditandai dengan gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut (Stomatitis angularis), glositis, lidah berwarna merah dan licin. Gejala pada mata adalah fotofobia, lakrimasi, gatal, dan panas. • Farmakokinetik : Pemberian secara oral atau parental diabsorpsi baik dan didistribusi merata keseluruh jaringan. • Indikasi : Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai pelagra atau defisiensi vitamin B kompleks lainnya. Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari. • Kontraindikasi : Hipersensitivitas. 3. Asam Nikotinat (Vitamin B3) • Dikenal sebagai faktor PP (pellagra preventive) karena dapat mencegah penyakit pelagra pada manusia atau penyakit lidah hitam pada hewan. Sumber alami vitamin ini adalah hati, ragi, dan daging. • Farmakokinetik dan Efek Samping : Niasinamid berefek antipelagra, berperan dalam metabolisme sebagai koenzim untuk berbagai protein yang penting dalam respirasi jaringan. Pada pemberian dosis besar dapat menurunkan kadar kolestrol dan asam lemak bebas dalam darah. • Efek samping : terjadi kenaikan kadar asam urat dalam darah, gangguan fungsi hati, gangguan lambung berupa mual sampai muntah serta peningkatan motilitas usus. • Defisiensi Niasin : Kulit mengalami erupsi eritematosa, bengkak dan merah, pada saluran cerna terjadi lidah membengkak, merah, stomatitis, mual, muntah, dan enteritis. Gejala gangguan SSP berupa sakit kepala, insomnia, bingung, dan kelainan psikis seperti halusinasi, delusi, dan demensia pada keadaan lanjut. • Farmakokinetik : Mudah diabsorpsi melalui semua bagian saluran cerna dan didistribusi keseluruh tubuh. Ekskresinya melalui urin sebagian kecil dalam bentuk utuh dan sebagian lainnya dalam bentuk berbagai metabolitnya. • Indikasi : Profilaksis dan pengobatan pelagran (10-50 mg/hari), hiperlipidemia. • Kontraindikasi : Hipersensitivitas. 4.Piridoksin (vitamin B6) • Sumbernya yaitu ragi, biji-bijian (gandum, jagung dan lain-lain) dan hati. Dalam alam vitamin ini terdapat dalam tiga bentuk yaitu piridoksin (berasal dari tumbuh-tumbuhan) serta piridoksal dan piridoksamin. • Farkodinamik dan fisiologi : Pemberian piridoksin secara oral dan parentral tidak menunjukkan efek farmakodinamik yang nyata. Piridoksal fosfat dalam tubuh merupakan koenzim yang berperan penting dalam metabolisme. • Farmakokinetik : Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorpsi melalui cerna. Metabolit terpenting dari ketiga bentuk tersebut adalah 4-asam piridoksat. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal. • Efek Samping : Piridoksin dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalam dalam dosis antara 50mg-2g per hari unuk jangka panjang. Gejala awal dapat berupa sikap yang tidak stabil dan rasa kebas pada kaki, diikuti dengan tangan dan sekitar mulut. Dan gejala dapat berangsur hilang setelah beberapa bulan bila asupan pirioksin. • Indikasi : Untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat misalnya isoniazid, sikloserin, hidralazin, penisilamin yang bekerja sebagai antagonis piridoksin dan meningkatkan ekskresinya melalui urin. • Kontraindikasi : Hipersensitivitas. 5. Asam pantotenat (vitamin B5) • Farmakodinamik : Bersifat nontoksik, defisiensinya dapat ditimbulkan dengan memberikan diet yang mengandung antagonis asam pantotenat. Sindroma yang terjadi berupa kelelahan, rasa lemah, gangguan saluran cerna, gangguan otot berupa kejang pada ekstremitas dan parestesia. • Farmakokinetik : Pada pemberian oral, pantotenat dapat diabsorpsi dengan baik, didistribusi ke seluruh tubuh dengan kadar 2- 45g/g. Dan dapat diekskresi dalam tubuh melalui urin dan tinja. 6. Asam Folat (Vitamin B9) • Fungsi : Membantu pembentukan materi genetik dan protein untuk inti sel. Membantu fungsi usus halus dan mencegah anemia tertentu. • Indikasi : Anemia Pernisiosa 7. Biotin (vitamin H) • Defisiensinya timbul bila diet terdiri dari putih telur mentah sebagai sumber protein atau diberikan antimetabolit biotin. Gejala yang timbul pada manusia antara lain dermatitis, sakit otot, rasa lemah, anoreksia, anemia ringan dan perubahan EKG. Biotin berfungsi sebagai koenzim pada berbagai reaksi karboksilasi. Sumber utamanya yaitu kuning telur, hati dan ragi. 8. Kolin • Fungsi dari kolin adalah dalam metabolisme intermedier yaitu sebagai donor metil dalam pembentukan berbagai asam amino essensial. • Efek farmakologik kolin mirip dengan asetilkolin tetapi dengan potensi lebih kecil. Defisiensi kolin timbul bila asupan kolin dan protein termasuk metionin dibatasi. Gejala yang timbul berupa kenaikan kadar lemak dalam hati dan sirosis hepatis, kelainan ginjal degeneratif. Penggunaan kolin terutama sebagai zat lipotropik dalam pengobatan penyakit hati seperti sirosis hepatis dan hepatitis. Akan tetapi, efektifitas diragukan. Sediaan yang digunakan berupa kolin, kolin bitatrat, kolin dehidrogen sitrat, dan kolin klorida. 9. Inositol • Inositol merupakan isomer glukosa dan dalam badan mudah berubah menjadi glukosa, sebaliknya glukosa pun mudah berubah menjadi inositol. • Pemberian inositol tidak menimbulkan efek farmakodinamik yang nyata, sedangkan fungsinya dalam tubuh belum diketahui. Inositol merupakan bagian dari fosfolipid dan fosfatidilinositol. Asam Askorbat (Vitamin C) • Farmakodinamik Asam askorbat meningkatkan aktivitas enzim amidase yang berperan dalam pembentukan hormon oksitosin dan hormon antidiuretik. Dengan mereduksi ion feri menjadi fero dalam lambung, vitamin C meningkatkam absorpsi besi. Pada jaringan, fungsi utama vitamin C ialah dalam sintesis kolagen proteoglikan zat organik matriks antarsel lain misalnya pada tulang, gigi, endotel kapiler. Pemberian vitamin C pada keadaan normal tidak menunjukkan efek farmakodinamik yang jelas. Tetapi pada keadaan defisiensi, pemberian vitamin C akan menghilangkan gejala penyakit dengan cepat. • Defisiensi Vitamin C : Gejala awal hipovitaminosis C adalah malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia, pendarahan hidung. Pada tulang yang sedang tumbuh dapat terjadi gangguan pertumbuhan, pembengkakan pada ujung tulang panjang akibat pendarahan subperiosteum serta osteoporosis pada orang dewasa. • Farmakokinetik : Vitamin C mudah diabsorpsi melalui saluran cerna. Distribusinya luas keseluruh tubuh dengan kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan jaringan lemak. Ekskresi melalui urin. • Indikasi : Mencegah dan mengobati defisiensi vitamin C, mempercepat penyembuhan luka dan luka bakar. • Efek Samping : Sakit kepala, letih, ngantuk, mual, nyeri ulu hati, muntah, dan diare. VITAMIN LARUT LEMAK • Vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) diabsorpsi dengan cara yang kompleks dan sejalan dengan absorpsi lemak. Dengan demikian keadaan-keadaan yang menyebabkan gangguan absorpsi lemak seperti defisiensi asam empedu, ikterus, dan enteritis dapat mengakibatkan defisiensi satu atau mungkin semua vitamin golongan ini. 1. Retinol (Vitamin A) • Vitamin A terutama terdapat pada bahan yang berasal dari hewan seperti mentega, telur, hati, daging, minyak hati ikan. Sebagian besar vitamin A dalam makanan berasal dari karotenoid, terutama dalam bentuk α, β, dan γ-karoten. Karoten banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau atau kuning. • Farmakodinamik : Vitamin A dosis kecil tidak menunjukkan efek farmakodinamik yang berarti. Sebaliknya pemberian dosis besar vitamin A menimbulkan keracunan. Defisiensi vitamin A yang sangat berat dapat menyebabkan kebutaan. • Farmakokinetik : Vitamin A diabsorpsi sempurna melalui usus halus dan kadarnya dalam plasma mencapai puncak setelah 4 jam, tetapi absorpsi dosis besar vitamin A kurang efisien karena sebagian akan keluar melalui tinja. Metabolit vitamin A diekskresi melalui urin dan tinja. • Indikasi : Untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A. Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapat meningkatkan efektivitas vitamin A dan mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A. • Interaksi : Jika tidak ada indikasi yang spesifik, dosis besar vitamin A sebaiknya dihindari pada pasien yang mendapat pengobatan antikoagulan. 2. Kalsiferol (Vitamin D) • Fungsi : Meningkatkan pemakaian fosfor dan kalsium. Penting untuk kesehatan tulang dan gigi. • Mekanisme Kerja : - Memudahkan absorpsi ion kalsium dan fosfat oleh usus halus - Menurunkan ekskresi ion kalsium dan fosfat diginjal. • Indikasi : - Profilaksis (mencegah) dan penyembuhan rakitis nutrisional. - Pengobatan rakitis metabolik dan osteomalosis. - Pengobatan hipoparatiriodisme. - Pencegahan dan pengobatan osteoporosis. • Farmakokinetik : Absorpsi vitamin D melalui saluran cerna cukup baik. 3. Tokoferol (Vitamin E) • Vitamin E antara lain didapatkan pada telur, susu, daging, buah-buahan, kacang-kacangan, dan sayur- sayuran (selada dan bayam). Tokoferol rusak bila terkena udara atau sinar ultraviolet. Vitamin E dipasarkan sebagai campuran tokoferol. • Fungsi : Melindungi asam-asam lemak dan meningkatkan pembentukan dan fungsi sel-sel darah merah, otot dan jaringan lain. • Mekanisme Kerja : - Menghambat aktivasi platelet dan pelekatan leukosit. - Menghambat pembentukan nitrosamin yang karsinogenik. - Mengubah proses terjadinya tumor • Indikasi : - Hemoragi (pendarahan) - Anak dengan fibrosis kistik (50-200 mg/kg/hari) - Distrofi otot - Terapi tambahan pada jantung koroner (400 unit/hari) - Terapi tambahan pada kanker. • Farmakokinetik : Vitamin E diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam darah terutama terikat dengan beta-lipo- protein dan didistribusi ke semua jaringan. Kebanyakan vitamin E diekskresikan secara lambat ke dalam empedu, sedangkan sisanya diekskesikan melalui urin sebagai glukuronida dari asam tokoferonat atau metabolit lain. 4. Koagulation Vitamin (Vitamin K) • Vitamin K1 yang digunakan untuk pengobatan, terdapat pada kloroplas sayuran berwarna hijau dan buah- buahan. Vitamin K2 disintesis oleh bakteri usus terutama oleh bakteri Gram-positif. Vitamin K sintetik yaitu vitamin K3 (menadion) merupakan derivat naftokuinon, dengan aktivitas yang mendekati vitamin K alam. • Fungsi : Penting untuk pembekuan darah dan kofaktor yang penting untuk sistem enzim mikrosom. • Mekanisme Kerja : Meningkatkan biosintesis faktor II (protrombin), faktor VII, faktor IX, dan faktor X. • Indikasi : Kekurangan vitamin K pada pasien yang sedang menerima nutrisi parenteral (150 mikrogram/hari) • Efek Samping & Toksisitas : Vitamin K dapat menimbulkan anemia hemolitik, hiperbilirubinemia, dan kernikterus pada bayi baru lahir, khususnya bayi premature. Toksisitas : terbukti tidak toksik meskipun diberikan 500 kali lebih banyak dari dosis seharusnya • Farmakokinetik :. Absorpsi vitamin K melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya. Vitamin K alam dan sintetik diabsorpsi dengan mudah setelah penyuntikan IM. Metabolisme vitamin K didalam tubuh tidak banyak diketahui. Pada urin dan empedu hampir tidak ditemukan bentuk bebas, sebagian besar dikonjugasi dengan asam glukuronat. • Defisiensi vitamin K : Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa factor pembekuan darah, sehingga waktu pembekuan darah memanjang dan dapat terjadi pendarahan secara spontan. ASUPAN VITAMIN YANG BERLEBIHAN Asupan vitamin yang berlebihan dapat disebabkan karena 1. Penggunaan vitamin dalam jumlah besar, baik untuk tujuan pencegahan maupun pengobatan penyakit yang tidak jelas berhubungan dengan defisiensi vitamin. 2. Penggunaan vitamin secara rutin dengan jumlah yang jauh melebihi AKG karena adanya anggapan bahwa vitamin dapat memberikan tambahan energi dan membuat seseorang lebih sehat. 3. Banyaknya sediaan yang mengandung satu macam vitamin atau beberapa macam vitamin (multivitamin) dalam jumlah yang besar yang dinyatakan sebagai suplementasi makanan dan dapat dibeli tanpa resep dokter. HEMATINIK Pengertian • Hematinik adalah obat yang khusus digunakan untuk menstimulir atau memperbaiki proses pembentukan sel darah merah (erythropoesis) Sel darah merah (eritrosit) di bentuk dalam sumsum tulang yang pipih, dimana mutlak dibutuhkan beberapa zat penting tertentu seperti besi, vitamin B12, dan asam folat. • Besi berfungsi untuk pembentukan hemoglobin/Hb (zat warna darah). Sedangkan vitamin B12 dan asam folat berfungsi untuk proses erythropoesis. Zat-zat tersebut diserap dari makanan dan di timbun dalam jaringan terutama hati dan sumsum tulang. • Vitamin B12 dan asam folat disintesis pula dalam usus besar oleh bakteri, tetapi tidak dapat diserap lagi dari tempat itu oleh tubuh. Pada ibu hamil biasanya dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat bertujuan untuk pembentukan otak janin. Anemia • Anemia adalah suatu keadaan kronis dimana kadar Hb dan atau jumlah sel darah merah berkurang. • Seseorang dikatakan anemia bila kadar Hb < 8 mmol/liter (pria), dan Hb < 7 mmol/l (wanita). Jenis-jenis anemia 1. Anemia Hipokromik (Anemia sekunder), yaitu anemia yang disebabkan karena defisiensi besi (Fe). Sering disebabkan oleh perdarahan di lambung dan usus, naiknya kebutuhan tubuh (haid, hamil, dan nifas), serta berkurangnya resorbsi dari usus halus. Ciri-ciri dari jenis anemia ini adalah bila dilihat dari mikroskop, maka sel darah merahnya tampak kecil- kecil. 2.Anemia Megaloblastik / Hiperkromik (Anemia primer), yaitu anemia akibat defisiensi vitamin B12 atau asam folat. Ciri-cirinya bila dilihat dari mikroskop, maka sel darah merahnya akan tampak besar-besar. A. Antianemia hipokromik 1. Fe dan garam-garamnya • Penyerapannya melalui saluran pencernaan di duodenum (usus 12 jari), diserap dalam bentuk ferro mukosa (di ubah menjadi ion ferri dalam usus halus). transport melalui sel mukosa usus secara transport aktif. • Jika cadangan tinggi dan kebutuhan rendah, maka kelebihan zat besi diubah menjadi feritin kemudian disimpan, sebaliknya = Zat besi yang baru diserap segera diangkut dari sel mukosa usus ke sumsum tulang untuk erythropoesis. • Faktor yang meningkatkan penyerapan besi adalah: 1. Pada kondisi defisiensi besi (Fe). 2. Adanya ion kobal, inosin, etiomin, HCI, suksinat dan senyawa lain. 3. Berkurangnya zat besi dan meningkatnya erythropoesis. • Faktor yang menurunkan penyerapan besi adalah: Terdapat fosfat, antasida. Efek Samping • Oral = intoleransi seperti mual, sulit buang air besar, diare, kolik, dan nyeri lambung. • I.M = Terasa sakit pada tempat suntikan, warna coklat pada tempat suntikan, atau peradangan lokal. • Dalam 10 menit akan mengalami sakit kepala, nyeri otot dan sendi, nadi cepat (takikardi), berkeringat, mual, muntah, dan penurunan tekanan darah (hipotensi). • 1/2-1 jam akan mengalami demam, menggigil, urtikari, nyeri dada, dan perasaan sakit diseluruh badan. Penatalaksanaan bila terjadi keracunan zat besi • Usahakan pasien untuk muntah. • Beri minum susu atau telur yang dapat mengikat zat besi sehingga kompleks protein Fe (supaya dapat di serap). • Bila diminum 1 jam sebelumnya, maka beri bilas lambung dengan natrium bicarbonat (Na2CO3 1%) untuk mengikat/penjendal besi. • Diberi deferoksamin (zat pengklelat) spesifik untuk besi dan efektif untuk mengatasi efek racun sistemik maupun lokal. • Sediaan: Hidrat sulfas ferosus 300 mg, imferion (i.m & i.v) disuntikkan dengan perlahan-lahan dan dalam untuk menghindari pewarnaan kulit. 2. Obat-obatan lain Seperti tembaga, vitamin B2, vitamin B6, dan kobal B. Antianemia Megaloblastik • Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi B12, biasanya disertai dengan gangguan saraf dan dapat mengakibatkan cacat seumur hidup. • Vitamin B12 (sianokobalamin) dapat bersumber dari jeroan, kerang, kuning telur, susu kering bebas lemak, dan makanan dari laut. Vitamin B12 dapat diserap dengan baik pada intramuskuler (i.m), sedangkan kalau melalui oral penyerapannya lambat tapi dapat digunakan secara rutin maka akan terpenuhi juga. • Penyerapan dengan perantaraan FIC (faktor instriksik castle) dikeluarkan oleh sel parietal lambung yang berfungsi dalam penyerapan vitamin B12 di ileum setelah dibebaskan dari ikatan protein, vitamin B12 dari makanan akan membentuk komponen B12-FIC. Komponen ini masuk ke ileum dan melekat di sel mukosa ileum untuk diserap. • Bila sekresi FIC bertambah, maka penyerapan vitamin B12 akan meningkat. • Faktor instriksik konsentrat (eksogen) dapat diberikan bersamaan vitamin B12 untuk pasien yang kurang memproduksi FIC. Berikut yang dapat mengurangi penyerapan vitamin B12 adalah; 1. Pengkhelat kalsium (Ca). 2. Sorbitol dosis besar (deuretik). Terima Kasih