Anda di halaman 1dari 6

B.

CLINICAL ANALISIS
Pada kasus Ny.M mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, dan terdengar
suara whezzing hal ini disebabkan karena hipertropi kelenjar mukosa
bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet dengan infiltrasi sel-sel radang
dan oedema pada mukosa sel bronkus. Pembentukan mukosa yang
meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Produksi
mukus yang terus menerus sehingga mengakibatkan melemahnya aktifitas
silia dan faktor fagositosis (Ginageh, 2011).
Pengelolaangangguanjalannafasyangmerupakantandabahwajalannafas
mengalami gangguan yang berisiko menggagangu suplay oksigen. Hasil
yangdiharapkanpadaintervensimasalahjalannafassesuaidengankrtirai
nursing outcome adalah ventilasi tidak terganggu, pasien dapat
mengeluarkan secret secara efektif, mempunyai jalan napas yang paten
(NANDA,2014;Park,2014).
secara farmakologi Ny. M telah mendapatkan terapi N-Asetyl sistein yaitu
golongan mukolitik untuk mengencerkan dahak. Penumpukan dahak atau
sputum pada Ny. M karena pembentukan mukosa sehingga produksi sputum
meningkat dijalan nafas bagian bawah Sehingga sulit untuk keluar.
Intervensi keperawatan dengan metode autogenik drainase adalam sebuah
metode terapi mandiri. Artinya pasien mendrainase sputumnya secara
mandiri seteah kita latih metode autogenik drainase ini. Metode autogenik
drainase ini dapat mengeluarkan sputum dari ronggga kecil atau jalan nafas
bagian bawah dengan cara mendorong sputum yang berada pada saluran
nafas yang kecil untuk menuju saluran nafas yang lebih besar. Metode
autogenik drainase ini juga dapat mendorong naik sputum keatas dengan
metode aliran nafas sehingga lendir dapat naik kejalan nafas bagian atas
untuk mengurangi gangguan jalan nafas. Prinsipnya metode ini adalah
menggunakan peningkatan volume paru dan aliran nafas untuk
menggerakkan sputum ke saluran nafas bagian atas. Setelah sputum telah
berada di saluran nafas bagian atas maka tinggal dikeluarkan dengan batuk
(Morgan et.al, 2015). Ada tiga langkah yang akan dilakukan klien yaitu
Langkah pertama disebut dengan unsticking yaitu lendir berada dijalan
nafas bagian bawah. Pertama, menghembuskan napas sepenuhnya;
menghirup kecil untuk napas normal. Tahan napas selama 1-3 detik, lalu
buang napas sepenuhnya lagi. Langkah ini diulang untuk 1-3 menit. Ulangi
sampai crackles didengar saat bernapas keluar saat bernapas keluar hingga
pertengahan volume paru.
Langkah II: "Collecting" lendir di saluran udara yang lebih besar atau
menengah. Ambil napas sedikit lebih besar. Tahan selama 1-3 detik, dan
kemudian buang napas, tetapi tidak serendah di tingkat satu. Ulangi langkah
ini untuk 1-3 menit. Dengarkan crackles pada akhir menghembuskan napas.
Lanjutkan untuk 2-3 napas lagi. Kemudian melanjutkan ke tingkat III.
Level III:Evacuating lendir di saluran napas pusat dicapai dengan
bernapas di volume normal tinggi. Ambil napas dalam-dalam lambat. Tahan
nafas selama 1-3 detik. Buang napas paksa dengan terbuka
Seperti orang mendesah. Ini bergerak lendir ke dalam mulut Anda.
Kemudian meludahkannya ke dalam wadah. Setiap tingkat membutuhkan
sekitar 2-3 menit. Siklus penuh membutuhkan waktu 6-9 menit. Ketika
lendir dirasakan di lebih besar pada saluran udara sentral, lakukan batuk
efektif setelah level III.
Maslaah keperawatan yang ke dua adalah nyeri disebabkan oleh hipertropi
kelenjar mukosa bronkus, hipertropi menyebabkan lepaskan zat kimia
inflamatori (excitatory neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sbg
vasodilator yg kuat menstimulasi pelepasan prostaglandins sehingga terjadi
nyeri. Pengelolaan masalah keperawatan nyeri pada Ny. M berdasarkan
nursingoutcomehasilyangadalahpasienmemperlihatkanteknikrelaksasi
secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan, skala nyeri
berkurang, mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
memodifikasifaktortersebut,melaporkanpolatiduryangbaik(NANDA,
2014;Park,2014).

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengontrol nyeri adalah


dengan metode CognitiveBehavioral dengan metode mempengaruhi
perilakupasienuntukmenerimakeadaannyadanmemahamiuntukterlibat
dalammenanganimasalahyangdihadapisekarang.Denganmetodereview
singkat tentang fisiologi nyeri terkait, Menjelaskan bagaimana metode
behaviourkognitifdapatmempengaruhigejala,Metoderelaksasi,distraksi
dan imanginery natural, perawat merekomendasikan strategi berdasarkan
pengalamangejalahariankhaspasien,Perawatmendiskusikanstrategimana
yang akan digunakan oleh pasien dalam menurunkan nyeri, Perawat
mendemonstrasikan strategi yangtelah dipilih pasien,Strategi penurunan
nyeri diberikan dalam bentuk lefleat atau buku sebagai panduan pasien
dalammelakukanmetodepenurunannyeri(Hokka, 2014).
Menurut teori Orem Self Care tujuan keperawatan secara umum adalah
Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, membantu klien meningkatkan kemampuannya untuk
memenuhi tuntutan self care, memungkinkan orang yang berarti (bermakna)
bagi klien untuk memberikan asuhan dependen (dependent care) jika self
care tidak memungkinkan. Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai,
perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care
klien. Tujuan kepewatan pada model Orems yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan adalah Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk
keperawatan mandiri dan therapeutik. Menolong klien bergerak kearah
tindakan-tindakan asuhan mandiri Membantu anggota keluarga untuk
merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten.
Perawat menolong klien untuk menemukan kebutuhan self care dengan
menggunakan tiga kategori dalam system keperawatan dan melalui lima
metode bantuan. Didalam masalah Ny. M maka perawat membantu untuk
perawatan pada gangguan bersihan jalan nafas dan nyeri yang dialami oleh
pasien dengan metode:
1. wholly compensatory: perawat membantu mengurangi sesak nafas
pasien dengan pemberian oksigen 3L nasal kanul dan pemberian
analgetik untuk mengurangi nyeri pasien.
2. Partially Compensatory: perawat melibatkan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan hygiene, nutrisi bergerak karena keterbatasan
yang disebabkan sesak nafas dan nyeri yang dialami oleh pasien.
3. Supportive Education : dalam hal ini perawat mengajarkan teknik
dalam pengeluaran dahak dengan metode autogenik drainase yang dapat
digunakan pasien secara mandiri untuk mengeluarkan dahak yang
berada pada jalan nafas bagian atas. Perawat juga melibatkan pasien
dalam menurunkan nyeri yang dialami oleh pasien dengan
menggunakan tekni kognitif behavior metode yang digunakan oleh
perawat dengan tujuan mengubah perilaku pasien untuk menerima
keadaan sakitnya dan berupaya untuk mengatasinya. Perawat
memberikan pilihan metode dalam penurunan nyeri meliputi relaksasi,
distraksi dan guide imagenery untuk dipilih oleh pasien dalam
penataksanaan nyeri yang dialami pasien (AlligoodM.2014).

C. Caper Of Knowledge
Gangguan jalan nafas yang dialami Ny. M merupakan keadaan patologi
yang menggangu kebutuhan dasar manusia karena akan mempengaruhi
ventilasi yang berakibat gangguan kelangsungan hidup sel dan jaringan serta
metabolisme tubuh (Poston, 2009). Dalam memahami gangguan jalan nafas
bagaimana perawat dengan tepat harus dapat mengidentifikasi tanda
gangguan jalan nafas dengan memahami suara bunyi tambahan, kesulitan
pasien berbicara, keluhan sesak nafas pasien dan RR. Mengidentifikasi
tempat gangguan jalan nafas sangat penting untuk menentukan jenis
intervensi yang dapat kita gunakan sehingga dapat membuat tujuan asuhan
tercapai. Untuk menunjang kemampuan perawat perlu menelaah jurnal yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan pada gangguan jalan nafas serta
intervensi yang aman dan up to date yang dapat digunakan untuk pasien.
Tindakan yang diberikan kepada pasien harus dipahami oleh pasien dan
disetujui oleh pasien. Perawat dalam melakukan tindakan menghargai hak
klien dengan mengkomunikasikan tindakan keperawatan mulai dari tujuan,
prosedur, dan menyampaikan hasil dari tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan komunikasi terapeutik. Belajar memahami kebutuhan pasien
akan kesehatan dan melibatkan pasien serta keluarga dalam setiap tindakan
perawat.
Memberikan asuhan perawat belajar peka terhadap stimulus yang diperoleh
dari klien tentang kebutuhannya akan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
yang harus dipenuhi. Stimulus yang ada harus segera direspon dengan
intervensi dan melakukan dengan penuh empati agar terjalin rasa sling
percaya antara perawat dan pasien. Belajar bagaimana membina hubungan
saling percaya dengan pasien dan keluarga.
Asuhan keperawatan pada Ny.M dengan diagnosa awal dan hasil
bronkhocopy mendapatkan kesan peradangan pada bronkhus menunjukkan
masalah keperawatan gangguan jalan nafas. Terjadi penumpukan sputum
yang berada pada jalan nafas bagian bawah. Tindakan yang sering dilakukan
dalam intervensi keperawatan adalah batuk efektif dan postural drainase.
Berasarkan sistematic review oleh (Morgan et.al, 2015) untuk megeluarkan
sputum yang berada di jalan nafas bagian bawah atau di rongga jalan nafas
yang kecil dengan menggunakan metode autogenik drainase. Menggunakan
peningkatan volume paru dan aliran udara untuk mendorong sputum ke
jalan nafas bagian atas sehingga sputum dapat dikeluarkan. Sokol , et.al
(20015) menyatakan bahwa autogenik drainase dapat digunakan sebagai
metode untuk mengeluarkan sputum dari jalan nafas bagian bawah dan
rongga jalan nafas yang kecil dengan mendorong sputum ke atas melalui
peningkatan volume paru dan aliran udara.

Daftar Pustka.

Alligood M. 2014. Nursing theorists and their work. 8th ed. Missouri:
ElsevierMosby.

HeatherHT.2014.NANDAInternationalNursingDiagnoses:Definitions&
Classification20152017.10thed.WileyBlackwell.

Minna Hokka, Pirjo Kaakinen & Tarja Polkki.2014. A systematic review:


non-pharmacological interventions in treating
pain in patients with advanced cancer. John Wiley & Sons Ltd
Morgan Kimbly. (2015). Effects of Autogenic Drainage on Sputum
Recovery and Pulmonary Function in People with Cystic Fibrosis:A
Systematic Review. Physiotherapy Canada

Poston, B. (2009). An exercise in personal exploration: Maslows hierarchy


of needs. The surgical technologist.

Sokol Gil. (2015). The Short-Term Effect of Breathing Tasks Via an


Incentive Spirometer on Lung Function Compared With Autogenic
Drainage in Subjects With Cystic Fibrosis. Medical scool, Tel Aviv.

Anda mungkin juga menyukai