Anda di halaman 1dari 101

64

SKRIPSI

PENGARUH MASSAGE KAKI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN


DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PENUSUPAN
KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Disusun Oleh:

ERLI ERNA WATI

C1010080

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI MANDALA HUSADA

2014
65

SKRIPSI

PENGARUH MASSAGE KAKI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN


DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PENUSUPAN
KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

Disusun Oleh:

ERLI ERNA WATI

C1010080

Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Di STIKes BHAMADA SLAWI

2014
66

Persetujuan Skripsi

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang


berjudul:

STIKES BHAMADA SLAWI HALAMAN PERNYATAAN


PRODI S1 KEPERAWATAN KEASLIAN KARYA
2013-2014 ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Erli Erna Wati
Nim : C1010080
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan


dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melakukan pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di STIKes Bhakti Mandala
Husada Slawi.Demikian pernyataan saya buat dengan sesungguhnya.

Slawi, 11 Juli 2014


Yang Menyatakan

Erli Erna Wati


67
68
69

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat


Rahmat dan Karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul Pengaruh Massage Kaki terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi di Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW,
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan
serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti
dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada:

1. Risnanto, SST., M.Kes selaku Ketua STIKes Bhakti Mandala Husada


Slawi dan selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dorongan serta saran-saran hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Khodijah, S.Kep.,Ns selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan STIKes Bhakti


Mandala Husada Slawi dan selaku pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dorongan serta saran-saran hingga terselesaikannya
skripsi ini.

3. Dosen-dosen Prodi Ilmu Keperawatan dan seluruh staf STIKes Bhakti


Mandala Husada Slawi yang telah membekali peneliti dengan bebagai
ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir penyusunan skripsi
penelitian.

4. Seluruh Staf Puksesmas Penusupan yang telah mengijinkan peneliti untuk


melakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Penusupan Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal.

5. Kepala Desa Penusupan yang telah memberikan ijin untuk penelitian di


Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
70

6. Bapak dan ibu yang selalu memberikan motivasi serta doa dan banyak
memberikan dorongan, semangat, kasih sayang dan bantuan baik secara
moril maupun materiil demi lancarnya penyusunan skripsi ini.

7. Sahabat tercinta Annisaul Mashumah yang telah banyak membantu serta


memberikan banyak motivasi sehingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Teman-teman semua atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi


peneliti

9. Semua pihak yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan


skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada


semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan
peneliti terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT peneliti
serahkan segalanya mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Slawi, Juli 2014

Peneliti
71

Erli Erna Wati 2014. Pengaruh Massage Kaki Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi Di Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten

Tegal. Sarjana Ilmu Keperawatan STIKes BHAMADA Slawi. Pembimbing I:

Risnanto, SST., M.Kes. Pembimbing II: Khodijah, S.Kep., Ns. 109 Halaman.

PENGARUH MASSAGE KAKI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN


DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PENUSUPAN
KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tergolong silent killer atau
penyakit yang dapat membunuh manusia secara diam-diam. Mengingat dampak
negatif yang ditimbulkan baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Sehingga
perlu ditangani secara tepat. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan farmakologis atau dengan obat dan dengan non farmakologis
salah satunya yaitu dengan massage kaki. Massage kaki dapat menurunkan
tekanan darah yang dapat ditoleransi oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh massage kaki terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu pra experiment dengan menggunakan
rancangan one graup pretest-posttest. Responden berjumlah 30 orang dengan
teknik pengambilan total sampling massage kaki dilakukan selama 15 menit
setiap hari selama 4 hari. Data diperoleh dengan mengukur tekanan darah sebelum
dan sesudah intervensi kemudian dicatat ke dalam lembar observasi tekanan
darah, serta di analisa dengan uji statistik univariat dan bivariat. Berdasarkan
analisa data dengan uji paired t-test dan =0,05 diketahui terdapat penurunan
tekanan darah yang signifikan antara sebelum dan sesudah massage kaki (sistolik :
t=11.292, p= 0,000; diastolik : t= 4.868, p= 0,000) sehingga dapat disimpulkan
bahwa massage kaki dapat berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah.
Masase kaki dapat memperlancar aliran darah balik dari kaki menuju ke
jantung.Disarankan responden dapat melakukan massage kaki sebagai salah satu
72

pengobatan non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah pada penderita


hipertensi.
Kata Kunci : Massage Kaki, Tekanan Darah, Hipertensi.

Erli Erna Wati 2014. The Influence Of Foot Massage Toward Decrease Of Blood

Pressure On Hypertension Sufferer At Penusupan Village Pangkah District Tegal

Regency. Bachelor Of Science Stkes Bhamada Slawi. Supervisior I: Risnanto,

SST., M.Kes. supervisior II: Khodijah, S.Kep., Ns. 109 pages.

THE INFLUENCE OF FOOT MASSAGE TOWARD DECREASE OF


BLOOD PRESSURE ON HYPERTENSION SUFFERER AT PENUSUPAN
VILLAGE PANGKAH DISTRICT TEGAL REGENCY

Hypertension is one of disease which classified silent killer or disease


which can kill human silently. Remember the negative effect which appear in
short period or long period. So that need handled correctly. Hypertension
treatment can be do with two ways are pharmacological or use medicine and with
nonpaharmacological the one of is foot massage. Foot Massage can decrease
blood pressure which can tolerated by human body. This research aims to know
the effect foot massage toward decrease blood pressure on hypertension sufferer
at Penusupan village talang district Tegal Regency. The kind of research which
use in this research is pre experiment with use plan of one group pretest-posttest.
The total of respondents 30 people use total sampling method, foot massssage
implemented during 15 minutes everyday for 4 days. The data got by measure
blood pressure before and after intervention then wrote on blood pressure
observation paper , and analyzed with univariat statistic and variat test. Based on
data analysis with t-test paired and = 0,05 known there are decrease blood
pressure which significant between before and afer foot massage (sistolic :t
=11.292, p = 0,0000; t= 4,868, p= 0,0000). Foot massage can make reverse blood
flow become smooth from foot to heart.This result of research show that foot
massage has effect toward decrease of blood pressure. The suggest which
submitted related with tis research is foot massage can become one of treatment
with nonpharmacological to decrease blood pressure on hypertension sufferer.
Keyword : Massage Foot, Blood Pressure, Hypertension
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................ i

DAFTAR TABEL........................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.............................................................Latar Belakang Penelitian


...................................................................................................1
1.2......................................................................Perumusan Masalah
...................................................................................................5
1.3..........................................................................Tujuan Penelitian
...................................................................................................6
1.4........................................................................Manfaat Penelitian
...................................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tekanan Darah...................................................................... 7


2.2 Konsep Hipertensi.............................................................................. 12
2.3 Konsep Massage................................................................................. 27
2.4 Kerangka Teori................................................................................... 37
2.5 Kerangka Konsep Penelitian.............................................................. 38
2.6 Hipotesis ........................................................................................39
BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1...................................................Jenis dan rancangan penelitian


...............................................................................................40
3.2...............................Alat penelitian dan cara pengumpulan data
...............................................................................................41
3.3...................................................................Populasi dan sampel
...............................................................................................42
3.4...Besar Sampel.................................................................. 43
3.5.....................................................Tempat dan waktu penelitian
...............................................................................................43

1
3.6.Definisi operasional variabel penelitian dan skala pengukuran
...............................................................................................44
3.7...................................Teknik pengolahan data dan analisa data
...............................................................................................45
3.8...........................................................................Etika penelitian
...............................................................................................47
3.9........................................................................Jadwal Penelitian
...............................................................................................49
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN (Hasil)

4.1. Hasil Penelitian.............................................................................. 50

4.2. Pembahasan.................................................................................... 57

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. kesimpulan..................................................................................... 60

5.2. Saran............................................................................................. 61

Daftar Pustaka............................................................................................ 62

Lampiran...................................................................................................... 50

Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden............................... 64

Lampiran 2 Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian . . . 65

Lampiran 3 Lembar Observasi...................................................... 66

Lampiran 4 Penjelasan Penelitian.................................................. 68

Lampiran 5 SOP Tindakan............................................................. 70

Lampiran 6 Liflet Massage Kaki................................................... 78

Lampiran 7 Hasil Uji T-test Sistolik.............................................. 80

Lampiran 8 Hasil Uji T-test Diastolik............................................ 82

Lampiran 9 Dokumentasi............................................................... 84

2
Lampiran 10 Lembar Konsultasi Skripsi....................................... 85

Lampiran 11 Lembar Kehadiran Sidang Proposal/Skripsi............ 86

Lampiran 12 Surat Rekomendasi Penelitian.................................. 92

CURICULUM VITAE

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman

2.1 Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa.......................................................... 19


..........................................................................................................................
3.1 .......................................................................................................................... 44
4.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran.................................................... 51
..........................................................................................................................
Distribusi Frekuensi Tekanan Darah sebelum dilakukan massage kaki
4.2 pada Penderita Hipertensi di Desa Penusupan Kecamatan Pangkah 52
KabupatenTegal Tahun 2014............................................................................
..........................................................................................................................
Distribusi Frekuensi Tekanan Darah setelah dilakukan massage kaki
4.3 53
pada Penderita Hipertensi di Desa Penusupan Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal Tahun 2014
Hasil Uji dengan Uji Paired Sampel T-test tekanan darah sistolik
4.4 54
responden penderita hipertensi pre massage kaki di Desa Penusupan
kecamatan Pangkah kabupaten Tegal tahun 2014.
Hasil Uji dengan Uji Paired Sampel T-test tekanan darah diastolik
4.5 54
responden penderita hipertensi pre massage kaki di Desa Penusupan
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal tahun 2014...........................................
Distribusi frekuensi tekanan darah pada penderita hipertensi berdasarkan
4.6 55
selisih pre dan post dilakukan massage kaki di Desa Penusupan
4.7 55
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal tahun 2014...........................................
4.8 56
Paired Samples Test Sistolik.............................................................................
4.9 56

3
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Paired Samples Test Diastolik..........................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Paired Samples Correlations Sistolik................................................................
..........................................................................................................................
Paired Samples Correlations Diastolik.............................................................
..........................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.5 Kerangka Teori....................................................................................... 31

2.6 Kerangka Konsep Penelitian.................................................................. 32

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks, sehingga
banyak masalah kesehatan yang sering muncul khususnya di negara maju
yaitu penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi, walaupun di Indonesia
peluang masyarakat menderita hipertensi belum sebesar negara maju namun
ancaman hipertensi tidak boleh diabaikan (Dalimartha, 2008). Hipertensi
merupakan salah satu penyakit yang tergolong silent killer atau penyakit yang
dapat membunuh manusia secara diam-diam atau secara tidak terduga. Orang
yang mengalami hipertensi terkadang tidak menyadari apabila tekanan darah
yang dimilikinya sudah tidak normal atau sudah melebihi ambang batas
normal (Ridwan, 2009).

Data Joint National Commite On Prevention Detection, Evalution and


Treatmen on High Blood Prssure 7 mengatakan di dunia, hampir 1 miliar
orang atau satu dari empat orang dewasa mengalami tekanan darah tinggi atau
penyakit hipertensi. Lebih dari separuh atau sekitar 600 juta penderita tersebar

5
di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia (Sutomo, 2009). Data di
Amerika Serikat menunjukan sekitar 65 juta lebih penduduknya yang berusia
17-75 tahun menderita hipertensi. Setengah dari jumlah tersebut, pada
mulanya tidak menyadari bahwa dirinya sedang diincar oleh the silent killer
(penyakit pembunuh tersembunyi), yaitu hipertensi. Di Indonesia hipertensi
termasuk 10 jenis penyakit penyebab kematian terbanyak (Widharto, 2007).

Peneliti di Indonesia belum ada data yang akurat mengenai angka


kematian akibat hipertensi tetapi sudah ada penelitian metodologis yang
dilakukan secara berbeda-beda oleh para ahli. Dari hasil penelitian
diperkirakan bahwa penduduk
yang berusia di atas 20 tahun terserang hipertensi 1,8% - 28,6%, dan sebagian
besar hasil penelitian menyatakan 8,6%-10% penderita di perkotaan lebih
besar dibandingkan di pedesaan, dijakarta mencapai 19,9% (Wiryowidagdo,
Sitanggang, 2008).

Berdasarkan penelitian di Indonesia prevalensi hipertensi cukup tinggi.


Munculnya gejala dan ancaman berbagai penyakit di era modern ini dan
didukung oleh adanya pola dan gaya hidup yang kurang sehat karena
banyaknya makanan siap saji dan instan terutama di kota besar yang semakin
luas sehingga membuka lebar pintu masuk dan datangnya berbagai penyakit
mematikan seperti hipertensi (Dalimartha, 2008). Bila tidak diatasi, tekanan
darah tinggi akan mengakibatkan jantung bekerja keras sehingga pada suatu
saat akan terjadi kerusakan yang serius. Padahal hipertensi merupakan
penyebab utama stroke, serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, otak dan
mata. Apabila tidak ditanggapi secara serius akan menyebabkan kematian
(Wirawan, 2013).

Penelitian menunjukan bahwa sebagian besar kasus hipertensi sulit


untuk disembuhkan, oleh sebab itu begitu terkena hipertensi, penderita
disarankan untuk mengontrol tekanan darah sesering mungkin. Harus disadari
bahwa penyakit hipertensi datang dan pergi sehingga tidak boleh diabaikan

2
begitu saja dan perlu dilakukan pengobatan untuk mengontrol tekanan
darahnya agar kembali normal (Farid, 2010)

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan


non farmakologis. Pengobatan dengan farmakologis yaitu dengan obat-obatan
anti hipertensi salah satunya yaitu obat-obatan jenis diuretik atau dengan cara
non farmakologis atau pengobatan dengan non obat. Pengobatan non
farmakologis dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan
farmakologis tidak diperlukan atau dapat ditunda, sedangkan bila obat anti
hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai
pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik. Salah satu
dari pengobatan non farmakologis yaitu dengan cara menciptakan keadaan
yang rileks banyak berbagai cara rileksasi seperti meditasi, yoga, hypnosis
serta massage karena dapat mengontrol system saraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah (Wirawan, 2013).

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pengobatan non


farmakologi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap
pengobatan hipertensi (Smeltzer & Bare, 2002 dalam Patar, 2011). Salah satu
dari pengobatan non farmakologis yaitu dengan cara massage atau pemijatan.
Massage mempunyai manfaat yang dapat memperlancar peredaran darah serta
dapat merileksasikan tubuh.

Sentuhan merupakan bahasa universal bagi umat manusia, secara tidak


sadar kita akan mengusap bagian-bagian tubuh yang terasa sakit. Massage
adalah salah satu teknik tertua yang dipakai manusia untuk meningkatkan
kesehatan (Aslani, 2003). Massage mempunyai arti menggosok jaringan tubuh
dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan dan menciptakan efek relaksasi
pada tubuh biasanya dilakukan dengan menggunakan minyak kelapa sebagai
pelumas untuk melemaskan otot-otot yang kaku dibagian sendi (Padjajaran,
2013).

Massage oleh kebanyakan orang masih dianggap sebagai penyembuh


tradisional. Namun, mulai saat ini mulai dirintis penanganan ilmiah dengan

3
menerapkan prinsip-prinsip secara luas sebagai dasar analisis dalam
menegakan diagnosis dan terapinya dan didasarkan pada teori-teori yang telah
teruji kebenarannya. Sudah banyak penelitian dan pengembangan secara
ilmiah atas massage (Hadikusumo, 2010).

Saat ini massage sudah dikenal luas, massage diketahui dapat


meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan postur tubuh,
memperlancar sirkulasi darah dan getah bening. Massage tidak hanya
bermanfaat secara fisik, tetapi juga secara psikologis. Massage dapat
menyampaikan perhatian, penerimaan, dukungan dan empati. Massage
membantu kita merasa nyaman dan menciptakan citra diri yang lebih positif
(Aslani, 2003).

Teknik pemijatan berdampak terhadap lancarnya sirkulasi aliran darah,


yang dapat menyeimbangkan aliran energi didalam tubuh serta mengendurkan
ketegangan otot. Meskipun teknik pemijatan tidak akan berdampak banyak
pada penderita hipertensi berat, namun beberapa penelitian membuktikan
bahwa massage dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
ringan dan sedang (Dalimartha, 2008). Vasokontriksi pada pembuluh darah
perifer dapat menghambat sirkulasi darah dan meningkatkan tahanan vaskuler
sehingga menyebabkan hipertensi. Salah satu gerakan dalam pemijatan, yaitu
effleurage yang dilakukan pada daerah kaki dapat menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah perifer, dan efeknya memperlancar aliran darah balik dari
daerah ekstremitas bawah menuju ke jantung (Tunner, 2005 dalam Herliawati,
2011).

Melakukan massage pada otot-otot besar pada kaki dapat memperlancar


sirkulasi darah dan saluran getah bening serta dapat membantu mencegah
varises. Pada saat melakukan massage pada otot-otot kaki maka tingkatkan
tekanan ke otot ini secara bertahap untuk mengendurkan ketegangan sehingga
membantu memperlancar aliran darah ke jantung. Massage pada kaki diakhiri
dengan massage pada telapak kaki yang dapat merangsang dan menyegarkan
kembali bagian kaki sehingga memulihkan system keseimbangan dan

4
membantu relaksasi (Aslani, 2003). Relaksasi dapat menimbulkan efek tenang
dan rileks yang dalam, sehingga dapat meringankan kelelahan jasmani dan
rohani karena system saraf simpatis mengalami penurunan aktivitas yang
akhirnya dapat mengakibatkan turunnya tekanan darah (Kaplan, 2006 dalam
Safitri, 2010).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Penusupan Kecamatan


Pangkah Kabupaten Tegal yang terdiri dari 9 wilayah pada tahun 2013,
terdapat 2.244 warga yang menderita penyakit hipertensi, 1.660 diantaranya
pasien lama yang sering kontrol dan ada 584 penderita baru yang datang untuk
berobat di Puskesmas Penusupan. Penderita hipertensi terbanyak ada di Desa
Penusupan ada 870 pasien selama tahun 2013. Berdasarkan uraian di atas,
peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Massage Kaki terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Penusupan Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal.

1.2 Perumusan Masalah

Hipertensi merupakan salah satu penyakit penyebab kematian di dunia.


Bahkan di Indonesia penyakit hipertensi termasuk 10 jenis penyakit penyebab
kematian terbanyak, karena sifatnya yang tidak mudah dideteksi secara dini.
Kebanyakan penderita hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya mengalami
penyakit hipertensi. Apabila penyakit hipertensi ini tidak segera diatasi
tekanan darah yang tinggi akan mengakibatkan jantung bekerja keras sehingga
suatu saat akan terjadi kerusakan yang serius dan dapat menyebabkan
komplikasi seperti serangan jantung, gagal jantung dan penyakit lainnya.
Untuk itu penyakit hipertensi perlu penanganan yang baik dan tepat. Ada dua
pengobatan penyakit hipertensi yaitu dengan cara farmakologis atau dengan
terapi obat dan dengan non farmakologis, salah satunya dengan cara massage
kaki. Berdasarkan uraian diatas maka rumusan permasalahan dalam penelitian
ini yaitu, Apakah ada Pengaruh Massage Kaki terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Penusupan Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal?.

5
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh massage kaki terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Mengidentifikasi tekanan darah penderita sebelum dilakukan
massage kaki.
2.3.2.1 Mengidentifikasi tekanan darah penderita sesudah dilakukan
massage kaki.
3.3.2.1 Mengetahui pengaruh massage kaki terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermafaat bagi:
1.4.1 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu contoh intervensi
mandiri dalam penatalaksanaan hipertensi untuk membantu menurunkan
tekanan darah dengan menggunakan massage kaki.

1.4.2 Masyarakat
Dari hasil penelitian diharapkan pasien dapat mengetahui kegunaan dan
manfaat massage kaki dan dapat melakukan massage kaki untuk salah satu
cara pengobatan hipertensi.

1.4.3 Peneliti keperawatan


Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi tambahan ataupun data
awal untuk mengembangkan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
pengaruh massage kaki terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi.

1.4.4 Instansi (Puskesmas)


Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi yang
dapat membantu tenaga kesehatan dalam reverensi atau alternatif
pengobatan hipertensi di puskesmas.

6
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Tekanan Darah

2.1.1 Pengertian Tekanan Darah


Didalam tubuh terdapat cairan yang sangat penting untuk menjaga
kelangsungan hidup. Cairan itu membawa zat-zat yang sangat diperlukan
tubuh, cairan itu dinamakan darah. Salah satu zat penting yang dibawa
darah itu berupa gas oksigen. Oksigen diambil oleh darah dari paru-paru.
Selanjutnya, oksigen dibawa darah menuju sel-sel tubuh melalui
pembuluh darah keseluruh tubuh, darah yang tidak beroksigen kembali
kejantung. Keluar masuknya darah dari dan ke jantung merupakan hasil
kerja otot-otot jantung. Jantung merupakan organ dalam tubuh kita yang
sangat penting. Jantung bertugas memompa darah keseluruh tubuh
dengan membawa zat-zat yang diperlukan bagi sel-sel tubuh. Saat

7
memompa darah, otot-otot jantung mengerut atau berkontraksi.
Sebaliknya saat jantung beristirahat atau berelaksasi, darah dari seluruh
tubuh masuk kejantung. Aktivitas otot-otot jantung dan aliran darah
keseluruh tubuh ini menimbulkan apa yang disebut tekanan darah
(Widharto, 2007).

Tekanan darah adalah tenaga yang digunakan untuk memompa


darah dari jantung keseluruh tubuh. Tekanan darah dibagi menjadi dua,
yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik adalah tekanan darah arteri yang
terjadi ketika darah dipompa dari jantung keseluruh tubuh, yaitu ketika
otot jantung berkontraksi sempurna. Diastolik adalah sisa tekanan dalam
arteri saat jantung beristirahat, yaitu ketika otot jantung berelaksasi
sempurna. Tekanan ini dinyatakan dalam bentuk angka pecahan. Tekanan
sistolik ditulis diatas, sedangkan diastolik dibawah. Jika hasil pengukuran
tensi 120/80 mmHg, artinya sistolik anda 120 dan diastolik 80
(Agromedia, 2007).
2.1.2 Pengukuran Tekanan Darah
Menurut Susilo & Wulandari (2011), tekanan darah umumnya
diukur dengan alat yang disebut sphygmomanometer atau biasa dikenal
dengan dengan tensimeter. Sphygmomanometer terdiri dari sebuah
pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah manset dari karet. Alat ini
mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut millimeter air raksa
(mmHg). Manset ditaruh mengelilingi lengan atas dan dipompa dengan
sebuah pompa udara sampai dengan tekanan yang menghalangi aliran
darah dipembuluh darah utama (brachial artery) yang berjalan melalui
lengan. Lengan kemudian diletakan disamping badan pada posisi lebih
tinggi dari jantung dan tekanan darah manset pada lengan dilepaskan
secara berangsur-angsur.

Ketika tekanan darah dalam manset berkurang, seorang dokter


mendengar dengan stetoskop melalui pembuluh darah pada bagian depan
dari siku. Tekanan pada bagian dimana dokter pertama kali mendengar
denyutan dari pembuluh darah disebut tekanan sistolik (angka yang

8
diatas). Ketika tekanan manset berkurang, lebih jauh, tekanan pada
denyutan akhirnya berhenti disebut tekanan diastolik (angka yang
dibawah).

2.1.3 Mekanisme Pemeliharaan Tekanan Darah


Jain (2011), mengatakan tekanan darah terutama dikontrol oleh
otak, sistem saraf otomatis, ginjal, beberapa kelenjar endokrin, arteri dan
jantung. Otak adalah pusat pengontrol tekanan darah ditubuh yang
mengatur organ-organ tubuh lainnya berdasarkan keperluan dan
kebutuhan tubuh. Perubahan yang cepat pada tekanan darah memicu
respon pengganti dari system saraf hanya dalam beberapa beberapa detik.
Respon syaraf ini tidak melibatkan bagian otak yang mengatur alam
sadar. Mekanisme pemeliharan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
kontrol jangka pendek dan kontrol jangka panjang.
2.1.3.1 Kontrol jangka pendek
Perubahan mendadak pada bentuk tubuh atau perdarahan hebat
dapat menyebabkan perubahan tajam pada tekanan darah, yang langsung
direspon oleh system saraf. Jaringan saraf yang merupakan bagian dari
system saraf otomatis membawa sinyal dari seluruh tubuh untuk memberi
informasi keotak tentang status tekanan darah, volume darah, dan
kebutuhan-kebutuhan khusus setiap organ. Informasi ini diproses otak
dan hasilnya dikirim melalui jaringan saraf yang berujung diorgan-organ
tubuh (termasuk pembuluh darah).

Sinyal yang dihasilkan akan menyebabkan pembukaan dan


penyempitan pembuluh darah. Respon otomatis akan menyesuaikan
denyut jantung, volume darah yang dipompa, dan diameter urat nadi
kembali ke tekanan normal. Saraf ini berfungsi secara otomatis di luar
kesaran manusia.

2.3.1.2 Kontrol tekanan jangka panjang


Tekanan darah secara jangka panjang dikontrol oleh hormon.
Ginjal yang berfungsi sebagai penghasil hormon dalam tubuh, merespon
tekanan darah rendah dengan mengeluarkan hormon bernama rennin,

9
yang berfungsi meningkatkan tekanan darah. Rennin yang berasal dari
ginjal merangsang pembentukan angiotensin, yang menekan urat nadi
dan meningkatkan tekanan darah. Hormon dari beberapa organ juga turut
meningkatkan tekanan darah (Jain, 2011). Tekanan darah yang tinggi
akan kembali diturunkan ketika rennin dilepaskan kembali oleh ginjal
sampai tekanan darah mencapai titik normal (Ridwan, 2002).

Menurut Wirawan (2013) ginjal dapat mengendalikan tekanan


darah melalui beberapa cara yaitu:

a. Jika tekanan darah meningkat, maka ginjal akan menambah pengeluaran


garam dan air, yang hal ini akan menyebabkan berkurangnya volume
darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
b. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam
dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah ke normal.
c. Ginjal juga meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim
yang disebut rennin, yang memicu pembentukan hormone ongiotensin,
yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon oldesteron

Arteri juga memiliki andil dalam mengendalikan tekanan darah.


Otot-otot dalam dinding pembuluh dapat membesar untuk meningkatkan
pasokan darah keorgan, atau berkontraksi untuk mengalirkan darah
kebagian yang paling membutuhkan. Sebagai contoh, ketika kita makan,
darah dibelokan ke usus untuk membantu pencernaan, dan ketika kita
berolahraga, darah dibelokan untuk membantu otot-otot yang sedang
berolahraga.

2.1.4 Gangguan Tekanan Darah


Pengaturan tekanan darah secara normal seperti yang dipaparkan
sebelumnya sangatlah kompleks. Ketika jantung berdenyut jantung
memompa darah kedalam pembuluh darah dan mengakibatkan tekanan
darah meningkat. Ini disebut tekanan darah sistolik, yakni angka tekanan
darah tertinggi. Pada saat jantung rileks (tidak berdenyut tekanan darah

10
jatuh ke tingkat rendah, ini disebut tekanan darah diastolik, yakni angka
terbawah (Brunner & Suddarth, 2001).

Hayens (2003) menyatakan bahwa pada 10 sampai 15 persen


orang-orang dewasa, sistem regulasinya sering terjadi kelainan walaupun
sedikit. Ada dua macam gangguan tekanan darah yaitu tekanan darah
meningkat terus-menerus yang disebut tekanan darah tinggi atau
hipertensi dan tekanan darah dibawah normal yang dapat memicu
kelelahan yang disebut tekanan darah rendah atau hipotensi. Akan tetapi
komplikasi yang terjadi pada penderita tekanan darah rendah tidak
seberat tekanan darah tinggi (Hayens dalam USU, 2011). Oleh karena
itu, penelitian ini hanya berfokus pada informasi tentang tekanan darah
tinggi atau hipertensi.

2.2 Hipertensi
2.2.1 Pengertian Hipertensi
Darah tinggi atau hypertension (hipertensi) merupakan suatu
keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan diatas normal
(Wiryowidagdo & Sitanggang, 2008). Hipertensi atau yang lebih dikenal
dengan penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian (mortalitas) (Dalimartha, 2008).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami


peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukan oleh angka
sistolik (bagian atas) dan angka bawah (diastolik) pada pemeriksaan tensi
darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff
air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (Wirawan,
2013).

2.2.2 Faktor Penyebab Hipertensi


Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dikelompokan
kedalam dua kelompok besar, yaitu hipertensi primer dan sekunder.
Hipertensi primer adalah suatu kondisi terjadinya tekanan darah tinggi

11
yang penyebabnya belum diketahui. Sedangkan hipertensi sekunder
adalah akibat dari proses penyakit lain yang dapat diketahui dengan pasti
(Puspitorini, 2008).

Faktor penyebab hipertensi ada dua yaitu faktor yang tidak dapat
dikontrol atau tidak bisa dikendalikan seperti keturunan, usia jenis
kelamin. Dan faktor yang dapat dikontrol atau dapat dikendalikan seperti
kegemukan, stres, kurang olahraga, kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol (Ridwan, 2011).

Berikut beberapa faktor penyebab hipertensi yang tidak dapat


dikontrol yaitu:
2.2.2.1. Faktor penyebab hipertensi yang tidak dapat dikontrol yaitu:
a. Keturunan
Dalam tubuh manusia terdapat dua faktor keturunan yang
diperoleh dari kedua orang tuanya. Jika orang tua mempunyai
riwayat menderita hipertensi maka garis keturunan berikutnya
mempunyai resiko besar menderita hipertensi (Widartho, 2007).

b. Usia dan Jenis Kelamin


Pada umumnya, hipertensi menyerang pria pada usia diatas
31 tahun, sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45
tahun(menopause). Hipertensi lebih mudah menyerang kaum laki-
laki dari pada perempuan. Hal itu kemungkinan karena laki-laki
banyak memiliki faktor pendorong terjadinya hipertensi, seperti
stres, kelelahan dan makan tidak terkontrol. Adapun hipertensi pada
perempuan peningkatan resiko terjadi setelah masa menopause
(Dalimartha, 2008).

Beberapa faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol


atau dikendalikan yaitu:

a. Konsumsi Garam
Semua yang kita makan dan minum dapat mempengarui
tekanan darah, dan konsumsi garam mempunyai efek langsung
terhadap tekanan darah. Mengurangi asupan garam dapat

12
mengurangi tekanan darah. Konsumsi garam yang tinggi dapat
meningkatkan tekanan darah karena naiknya kandungan natrium di
sel-sel otot halus pada dinding arteri. Kandungan natrium yang
tinggi memudahkan masuknya kalsium kedalam sel-sel, yang pada
akhirnya menyebabkan kontraksi dan mempersempit diameter
internal arteri (Jain, 2011).

b. Kelebihan Berat Badan (Obesitas)


Kegemukan (obesitas) juga merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit berat, salah
satunya hipertensi. Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya
hubungan antara berat badan dengan tekanan darah (Susilo &
Wulandari, 2011).

c. Stres
Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, rasa marah,
murung) dapat merangsang kelenjar anak ginjal untuk mengeluarkan
adrenalin dan memicu jantung berdenyut kuat. akibatnya tekanan
darah meningkat (Widharto, 2007).

Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah darah


perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf
simpatetis dan akan membangkitkan saraf simpatetis yang akan
memicu kerja jantung dan akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah (Susilo & Wulandari, 2011).

d. Konsumsi Alkohol
Pada beberapa keadaan, hipertensi tampaknya dikaitkan
dengan konsumsi alkohol berlebihan dan hipertensi cenderung turun
bila konsumsi alkohol dihentikan atau dibatasi (Dalimartha, 2010).
Konsumsi alkohol terlalu banyak memiliki tekanan darah
tinggi ketimbang orang yang tidak pernah minum alkohol. Alkohol

13
dapat memicu kenaikan tekanan darah, meskipun mekanisme
peningkatan akibat alkohol belum jelas (Ridwan, 2011).

e. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan, baik yang diresepkan atau tidak
diresepkan (dibeli secara bebas), dapat meningkatkan tekanan darah.
Obat yang biasanya dapat meningkatkan tekanan darah adalah pil
KB dan pil hormone lainnya yang mengandung estrogen. Hormon
kartikosteroid dan adrenokortikotrofik, serta hormon lainnya, jika
diberikan dengan dosis tinggi dapat meningkatkan tekanan darah
karena menyebabkan retensi natrium dan air sehingga meningkatkan
volume darah dalam tubuh. Tablet atau suntikan steroid dalam dosis
tinggi tidak boleh diberikan selain untuk penyakit serius yang
mengancam jiwa, dan biasanya pemberiannya dibawah pengawasan
dokter (Jain, 2011).

f. Olahraga
Zaman modern seperti sekarang ini banyak kegiatan yang
dapat dilakukan dengan cara cepat dan praktis. Manusiapun
cenderung mencari segala sesuatu yang mudah dan praktis sehingga
secara otomatis tubuh tidak banyak bergerak. Selain itu dengan
adanya kesibukan yang luar biasa, manusiapun merasa tidak punya
waktu untuk lari pagi atau berolahraga akibatnya, kita menjadi
kurang gerak dan kurang olahraga. Kondisi inilah yang memicu
kolestrol tinggi dan juga adanya tekanan darah yang terus menerus
meningkat (Susilo & Wulandari, 2011).
g. Merokok
Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotin dalam batang
rokok yang dihisap seseorang. Hasil penelitian menunjukan bahwa
nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh
darah. Selain itu nikotin juga dapat menyebabkan terjadinya
pengapuran pada dinding pembuluh darah (Dalimartha, 2008).

2.2.3 Jenis Hipertensi

14
Menurut Jain (2011), hipertensi dibedakan menjadi dua kelompok
besar yaitu hipertensi esensial/primer dan hipertensi sekunder.

Hipertensi esensial merupakan suatu kondisi tekanan darah yang


tidak diketahui penyebab terjadinya hipertensi atau tanda-tanda kelainan
organ didalam tubuh. Hipertensi jenis ini biasanya dipengaruhi oleh
berbagai faktor keturunan, pola makan dan minuman yang kurang tepat
yang ditandai dengan tinggi kadar natrium didalam bahan makanan atau
minuman tersebut merupakan salah satu faktor yang turut meningkatkan
prevalensi seseorang terkena hipertensi. Faktor lainnya stress dan takanan
hidup yang tinggi. Kondisi stres dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan fungsi fisiologis dan psikis seseorang (Ridwan,
2009). Hipertensi esensial sering disebut hipertensi primer. Hipertensi
kategori ini paling sering ditemui. Jumlahnya mencapai 90-95% dari
penderita hiperetensi keseluruhan. Ketidakpastian faktor penyebab
membuat penderita hipertensi esensial sulit mengetahui pemicu tingginya
tekanan darah tinggi (Sutomo, 2009).

Menurut Jain (2011) jika penyebab langsungnya dapat diketahui,


kondisi itu disebut sebagai hipertensi sekunder. Diantara penyebab
hipertensi sekunder, penyakit ginjal menempati posisi terdepan.
Hipertensi sekunder juga dipicu oleh beberapa faktor yaitu: kontraksi
aorta (bentuk cacat/ malformasi dari arteri besar yang mengalirkan darah
dari jantung), tumor kelenjar hipofisis, kelenjar adrenal atau ginjal,
produksi beberapa hormon yang berlebihan, yang diketahui dapat
menaikan tekanan darah seperti hormon adrenal atau tiroid, gangguan
yang melibatkan tekanan darah pada otak atau batang otak, tumor atau
penyebab lain yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah
intrakranial.

Tekanan darah tinggi yang disebabkan faktor tersebut diatas yang


bisa disembuhkan kurang dari 1%. Pil KB (kususnya yang mengandung
estrogen) dan kehamilan dapat meningkatkan tekanan darah, begitu pula

15
pengobatan penyempitan pembuluh darah. Walaupun kasusnya bervariasi
sangat bervariasi apapun penyebab tekanan darah tinggi, resiko terkena
stroke, gagal jantung, penyakit jantung koroner dan berbagai kerusakan
organ lainnya terus meningkat. Tujuan pengobatan tekanan darah tinggi
biasanya adalah untuk menemukan obat yang ampuh dan dapat
ditoleransi oleh tubuh.

Pasien yang menderita kerusakan organ karena tekanan darah


tinggi disebut mengalami hipertensi malignan. Jika tekanan darah terus
tinggi selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau tahunan dengan
tekanan diastolik yang setidaknya 120 mmHg (biasanya bahkan lebih),
akan merusak dinding arteri kecil. Rusaknya dinding arteri akan
membuat darah bocor sehingga mengganggu jalannya darah kebagian
tubuh yang dilalui oleh arteri tersebut. Hal ini biasanya bermula diginjal
kemudian keretina (bagian belakang mata) dan menyebabkan perdarahan.
Hipertensi malignan sangat berbahaya, berkembang sangat cepat, dan
memerlukan perhatian medis secepatnya. Walaupun namanya terkadang
diasosiasikan dengan kanker, hipertensi malignan tidak ada hubungannya
dengan kanker, namun merupakan bentuk terberat dari tekanan darah.
Jika tidak diidentifikasi dan diobati secepatnya akan menyebabkan
kerusakan permanen pada ginjal, retina dan otak. Saat ini orang-orang
yang menderita tekanan darah tinggi dapat diketahui secepatnya dengan
pemeriksaan rutin. Hal ini membuat hipertensi malignan jarang terdengar
lagi (Jain, 2011).

2.2.4 Klasifikasi Hipertensi


Tubuh memiliki sistem yang kompleks untuk mengatur tekanan
darah agar pembuluh darah arteri agar tidak memiliki tekanan yang
berlebihan. Tetapi ada beberapa hal yang menyebabkan tekanan dalam
pembuluh darah arteri meningkat atau yang sering disebut penyakit
hipertensi. Hipertensi baru bisa diketahui dari hasil pengukuran tekanan
darah, tekanan darah dinyatakan dalam dua angka, yaiu sistolik dan
diastolik (Sutomo, 2009).

16
Hipertensi merupakan kelaian yang sulit diketahui oleh tubuh kita
sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan
mengukur tekanan darah secara teratur (Puspitorini, 2008). Para ahli
membuat klasisfikasi hipertensi untuk memudahkan mempelajari dan
mendiagnosis jenis hipertensi yang diderita oleh pasien. Hipertensi
ditandai dengan kenaikan tekanan darah diatas angka yang telah
dipersyaratkan yang diukur menggunakan tensimeter (Ridwan, 2002)

Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah pada dewasa

Kategori Tekan darah sistolik Tekanan darah diastolic

Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85mmHg

Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1 (hipertensi 140-159 mmHg 90-99 mmHg


ringan)

Stadium 2 (hipertensi 160-179 mmHg 100-109 mmHg


sedang)

Stadium 3 (hipertensi 180-209 mmHg 110-119 mmHg


berat)

Stadium 4 (hipertensi 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
maligna)

Sumber: Wirawan, 2013

17
Menurut Ridwan (2002), tekanan darah dapat meningkat melalui
beberapa mekanisme dengan cara jantung memompa lebih kuat sehingga
darah mengalir dengan kecepatan tinggi setiap detiknya, sehingga arteri
besar mengalami kehilangan kelenturan dan menjadi kaku. Hal ini
diakibatkan ketika jantung berdenyut, darah harus mengalir melalui
pembuluh darah yang lebih sempit daripada biasanya sehingga
menyebabkan naiknya tekanan darah dan terjadi kelainan fungsi ginjal
dimana ginjal tidak dapat membuang sejumlah garam dan cairan dari
dalam tubuh sehingga meningkatkan volume darah hal ini dapat memicu
terjadinya tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kondisi sebaliknya akan
terjadi penurunan tekanan darah (hipotensi) jika aktivitas jantung
berkurang, arteri mengalami pelebaran, serta banyaknya cairan yang
keluar dari sirkulasi darah mengakibatkan kondisi sebaliknya. Aktivitas
fungsi ginjal dalam mengendalikan cairan tubuh dipengaruhi oleh system
saraf otonom (bagian dari system saraf).
2.2.5 Manifestasi klinis
Hipertensi seringkali tidak disadari karena tidak mempunyai
gejala yang khusus. Padahal apabila tidak ditangani dengan baik,
hipertensi mempunyai resiko besar untuk meninggal karena komplikasi
kardiovaskular seperti stroke, jantung atau gagal ginjal (Wirawan, 2013).

Tekanan darah tinggi yang banyak dialami pada umumnya tidak


memiliki gejala yang khusus fakta bahwa tidak adanya gejala membuat
penyakit ini tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun, sampai
penderitanya sudah mengalami kerusakan jantung, otak dan ginjal.
Ketika tekanan darah cenderung naik, gejala-gejalanya tidak muncul saat
itu juga. Pada tahap berikutnya, orang tersebut menemui dokter karena
sudah mulai merasa sakit. Seringkali pasien malah tidak pernah
mengeluh sampai dokter memberitahu bahwa tekanan darahnya
meningkat. Dapat disimpulkan, sebelum melibatkan kerusakan pada
organ tubuh, tekanan darah tinggi tidak menimbulkan gejala sama sekali
(Jain, 2011).

18
Beberapa bukti menunjukan seseorang dengan tekanan darah
tinggi yang tidak ada komplikasi merasa lebih baik, lebih awas dan
penuh semangat dari pada mereka yang memiliki tekanan darah rendah.
Namun ketika tekanan darahnya menyentuh batas yang tidak dapat
ditoleransi, gejala-gejalanya akan mulai bermunculan, antara lain: sakit
kepala, nyeri atau sesak pada dada, terengah-engah saat beraktivitas,
jantung berdebar-debar, pusing/ pening, gangguan tidur, mimisan,
perdarahan subkonjungtival dan gangguan penglihatan, stroke,
kesemutan, gelisah dan mudah marah, keringat berlebih, kram otot,
badan lemah lesu, sering buang air kecil, pembengkakan dibawah mata
pada pagi hari.

2.2.6 Komplikasi Hipertensi


Menurut Dalimarta (2008) penderita hipertensi beresiko terserang
penyakit lain yang timbul bersama sehingga berpotensi memperburuk
kerusakan organ, diantaranya penyakit jantung koroner, gagal jantung,
kerusakan pembuluh darah otak dan gagal ginjal. Penyakit jantung
koroner dialami penderita hipertensi sebagai akibat terjadinya
pengapuran pada dinding pembuluh darah jantung. Penyempitan lubang
pembuluh darah jantung menyebabkan berkurangnya aliran darah pada
beberapa bagian otot jantung. Hal ini menyebabkan rasa nyeri didada dan
dapat berakibat gangguan pada otot jantung. Bahkan, dapat menimbulkan
serangan jantung.

Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih


berat untuk memompa darah. Kondisi itu berakibat otot jantung akan
menebal dan meregang sehingga daya pompa otot menurun. Pada
akhirnya, dapat terjadi kegagalan kerja jantung secara umum. Tanda-
tanda adanya komplikasi yaitu sesak nafas, nafas putus-putus (pendek),
dan terjadi pembengkakan pada tungkai bawah serta kaki. Kerusakan
pembuluh darah otak beberapa penelitian di luar negeri mengungkapkan
bahwa hipertensi menjadi penyebab utama pada kerusakan pembuluh

19
darah otak. Ada dua jenis kerusakan yang ditimbulkan yaitu pecahnya
pembuluh darah dan rusaknya dinding pemburuh darah. Dampak
akhirnya, seseorang bisa mengalami stroke dan kematian.

Gagal ginjal merupakan peristiwa dimana ginjal tidak dapat


berfungsi sebagai mana mestinya. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat
hipertensi, yaitu nefroskierosis benigna dan nefroskierosis maligna.
Nefroskierosis benigna terjadi pada hipertensi yang berlangsung lama
sehingga terjadi pengendapan fraksi-fraksi plasma pada pembuluh darah
akibat proses menua. Hal itu akan menyebabkan daya permeabilitas
dinding pembuluh darah berkurang. Adapun nefroskierosis maligna
merupakan kelainan ginjal yang ditandai dengan naiknya tekanan
diastole diatas 130 mmHg yang disebabkan terganggunya fungsi ginjal.

2.2.7 Penatalaksanan Hipertensi


Penatalaksanaan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
dapat dilakukan dengan cara yaitu dengan farmakologis dan non
farmakologis

2.2.7.1 Penatalaksanaan dengan Farmakologis


Menurut Wirawan (2013), penatalaksanaan dengan farmakologis
adalah dengan menggunakan obat-obatan kimiawi, seperti dengan obat
antihipertensi. Ada berbagai macam obat antihipertensi dalam
penatalaksanaan obat yaitu: diuretik, penghambat simpatetik, betabloker,
vasodilator, penghambat enzim konversi angiotensin, antagonis kalsium,
penghambat reseptor angiotensin II. Obat-obatan jenis diuretik bekerja
dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume
cairan tubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung
menjadi lebih ringan. Contoh obatnya adalah Hidroklorotiazid.

Pengobatan ini memicu pembentuka urin dalam ginjal,


menyebabkan tubuh untuk mengalirkan cairan dan mineral, terutama
sodium. Ini seringkali merupakan terapi pertama yang diberikan untuk
menurunkan tekanan darah, Meskipun sudah sering digunakan, obat ini

20
sering memberikan efek yang tidak diinginkan, seperti kadarkalium yang
rendah (hipokalemia). Efeksamping ini dapat diminimalkan dengan
pemakaian diuretik hemat kalium.

Golongan obat penghambat simpatetik bekerja dengan


menghambat aktifitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat
beraktivitas). Contoh obatnya adalah: Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

Mekanisme kerja antihipertensi obat betabloker adalah melalui


penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada
penderita yag telah diketahui mengidap gangguan pernafasan seperti
asma brobkial. Contoh obatnya adalah: Metoprolol, Prapranolol dan
atenolol. Pada penderita diabetes mellitus harus hati-hati, karena dapat
menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah
turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi
penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme
(penyempitan saluran pernafasan) sehingga pemberian obat betabloker
harus hati-hati. Obat golongan vasodilator bekerja langsung pada
pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang
termasuk dalam golongan ini adalah: Prosonin, Hidralasin. Efek samping
yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah: sakit
kepala dan pusing.

Cara kerja obat golongan penghambat enzim konversi angiotensin


adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk
golongan ini adalah kaptopril. Efeksamping yang mungkin timbul adalah:
batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas. Obat ini merupakan
vasodilator yang membantu menurunkan tekanan darah dengan
menghambat substansi dalam darah yang menyebabkan pembuluh darah
akan mengkerut (kontriksi). Beberapa study baru menyatakan bahwa
golongan obat ini lebih baik dari pada lainnya untuk mencegah stroke,
penyakit jantung dan penyakit ginjal (terutama penderita diabetes)

21
dengan faktor resiko untuk penyakit vaskuar/ pembuluh darah. Obat-obat
ini juga bermanfaat pada pasien dengan yang telah menderita penyakit
jantung.

Golongan obat antagonis kalsium menurunkan daya pompa


jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang
termasuk golongan ini adalah: Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil.
Efeksamping yang mungkin timbul adalah: sembelit, pusing, sakit kepala
dan muntah. Obat-obatan ini merupakan vasodilator yang menghambat
aliran kalium kedalam jantung dan menurunkan tekanan darah. Meskipun
demikian, kebanyakan studi tidak memperlihatkan manfaat obat ini
dalam menurunkan resiko kematian dari tekanan darah tinggi, dan
beberapa dari obat ini dapat meningkatkan resiko kematian dari tekanan
darah tinggi.

Cara kerja obat penghambat reseptor angiotensin II adalah dengan


menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang
mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang
termasuk golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efeksamping yang
mungkin timbul adalah: sakit kepala, pusing, lemas dan mual. Dengan
pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa
ditekan.

Golongan obat baru ini menunjukan hasil yang cukup baik dan
menjanjikan dalam menurunkan kompilkasi-komplikasi yang
berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Golongan obat ini mempunyai
efek yang mirip dengan pengambat Enzim Konversi Angiotensin
meskipun lebih spesifik pada aksinya dan memiliki efeksamping yang
lebih sedikit.

2.2.7.2 Penatalaksanaan Non Farmakologis

22
Pengobatan secara nonfarmakologis atau dikenal dengan
pengobatan tanpa obat dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

a. Diet rendah garam


Garam dapur mengandung 40 % natrium. Oleh karena itu,
tindakan mengurangi konsumsi garam merupaka usaha mencegah
natrium masuk kedalam tubuh. Mengurangi konsumsi garam pada
awalnya memang sulit. Keadaan ini terjadi karena penderita telah
terbiasa makanan berasa asin selama puluhan tahun (Widharto, 2007).
Mengurangi asupan garam kedalam tubuhNasihat pengurangan garam,
harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan
garam secara drastic akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini
hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik
digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis (Wirawan,
2013).

b. Mengendalikan berat badan


Menurut Puspitorini (2008), obesitas merupakan salah satu bentuk
malnutrisi dan kelainan metabolisme, curah jantung dan sirkulasi volume
darah penderita hipertensi yang mengalami obesitas cenderung lebih
tinggi karena terdapat hubungan antara lain: kondisi obesitas, dibutuhkan
jumlah oksigen yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan metabolik
dengan demikian, akan terjadi peningkatan volume dan tekanan darah
yang bertujuan memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik yang
diakibatkan oleh obesitas. Pada kondisi obesitas dapat terjadi resistensi
insulin yang berpotensi menghilangkan kerja insulin dalam
mempertahankan tekanan darah yang normal. Pada kondisi obesitas
terjadi peningkatan jumlah alam lemak bebas yang akan mempersempit
pembuluh darah sehingga tekanan darah akan meningkat. Obesitas terjadi
akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari pada yang dibutuhkan
oleh tubuh.

23
c. Mengendalikan alkohol dan kafein
Beberapa referensi kesehatan menyatakan kopi dan alkohol tidak
baik untuk penderita tekanan darah tinggi. Senyawa kafein yang terdapat
pada kopi dapat memacu meningkatnya denyut janttung yang berdampak
pada peningkatan tekanan darah. Ada yang member batasan bahwa 3
cangkir kopi kental sudah cukup menyebabkan jantung berdetak semakin
kencang. Sedangkan untuk minuman yang beralkohol jika dikonsumsi
terus menerus atau sering, dapat mengakibatkan kerusakan organ hati dan
system saraf (Widharto, 2007).

d. Membatasi konsumsi lemak


Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah dapat
menyebabkan timbunan kolestrol pada dinding pembuluh darah. Hal ini
dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah
akan meningkat (Susilo & Wulandari, 2011).

e. Berolahraga secara teratur


Olahraga seperti bersepeda, jogging, aerobik yang teratur dapat
memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan
darah. Orang yang kurang aktif berolahraga pada umumnya cenderung
mengalami kegemukan. Olahraga dapat mengurangi atau mencegah
obesitas serta dapat mengurangi asupan garam kedalam tubuh melalui
keringat yang keluar (Dalimartha, 2008).

f. Ciptakan keadaan rileks


Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga, massage atau
hypnosis dapat mengontrol system syaraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah.

2.3 Massage
2.3.1 Pengertian Massage
Massage merupakan bagian tubuh yang ditekan dengan oleh
tangan dan jari dengan meremas sedikit demi sedikit keseluruh tubuh
(Jatiningrum, 2012). Massage atau pijat merupakan gerakangerakan

24
tangan yang mekanis terhadap tubuh manusia dengan menggunakan
macam-macam bentuk gerakan.
Massage merupakan sentuhan universal pada bagian-bagian tubuh
yang terasa sakit, serta untuk menenangkan atau merileksasikan tubuh
agar terasanya nyaman (Aslani, 2003).

2.3.2 Manfaat massage


Manfaat massage adalah memperlancar peredaran darah dan getah
bening. Dimana massage akan membantu memperlancar metabolisme
dalam tubuh. Treatment massage akan mempengaruhi kontraksi
dinding kapiler sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya
pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah bening. Aliran oksigen
dalam darah meningkat, pembuangan sisa-sisa metabolik semakin lancar
sehingga memacu hormon endorphin yang berfungsi memberikan rasa
nyaman atau dapat menimbulkan relaksasi (Mithayani, 2012).
Memperbaiki sirkulasi darah pada otot dapat mengurangi nyeri dan
inflamasi, karena massage meningkatkan sirkulasi darah getah bening
(Price, 1997 dalam USU, 2011)

2.3.3 Faktor-faktor pertimbangan dalam melakuakan massage


2.3.3.1 Mengusap (Effleurage)
Gerakan mengusap merupakan teknik paling sederhana dalam
proses pemijatan, dan dapat dilakukan diseluruh bagian tubuh. Berupa
gerakan berirama yang dipakai alat mengawali dan mengakhiri massage
(Setya, 2012)

2.3.3.2 Tekanan
Ketika menggunakan keseluruhan tangan untuk memijat suatu
daerah yang luas, tekanan harus selalu dipusatkan dibagian telapak
tangan. Jari-jari tangan harus dilemaskan sepenuhnya karena tekanan
pada jari tangan pada saat ini tidak menghasilkan relaksasi yang
diperlukan. Tekanan telapak tangan hanya boleh diberikan ketika
melakukan gerakan mengurut ke arah jantung dan harus dihilangkan
ketika melakukan gerakan balik (Price, 1997 dalam USU, 2011).

25
2.3.3.3 Irama
Jarak antara gerakan ke gerakan dimana hal tersebut akan sangat
mempengaruhi rangsangan pada bagian tubuh yang dimassage maupun
kenyamaan bagi klien. Massage yang baik adalah jika gerakan yang
dilakukan teratur, stabil dan tidak terlalu cepat atau lambat (Jurch, 2009
dalam Wahyuni, 2013)

2.3.3.4 Kecepatan
Sampai taraf tertentu kecepatan gerakan massage tergantung pada efek
yang ingin dicapai. Umumnya massage dilakukan untuk menghasilkan
relaksasi pada orang yang dipijat dan frekuensi gerakan massage kurang
lebih 15 kali dalam satu menit.

2.3.3.1 Durasi
Durasi atau lamanya suatu terapi massage tergantung pada
luasnya tubuh yang akan dipijat. Rangkaian massage yang dianjurkan
berlangsung antara 5 sampai 15 menit dengan mempertimbangkan luas
daerah yang dipijat. Menurut Breakey (1992) yang dikutip oleh Price
(1997) Massage 10 menit sudah dapat menghasilkan relaksasi (Price,
1997 dalam Safitri, 2011).

2.3.4 Kontraindikasi massage terhadap hipertensi


Kontraindikasi massage sangat bergantung pada tipe keadaan
yang diderita pasien. Ketika seseorang mengalami hipertensi, tekanan
yang berlebihan merupakan usaha yang bertentangan terhadap dinding
pembuluh darah. Suatu aktivitas yang mungkin meningkatkan tingginya
teakanan intra- vascular yang beresiko membuat rupture pembuluh
darah. Salah satu efek fisiologis dari massage, terutama pada daerah yang
dipijat, hal ini merukana aktivitas yang mampu meningkatkan sirkulasi
darah. Peningkatan sirkulasi darah dapat meningkatkan tekanan intra-
vascular. Ini adalah alasan dibalik yang diwaspadai terapi massage
dengan klien hipertensi (Cutler, 2007).

2.3.5 Efek samping massage


Efeksamping massage menurut Andriana 2010, yaitu:

26
2.3.5.1 Kerusakan saraf
Banyak pakar yang memperingatkan bahwa massage dapat
menyebabkan kerusakan saraf. Meskipun jarang dilakukan Richard
Brassaw dari situs Disability Happenes mengutip penelitian yang
dilakukan oleh Arizona May Clinic yang mengungkapkan bahwa
massage terlalu dalam dan kencang bisa menyebabkan kerusakan saraf.
Kerusakan bisa terjadi jika terapi memberikan tekanan massage
berlebihan.

2.3.5.2 Alergi
Saat melakukan massage banyak terapis yang memadukannya
dengan minyak massage, lotion, atau minyak aromaterapi yang ternyata
bisa memicu reaksi alergi. Hal ini bisa diatasi dengan mencoba terlebih
dahulu minyak massage pada punggung tangan untuk mengetahui adanya
reaksi alergi, sebelum akhirnya diaplikasikan ke seluruh tubuh.

2.3.6 Massage pada kaki


Menurut Aslani (2003), melakukan massage pada otot-otot besar
pada kaki dapat memperlancar sirkulasi darah dan saluran getah bening
serta membantu mencegah varises. Pada saat melakukan massage pada
otot-otot kaki maka tingkatkan tekanan tekanan ke otot ini secara
bertahap untuk mengendurkan ketegangan sehingga membantu
memperlancar aliran darah ke jantung. Massage pada kaki diakhiri
dengan massage pada telapak kaki yang akan merangsang dan
menyegarkan kembali bagian kaki sehingga memulihkan sistem
keseimbangan dan membantu relaksasi.

Massage ini dilakukan dengan persiapan terlebih dahulu, adapun


langkah yang dilakukan menurut Aslani (2003) adalah sebagai berikut:
2.3.6.1 Menyediakan tempat yang nyaman
Lingkungan tempat massage harus membuat suasana rileks dan
nyaman, pemijat harus memperhatikan suhu ruangan yang tidak terlalu
panas dan tidak terlalu dingin, penerangan yang cukup, permukaan

27
tempat massage yang rata dan nyaman jika diperlukan gunakan karpet
dengan busa karet agar menambah suasana nyaman pada klien.

2.3.6.2 Menyeimbangkan diri


Ketenangan dan kenyamanan diri adalah hal yang paling penting
jika ingin memberikan pijatan yang baik. Kenakan pakaian yang tidak
membatasi gerak saat memijat, rilekskan diri dengan meletakan kedua
tangan dibawah pusar dan rasakan hangat tangan masuk memasuki
daerah pusar kemudian bukalah mata berlahan-lahan.

2.3.6.3 Effleurage
Effleurage adalah istilah untuk gerakan mengusap yang ringan
dan menenangkan saat memulai dan mengakhiri massage, gerakan
bertujuan untuk menghangatkan otot agar rileks.
2.3.6.4 Massage pada klien
Setelah persiapan diatas dilakukan maka klien telah siap untuk
untuk dilakukan massage. Prosedur massage ini dilakukan dengan posisi
berbaring menutup bagian klien dengan handuk besar mulai dari
pinggang sampai kaki.

2.3.7 Prosedur Gerakan Massage Pada Kaki


1. Letakkan telapak tangan dipermukaan kaki dengan jemari rapat dan
lekukan gerakan seperti berenang. Buatlah lingkaran yang saling
bertumpukkan dengan kedua tangan secara bergantian. Usap bagian kaki
hingga kebagian betis. Ketika tangan berada dibagian bawah, gerakkan
tangan kembali keatas.

28
2. Massage pada kaki belakang
Letakkan tangan bersilangan dibelakang pergelangan kaki kanan. Dorong
kedua tangan hingga lutut. Pisahkan dan kembali turun ke bawah dengan
lembut, ikuti tekuk kaki. Ulangi lagi gerakan tersebut.

3. Tekan ibu jari ke bagian tengah otot betis seolah-olah memisahkannya,


pijat hingga ke bagian bawah lutut. Dengan sangat lembut pijat bagian
belakang lutut. Buat lingkaran kecil dengan ibu jari diseluruh wilayah
tersebut.

29
4. Kembali ke telapak kaki dan lakukan gerakan mengusap panjang ke atas
menuju lutut. Untuk mengakhiri pemijatan pada kaki bagian belakang urut
turun kembali ke pergelangan kaki. Lakukan hal yang sama pada kaki kiri.

5. Massage pada kaki bagian depan


Ambillah posisi menghadap ke kaki klien dengan kedua lutut berada
disamping betisnya. Letakkan tangan kita sedikit diatas pergelangan kaki
dengan jari-jari menuju ke atas, dengan satu gerakan tak putus luncurkan
tangan ke tas dan kembali turun di sisi kaki mengikuti lekuk kaki. Pijatlah
dengan kedua tangan pijat kebawah pada sisi kaki hingga ke pergelangan
kaki serta berikan tekanan pada 3 jari diatas betis selama beberapa detik.
Ulangi pada kaki kiri.

30
6. Massage pada telapak kaki
Letakkan alas yang cukup besar dibawah kaki klien, lalu tangkupkan
telapak tangan kita di sekitar sisi kaki kanannya. Rilekskan jari-jari serta
gerakkan tanga kedepan dan kebelakang dengan cepat. Ini akan membuat
kaki rileks.

31
7. Biarkan tangan tetap memegang bagaina atas kaki. Geser tangan kiri
kebawah tumit kaki, dengan lembut tarik kaki ke arah pemijat mulai
daerah tumit. Dengan gerakan oval putar kaki beberapa kali kesetiap arah.

8. Pegang kaki pasangan dengan ibu jari kita berada di atas dan telunjuk di
bagian bawah. Kemudian dengan menggunakan ibu jari, Ulangi gerakan
ini pada tiap lekukan.

9. Pegang tumit kaki klien dengan tangan kanan, gunakan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri pemijat untuk menarik kaki dan meremas jari kaki.
Pertama, letakkan ibu jari pemijat diatas ibu jari kaki dan telunjuk

32
dibawahnya. Lalu pijat dan tarik ujungnya, dengan gerakan yang sama
pijat sisi-sisi jari. Lakukan gerakan ini pada jari yang lain.

10. Untuk mengakhiri dan menyeimbangkan energi kaki, letakkan tangan kiri
pemijat diatas kaki klien dan tangan kanan dibawahnya. Tarik tangan kiri
pemijat mundur hingga ke jari-jari kaki dan dorong tangan kanan ke arah
atas kaki dengan usapan yang tak terputus.

33
3. Kerangka teori
Berdasarkan teori yang dijelaskan sebelumnya, dapat disederhanakan
dalam kerangka teori sebagai berikut:

Faktor Resiko Hipertensi


Hipertensi

Terapi Terapi Non


Farmakologis
1. Farmakologis
Deuretik 1. Diet rendah garam
2. Penghambat 2. Mengendalikan
simpatetik berat badan
3. Betabloker 3. Mengendalikan
4. Vasodilator
alkohol dan kafein
5. Penghambat enzim
4. Membatasi
konversi
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penurunan Tekanan Darah konsumsi lemak
angiotensin 5. Olahrag yang 2008),
Sumber : (Wirawan, 2013), (Jain, 2011), Widharto, 2007), (Puspitorini,
6. Antagonis kalsium
teratur
(Susilo & Wulandari, 2011).
7. Penghambat
6. Ciptakan keadaan
reseptor
rileks (massage)
4. Kerangka Konsep Penelitian
angiotensin II

34
Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh
generalisasi dari hal-hal khusus (Notoatmodjo, 2010). Penurunan tekanan
darah dapat dilakukan dua cara yaitu dengan pengobatan farmakologis seperti
deuretik , penghambat simpatetik, betabloker, vasodilator, penghambat enzim
konversi angiotensin, antagonis kalsium, penghambat reseptor angiotensin II.
Dan dengan pengobatan nonfarmakologis salah satunya yaitu massage karena
dapat mengontrol system syaraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan
darah (Wirawan, 2013). Berdasarkan data diatas, maka dibuat kerangka
konsep penelitian sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat


Massage kaki Penuruan tekanan darah
pada penderita
hipertensi

Variable Pengganggu

- Diet
- Olahraga
- Konsumsi alkohol
dan kafein.

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti

: Hubungan

Gambar. 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

5. Hipotesis

35
Hipotesis dapat diartikan suatu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian (Notoatmojo, 2010)
setelah dilakukan penelitian adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Hipotesis nihil (Ho) tidak ada Pengaruh Massage Kaki terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Puskesmas
Wilayah Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun
2014.
b. Hipotesis alternative (Ha) ada Pengaruh Massage Kaki terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Puskesmas
Wilayah Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun
2014.

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

3.1.1 Jenis penelitian


Jenis penelitian ini adalah menggunakan Pra Experiment yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari
perlakuan tertentu. Percobaan ini berupa perlakuan atau intervensi

36
terhadap suatu variabel. Dari perlakuan tersebut diharapkan dapat terjadi
perubahan atau pengaruh terhadap variabel yang lain (Notoatmodjo,
2005). Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh massage kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Penusupan
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Sebelum perlakuan, dilakukan
observasi awal berupa pengukuran tekanan darah, dan setelah diberi
perlakuan dalam kurun waktu 4 hari, selama 10 menit kemudian
responden kembali diobservasi untuk mengetahui penurunan tekanan
darahnya.

3.1.2 Rancangan penelitian


Pada penelitian ini menggunakan rancangan One Group Pretest
Posttest dimana tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi
dilakukan observasi pertama (pretes) yang memungkinkan peneliti dapat
menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya ekperimen/
perlakuan. Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:

Pretes Perlakuan Postes


01 X 02
02

Keterangan:
1 = Pretes (mengidentifikasi tekanan darah)

X = Perlakuan (massage kaki)

02 = Posttest (observasi setelah penelitian)

3.2 Alat penelitian dan cara pengumpulan data


3.2.1 Alat penelitian
Pelaksanaan penelitian agar cermat dalam memperoleh data,
diperlukan beberapa alat bantu. Alat bantu tersebut antara lain:

3.2.1.1 Lembar observasi suatu daftar berisi nama dan identitas lainnya
sasaran pengamat dan catatan-catatan yang dilakukan responden. Dalam
penelitian ini menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk

37
mengetahui tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan massage kaki
selama 4 kali perlakuan.

3.2.1.2 Sphygmomanometer (tensi meter) dan stetoskop alat yang


digunakan untuk mengukur tekanan darah responden.

3.2.2 Cara pengumpulan data


Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek
dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlakukan dalam
suatu penelitian. Dalam penelitian tahap awal perlu dituliskan data-data
tentang karakteristik responden seperti nama responden, umur, jenis
kelamin dan data demografi lainnya (Nursalam, 2008).
Data dalam penelitian inidata diagnosa dokter yang diperoleh
dari rekam medik Puskesmas Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal.

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui observasi dan


wawancara. Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, antara lain
melihat dan mencatat jumlah taraf aktivitas tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk


mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan secara
lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap
berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2005).

Dalam melakukan massage kaki peneliti dibantu oleh 2 orang

asisten, keduanya mahasiswi STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi Prodi

S1 Ilmu Keperawatan semester 8, sebelum melakukan massage kaki

terhadap responden kedua asisten tersebut diberi arahan dan tata cara

melakukan massage kaki serta di berikan Standar Operasional Prosedur

massage kaki.
3.3 Populasi dan Sampel

38
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi penelitiannya juga
studi populasi atau studi sensus (Arikunto, 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah Penderita Hipertensi di Desa Penusupan Wilayah
Kerja Puskesmas Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, dari
populasi tersebut dilakukan survey awal untuk mengetahui jumlah
penderita hipertensi di Desa Penusupan dalam waktu 1 bulan dengan
jumlah 30 orang pada bulan Februari 2014.

3.3.2 Sampel
Menurut Aziz Alimul (2003) sampel merupakan bagian populasi
yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan
adalah total sampling yaitu pengambilan sampel secara keseluruhan
3.3.2.1 Kriteria inklusi yaitu:
a. Penderita yang di diagnosa tekanan darah tinggi oleh dokter dan
berdomisili di Desa Penusupan, Kabupaten Tegal
b. Penderita hipertensi yang bersedia menjadi responden
3.3.2.2 kriteria eksklusi yaitu:
a. Penderita hipertensi yang sedang menjalani pengobatan farmakologis
selama penelitian
b. Penderita hipertensi yang memiliki luka dibagian kaki.

3.4 Besar Sampel


Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30
responden penderita hipertensi di Desa Penusupan Wilayah Kerja
Puskesmas Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun
2014.

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Desa Penusupan Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal pada tanggal 31 Mei sampai 11 Juni 2014.

3.7 Definisi Operasional, Variabel Penelitian, dan Skala Pengukuran

39
Definisi operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variable diamati/ diteliti, perlu sekali variabel-variabel
tersebut diberi batasan. Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-
variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument (alat ukur)
(Notoatmodjo, 2005). Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang
memberikan nilai beda terhadap sesuatu baik benda, manusia dan lain-
lain).

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:


3.7.1 Variabel bebas (independen)
Yaitu suatu variabel yang nilainya dapat menentukan variabel lain.
Kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti yang menciptakan
suatu dampak pada variabel dependen. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah massage kaki.

3.7.2 Variabel terikat (dependen)


Yaitu suatu variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel
rspon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perubahan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Desa Penusupan Wilayah Kerja Penusupan
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.

Tabel 3.2 Definisi operasional dan skala pengukuran

Definisi Hasil
ariabel Operasional lat Ukur k
Ukur a
l
a
Terapi non -
ariabel farmakologis embar
bebas dengan observ
massa memberikan asi
ge tindakan memijat
kaki kaki selama 4 hari cheks

40
pada bagian list)
bawah dapat
memperlancar
aliran darah
Penurunan tekanan Di
ariabel darah setelah phygm peroleh hasil a
Terika dilakukan massage omano tekanan
s
t kaki kurun waktu 4 meter darah
penuru hari selama 15 menit/ mmHg sistolik dan i
nan perlakuan. , diastolik o
tekana stetosk sebelum dan
n op, sesudah
darah Lemba perlakuan
pada r dinyatakan
pender observ dalam
ita asi mmHg.
hiperte
nsi cheks
list)
3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
3.7.1 Teknik Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo, (2010) Dalam suatu penelitian, pengolahan data
merupakan salah satu langkah yang penting, karena data yang diperoleh
langsung perlu dilakuakan beberapa langkah dalam pengolahan data agar
menjadi data yang lengkap. Langkah-langkah pengolahan data dapat
dilakukan melalui beberapa cara yaitu:

3.7.1.1 Editing (Penyuntingan Data)


Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan perlu
disunting (Edit) terlebih dahulu atau diteliti terlebih dahulu dari hasil
survey untuk meneliti apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap,
jika perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi data-data
tersebut.

3.7.1.2 Coding (Pemberian Kode pada Data)


Setelah semua data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding yaitu merubah data berbebtuk kalimat menjadi

41
data angka atau bilangan. Misalnya jenis kelamin: perempuan = 1 dan laki-
laki = 2.

3.7.1.3 Data Entry (Memasukan Data)


Yaitu data jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam software komputer.
3.7.1.4 Cleaning (Pembersihan Data)
Yaitu proses pengecekan data apabila semua data dari sumber data atau
responden selesai dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan
sebagainya, kemungkinan dalakukan pembetulan atau koreksi.

3.7.2 Analisa Data


Dalam tahap ini data diolah dan dianalis dengan teknik-teknik
tertentu. Data kualitatif dapat diolah dengan teknik analis kualitatif,
sedangkan data kuantitatif dengan menggunakan teknik analis kuantitatif.
Untuk pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan dengan tangan atau
melalui proses komputerisasi.

Dalam pengolahan ini mencakup tabulasi data dan perhitungan-


perhitungan statistik, bila diperlukan uji statisitik analisis data dibedakan
menjadi dua macam, yakni:
3.7.2.1 Analisis Unvariate yang dilakukan tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase
dari tiap variabel. Analisa univariat dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui mafaat massage kaki terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
f
P= x 100
N

Keterangan:
P = presentase
f = frekuensi (Jumlah Penurunan setelah perlakuan)
N = total sampel

42
3.7.2.2 Analisa Bivariat e

Yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau


berkolerasi. Analisa bivariat digunakan untuk menganalisis pemberian
terapi massage terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Rumus yang
digunakan pada uji pre-test dan post-tes t one group design adalah:

Md
t
x2d
N N 1

Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test
xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)
2
X d = Jumlah kuadrat deviasi
N = banyaknya sampel
d.f. = atau d.b. ditentukan dengan N-1
Kesimpulan Hipotesis menurut Sugiyono (2009), bahwa:
Ho ditolak apabila t hitung > t tabel maka ada pengaruh massage kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi.

Ho diterima apabila t hitung <t tabel maka tidak ada pengaruh massage kaki
terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
3.8 Etika Penelitian
Menurut Nursalam (2008), etika penelitian pada penelitian ilmu
keperawatan hampir 90% subjek yang digunakan adalah manusia, maka
peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian.
Menurut Notoatmodjo, 2010:
3.8.1 Menghormati harkat dan martabat manusia
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian melakukan penelitian

43
tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada
subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi.
Sebagai ungkapan peneliti menghormati hartkat dan martabat subjek
penelitian.

3.8.2 Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian


Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak
untuk, tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh
sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas
dan kerahasiaan identitas subjek.

3.8.3 Keadilan dan keterbukaan


Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu
dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan
menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa
semua subjek penelitian mendapatkan perlakuan dan keuntungan yang
sama, tanpa membedakan jender, agama, etnis, dan sebagainya.

3.8.4 Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan


Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin
bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada khususnya.
Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan
bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah
atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress maupun kematian
subjek peneliti.

3.9 Jadwal Penelitian

44
No Kegiatan Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
masalah
penelitian
dan
persetujuan
2 Proses
bimbingan
proposal
penelitian
3 Seminar
proposal
penelitian
4 Perbaikan
proposal
penelitian
5 pelaksanaan
penelitian
6 Presentasi
penelitian
7 perbaikan
skripsi

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

45
Pada bab ini akan diuraikan hasil serta pembahasan mengenai
Pengaruh Massage Kaki terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi di Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal .

4.1 HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 11 Juni 2014 di


Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Sebelum
melakukan penelitian, peneliti melakukan pengukuran tekanan darah
kepada responden yang menderita hipertensi atau mengalami peningkatan
tekanan darah.

Ada 30 penderita hipertensi untuk dijadikan sebagai responden.


Berdasarkan pengukuran tekanan darah penderita hipertensi angka sistolik
tertinggi yaitu 182 mmHg dan diastolik angka tertinggi adalah 110 mmHg.
Setelah diukur tekanan darah responden diberikan perlakuan berupa
massage kaki.

Dalam melakukan massage kaki peneliti dibantu oleh 2 orang


asisten, sebelum melakukan massage kaki terhadap responden kedua
asisten tersebut diberi arahan dan tata cara melakukan massage kaki serta
di berikan SOP.

Sehingga antara peneliti dan 2 asisten tersebut dalam melakukan


gerakan massage kaki kepada responden tidak ada perbedaan. Masaage
kaki diberikan 4 hari secara berturut-turut selama 15 menit setiap
responden.
Setelah dilakukan massage kaki responden diukur tekanan darahnya.
Pengukuran tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah ada penurunan
tekanan darah pada responden setelah dilakukan perlakuan (post test).

4.1.1 Analisa Univariat

4.1.1.1 Tekanan Darah Sebelum dilakukan Massage Kaki (Pre Test).

46
Pengukuran tekanan darah sebelum dilakukan massage kaki pada
penderita hipertensi di Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal tahun 2014.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi


sebelum dilakukan massage kaki di Desa Penusupan
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun 2014.

Mean Median Modus SD

Tekanan darah
147.9 149 140 12.86
sistolik sebelum
dilakukan massage
kaki

Tekanan darah
94.4 100 100 9.32
sistolik sebelum
dilakukan massage
kaki

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pengukuran


tekanan darah sebelum dilakukan massage kaki terhadap 30 responden,
seluruh responden mempunyai tekanan darah tinggi. Angka sistolik
terendah 140 mmHg dan diastolik terendah 80 mmHg, sedangkan angka
sistolik tertinggi 182 mmHg dan diastolik tertinggi 110 mmHg. Didapatkan
rata-rata sistolik pada responden adalah 153,4 mmHg dan diastolik pada
responden adalah 99,8 mmHg.

4.1.1.2 Tekanan Darah setelah dilakukanMassge Kaki (Post Test)

Pengukuran tekanan darah setelah dilakukan massage kaki pada


responden di Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun
2014.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah pada Penderita


Hipertensi

47
setelah dilakukan massage kaki di Desa Penusupan
Kecamatan

Pangkah Kabupaten Tegal Tahun 2014.

Mean Median Modus SD

Tekanan darah
139.5 140 130 13.85
sistolik setelah
dilakukan massage
kaki

Tekanan darah
88.85 90 80 9.20
sistolik setelah
dilakukan massage
kaki

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa saat dilakukan pengukuran


tekanan darah setelah massage kaki selama 4 hari terhadap 30 responden
yang dilakukan oleh peneliti dan 2 orang asisten. Massage kaki dilakukan
dengan waktu yang berbeda beda selama 12 hari.

Setelah dilakukan massage kaki seluruh responden mengalami


penurunan tekanan darah dengan angka sistolik tertinggi 170 mmHg dan
diastolik tertinggi 100 mmHg, sedangkan sistolik terendah 120 mmHg dan
diastolik terendah 70 mmHg, dengan rata-rata sistolik 136,1 mmHg dan
rata-rata diastolik 86,2 mmHg.

4.1.2 Analis Bivariat


Analisa data dilakukan dengan menggunakan Uji Paired Sample T-
test yaitu membandingkan tekanan darah pre dan post massage kaki,
sehingga memperoleh perbedaan tekanan darah pre dan post massage kaki.
Tabel 4.3 Hasil Uji dengan Uji Paired Sampel T-test tekanan darah sistolik
responden penderita hipertensi pre massage kaki di desa Penusupan
kecamatan Pangkah kabupaten Tegal tahun 2014.

48
Mean Median Modus N SD
Pair 1 153.40 150 150 30 11.81
Tekanan darah sistolik
pre hari pertama

Tekanan darah sistolik 145.86 143 140 30 11.25


post hari pertama
Pair 4 144.33 140 140 30 13.74
Tekanan darah sistolik
pre hari
ke empat
136.13 131 130 30 12.88
Tekanan darah sistolik
post hari
ke empat

Berdasarkan hasil tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa rata-rata


tekanan darah tinggi sebelum dilakukan massage kaki mempunyai rata-
rata sistolik 153,4 mmHg dan diastolik 99,8 mmHg.
Tabel 4.4 Hasil Uji dengan Uji Paired Sampel T-test tekanan darah diastolik
responden penderita hipertensi post massage kaki di desa Penusupan
kecamatan Pangkah kabupaten Tegal tahun 2014.

Mean Media Modus N SD


n
Pair 1 99.80 100 100 30 7.67
Tekanan darah diastolik pre
hari pertama

Tekanan darah diastolik post 93.00 95 100 30 8.76


hari pertama
Pair 4 91.26 90 100 30 8.21
Tekanan darah diastolik pre
hari
ke empat
86.26 80 80 30 9.18
Tekanan darah diastolik post
hari

49
ke empat

Berdasarkan hasil tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa rata-rata


tekanan darah tinggi sesudah dilakukan massage kaki mengalami
penurunan dari rata-rata sistolik 153,4 mmHg dan diastolik 99,8 mmHg,
menjadi rata-rata sistolik 136,1 mmHg dan rata-rata diastolik 86,2 mmHg.
Adapun selisih tekanan darah pada responden antara pre dan post
massage kaki tersebut dalam tabel 4.5

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi tekanan darah pada penderita hipertensi


berdasarkan selisih pre dan post dilakukan massage kaki desa
penusupan kecamatan pangkah kabupaten tegal tahun 2014.

Mean Median Modus SD

Selisih Tekanan
17.2 20 20 6.65
darah sistolik
setelah dilakukan
massage kaki

Tekanan darah
13.53 10 10 7.51
sistolik setelah
dilakukan massage
kaki

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai rata-rata dari selisih


tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan
massage kaki mengalami penurunan dari rata-rata sistolik 17,2 mmHg dan
diastolik 13,86 mmHg.

Pada penelitian ini analisa data dilakukan dengan menggunakan


Uji Paired Sampel dapat dilihat dalam tabel berikut:

50
Tabel 4.6 Paired Samples Test Sistolik

Perlakuan t-hitung t-tabel Sig


Sebelum-sesudah 11.292 1,697 0,000 0,05

Berdasarkan hasil tabel 4.6 tersebut didapatkan nilai t-hitung =


11.292 dimana nilai t-tabel = 1,697 sehingga dapat disimpulkan t-hitung >
t-tabel (11.292 > 1,697) maka ho ditolak, nilai signifikasi diketahui 0,000
< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh massage kaki
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Tabel 4.7 Paired Samples Test Diastolik

Perlakuan t-hitung t-tabel Sig


Sebelum-sesudah 4.868 1,697 0,000 0,05
Berdasarkan hasil pada tabel 4.7 tersebut didapatkan nilai t-hitung
= 4.868 dimana nilai t-tabel = 1,697 sehingga dapat disimpulkan t-hitung >
t-tabel (4.868 > 1,697) maka ho ditolak, nilai signifikasi diketahui 0,000 <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh massage kai terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi. Setelah uji paired t-test diketahui,
selanjutnya dilakukan uji paired samples correlations dengan hasil sebagai
berikut:

Tabel 4.8 Paired Samples Correlations Sistolik

Perlakuan N Korelasi Sig


Sebelum-sesudah 30 0,957 0,000 0,05

Berdasarkan hasil yang diketahui hasil korelasi antara kedua


variabel menghasilkan angka 0,957 dengan nilai probabilitas jauh dibawah
0,05 yaitu nilai sig 0,000.

Tabel 4.9 Paired Samples Correlations Diastolik

Perlakuan N Korelasi Sig

51
Sebelum-sesudah 30 0,796 0,000 0,05

Berdasarkan hasil yang diketahui hasil korelasi antara kedua


variabel menghasilkan angka 0,796 dengan nilai probabilitas jauh dibawah
0,05 yaitu nilai sig 0,000.

Jadi berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan


bahwa massage kaki berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Pengaruh tersebut terlihat dari hasil t-hitung > t-tabel
serta nilai sig < nilai .
4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Tekanan darah responden sebelum perlakuan massage kaki di Desa


Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal tahun 2014.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilaksanakan pada tanggal


31 Mei 11 Juni 2014 di Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal. Jumlah responden yang mengalami hipertensi sebanyak 30
responden dengan rata-rata sebelum dilakukan massage kaki adalah
153,4/99,8 mmHg mmHg. Menurut Ridawan (2013) bahwa hipertensi
merupakan tekanan darah seseorang yang berada di atas 130/90 mmHg.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan massage kaki untuk


pengobatan hipertensi. Dalam pengobatan hipertensi dapat dilakukan
dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan farmakologis
yaitu dengan obat-obatan anti hipertensi seperti dieretik, betabloker,
vasodilator sedangkan pengobatan non farmakalogis salah satunya yaitu
dengan massage. Menurut Jatiningrum (2012) Massage merupakan bagian
tubuh yang ditekan dengan gerakan-gerakan yang mekanis terhadap tubuh.

Dari data yang diperoleh responden bahwa setelah dilakukan


massage kaki responden mengatakan merasa lebih rileks dan terasa tenang.
Menurut Aslani (2003) bahwa melakukan massage pada otot-otot besar
pada kaki dapat memperlancar sirkulasi darah dan saluran getah bening

52
sehingga memulihkan sistem keseimbangan dan membantu relaksasi tubuh
yang berdampak turunnya tekanan darah.

4.2.2 Tekanan darah responden sesudah dilakukan massage kaki di Desa


Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal tahun 2014.

Dalam penelitian ini, peneliti dan 2 orang asisten melakukan


massage kaki kepada semua responden. Tekanan darah responden setelah
dilakukan massage kaki yaitu dengan sistolik tertinggi 170 mmHg dan
diastolik tertinggi 100 mmHg, sedangkan sistolik terendah 120 mmHg dan
diastolik terendah 70 mmHg, dengan rata-rata sistolik 136,1 mmHg dan
rata-rata diastolik 86,2 mmHg.

Berdasarkan penelitian tersebut, setelah dilakukan massage kaki


hampir seluruh responden mengalami penurunan tekanan darah. Hal ini
disebabkan karena rangsangan yang diberikan mampu memperlancar
aliran darah. Hasilnya sikulasi darah dalam tubuh menjadi lancar. Sirkulasi
darah yang lancar akan memberikan efek relaksasi dan kesegaran pada
seluruh anggota tubuh sehingga tubuh mengalami kondisi yang seimbang
(Wijayakusuma, 2006)

Dalam menelitian ini nilai rata-rata selisih tekanan darah pada


penderita hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan massage kaki adalah
17,2 mmHg untuk sistolik dan 13, 86 men mmHg untuk diastolik. Menurut
Guyton (2002) bila jantung berkontraksi dengan kuat, maka nilai akhir
sistolik dapat turun menjadi 10 sampai 30 mmHg.Tekanan darah sistolik
dapat turun dengan cepat karena dipengaruhi faktor usia, gaya hidup
sedangkan diastolik dipengaruhi oleh hormonal dan stressor sehingga
bersifat menetap.Wirawan (2013) menyebutkan pengobatan dengan cara
massage kaki dapat mengontrol sistem syaraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah.

4.2.3 Pengaruh massage kaki di Desa Penusupan Kecamatan Pangkah


Kabupaten Tegal tahun 2014.

53
Berdasarkan Uji Paired t- test yang telah dilakukan, diperoleh data
yang signifikan yaitu di dapatkan nilai sistolik t-hitung = 11.292 dimana
nilai t-tabel = 1,697 sehingga dapat disimpulkan t-hitung > t-tabel (11.292
> 1,697) maka ho ditolak, nilai signifikasi diketahui 0,000 < 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh massage kaki terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi.

Angka yang diperoleh untuk diastolik didapatkan nilai t-hitung =


4.868 dimana nilai t-tabel = 1,697 sehingga dapat disimpulkan t-hitung > t-
tabel (4.868 > 1,697) maka ho ditolak, nilai signifikasi diketahui 0,000 <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh massage kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Menurut Price, 1997 dalam Safitri (2009) yaitu massage secara


luas diakui sebagai tindakan yang memberikan relaksasi yang dalam,
karena sistem syaraf simpatis yang mengalami penurunan aktivitas
sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah serta massage kaki
merupakan suatu bentuk latihan pasif yang mampu meningkatkan sirkulasi
darah pada tubuh.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
safitri seorang mahasiswi Fakultas Keperawatan USU yang menyatakan
bahwa massage kaki berpengaruh terhadap penurunanan tekanan darah
pada penderita hipertensi.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

54
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 responden di Desa
Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, dan diuraian
pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Tekanan darah sistolik tertinggi sebelum dilakukan massage kaki


adalah 182 mmHg dan diastolik angka tertinggi 110 mmHg.
Didapatkan rata-rata sistolik pada responden adalah 153,4 mmHg
dan diastolik pada responden adalah 99,8 mmHg.

5.1.2 Setelah dilakukan massage kaki seluruh responden mengalami


penurunan tekanan darah. Tekanan darah responden dengan rata-rata
setelah dilakukan massage kaki adalah rata-rata sistolik 136,1 mmHg
dan rata-rata diastolik 86,2 mmHg. Rata- rata selisih pada 30
responden setelah dilakukan massage kaki yaitu 17,2 untuk sistolik
sedangkan 13.5 untuk diastolik.

5.1.3 Berdasarkan Hasil Uji paired t- test dengan nilai yaitu didapatkan
nilai sistolik t-hitung = 11.292 dimana nilai t-tabel = 1,697 maka
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh massage kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

5.2 Saran

5.2.1 Pendidikan Keperawatan


Diharapkan hasil penelitian ini memberikan manfaat serta
memberikan wawasan bagi para pembaca yaitu mahasiswa tentang
pengaruh massage kaki terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi.

5.2.2 Masyarakat
Responden lebih meningkatkan pengetahuan manfaat
massage kaki dan dapat melakukan terapi massage kaki sendiri

55
sebagai salah satu pengobatan hipertensi yang bertujuan untuk
menurunkan tekanan darah.

5.2.3 Peneliti keperawatan


Untuk penelitian keperawatan selanjutnya dapat
dikembangkan melakukan jenis massage yang lain seperti massage
punggung, massage tangan dan massage tengkuk kepala sebagai
pengobatan non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah
tinggi.

5.2.4 Bagi petugas kesehatan puskesmas


Kepada petugas kesehatan puskesmas untuk meningkatkan
penyuluhan berupa pendidikan kesehatan kepada masyarakat
khususnya penderita hipertensi tentang manfaat massage kaki
terhadap penurunan tekanan darah

DAFTAR PUSTAKA

Aslani, M. (2003). Teknik Pijat Untuk Pemula. Jakarta : Erlangga

Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.2. Jakarta ;
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Dalimartha, S. (2008). Care Your Self Hipertensi. Jakarta : Penebar Plus

Farid, MS. (2010). Hidup Sehat Tanpa Hipertensi. Jakarta : Vision 3


Hadikusumo, B.U. (2010). Pijat dan Totok Jari. Yogyakarta : Kanisius

Herlinawati (2010). Pengaruh Massage Kaki dengan Minyak Esensial Lavender


terhadap penurunan tekanan darah Hipertensi primer Usia 45-59 tahun.
http://eprints.unsri.ac.id/29/2/makalah_untuk_seminar_nas_di_UNRI_2
1-22_okt_2011_a.n._herli.pdf
Jain, R. (2011). Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

56
Jatiningrum, S. (2012). Herbal dan Pijat Jawa. Jombang : Lintas Media
Mansjoer, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Mark. (2011). Kesembuhan Melalui Pijat Refleksi. Surabaya : Mekar
Mithayani.(2012).Massage dan Tekniknya.
http://mithayani.wordpress.com/2012/05/31massage-sebagai-perawatan-
tubuh/. Diakses 20 maret 2014 pukul 18.30.

NN, (2013). http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-


health/2239760-pengertian-pijat-atau-massage/#ixzz301iEcsuBK
Diakses 30 april 2014 pukul 02.00
NN, (2013). http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2S1Keperawatan/2063120.
Diakses pada tanggal 18 maret 2014.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Padjajaran (2013). http://dpadjadjaranspa.blogspot.com/2013/02/pijat-dan-
refleksi-apa-bedanya.html
Patar (2011). Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi. http://p4t4rzhy.blogspot.com/2011/09/v-
behaviorurldefaultvmlo.html diakses 17 maret 2014 pukul 07.56.
Puspitorini, M. (2008). Cara Mudah Mengatasi Darah Tinggi. Yogyakarta : image
press
Redaksi Agromedia. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi. Jakarta : PT
Agromedia Pustaka
Ridwan, M. (2009). Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Hipertensi.
Semarang : Pustaka Widyamara
Safitri (2011). Efektivitas Masase Kaki dengan Minyak Esensial Lavender
terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16672/4/Chapter
%20II.pdf
Sudoyo, dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unuversitas
Indonesia
Sugiono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

57
Susilo, Y. & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta :
C.V ANDI OFFSET
Sutomo, B. (2009). Menu Sehat Penakhluk Hipertensi. Jakarta : Demedika
Pustaka
Wahyuni, (2013). Pengaruh Massase Ekstremitas dengan Aroma Terapi Lavender
terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia.
http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/INDAH%20SETYA
%20WAHYUNI.pdf
Widharto. (2007). Bahaya Hipertensi. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka

Wirawan, T. (2013). Menakhlukan Hipertensi dan Diabetes. Jakarta : Platinum

Wiryowidagdo, S. & Sitanggang, M. (2008). Tanaman Obat untuk Penyakit


Jantung, Darah Tinggi dan Kolestrol. Jakarta : PT Agromedia

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Calon Responden

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Erli Erna Wati

Nim : C1010080

Pendidikan : Mahasiswa STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi Prodi Ilmu


Keperawatan.

58
Akan mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Massage Kaki terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Penusupan Wilayah
Kerja Puskesmas Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal dalam
penelitian ini peneliti akan memberikan perlakuan terhadap responden,
kerahasiaan serta informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan
selama penelitian. Apabila saudara menyetujui menjadi responden dan menjawab
pertanyaan pertanyaan yang diajukan peneliti saya ucapkan banyak terimakasih

Slawi, Mei 2014

Erli Erna Wati

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

(Informed Concert)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Alamat :

Setelah dijelaskan oleh peneliti, saya bersedia ikut berpartisipasi sebagai


responden atas nama Erli Erna Wati dalam penelitian yang berjudul
Pengaruh Massage Kaki terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi di Desa Penusupan Wilayah Kerja Puskesmas
Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
Saya bersedia menjadi responden dan memberikan informasi yang
diperlukan dalam penelitian selama 4 hari.

59
Penusupan, Mei
2014

Responden

( )

60
64

Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI

Nama Tekanan Darah


Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4
Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
S D S D S D S D S D S D S D S D
Responden 1 160 110 146 100 150 100 148 100 150 110 140 100 150 100 140 100
Responden 2 140 90 138 90 140 80 136 80 130 90 130 84 130 80 130 80
Responden 3 170 100 160 100 160 110 150 110 160 100 150 90 150 100 148 90
Responden 4 140 100 130 90 140 90 130 80 136 82 132 90 140 90 130 80
Responden 5 160 110 158 100 154 90 150 90 160 90 150 90 160 100 146 100
Responden 6 146 90 140 80 130 80 120 80 130 80 100 80 130 90 120 80
Responden 7 140 90 130 80 130 80 110 80 130 80 120 80 130 80 120 80
Responden 8 150 90 146 90 160 90 140 80 160 100 140 80 148 90 140 90
Responden 9 160 100 150 100 150 90 140 90 140 90 140 90 150 88 140 80
Responden 10 150 100 140 90 150 90 150 80 140 92 130 80 140 80 130 80
Responden 11 140 90 136 80 140 80 130 80 144 90 130 82 140 100 140 80
Responden 12 170 110 170 100 162 100 150 98 150 90 144 80 160 100 150 100
Responden 13 146 100 140 100 140 90 130 84 140 80 130 80 140 80 130 80
Responden 14 150 110 140 100 150 100 148 80 140 100 140 80 150 100 142 98
Responden 15 148 80 150 80 150 80 140 80 140 100 136 90 140 80 130 80

LEMBAR OBSERVASI
65

Nama Tekanan Darah


Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4
Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
S D S D S D S D S D S D S D S D
Responden 16 140 100 138 80 140 100 130 90 120 70 110 70 120 80 120 70
Responden 17 178 100 160 100 160 100 160 100 154 90 150 98 150 100 150 90
Responden 18 148 90 142 80 150 90 130 80 140 80 130 70 130 80 120 70
Responden 19 170 100 160 100 170 100 170 98 160 90 160 88 170 100 160 100
Responden 20 182 110 170 110 180 100 170 90 180 110 172 110 180 100 170 100
Responden 21 160 100 150 90 160 110 148 100 150 100 144 100 160 100 150 90
Responden 22 152 100 140 100 160 110 150 100 140 100 140 90 140 90 130 80
Responden 23 140 100 130 90 130 90 120 90 130 98 120 90 130 80 120 80
Responden 24 150 100 148 100 140 100 140 88 150 100 140 90 140 90 130 90
Responden 25 148 110 130 100 140 100 130 90 142 90 136 84 138 90 132 80
Responden 26 150 100 144 80 150 90 142 80 140 80 120 80 130 90 126 80
Responden 27 168 110 160 100 160 100 156 100 160 110 150 100 164 100 150 100
Responden 28 150 102 140 90 150 100 148 90 150 100 140 90 150 100 140 90
Responden 29 146 102 140 100 140 100 120 100 140 100 120 90 130 90 120 90
Responden 30 150 100 150 90 140 80 138 90 140 90 120 80 140 90 130 80
66

Lampiran 4

PENJELASAN PENELITIAN

Judul Kegiatan : Pengaruh Massage Kaki terhadap Penurunan Tekanan Darah


pada Penderita Hipertensi di Desa Penusupan Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal Tahun 2014.

Nama : Erli Erna Wati

Nim : C1010080

Saya, mahasiswa Program Ilmu Keperawatan Stikes Bhakti Mandala Husada


Slawi, bermaksud menerapkan hasil penelitian tentang massage kaki pada
penderita hipertensi di desa penusupan kecamatan pangkah kabupaten tegal, maka
bersama ini kam jelaskan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tujuan kegiatan adalah untuk mengetahui pengaruh massage kaki terhadap


penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di desa penusupan
kecamatan pangkah kabupaten tegal sehingga tekanan darah menurun dan
mengurangi resiko komplikasi penyakit lainnya.
2. Kegiatan yang dilakukan adalah Bapak/Ibu akan diukur terlebih dahulu
tekanan darahnya sebelum dilakukan massage kaki. Setelah itu Bapak/Ibu
akan diberikan massage kaki selama 10 menit. Kemudian setelah dilakuan
massage kaki akan dilihat pengaruhnya dan Bapak/Ibu akan diukur lagi
tekanan darahnya.
3. Kegiatan tidak akan berpengaruh negatif kepada Bapak/Ibu. Bila mengalami
ketidaknyamanan, Bapak/Ibu mempunyai hak untuk menghentikan tindakan
dan mendapatkan pelayanan keperawatan dari tenaga kesehatan lain. Saya
menghargai keinginan Bapak/Ibu untuk tidak melanjutkan kegiatan.
4. Saya akan menjamin kerahasiaan data yang diperoleh dari Bapak/Ibu sebagai
partisipan selama kegiatan ini berlangsung.
5. Bapak/Ibu berhak mengajukan keberatan kepada residen jika terdapat hal-hal
yang tidak berkenan dan selanjutnya akan dicari penyelesaian berdasarkan
kesepakatan peneliti dan partisipan.
67

6. Keiikutsertaan Bapak/Ibu dalam kegiatan ini didasarkan pada prinsip sukarela


tanpa adanya unsur paksaan dari residen.
7. Jika ada yang belum jelas, Bapak/Ibu dipersilahkan untuk mengajukan
pertanyaan kepada residen

Demikian penjelasan ini dibuat untuk memberikan informasi yang akurat dan jelas
kepada calon partisipan dan atas kerjasamanya peneliti sampaikan terima kasih.

Slawi, Mei 2014

Peneliti

Lampiran 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MASSAGE KAKI PADA


PENDERITA HIPERTENSI
68

Pengertian : Massage adalah sentuhan yang dilakukan dengan sadar dan


digunakan untuk meningkatkan kesehatan.

Manfaat :Menimbulkan relaksasi yang dalam sehingga meringankan


kelelahan
jasmani dan rohani dikarenakan sistem saraf simpatis mengalami
penurunan aktivitas yang akhirnya mengakibatkan turunnya
tekanan
darah.

Tujuan : Massage kaki pada penderita hipertensi bertujuan untuk


menurunkan
tekanan darah.

Waktu : Massage kaki dilakukan selama 10 menit.

Alat :
1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Baby Oil
4. Lembar observasi tekanan darah

Hal-hal yang harus diperhatikan :


1. Kondisi klien tidak terlalu lapar dan tidak terlalu kenyang.
2. Kondisi ruangan yang nyaman, suhu tidak terlau panas, tidak terlalu
dingin, pencahyaan yang cukup.
3. Posisi klien dalam keadaan berbaring.
Prosedur Tindakan:
A. Persiapan
1. Peneliti menyediakan alat.
69

2. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan.


3. Peneliti mengukur tekanan darah penderita hipertensi sebelum dan sesudah
dilakukan massage kaki kemudian di catat dalam lembar observasi.
4. Peneliti mempersiapkan posisi klien untuk dimassage.

Pelaksanaan Massage Kaki


1. Effleurage, gerakan mengusap yang ringan dan menenangkan pada bagian
awal yang bertujuan untuk meratakan minyak baby oil dan menghangatkan
otot agar lebih rileks.
2. Massage pada bagian kaki belakang, kaki depan lalu telapak kaki. Massage
dilakukan selama 10 menit.

Kriteria hasil:
1. Penderita hipertensi setelah masase kaki menjadi nyaman, segar dan
rileks.
2. Tekanan darah penderita hipertensi menjadi turun setelah masase kaki.

Prosedur Gerakan Massage Pada Kaki


11. Letakkan telapak tangan dipermukaan kaki dengan jemari rapat dan
lekukan gerakan seperti berenang. Buatlah lingkaran yang saling
70

bertumpukkan dengan kedua tangan secara bergantian. Usap bagian kaki


hingga kebagian betis. Ketika tangan berada dibagian bawah, gerakkan
tangan kembali keatas.

12. Massage pada kaki belakang


Letakkan tangan bersilangan dibelakang pergelangan kaki kanan. Dorong
kedua tangan hingga lutut. Pisahkan dan kembali turun ke bawah dengan
lembut, ikuti tekuk kaki. Ulangi lagi gerakan tersebut.

13. Tekan ibu jari ke bagian tengah otot betis seolah-olah memisahkannya,
pijat hingga ke bagian bawah lutut. Dengan sangat lembut pijat bagian
belakang lutut. Buat lingkaran kecil dengan ibu jari diseluruh wilayah
tersebut.
71

14. Kembali ke telapak kaki dan lakukan gerakan mengusap panjang ke atas
menuju lutut. Untuk mengakhiri pemijatan pada kaki bagian belakang urut
turun kembali ke pergelangan kaki. Lakukan hal yang sama pada kaki kiri.

15. Massage pada kaki bagian depan


Ambillah posisi menghadap ke kaki klien dengan kedua lutut berada
disamping betisnya. Letakkan tangan kita sedikit diatas pergelangan kaki
dengan jari-jari menuju ke atas, dengan satu gerakan tak putus luncurkan
72

tangan ke tas dan kembali turun di sisi kaki mengikuti lekuk kaki. Pijatlah
dengan kedua tangan pijat kebawah pada sisi kaki hingga ke pergelangan
kaki serta berikan tekanan pada 3 jari diatas betis selama beberapa detik.
Ulangi pada kaki kiri.

16. Massage pada telapak kaki


Letakkan alas yang cukup besar dibawah kaki klien, lalu tangkupkan
telapak tangan kita di sekitar sisi kaki kanannya. Rilekskan jari-jari serta
73

gerakkan tanga kedepan dan kebelakang dengan cepat. Ini akan membuat
kaki rileks.

17. Biarkan tangan tetap memegang bagaina atas kaki. Geser tangan kiri
kebawah tumit kaki, dengan lembut tarik kaki ke arah pemijat mulai
daerah tumit. Dengan gerakan oval putar kaki beberapa kali kesetiap arah.

18. Pegang kaki pasangan dengan ibu jari kita berada di atas dan telunjuk di
bagian bawah. Kemudian dengan menggunakan ibu jari, Ulangi gerakan
ini pada tiap lekukan.
74

19. Pegang tumit kaki klien dengan tangan kanan, gunakan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri pemijat untuk menarik kaki dan meremas jari kaki.
Lalu pijat dan tarik ujungnya, dengan gerakan yang sama pijat sisi-sisi jari.
Lakukan gerakan ini pada jari yang lain.

20. Untuk mengakhiri dan menyeimbangkan energi kaki, letakkan tangan kiri
pemijat diatas kaki klien dan tangan kanan dibawahnya. Tarik tangan kiri
pemijat mundur hingga ke jari-jari kaki dan dorong tangan kanan ke arah
atas kaki dengan usapan yang tak terputus.
75

MASSAGE KAKI Massage Kaki???

Massage
SEKOLAH TINGGI merupakan bagian
ILMU tubuh yang ditekan
KESEHATAN dengan oleh
BHAKTI tangan dan jari
MANDALA
dengan meremas
HUSADA SLAWI
sedikit demi
Jl. Cut Nyak Dien, sedikit keseluruh
Disusun Oleh : Kalisapu Telp. tubuh.
(0283) 3317706,
ERLI ERNA WATI Slawi Tegal Massage pada
2014 kaki
Apa Itu Melakukan
massage pada otot-
76

otot besar pada memperlancar bertumpukkan


kaki dapat dengan kedua
peredaran darah
memperlancar tangan.
sirkulasi darah dan dan getah bening.
saluran getah Dimana massage
bening serta
membantu akan membantu
mencegah varises. memperlancar 2. Letakkan tangan
Pada saat metabolisme bersilangan
melakukan dalam tubuh. dibelakang
massage pada otot- pergelangan kaki
otot kaki maka Treatment
kanan.
tingkatkan tekanan massage akan
tekanan ke otot ini
mempengaruhi
secara bertahap
untuk kontraksi dinding
mengendurkan kapiler sehingga 3. Tekan ibu jari ke
ketegangan
terjadi keadaan bagian tengah
sehingga
otot betis seolah-
membantu vasodilatasi atau
olah
memperlancar
melebarnya memisahkannya,.
aliran darah ke
jantung. pembuluh

Manfaat
4. Ambillah
Massage Kaki CARA posisi
MELAKUKAN
menghadap ke
MASSAGE KAKI
kaki klien
1. Letakkan gerakan
dengan kedua
seperti berenang.
Manfaat massage lutut berada
Buatlah lingkaran
adalah disamping
yang saling
betisnya.
77

dan
menyeimbang
kan energi
kaki, letakkan
5. tangkupkan
tangan kiri
telapak tangan
diatas kaki
kita di sekitar
klien dan
sisi kaki
tangan kanan
kanannya.
dibawahnya.

6. Dengan
gerakan oval
putar kaki
beberapa kali
kesetiap arah.

7. Pegang kaki
pasangan
dengan ibu
jari.

8. Untuk
mengakhiri
80

Lampiran 7
Paired Samples Statistics
Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Paired
Pair 1 VAR00009 Samples Correlations
153.4000 30 11.81641 2.15737
VAR00011 145.8667 N 30 Correlation
11.25177 Sig. 2.05428
Pair 21 VAR00013
VAR00009 &149.2000 30 11.94932
.907 2.18164
.000
VAR00011
VAR00015 140.8000 30 14.28382 2.60786
Pair 23 VAR00013
VAR00017 &144.8667 30 .905
12.34765 .000
2.25436
VAR00015
VAR00019 135.4667 30 14.78054 2.69855
Pair
Pair 34 VAR00017
VAR00021 &144.3333 30
30 .878
13.74731 .000
2.50990
VAR00019
VAR00023 136.1333 30 12.88606 2.35266
Pair 4 VAR00021 & 30 .957 .000
VAR00023
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of
the Difference
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 VAR00009 - 7.53333 5.00161 .91316 5.66570 9.40096 8.250 29 .000
VAR00011
Pair 2 VAR00013 - 8.40000 6.15658 1.12403 6.10110 10.69890 7.473 29 .000
VAR00015
Pair 3 VAR00017 - 9.40000 7.10803 1.29774 6.74582 12.05418 7.243 29 .000
VAR00019
Pair 4 VAR00021 - 8.20000 3.97752 .72619 6.71477 9.68523 11.292 29 .000
VAR00023
Lampiran 8
Paired Samples Statistics
Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 VAR00002 99.8000 30 7.67171 1.40066
VAR00004 93.0000 30 8.76907 1.60101
Pair 2 VAR00006 94.0000 30 9.32183 1.70193
VAR00008 89.2667 30 8.81196 1.60884
Pair 3 VAR00010 92.7333 30 10.01355 1.82822
VAR00012 86.8667 30 8.92394 1.62928
Pair 4 VAR00014 91.2667 30 8.21241 1.49937
VAR00016 86.2667 30 9.18369 1.67671

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 VAR00002 & 30 .737 .000
VAR00004
Pair 2 VAR00006 & 30 .767 .000
VAR00008
Pair 3 VAR00010 & 30 .747 .000
VAR00012
Pair 4 VAR00014 & 30 .796 .000
VAR00016
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of
the Difference
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 VAR00002 - 6.80000 6.04808 1.10422 4.54161 9.05839 6.158 29 .000
VAR00004
Pair 2 VAR00006 - 4.73333 6.20308 1.13252 2.41707 7.04960 4.179 29 .000
VAR00008
Pair 3 VAR00010 - 5.86667 6.80635 1.24266 3.32513 8.40820 4.721 29 .000
VAR00012
Pair 4 VAR00014 - 5.00000 5.62629 1.02722 2.89911 7.10089 4.868 29 .000
VAR00016
Lampiran 9

DOKUMENTASI
85

Lampiran 10

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

STIKES BHAMADA SLAWI


PRODI S1 KEPERAWATAN
2013-2014

NIM : C1010080

Nama Lengkap : Erli Erna Wati

Judul Skripsi : Pengaruh Massage Kaki Terhadap

Penurunan Tekanan Darah pada Penderita

Hipertensi Di Desa Penusupan

Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal

Tahun 2014

Dimulai pada Tanggal : 4 Maret 2014

Diakhiri pada Tanggal : 12 Juli 2014

Jumlah pertemuan bimbingan : 30 kali pertemuan

Disetujui Oleh,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Risnanto, SST., M. Kes Khodijah, S.Kep.,Ns


NIPY: 1972.06.10.97.007 NIPY:1980.03.10.06.040
86

Lampiran 11
87
88
89
90
91
92

Lampiran 12
93

CURRICULUM VITAE

Nama : Erli Erna Wati

TTL : Tegal 12 November 1992

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Penujah Rt 12 Rw 05 Kecamatan

Kedungbanteng Kabupaten Tegal.

Email : erly_awal@yahoo.com

No. Hp : 085 742 989 242

Riwayat pendidikan : 1. SD Negeri KARANGANYAR 05

2. SMP Negeri 2 PANGKAH

3. SMK NU 1 SLAWI

Anda mungkin juga menyukai