SKRIPSI
Oleh
i
ii
PENGARUH FOOT MASSAGE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TILONGKABILA KABUPATEN
BONEBOLANGO
SKRIPSI
Oleh
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
vii
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Qs. Ar Ra’d : 11).
Tidak ada manusia yang diciptakan gagal, yang ada hanyalah mereka gagal memahami potensi diri dan
gagal merancang kesuksesannya
Tiada yang lebih berat timbangan Allah pada hari akhir nanti, selain Taqwa dan akhlaq mulia seperti wajah
dipenuhi senyum untuk kebaikan dan tidak menyakiti sesama.
{HR. Tirmidzi}
ix
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puij syukur kehadrat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
dihadapi. Namun berkat izi dan kuasa Allah SWT yang disertai kemauan,
ketekunan, dan usaha kerja keras serta bantuan dsari semua pihaksehinga kendala-
kendala yag dihadapi dapat diatasi. Untuk itu dengan penuh kerendahan hati
S.Kep.,M.Kep yang telah sabar, tulus dan Ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran yang sangat berharga
persembahkan ucapan terma kasih yang tak terhingga kepada kedua Orang Tua
tercinta Bapak Karim Abdurrahaman dan Ibu Dra. Armin N. Nusi M.Si
Melalui kesempatan ini izinkan peneliti dengan kerendahan hati yang tulus
Gorontalo.
x
2. Prof. Dr. Ir. Mahludin H. Baruwadi, M.Pd selaku Wakil Rektor I, Bapak
Supradi Nani, SE, M.Si selaku Wakil Rektor II, Dr. Fence M. Wantu, SH,
MH selaku Wakil Rektor III dan Prof. Dr. Hasanidin Fatsah, M.Hum
3. Dr. Hj. Lintje Boekoesoe M. Kes. Selaku Dekan Fakultas Olahraga dan
dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes, Wakil Dekal III Ruslan, S.Pd.,M.Pd. Dan
Negeri Gorontalo.
6. Pengelola Skripsi Ns. Andi Mursyidah, S.Kep, M.Kes., dan Ns. Ita
dan memberikan bantuan serta kerja sama yang baik selama peneliti
melakukan penelitian.
xi
8. Kepada Kakak saya Irham Abdurrahman, SE, dan Adik saya Tri Novita
sekarang Vanra, Ayu, Ica, Uyat, Yaya yang selalu memberikan dukungan,
11. Keluarga besar angkata Neuro 2015, Khususnya Neuro A, terima kasih
KKS hingga sampe saat ini yang tiada henti memberikan dukungan dalam
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut
Akhir kata, tidak ada sesuatu yang dapat diberikan untuk membalas semua
kebaikan semua pihak. Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih dapat
xii
sejumlah kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan konstruktif sangat diharapkan
Peneliti
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
xiv
2.2.3 Etiologi Hipertensi .................................................................. 15
2.2.4 Gejala Hipertensi .................................................................... 16
2.2.5 Patofisiologi Hipertensi .......................................................... 16
2.2.6 Komplikasi Hipertensi ............................................................ 17
2.2.7 Penatalaksanaan Hipertensi .................................................... 18
2.3 Terapi Foot Massage .......................................................................... 20
2.3.1 Definisi Terapi Foot Massage ................................................ 20
2.3.2 Kontra Indikasi ....................................................................... 21
2.3.3 Teknik Pijat Refleksi Kaki...................................................... 21
2.3.4 Tahap Masase untuk Penderita Hipertensi ............................. 23
2.3.5 Gerakan Dasar Pijat ................................................................ 29
2.4 Kajian Penelitian yang Relevan .......................................................... 31
2.5 Kerangka Berpikir .............................................................................. 33
2.6 Kerangka Konsep ............................................................................... 34
2.7 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 35
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 35
3.1.1 Lokasi Penelitian .................................................................... 35
3.1.2 Waktu Penelitian ..................................................................... 35
3.2 Desain Penelitian ................................................................................ 35
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................. 36
3.4 Definisi Operasional ........................................................................... 36
3.5 Populasi Dan Sampel .......................................................................... 37
3.5.1 Populasi................................................................................... 37
3.5.2 Sampel .................................................................................... 37
3.6 Tehnik Pengumpulan Data ................................................................. 38
3.7 Tehnik Analisis Data .......................................................................... 39
3.8 Hipotesis Statistik ............................................................................... 39
3.9 Etika Penelitian ................................................................................... 40
3.10 Alur Penelitian .................................................................................... 40
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 42
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 42
4.1.1 Hasil Analisi Univariat ........................................................... 42
4.1.2 Hasil Analis Bivariat............................................................... 45
4.2 Pembahasan ........................................................................................ 46
4.2.1 Tekanan Darah Pasien Hipertensi Sebelum dilakukan Perlakuan
Foot Massage di Wilayah Kerja Puskesmas Tilongkabila Bone
Bolango ................................................................................... 46
4.2.2 Tekanan Darah Pasien Hipertensi Sesudah dilakukan Perlakuan
Foot Massage di Wilayah Kerja Puskesmas Tilongkabila Bone
Bolango ................................................................................... 48
4.2.3 Pengaruh Foot Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango .................................. 50
4.3 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 53
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 54
5.1 Simpulan ............................................................................................. 54
5.2 Saran ................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 56
LAMPIRAN ....................................................................................................... 59
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.3 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah dilakukan Foot Massage ....... di
Wilayah Kerja Puskesmas Tilongkabila ............................................. 43
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Tekanan Darah Pasien Hipertensi ........... 44
Tabel 4.5 Hasil Uji Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah diberikan Perlakuan
Foot Massage pada Pasien Hipertensi ................................................ 45
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xix
BAB I
PENDAHULUAN
darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan
Hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin
(Udjianti, 2010).
adanya pergeseran gaya hidup yang cenderung tidak sehat pada masyarakat.istilah
The Silent Killer (pembunuh diam-diam) kerap di sematkan pada penyakit ini
karena kemunculannya yang sering kali tidak disadari dan tidak memiliki gejala
spesifik. Penyakit ini juga dapat memicu timbulnya masalah kesehatan lain,
Menurut data WHO tahun 2015 menunjukkan 1,13 miliar orang di dunia
hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada 2025 akan
ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun ada
9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi (Kemenkes RI, 2018).
1
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013
pada penduduk usia 18 tahun keatas sebesar 32,4%. Provinsi Gorontalo memiliki
penyumbang kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) yang meningkat dari
mortalitas dan morbilitas yang tinggi juga mahalnya biaya pengobatan yang harus
lain usia, keturunan, kebiasaan merokok, konsumsi garam berlebih. Gejala yang
utama pada penderita hipertensi secara umum sering terjadi yaitu sakit kepala
sampai ke tengkuk bagian belakang dan tengkuk terasa pegal. Hipertensi ini dapat
2
mengakibatkan terjadinya komplikasi terutama pada sistem kardiovaskuler seperti
stroke dan gagal jantung. Perlu dilakukan usaha untuk menekannya dengan
pengobatan yang tepat sehingga tekanan darah dapat terkontrol ke tingkat yang
setelah tingkat lanjut. Hal ini yang menyebakan pengobatan hipertensi belum
terapi ini sampai tahun 1994 hanya sekitar 30% (Sheps, 2005 dalam Fitriani,
2015).
terhadap suatu jenis obat pada setiap orang berbeda. Efek samping yang mungkin
timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual (Rindang, 2015).
Salah satu alternatif yang tepat untuk menurunkan tekanan darah tanpa
3
tembakau, olahraga atau latihan, relaksasi, dan akupresur merupakan intervensi
yang bisa dilakukan pada terapi hipertensi (Muttaqin, 2009). Intervensi lain yang
dapat dilakukan untuk menurunkan hipertensi adalah Massage (Pijat) pada area
yang disarankan sebagai terapi pendamping terapi medis di sebut juga terapi
sekelompok perawatan kesehatan, praktek, dan produk yang saat ini tidak
2010). Oh, Kim, Kwon, & Park (2006), menyatakan bahwa Complementary and
Salah satu bentuk terapi CAM adalah massage therapy. Di dalam message
therapy ini terdapat perlakuan terhadap titik-titik sentra refleks di kaki dan hal ini
terap yang aman dan tanpa efek samping (Pamungkas, 2010). Reflexology
4
meningkatkan rasa percaya diri dan harmoni (Jones, Thompson, Irvine, & Leslie,
2011).
jantung dan hypertension point akan merangsang impuls syaraf bekerja pada
irama yang teratur pada kaki akan merefleksi pada organ-organ yang
sistem syaraf pusat dan sistem syaraf belakang sehingga terjadi efek relaksasi dan
mengenai jantung dan pembuluh darah dapat mengembalikan fungsi dan mampu
Foot massage adalah manipulasi jaringan lunak pada kaki secara umum dan
tidak terpusat pada titik-titik tertentu pada telapak kaki yang berhubungan dengan
bagian lain pada tubuh (Coban dan Sirin, 2010). Manipulasi ini terdiri dari 5
friction (goresan), dan vibration (getaran). Terapi foot massage dapat menurunkan
denyut nadi, dan memberikan efek relaksasi bagi otot-otot yang tegang sehingga
tekanan darah dan denyut nadi akan menurun dan mampu memberikan
5
Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2015) menunjukkan hasil
eksperimen diberi intervensi foot massage selama 30 menit. Hal ini sejalan
menurunkan tekanan sistol dan diastol pada pasien hipertensi secara signifikan.
Kabupaten Bonebolango pada tahun 2018 terdapat 361 kasus hipertensi. Jumlah
pasien yang berkunjung ke Puskesmas (rawat jalan) pada 3 bulan terakhir Januari
2019 - Maret 2019 didapatkan jumlah pasien hipertensi berjumlah 232 pasien.
Menurut petugas kesehatan yang bertanggung jawab mengelola data untuk kasus
Dan dari hasil wawancara dengan pasien, masih banyak yang belum mengetahui
bahwa terapi foot massage ini dapat menjadi pengobatan non farmakologis untuk
penyakit hipertensi. Sehingga hal inilah yang mendasari penulis ingin menerapkan
teknik non farmakologis foot massage terhadap penurunan tekanan darah pada
Bonebolango.
Oleh karena itu dari data yang di peroleh, peneliti tertarik untuk melakukan
6
Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Tilongkabila Kabupaten
Bonebolango”.
1. Menurut data WHO tahun 2015 menunjukkan 1,13 miliar orang di dunia
diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi.
Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat
dan yang terendah di Papua (16,8%). Sementara itu data survei Indikator
7
mengelola data untuk kasus hipertensi, program yang telah dilakukan
ini adalah “Apakah ada pengaruh foot massage terhadap penurunan tekanan darah
Bonebolango?”
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
8
2. Untuk mengidentifikasi tekanan darah pada pasien hipertensi sesudah
Kabupaten Bonebolango.
Manfaat Teoritis:
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dari data dasar penelitian
selanjutnya terkait pengaruh foot massage terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
Manfaat Praktis :
9
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
peneliti lakukan.
10
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
darah digunakan pada dinding arteri ventrikel kiri pada jantung mendorong darah
melalui katup aorta ke dalam aorta selama sistol. Tekanan tersebut dinamakan
tekanan sistolik. Pada orang dewasa yang sehat normalnya tekanan darah sistolik
sistolik (angka atas) yang merupakan tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik
kekuatan penahan pada dinding pembuluh darah saat jantung mengembang antar
denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan mengembang (saat beristirahat),
kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun
dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian
berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Tekanan diastol lebih
stabil dibandingkan tekanan darah sistol dalam satu hari berbeda yaitu pada waktu
11
pagi hari tekanan darah lebih tinggi dibandingkan saat tidur malam hari
(Noviyanti, 2015).
tekanan darah yang berbeda-beda. Secara umum, tekanan yang ideal adalah
Menurut Potter & Perry (1979) dalam Windo (2015) Tekanan darah
seseorang tidak konstan sepanjang hari karena dipengaruhi oleh banyak faktor
a. Usia
Pengaruh usia terhadap tekanan darah dapat dilihat dari aspek pembuluh
darah perifer.
12
b. Stress
Rasa cemas, takut, nyeri, dan stres emosi meningkat stimulasi saraf
tekanan vascular perifer. Efek stimulasi saraf bagian simpatik ini dapat
c. Medikasi
d. Variasi Diurnal
Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari dan tidak ada orang
e. Jenis Kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan tekanan darah pada anak laki-laki atau
13
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Triyanto,
2014).
Tekanan arteri disebut normal jika tekanan sistolik <120 mmHg (tapi >90
mmHg) dan tekanan diastolik <80 mmHg (tapi >60 mmHg). Disebut hipertensi
jika tekanan diastolik ≥90 mmHg atau sistolik ≥140 mmHg (Klabunde, 2015).
a. Hipertensi Primer
yang belum diketahui. Penyebab yang belum jelas dan belum diketahui
b. Hipertensi Sekunder
14
2.2.3 Etiologi Hipertensi
berkembangnya hipertensi.
tekanan darah.
b. Hipertensi sekunder
fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Faktor
15
psikiatris), kehamilan, peningkatan volume intravascular, luka bakar dan
takut dan rasa bersalah dapat memicu jantung berdetak lebih kencang
kelainan yang nyata selain tekanan darah yang tinggi akan tetapi dapat pula
penyempitan pembuluh darah dan pada kasus berat edema pupil (edema pada
kerusakan vaskuler dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang
angina adalah gejala yang paling sering menyertai hipertensi (Hastianah dan
Suprapto, 2014).
cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
16
pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan dapat menyebabkan naiknya
tekanan, inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
Perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari
pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi dapat menimbulkan Stroke.
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang mengaliri
darah ke otak mengalami hpertropi dan menebal, sehingga liran darah ke daerah-
miokard dan gagagl ginjal. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner
apabila thrombus yang menghambat alirah darah melalui pembuluh darah tersebut
(Triyanto, 2014).
terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya
glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid
17
plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata,
jantung, ginjal dan otak. Pada mata berupa pendarahan retina, gangguan
sering ditemukan pada hipertensi berat selain koroner dan miokard. Pada otak
Menurut Anggraini dkk (2009), penatalaksaan hipertensi ada dua cara yaitu:
a. Farmakologis
Terapi farmakologis yaitu obat anti hipertensi yang dianjurkan oleh JNC
VII yaitu diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron antagonis,
18
Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), Angiotensin II Receptor Blocker atau
b. Non Farmakologis
beresiko terkena hipertensi 30-50% daripada yang aktif. Oleh karena itu,
diminimalisir, ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak
lagi terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko
19
2.3 Terapi Foot Massage
Foot massage adalah manipulasi jaringan lunak pada kaki secara umum dan
tidak terpusat pada titik-titik tertentu pada telapak kaki yang berhubungan dengan
bagian lain pada tubuh (Coban dan Sirin, 2010). Terapi foot massage dapat
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, menurunkan denyut nadi, dan
memberikan efek relaksasi bagi otot-otot yang tegang sehingga tekanan darah dan
denyut nadi akan menurun dan mampu memberikan rangsangan yang mampu
sebagai berikut:
20
4. Memperbaiki postur tubuh Mendorong kepada postur tubuh yang benar
nyeri dan bergesernya tulang belakang keluar dari posisi normal sehingga
saraf otonom yang dapat mengendurkan ketegangan otot (Perry & Potter,
2011).
5. Sebagai bentuk dari suatu latihan pasif yang sebagian akan mengimbangi
yang mampu membantu tubuh meningkatkan energi pada titik vital yang
ketentuan agar tidak terjadi kontra indikasi. Adapun kontra indikasi pemijatan
menurut medis :
1. Daerah peradangan akut yang ditandai dengan kalor (rasa panas), tumor
melakukanya.
21
2. Pijat memutar, baik anda yang melakukan pemijatan titik reflek dengan
menggnakan tangan atau tongkat, teknik pijat memutar ini bisa dilakukan.
Dalam metode refleksiologi, cara dan syarat yang perlu dilakukan adalah:
1) Menggunakan minyak yang baik agar tidak merusak kulit dan tidak
teratur, hal ini untuk mempercepat jalan aliran darah (M.Rizky, 2018)
3) Di bagian kulit yang luak sebaiknya pemjatan dilakukan dengan ujung ibu
jari, tapi hindari penusukan oleh kuku. Pada bagian telapak kaki yang
2018)
(M.Rizky, 2018).
5) Bila penerima pijat merasa sakit, tidak perlu khawatir. Sebab, bila memijat
tepat di daerah refleksi organ yang sakit, penerima pijat akan merasa
6) Lama waktu pemijatan pada pijat refleksi sebaiknya dipijat paling lama 5
paling lama 10 menit. Ini diakukan bila rasa sakitnya masih bisa ditahan.
22
7) Setelah pemijatan, penderita jangan langsung mandi sebab badan akan
b. Posisi klien dalam keadaan berbaring yang mana bagian pinggang sampai
Gerakan kedua ini sama dengan gerakan pertama yaitu menarik dari
pergelangan kaki hingga sampai ujung jari melewati perselangan jari diakhiri
dengan tarikan kecil pada jari. Gerakan ini dilakukan pada semua jari kaki,
23
Gambar 2.2 Gerakan pemijatan kaki
semua telapak tangan pada atas dan bawah telapak kaki, ditarik lembut dari
Pegang kaki seperti gambar di atas, lakukan pemijatan pada daerah tumit
telunjuk, dan jari tengah dengan membuat gerakan tarikan dari mata kaki
24
Gambar 2.4 Gerakan pemijatan kaki
telapak kaki bagian atas hingga ke bawah. Gerakan ini dapat dilakukan
sebanyak 3 – 4 kali.
Gerakan ke tujuh hampir sama dengan gerakan ke-6, tetapi gerakan ini
dilakukan dengan posisi agak ke tengah dari telapak kaki. Gerakan ini dapat
25
dilakukan dari bagian atas telapak kaki (bawah jempol) hingga di bagian
tumit tetapi tel apak bagian tepi. Gerakan ini tidak dilakukan perulangan,
gerakan ke-9 ini lebih di area telapak kaki bagian tengah. Gerakan ini juga
seperti yang dilakukan gambar di atas. Gerakan ini dilakukan pada semua jari
putaran kecil searah jarum jam. Setiap jari kaki diberikan pijatan 3 – 4 kali.
kecil pada area tersebut (seperti pada gambar). Gerakan yang dilakukan dapat
26
Gambar 2.9 Gerakan pemijatan kaki
Setelah itu regangkan kaki, yaitu dengan memegang daerah pergelangan kaki
dan memberikan sedikit dorongan ke luar pada telapak kaki bagian atas.
penekanan dari pergelangan kaki hingga semua ujung kaki. Gerakan ini
27
dilakukan 3 -4 kali, dan ditutup dengan mengusap satu kali dengan lembut
dari atas pergelangan kaki hingga ujung kaki tanpa diberikan penekanan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pijat refleksi munurut
sebelum pemijatan, kaki terlebih dahulu di rendam air hangat yang di beri
e. Prosedur pelaksanaan
menggunakan jempol jari tumit hingga ibu jari selama 5-20 menit.
28
2.3.5 Gerakan Dasar Pijat
1. Effleurage (mengusap)
telapak tangan untuk mengusap bagian yang akan dipijat, dengan tempo yang
rasa nyaman. Anda dapat menggunakan usapan yang lebih kuat untuk
atau siku pada daerah yang di inginkan. Friction terutama dilakukan pada
bagian punggung, betis, dan paha yang memiliki banyak trigger poit
3. Pretissage (Meremas)
Pretissage ini bertujuan untuk membuka otot tubuh. Teknik ini dapat
berupa menjumput dan menggulung dengan seluruh jari, serta meremas dan
bagian tubuh, terutama punggung dan kaki. Teknik ini dapat meningkatkan
aliran darah di sekitar daerah yang dipijat. Aliran darah yang menuju ke
29
daerah ini membawa nutrisi penting bagi perkembangan otot. Teknik ini juga
Teknik memukul secara berirama ini diterapkan pada bagian tubuh yang
berotot tebal, seperti punggung, paha, bokong, dan kaki. Ada dua jenis
disebut vibration sedangkan yang kuat disebut shaking. Teknik ini dapat
memperbaiki dan merangsang fungsi syaraf untuk bekerja dengan baik serta
30
2.4 Kajian Penelitian Relevan
31
puskesmas Pengambilan sebanyak 80%,
kampung dalam sampel pendidikan
menggunakan terbanyak yaitu
purposive SMA dengan
sampling 53,3% dan status
dengan jumlah pekerjaan ibu
15 responden. rumah tangga
Pengukuran 66,7%. Nilai
tekanan darah mean tekanan
dilakukan darah sistol
sebelum dan sebelum 147,07
setelah dan setelah
diberikan intevensi 136,00.
terapi. Analisa Nilai mean
penelitian tekanan darah
menggunakan diastol
uji T sebelum88,67 dan
berpasangan setelah intervensi
dengan nilai P 84,27. Hasil uji T
< 0,05. berpasangan
didapatkan nilai
P=0,000.
32
2.5 Kerangka Berfikir
Pasien Hipertensi
Memperlancar
aliran darah
Mengeluarkan aktivitas
parasimpatis
Meningkatkan aktivitas
parasimpatis
Mengeluarkan
neurotransmitter
(hormone endorphin)
Menurunkan kadar
hormone kortisol
Tekanan Darah
Menurun
33
2.6 Kerangka Konsep
Penurunan
Foot Massage
Tekanan Darah
Keterangan :
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
= Pengaruh
Bonebolango.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Bonebolango.
dengan pendekatan one-group pra-post test design. Ciri tipe ini adalah
sebelum diberi perlakuan diawali dengan pengukuran tekanan darah (pre test) dan
O1 X O2
35
Keterangan :
X = Intervensi
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam
penelitian ini variabel yang diamati adalah perubahan tekanan darah setelah
36
Tidak normal:
Sistole > 120
Diastole > 80
3.5.1 Populasi
yang telah ditetapkan (Nursalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini sebanyak
Kabupaten Bonebolango.
3.5.2 Sampel
penyeleksi porsi untuk dapat mewakili populasi. Sampel terdiri dari bagian
sampling.
tekhnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
sampel penelitian. Adapun kriteria sampel pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
37
2) Pasien dengan umur dibawah 70 tahun
b. Kriteria Eksklusi
massage
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil pengukuran,
pengamatan, survey dan lain-lain (Setiadi, 2013). Dalam penelitian ini data
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah yaitu data yang diperoleh dari pihak lain,
38
3.7 Teknik Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan pada satu variabel yang
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, ukuran penyebaran dan nilai rata-rata
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan pada dua variabel yang
bertujuan untuk melihat antara variabel bebas dan variabel terikat (Hasmi, 2016).
Bonebolango.
Bonebolango.
39
3.9 Etika Penelitian
penelitian. Subjek diberi tahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika
kerahasiaan identitas.
3. Concidentialy (kerahasiaan)
peneliti. Penyajian data atau hasil penelitian hanya ditampilkan pada forum
akademis.
40
Mengajukan surat rekomendasi izin menelitian dari pihak
PTSP Bone Bolango ke pihak Puskesmas Tilongkabila
Hasil Penelitian
41
BAB IV
Kerja Puskesmas Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Depkes RI (2009):
1 46-55 Tahun (Lansia Awal) 4 26,7%
2 56-65 Tahun (Lansia Akhir) 11 73,3%
Total 15 100.0%
Sumber: Data primer, 2019
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penderita hipertensi
berdasarkan umur, responden yang paling dominan yakni yang berumur 56-65
tahun sebanyak 11 orang (73,3%). Sementara itu yang paling rendah frekuensinya
yakni yang berumur 46-55 tahun sebanyak 4 orang (26,7%) dari keseluruhan
42
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Tilongkabila Kabupaten Bonebolango
No Jenis Kelamin N %
1 Laki-Laki 5 33,3%
2 Perempuan 10 66,7%
Total 15 100.0%
Sumber: Data primer, 2019
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penderita Hipertensi
sebanyak 5 orang atau sebesar 33,3% sementara itu yang berjenis kelamin
Tabel 4.3 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah diberikan foot massage di
Wilayah Kerja Puskesmas Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango
Tekanan Darah
No
Responden Sebelum Sesudah
Sistol Diastol Sistol Diastol
1 153 93 128 71
2 155 92 140 87
3 145 83 130 77
4 140 85 125 75
5 139 84 128 67
6 149 87 139 74
7 150 92 139 84
8 155 93 141 85
9 158 93 143 83
10 140 83 125 77
11 153 91 139 86
12 136 83 122 63
13 158 93 146 77
14 149 84 138 71
15 150 90 136 75
Rata-rata 148,67 88,4 134,6 76,8
Sumber: Data primer, 2019
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan darah sistol
pada pretest yakni sebesar 148,7 dan rata-rata tekanan darah diastol pada pretest
43
yakni sebesar 88,4. Kemudian untuk rata-rata tekanan darah sistol pada posttest
yakni sebesar 134,6 dan rata-rata tekanan darah diastol pada posttest yakni sebesar
76,8.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi
Tests of Normality
Shapiro-Wilka
Kelas Df Sig.
data (Shapiro Wilk) ditemukan bahwa Probabilitas pengujain dari hasil penurunan
tekanan darah untuk pre tes sistol yakni sebesar 0,209, dan untuk pre tes diastol
yakni sebesar 0,005. Untuk post test tekanan darah sistol hari kedua sebesar 0,170
dan untuk post test diastol eksperimen yakni sebesar 0,531. Hasil tersebut
nonparametrik Wilcoxon.
44
4.1.2 Hasil Analisis Bivariat
nonparametrik Wilcoxon.
1. Hasil Uji Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Perlakuan Foot Massage di
Tabel 4.5 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah diberikan Perlakuan Foot
Massage Pada Pasien Hipertensi
Mean Rank Sum Of Ranks Z p(Value)
Pretest Sistol 8,00 120,00 -3,431 0,001
Pretest Diastol
Posttest Sistol 8,00 120,00 -3,411 0,001
Posttest Diastol
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan hasil uji Wilcoxon Signed Rank
Test yang ditunjukkan bahwa besar nilai Z pada pre test sistol dan pre test diastol
sebesar -3,431 dengan signifikansi (p=value) sebesar 0,001, dan nilai Z pada post
test sistol dan post test diastol sebesar -3,411 dengan signifikansi (p=value)
sebesar 0,001 dengan demikian nilai probabilitas 0,001 lebih kecil dari pada
α=0,05 maka dengan ini H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat Pengaruh
45
4.2 Pembahasan
Bonebolango
perlakuan foot massage masih terbilang tinggi pada seluruh pasien hipertensi di
frekuensi 15 responden (100%). Hasil penelitian ini berdasarkan nilai yang sudah
menunjukkan bahwa dari 15 responden dengan nilai sistol dan diastol mayoritas
menunjukkan bahwa rata-rata dari tekanan darah sistol pada pre test yakni sebesar
148,67 mmHg dan diastol sebesar 88,40 mmHg pada pre test.
lain adalah usia itu sendiri, dimana responden yang berusia 46-55 tahun kategori
lansia awal sebanyak 4 responden (26,7%), kemudian responden yang berusia 65-
65 tahun kategori lansia akhir sebanyak 11 responden (73,3%). Hal ini dibenarkan
dalam teori Potter and Perry (2009) yang menyatakan bahwa, semakin
bertambahnya usia seseorang maka semakin tinggi pula tekanan darahnya karena
kepala dan pusing, dan juga sulit untuk tidur nyenyak. Setelah dilakukan
46
makanan berlemak seperti daging, dan gorengan. Hal ini didukung oleh teori dari
Tim Bumi Medika (2017) bahwa makanan berlemak biasanya memiliki kalori
peningkatan kadar lemak dalam darah yang dapat memicu dan memperburuk
perlakuan masase kaki nilai rata-rata tekanan darah pre test sebesar 142.00 mmHg
Perlakuan foot massage atau masase kaki merupakan terapi yang sangat
memperbaiki organ tubuh, memperbaiki postur tubuh, dan sebagai latihan pasif
disebabkan karena semakin bertambahnya usia seseorang serta pola hidup yang
47
4.2.2 Tekanan darah pasien hipertensi sesudah dilakukan perlakuan foot
Bonebolango
tabel 4.3 pada hasil tekanan darah sistol pada post test telah mengalami penurunan
tekanan darah tetapi masih dalam kategori tidak normal karena tidak sampai
mencapai nilai normal tekanan darah, tetapi pada tekanan darah diastol post test
yang mencapai nilai normal diastol itu ada 10 responden dan 5 responden masih
dalam kategori tidak normal serta belum mencapai batas normal diastol ini di
karenakan responden yang sedang tidak rileks, berbadan gemuk, dan makan
makanan yang berlemak. Nilai rata-rata tekanan darah sistol dan diastol setelah
Dari hasil ini secara umum dapat dilihat bahwa pemberian perlakuan foot
massage didapatkan hasil rata-rata sistol memiliki selisih 14,07 mmHg dan rata-
rata diastole memiliki selisih sebesar 11,60 mmHg ini memperlihatkan bahwa
Meski masih ada responden yang tidak mengalami penurunan tekanan darah di
bawah rata-rata secara umum yang tekanan darahnya turun di bawah dari 15
mmHg.
perlakuan foot massage, mereka merasakan bahwa pusing mereka berkurang, dan
merasa lebih rileks sehingga ketika setelah 10 menit susudah perlakuan tekanan
tekanan darah responden di ukur kembali dan hasil yang didapatkan peneliti yaitu
48
terdapat penurunan tekanan darah setelah diberi perlakuan foot massage ini.
Tetapi, masih ada beberapa responden yang tekanan darahnya tidak mengalami
penurunan drastis karena tubuh responden yang terlihat gemuk sehingga pada saat
peneliti melakukan pemijatan pada titik titik refleksi kaki itu tidak maksimal
karena tebalnya lemak pada bagian kaki responden, sehingga hasil yang di
Penelitian ini didukung oleh penelitian Rezky dkk (2015), yang berjudul
“pengaruh terapi pijat refleksi kaki terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi primer” yang mengatakan setelah dilakukan terapi pijat refleksi kaki
didapatkan bahwa tekanan darah mengalami penurunan, badan lebih ringan dan
sakit kepala berkurang karena pijat refleksi kaki merangsang pada sistem saraf
pemberian pijat refleksi kaki pada penderita hipertensi primer dengan kelompok
Secara fisiology, tekanan darah dan nadi dipengaruhi oleh sistem saraf
otonom dalam hal ini saraf simpatis dan para simpatis (Medic, 2016). Menurut
Mancia & Grassi (2014), Pada individu yang mengalami peningkatan tekanan
darah seperti kondisi prehipertensi terjadi peningkatan aktivitas pusat simpatis dan
49
Beberapa peneliti sebelumnya (Sakuragi, 2014; Kito & Suzuki, 2016;
Naseri, et al., 2016; Khalili, et al., 2016) yang melakukan penelitian berbeda-beda
dengan intervensi pijat kaki menegaskan bahwa pijat kaki dapat memberi efek
relaksasi. Relaksasi terjadi oleh adanya stimulasi taktil dijaringan tubuh. Menurut
Lee, Park dan Kim (2011), pemijatan pada bagian tubuh dapat mempengaruhi
kerja saraf simpatis, sehingga terjadi relaksasi tubuh, penurunan serum kortisol
dan epinefrin.
darah perifer, dengan demikian terjadi penurunan tekanan darah dan heart rate
(Vicar et al. dalam Ramos et al. 2015). Maka dalam penelitian ini dapat dikatakan
terdapat perubahan tekanan darah setelah dilakukan foot massage pada penderita
hipertensi dan dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 10-15 mmHg
Bonebolango
Hasil penelitian ini terlihat bahwa ada pengaruh diberikan perlakuan foot
sistol sebelum 148,67 mmHg dan sesudah perlakuan 134,60 mmHg. Nilai rata-
rata tekanan darah diastol sebelum 88,40 mmHg dan sesudah perlakuan 76,80
50
mmHg. Hasil ini menyatakan bahwa pijat kaki selama 30 menit memberikan efek
Signed Rank Test yang ditunjukan bahwa besar nilai Z pada pre test sistol dan pre
test diastol sebesar -3,431 dengan signifikansi (p=value) sebesar 0,001, dan nilai
Z pada post test sistol dan post test diastol sebesar -3,411 dengan signifikansi
(p=value) sebesar 0,001 dengan demikian nilai probabilitas 0,001 lebih kecil dari
pada α=0,05 maka dengan ini H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat
Pengaruh Foot massage terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi
teknik pemijatan dengan kedua tangan di kedua kaki responden yang ada bagian
titik refleksi di kaki, membelai lembut secara teratur untuk mengurangi nyeri,
membawa nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh tanpa ada hambatan serta
memberikan efek relaksasi dan kesegaran pada seluruh tubuh sehingga kondisi
tubuh seimbang. Dalam hal ini pijat refleksi kaki juga merangsang pada sistem
tekanan darah lebih sering terjadi karena perubahan gaya hidup yang buruk.
Terapi pijat refleksi disini adalah bentuk upaya dalam menurunkan tekanan darah
51
karena dapat memiliki pengaruh pada peningkatan sirkulasi darah keseluruh tubuh
yang efeknya dapat merelaksasi secara fisik dan psikis serta mengurangi rasa sakit
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara terapi pijat refleksi kaki dan massage
kaki terhadap perubahan tekanan darah pada responden di Klinik Sehat Hasta
Menurut nugroho, asrin dan sarwono menyatakan pijat refleksi kaki lebih
efektif dalam menurunkan tekanan darah yang telah dibuktikan dengan nilai mean
rank pijat refleksi kaki lebih tinggi yaitu nilai sistol sebanyak 40,00 dan nilai
selama 2 hari berturut-turut mengatakan bahwa gejala yang muncul seperti rasa
pusing kepala, tengkuk yang tegang menjadi berkurang bahkan ada yang hilang,
rasa pegal dan kebas dikaki berkurang serta badan menjadi rileks setelah
darah bisa menurunkan tekanan darah sistol dan diastol, menurunkan kadar
hormon stres kortisol, membuat rasa rileks pada tubuh sehingga tekanan darah
pengalaman, informasi tambahan bagi responden dan bisa dijadikan salah satu
terapi yang sangat baik bagi kesehatan dan tidak menimbulkan komplikasi, oleh
52
sebab itu dengan menggunakan terapi foot massage dapat dijadikan suatu terapi
sehingga hasil penelitian ini tidak luput dari keterbatasan. Adapun keterbatasan
peneliti meliputi hanya diuji pada satu karakteritik yaitu pada penderita hipertensi,
tidak kooperatif atau tidak mau menjadi responden ketika diminta bekerja sama
53
BAB V
5.1 Simpulan
1. Tekanan darah sistol sebelum diberikan perlakuan (pre test) dengan hasil
rata-rata yakni sebesar 148,6667 mmHg dan hasil rata-rata tekanan darah
mmHg.
2. Tekanan darah sistol sesudah diberikan perlakuan (post test) dengan hasil
rata-rata yakni sebesar 134,6000 mmHg dan hasil rata-rata tekanan darah
mmHg.
Signed Rank Test yang ditunjukan bahwa besar nilai Z pada pre test sistol
dan pre test diastol sebesar -3,431 dengan signifikansi (p=value) sebesar
0,001, dan nilai Z pada post test sistol dan post test diastol sebesar -3,411
probabilitas 0,001 lebih kecil dari pada α=0,05 maka dengan ini H0
54
5.2 Saran
didapatkan.
55
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini dkk. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada pasien yang berobat di poliklinik dewasa Puskesmas
Bangkinang periode januari sampai juni 2008. Universitas Riau Pekan
Baru.
Coban, A., & Sirin, A. 2010. Effect of foot massage to decrease physiological
lower leg oedema in late pregnancy: A randomized controlled trial in
Turkey. International Journal of Nursing Practice, 16(5), 454-60.
doi:10.1111/j.1440-172X.2010.01869.x
Dalimartha, S., Purnama, B.T., Sutarina, N., Mahendra, B., & Darmawan, R.
(2008). Care your self hipertensi. Depok : Penerba Plus.
Desi Marisna. (2017). Pengaruh terapi pijat refleksi kaki terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita hipertensi Wilayah Kerja Puskesmas
Kampung Dalam. Artikel Penelitian. Pontianak : Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura.
Fitriani. (2015). Pengaruh masase kaki terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas bontomarannu kabupaten
gowa. Fakultas ilmu kesehatan uin alauddin makassar , 37.
Gala. (2009). Refleksologi kaki jurus sehat dengan refleksi secara mandiri.
Yogyakarta : Image Press.
56
Kaplan. (2006). Kaplan’s clinical hypertension, Ninth edition. Lippicott :
Williams & Willkins.
Noviyanti dkk. (2015). Hipertensi kenali, cegah & obati. Yogyakarta : Notebook.
Oh, K., Kim, K. S., Kwon, S. H., & Park, J. W. (2006). Research Trend of
Complementary and Alternative Medicine. J Korean Acad Nurs. 2006 Aug;
36(5): 721-731. Korean.
57
Potter dan Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku I Edisi 7. Jakarta :
Salemba Medika.
Price, S.A., dan Wilson, L.M. (2011). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.(H.Hartanto, Ed) (6th Ed). Terjemahan oleh Brahm U. Pendit.
Jakarta : EGC.
Rindang dkk. (2015). Pengaruh terapi pijat refleksi kaki terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi primer. Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Tim Bumi Medika. (2017). Berdamai dengan hipertensi. Jakarta : Bumi Medika.
Windo Wiria. (2015). Menurunkan tekanan darah pada lansia melalui senam
yoga. Jurnal olahraga prestasi : Vol.11 No.2.
Znaidui A, Susi N, Tut WP. (2014). Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Terhadapa
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Klinik Hasta Therapetika
Tugurejo Semarang. Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah.
Hal 56-65.
58
LAMPIRAN
59
Lampiran 1. Lembar Permohonan Responden
Dengan hormat,
untuk menjadi sampel dalam penelitian sesuai dengan petunjuk. Kerahasiaan data
pribadi saudara akan sangat kami jaga dan informasi yang saya dapatkan akan
saya gunakan hanya untuk kepentingan penelitian. Saya menjamin data yang
dapatkan dari penelitian ini tidak akan merugikan saudara, apabila saudara
Hormat Saya,
Peneliti
60
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden
(INFORMED CONSENT)
Setelah saya membaca dan memahami isi dan penjelasan pada lembar
responden dalam penelitian ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Usia :
Saya mengerti bahwa data yang diperoleh akan dijaga kerahasiaannya dan
Responden
( )
61
Lampiran 3. SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Foot massage
HARI/TANGGAL :
62
III. Strategi Pelaksanaan
63
V. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi hasil
64
Lampiran 4. SOP (Standar Operasional Prosedur) Foot massage
1. PENGERTIAN:
Masase kaki (foot massage) adalah sentuhan yang dilakukan pada kaki dengan sadar
dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan
2. TUJUAN:
1. Menimbulkan relaksasi yang dalam
2. Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri dan
inflamasi,
3. Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi setiap organ
internal,
4. Membantu memperbaiki mobilitas
5. Menurunkan tekanan darah
3. INDIKASI:
Klien denga hipertensi
4. KONTRAINDIKASI:
Klien yang menderita luka bakar hebat, fraktur.
5. PERSIAPAN PASIEN:
1. Menyediakan alat
2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
3. Mengukur tekanan darah penderita hipertensi (ringan dan sedang) sebelum
melakukan masase kaki dan di catat dalam lembar observasi.
6. CARA KERJA:
Tahap Pertama: masase kaki bagian depan
1. Ambillah posisi menghadap ke kaki klien dengan kedua lutut berada disamping
betisnya.
2. Letakkan tangan kita sedikit diatas pergelangan kaki dengan jari-jari menuju ke
atas, dengan satu gerakan tak putus luncurkan tangan ke tas panggkal paha dan
kembali turun di sisi kaki mengikuti lekuk kaki.
3. Tarik ibu jari dan buat bentuk V (posisi mulut naga). Letakkan tangan di atas
tulang garas dibagian bawah kaki. Gunakan tangan secar bergantian untuk
65
memijat perlahan hingga ki bawah lutut. Dengan tangan masih pada posisi V urut
ke atas dengan sangat lembut hingga ke tempurung lutut, pisahkan tangan dan
ikuti lekuk tempurung lutut pijat ke bagian bawah.
4. Lalu ulangi pijat keatas bagian tempurung lutut.
5. Tekanlah dengan sisi luar telapak tangan membuat lingkaran secara bergantian
mulai dari atas lutut hingga pangkal paha dan mendorong otot.
6. Dengan keedua tangan pijatlah kebawah pada sisi kaki hingga ke pergelangan
kaki. Kemudian remas bagian dorsum dan plantaris kaki dengan kedua tangan
sampai ke ujung jari.
7. Ulangi pada kaki kiri.
66
Tahap Kedua : Masase pada telapak kaki
1. Letakkan alas yang cukup besar dibawah kaki klien
2. tangkupkan telapak tangan kita di sekitar sisi kakii kanannya
3. Rilekskan jari-jari serta gerakkan tangan kedepan dan kebelakang dengan cepat.
Ini akan membuat kaki rileks.
6. Pegang kaki pasangan dengan ibu jari kita berada di atas dan telunjuk di bagian
bawah.
7. Kemudian dengan menggunakan ibu jari, tekan urat-urat otot mulai dari jaringan
antara ibu jari dan telunjuk kaki. Tekan diantara urat-urat otot dengan ibu jari.
Ulangi gerakan ini pada tiap lekukan.
67
8. Pegang tumit kaki klien dengan tangan kanan, gunakan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri pemijat untuk menarik kaki dan meremas jari kaki. Pertama, letakkan
ibu jari pemijat diatas ibu jari kaki dan telunjuk dibawahnya. Lalu pijat dan tarik
ujungnya, dengan gerakan yang sama pijat sisi-sisi jari. Lakukan gerakan ini pada
jari yang lain.
8. EVALUASI:
1. Tanyakan pada klien bagaimana perasaannya
2. Kaji tekanan darah klien
9. Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Kondisi klien jika terlalu lapar, terlalu kenyang.
2. Kondisi ruangan yang nyaman, suhu tidak terlau panas, tidak terlalu dingin,
pencahayaan yang cukup tidak remang-remang.
3. Posisi klien dalam keadaan berbaring yang mana bagian pinggang sampai
telapak kaki ditutup oleh handuk dan posisi pemijat dibelakang klien
Sumber : Kementrian Pendidikan Nasional RI. Program Pendidikan Ners
Universitas Jember (2013).
68
MASTER TABEL
Keterangan :
Tekanan Darah
Jenis
No Inisial Usia Jenis Kelamin
Kelamin Pretest Posttest
Sistol kode Diastol kode Sistol kode Diastol kode 1 = Laki-Laki
1 Ny.RI 59 2 153 2 93 2 128 2 71 1
2 = Perempuan
2 Tn.KR 63 1 155 2 92 2 140 2 87 2
Usia
3 Tn.IM 56 1 145 2 83 2 130 2 77 1
4 Ny.SM 50 2 140 2 85 2 125 2 75 1 1 = 46-55 tahun
69
Hasil Uji Statistik Usia dan Jenis Kelamin
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
70
Hasil Uji Statistik Normalitas Data
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
*
Diastol Pos Test ,155 15 ,200 ,950
Tests of Normality
a
Shapiro-Wilk
Kelas df Sig.
Descriptives
Median 150,00
Variance 50,952
71
Std. Deviation 7,138
Minimum 136
Maximum 158
Range 22
Interquartile Range 15
Median 90,00
Variance 18,543
Minimum 83
Maximum 93
Range 10
Interquartile Range 9
Median 138,00
Variance 56,686
72
Std. Deviation 7,529
Minimum 122
Maximum 146
Range 24
Interquartile Range 12
Median 77,00
Variance 51,029
Minimum 63
Maximum 87
Range 24
Interquartile Range 13
73
Uji Wilcoxon Signed Rank Test
Ranks
a
Post Test Sistol - Pre Test Negative Ranks 15 8,00 120,00
Sistol
b
Positive Ranks 0 ,00 ,00
c
Ties 0
Total 15
d
Post Test Diastol - Pre Test Negative Ranks 15 8,00 120,00
Diastol
e
Positive Ranks 0 ,00 ,00
f
Ties 0
Total 15
Test Statisticsa
Post Test
Post Test Sistol Diastol - Pre
- Pre Test Sistol Test Diastol
b b
Z -3,431 -3,411
74
DOKUMENTASI
75
76
45
46
77
47
78
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2019
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN
ABSTRAK
Pengaruh Foot massage terhadap ini dibenarkan dalam teori Potter and
penurunan tekanan darah pada pasien Perry (2009) yang menyatakan bahwa,
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas semakin bertambahnya usia seseorang
maka semakin tinggi pula tekanan
Tilongkabila Kabupaten Bone
darahnya karena adanya terjadi
Bolango. penurunan elastisitas pada pembuluh
darah.
PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan perlakuan
1. Tekanan darah pasien hipertensi
sebagian besar responden mengeluh
sebelum dilakukan perlakuan
sakit kepala dan pusing, dan juga sulit
foot massage di Wilayah Kerja
untuk tidur nyenyak. Setelah dilakukan
Puskesmas Tilongkabila
wawancara dengan responden ternyata
Kabupaten Bonebolango
masih banyak mereka yang makan
Hasil penelitian ini menunjukkan
makanan berlemak seperti daging, dan
bahwa tekanan darah sebelum
gorengan. Hal ini didukung oleh teori
dilakukan perlakuan foot massage
dari Tim Bumi Medika (2017) bahwa
masih terbilang tinggi pada seluruh
makanan berlemak biasanya memiliki
pasien hipertensi di Wilayah Kerja
kalori yang tinggi, sehingga
Puskesmas Tilongkabila Kabupaten
berhubungan dengan peningkatan
Bonebolango dengan frekuensi 15
berat badan dan peningkatan kadar
responden (100%). Hasil penelitian ini
lemak dalam darah yang dapat memicu
berdasarkan nilai yang sudah dirata-
dan memperburuk keadaan penderita
ratakan tekanan darah sistol dan
hipertensi.
diastol sebelum diberikan intervensi
Berdasarkan penelitian oleh
menunjukkan bahwa dari 15 responden
Fitriani (2015) yang berjudul Pengaruh
dengan nilai sistol dan diastol
Masase Kaki Terhadap Penurunan
mayoritas hipertensi sebanyak 15
Tekanan Darah pada Penderita
orang (100%). Dimana berdasarkan
Hipertensi di Wilayah Kerja
hasil tabel 4.3 menunjukkan bahwa
Puskesmas Bontomarannu Kabupaten
rata-rata dari tekanan darah sistol pada
Gowa bahwa sebelum diberikan
pre test yakni sebesar 148,67 mmHg
perlakuan masase kaki nilai rata-rata
dan diastol sebesar 88,40 mmHg pada
tekanan darah pre test sebesar 142.00
pre test.
mmHg pada sistol dan 93.00 mmHg
Adapun faktor yang dapat
pada diastol.
mempengaruhi tingginya tekanan
Perlakuan foot massage atau
darah antara lain adalah usia itu
masase kaki merupakan terapi yang
sendiri, dimana responden yang
sangat efektif. Masase kaki baik untuk
berusia 46-55 tahun kategori lansia
merilekskan otot-otot, mengurangi
awal sebanyak 4 responden (26,7%),
nyeri, memperbaiki organ tubuh,
kemudian responden yang berusia 65-
memperbaiki postur tubuh, dan
65 tahun kategori lansia akhir
sebagai latihan pasif (Perry & Potter,
sebanyak 11 responden (73,3%). Hal
2005 dalam Safitri, 2012).
A. Data Pribadi