S
DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG
UPI P RSJ PROF. DR. SOEROYO
MAGELANG
Oleh :
WINARNI TRISNONINGTYAS
061030041401120074
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam laporan kasus ini tidak terdapat
karya yang pernah di ajukan untuk penelitian lain atau untuk memperoleh gelar
diploma pada perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak
terdapat pada karya tulis atau pendapat yang pernah di tulis atau di terbitkan oleh
orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan di sebutkan
WINARNI TRISNONINGTYAS
061030041401120074
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
AS UH AN K E PE RAWAT AN JI WA PA DA T n . S
DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG
UPI P RSJ PROF. DR. SOEROYO
MAGELANG
Oleh:
WINARNI TRISNONINGTYAS
061030041401120074
Pembimbing I Pembimbing II
iii
HALAMAN PENGESAHAN
AS UH AN K E PE RAWAT AN JI WA PA DA T n . S
DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG
UPI P RSJ PROF. DR. SOEROYO
MAGELANG
Oleh:
WINARNI TRISNONINGTYAS
061030041401120074
iv
MOTTO
Tiada doa yg lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.
v
PERSEMBAHAN
hamba dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Kepada junjungan Nabi
Agung kita Nabi Muhammad SAW yang menuntun umat manusia hingga mampu
mengenal dan mendekat kepada Allah Azza Wa Jalla sang Maha Pemberi
1. Kedua orang tua saya, tercinta yang telah melahirkan saya dan memberikan
pengorbanan jiwa dan raga dan bapak Sutrisno yang selalu memberikan
motifasi semangat hidup saya. Adik Widya. Cinta saya kepada kalian
2. Untuk sahabat, saudara terbaik saya leni, fani, tina evi mutoh, ina, rofi, lina
fauziah, tiwi terimakasih sudah menjadi lebih dari sahabat dihidup saya,
3. Untuk orang yang selalu ada disetiap senang maupun sedih adik ku
terimakasih.
vi
5. Pak Dextop (Fajar Sidiq) terimakasih untuk kebaikan bapak yang sabar
menghadapi kecerewetan saya saat saya ngeprint ditempat Bapak, sehat selalu
ya pak..
6. Ibu Siti Khoiriyah, selaku pembimbing 1 Karya Tulis Ilmiah, terima kasih
atas bimbingan dan arahan yang ibu berikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan.
7. Ibu Sri Mulyani selaku pembimbing 2 Karya Tulis Ilmiah, terima kasih atas
bimbingan dan arahan yang bpk berikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan.
8. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Ilmu Kesehatan UNSIQ Jawa Tengah di
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Hanya kepada-Nya
kita memohon pertolongan, ampun dan petunjuk. Sholawat dan salam selalu
umat manusia menuju peradaban modern, semoga kita selalu dalam limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya serta Syafa’at-Nya sampai kelak di Hari Akhir. Amin.
Diploma III Keperawatan pada Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Sains Al-
selama penyusunan Tugas Akhir ini, untuk itu pada kesempatan ini penulis
1. KH. Drs. Mukhotob Hamzah, MM, selaku Rektor Universitas Sains Al-Quran
Wonosobo.
2. dr. Noer Ali Udin BSS, Sp.THT, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
viii
5. Ns. Siti Khoiriyah, S.Kep, selaku Dosen Pembimbing I atas kesediaan waktu,
6. Ns. Sri Mulyani, M.Kep, selaku Dosen Pembimbing II atas kesediaan waktu,
8. RSJ Prof. dr. Soeroyo Magelang khususnya kepada perawat wisma UPI P
yang sudah mengizinkan saya untuk mengambil kasus serta data data pasien
10. Segenap Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
selama perkuliahan.
11. Seluruh staf karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sains Al-Quran
12. Bapak, Ibu dan Adikku, serta keluarga besar yang telah memberikan doa,
13. Teman-teman angkatan 2012 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sains Al-
ix
14. Seluruh pihak yang tidak bisa disebut satu persatu yang telah banyak
Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERNYATAAN............................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
B. Tujuan Penulisan.................................................................................. 7
A. Konsep masalah..................................................................................... 10
1. Pengkajian ....................................................................................... 19
2. Diagnosa keperawatan..................................................................... 23
xi
C. Rencana tindakan keperawatan ............................................................. 25
3. Pohon masalah.................................................................................. 24
4. Intervensi .......................................................................................... 25
A. Pengakajian .......................................................................................... 37
D. Intervensi.............................................................................................. 41
E. Implemnetasi ........................................................................................ 44
F. Evaluasi ................................................................................................ 49
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 52
A. Pengakajian .......................................................................................... 52
D. Evaluasi ................................................................................................ 68
BAB V PENUTUP........................................................................................... 69
A. Kesimpulan .......................................................................................... 69
B. Saran..................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gangguan jiwa, maka ketiga unsur ini harus diperhatikan. Gangguan jiwa
artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang patologik dari unsur
psike. Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu. Yang sakit
dan menderita ialah manusia seutuhnya dan bukan hanya badannya, jiwanya
agresi, rasa permusuhan, hubungan antar manusia. Gejala umum atau gejala
yang menonjol itu terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utama
1
2
emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan
keadaan orang lain. Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat yang harmonis
respon normal (asertif) sampai pada respon sangat tidak normal (maladaptif).
Pada keadaan yang sulit hampir semua pasien dapat bertindak kejam
dan menimbulkan resiko pada keselamatannya sendiri atau orang lain. Tidak
melakukan kekerasan. Peningkatan bunuh diri pada laki-laki usia muda akhir-
.
3
akhir ini tampaknya terjadi lebih karena faktor sosial dan psikologis dari pada
450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10%
orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk
hidupnya. Usia ini biasanya terjadi pada dewasa muda antara usia 18-21 tahun
diperkirakan 26,2% penduduk yang berusia 18-30 tahun akan lebih mengalami
Daerah Ibu kota Jakarta (24,3%), diikuti Nangro Aceh Darusalam (18,5%),
dan Jawa Tengah (6,8%), prevalensi gangguan jiwa secara nasional mencapai
5,6% dari jumlah penduduk, dengan kata lain menunjukkan bahwa pada setiap
1000 orang penduduk terdapat empat sampai lima orang menderita gangguan
jiwa. Berdasarkan dari data tersebut bahwa data pertahun di Indonesia yang
.
4
jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang terbaru tahun 2014. Presentase penderita
gangguan jiwa selama tahun 2014 yaitu, pada bulan Januari sampai
(20,13%), harga diri rendah 374 orang (16,30 %), waham 130 orang (5,66
%), perilaku kekerasan 128 orang (5,58%), defisit perawatan diri 21 orang
bunuh diri 1 orang (0,04%) (Rekam medik RSJ. Prof. Dr. Soerojo
Magelang, 2014).
Menurut data rekam medik Rumah sakit jiwa Prof. Dr. Soerojo
Magelang terbaru tahun 2015 selama 1 bulan Mei di dapatkan data pasien
keperawatan halusinasi 388 orang, RPK dan PK 214 orang, isolasi sosial
28 orang, harga diri rendah 35 (Rekam medik RSJ. Prof. Dr. Soerojo
Magelang, 2015).
.
5
Risiko perilaku kekerasan di RSJ Dr. Soeroyo Magelang pada tahun 2011
(Wuryaningsih, 2013).
baik pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak
perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga yang profesional
(Keliat, 2009). Pada keadaan yang sulit hampir semua pasien dapat
.
6
Peningkatan bunuh diri pada laki-laki usia muda akhir-akhir ini tampaknya
terjadi lebih karena faktor sosial dan psikologis dari pada gangguan mental
orang lain dengan senjata. Keluarga sering merasa kewalahan dan 95%
.
7
melindungi klien dan tenaga kesehatan, beritahu tim, bila perlu minta
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
.
8
Magelang
Soeroyo Magelang.
Soeroyo Magelang.
C. Pengumpulan Data
1. Observasi-Partisipatif
2. Wawancara
langsung kepada pasien, perawat, tim medis dan (jika ada kunjungan
.
9
3. Studi dokumentasi
4. Studi Pustaka
D. Batasan Masalah
.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Masalah
diri sendiri maupun orang lain. Sering disebut juga gaduh gelisah atau
kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung
2013).
10
11
membahayakan fisik, baik pada diri sendiri maupun orang lain, disertai
(Herman, 2013).
a. Faktor predisposisi.
1) Faktor spikologis.
c) Frustasi.
.
12
diterima.
3) Faktor biologis.
b. Faktor presipitasi
dirinya merasa terancam, baik berupa injuri secara fisik, psikis atau
berikut:
.
13
menyenangkan.
1) Fisik
2) Verbal
3) Perilaku
4) Emosi
5) Intelektual
.
14
6) Spiritual
7) Sosial
dan sindiran.
8) Perhatian
c. Mekanisme Koping
.
15
3) Memberontak
4) Perilaku kekerasan
.
16
agresif bisa berupa dampak negatif. Dampak tersebut juga bisa berbentuk
kesehatan fisik, seperti dilukai oleh klien dan psikologis baik pada diri
.
17
Keterangan:
1. Asertif
2. Frustasi
Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak dapat
menemukan alternatif.
3. Pasif
4. Agresif
5. Kekerasan
a. Farmakoterapi
.
18
b. Terapi Okupasi
Terapi ini sering diterjemahkan dengan terapi kerja, tetapi ini bukan
pengalaman dan arti kegiatan itu bagi dirinya. Terapi ini merupakan
.
19
kali(Prabowo,2014).
1. Pengkajian
1) Aspek biologis
.
20
2) Aspek emosional
3) Aspek intelektual
4) Aspek sosial
.
21
5) Aspek spiritual
bimbingan kepadaNya.
1) Fisik:
c) Tangan mengepal
d) Rahang mengatup
g) Pandangan tajam
i) Mengepalkan tangan
j) Jalan mondar-mandir
.
22
2) Verbal:
a) Bicara kasar
e) Suara keras
f) Ketus
3) Perilaku:
d) Merusak lingkungan
e) Amuk/agresif
4) Emosi
5) Intelektual
6) Spiritual
kasar.
.
23
7) Sosial
sindiran.
8) Perhatian
kekerasan tersebut.
kekerasan.
Tujuan umum:
Tujuan khusus:
.
24
kekerasan.
terhadap kemarahannya.
2. Tindakan Keperawatan
perilaku kekerasan.
3. Pohon masalah
(Prabowo, 2014)
.
25
a. Tujuan umum
a) Kriteria hasil:
b) Intervensi:
kekerasan:
a) Kriteria hasil:
.
26
atau kesal (dari diri sendiri, dari orang lain, dan dari
lingkungan).
b) Intervensi:
jengkel/kesel.
kekerasan:
a) Kriteria hasil:
jengkel.
yang dialami.
b) Intervensi:
saat jengkel.
.
27
biasa dilakukan:
a) Kriteria hasil:
biasa dilakukan
b) Intervensi:
a) Kriteria hasil
klien. Akibat pada diri sendiri, akibat pada orang lain, akibat
pada lingkungan.
b) Intervensi:
.
28
oleh klien
perilaku kekerasan:
a) Kriteria hasil:
bantal.
perilaku kekerasan
b) Intervensi:
(2) Berikan pujian atas kegiatan fisik klien yang bisa dilakukan
.
29
kali
saat marah
dipelajari
.
30
a) Kriteria hasil:
baik
b) Intervensi:
dipelajari
.
31
perilaku kekerasan:
a) Kriteria hasil:
bisa dilakukan.
dipilih.
b) Intervensi:
dilakukan
diruang perawat
dilakukan
.
32
a) Kriteri hasil:
kegiatan beribadah.
(2) Intervensi.
teratur.
a) Kriteria hasil
b) Intervensi
.
33
a) Kriteria hasil:
minum obat
perilaku kekerasan
b) Interaksi:
.
34
mengikuti TAK?
ini
klien
demontrasi
a. SP 1 P:
kekerasan.
.
35
b. SP 2 P:
c. SP 3 P:
d. SP 4 P:
a) Berdo’a
b) Sholat
e. SP 5 P:
.
36
f. SP I K:
1) Identifikasi masalah
merawat).
g. SP II K:
1) Evaluasi SP 1
h. SP III K:
1) Evaluasi SP 1 dan SP 2
i. SP IV K:
1) Evaluasi SP 1, 2 dan 3.
rujukan).
.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
10.30 WIB di Wisma Antasena (UPI) RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang
dengan cara anamnesa dan pengumpulan data dari catatan medis didapatkan
data identitas klien bernama Tn. S, umur 32 tahun, alamat Kendal, beragama
Wisma Antasena (UPI) 01 Juni 2015 pukul 09.00 WIB dengan diagnosa
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang karena klien di rumah marah-marah sendiri,
mengamuk sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit, serta klien
rencana untuk membunuh adiknya sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit
mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan saat ini baru pertama kali
marah-marah dan mengamuk, setelah itu klien dibawa ke RSJ Prof. Dr.
37
38
vital pun dalam rentang normal tekanan darah 130/90 mmHg, Suhu 36,5◦
bekerja, klien mengatakan tidak ada anggota tubuhnya yang tidak disukai.
pendidikan terakhir SMP, klien bekerja sebagai pekerja pabrik. Dari peran
diri klien berperan sebagai anak ke empat dari enam bersaudara, klien belum
pernah menikah, peran klien sebagai anak keempat dari enam bersaudara.
Saat ini klien belum mempunyai pacar dan ingin menikah. Dari ideal diri
klien mengatakan tidak akan mengamuk lagi asalkan di perlakukan baik dan
ibu karena ibu yang selalu mendengarkan keluhannya. Dari nilai dan
rapi, rambut acak-acakan dan klien suka buang air liur sembarangan. Dari sisi
pembicaraan klien berbicara dengan nada yang keras, klien terus menerus
mengatakan ingin pulang tidak mau masuk RSJ. Dari aktifitas motorik saat
tegang, tatapan mata tajam, klien tampak gelisah. Pada saat pengkajian pukul
39
13.00 WIB 01 juni 2015 klien sudah lebih tenang, Alam perasaan klien
sakit klien mengatakan ingin membunuh saudaranya dari hasil observasi klien
tampak tegang, berbicara dengan nada yang keras. Afek saat berinteraksi labil
namanya, bisikan muncul ketika klien sedang melihat acara TV saat bisikan-
bisikan tersebut muncul klien berbicara sendiri dan tampak bingung dan
bimbingan misalkan sudah waktu makan pagi klien meminta untuk mandi,
diri mengingkari penyakitnya klien mengatakan banwa dirinya tidak gila tapi
B. Diagnosa Keperawatan
Pada hari Senin tanggal 01 Juni 2015 pukul 11.00 berdasarkan data
menerus mengatakan ingin pulang tidak mau masuk RSJ. Dari data objektif
klien tampak tegang, tatapan mata tajam/ melotot, klien terlihat ingin
Dari data tersebut maka didapatkan core problem atau masalah utama yang
sensori halusinasi pendengaran pukul 11.00 WIB, masalah ini diambil dari
wanita yang memanggil namanya, bisikan muncul ketika klien melihat acara
TV. Klien tampak berbicara sendiri, klien terlihat bingung dan gelisah.
kekerasan adalah resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan,
masalah ini dapat di ambil dari data subjektif pukul 12.00 WIB 01 juni 2015,
klien mengatakan jengkel dan marah karena dibawa ke RSJ tanpa persetujuan
yang tidak mendengar perkataannya. Dari data objektif klien tampak tegang,
C. Pohon masalah
D. Intervensi
Pada hari Senin 01 Juni 2015 pukul 10.30 WIB, perawat menetapkan
evaluasi klien mau membalas salam, klien mau menjabat tangan. Klien mau
menyebutkan nama, klien mau tersenyum, klien mau kontak mata, klien mau
mengetahui nama perawat dan klien mau menyediakan waktu untuk kontrak
waktu selanjutnya.
dengan kriteria hasil klien dapat mengungkapkan perasaannya dan klien dapat
megungkapkan penyebab perasaan jengkel atau kesal (dari diri sendiri, dari
orang lain, dan dari lingkungan). Untuk tujuan khusus tiga atau TUK 3 adalah
hasil klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah atau jengkel dan klien
kekerasan yang biasa dilakukan, klien dapat bermain peran dengan perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan. Dan klien dapat mengetahui cara yang bisa
akibat perilaku kekerasan dengan kriteria hasil klien dapat menjelaskan akibat
dari cara yang digunakan klien. Untuk Tujuan khusus berikutnya TUK 6:
dengan kriteria evaluasi klien dapat melakukan cara fisik untuk mencegah
kriteria evaluasi keluarga klien dapat menyebutkan kegiatan ibadah yang bisa
dosis, dan waktu minum obat serata manfaat dari obat itu (prinsip 5 benar:
benar orang, obat dosis, waktu, dan cara pemberian). TUK 11: klien
43
kekerasan. Latih cara fisik 1: tarik nafas dalam dan masukkan dalam jadwal
evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1), latih cara fisik 2: menyalurkan energi. dan
pasien dengan melatih secara sosial atau verbal seperti menolak dengan baik,
melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada klien dan RTL
44
E. Implementasi
keperawatan pada hari Senin 01Juni 2015 pukul 10.45 WIB melakukan
S: klien berteriak tidak mau masuk ruangan seklusi, O: klien tampak gelisah,
tangan mengepal dan klien sempat memukul perawat, serta klien sempat
melontarkan air liur keperawat. Pukul 11.00 melakukan fiksasi dengan respon
mata melotot, klien mencoba untuk melepaskan diri dari fiksasi. Pukul 11.15
mg/IM masuk. Pukul 12.00 WIB membantu melakukan ADL dengan respon
45
klien S: klien berteriak untuk minta makan, O: klien tampak tegang, klien
berbicara kasar dan klien sempat melontarkan air liur keperawat. Evaluasi
tidak langsung pada pukul 12.30-14.00 WIB dengan respon. S: klien terus-
Pada hari Selasa 02 Juni 2015 pukul 07.30 WIB, perawat memberi
jabat tangan klien sangat kuat. Menjelaskan maksud dan tujuan hubungan
yang akan dibuat dengan respon S: klien mengatakan iya bersedia untuk
mengobrol. Pukul 07.45 memindah klien dari ruang seklusi ke ruang intensif
dengan respon S: klien mengatakan ingin pulang dan tidak mau di masukan di
teringat adiknya yang dirumah yang pernah aniaya seksual, klien juga
adiknya. O: klien tampak tegang, mata melotot. Pukul 08.15 WIB, perawat
melatih SP I pasien cara kontrol marah dengan fisik: tarik nafas dalam,
dengan respon S: klien mengatakan saya harus bisa nafas dalam supaya bisa
mengatakan tahu cara mengontrol marah salah satunya dengan cara tarik
nafas dalam. O: klien terlihat bias mempraktekkan cara tarik nafas dalam.A:
SP I pada hari Rabu 02 Juni 2015 jam 08.15 WIB optimal. P: optimalkan SP
Pada pukul 08.30 WIB perawat melatih cara mengontrol marah yang
ke 2 dengan patuh minum obat, dengan respon S: klien mengatakan tahu cara
mengontrol marah dengan cara patuh minum obat. O: klien terlihat bisa
rasa marah dan amuk serta minum obat setiap pukul 08.30 WIB pagi, setelah
klien mengatakan saya harus minum obat supaya bisa cepat pulang, O: klien
mengatakan tahu cara mengontrol marah salah satunya dengan cara patuh
minum obat. O: klien terlihat bisa menyebutkan nama obat haloperidol, dosis
47
5 mg, manfaat minum obat untuk mengurangi rasa marah dan amuk serta
adiknya dan mau membunuh. O: tatapan mata klien tajam, klien terus
mau lagi di masukan keruang seklusi. O: klien tampak gelisah, mata melotot,
Pada hari Rabu, 03 Juni 2015 pukul 07.30 WIB, perawat memvalidasi
saat dianiaya seksual oleh adiknya klien ingin marah, kemudian mengevaluasi
kegiatan yang lalu dengan respon S: klien masih ingat cara mengontrol marah
dengan cara tarik nafas dalam. O: klien tampak kooperatif, klien terlihat
tarik nafas dalam secara teratur, O: klien terlihat senyum saat diberi pujian. S:
klien lupa cara mengontrol marah dengan patuh minum obat. O: klien tampak
diam, kemudian pukul 08.30 WIB mengajarkan kembali cara kontrol marah
dengan patuh minum obat, dengan respon S: klien mengatakan ingat cara
mengontrol marah dengan cara patuh minum obat. O: klien terlihat bisa
menurunkan rasa marah dan amuk. Setelah itu memberi reinforcement positif
secara teratur, O: klien terlihat senyum saat diberi pujian. Pada pukul 09.00
mengontrol marah dengan cara tarik nafas dalam. O: klien terlihat bisa
mengatakan ingat cara mengontrol marah dengan cara patuh minum obat. O:
klien terlihat bisa menyebutkan nama obat haloperidol dan manfaat minum
optimalkan SP V. Pukul 10.00 WIB perawat menyiapkan alat untuk ECT dan
klien terlihat tegang dan bicara kasar. Pukul 13.00 WIB membantu post ECT
jengkel karena perawat tidak mengizinkan pulang tapi klien mengatakan bisa
mengatakan ingat cara mengontrol marah adalah dengan patuh minum obat.
49
mengurangi rasa marah dan amuk. Setelah itu memberi reinforcement positif
mengontrol marah adalah dengan patuh minum obat, O: klien terlihat senang
pasien cara kontrol marah dengan fisik: menyalurkan energi, dengan respon
S: klien terus menerus mengatakan ingin pulang dengan nada rendah, O: klien
SP II. Pada pukul 12.00 WIB perawat membantu memindah klien ke wisma
dengan respon S: klien mengatakan senang mau di pindah ke wisma dan ingin
F. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada hari Senin, 01 Juni 2015 Jam 14.00
hasil dari data subjektif adalah klien terus menerus mengatakan tidak mau
masuk RSJ sehingga klien berteriak minta untuk dilepaskan. Dari data
objektif klien terlihat tampak tegang sehingga mata terlihat melotot dan klien
50
mencoba untuk melepaskan diri dari fiksasi. Dari data assesment: perilaku
klien latih SP I cara kontrol marah dengan nafas dalam dan SP V patuh
minum obat.
dengan hasil dari data subjektif adalah klien mengatakan marahnya karena
teringat adiknya yang dirumah yang pernah aniaya seksual sehingga klien
juga mengatakan akibat dari perbuatannya yang merusak fasilitas desa klien
ditangkap oleh warga disekitarnya dan klien sempat akan membunuh adiknya
oleh karena itu klien mengatakan tahu cara mengontrol marah dengan cara
patuh minum obat dan klien mengatakan tau mengontrol marah denagn nasfas
dalam. Dari data objektif tatapan mata klien tajam, klien terus menerus
dilakukan pada hari kamis pukul 08.15 WIB. Plaining selanjutnya optimalkan
SP I dan SP V.
Evaluasi yang dilakukan pada hari Rabu, 03 juni 2015 jam 14.00
didapatkan dengan hasil dari data subjektif klien mengatakan masih ingat cara
mengontrol marah dengan cara patuh minum obat dan klien mengatakan masi
ingat cara mengontrol dengan nafas dalam. Dari data objektif klien terlihat
bisa menyebutkan nama obat dan manfaat minun obat dan klien terlihat mau
Evaluasi yang dilakukan pada hari Kamis, 04 Juni 2015 jam 14.00
WIB pada Tn. S dengan masalah perilaku kekerasan didapatkan dengan hasil
dari data subjektif klien mengatakan bisa melakukan cara mengontrol marah
dengan nafas dalam dan klien mengatakan bisa melakukan cara mengontrol
marah dengan patuh minum obat lagi pula klien juga mengatakan ingin marah
jika tidak pulang-pulang. Dari data objektif klien terlihat bisa melakukan
tarik nafas dalam untuk mengontrol marah dan klien terlihat bisa
menyebutkan nama obat manfaat minum oba, klien terlihat tidak mau
melakukan cara kontrol marah dengan pukul kasur atau bantal. Asesmen nya
SP II, pindah bangsal latih kontrol marah, libatkan klien dengan kegiatan.
Juni sampai 04 Juni 2015 pukul 14.00 WIB pada Tn. S dengan masalah
marah dengan tarik nafas dalam, kien mengatakan bisa mengontrol marah
dengan patuh minum obat, klien mengatakan ingin marah jika tidak pulang-
objektif saat klien marah klien mau menggunakan cara mengontrol marah
PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis akan membahas tentang alasan yang terjadi antara
teori dan praktek di lapangan yang telah dilakukan oleh penulis. Alasan antara
teori dan praktek merupakan hal yang sering terjadi pada dunia kesehatan yang
terjadi seperti pada klien dengan masalah keperawatan perilaku kekerasan yang di
kelola oleh penulis. Asuhan keperawatan jiwa pada Tn. S dengan perilaku
kekerasan pada tanggal 01Juni 2014 sampai dengan 04Juni 2015 di Wisma
A. Pengkajian
dibawa ke RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang karena klien di rumah marah-
marah sendiri, bicara kasar, bicara keras mengamuk sejak 1 minggu yang lalu
sebelum masuk Rumah Sakit, serta klien rencana untuk membunuh adiknya
sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit, klien mengancam dan membentak
(Yosep, 2014) Verbal: Bicara kasar, suara tinggi, membentak, atau berteriak,
mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan saat ini baru pertama kali
52
53
klien marah-marah, bicara kasar dan mengamuk, setelah itu klien dibawa ke
Menurut teori (Rusdi, 2013) Faktor predisposisi ada tiga faktor yang
lingkungan. Dalam hal ini sistem limbik berperan sebagai pusat untuk
rapi, rambut acak-acakan dan klien suka buang air liur sembarangan.
mengatakan ingin pulang tidak mau masuk RSJ, aktifitas motorik saat klien
tatapan mata tajam, klien tampak gelisah, interaksi selama wawancara dan
atau berteriak, mengancam secara verbal atau fisik, mengumpat dengan kata-
benda/orang lain, menyerang orang lain, melukai diri sendiri/ orang lain,
merusak lingkungan, amuk/ agresif. Emosi: tidak adekuat, tidak aman dan
merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar. Sosial: menarik
tegang, tatapan mata tajam/ melotot, tangan mengepal, klien tampak gaduh
dan gelisah.
selanjutnya.
perbedaan pada aspek biologis. Menurut (Direja, 2011) aspek biologis yang
ditemukan pada Tn. S karena pada saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil
suhu 36,5oC, klien mudah tersinggung dan tatapan mata tajam, ketegangan
otot pada saat itu klien lg marah. Sedangkan tanda yang tidak penulis
temukan meliputi wajah merah karena pada saat pengkajian klien sedang
mg/IM, dan Lodomer 5 mg/IM, efek obat anti tegang, anti cemas dan anti
agitasi. Kemudian untuk pupil melebar tidak diketahui karena perawat tidak
saat pengkajian pada tanggal 01Juni 2015 setelah klien masuk RSJ keadaan
tanda dan gejala tersebut terkadang muncul, tetapi klien lebih tenang dari
Diazepam 10 mg/IM dan Lodomer 5 mg/IM dari tim medis yang berada di
susunan saraf pusat (SSP) dengan khasiat sedatifnya, disamping itu diazepam
(Setyaningsih, 2008).
gelisah dan mania, injeksi intra muscular 2-10 mg diberi tiap 4-8 jam sesuai
respon (bila perlu tiap jam) sampai total maksimal 60 mg (Abdullah, 2013)
komunikasi. Karena dalam terapi ini tidak harus diberikan pekerjaan tetapi
segala bentuk kegiatan bermain catur. Terapi ini langkah awal yang harus
lalu ini mewakili pengobatan pertama yang efektif untuk skizofrenia, pilihan
(Fanani, 2012).
yang lain merasa kurang membantu dan banyak yang melihatnya sebagai alat
TAK tidak dilakukan oleh penulis karena di Wisma Antasena (UPI P) tidak
B. Diagnosa
1. Pohon masalah
sensori halusinasi pendengaran pukul 11.00 WIB, masalah ini diambil dari
acara TV. Klien tampak berbicara sendiri, klien terlihat bingung dan
gelisah.
lingkungan, masalah ini dapat di ambil dari data subjektif pukul 12.00
WIB, klien mengatakan jengkel dan marah karena dibawa ke RSJ tanpa
objektif klien tampak tegang, klien berbicara dengan nada yang keras.
2. Patofisiologi
1) Teori biologik
pekerjaan sekitar jam 9 dan jam 13. Pada jam tertentu orang
2) Teori psikologik
a) Teori psikoanalisa
kekerasan.
c) Learning theory
lingkungan terdekatnya.
3) Teori sosiokultural
tayangan televisi.
4) Aspek religiusitas
jantung, otak, dan organ vital manusia lain yang dituruti manusia
evaluasi Klien mau membalas salam, klien maumenjabat tangan. Klien mau
menyebutkan nama, klien mau tersenyum, klien mau kontak mata, klien mau
waktu selanjutnya.
dengan criteria hasil klien dapat mengungkapkan perasaannya dan klien dapat
megungkapkan penyebab perasaan jengkel atau kesal (dari diri sendiri, dari
orang lain, dan dari lingkungan). Untuk tujuan khusus tiga atau TUK 3:
dan klien dapat menyimpulkan tanda-tanda jengkel dan kesal yang dialami.
kekerasan yang biasa dilakukan, klien dapat bermain peran dengan perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan. Dan klien dapat mengetahui cara yang biasa
akibat perilaku kekerasan dengan kriteria hasil klien dapat menjelaskan akibat
63
dari cara yang digunakan klien.Untuk tujuan khusus berikutnya TUK 6: klien
kriteria evaluasi klien dapat melakukan cara fisik untuk mencegah perilaku
kriteria evaluasi Klien mau membalas salam, klien mau menjabat tangan.
Klien mau menyebutkan nama, klien mau tersenyum, klien mau kontak mata,
klien mau mengetahui nama perawat dan klien mau menyediakan waktu
dengan criteria hasil klien dapat mengungkapkan perasaannya dan klien dapat
megungkapkan penyebab perasaan jengkel atau kesal (dari diri sendiri, dari
orang lain, dan dari lingkungan). Untuk tujuan khusus tiga atau TUK 3:
criteria hasil klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah atau jengkel
dan klien dapat menyimpulkan tanda-tanda jengkel dan kesal yang dialami.
kekerasan yang biasa dilakukan, klien dapat bermain peran dengan perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan. Dan klien dapat mengetahui cara yang biasa
akibat dari cara yang digunakan klien. Untuk tujuan khusus berikutnya TUK
dengan kriteria evaluasi klien dapat melakukan cara fisik untuk mencegah
kriteria evaluasi Keluarga klien dapat menyebutkan kegiatan ibadah yang bisa
menyebutkan obat-obat yang diminum klien pada klien. TUK 10: Klien dapat
kriteria evaluasi Klien dapat menyebutkan jenis dosis, dan waktu minum obat
serata manfaat dari obat itu (prinsip 5 benar: benar orang, obat dosis, waktu,
dan cara pemberian). TUK 11: Klien mendapatkan dukungan dari keluarga
merawat klien. Sedangkan TUK yang tidak tercapai TUK 7, TUK 8, dan
intervensi).
serta akibat perilaku kekerasan. Latih cara fisik 1: tarik nafas dalam
melakukan SP II pasien yaitu evaluasi kegiatan yang lalu (SP I), Latih cara
fisik 2: menyalurkan energi (pukul kasur dan bantal), dan masukkan dalam
dapat menunjukkan hubungan peran sesuai dengan tanggung jawab dan dapat
kontrol marah dengan cara nafas dalam teknik ini diajarkan karena
66
diharapkan dengan teknik ini klien dapat menjadi lebih tenang dan mampu
menyalurkan energi klien tidak mencederai diri dan orang lain karena klien
dengan kasus perilaku kekerasan sering mencederai diri sendiri ataupun orang
lain, teknik ini diajarkan karena pada saat marah muncul yaitu dengan cara
menyalurkan energi seperti pukul bantal dan kasur, energi dapat tersalurkan
dan dapat mengurangi rasa marah klien sehingga klien lebih tenang
teknik kontrol marah dengan melatih secara sosial atau verbal seperti
emosi yang terjadi pada klien dengan resiko perilaku kekerasan dipicu oleh
tekhnik ini diajarkan karena di harapkan dengan teknik ini klien dapat lebih
untuk menahan rasa marah dan emosi (Dermawan dan Rusdi, 2013).
kepada klien karena biasanya klien yang sudah keluar dari RSJ mengalami
putus obat dan kembali lagi ke RSJ (Dermawan dan Rusdi, 2013).
pemberian inj. Lodomer 5 mg/IM, lakukan restraint mekanik atau rawat ruang
mengerti nama obat, dosis, dan manfaat minum obat. SP II dilaksanakan satu
kali pertemuan belum sesuai perencanaan klien pindah bangsal, saat marah
klien tidak kooperatif untuk dilatih cara mengontrol marah dengan cara pukul
D. Evaluasi
sedangkan dari evalusi objektif klien terlihat lebih tenang klien mampu
dengan cara tarik nafas, klien sudah optimal dalam SP I karena saat klien
marah klien kooperatif untuk dilatih cara mengontrol marah dengan cara tarik
kegiatan dalam kondisi dan situasi yang relaks maka hasil dan prosesnya akan
optimal.
SP II dengan cara pukul kasur atau bantal, klien belum optimal dalam
SP II karena saat klien marah klien tidak kooperatif untuk dilatih cara
mengontrol marah dengan cara pukul kasur atau bantal. Dengan demikian SP
PENUTUP
A. Kesimpulan
jam di RSJ. Prof. Dr. Soeroyo Magelang penulis dapat menyimpulkan bahwa
1. Pengkajian
Pada kasus yang di kelola oleh penulis didapatkan pengkajian yang sama
dan sesuai dengan teori yang ada sehingga memudahkan penulis dalam
diagnosa, data yang diperoleh pada klien adalah alasan masuk klien yaitu
data obyektif yaitu saat pertama kali klien datang klien marah-marah,
klien tampak tegang, tatapan mata tajam/ melotot, tangan mengepal, klien
2. Diagnosa keperawatan
kekerasan
69
70
3. Intervensi
kriteria evaluasi Klien mau membalas salam, klien mau menjabat tangan.
klien mau menyebutkan nama, klien mau tersenyum, klien mau kontak
mata, klien mau mengetahui nama perawat dan klien mau menyediakan
sendiri, dari orang lain, dan dari lingkungan). Untuk tujuan khusus tiga
marah atau jengkel dan klien dapat menyimpulkan tanda-tanda jengkel dan
kekerasan yang biasa dilakukan. dan klien dapat mengetahui cara yang
dapat menjelaskan akibat dari cara yang digunakan klien. Untuk tujuan
obat yang diminum klien pada klien. TUK 10: Klien dapat mengikuti
evaluasi Klien dapat menyebutkan jenis dosis, dan waktu minum obat
serata manfaat dari obat itu (prinsip 5 benar: benar orang, obat dosis,
waktu, dan cara pemberian). TUK 11: Klien mendapatkan dukungan dari
4. Implementasi
dan sesuai dengan kemampuan klien mulai dari pertama kali klien masuk
agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi sehingga dapat
marah dengan tarik nafas dalam, patuh minum obat dan cara control
waktu dalam studi kasus, dan penulis tidak melakukan SP I, II dan III
5. Evaluasi
melaksanakan cara kontrol marah dengan tarik nafas dalam, patuh minum
obat dan fisik I: meskipun cara kontrol marah dengan fisik I belum optimal
73
B. Saran
dapat membahayakan diri sendiri bahkan orang lain dan lingkungan jika
tidak di perhatikan.
merupakan hal yang sangat penting bagi para penulis maupun mahasiswa
lain, maka dari itu bimbingan yang telah berjalan dengan baik hendaknya
mahasiswa yang lebih baik. Dan untuk tindakan nyata yang dilakukan
dirumah sakit sebaiknya lebih lama, kurang lebih 2-3 minggu untuk
konsep sesuai teori dan dikondisikan sesuai dengan pasien. Serta mampu
74
4. Klien
dapat terkontrol.
5. Keluarga
marah pada klien, penulis berharap agar keluarga klien mampu dalam
Dermawan, Deden dan Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa : Konsep dan Kerangka
Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Pustaka Baru.
Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Keliat, Budi Ana, dkk. (2009). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2,
Jakarta : Kedokeran EGC.
Kusumawati, Farida dan Hartono, Yudi. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.
Prabowo, Eko. (2014). Konsep Dan Asuhan Keperawatan Jiwa Yogyakarta: Nuha
Medika.
Pratomo, Rizki Agung; dkk. (2012) Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan
Jiwa Pada Tn. R Dengan Resiko Perilaku Kekerasan Di Wisma Kresna
(P.10) Rsj Prof. Dr. Soeroyo Magelang. http:// stikespkj.ac.id. Diakses
Tanggal 10 Mei 2015. Jam 17.00
MAGELANG
A. PENGKAJIAN
1. IdentitasKlien
Nama : Tn. S
Umur : 32 tahun
Alamat : Kendal
Agama : Islam
Jeniskelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pegawaipabrik
No.Reg : 120970
Nama : Ny. S
Umur : 37Tahun
Alamat : Kendal
Lampiran 1
Pekerjaan : Swasta
HubungandenganKlien : Saudara
3. Alasanmasuk
minggu yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit, serta klien rencana untuk
membunuh adiknya sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit dan klien
4. Faktorpredisposisi
Klien belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan saat ini
minggu yang lalu klien marah-marah dan mengamuk, setelah itu klien
kalinya.
5. Faktorpresipitasi
Klien sebelumnya bekerja di luar negri selama 5 tahun lalu klien pulang
6. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum
Nadi : 94 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
c. Keluhanfisik
a. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal Serumah
orang tua dan ketiga kakaknya sudah menikah, serta ke dua adiknya
tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami oleh
klien.
b. Konsep Diri
1) Gambaran diri
2) Identitas diri
3) Perandiri
4) Ideal diri
5) Harga Diri
untu kklien.
Lampiran 1
c. Hubungan sosial
keluhannya.
masyarakat.
4) Spiritual
5) Status mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
Lampiran 1
d. Aktifitas motorik
e. Alam perasaan
f. Afek
Saat klien minta pulang tapi tidak ada yang mau membukakan
h. Persepsi
muncul ketika klien sedang melihata caraTv dan suara itu suara
berbicara sendiri.
i. Isi piker
j. Proses piker
k. Tingkat kesadaran
perawat).
l. Memori
m. Tingkat konsentrasi
n. Kemampuan penilaian
a. Makan
minimal.
b. BAB/BAK
c. MANDI
Klien mandi sehari 1x kadang sehari 2x, klien sudah mampu mandi
dengan mandiri
d. Berpakaian
dengan bimbingan.
e. Istirahat tidur
jam.
Lampiran 1
f. Penggunaan obat
dan benar.
g. Pemeliharaan kesehatan
9. Mekanisme koping
11. Pengetahuan
a. Diagnosa medic
F 20.0
b. Terapi medis
Senin: Diazepam 10 mg
Lodomer 5 mg
Selasa: Haloperidol 2 x 5 mg
c. ECT
Lampiran 1
B. Analisa Data
mendengar pendengaran
suara-suara
dengan
memanggil
namanya (Tn S)
- Klien
mengatakan
sering berbicara
dengan wanita
yang sering
memanggilnya.
- Klien
mengatakan
suara muncul
pada saat
mendengarkan
acara Tv.
Do:
- Klien tampak
bingung dan
gelisah.
- Klien tampak
mondar-mandir
- Klien
tampakberbicra
sendiri
- Klien tampak
tegang
- Tatapan mata
melotot
- Klien berusaha
memberotak
- Tangan klien
mengepal.
C. POHON MASALAH
Prioritas masalah
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
3. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
E. IMPLEMENTASI
S : klien mengatakan
marahnya karena
teringat adiknya yang
dirumah yang pernah
aniaya seksual, klien
08.00 6. Mengidentifikasi juga mengatakan akibat
WIB penyebab, tanda dan dari perbuatannya yang
gejala serta akibat PK merusak fasilitas desa
klien ditangkap oleh
warga disekitarnya dan
klien sempat akan
membunuh adiknya
O: klien tampak tegang,
mata melotot
Lampiran 1
F. Catatan Perkembangan
1. Latihan SP I P
marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan,
a. Orientasi
panggil saya Wina, saya perawat yang dinas di ruangan ini. Hari ini saya
dinas pagi dari pk. 07.00-13.30. Saya yang akan merawat bapak selama
bapak di rumah sakit ini. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau
marah?”
bapak”
menit?
b. Fase kerja
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak memukul istri
terhidang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul,
istri jadi sakit dan takut, piring-piring pecah. Menurut bapak adakah cara
Adalah Dengan Cara Fisik. Jadi Melalui Kegiatan Fisik Disalurkan rasa
Marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka
bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa
bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
kemarahan bapak?”
”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah …….. (sebutkan) dan yang bapak
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak
yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas
dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat
jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang
assalamualaikum”
2. SP II P
a. Orientasi.
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak
marah?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan
b. Fase kerja
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
“Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar
bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar
Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak
melakukannya”
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutinjika ada perasaan marah.
c. Terminasi
“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?Bagus!”
kasur bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik,
jadi jam 05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan
marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekarang kita buat
jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur dan
dengan belajar bicara yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi
3. SP III K
a. Orientasi
ketemu lagi’
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul
teratur?’
“Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya
atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa
melakukan
marah?”
yang sama?”
menit?”
b. Fase kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau
marah sudah dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan
bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat
Pertama meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah
marahnya larena minta uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapat minta
uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa
dicoba di sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak
Kedua menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak
Ketiga mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena
c. Terminasi
“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”’
Bagus sekal, sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari
bapak mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”
Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat,
“Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah
bapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau di mana Pak? Di sini
4. SP IV P
a. Orientasi
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu
sekarang saya datang lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?”
marahnya”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa
tadi?”
menit?”
b. Fase kerja
napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks.
kemarahan.”
“Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba
c. Terminasi
ketiga ini?”
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau
berapa kali bapak sholat. Baik kita masukkan sholat ……. dan
“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila
“Setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah
“Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat
mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa
“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk
a. Orientasi
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita
ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur
bantal, bicara yang baik serta sholat?, apa yang dirasakan setelah
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum
kemarin?”
menit”
Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ
gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks dan
tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan
rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali sehari jam
beraktivitas dulu”
”Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak
obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus
diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah
benar obatnya!”
c. Terminasi
“Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara
“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?.
“Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma ana bapak
Sampai jumpa”
6. SP I K
kekerasan di rumah:
a. Orientasi
saya perawat dari ruang ini, saya yang akan merawat bapak (pasien). Nama
hadapi?”
Perawat?”
b. Fase kerja
“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu
lakukan? Baik Bu, Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-
“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan
lingkungan.
“Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa
Bu?”
“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan
gelisah, itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia
atau memukul atau bicara kasar? Kalau apa perubahan terjadi? Lalu apa
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi
tegas, jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar
bapak seperti gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.”
“Bila bapak masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ
lupa minta bantuan orang lain saat mengikat bapak ya bu, lakukan dengan
tidak menyakiti bapak dan dijelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak
“Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila
tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara
“Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipujiya
bu”.
c. Terminasi
bapak?”
“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang
telah kita bicarakan tadi langsung kepada bapak?” “Tempatnya disini saja
lagi ya bu?”
7. SP II K
a. Orientasi
“Assalamualaikum bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang
kita ketemu lagi untuk latihan cara-cara mengontrol rasa marah bapak.”
“Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu
tanyakan?”
“Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar saya panggilkan bapak
b. Fase kerja
Nah pak, coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan.
Bagus sekali. Coba perlihatkan kepada Ibu jadwal harian Bapak! Bagus!”
Bapak.”
”Masih ingat pak, bu kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali, coba ibu temani dan bantu bapak
“Bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”.
“Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar
bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar
Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat
“Cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga
caranya pak, coba praktekkan langsung kepada ibu cara bicara ini:
Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, Saya perlu uang untuk
Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena
“Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus
dilakukan?”
“Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak
reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi ibu untuk
meredakan kemarahan”.
“Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, bu agar pikiran bapak
“Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum
obat? Bagus. Apa guna obat? Bagus. Apakah boleh mengurangi atau
“Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak
c. Terminasi
Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita
latihan yang telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian
“Karena Bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi
rumah nanti.”
8. SP III K
a. Orientasi
dirumah”
“Bagaimana pak, bu, selama ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara
“Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30
menit?”
b. Fase Kerja
“Pak, bu, jadual yang telah dibuat selama B di rumah sakit tolong
hal ini terjadi segera hubungi Suster E di Puskesmas tempat anda, ini
merujuknya ke RSJ ”
selama di rumah”
c. Terminasi
“Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja
administrasi!”
PENYALURAN ENERGI
1. Kriteria klien:
2. Alat/media:
a. Tape recorder
b. Kaset
c. Peluit
B. Fase Orientasi
1. Salam teraupetik
2. Kontak:
a. Waktu: 45 menit
menyalurkan energinya.
4. Atur main:
a. Setiap klien harus mengikuti pemainan dari awal sampai dengan
akhir.
C. Fase kerja
2. Hidupkan kaset.
D. Fase Terminasi
1. Evaluasi ;
mendengarkan musik
a. Waktu: