Anda di halaman 1dari 124

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN SIKAP LANSIA DALAM

PENCEGAHAN COVID-19 DI DESA KEMBANG SARI KABUPATEN


SITUBONDO

SKRIPSI

Di susun oleh:
SRI ASTUTIK ANDAYANI
S. TAURIANA
TRI RISKIYAH

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2021
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN SIKAP LANSIA DALAM
PENCEGAHAN COVID-19 DI DESA KEMBANG SARI KABUPATEN
SITUBONDO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Di susun oleh:
TRI RISKIYAH
157.01.17.022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2021

i
ABSTRAK
Riskiyah,Tri 2021. Hubungan peran keluarga dengan sikap lansia dalam
pencegahan covid-19 di desa kembang sari, kabupaten
situbondo, Skripsi, Universitas Nurul Jadid Fakultas
Kesehatan Prodi Keperawatan, Pembimbing (1)
Ns. Sri Astutik Andayani, S.Kep., M. Kes. Pembimbing (2)
S. Turiana, M. Kep

Latar Belakang: Lanjut usia memiliki kerentanan yang lebih besar terinfeksi
virus corona dibandingkan usia muda. Pemberdayaan dukungan keluarga dalam
meningkatkan pemahaman pencegahan Covid-19 bahwa keluarga memiliki peran
penting dalam upaya pencegahan Covid-19 yaitu dengan memberikan dukungan
berupa dukungan informasional, dukungan instrumental, dukungan emosional dan
dukungan penghargaan. Tujuan Peneliti: peneliti ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan peran keluarga dengan sikap lansia dalam encegahan Covid-19.
Metode Penelitian: menggunakan metode korelasi analitik dengan menggunakan
rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia dan keluarga
lansia di desa kembang sari sebanyak 102 responden. Tekhnik pengambilan
sampel yang digunakan pada peneliti ini adalah menggunakan total sampling
dengan uji rank sparman. Hasil penelitian: menunjukkan bahwa hasil uji statistik
dengan menggunakan uji rank sperman di dapatkan nilai signifikan atau sig (2-
tailed) 0,000 < lebih kecil dari 0,05 maka artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel sikap diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,997
artinya tingkat kekuatan pengaruh (korelasi) sebesar 0,997 artinya tingkat
kekuatan pengaruh (korelasi), antara variabel sikap lansia dengan hubungan peran
keluarga adalah sebesar 0,997 yang artinya (hubungan sangat kuat). Kesimpulan:
dukungan keluarga pada lansia dapat meningkatkan pemahaman pencegahan
Covid-19.
Kata kunci : Covid-19, Sikap, Peran keluarga.

v
ABSTRACT
Riskiyah,Tri 2021 The relationship of the role of the family with the attitude of
the elderly in the prevention of covid-19 in the village of
kembang sari, situbondo regencyThesis, Nurul Jadid
University, Faculty of Health Nursing Study Program,
Supervisor (1) Ns. Sri Astutik Andayani, S.Kep., M. Kes.
Supervisor (2) S. Turiana, M.Kep

Background: The elderly have a greater susceptibility to coronavirus infection


than young people. Empowerment of family support in improving the
understanding of Covid-19 prevention that families have an important role in
Covid-19 prevention efforts, namely by providing support in the form of
informational support, instrumental support, emotional support and award support
Researcher's goal: This researcher aims to find out the relationship of the role of
family with the attitude of the elderly in the Covid-19 prevention. Method: using
analytical correlation methods using cross sectional design. The sample in this
study was elderly and elderly families in the village of kembang sari as many as
102 respondents. The sampling technique used in this researcher is to use total
sampling with a sparman rank test. Results: showed that the results of statistical
tests using sperman rank tests were obtained significant values or sig (2-tailed)
0.000 < smaller than 0.05 then it means that there is a significant influence
between attitude variables obtained correlation coefficient numbers of 0.997
meaning The level of influence strength (correlation) of 0.997 means the level of
influence strength (correlation), between the elderly attitude variable and the
family role relationship is 0.997 which means (very strong relationship).
Conclusion: family support in the elderly can improve understanding of Covid-19
prevention.

Keywords: Covid-19, Attitude, Role of the family.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya, penyusun skripsi

yang berjudul “ Hubungan peran keluarga dengan sikap lansia dalam pencegahan

covid-19 di desa kembang sari kabupaten situbondo” dapat diselesaikan dengan

baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi ketentuan melakukan kegiatan

penyusunan skripsi sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana Keperawatan di

Fakultas Kesehatn Unifersitas Nurul Jadid Paiton-Probolinggo.

Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi

tesebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan

penghargaan sebesar-besarnya kepada ibu Ns. Sri Astutik Andayani, S.Kep., M.

Kes selaku pembimbing utama dan ibu S. Tauriana, M. Kep. Selaku pembimbing

pendamping yang telah sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga,

dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang

sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi. Selanjutnya ucapan

terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Ns. Handono Fathur. R., M. Kep.,Sp. Kep., MB, selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

2. Kholisotin, Ns., M. Kep., selaku ketua Program Studi Keperawatan Fakultas

Kesehatan Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

vii
3. Kepala desa kembang sari kabupaten situbondo yang telah berpartisipasi

membantu dan memberikan izin untuk melakukan penelitian.

4. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan ilmu pengetahuan,

pengalaman, dan waktu. Sehingga saran dan kritik yang membangun dari

semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.

Probolinggo, Agustus 2021

Tri Riskiyah

vii
MOTTO

Banyak dari kegagalan hidup adalah orang-orang yang tidak menyadari

dengan kesuksesan ketika mereka menyerah

ix
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobil’alamin terimakasih ya Allah telah memberikan rahmat dan


hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga saya bisa
menjadi orang yang sukses, berguna bagi nusa bangsa dan agama. Dan
bermanfaat untuk orang lain dan selamat dunia dan akhirat amin...

Skripsi ini saya persembahkan untuk Bpak Masturi dan ibuk Mastina, beserta
keluarga besar yang suda memberi motivasi padaku hingga aku bisa menggapi
cita-citaku yang selalu aku dambakan di setiap bait do’aku, tanpa mereka aku tak
bisa apa, karna mereka bagaikan mutiara yang mahal harganya.

Teruntuk Para Mujahid Allah Guru-guruku

K.H Zuhri Zaini, BA yang telah memberiku kesempatan untuk pernah belajar di
Pondok Pesantren Nurul Jadid ini, yang kewaro’annya selalu saya dambakan,
serta seluruh keluarga besar dan para kyai dan nyai yang ada di Pondok Pesantren
Nurul Jadid ini, terimakasih untuk ilmu dan do’a-do’anya untuk saya dan santri
yang lain.

Ns. Handono Fatkhur R, M.Kep.,Sp.Kep.M.B selaku Dekan Fakultas Kesehatan


Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo yang telah membimbing dan mengarahkan
hingga skripsi ini selesai.

Kholisotin,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Keperawatan Fakultas


Kesehatan Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo yang telah membimbing
saya dan mengarahakan hingga skripsi ini selesai.

Dr. K.H Hefniy M.Pd yang tak pernah bosan menegurku dan memberiku motivasi
untuk menjadi pribadi yang baik dan tak pernah membuang-buang waktu, kasih
dan sayangmu takkan pernah saya lupakan guru.

Para Pembimbing skripsi Ns. Sri Astutik Andayani, S.Kep.,M.Kes dan S.


Tauriana, M.Kep. yang dengan sabar dan telaten membimbisngku dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, beribu terimakasih saya ucapkan.

ix
Saya ucapkan terimakasih juga kepada seluruh tenaga pendidik di Fakultas
Kesehatan Universitas Nurul Jadid yang telah berjuang mendidik saya dan temen-
teman saya baik secara akademik maupun moral.

Teruntuk teman senasib seperjuangan (GEXNUSE 2017)

Kalian yang tertulis sebagai pelengkap ceritaku diperjuangan ini, yang


menemaniku dalam susah dan sedihku saat mengerjakan skripsi ini. Canda tawa
dan marahku bersama kalian takkan pernah terlupakan dalam memori ingatanku,
perjuangan dikala kita kelelahan dalam memecahkan segala problematika yang
kita alami selama ini. Terimakasih untuk teman seperjuangaku Gexnuse’17
semoga kita semua menjadi perawat yang berguna bagi nusa bangsa dan agama
serta bermanfaat untuk orang lain.

Bpak Ibuk tercinta yang telah berpartisipsi membantu peneliti sehinga peneliti
bisa menyelesaikan skripsi ini.

Semoga kita semua dalam lindungan dan kasih sayang-Nya. Amin...

xi
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i


Halaman persetujuan ....................................................................................... ii
Pengesahan ..................................................................................................... iii
Pernyataan peneliti .......................................................................................... iv
Abstrak ........................................................................................................... v
Abstrack ......................................................................................................... vi
Kata Pengantar ................................................................................................ vii
Motto .............................................................................................................. viii
Persembahan ................................................................................................... ix
Daftar Isi......................................................................................................... x
Daftar Tabel.................................................................................................... xii
Daftar Skema .................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran.............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 6
1.Tujuan umum .......................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus ....................................................................................... 6
D. Manfaat penelitian...................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8
A. teori COVID-19 ......................................................................................... 8
a. definisi COVID-19 ................................................................................. 8
b. manifestasi klinis (gejala) ....................................................................... 9
c. penyebaran ............................................................................................. 12
d. upaya promotif dan prefentif................................................................... 14
e. penatalaksanaan ...................................................................................... 16
B. Konsep lansia ............................................................................................ 19
a. definisi lansia .......................................................................................... 19

x
b. perubahan lansia secara fisiologis ........................................................... 20
c. batasan-batasan lansia menurut beberapa ahli ......................................... 24
d. perencanaan makanan untuk lanjut usia .................................................. 24
e. definisi sikap .......................................................................................... 25
f. komponen sikap ...................................................................................... 26
g. tingkat sikap ........................................................................................... 26
h. faktor-faktor sikap .................................................................................. 27
C. Konsep keluarga ........................................................................................ 27
a. definisi keluarga ..................................................................................... 27
b. fungsi keluarga ....................................................................................... 28
c. struktur dan fungsi keluarga .................................................................... 29
d. pola dan proses komunikasi keluarga ...................................................... 30
e. perawatan dan faktor-faktor kesehatan keluarga ...................................... 30
f. peran keluarga lansia dalam merawat ...................................................... 31
g. peran keluarga ........................................................................................ 32
h. faktor-faktor yang mempengaruhi peran keluarga ................................... 35
D. Kerangka Teori .......................................................................................... 37
BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................. 38
A. Variabel Penelitian ..................................................................................... 38
B.Hipotesis ..................................................................................................... 38
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 41
A. Desain Penelitian........................................................................................ 41
B. Populasi, Sampel, Sampling ....................................................................... 41
C. Variabel Penelitian ..................................................................................... 44
D. Definisi Oprasional .................................................................................... 44
E. Tempat Penelitian ....................................................................................... 46
F. Waktu penelitian ......................................................................................... 46
G. Instrumen Penelitian ................................................................................... 46
H. Prosedur Pengumpulan Data....................................................................... 48
I. Pengolahan dan Analisa Data ....................................................................... 51
J. Etika Penelitian ........................................................................................... 56

x
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 58
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 58
B. Pembahasan................................................................................................ 61
C. Implikasi Keperawatan ............................................................................... 67
D. Keterbatasan Peneliti .................................................................................. 68
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 69
A. Kesimpulan ................................................................................................ 69
B. Saran .......................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi operasional ......................................................................... 44


Tabel 4.2 Instrumen Penelitian ........................................................................ 47
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................... 58
Tabel 5.2 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ............................................. 58
Tabel 5.3 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................... 59
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pada Orang Tua .......................... 60
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pada Peran Keluarga ....................................... 60
Tabel 5.6 Pengaruh Sikap Lansia Dengan Peran Keluarga ............................... 61

xii
xii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori Penelitian ............................................................. 37


Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 39

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Surat rekomendasi penelitian

Lampiran 4 pernyataan bersedia menjadi responden

Lampiran 5 kuesioner penelitian

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas

Lampiran 7 Hasil Uji Sspearman Rank

Lampiran 8 Lembar Konsultasi Pembimbing

Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi Covid-19 terpapar di seluruh dunia termasuk Indonesia danterjadi

mortalitas sebagian besara dalah lansia. 1 Covid-19 menunjukkan patogenesis

yang tidak terlalu parah tetapi memiliki kompetensi penularan yang lebih

tinggi, terbukti dari jumlah kasus yang dikonfirmasi secara global terus

meningkat. Dibandingkan dengan virus baru lainnya, seperti virus Ebola,

unggas H7N9, SARS-CoV, dan Middle East Respiratory Syndrome

Coronavirus (MERS-CoV), SARS-CoV-2 menunjukkan patogenisitas yang

relatif rendah dan penularan sedang. 2

Infeksi virus corona dapat menyebabkan pneumonia hingga kematian

penuaan menyebabkan banyak perubahan dalam proses biologis yang di tandai

dengan penurunan fungsi organ dan daya tahan tubuh yang terkait dengan

peningkatan kerentanan seseorang terhadap berbagai penyakit. Seseorang

dengan lanjut usia memiliki kerentanan yang lebih besar terinfeksi virus corona

dibandingkan usia muda. Saat ini dubia sedang menghadapi wabah pneumonia

yang di sebabkan oleh infeksi Corona virus, tepatnya Sars-CoV2.3

1
Syahruddin, S. (2020). Kebugaran Jasmani Bagi Lansia Saat Pandemi Covid-19. JUARA : Jurnal
Olahraga, 5(2), 232–239. https://doi.org/10.33222/juara.v5i2.943
2
KementerianKesehatan Republic Indonesia.(2021) PedomanPencegahan Dan PengendalianCovid.
https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-faq.html
3
Yanti, B., Priyanto, H., & Zulfikar, T. (2020). Sosialisasi Waspada Infeksi Corona Virus Pada
Lansia Di Panti Jompo Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang, Dinas Sosial Aceh. MARTABE
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1), 67–72.

1
2

Data WHO mencatat mulai tanggal 23 maret 2020 sebanyak 187 terinfeksi

virus tersebut, 294.110 orang terkena virus dan 12.944 meninggal dari data

yang terkumpul, serangan jenis baru virus corona yang kemudian disebut

sebagai 2019-nCoV diketahui lebih banyak menyerang orang-orang dengan

usia lanjut.4

Sedangkan data di indonesia kementerian kesehatan pasien positif Covid-

19 yang meninggal bertambah setiap harinya kebanyakan dari mereka adalah

pasien lanjut usia. Pemerintah untuk Covid-19 hingga saat ini sudah lebih dari

46 laboratotium yang beroperasional, spesimen yang sudah di periksa sudah

lebih dari 75 ribu dari 59 ribu meninggal. Hasilnya sebanyak 9.096 pasien

positif Covid-19 1,151 pasien sembuh, dan 765 pasien meninggal kasus

meninggal ini banyak terjadi pada kelompok usia sekitar 60 tahun, antar 41-81

tahun, dan beberapa di antaranya di atas 61 ke arah 80 tahun. 5

Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025

(33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48 19 juta), dan terdapat

tiga provinsi dengan presentasi lansia terbesar adalah di yogyakarta (13,81juta),

jawa tengah (12,59) dan jawa timur.6

4
World Healt Organization.(2020)
https://www.kemenkes.go.id/article/viuw/20042700001/pasien-positif-corona-meninggal-
dominan-lansia.html
5
Kemenkes RI. (2020). Analisis Lansia di Indonesia. Pusat Data Dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI, http://www.kemenkes.go.id/article/viuw/20042700001/pasien-positif-corona-
meninggal-dominan-lansia.html
6
Kemenkes RI. (2017). Analisis Lansia di setiap provinsi. Pusat Data Dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI, 1–2. www.depkes.go.id/download.php?file=download/.../infodatin lansia
2016.pdf%0A
3

Berdasarkan data kabupaten situbondo (2018) terdapat 13,74 penduduk

lansi, di tahun (2019) 14,20, sedangkan di tahun (2020) terdaapat 14,67 lansia. 7

Hadirnya Covid membuat setiap keluarga waspada di mulai aktifitas dan

kegiatan sehari terhindar dari penyakit tersebut. Oleh sebab itu, dengan

meningkatkan pola hidup yang sehat sebagaimana yang telah panduan protocol

terapkan.Pandemi yang terjadi dari aktivitas virus dengan serangan

menginfeksi yang cepat pada setiap individu ini sangatlah mengejutkan di

berbagai faktor kehidupan. Lansia yang merupakan salah satu yang terkena

dampak Covid-19 karena secara fisik lansia itu termasuk dalam kategori usia

yang rentan dan beresiko, sehingga kondisi inilah yang mengharuskan suatu

perlindungan dan pencegahan bentuk perlindungan dengan peran keluarga.

Setiap keluarga menginginkan kesejahteraan, kenyamanan dan

ketentraman dalam hidupnya, tentu interaksi antara keluarga merupakan faktor

utama untuk mendapatkan hal tersebut. Kesehatan dan keharmonisan adalah

hal yang pertama agar bisa menjalaninya, hadirnya keluarga sehat dan

harmonis tentunya di harapkan membawa kedamaian sehingga tidak ada lagi

yang sakit.

Sedangkan menurut penelitian galia wardha alvita (2021) di indonesia

dalam jurnal kesehatan keluargta pemberdayaan dukungan keluarga dalam

meningkatkan pemahaman pencegahan Covid-19 bahwa keluarga memiliki

peran penting dalam upaya pencegahan Covid-19 yaitu dengan memberikan

dukungan berupa dukungan informasional, dukungan instrumental, dukungan

7
(2020) Badan pusat statistik provinsi jawa timur
4

emosional dan dukungan penghargaan. Metode dalam pengabdian masyarakat

ini menggunakan deskriptif observasional dengan sampel 30 keluarga binaan.

Pemilihan sampel berdasarkan purposive sampele. Tekhnik pengambilan data

di lakukan melalui evaluasi instrumen pertanyaan yang di laksanakan dengan

pre dan post tentang materi dukungan keluarga dalam meningkatkan perilaku

pencegahan Covid-19. Dari hasil evaluasi pre dan post tersebut didapatkan

adanya peningkatan pemahaman peserta dari nilai pre test mempunyai peranan

penting dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit Corona, keluarga dapat

memberikan dukungan kepada anggotanya dan memiliki pengaruh dalam

membentuk karakter dan budaya yang kuat khususnya dari perilaku kesehatan

apabila keluarga tersebut menjalankan peran dan fungsi kesehatan secara

optimal, sehingga penyebaran dari berbagai penyakit dapat di cegah termasuk

Covid-19serta menanamkan budaya untuk hidup bersih dan sehat,

membiasakan cuci tangan dan memakai masker. 8

Menurut hasil penelitian oleh Herlinah (2011) dalam jurnal keperawatan

komunitas bahwa hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia ada

hubungan di antaranya yaitu dukungan emosional, dukungan pengharagaan

dukungan informasi, dan dukungan instrumental keluarga dengan perilaku

lansia dalam pengendalian perhatian keluarga, dari itu semua bahwa dukungan

8
galia wardha alvita (2021). Pemberdayaan dukungan keluarga dalam meningkatkan pemahaman
pencegahan covid-19 jurnal pengabdian masyarakat: jurnal ilmu keperawatan STIKES
Cendekia utama kudus.E-ISSN 2614-3607.
5

informasi merupakan faktor yang dominan bahwa terdapat hubungan peran

keluarga dalam perawatan kesehatan terhadap status kesehatan lansia. 9

Lahirnya undang-undang No 13 tahun 1998 tentang lansia membawa

kedalam kesejahteraan, sehingga lansia saat ini tidak lagi di tinggalkan

melainkan menjadi perhatian pemerintah. Pembangunan sumber daya manusia

saat ini, menjadi bagian permasalahn di setiap tahunnya. Oleh karenanya setiap

negara membuka dan memperhatikan kondisi kesehatannya mensejahterakan

masyarakat.10

Berdasarkan hasil stadi pendahuluan yang dilakukan oleh penelitian di

desa kembang sari kabupaten situbondo pada tanggal 15 januari 2021 dengan

hasil wawancara pada 9 lansia, bahwa terdapat sebagian lansia tidak begitu

memahami tentang Covid-19maka dari itu peran keluarga sangatlah penting

mengayomi pada keluarga dan memberi informasi sebagian mengetahui

tentang corona dan sebagian dari keluarga kurangnya dukungan keluarga diisi

lain pengetahuan tentang penyakit masih minim dan tentu perlu adanya peran

keluarga guna menjaga dari serangan virus corona, utamanya lansia (Kepala

Desa 2021).

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dengan mengenai judul hubungan peran keluarga dengan sikap

lansia dalam pencegahan Covid-19di desa kembang sari kabupaten situbondo.

9
Herlinah (2011) dalamjurnal keperawatan komunitas hubungan dukungan keluarga dengan
perilaku lansia.
10
Siti nur kholifa, (2016) keperawatan genetic kementerian kesehatan republik Indonesia, Hal3.
6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat di rumuskan

permasalahan peneliti adakah hubungan peran keluarga dengan sikap lansia

dalam pencegahan Covid-19 di desa kembang sari kabupaten situbondo?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran keluarga dengan

sikap lansia dalam pencegahan Covid-19 di desa kembang sari kabupaten

situbondo.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi peran keluarga dalam pencegahan Covid-19 di desa

kembang sari kabupaten situbondo.

b. Mengidentifikasi sikap lansia dalam pencegahan Covi-19 di desa

kembang sari kabupaten situbondo.

c. Menganalisa hubungan keluarga dengan sikap lansia dalam pencegahan

Covid-19 di desa kembang sari kabupaten situbondo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat di jadikan referensi bagi perkembangan ilmu

keperawatan khususnya dibidang keperawatan kesehatan dan dapat

memperkenalkan secara luas mengenai protokol kesehatan selama masa

pandemi dalam pencegahan Covid-19 dan dapat menjadi masukan bagi

peneliti.
7

2. Manfaat praktis

1. Bagi Puskesmas

Sebagai masukan mutu pelayanan pencegahan Covid-19 di puskesmas.

2. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai kebijakan dalam pengambilan keputusan untuk program

kesehatan.

3. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambahkan pengetahuan bagi

pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19serta informasi tentang

kepatuhan protokol kesehatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Teori Covid-19

a. Definisi Covid-19

Covid-19 merupakan akronim dari corona virus disease. Angka 19

menunjukkan tahun ditemukannya, yaitu 2019. Sebelum nama Covid resmi

diberlakukan nama sementara yang digunakan adalah 2019-nCov. Angka

2019 pada novel yang berarti new dan Cov merujuk pada corona virus.

Nama ini diberikan oleh Centers for Disease Control and Prevention

(NCP). Untuk memudahkan penyebutan di seluruh dunia, WHO kemudian

mengumumkan nama Covid-19 untuk menyebut penyakit ini.1

Virus ini dapat menyerang siapa saja akan tetapi orang dengan

kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. 2

Corana virus ini akan dapat menyebabkan terjadinya beberapa

komplikasi penyakit, seperti pneumonia (infeksi paru-paru), infeksi

pada organ lain. Gagal ginjal, dan akibat yang paling fatal, virus ini

juga dapat menyebabkan kematian3Corona virus ini penyakit menular

yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan. Kebanyakan

orang yang terinfeksi virus Covid-19 akan mengalami penyakit

1
Anies. (2020). COVID-19: Seluk Beluk Corona Virus Yang Wajib Dibaca (Nur Hidayah (ed.);
Cetakan I). Arruzz Media.
2
Anies, 2020, Covid-19:Seluk Beluk Corona Virus yang wajib diketahui Edisi 1, Yogyakarta,
Arruzz Media;6
3
Tristanti wahyuni, COVID-19 Fakta-Fakta yang Harus kamu ketahui tentang corona viruscet. 1-
Malang;pustaka anak bangsa,2020;12

8
9

pernafasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan

perawatan khusus. Orang tua dan mereka yang memiliki masalah medis

seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis,

dan kanker lebih mungkin mengembangkan penyakit serius.4

b. Manifestasi klinis (Gejala)

Menurut (Wenhong, 2020) Masa inkubasi Covid-19 (yaitu waktu antara

sejak terpapar virus sampai timbulnya gejala) saat ini diperkirakan

antara 1-14 hari dan Sebagian besar antara 3-7 hari, umumnya gejala

yang ditimbulkan adalah5 :

a) Demam kurang lebih 38oC

b) Batuk kering, dan

c) Sesak napas

Sebagian pasien mungkin menderita sakit dan nyeri dibagian tubuh,

hidung tersumbat, pilek, atau diare. Sebagian lainnya hanya mengalami

gejala ringan seperti : Demam ringan dan lain-lain. Sekitar 1 dari 6

orang yang terkena Covid-19 menjadi sakit parah 10 dan mengalami

kesulitan bernafas setelah terinfeksi selama 1 minggu.6

Berdasarkan catatan para Dokter terhadap gejala yang ditunjukkan

oleh pasien Covid-19, WHO kemudian memerincinya sebagai berikut7:

4
World Health Organization. (2019). Coronavirus. Retrieved from World Health Organization:
https://www.who.int/health-topics/coronavirus
5
Swaesti, E. (2020). Buku Pedoman Pencegahan dan Penanganan Corona Virus (Emirfan (ed.);
Cetakan 1). Javalitera.
6
Wenhong, Z. (2020). Panduan Pencegahan dan Pengawasan Covid-19 (B. P. dan A. Harris
(ed.); Cetakan 1). Papas Sinar Sinanti.
7
Anies. (2020). COVID-19: Seluk Beluk Corona Virus Yang Wajib Dibaca (Nur Hidayah (ed.);
Cetakan I). Arruzz Media.
10

1) Nafas Pendek

Jika dada terasa ketat atau mulai merasa seolah-olah tidak bisa

bernafas cukup dalam untuk mengisi paru-paru dengan udara, itu

pertanda untuk bertindak cepat.

2) Demam

Demam adalah tanda utama infeksi Virus Corona. Hal ini karena

bebrapa orang yang dapat memiliki suhu tubuh inti lebih rendah

atau lebih tinggi dari suhu normal 37ºc, salah satu gejala demam

yang paling umum adalah suhu tubuh naik di sore hari, ini adalah

cara umum virus menghasilkan demam.

3) Batuk

Batuk adalah gejala umum lainnya tapi batuk karena Corona Virus

bukan batuk biasa, batuk yang dirasakan bukan hanya rasa geli di

tenggorokan namun, batuk ini terasa mengganggu dan bisa

dirasakan dating dari dalam dada.

4) Menggigil atau rasa sakit disekujur tubuh biasanya datang pada

malam hari. Namun, beberapa orang mungkin tidak menggigil atau

sakit sama sekali.

5) Kedinginan Mirip Flu

Orang lain mungkin mengalami kedinginan seperti flu lebih ringan,

kelelahan, serta sakit pada sendidan otot. Kondisi ini dpaat

membuatnya sulit untuk mengetahui apakah itu flu atau Corona

Virus
11

6) Rasa Kebingungan Secara Tiba-Tiba

CDC (Centre For Disease Control Prevention) mengatakan bahwa

kebingungan yang tiba-tiba atau ketidak mampuan untuk bangun

dan waspada mungkinmerupakan tanda serius bahwa perawatan

darurat diperlukan, jika anda atau orang yang dicintai memiliki

tanda dan gejala tersebut segera mencari bantuan.

7) Masalah Pencernaan

Sebelumnya para peneliti berfikir bahwa diare atau masalah

lambung khas lainnya tidak akan muncul sebagai gejala Covid-19.

Namun, dengan semakin banyak penelitian tentang korban yang

selamat, ditemukan banyak yang mengalami hal ini. Dalam sebuah

studi diluar cina, sekitar 200 orang pasien kasus paling awal

ditemukan mengalami gejala masalah pencernaan atau lambung

(Gastrointestinal).

8) Mata Berwarna Merah

Peneliti di China, Korea Selatan, dan beberapa negara lainnya di

dunia menunjukkan bahwa sekitar 1-3% orang dengan Covid-19

juga menderita konjungtivitis. Konjungtivitis tidak merupakan

peradangan pada jaringan tipis dan transparan, yang disebut

konjungtiva, yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam

kelopak mata. Oleh karena itu, jika anda mengalami konjungtivitis

disertai demam, batuk, dan sesak napas segera menghubungi

dokter atau tenaga medis terdekat.


12

9) Kelelahan

10) Sakit Kepala, Tenggorokan Dan Hidung Tersumbat

11) Kehilangan Sensasi Rasa Dan Bau

Dalam pemeriksaan, kehilangan bau (Anosmia) telah terlihat pada

pasien yang dinyatakan positif Covid-19. Hilangnya bau dan rasa

muncul sebagai tanda awal yang paling tidak biasa. Gejala ini

merupakan ciri kasus infeksi corina virus yang ringan hingga

sedang. Bahkan, beberapa pihak menyebut sebagai Covid-19 tanpa

gejal

c. Penyebaran

Corona Virus jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia

dan menyebar ke individu lainnya. Namun, Covid-19 menjadi bukti

nyata jika virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini

penularannya bisa dari manusia ke manusia. Secara umum, Corona

Virus menyebar seperti virus lainnya sebagai berikut:8

1. Percikan air liur (droplet) orang yang terinfeksi (batuk dan bersin).

2. Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.

3. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang

terkena dropet orang terinfeksi.

4. Tinja atau feses (jarang terjadi).

Masa inkubasi Covid-19 memerlukan rata-rata 5-6 hari, hingga 14 hari.

Resiko penularan tertinggi terjadi pada hari-hari pertama penyakit

8
Anies. (2020). COVID-19: Seluk Beluk Corona Virus Yang Wajib Dibaca (Nur Hidayah (ed.); Cetakan I).
Arruzz Media.
13

disebabkan oleh konsentrasi virus pada secret yang tinggi. Orang yang

terinfeksi dapat langsung menularkan sampai dengan 48 jam sebelum

gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah gejala.

Sebuah studi melaporkan 14 bahwa 12,6% menunjukkan penularan

presimptomatik. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui periode

presimptomatik karena memungkinkan virus menyebar melalui droplet

atau kontak dengan benda yang terkontaminasi. Sebagai tambahan,

bahwa terdapat kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik).

Meskipun resiko penularan sangat rendah, masih ada kemungkinan

kecil untuk terjadi penularan.

WHO resmi mengeluarkan pernyataan bahwa corona virus dapat

bertahan lama di udara dalam ruang tertutup, kondisi ini tentu saja dapat

menyebar dengan mudah dari 1 orang ke orang lain yang berada di

dalam satu ruangan, hal ini karena tetesan dibawah 5 mikrometer yang

mengandung virus Sars-Cov-2 bisa melayang di udara selama beberapa

jam dan berkelana hingga puluhan penularan melalui udara ini disebut

airbone. Pernyataan ini dikeluarkan pada 9 Juli 2020. Berdasarkan

pernyataan ini, bahwa Batasan jarak antar orang 1-2 meter perlu

dikoreksi kembali. Bahkan, sampai belasan meter pun diduga masih

bisa terjadi penularan, dapt dibayangkan jika ini terjadi di tempat umum

seperti Mall atau tempat rekreasi. 9

9
Anies. (2020). COVID-19: Seluk Beluk Corona Virus Yang Wajib Dibaca (Nur Hidayah (ed.);
Cetakan I). Arruzz Media.
14

d. Upaya promotif dan prefentif 10

Adanya peningkatan kasus Covid-19 seluruh dunia memaksa setiap

orang untuk melakukan langkah langkah pencegaahan. Beberapa negara

mengambil keputusan lockdown terhadap kota dengan infeksi terpapar

agar penyebaran virus dapat ditekankan. Berikut adalah dapat di

anjurkan untuk hidup sehat dan dapat dilakukan oleh setiap orang

menurut WHO:

1) Mencuci tangan

tangan kita selalu menyentuh dan memegang segala benda yang

kita tidak tahu kebersihannya. Oleh karena itu perlu mencuci

tangan secara rutin dan menyeluruh dengan durasi minimal 20

detik menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir setelah itu

keringkan tangan menggunakan kain yang bersih tau tisu. Jika

tidak menemukan air dan sabun saat di perjalanan dapat

menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol.

2) Jaga jarak

Menjaga jarak dengan orang lain setidaknya 1 meter jarak yang

disarankan adalah 1-2 meter hal ini sangat penting karena ketika

seorang batuk, bersin atau berbicara, mereka menyemprotkan

tetesan kecil dari hidung dan mulut yang mungkin mengandung

firus.

10
Anies, 2020.Covid-19:seluk beluk corona virus yang wajib diketahui Edisi 1, Yogyakarta,
Arruzz Media:45-51
15

3) Hindari bepergian ketempat yang ramai

Hal ini dimana orang berkumpul bersama lebih mungkin untuk

melakukan kontak dekat dengan seorang yang memiliki covid-19

dan lebih sulit untuk menjaga jarak fisik 1 meter.

4) Ikuti respiratori hygiene

Mempunyai arti menutupi mulut dan hidung anda dengan siku

yang tertetuk saat anda batuk dan bersin, kemudian segera ambil

tissue dan cici tangan anda. Hal ini yang dapat menyebarkan virus

jika tidak dilakukan dengan benar.

5) Tetap tinggal dirmah dan isolasi mandiri.

Lakukan langkah ini meski anda mengalami gejala ringan seperti

batuk, sakit kepala, dan demam ringan sampai anda pulih. Pinta

seorang untuk membawa kebutuhan anda.

6) Mintalah bantuan medis

Jika anda mengalami demam, batuk dan susah bernafas mintalah

bantuan medis, namun sebaiknya anda ikuti arahan otoritas

kesehatan setempat.

7) Pakai masker

Meski diri anda sehat perlu menggunakan masker supaya upaya

pencegahan tidak tertular.

e. Penatalaksanaan

Sejak Pertama Kali hingga saat ini virus corona telah menginfeksi

ribuan orang dan menelan ratusan juta korban jiwa dari seluruh
16

dunia.virus ini tergolong berbahaya dikarenakan penularan 15 dan

penyebarannya yang begitu cepat,sementara belum ditemukan vaksin

atau obat yang tepat untuk menyembuhkan infeksi virus Covid-19 ini.

oleh karena itu,organisasi kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar

masyarakat senantiasa waspada dan berhati-hati. Melakukan tindakan

pencegahan agar tidak terinfeksi oleh virus ini. Salah satu cara yang

dapat dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 adalah dengan

menerapkan physical distancing serta beberapa protokol pencegahan

yang telah dianjurkan. Agar lebih jelas, langkah-langkah pencegahan

tersebut akan diuraikan dengan lebih luas sebagai berikut

1. Mencuci tangan dengan benar

Mencuci tangan dengan benar merupakan salah satu bentuk

pencegahan yang sederhana tetapi efektif untuk memutus rantai

penyebaran Covid-19. hendaknya pastikan untuk selalu mencuci

tangan secara teratur, terutama pada saat sebelum dan satelah makan

,setelah dari toilet,setelah menyentuh hewan,setelah membuang

sampah ,serta setelah batuk atau bersin. Cuci tangan yang benar

dilakukan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik. Pada saat

mencuci tangan, pastikan seluruh bagian tangan telah

dibersihkan.mulai dari telapak tangan,punggung tangan, pergelangan

tangan,sela-sela jari, serta kuku.setelah itu, keringankan tangan

menggunakan handuk bersih, tisu, atau mesin pengering tangan.


17

Apabila sedang dalam perjalanan di transportasi umum atau sedang

ada dikondisi yang susah untuk menemukan air dan sabun, kita dapat

membersihkan tangan dengan menggunakan hand sanitizer didalam

tas ke mana pun kita hendak pergi. Pemilihan hand sanitizer juga

tidak bisa sembarangan. Pastikan untuk menggunakan produk hand

sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60 % sehingga lebih

efektif membunuh kuman.

2. Memakai masker saat beraktivitas di luar rumah

Memakai masker juga merupakan cara yang dapat ditempuh untuk

meminimalkan resiko penyebaran penyakit infeksi, termasuk infeksi

virus corona. secara umum, sebenarnya ada dua jenis masker yang

terbukti efektif untuk mencegah penularan virus, yaitu masker bedah

dan masker N95. Kedua jenis masker ini dapat menyaring partikel-

partikel hingga yang paling kecil sehingga mencegah droplet yang

telah terkontaminasi virus dapat terhirup oleh hidung dan mulut.

Namun demikian, penggunaan masker kain juga dapat menjadi

pilihan dengan catatan masker kain harus dilapisi dengan tisu .

sehingga virus yang mungkin masuk melalui serat –serat kain dapat

tersaring oleh tisu tersebut. masker N95 merupakan salah satu dari

kelengkapan alat pelindung diri yang di gunakan oleh para petugas

medis pada saat merawat pasien Covid-19. adapun untuk masyarakat

umum ,di sarankan untuk memakai masker bedah atau masker kain

dengan di beri lapisan tisu di dalem nya. cara pakai masker bedah
18

yang tepat adalah dengan bagian berwarna pada masker berada di

bagian luar,sementara sisi yang berwarna putih menghadap ke

dalam. masker harus menutupi dagu, hidung, serta mulut.

3. Menerapkan physical distancing dan isolasi mandiri

Physical distancing atau pembatasan fisik menjadi salah satu

langkah penting yang dapat ditempuh untuk memutus mata rantai

penularan Covid-19. pembatasan fisik dapat dilakukan dengan cara

tidak bepergian ke luar rumah selama masa pandemi. Diperbolehka

keluar rumah jika ada keperluan mendesak seperti berbelanja bahan

makanan atau berobat ketika sakit. pembatasan fisik juga dapat

dilakukan dengan menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter

dan jangan lupa untuk selalu memakai masker saat beraktivitas

diluar rumah atau tempat umum,terutama bila tempat tersebut ramai

seperti pasar, supermarket, dan sebagainya. Pembatasan fisik juga

dapat berupa menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit

dan di duga terinfeksi virus corona ataupun yang sudah di nyatakan

positif Covid 19. Apabila seseorang merasa memiliki gejala Covid-

19 yang sifatnya ringan memiliki riwayat perjalanan atau pernah

tinggal di daerah daerah yang terdapat kasus Covid-19 atau pernah

melakukan kontak dengan penderita Covid-19, maka di anjurkan

untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari isolasi mandiri juga

di anjurkan untuk orang orang yang memiliki risiko tinggi tertular

virus corona yaitu lansia, orang dengan daya tahan tubuh lemah, atau
19

orang yang memiliki penyakit bawaan seperti hipertensi, diabetes,

dan lain lain. 11

B. Lansia

a. Definisi lansia

Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia

tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-

anak, dewasa dan akhir dari tua.12 Lansia yaitu suatu keadaan yang

terjadi didalam kehidupan manusia, Proses menua merupakan proses

sepanjang hidup tidak hanya dimualai dari suatut waktu tertentu, tetapi

dimulai sejak permulaan kehidupan, WHO dan Undang-Undang Nomor

13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1

Ayat 2 menyebutkan bahwa Umur 60 Tahun adalah usia permulaan tua,

Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang

berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang komulatif,

merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi

rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian 13.

Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof, Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr.

H. Hadi Martono (1994) mengatakan bahwa “menua” (menjadi tua)

adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

11
Anies. (2020). COVID-19: Seluk Beluk Corona Virus Yang Wajib Dibaca (Nur Hidayah (ed.);
Cetakan I). Arruzz Media.
12
Lilik Makrifatul Azizah, 2011, keperawatan lanjut usia, GRAHA ILMU, Yogyakarta;1
13
H.Wahyudi Nugroho, 2017, Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3, Jakarta, EGC;11-12.
20

bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan

yang diderita. Dari pernyataan tersebut bahwa manusia secara perlahan

mengalami kemundurun struktur dan fungsi organ14.

b. Perubahan lansia secara fisiologis 15.

1) Perubahan fisik dan fungsi

a) Sel

Jumlah sel menurun, ukuran sel lebih besar, jumlah cairan tubuh

dan cairan intraselular berkurang, jumlah sel otak menurun dan

mekanisme perbaikan sel terganggu.

b) Sistem persyarafan

Menurun hubungan persarafan, respon dan waktu untuk bereaksi

lambat, saraf panca indra mengecil, penglihatan berkurang,

pendengaran menghilang, saraf penciuman dan perasa mengecil,

dan kurang sensitif terhadap sentuhan.

c) Sistem pendengaran

Gangguan pendengaran hilangnya pendengaran pada telinga

dalam, terutama terhadap bunyi dan suara atau nada tinggi,

suara yang tidan jelas, sulit mengerti kata-kata 50% terjadi pada

usia di atas umur 65 tahun, membrane timpani menjadi atrofi

menyebabkan otosklerosis, dan terjadi pengumpulan serumen,

dapat mengeras karena meningkatnya keratin.

14
H.Wahyudi Nugroho, 2017, Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3, Jakarta, EGC;11-12.
15
H.Wahyudi Nugroho, 2017, Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3, Jakarta, EGC;27-35.
21

d) Sistem pengihatan

Pupil timbul sclerosis dan respon terhadap sinar menghilang,

kornea lebih berbentuk sferis (bola), lensa lebih suram

(kekeruhan pada lensa) menjadi katarak jelas menyebabkan

gangguan penglihatan.

e) Sistem kardiovaskuler

Katup jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas dinding

aorta menurun, kemampuan jantung memompa darah menurun

1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini

menyebabkan kontraksi dan volume menurun (frekuensi denyut

jantung maksimal = 200-umur), curah jantung menurun, kinerja

jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan pendarahan.

f) Sistem pengaturan

Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai

suatau thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu.

Kemunduran tersebut di pengaruhi beberapa factor yaitu

temperature tubuh menurun (hipotermia) seacar fisiologis

kurang lebih 35ºc ini akibat metabolisme menurun, pada usia ini

usia lanjut akan merasa kedinginan dan dapat pula menggigil,

pucat, dan gelisah.

g) Sistem pernafasan

Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan

kekuatan, dan menjadi kaku. Aktivitas silia menurun, paru


22

kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik

nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun

dengan kedalaman bernafas menurun. Ukuran alveoli melebar,

berkurangnya elastisitas bronkus.

h) Sistem pencernaan

Kehilangan gigi penyebab utama periodontal disease yang biasa

terjadi setelah umur 30 tahun penyebab ini meliputi kesehatan

gigi dan gizi buruk, indra pengecap menurun, esofagus melebar,

rasa lapar menurun, dan hati semakin mengecil dan tempat

penyimpanan menurun, aliran darah berkurang.

i) Sistem musculoskeletal

Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh, ga

ngguan tulang yakni mudah mengalami demineralisasi,

kifosis, gerakan pinggang lutut dan jari-jari pergelangan terbatas

,gangguan gaya berjalan, kekakuan jaringan penghubung,

persendian membesar dan menjadi kaku, dan tendon mengerut

dan mengalami skelorosis.

2) Perubahan mental

a) Di bidang mental atau psikis pada lanjut usia, prubahan dapat

berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga,

bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu.


23

b) Yang perlu di mengerti adalah sikap umum yang ditemukan

pada hampir setiap lanjut usia, yakni keinginan berumur

panjang, tenaganya sedapat mungkin di hemat

c) Mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat.

d) Ingin mempertahankan hak dan hartanya serta ingin tetap

berwibawa

e) Jika meninggal pun mereka ingin meninggal secara terhormat

dan masuk surga.

3) Perubahan psikososial

Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dan

identitasnya dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila

mengalami pension seseorang akan mengalami kehilangan antara :

kehilangan finansial (pendapatan berkurang), kehilangan status,

kehilangan teman/kenalan, dan kehilangan pekerjaan.

c. Batasan-Batasan Lansia menurut beberapa ahli :

1) Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO 16 ada empat tahap, yakni

: Usia pertengahan ( middle age) (45- 59 tahun), Lanjut usia (elderly)

(60-74 tahun), Lanjut Usia Tua (old) (75-90 tahun), Usia sangat tua

(very old) (diatas 90 tahun).

2) Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, SpKJ, Lanjut usia

dikelompokkan sebagai berikut :

16
World Health Organization (WHO). Batasan-Batasan Lansia
24

Lanjut Usia (Geriatric age)17 (usia lebih dari 60/70 tahun), terbagi

Usia 70-75 tahun (young old), Usia 75-80 tahun (old), Usia lebih

dari 80 tahun (very old).

d. Perencanaan Makanan Untuk Lanjut Usia.

Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam merencanakan

makanan untuk lanjut usia; porsi makan perlu di perhatikan, jangan

terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya di atur merata dalam satu hari

sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.banyak

minum dan kurangi garam, banyak minum dapat memperlancar

pengeluaran sisa makanan. Menghindari makanan yang terlalu asin

akan mengurangi kerja ginjal dan mencegah kemungkinan terjadi

tekanan darah tinggi. Membatasi penggunaan kalori hingga berat badan

dalam batas normal, terutama makanan yang manis atau gula dan

makanan yang berlemak. Kebutuhan usia di atas 60 tahun adalah 1700

kalori dan di atas 70 tahun adalah 1500 kalori.

Bagi lanjut usia yang proes penuannya sudah lebih lanjut, hal

berikut perlu di perhatikan; a) mengonsumsi makanan yang mudah di

cerna b) hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan gorengan.

C) Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang

baik, makanan harus lunak/lembek atau di cingcang d) Makanan dalam

porsi kecil tetapi sering d) Makanan kuapan, susu, buah, dan sari buah

sebaiknya di berikan

17
Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, SpKJ
25

e. Definisi sikap

Sikap adalah kebiasaan seseorang yang melakukan tindakan setelah

mendapatkan stimulus yang muncul didalam dirinyasendiri maupun

dari luar, Sikap merupakan perasaan, keyakinan, dan kecenderungan

perilaku yang relatif menetap, Sikap terbentuk oleh komponen kognitif,

juga komponen emosional dan komponen perilaku. Sikap (Attitude)

adalah evaluasi reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek

adalah perasaan mendukung atau memihak maupun mendukung atau

memihak pada objek tersebut. Sikap didefinisikan sebagai kecenderung

an efektif suka tidak suka pada suatu objek social tertentu.18 Begitupun

masyarakat memiliki pola pikir tertentu dan pola berpikir diharapkan

dapat berubah dengan diperolehnya pengalaman, pendidikan, dan

pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Sikap dapat

terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu,Interaksi

disini tidak hanya berupa kontak dan hubungan antar pribadi sebagai

anggota kelompok sosial tetapi meliputi pula hubungan dengan

lingkungan fisik ataupun lingkungan psikologis sekitarnya.19

f. Komponen Sikap

1.)Komponen kognitif, 2.)komponen efektif, 3.) komponen konatif

terhadap suatu objek, dan kecenderungan untuk bertindak. Ketiga

komponen tersebut membentuk sikap yang utuh secara bersama-sama,

18
Jenita D. T. D.(2019). Psikologi Keperawatan (T. P. Baru (ed);1st ed). Yogyakarta. PT. Pustaka
baru;168
19
Induniasih, W. R. (2019) Promosi Kesehatan dalam Keperawatan (N. Aprilianingsih (ed);
Cetakan 1) Pustaka Baru Press;115
26

mulai dari pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang

peranan penting dalam upaya penentuan sikap yang utuh. 20

g. Tingkat Sikap

Menurut (Notoatmodjo) ada empat tingkatan sikap. Pembagian

tingkatan sikap tersebut dimulai dari tangga terendah sampai tangga

tertinggi, yaitu21 : penerimaan (recelving), responding, menghargai, dan

tanggung jawab.

1) Menerima

Setiap orang memiliki rasa ingin diakui, termasuk ingin diterima

disekitar, dan juga termasuk munculnya rasa keinginan dan memp

e-hatikan stimulus yang diterimanya.

2) Respons

Munculnya konflik dalam kehidupan masyarakat rata-rata di

sebabkan karena responding yang buruk.

3) Menghargai

Dari poin kedua, selain ingin diperhatikan, seseorang juga butuh

dihargai.

4) Tanggung jawab

Salah satu sikap yang tidak semua orang sanggup melakukannya.

banyak orang yang memliki ide-ide bagus, tetapi tidak memliki

tindakan dan tanggung jawab untuk menyelesaikannya.

20
Induniasih, W. R. (2019) Promosi Kesehatan dalam Keperawatan (N. Aprilianingsih (ed);
Cetakan 1) Pustaka Baru Press;116
21
Induniasih, W. R. (2019) Promosi Kesehatan dalam Keperawatan (N. Aprilianingsih (ed);
Cetakan 1) Pustaka Baru Press;117
27

h. Faktor-Faktor sikap

Ada empat faktor penentu sikap seseorang, faktor tersebut yaitu22: 1.)

faktor fisiologis, 2.) faktor kerangka acuan, 3.) komunikasi sosial, dan

4.)faktor pengalaman langsug terhadap objek. Adapun faktor kerangka

acuan lebih mengacu pada objek sikap, objek sikap inilah yang

menentukan seseorang bersikap negatif terhadap objek.

C. Keluarga

a. Definisi keluarga

Keluarga adalah persekutuan dua orang atau lebih individu yang

terkait oleh darah, perkawinan atau adopsi yang membentuk satu rumah

tangga, saling berhungan dalam lingkup peraturan kluarga serta saling

menciptakan dan memelihara budaya.23 kluarga menurut bailon dan

maglaya (1978) adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan , dan

mreka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di

depan peranannya masing-masing dan menciptakan serta

mempertahankan suatu kebudayaan. 24

Definisi yang sering dipakai oleh maasyarakat Indonesia, keluarga

adalah unit terkecil dalam masyarat yang terdiri dari suami istri, atau

suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan

anaknya (UU No. 10 tahun1992). Dapat di simpulkan bahwa keluaraga

22
Jenita D. T. D.(2019). Psikologi Keperawatan (T. P. Baru (ed);1st ed). Yogyakarta. PT. Pustaka baru;171
23
Abi muslihin, 2012, keperawatan keluarga, gosyen publishing:3
24
Amalia Senja,S.Kep., M.Kep.tulus prasetyo. 2019. Perawatan lansia oleh keluarga dan care
giver Edisi 1. Jakarta. Bumi Medika;33
28

adalah kumpulan dua individu atau lebih yang terkait oleh darah,

perkawinan, atau adopsi yang tinggal dalam satu rumah atau jika

terpisah tetap memperhatikan satu sama yang lain. 25

b. Fungsi keluarga26

Menurut Mubarak, dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan

tugas keluarga, adapun fungsi dari keluarga di jabarkan sbagai berikut:

1) Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan,

memelihara dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi

keluarga.

2) Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman

bagi keluarga, memberikan perhatian di antara keluarga serta

memberikan identitas pada keluarga.

3) Fungsi sosialisasi, yaitu membina sosialisasi pada anak, membentuk

norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan

masing- masing, dan meneruskan nilai-nilai budaya.

4) Fungsi ekonomi yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk

memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan dating

5) Fungsi pendidikan yaitu, meyekolahkan anak untuk memberikan

pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan

bakat dan minat yang dimiliki, mempersiapkan anak untuk

25
Abi muslihin, 2012, keperawatan keluarga, gosyen publishing:3.
26
Amalia senja, tulus prasetyo. 2019. Perawatan lansia oleh keluarga dan care giver Edisi 1.
Jakarta. Bumi Medika;35
29

kehidupan dewasa dalam memenuhi peranannya sebagai orang

dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan tingkat

perkembangannya.

6) Menurut Friedman Mubarak (2009), mengidentifikasi lima fungsi

dasar keluarga sebagai berikut. Fungsi efektifitas yang berkaitan

dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan dari

keluarga Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan

psikososial. Komponen yang harus dipenuhi, antara lain yaitu : (1)

Memelihara saling asuh (2) keseimbangan saling menghargai (3)

pertalian dan identifikasi, serta (4) keterpisahan dan keterpaduan. 27

c. Struktur dan fungsi keluarga

Struktur dan fungsi merupakan yang berhubungan erat dan terus

menerus berinteraksi satu sama lain yaitu perilaku anggota keluarga dan

pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat

komlek, missal seseorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai

penentu, dan lain-lain yang semua itu mempunyai kebetulan, peran dan

harapan yang berbeda, pola hubungan itu akan membentuk kekuatan

dan structure peran dalam keluarga.Strukturkeluarga dapat di perluas

dan di persempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut

untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. 28

27
Amalia senja, tulus prasetyo. 2019. Perawatan lansia oleh keluarga dan care giver Edisi 1.
Jakarta. Bumi Medika;3
28
Abi muslihin, 2012, keperawatan keluarga, gosyen publishing:19
30

d. Pola dan proses komunikasi keluarga

pola interaksi keluarga yang berfungsi; (1) bersifat terbuka dan

jujur (2) selalu menyelesaikan konflik kluarga, (3) berfikir positif,

dan(4) mengulang ulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi dalam

keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa di

sebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen yaitu yakin

ketika menyampaikan pendapat, jelas dan berkualitas,, meminta

feedback, menerima feedback. 29

e. Perawatan dan faktor- faktor kesehatan keluarga30

Keluarga merupakan fokus sentral dalam perawatan. Hal ini di

sebabkan antara lain.

1) Ada semacam hubungan yang kuat antara kluarga dan status

kesehatan anggotanya, bahwa peran dari keluarga sangat penting

bagi aspek perawatan kesehatan anggota keluarga secara individu.

2) Melalui perawatan kesehatan

keluarga yang berfokus pada peningkatan,perawatan diri (self

care) pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga, serta upaya-

upaya yang berarti dapat mengurangi risiko yang di ciptakan oleh

pola hidup dan bahaya dari lingkungan.

3) Upaya memenuhi kasus merupakan lasan bagus lainnya untuk

memberikan perawatan kesehatan. Adanya masala-masalah

29
Abi muslihin, 2012, keperawatan keluarga, gosyen publishing:21
30
Amalia senja, tulus prasetyo. 2019. Perawatan lansia oleh keluarga dan care giver Edisi 1.
Jakarta. Bumi Medika;36
31

kesehatan pada salah seorang anggota keluarga dapat menyebabkan

faktor-faktor resiko pada anggota lainnya.

4) Tingkat sosial dan ekonomi

Tinggi rendahnya dipegangnya dalam suatu masyarakat

berdasarkan pada pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan atau

keadaaannya.

f. Peran keluarga lansia dalam merawat.

dalam proses hidup, seseorang memerlukan dukungan dari

lingkungan sekitarnya. Prioritas di sini adalah sebuah keluarga,

keluarga adalah lingkungan yg slalu bersama dan mengikuti proses

hidup dan berkembangnya seorang individu, seorang di lahirkan dari

seseorang ibu, tumbuh besar diasuh oleh orang tuanya, serta

memperoleh kasih sayang dari anak-anaknya dan cucunya. 31

Mengenai masalah kesehatan keluarga merupakan kebutuhan yang

tidak boleh di abaikan karena tanpa kesehatan, segala sesuatu tidak

akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan

perubahan-perubahan yang di alami oleh anggota keluarga, secara tidak

langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua32.

g. Peran keluarga

Sebuah peran di definisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang

secara relative homogen dibatasi secara normatif dan di harapkan dari

31
Amalia senja, tulus prasetyo. 2019. Perawatan lansia oleh keluarga dan care giver Edisi 1.
Jakarta. Bumi Medika;32
32
Amalia senja, tulus prasetyo. 2019. Perawatan lansia oleh keluarga dan care giver Edisi 1.
Jakarta. Bumi Medika;38
32

seseorang yang menempati posisi sosial yang diberikan. Peran

berdasarkan pada pengharapan atau penetapan peran yang membatasi

apa saja yang harus dilakukan oleh individu didalam situasi tertentu

agar memenuhi harapan diri atau orang lain terhadap mereka. posisi

atau status didefinisikan sebagai letak seseorang dalam suatu sisitem

sosial. 33

Peran keluarga menggambarkan bahwa perilaku interpersonal,

sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan

situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan

dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat, pada

hakikatnya keluarga merupakan satuan terkecil sebagai inti dari suatu

sistem sosial yang ada di masyarakat, dan sebagai satuan terkecil,

keluarga merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial

manusia. Suasana keluarga yang kondusif dan lingkungan yang baik

karena dalam keluarga seluruh anggota keluarga belajar berbagai

kehidupan masyarakat. Sosiologis keluarga dari interaksi sosial, yatu:

1) Pola hubungan dalam keluarga

Setiap individu dalam keluarga tentu saling berinteraksi satu sama

lain dengan anggota keluarganya maupun lingkungan sosialnya.

33Amal Adriana.2018 peran keluarga pada lansia


33

2) Sistem keluarga

Sistem keluarga mempunyai dua tujuan implisit maupun eksplisit,

yang berbeda berdasarkan tahapan dalam siklus hidup keluarga,

nilai keluarga dan kepedulian individu anggota keluarga. 34

3) Hubungan komplemen, yaitu hubungan pasangan yang salah

satunya lebih mendominasi dalam memimpin dan mengambil

keputusan. sedangkan satu yang lainnya bertindak lebih pasif untuk

menerima dan bergantung pada pasangan.

4) Hubungan simetris, yaitu hubungan setara antara pasangan, saling

bertukar pikiran dan lebih demokratis dalam pengambilan

keputusan keluarga.

Peran formal keluarga dipandang dalam lingkungan

masyarakat, peran dalam keluarga dapat berkembang dan berubah

seiring perkembangan jaman, sehingga bersifat fleksibel untuk bisa

mengatasi terjadinya peran ganda dan di sesuaikan dengan situasi

keluarga. 35Peran informal keluarga dipandang dalam lingkungan

internal keluarga, peran informal keluarga bersifat implisit, lebih

fleksibel dan dalam pelaksanaannya tidak tampak jelas namun

dapat memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga. Peran

keluarga informal keluarga tidak didasarkan pada jenis kelamin,

usia dan lebih mengacu pada kepribadian masing-masing anggota

34
Dr. Evy Clara, M.Si & Ajeng Agrita Dwikasih Wardani, M.Si. (2020) Sosiologi Keluarga bahan
ajar dan pembelajaran MSDM.
35
Susanto (2012) Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik Asuhan
Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
34

keluarga. Bentuk-bentuk peran informal keluarga yaitu pendorong,

inisiator-kontributor, pendamai, pengikut, sahabat, penghibur,

perawat keluarga, pioner keluarga, koordinator keluarga,

penghubung keluarga. Struktur peran keluarga dapat di pengaruhi

oleh beberapa hal yaitu kelas sosial, bentuk keluarga,

latar belakang keluarga, tahap siklus kehidupan keluarga, model

peran, peristiwa situasional36

Peran informal adalah peran keluarga sebagai motivator,

edukator, dan fasilitator, peran keluarga adalah seperangkat

perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan

pribadi dalam posisi dan situasi tertentu peran pribadi dalam

keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku keluarga. 37

1. Peran keluarga sebagai motivator

Keluarga sebagai penggerak tingkah laku atau dukungan ke arah

suatu tujuan dengan didasari adanya suatu kebutuhan angota

keluarganya yang sangat membutuhkan dukungan dari keluarga.

2. Peran keluarga sebagai educator

Dalam hal ini dapat di artikan sebagai upaya keluarga dalam

memberikan pendidikan kepada anggota keluarga, agar keluarga

dapat menjadi sumber yang efektif maka pengetahuan keluarga

tentang kesehatan khususnya bagaimana peran keluarga dalam

personal hygiene pada lansia.


36
Fiedman, 2010 Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktik. Jakarta:EGC.
37
Zamzari. 2014. Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri
Pada Lansia. Skripsi. STIKES Aisyiyah Yogyakarta..
35

3. Peran keluarga sebagai fasilitator

Sarana yang dibutuhkan keluarga yang sakit dalam memenuhi

kebutuhan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program

tersebut. oleh karena itu, diharapkan keluarga selalu menyiapkan

diri untuk membawa anggota keluarga keluarga yang personal

hygienenya kurang untuk menfasilitasinya dengan peralatan

mandi, sabun, sikat gigi, pasta gigi, shampo. Keluarga

mempunyai sarana peran utama dalam pemeliharaan kesehatan

seluruh anggota keluarga dan bukan individu sendiri

mengusahakan tercapainya tingkat kesehatan yang di inginkan.

h. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran keluarga 38

faktor-faktor yang mempengaruhi peran keluarga antara lain:

1. Pendidikan

Dengan pendidikan rendah sperti lulusan SD pengetahuan keluarga

pada lansia kurang.

2. Pekerjaan

Keluarga bekerja setiap hari dari pagi sampai sore, sehingga

keluarga tidak memperhatikan kesehatan pada lansia.

3. Penghasilan perbulan

Penghasilan perbulan pada keluarga tidak cukup untuk

memfasilitasi pemenuhan personal hygine pada lansia.

38
Yuditama.2015. Peran Keluarga Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pada Lansia, SKRIPSI.
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
36

4. Pengetahuan

Pengetahuan keluarga yang rendah sehingga personal hygiene pada

lansia kurang

5. Informasi keluarga yang bertempat tinggal di pelosok desa

mengetahui informasi-informasi tentang kesehatan pada lansia.


37

Skema 2.1 kerangka teori penelitian

Kerangka teori

COVID -19

Gejala covid-19:
Dampak covid-19:
1. Nafas pendek
2. Demam 1. Dampak ekomoni
2. Dampak social
3. Batuk kering
4. Menggil atau rasa sakit 3. Dampak lingkungan
sekitar tubuh
5. Kedinginan atau flu
6. Rasa kebingugan secara
tib-tiba Upaya promotif dan
7. Masalah pencernaan prefentif :
8. Mata berwarna merah
muda 1. Mencuci tangan
9. Kelelahan 2. Menjaga jarak
10. Sakit kepala 3. Hindari bepergian
11. Kehilangan sensasi rasa ketempat yang raman
dan bau 4. Hindari menyentuh
mata, hidung, dan
mulut
5. Ikuti respiratory
hygiene
6. Tetap tinggal dirumah
dan isolasi mandiri
7. Mintalah bantuan
medis
8. Pakailah masker
;
38
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Tahap penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep.

Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan

membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik

variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan

membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori. 1

1. Variabel independent (bebas)

Variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah peran keluarga.

2. Variabel dependent (terikat)

Variabel yang di pngaruhi nilai ditentukan oleh variabel lain. Tetapi

tidak dapat memepengaruhi variabel lain. Variabel terikat penelitian ini

sikap lansia.

1
Nursalam, 2017, Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4, Jakarta, Salemba Medika.

38
39

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel independent Variabel dependent

Peran keluarga Sikap lansia

Confounding variabel

Faktoreksternal

a. Usia
b. Jeniskelamin
c. Pendidikan danpengetahuan
d. Budaya
e. Pekerjaan
f. Tingkat social ekonomi
g. Pengetahuan
h. informasi

Keterangan : : Variable yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti


40

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatau jawaban sementara dari rumusan masalah

atau pertanyaan peneliti. Menurut kumar (2019) hipotesis adalah suatu

pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang

diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian. 2

Menurut (notoadmojo). Hipotesis adalah suatau jawaban sementara

dari pertanyaan penelitian yang telah di rumuskan dalam perencanaan

penelitian untuk mengarahkan kepada hasil penelitian. 3

(Ho) : tindakan hubungan peran keluarga dengan sikap lansia dalam

pencegahan Covid-19 di desa kembang sari kabupaten situbondo.

(Ha) : Ada hubungan peran keluarga dengan sikap lansia dalam

pencegahan Covid-19.

2
Nursalam,2020, Metodelogi penelitian ilmu keperawatan Edisi 5, Jakarta, Salemba Medika
3
Notoadmodjo,S.(2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah mode atau metode yang digunakan

peneliti untuk melakukan suatu Penelitian yang memberikan arah terhadap

jalannya penelitian.1 peneliti ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif

yang berbentuk penelitian korelasi analitik yang pada hakikatnya mengkaji

hubungan antara variabel. 2 Pendekatan penelitian dilakukan secara cross

sectional. Yang mana cros sectional ini adalah suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor risiko dengan efek,

dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus yang

mana tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja atau

pengambilan data variabel bebas dan variabel terikat dilakukan sekali

waktu pada saat bersamaan. 3

B. Populasi, Sampel, dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan variabel menyangkut masalah yang

diteliti berupa orang, kejadian perilaku atau sesuatu lain yang akan

dilakukan penelitian. 4Populasi dalam penelitian ini adalah Lansia di

Desa Kembang Sari Kabupaten Situbondo dengan sejumlah 102 lansia.

1
Nursalam. (2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. jakarta: selemba medika.
2
Nursalam. (2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. jakarta: selemba medika.
3
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka Cipta.
4
Nursalam. 2013. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

41
42

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat

mewakili atau representatif populasi. 5besar sampel dalam populasi

yang memenuhi kriteria penelitian ini adalah sebesar 102 responden.

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. 6

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Orang tua (lansia) 45-60 menurut WHO

b. Bersedia menjadi responden

c. Mampu beraktivitas

d. Dapat mengikuti prosedur penelitian sampai selesai

Kriteria eksklusi:

a. Mengalami gangguan jiwa

b. Orang tua yang tidak bertempat tinggal di Desa Kembang Sari

Kabupaten Situbondo

c. Yang tidak bisa baca tulis.

d. Klien yang tidak bersedia dijadikan sampel.

3. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Total Sampling merupakan cara-cara yang

ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang

5
Agus Riyanto, (2019). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan, 3rd edn (Yogyakarta:Nuha
Medika)
6
Nursalam. (2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. jakarta: selemba medika.
43

benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian.7 Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling adalah

suatu pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan

populasi.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau ditetapkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu.8

D. Definisi Operasional

Mendefinisikan variabel secara operasional dan berdasarkan

karakteristik yang diamati, kemungkinan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena. 9

7
Nursalam. (2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. jakarta: selemba medika.
8
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka Cipta.
9
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka Cipta.
44

Tabel 4.1 Hubungan Peran Keluarga Dengan Sikap Lansia Dalam


Pencegahan Covid-19 Di Desa Kembang Sari Kabupaten Situbondo
No Variable Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional Data

1. Variable Peneliti -sebagai Kuesioner O Baik > 24-


independent berharap motivator skala likert R 48%
(vareabel bebas) keluarga -fasilitator D
peran keluarga bisa -edukator I Cukup50-60%
memberikan N Kurang<70%
informasi A
terhadap L
keluarganya
dalam upaya
keperdulian
kesehatan
keluarga di
masa
pandemic

Variable Respon atau - Kuesioner O positif


dependent reaksi lansia pengetahuan skala likert R
(unfavourable)
2 (vareabel dalam upaya memakai D
terikat) sikap pencegahan masker I 4:Sangat
lansia covid-19 -jaga jarak N
setuju
dalam -mengikuti A
mematuhi protocol 3:Setuju
protocol kesehatan L
2:Kurang
kesehatan
pencegahan setuju
covid
1:Tidak setuju
dengan 3m
(fafourable)
1:sangat setuju
2:setuju
3:kurang
4:kurang
setuju
Dengan
kategori:
Positif
20-40
45

Negatif
15-20

E. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Kembang Sari Kabupaten

Situbondo.

F. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan juni 2021 sampai bulan

juli 2021.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti

untuk mengobservasi, mengukur, atau menilai suatu fenomena. Data yang

diperoleh dari suatu pengukuran kemudian dianilis dan dijadikan sebagai

bukti (evidence) dari suatu penelitian. sehingga instrumen atau alat ukur
46

merupakan bagian yang penting dalam suatu penelitian.10Pada penelitian

ini peneliti menggunakan instrumen yaitu berupa kuesioner dan

dokumentasi dengan tujuan agar peneliti memperoleh data yang sesuai

dengan tuntutan peneliti.

Peneliti ini menggunakan alat ukur koesioner yaitu pengumpulan

data atau suatu peneliti mengenai suatu masalah yang umumnya banyak

menyangkut kepentingan umum/ orang banyak.11 Kuesioner yang

digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah disediakan jawaban

sehingga responden tinggal memilih. 12

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui

hubungan peran keluarga. Yaitu menggunakan kuesioner yang berisi

beberapa pertanyaan dan disediakan pilihan jawaban selalu, sering,

kadang-kadang, dengan menggunakan alat ukur skala likert.

Alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui

sikap lansia. Yaitu menggunakan kuesioner yang berisi beberapa

pertanyaan dengan menggunakan alat ukur skala likert.

a. Kuesioner peran keluarga

Kuesioner mengukur peran keluarga yang mencakup 3 domain

umum: motifator, fasilitator, dan edukator. Setiap item dari peran

keluarga diukur menggunakan skala likert. Kuesioner ini merupakan

kuesioner tertutup yaitu responden menjawab pertanyaan dengan

10
Dharma, K. K. (2017a). Metodologi Penelitian Keperawatan : Pedoman Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian. CV. Trans Info Media.
11
Soekidjo Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (Cetakan ke). P RINEKA
CIPTA.
12
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
47

memilih salah satu dan memberikan tanda pada salah satu pertanyaan

yang sudah di sediakan. jumlah 15 butir pertanyaan, 1 pertanyaan tidak

valid. Kuesioner peran keluarga yang berisi 14 pertanyaan unfariad

(tidak mendukung) 1 soal.

Kuesioner disebut valid apabila r hitung lebih besar dibandingkan

dengan r tabel, dengan r tabel sebesar (0,279) dan taraf signifikan yang

digunakan adalah 5%.13

Table 4.2 :Kisi-Kisi Kuesioner peran keluarga

Variabel Indikator Pernyataan nomor Jumlah soal

Peran keluarga Motivator 3,4,7,8 4

dalam pencegahan
Fasilitator 9,10,11,12,13,14 6
Covid-19
Edukator 1,2,5,6 4

b. Kuesioner sikap

Kuesioner mengukur sikapyang mencakup 3 domain umum:

memakai masker, jaga jarak, dan mengikuti protocol kesehatan.

Setiap item dari sikap diukur menggunakan skala likert. Kuesioner

ini merupakan kuesioner tertutup yaitu responden menjawab

pertanyaan dengan memilih salah satu dan memberikan tanda pada

salah satu pertanyaan yang sudah di sediakan. jumlah 12 butir

pertanyaan, 2 pertanyaan tidak valid. Kuesioner peran keluarga yang

berisi 12 pertanyaan unfariad (tidak mendukung) 2 soal.

13
Dahlan, M. S. (2008). Statistik Kedokteran Dan Kesehtan (Edisi Ke 5). Selemba Medika
48

Tabel: kisi-kisi kuesioner sikap dimasa pandemi

Variabel Indikator Pernyataan nomor Jumlah soal

Sikap di masa pandemi memakai masker 5,6 2

Jaga jarak 1,3,7,10 4


Mengikuti protokol 4,8,9,11, 4
kesehatan

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan melakukan prosedur sebagai berikut:

1. Mengurus surat pengantar penelitian ke Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Nurul Jadid Paiton, Probolinggo.

2. Memberikan surat permohonan izin melakukan penelitian ke BangkesBang

pol Kabupaten Situbondo

3. Setelah menerima surat balasan atau ijin dari Bakesbangpol, peneliti

memberikan surat permohonan ijin melakukan penelitian di Desa Sumber

Pinang Kabupaten Situbondo

4. Menerima surat balasan dari desa sumber pinang, Situbondo untuk

melakukan penelitian.

5. Setelah menerima surat balasan atau ijin, peneliti melakukan pengumpulan

data

6. Melakukan penelitian dengan cara:

a. Peneliti mendatangi calon responden peneliti kemudian memperkenalka

diri serta menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden dan

menjelaskan kepada penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi

individu yang menjadi responden. Kerahasiaan catatan mengenai data


49

responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada

kuesioner, serta data-data yang diperoleh dari responden hanya akan

digunakan untuk kepentingan penelitian.

b. Setelah memberi penjelasan, peneliti meminta kesediaan klien untuk

menjadi responden. Bila responden setuju maka peneliti meminta

kesediaannya untuk menandatangani surat persetujuan yang telah

disediakan.

c. Setelah responden mendatangani surat persetujuan, peneliti akan

bertanya kepada responden apakah responden mampu untuk mengisi

kuesioner sendiri, apabila klien mampu untuk mengisi kuesioner sendiri

maka selama pengisian kuesioner, peneliti akan mendampingi responde

agar bila ada pernyataan yang tidak jelas dapat langsung dinyatakan

kepada peneliti dengan tidak bermaksud mengarahkan jawaban

responden.

d. Apabila responden tidak mampu untuk mengisi kuesioner sendiri, maka

peneliti akan melakukan cara wawancara terpimpin yaitu peneliti yang

bertanya dan responden menjawa. Tanpa bermaksud mengarahkan

jawaban responden.

e. Kemudian kuesioner yang telah diisi akan dikumpulkan dan diperiksa

kembali terhadap kelengkapan jawaban. Apabila terdapat jawaban yang

belum lengkap, peneliti akan meminta kepada responden untuk

melengkapi pada saat itu juga.


50

f. Setelah seluruh data terkumpul dan penelitian selesai dilakukan,

selanjutnya peneliti melaporkan kembali pada bidang penelitian dan

pengembangan untuk mendapatkan surat keterangan telah selesai

melakukan penelitian.

g. Melakukan uji validitas dan reabilitas

7. Pengelolaan Data

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin

peneliti kepada dekan Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid Paiton

Probolinggo. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan pada responden

tentang penelitian yang akan di lakukan dan responden mengisi lembar

persetujuan menjadi responden. Kemudian responden diminta menjawab

pertanyaan secara langsung dari peneliti lalu peneliti melakukan observasi

terhadap responden dengan menggunakan kuesioner.

I. Pengolahan dan analisa Data

a. Pengolahan data

merupakan salah satu langkah yang penting untuk memperoleh

penyajian dan sebagai hasil data dan kesimpulan yang baik di

perlakukan. 14

Penelitian ini menggunakan ukur kuesioner, yaitu pengumpulan

data atau suatu peneliti mengenai suatu masalah yang umumnya

banyak menyangkut kepentingan umum/orang banyak. 15

14
Notoatmojo, S. 2010,metedologi penelitian kesehatan. Jakarta:rineka cipta
51

Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data

yaitu dengan cara.16

1. Editing( pengeditan data)

Editing merupakan prose yang dilakukan untuk pengecekan

dan penyesuaian data yang di peroleh melalui observasi. Pada

pada penelitian ini peneliti memeriksa kembali data yang sudah

didapatkan di desa kembang sari, lalu melakukan pengukuran

untuk mengetahui apakah telah sesuai dengan petunjuk

.pengambilan data hubungan peran keluarga terhadap sikap lansia

menggunakan kuesioner, peneliti memeriksa kembali apakah

kuesioner yang telah dikumpulkan telah di isi sesuai dengan

petunjuk.17

2. Coding

Adalah kegiatan pemberian kode yakni mengubah data

berbentuk kalimat huruf menjadi data numeric (angka) pada

penelitian ini dilakukan setelah semua data dikumpulkan dan

dimasukkan kedalam rekapan data kemudian peneliti memberikan

kode.18

a) Kode responden : 1

b) Umur responden : 2

15
Sukidjo Notoatmodjo. (2018). Metodelogi penelitian kesehatan terhadap kepuasan pasien di
ruang rawat terpadu RSUP.H. Adam Malik Medan.
16
Swarjana, I. K. (2016). Statistik Kesehatan (p. 262). CV Andi Offset.
17
Hidayat.(2014). Metode penelitian kebidanan dan tekhnik analisis data (tri utami ed). Deka
hasbiy
18
Hidayat. (2014). Metode penelitian kesehatan (cetak ke). PRINEKA CIPTA.
52

c) Jenis kelamin : 3

3. Scoring

Tahapan ini dilakukan setelah ditetapkan kode data yang

diperoleh. Pemberian skor dilakukan pada setiap kuesioner dan

checklist.

1) Peran Keluarga

a) Selalu : 4

b) Sering ; 3

c) Kadang-kadang : 2

d) Tidak pernah : 1

2) Sikap

a) Sangat setuju : 4

b) Setuju : 3

c) Tidak setuju ; 2

d) Sangat tidak setuju : 1

b. Tabulating

Tabulasi adalah suatu proses penyusunan kembali data dalam bentuk

tabel. Pada tahapan ini data yang di anggap telah selesai diproses

sehingga disusun kembali dalam suatu pola format yang telah

dirancang.

c. Analisa data

Analisa data adalah kegiatan memfokuskan atau mengorganisasikan

data secara sistemis dan rasional untuk memberikan bahan jawaban


53

terhadap permasalahan.19 Analisa data ini menggunakan bivariat dan

menggunakan skala ordinal yang diperoleh dimasukkan dalam lembar

kuesioner dan digunakan uji statistic rank sparman. Dengan

menggunakan SPSS.

1. Analisa Univariat

Berdasarkan dengan di dapatkan data ordinal yang sesuai

dengan tabel definisi operasional. Penelitian ini menguji uji

comprasi dengan menggunakan statistik uji rank sparman. Dengan

bantuan program aplikasi berupa sofware and servise

solution(SPSS). Dalam penelitian ini analisa bivariat dilakukan

untuk mengetahui pendidikan, pengetahuan dan sikap lansia

terhadap penerapan protocol kesehatan di desa kembang sari.

2. Analisis Bivariat

Apabila telah dilakukan univariat tersebut diatas, hasilnya akan

diketahui kerakteristik atau distribusi setiap vareabel, dan dapat

dilanjutkan analisis bivariat.20 Analisis bivariat dalam penelitian ini

yaitu kerakteristik responden.dengan menggunakan digunakan uji

statistic rank sparman dengan menggunakan program SPSS.

d. Uji validitas dan reabilitas

1. Uji validitas

Uji validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat

digunakan dalam suatu pengukuran. Suatu penelitian meskipun di

19
Sujarweni, 2014 S PSS Untuk penelitian 78. Yogyakarta: pustaka baru press.
20
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka Cipta.
54

desain dengan tepat, namun tindak akan memperoleh hasil penelitian

akurat, jika menggunakan alat ukur yang tidak valid. Secara umur

terdapat dua tipe validitas lingkungn, yaitu validitas yang

berhubungan dengan teori (theory-related validity) dan validitas yang

berhubungan dengan kriteria (criterion-related validity).21

Pada kuesioner penelitian peran keluarga ini terdiri dari 15

pertanyaan, terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid, sehingga jumlah

pertanyaan yang digunakan dalam penelitian sejumlah 14 pernyataan.

Pada kuesioner penelitian sikap ini terdiri dari 12 pertanyaan, terdapat

2 yang tidak valid, sehingga jumlah pertanyaan yang digunakan dalam

penelitian sejumlah 10 pernyataan.

2. Uji reabilitas

Reabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran.

Reabilitas menunjukkan apakah pengukuran menghasilkan data yang

konsisten jika instrument digunakan kembali secara berulang.

Reabilitas juga dapat di definisikan sebagai derajat suatu pengukuran

bebas dari random error sehingga menghasilkan suatu pengukuran

yang konsisten. Reabilitas dipengaruhi oleh random error yang

bersumber dari variasi observer, variasi subjek dan variasi

instrument.22

21
Dharma, K. K. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian) (cetakan 5). CV. Trans Info Media.
22
Dharma, K. K. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian) (cetakan 5). CV. Trans Info Media.
55

Instrumen didalamnya terdapat tiga domain, yaitu peran keluarga

dan sikap. Uji reabilitas kuesioner ini dilakukan dengan SPSS versi

16. Hasil uji dikatakan reliable apabila r alpha lebih besar dari 0,6.

Pertanyaan yang valid pada kuesioner peran keluarga sejumlah 14

peetanyaan dan uji valid skuesioner sikap sejumlah 10 pernyataan.

Selanjutnya dilakukan uji reabilitas pada kuesioner tersebut. Hasil

kuesioner peran keluarga uji reabilitas didapatkan nilai alpha 0,988

dan hasil kuesioner sikap uji reabilitas didapatkan nilai r alpha 0,674.

Nilai alpha lebih besar dari 0,6 sehingga pernyataan kuesioner

tersebut dinyatakan reliabel.

J. Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menyebarkan lembar

observasi ke responden yang akan diteliti dengan menekankan masalah

etika meliputi. 23masalah etika yang harus di perhatikan sebagai berikut:

a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity). Setiap subjek penelitian memiliki hak untuk mendapatkan

informasi tentang tujuan dari suatu penelitian. Disamping itu peneliti

memberi kebebasan kepada subjek untuk memberikan atau tidak

memberikan informasi. Peneliti harusnya menyiapkan formulir

persetujuan (Informed Consent) yang akan diberikan pada subjek

penelitian. 24

23
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka Cipta.
24
Soekidjo Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (Cetakan ke). P RINEKA
CIPTA.
56

b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

c. Keadilan dan keterbukaan (respect for justice an inclusiveness)

d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(balancing harms and benefit).

Hak dasar yang dimiliki oleh seorang subjek adalah privasi dan

kebebasan dalam memberikan informasi. Oleh sebab itu, dalam sebuah

penelitian peneliti tidak boleh menampilkan informasi tentang identitas

dan kerahasiaan identitas subjek.25

Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa

penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan

dengan cara professional. Untuk itu lingkungan peneliti perlu

dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan. 26

Sebuah penelitian hendaknya memberi manfaat maksimal bagi

masyarakat pada umumnya dan bagi subjek penelitian pada khususnya.

Sehingga penelitian yang dilakukan dapat mengurangi rasa sakit,

cedera, stress, maupun kematian.27

25
Notoadmodjo. (2012). metode penelitian.
26
Dharma, K. K. (2017b). Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian) (cetakan 5). CV. Trans Info Media.
27
Dharma, K. K. (2017a). Metodologi Penelitian Keperawatan : Pedoman Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian. CV. Trans Info Media.s
57
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional, Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

lansia di desa kembang sari kabupaten situbondo pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan total sampling, penelitian mengambil

102 responden di desa kembang sari kabupaten situbondo.

1. Gambaran Umum Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan usia

Karakteristik responden berdasarkan usia desa kembang sari dapat

di lihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan usia


Umur responden Frekuensi (N=102) Presentase(%)
45-55 tahun 46 45
56-70 tahun 56 55
Total 102 100
Sumber : Data kuesioner 4 juli – 9 juli 2021

Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat diketahui bahwa untuk hasil

data umum responden yang berusia sekitar 45-55 tahun ada 46

orang (65%), berusia 56-70 tahun ada 56 orang (55%)

b. Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan

Karakteristik responden tingkat pendidikan di desa kembang sari

dapat di lihat pada tabel 5.2

58
59

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat


pendidikan.
Tingkat pendidikan Frekuensi ( N = 102) Presentase(%)
SD 74 73
SMP 15 15
SMA 7 6
S1 6 7
Total 102 100
Sumber : Data kuesioner 4 juli – 9 juli 2021

Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa hasil data

umum responden tingkat pendidikan SD sebanyak 74 orang (73%),

SMP Sebanyak 15 orang (15%), SMA sebanyak 7 orang (6%), s1 6

orang (7%).

c. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Desa

kembang sari dapat di lihat tabel 5.3

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan jenis


kelamin.
Jenis kelamin Frekuensi ( N = 102) Presentase(%)
Laki-laki 33 32
Perempuan 69 68
Total 102 100
Sumber: Data kuesioner 4 juli- 9 juli 2021

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat di ketahui bahwa hasil data

umum responden laki-laki 33 orang ( 32%), perempuan 69 orang

(68%).

2. Analisa Univariat

a. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan

pada orang tua di Desa kembang sari


60

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan sikap

lansia.

Tingkat pengetahuan Frekuensi ( N = 102 ) Presentase (%)


Baik 11 11
Cukup 25 25
Kurang 66 65
Total 102 100
]Sumber : data kuesioner 4 juli-9 juli 2021
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas dapat diketahui bahwa pada hasil

sikap lansia responden orang lansia di Desa kembang sari

didapatkan sikap lansia kurang sebanyak 66 orang (65%)

b. Distribusi frekuensi responden berdasarkan peran keluarga di desa

kembang sari.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan peran

keluarga

Kualitas Pelayanan Frekuensi ( N = 102) Presentase (%)


Positif 5 5
Negative 97 95
Total 102 100
Sumber : data kuesioner 4 juli-9 juli 2021

Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat di ketahui bahwa pada hasil

observasi peran keluarga responden Di Desa kembang sari didapat

bahwa Reaksi peran keluarga kategori negatif sebanyak 97 orang

(95%).
61

3. Analisa Bivariat

a. Pengaruh sikap lansia dengan peran keluarga

Tabel 5.6 hasil pengukuran sikap lansia terhadap peran


keluarga di Desa kembang sari keluarga di Desa kembang sari

correlations Sig (2 tailed)

sikap 0,997 0,000

Peran keluarga

Berdasarkan tabel 5.6 di atas, diketahui nilai signifikasi atau

sig (2-tailed) sebesar 0,000. Karena nilai sig (2-tailed) 0,000 <

lebih kecil dari 0,05, maka artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel sikap lansia dengan reaksi peran keluarga

dan dari output SPSS, diperoleh angka koefisien korelasi sebesar

0,997 artinya tingkat kekuatan pengaruh (korelasi), antara variabel

sikap lansia dengan hubungan peran adalah sebesar 0,997 yang

artinya (hubungan sangat kuat).

B. Pembahasan

1. Peran keluarga dalam pencegahan covid-19 .

Hasil penelitian terhadap 102 responden diketahui bahwa 95%

peran keluarga yang memiliki kategori negarif tentang covid-19.

Sedangkan yang mememiliki kateori positif 5%.

Peran keluarga sangat penting dalam memelihara kesehatan

keluarga. Menurut Friedman (2019) tugas keluarga ada 5 yaitu

mengenal kesehatan anggota keluarga yang sakit, memutuskan


62

tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang sakit, memberikan

perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, mempertahankan

suasana lingkungan di rumah yang menguntungkan dan memanfaatkan

pelayanan kesehatan. Maka sangat penting peran keluarga tentang

pencegahan penularan COVID-19 dan perilaku keluarga dalam

membantu mengatasi masalah COVID-19.1

Peran keluarga semakin instrumental dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara (Santika, 2020). Lebih-lebih ditengah melonjaknya

angka kasus penularan Covid-19, Peran kontributif keluarga dalam

menghadapi permasalahan Covid-19, terutama menjelang atau

menyongsong eksperimentasi new normal bisa diawali dengan

mengoptimalkan struktur keluarga khususnya kepala keluarga, Peran

fungsional kepala keluarga dimasa pandemi Covid-19 adalah

kemampuan mendisiplinkan seluruh perilaku anggota keluarganya.

Mengingat kunci utama agar aman dari penularan Covid-19 adalah

berperilaku disiplin, Peran strategis kepala keluarga untuk

mendisiplinkan perilaku anggotanya dapat dipandang sebagai indikator

pengukur keberhasilan keluarga dalam membantu pemerintah

menghentikan panyebaran Covid-19.2

Menurut penelitian (bank indonesian 2020) Keluarga sebagai instit

usi terkecil harus dapat menghadapi situasi ini dan melindungi

anggota keluarganya. Memiliki keyakinan bahwa keluarga memiliki

1 Friedman.,M. 2019. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset Teori dan Praktek Edisi 5. Jakarta: EGC.
2 Santika, I. G. N. (2020). Menggali dan Menemukan Roh Pancasila Secara Kontekstual. Jawa Tengah: Lakeisha.
63

kemampuan dan kekuatan (strength family). Strength family

pada kondisi keluarga yang baik ditandai dengan saling menghargai

dan kasih sayang, adanya komitmen, memiliki komunikasi positif,

menghabiskan waktu bersama dengan cara yang positif, adanya

kesejahteraan spiritual, dan memiliki kemampuan untuk menangani

stress dan krisis secara efektif Kekuatan keluarga (strength family)

dapat didefinisikan sebagai serangkaian relasi dan proses yang saling

mendukung dan melindungi keluarga dan anggota keluarganya. 3

Menurut penelitian (Agustin, 2015) Peran keluarga lainnya yang

tidak kalah pentingnya selama masa pandemi Covid-19 adalah saling

memotivasi dan menguatkan satu sama lain. Peran keluarga saling

menguatkan dalam menghadapi kondisi terburuk akibat pandemi

Covid-19 akan membangkitkan semangat dan memompa optimisme.

Peran motivator keluarga dalam situasi seperti ini dapat diwujudkan

melalui interaksi sosial yang arah dan tujuannya saling mendukung

Dalam hal ini keluarga merupakan produsen dan konsumen sekaligus,

dan harus mempersiapkan menyediakan atau segala kebutuhan sehari-

hari seperti sandang dan pangan, Di masa pandemi Covid-19 sekarang

ini, peran penting keluarga sebagai lembaga ekonomi adalah lebih

kepada kemampuannya dalam usaha mempersiapkan dan mencukupi

kebutuhan hidup anggotanya.4

3
Bank, I. (2020). Laporan Perekonomian Indonesia.
4Agustin, D. (2015). Peran Keluarga Sangat Penting dalam Pendidikan Mental, Karakter, serta Budi Pakerti. Jurnal
Sosial Humaniora, 8(1), 46–54.
64

2. Sikap lansia dalam pencegahan covid-19

Hasil penelitian terhadap 102 responden diketahui bahwa 65%

sikap lansia yang memiliki kategori kurang sebanyak 66 orang

Sedangkan yang mememiliki kateori cukup 25%.

Sikap suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus yang diterima menurut peneliti Notoatmodjo (2012)

sikap terdiri dari beberapa tingkatan, seperti menerima (receving),

merespon (responding), menghargai (valuing), dan bertanggung jawab

(responsible).5 Tahapan membentuk sikap akan mengubah sikap

seseorang dari negatif menjadi positif, peningkatan sikap caregiver

lansia sesuai yang dikemukana oleh Lawrence Green (1980) dalam

Adventus, I Made Merta Jaya (2019) yang menjelaskan bahwa dengan

memberikan kesehatan dapat merubah faktor predisposisi, salah satu

faktor predisposisi adalah sikap seseorang. 6

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Daoust (2020) yaitu

mengenai Tanggapan sikap lansia terhadap COVID-19 bahwa orang

lanjut usia, yaitu populasi yang paling rentan, tidak secara sistematis

lebih responsif dalam hal isolasi diri (jika mereka diminta untuk

melakukannya) dan kesediaan untuk mengisolasi. Selain itu, mereka

tidak lebih disiplin dalam hal kepatuhan dengan tindakan pencegahan,

terutama dengan menggunakan masker ketika berada di luar rumah.

Perilaku ini akan menjadi sangat penting ketika aturan jarak sosial

5 Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
6 Adventus, I Made Merta Jaya, D. M. (2019). Buku Ajar Promosi Kesehatan. Jakarta.
65

akan dilonggarkan. Ini mengejutkan karena sangat masuk akal untuk

mengharapkan bahwa mereka yang lebih mungkin terkena dampak

dari COVID 19.7

Menurut penelitian (Abidin et al., 2020) dengan adanya caregiver

sangatlah pentinng dalam mencegah penularan COVID-19 pada lansia

dengan menerapkan dan menganjarkan kebiasaan cuci tangan, jaga

jarak, penggunaan masker, olahraga, aktivitas istirahat yang benar,

memenuhi nutrisi yang baik dan seimbang serta aktif dalam menjaga

pola keharmonisan antar anggota keluarga.8

3. Hubungan peran keluarga dengan sikap lansia dalam pencegahan

covid-19.

diketahui nilai signifikasi atau sig (2-tailed) sebesar 0,000. Karena

nilai sig (2-tailed) 0,000 < lebih kecil dari 0,05, maka artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel s.ikap lansia dengan reaksi

peran keluarga dan dari output SPSS, diperoleh angka koefisien

korelasi sebesar 0,997 artinya tingkat kekuatan pengaruh (korelasi),

antara variabel sikap lansia dengan hubungan peran adalah sebesar

0,997 yang artinya (hubungan sangat kuat).

Menurut hasil penelitian herlinah (2011) dalam jurnal keperawatan

komunitas bahwa hubungan dukungan keluarga dengan sikap perilaku

lansia ada hubungan di antaranya yaitu dukungan emosiaonal,

7 Daoust JF (2020) Elderly people and responses to COVID-19 in 27 Countries. PLOS ONE 15(7):e0235590.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.023559.
8 Abidin, A. Z., Julianto, E. K., Insan, S., & Husada, C. (2020). Pencegahan Penularan COVID19 Bagi Lansia Di Desa. 1–

9.
66

dukungan penghargaan, dukungan informasi, dan dukungan

instrumental keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian

perhatian keluarga, dari itu smua menunjukan bahwa dukungan

dukungan keluarga merupakan informasi dan faktor yang dominan

bahwa terdapat hubungan peran keluarga dalam perawatan kesehatan

dalam status kesehatan lansia. 9

Hal ini penting mengingat setiap keluarga berfungsi sebagai

pengantar pada masyarakat besar, dan penghubung pribadi-pribadi

dengan struktur sosial yang lebih besar menurut penelitian (Rustina,

2014) Peran yang melekat pada keluarga itulah yang perlu

dioptimalkan sebagai strategi preventif dalam menghadapi Covid-19.

Bila setiap keluarga di Indonesia benar-benar memainkan perannya

secara optimal, niscaya kerja keras Pemerintah dalam menanggulangi

Covid-19 tidak akan sia-sia. Dengan demikian, upaya pemerintah

dalam mencegah penularan Covid-19 dapat dimulai dari unit terkecil

masyarakat, yakni keluarga. 10

Didukung oleh peneliti (Mirza, 2017) peran keluarga untuk

memberikan dukungan semangat atau motivasi dengan saling

menguatkan dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang tidak bisa

diprediksi entah sampai kapan berakhirnya. Dukungan keluarga

merupakan sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga. Dukungan bisa

berasal dari orang lain (orang tua, anak, suami, istri atau saudara) yang

9 Herlinah (2011) dalam jurnal keperawatan komunitas hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia.
10 Rustina. (2014). Keluarga Dalam Kajian Sosiologi. Musawa, 6(2), 287–322.
67

dekat, dimana bentuk dukungan dapat berupa informasi, tingkah laku

tertentu atau materi yang dapat menjadikan individu merasa disayangi,

diperhatikan dan dicintai. 11

C. Implikasi keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa implikasi yang

dapat dilakukan untuk peningkatan dalam bidang keperawatan, khususnya:

1. Pelayanan keperawatan

Implikasi dari penelitian ini mendapatkan hasil penelitian

mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidak patuhan

terhadap protokol kesehatan. Hal keperawatn yang dapat dilakukan

oleh perawat untuk membantu klien pencegahan covid- 19 adalah

sbagai informasi terhadap kepatuhan dalam menerapkan protokol

kesehatan guna memutus rantai penyebaran covid-19.

2. Pendidikan Keperawatan

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk

memperkaya ilmu serta pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya

mematuhi protokol kesehatan. Hasil penelitian ini terbukti

mendapatkan hasil hubungan peran keluarga, dan sikap lansia terhadap

kepatuhan dalam menerapkan protocol kesehatan, sehingga hasil

penelitian ini dapat digunakan acuan dalam pengembangan penelitian

lebih lanjut mengenai kepatuhan dalam penerapkan protokol kesehatan

upaya memutuskan rantai penyebaran covid-19.

11 Mirza. (2017). Keberfungsian Keluarga: Konsep Dan Indikator Pengukuran Dalam Penelitian. Informasi, 17(2), 75–81.
68

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatan dalam pelaksanaan yang

mengakibatkan penelitian penelitian tidak berjalan tidak berjalan sesuai

yang ditetapkan dan diharapkan oleh peneliti. Beberapa keterbatasan

dalam penelitian tersebut antara lain:

1. Dalam keterbatasan proses pengambilan data, informasi yang

diberikan responden yang sebenarnya, hal ini terjadi karena kadang

perbedaan pemikiran, anggapan dan pemahaman yang berbeda tiap

respenden, juga faktor lain seperti faktor kejujuran dalam pendapat

responden dalam kuesioner

2. Penelitian memilki keterbatasan karena beberapa responden yang di

teliti ada lansia maka koesioner tidak mungkin langsung diisi oleh

lansia sehingga perlu dibacakan kepada satu persatu lansia. Dan

mengunjungi responden ke rumah masing-masing responden (door to

door).
69
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan peran keluarga dengan

sikap lansia dalam pencegahan Covid-19 di desa kembang sari

kabupaten situbondo di peroleh kesimpulan sbagai berikut :

1. Ada hubungan peran keluarga dalam kepatuhan terdapat

pencegahan Covid-19 di desa kembang sari kabupaten situbondo.

2. Ada hubungan sikap lansia dengan kepatuhan dalam pencegahan

Covid-19 di desa kembang sari kabupaten situbondo.

3. Terdapat ada hubungan peran keluarga denga sikap lansia dengan

nilai signifikasi atau sig (2-tailed) sebesar 0,000. Karena nilai sig

(2-tailed) 0,000 < lebih kecil dari 0,05, maka artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel sikap lansia dengan reaksi

peran keluarga dan dari output SPSS, diperoleh angka koefisien

korelasi sebesar 0,997 artinya tingkat kekuatan pengaruh

(korelasi), antara variabel sikap lansia dengan hubungan peran

adalah sebesar 0,997 yang artinya (hubungan sangat kuat).


B. Saran

1. Bagi intsitusi pendidikan

Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan bahan untuk

menambah ilmu serta pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya

kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan.

2. Bagi profesi keperawatan

Hasil penelitian ini sebagian masukan bagi tenaga keperawatan

untuk meningkatkan promosi kesehatan dalam meningkatkan

informasi kepada masyarakaat tentang pentingnya kepatuhan

protokol kesehatan.

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan masukan dan

pengalaman dalam khususnya yang berkaitan dengan hubungan

peran kluarga dengan sikap lansia dalam pencegahan covid-19.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk

penelitian selanjutnya sehingga dapat dijadikan acuan untuk

peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan peran

keluarga dengan sikap lansia dalam pencegahan covid-19.


DAFTAR PUSTAKA

Amalia senja, tulus prasetyo. 2019. Perawatan lansia oleh keluarga dan care
giver Edisi 1. Jakarta. Bumi Medika
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Agus Riyanto, (2019). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan, 3rd edn
(Yogyakarta:Nuha Medika)
Anies, 2020, Covid-19:Seluk Beluk Corona Virus yang wajib diketahui Edisi 1,
Yogyakarta, Arruzz Media
Amalia Senja,S.Kep., M.Kep.tulus prasetyo. 2019. Perawatan lansia oleh
keluarga dan care giver Edisi 1. Jakarta. Bumi Medika
Agustin, D. (2015). Peran Keluarga Sangat Penting dalam Pendidikan Mental,
Karakter, serta Budi Pakerti. Jurnal Sosial Humaniora, 8(1), 46–54.
Adventus, I Made Merta Jaya, D. M. (2019). Buku Ajar Promosi Kesehatan.
Jakarta.
Abidin, A. Z., Julianto, E. K., Insan, S., & Husada, C. (2020). Pencegahan
Penularan COVID19 Bagi Lansia Di Desa. 1–9.
Abi muslihin, 2012, keperawatan keluarga, gosyen publishing
Amal Adriana.2018 peran keluarga pada lansia
Bank, I. (2020). Laporan Perekonomian Indonesia.
Daoust JF (2020) Elderly people and responses to COVID-19 in 27 Countries.
PLOS ONE 15(7):e0235590. https://doi.org/10.1371/journal.pone.023559.
Dharma, K. K. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian) (cetakan 5). CV. Trans
Info Media.
Dahlan, M. S. (2008). Statistik Kedokteran Dan Kesehtan (Edisi Ke 5). Selemba
Medika
Evy Clara & Ajeng Agrita Dwikasih Wardani (2020) Sosiologi Keluarga bahan
ajar dan pembelajaran MSDM
Friedman.,M. 2019. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset Teori dan Praktek
Edisi 5. Jakarta: EGC.
Wahyudi Nugroho, 2017, Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3, Jakarta,
EGC;11-12.
Herlinah (2011) dalam jurnal keperawatan komunitas hubungan dukungan
keluarga dengan perilaku lansia.
Herlinah, L., Wiarsih, W., Rekawati, E. (2011). Hubungan dukungan keluarga
dengan perilaku lansia dalam pengendalian.Jurnal Keperawatan Komunitas
Hidayat.(2014). Metode penelitian kebidanan dan tekhnik analisis data (tri utami
ed). Deka hasbiy
Hidayat. (2014). Metode penelitian kesehatan (cetak ke). PRINEKA CIPTA.
Induniasih, W. R. (2019) Promosi Kesehatan dalam Keperawatan (N. Aprilianing
sih (ed); Cetakan 1) Pustaka Baru Press.
Jenita D. T. D.(2019). Psikologi Keperawatan (T. P. Baru (ed);1st ed).
Yogyakarta. PT. Pustaka baru.
Kemenkes RI. (2017). Analisis Lansia di Indonesia. Pusat Data Dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 1–2. www.depkes.go.id/download.php?
file=download/.../infodatin lansia 2016.pdf%0
Kemenkes RI. (2020). Analisis Lansia di Indonesia. Pusat Data Dan Informasi
KementerianKesehatanRI,http://www.kemenkes.go.id/article/viuw/200427
00001/pasien-positif-corona-meninggal-dominan-lansia.html
Mirza. (2017). Keberfungsian Keluarga: Konsep Dan Indikator Pengukuran
Dalam Penelitian. Informasi, 17(2), 75–81.
Nursalam,2017,Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4, Jakarta, Salemba
Medika.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoadmodjo,S.(2012).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka Cipta.
Notoadmodjo. (2012). metode penelitian. Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro,
SpKJ Burnside (1979)
Nursalam. 2013. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Rustina. (2014). Keluarga Dalam Kajian Sosiologi. Musawa, 6(2), 287–322
Syahruddin, S. (2020). Kebugaran Jasmani Bagi Lansia Saat Pandemi Covid-19.

JUARA : Jurnal Olahraga, 5(2), 232–239. https://doi.org/10.33222/juara.v5i2.943


Santika, I. G. N. (2020). Menggali dan Menemukan Roh Pancasila Secara
Kontekstual. Jawa Tengah: Lakeisha.
Siti Nur Kholifa, SKM, M.Kep, Sp.Kom keperawatan genetik kementerian kesehatan
republic Indonesia, desember 2016. Hal 3.
Susanto (2012) Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik
Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
Soekidjo Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (Cetakan ke). P
RINEKA CIPTA
Siti Nur Kholifa, SKM, M.Kep, Sp.Kom keperawatan genetik kementerian
kesehatan republic Indonesia, desember 2016.
Siregar, S (2017) Metode Penelitian Kuntitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS Versi 17. In Jakarta; Kencana Persada
Media Group (P. 301)
Swaesti, E. (2020). Buku Pedoman Pencegahan dan Penanganan Corona Virus
(Emirfan (ed.); Cetakan 1). Javalitera.
Sujarweni, 2014 SPSS Untuk penelitian 78. Yogyakarta: pustaka baru press.
Swarjana, I. K. (2016). Statistik Kesehatan (p. 262). CV Andi Offset.
Tristanti wahyuni, 2020 COVID-19 Fakta-Fakta yang Harus kamu ketahui
tentang corona viruscet. 1-Malang;pustaka anak bangsa.
Fiedman, 2010 Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktik. Jakarta:EGC.
Wood, W., & Runger, D. (2016). Psychology of habit. Annual Review of
Psychology, 67, 289–314.https://doi.org/10.1146/annurev-psych-122414-033417
World Health Organization. (2019). Coronavirus. Retrieved from World Health
Organization: https://www.who.int/health-topics/coronavirus
World Health Organization (WHO). Batasan-Batasan Lansia
World Health Organization.(2020).https://www.kemenkes.go.id/article/viuw/2004
2700001/pasien-positif-corona-meninggal-dominan-lansia.html
Wenhong, Z. (2020). Panduan Pencegahan dan Pengawasan Covid-19 (B. P. dan
A. Harris (ed.); Cetakan 1). Papas Sinar Sinanti.
Yanti, B., Priyanto, H., & Zulfikar, T. (2020). Sosialisasi Waspada Infeksi Corona Virus
Pada Lansia Di Panti Jompo Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang, Dinas Sosial
Aceh. MARTABE jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1), 67–72.
Yulianyo, diyan 2020 New normal COVID-19; menjalani tatanan hidup baru di
masa pandemic/diyan yulianto-yogyakarta;hikmah pustaka.
Yuditama.2015. Peran Keluarga Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pada Lansia, SKRIPSI.
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Zamzari. 2014. Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Perawatan Diri Pada Lansia. Skripsi. STIKES Aisyiyah Yogyakarta.
YAYASAN NURUL JADID PAITON PP. Nurul Jadid
Karanganyar Paiton
FAKULTAS KESEHATAN Probolinggo 67291
 0335 771732
UNIVERSITAS NURUL JADID fkes@unuja.ac.id

PROBOLINGGO JAWA TIMUR

Nomor :NJ-T06/247/F.Kes/Perm/A.IV/01.2021
Lamp : -
Hal : Permohonan Izin Studi Pendahuluan

Yth.
kepala desa kembang sari
di_
Tempat

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Salam sejahtera teriring do’a semoga Bapak/Ibu senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Dan dapat menjalankan tugas sehari-hari dengan lancar.Amin.
Disampaikan dengan hormat, bahwa sesuai dengan Kalender Akademik Fakultas
Kesehatan Universitas Nurul Jadid Tahun Akademik 2020 – 2021, maka mahasiswa S1
Keperawatan akan melaksanakan penyusunan Proposal Skripsi dalam rangka memenuhi
syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan, adapun data mahasiswa :

Nama : TRI RISKIYAH


NIM : 1570117022
Judul : hubungan peran keluarga dengan sikap lansia dalam pencegahan covid 19

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon kepada Bapak/Ibu untuk berkenan
memberikan data dan izin penelitian di tempat yang Bapak/Ibu Pimpin.
Demikian permohonan ini, atas bantuan dan kerjasamanya kami sampaikan terimakasih.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.

paiton,26 januari 2021


Dekan,

Ns. Handono Fatkhur R, M.Kep., Sp.Kep.M.B


NIY. 1003030
Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Kepada Yth :
Calon Responden Penelitian
Di desa Sumber Pinang Kabupaten Situbondo

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid Probolinggo:
Nama : Tri Riskiyah
NIM : 157.01.17.022
Akan melakukan penelitian dengan judul “hubungan peran keluarga dengan
sikap lansia dalam pencegahan covid-19 di desa kembang sari kabupaten
situbondo”, maka saya mengharapkan bantuan saudara/i untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini dengan menjadi responden pada penelitian ini.
Partisipasi saudara/i bersifat bebas artinya tanpa adanya sanksi apapun dan
saya berjanji akan merahasiakan semua yang berhubungan dengan saudara/i. Jika
saudara/i bersedia menjadi responden silahkan menandatangani formulir
persetujuan menjadi peserta penelitian.
Demikian permohonan saya, atas kerjasama dan perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Probolinggo,.............2021

Tri Riskiyah
1570117022
Lampiran 3
Lampiran 4

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN


Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama (inisial) :
Umur :
Alamat :

Setelah Saya mendapatkan informasi dan mengetahui manfaat penelitian yang


berjudul “Hubungan Peran Keluarga Dengan Sikap Lansia Dama Pencegahan
Covi-19 Di Desa Kembang Sari Kabupaten Situbondo” menyatakan (setuju / tidak
setuju*) diikut sertakan dalam penelitian, dengan catatan bila sewaktu-waktu
dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan.

Probolinggo, ...................... 2021

(Responden)

Keterangan
* Coret yang tidak perlu
Lampiran 5

KUESIONER

Paiton, 14 April 2021

Kepada Yth: Bapak/Ibu/Sdr/i

Ditempat

Dengan Hormat,

Dalam rangka penyalesaian studi saya

Nama : Tri Riskiyah

NIM : 157.01.17.022

Studi/Smt : S1 Keperawatan/ VIII (Delapan)

Fakultas : Kesehatan

Universitas : Nurul Jadid

Saya hendak melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Peran Keluarga

Dengan Sikap Lansia Dalam Pencegahan Covid-19 Di Desa Kembang Sari

Kabupaten Situbondo”, untuk itu saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr/i agar

berkenan mengisi kuesioner ini.

Peneliti,

Tri Riskiyah
Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER PERAN KELUARGA

Nama:

Umur:

Jenis kelamin:

Petunjuk Pengisisan

Berilah tanda cecklist (√) pada jawaban yang anda pilih di lembar jawaban yang

telah disediakan. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan perasaan dan pendapat

anda.

S: Selalu KK: Kadang-Kadang

SR: Sering TP: Tidak Pernah

No Pertanyaan Selalu Sering Kadang- Tidak


Kadang Pernah

1. Keluarga selalu mengingatkan saya


untuk menggunakan masker ketika
sedang keluar rumah
2. Keluarga mengingatkan saya untuk
mandi terlebih dahulu ketika saya
habis keluar rumah
3. Keluarga yang slalu memotivasi
saya arti kehidupan
4. Keluarga mengajarkan saya untuk
selalu mencuci tangan
5. Keluarga selalu memperhatikan
kebersihan saya
6. Keluarga menjelaskan tentang
pentingnya menjaga kesehatan
7. Apakah keluarga selalu
Lampiran 5

mengajarkan saya kesehatan


8. Keluarga selalu mengingatkan saya
untuk mentaati protokol kesehatan

9. Keluaga menyediakan tempat cuci


tangan dirumah

10. Keluarga menfasilitasi masker di


rumah
11. Apakah kluarga menyediakan hand
sanitizer

12. Keluarga membantu memenuhi


kebutuhan sehari-hari
13. Jika bapak/ibu mengeluh sakit
keluarga akan membawa ke
pelayanan kesehatan terdekat
dengan segera
14. Keluarga menjelaskan kepada
bapak/ibu tentang pentingnya
makan makanan yang bergizi
seperti sayur, buah, dll
Lampiran 5

KUESIONER SIKAP DI MASA PANDEMI (COVID-19)

Nama:

Umur:

Jenis kelamin:

Petunjuk Pengisisan

Berilah tanda cecklist (√) pada jawaban yang anda pilih di lembar jawaban yang

telah disediakan. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan perasaan dan pendapat

anda.

SS: Sangat Setuju STS: Sangat Tidak Setuju

S: Setuju TS: Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S TS STS

1. Apakah anda setuju terhadap


pembatasan aktivitas yang di
terapkan dalam pencegahan Covid-
19
2. Mengetahui penyebaran dan
penularan Covid-19 bisa melalui
udara, anda mencoba mengurangi
aktifitas di luar rumah
3. Anda sangat mendukung smua
program pemerintah terhadap
penanganan Covid-19
4. Semua masyarakat harus mengikuti
setiap perkembangan Covid-19
5. Apakah anda memakai masker bila
berada di tempat umum (pasar,
Lampiran 5

terminal, tempat sembahyang, dll)


6. Saya peduli dan mengikuti
informasi tentang Covid-19 saat ini
dengan seksama
7. Kebijakan pemerintah perlu di ikuti
untuk dapat menekan angka
kejadian Covid-19
8. Saya tidak simpati dengan orang-
orang yang tidak memperhatikan
protocol kesehatan
9. Selalu berfikir positif dapat
menjaga imunitas tubuh tetap baik.

10. Menyediakan handsanitizir ataupun


tempat suci tangan di perlukan di
sekitar kita dan tempat-tempat
umum
Lampiran 6

Hasil uji validitas sikap

COMPUTE SKOR=X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8 + X9 + X10 + X11 +


X12.EXECUTE.
CORRELATIONS
/VARIABLES=X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 SKOR
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations
Notes
Output Created 21-Apr-2021 00:57:26
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File 20
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each pair of variables
are based on all the cases with
valid data for that pair.
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
X8 X9 X10 X11 X12 SKOR
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Resources Processor Time 00:00:00.094
Elapsed Time 00:00:00.048

[DataSet0]

Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
X1 Pearson Correlation 1 .296 .770 **
.588 **
.770 **
.555 *
.795 **
.555*
Sig. (2-tailed) .205 .000 .006 .000 .011 .000 .011
N 20 20 20 20 20 20 20 20
X2 Pearson Correlation .296 1 .282 .526* .282 .510* .311 .510*
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 1
Correlations

X9 X10 X11 X12 SKOR


X1 Pearson Correlation .795** .643** .555* -.155 .630**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .011 .513 .003
N 20 20 20 20 20
X2 Pearson Correlation .311 .473* .510* -.182 .375
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 2
Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
X2 Sig. (2-tailed) .205 .229 .017 .229 .022 .182 .022
N 20 20 20 20 20 20 20 20
X3 Pearson Correlation .770** .282 1 .822** 1.000** .796** .988** .796**
Sig. (2-tailed) .000 .229 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
X4 Pearson Correlation .588 **
.526 *
.822 **
1 .822 **
.984 **
.853 **
.984**
Sig. (2-tailed) .006 .017 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
X5 Pearson Correlation .770** .282 1.000** .822** 1 .796** .988** .796**
Sig. (2-tailed) .000 .229 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
X6 Pearson Correlation .555* .510* .796** .984** .796** 1 .827** 1.000**
Sig. (2-tailed) .011 .022 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
X7 Pearson Correlation .795** .311 .988** .853** .988** .827** 1 .827**
Sig. (2-tailed) .000 .182 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
X8 Pearson Correlation .555* .510* .796** .984** .796** 1.000** .827** 1
Sig. (2-tailed) .011 .022 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
X9 Pearson Correlation .795 **
.311 .988 **
.853 **
.988 **
.827 **
1.000 **
.827**
Sig. (2-tailed) .000 .182 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
X10 Pearson Correlation .643** .473* .696** .841** .696** .858** .732** .858**
Sig. (2-tailed) .002 .035 .001 .000 .001 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
X11 Pearson Correlation .555* .510* .796** .984** .796** 1.000** .827** 1.000**
Sig. (2-tailed) .011 .022 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
X12 Pearson Correlation -.155 -.182 -.073 -.177 -.073 -.182 -.055 -.182
Sig. (2-tailed) .513 .442 .760 .455 .760 .443 .817 .443
N 20 20 20 20 20 20 20 20
SKOR Pearson Correlation .630** .375 .831** .796** .831** .783** .860** .783**
Sig. (2-tailed) .003 .104 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 3
Correlations

X9 X10 X11 X12 SKOR


X2 Sig. (2-tailed) .182 .035 .022 .442 .104
N 20 20 20 20 20
X3 Pearson Correlation .988** .696** .796** -.073 .831**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .760 .000
N 20 20 20 20 20
X4 Pearson Correlation .853 **
.841 **
.984 **
-.177 .796**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .455 .000
N 20 20 20 20 20
X5 Pearson Correlation .988** .696** .796** -.073 .831**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .760 .000
N 20 20 20 20 20
X6 Pearson Correlation .827 **
.858 **
1.000 **
-.182 .783**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .443 .000
N 20 20 20 20 20
X7 Pearson Correlation 1.000** .732** .827** -.055 .860**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .817 .000
N 20 20 20 20 20
X8 Pearson Correlation .827** .858** 1.000** -.182 .783**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .443 .000
N 20 20 20 20 20
X9 Pearson Correlation 1 .732** .827** -.055 .860**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .817 .000
N 20 20 20 20 20
X10 Pearson Correlation .732** 1 .858** -.221 .688**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .348 .001
N 20 20 20 20 20
X11 Pearson Correlation .827 **
.858** 1 -.182 .783**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .443 .000
N 20 20 20 20 20
X12 Pearson Correlation -.055 -.221 -.182 1 .385
Sig. (2-tailed) .817 .348 .443 .094
N 20 20 20 20 20
SKOR Pearson Correlation .860 **
.688 **
.783 **
.385 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .094
N 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 4
RELIABILITY
/VARIABLES=X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability
Notes
Output Created 21-Apr-2021 00:58:39
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File 20
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases
with valid data for all variables in the
procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
X8 X9 X10 X11 X12
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE
SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00.031
Elapsed Time 00:00:00.017

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Page 5
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.674 12

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


X1 2.50 1.277 20
X2 2.15 1.182 20
X3 2.40 1.392 20
X4 2.70 1.261 20
X5 2.40 1.392 20
X6 2.65 1.226 20
X7 2.35 1.424 20
X8 2.65 1.226 20
X9 2.35 1.424 20
X10 2.80 1.281 20
X11 2.65 1.226 20
X12 4.10 7.159 20

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X1 29.20 163.011 .568 .639
X2 29.55 172.576 .296 .663
X3 29.30 153.800 .795 .614
X4 29.00 157.579 .758 .623
X5 29.30 153.800 .795 .614
X6 29.05 158.682 .744 .625
X7 29.35 152.029 .829 .609
X8 29.05 158.682 .744 .625
X9 29.35 152.029 .829 .609
X10 28.90 160.937 .633 .633
X11 29.05 158.682 .744 .625
X12 27.60 159.832 -.154 .971

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


31.70 183.168 13.534 12

Page 6
Lampiran 6

COMPUTE SKOR=P1 + P2 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8 + P9 + P10 + P11 + P12 + P13 + P14 +


P15.EXECUTE.
CORRELATIONS
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 SKOR
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations
Notes
Output Created 29-Apr-2021 21:30:54
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File 20
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each pair of variables
are based on all the cases with
valid data for that pair.
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6
P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14
P15 SKOR
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Resources Processor Time 00:00:00.047
Elapsed Time 00:00:00.047

[DataSet0]

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
P1 Pearson Correlation 1 .644 **
.907 **
.739 **
.907 **
.712 **
.930 **
.712**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation .644** 1 .702** .899** .702** .909** .737** .909**
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 1
Correlatio
P9 P10 nsP11 P12 P13 P14 P15 SKOR
P1 Pearson Correlation .930 **
.692 **
.712**
.757 **
.907 **
.712 **
.930 **
.880**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation .737** .877** .909** .574** .702** .909** .737** .863**
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 2
Correlatio
P1 P2 nsP3 P4 P5 P6 P7 P8
P2 Sig. (2-tailed) .002 .001 .000 .001 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation .907 **
.702 **
1 .822 **
1.000 **
.796 **
.988 **
.796**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation .739 **
.899 **
.822** 1 .822** .984** .853** .984**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation .907 **
.702 **
1.000**
.822 **
1 .796 **
.988 **
.796**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation .712** .909** .796** .984** .796** 1 .827** 1.000**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation .930** .737** .988** .853** .988** .827** 1 .827**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation .712** .909** .796** .984** .796** 1.000** .827** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation .930** .737** .988** .853** .988** .827** 1.000** .827**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation .692** .877** .696** .841** .696** .858** .732** .858**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .001 .000 .001 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson Correlation .712** .909** .796** .984** .796** 1.000** .827** 1.000**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson Correlation .757** .574** .850** .707** .850** .680** .874** .680**
Sig. (2-tailed) .000 .008 .000 .000 .000 .001 .000 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson Correlation .907 **
.702 **
1.000**
.822 **
1.000 **
.796 **
.988 **
.796**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P14 Pearson Correlation .712** .909** .796** .984** .796** 1.000** .827** 1.000**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P15 Pearson Correlation .930** .737** .988** .853** .988** .827** 1.000** .827**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 3
Correlatio
P9 P10 nsP11 P12 P13 P14 P15 SKOR
P2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .008 .001 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation .988 **
.696 **
.796**
.850 **
1.000 **
.796 **
.988 **
.945**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation .853** .841** .984** .707** .822** .984** .853** .949**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation .988 **
.696 **
.796**
.850 **
1.000 **
.796 **
.988 **
.945**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation .827** .858** 1.000** .680** .796** 1.000** .827** .940**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation 1.000** .732** .827** .874** .988** .827** 1.000** .966**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation .827** .858** 1.000** .680** .796** 1.000** .827** .940**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation 1 .732** .827** .874** .988** .827** 1.000** .966**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation .732** 1 .858** .536* .696** .858** .732** .843**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .015 .001 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson Correlation .827** .858** 1 .680** .796** 1.000** .827** .940**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson Correlation .874** .536* .680** 1 .850** .680** .874** .828**
Sig. (2-tailed) .000 .015 .001 .000 .001 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson Correlation .988 **
.696 **
.796**
.850 **
1 .796 **
.988 **
.945**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P14 Pearson Correlation .827** .858** 1.000** .680** .796** 1 .827** .940**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
P15 Pearson Correlation 1.000** .732** .827** .874** .988** .827** 1 .966**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 4
Correlatio
P1 P2 ns P3 P4 P5 P6 P7 P8
P15 N 20 20 20 20 20 20 20 20
SKOR Pearson Correlation .880** .863** .945** .949** .945** .940** .966** .940**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 SKOR


P15 N 20 20 20 20 20 20 20 20
SKOR Pearson Correlation .966 **
.843 **
.940 **
.828 **
.945 **
.940 **
.966 **
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.

Reliability
Notes
Output Created 29-Apr-2021 21:40:14
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File 20
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.

Page 5
Notes
Missing Value Handling Cases Used Statistics are based on all cases
with valid data for all variables in the
procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6
P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14
P15
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.000

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.988 15

RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Page 6
Note
Output Created s 29-Apr-2021 21:41:22
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File 20
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases
with valid data for all variables in the
procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6
P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14
P15
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.000

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.988 15

Page 7
Item-Total
Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
P1 35.50 290.579 .869 .987
P2 35.45 297.103 .835 .988
P3 35.65 284.976 .945 .986
P4 35.35 289.608 .935 .986
P5 35.65 284.976 .945 .986
P6 35.40 291.200 .923 .987
P7 35.70 282.958 .967 .986
P8 35.40 291.200 .923 .987
P9 35.70 282.958 .967 .986
P10 35.25 293.987 .812 .988
P11 35.40 291.200 .923 .987
P12 35.50 293.105 .809 .988
P13 35.65 284.976 .945 .986
P14 35.40 291.200 .923 .987
P15 35.70 282.958 .967 .986

Page 8
Lampiran 7

Uji spearman rank

NONPAR CORR
/VARIABLES=SIKAP peran_keluarga
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Nonparametric Correlations
Notes
Output Created 14-Jul-2021 11:57:37
Comments
DataSet0
Input Active Dataset <none>
Filter <none>
Weight <none>
102
Split File User-defined missing values are
N of Rows in Working treated as missing.
Data File Statistics for each pair of variables
Missing Value Handling Definition of Missing are based on all the cases with
valid data for that pair.
Cases Used NONPAR CORR
/VARIABLES=SIKAP
peran_keluarga
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL
Syntax NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
00:00:00.047
00:00:00.032
174762 cases a
Resources Processor Time
Elapsed Time
Number of Cases
Allowed
a. Based on availability of workspace memory

[DataSet0]

Correlations
peran_
SIKAP keluarga
Spearman's rho SIKAP Correlation Coefficient 1.000 .997**
Sig. (2-tailed) . .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
peran_
SIKAP keluarga
Spearman's rho SIKAP N 102 102
peran_keluarga Correlation Coefficient .997** 1.000
Sig. (2-tailed)
.000 .
N
102 102
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 1
Lampiran 9

FORMAT PENGAJUAN JUDUL LTA/SKRIPSI

Nama : Tri Riskiyah

NIM : 157.01.17.022

Program studi : S1 Keperawatan

Judul LTA/Skripai :

1. .
2. .
3. .

Probolinggo, 1 Maret 2021


Mahasiswa

Dwi Putri Adhaliandika

Menyetujui

Pembinmbing 1 pembimbing II

....................... .........................
Lampiran 11

Dokumentasi penelitian

Anda mungkin juga menyukai