TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
wheezing (mengi) intermiten yang timbul sebagai respon akibat paparan terhadap
wheezing dan batuk dari konstriksi dan membran mukosa yang bengkak didalam
bronkus (jalan nafas dalam paru-paru). Hal ini terutama disebabkan oleh alergi
atau infeksi saluran pernafasan. Kedu, asap rokok dapat mengakibatkan asma pada
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa asma bronkial adalah
penyempitan sebagian dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus yang bersifat
reversible dan disebabkan oleh berbagai penyebab seperti infeksi, alergi dan lain-
lain.
7
2. Etiologi
- Radon
ditemukan ditanah, air dan udara, baik didalam maupun diluar ruangan.
Diperkirakan lebih dari 50% dosis efektif radioaktif alami setiap tahunnya
- Binatang/Hewan peliharaan
bahan organik atau protein dari tubuh hewan atau dapat juga disebut
sebagai serbuk hewan. Pada sebagian besar pasien alergi, dender tidak
untuk tungau debu untuk mengiritasi banyak pasien asma. Allergen juga
dapat dijumpai pada urin hewan pengerat liar atau peliharaan. Pada
yang cukup untuk tungau debu organic dan memberikan kesempatan bagi
8
- Tungau debu rumah
secara rutin dengan air panas. Bantal, boneka dan mainan juga dapat dicuci
dengan cara biasa secara rutin. Deterjen dan pemutih dapat juga berperan
- Kecoa
memiliki aspek yang positif pada asma. Makanan dan sampah didalam
rumah tidak boleh dibiarkan dalam keadaan terbuka. Racun, seperti yang
digunakan sebagai umpan kecoa dan alat semprot, merupakan alat yang
- Serbuk sari
Serbuk sari saat musim serbuk sari bersifat iritatif pada banyak pasien
dengan asma saat musim serbuk sari harus dilakukan dan dilakukan
9
Dipercaya bahwa pada pasien asma terjadi peningkatan stress oksidatif
saluran nafas dan penurunan fungsi saluran nafas pada pasien asma ketika
- Asap rokok
efek yang bervariasi menurut usia. Efek merokok pasif telah terbukti lebih
berat dalam mencetuskan serangan asma pada seorang anak bila yang
merokok adalah ibunya daripada orang lain di sekitar mereka. Selain itu,
resiko timbulnya asma saat masi bayi dan kanak-kanak. Pasien asma dan
- Gas iritan
dari berbagai macam sumber seperti produk rumah tangga, seperti: cat,
karpet, kertas lapis dinding, mebel dan lukisan yang baru dapat
10
3. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1
dimulai dari hidung, pharing, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus. Saluran
pernafasan bagian atas dimulai dari hidung sampai trakea dan bagian bawah dari
11
Tercapainya fungsi utama pernafasan didasarkan pada empat proses yaitu:
oksigen atau udara atmosfer harus cukup, kondisi jalan nafas dalam keadaan normal,
kondisi otot pernafasan dan tulang iga harus baik, ekspansi dan rekoil paru, fungsi
oksigen.
Berikut ini dijelaskan lebih rinci mengenai anatomi dan fisiologi dari organ-
organ pernafasan:
1. Hidung
(humidifikasi). Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi
yang terdiri dari epitel thoraks bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Bagian
2. Pharing
Berada di belakang mulut dan rongga nasal. Dibagi dalam tiga bagian yaitu
3. Laring
Berada di atas trakea di bawah pharing. Sering kali disebut sebagai kotak
suara karena udara yang melewati daerah itu akan membentuk bunyi. Laring
12
ditunjang oleh tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang
rawan tiroid (Adam Apple) yang khas pada pria, namun kurang jelas pada wanita.
4. Trakea
Terletak di bagian depan esophagus, dan mulai bagian bawah krikoid kartilago
laring dan berakhir setinggi vertebra torakal 4 atau 5. Trakea bercabang menjadi
bronkus kanan dan kiri. Tempat percabangannya disebut karina yang terdiri dari 6
– 10 cincin kartilago.
5. Bronkus
Dimulai dari karina, dilapisi oleh silia yang berfungsi menangkap partikel-
batuk atau ditelan. Bronkus kanan lebih gemuk dan pendek serta lebih vertikal
6. Bronkiolus
mm. Bronkiolus terminalis dilapisi silia dan tidak terjadi difusi di tempat ini.
7. Alveolus
mengandung ± 300 juta alveolus (luas permukaan ± 100 m2) yang dikelilingi oleh
kapiler darah.
13
Dinding alveolus menghasilkan surfaktan (terbuat dari lesitin) sejenis fosfolipid
yang sangat penting dalam mempertahankan ekspansi dan rekoil paru. Surfaktan
8. Paru-paru
Paru merupakan jaringan elastis yang dibungkus (dilapisi) oleh pleura. Pleura
terdiri dari pleura viseral yang langsung membungkus/ melapisi paru dan pleura
parietal pada bagian luarnya. Pleura menghasilkan cairan jernih (serosa) yang
ke paru-paru melalui dua pembuluh darah yaitu arteri pulmonalis dan arteri
bronkialis.
4. Patofisiologi
Patofisiologi asma meliputi limitasi aliran udara dan inflamasi saluran nafas.
Etiologi pasti limitasi aliran udara pada asma masih belum diketahui,
meskipun terdapat beberapa faktor yang telah dikaitkan dengan hal ini.
Komponen yang sering menjadi penyebab adalah kontraksi otot polos bronkus
yang didefinisikan sebagai kontraksi atau penyempitan cepat jalan nafas akibat
nafas ini, maka aliran udara menjadi sempit dan menimbulkan bunyi “mengi”
14
yang sering disebut sebagai asma. Brokokonstriksi bersifat reversible dengan
oleh kebocoran mikrovaskular akibat mediator inflamasi. Hal ini dapat diatasi
mucus dan eksudat inflamasi yang terjadi pada plasma. Data menunjukan
bahwa pada pasien asma terjadi peningkatan jumlah sel goblet di epitel saluran
jika terdapat bagian saluran nafas yang tersumbat dan udara tidak dapat keluar
perubahan struktural saluran nafas yang terjadi dalam jangka waktu lama.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa bahkan sebelum onset gejala asma
muncul, banyak pasien asma yang telah mengalami remodelling pada saluran
Substansi-substansi ini juga dapat terdeposit pada lapisan lain di saluran nafas
dan menyebabkan terjadinya fibrosis pada daerah tersebut. Otot polos saluran
nafas membesar akibat dua mekanisme primer: hipertropi dan hyperplasia. Hal
pada dinding saluran nafas yang dapat mengakibatkan dinding saluran nafas
dengan derajat keparahan pasien asma dan tidak sepenuhnya reversible dengan
15
Hiperreaktivitas Saluran Nafas
Data menunjukan bahwa inflamasi saluran nafas muncul pada pasien asma
meskipun gejalanya tidak muncul. Hal ini terjadi pada semua tipe asma.
Meskipun biasanya disebut juga sebagai inflamasi salura nafas, namun hal ini
banyak terjadi pada bronkus ukuran sedang. Inflamasi yang terjadi pada asma
memiliki pola yang sama dengan inflamasi yang terjadi pada reaksi alergi.
Imunoglobulin
Adalah suatu molekul protein kecil yang dihasilkan oleh system imun
dalam system imun yang lain untuk datang dan membantu menghadapi antigen
menghasilkan Ig. Ketika sebuah antigen masuk kedalam tubuh manusia, sel
darah putih yang dikenal dengan limfosit T atau sel T datang dan berikatan
16
dengan antigen tersebut. Sel T akan memanggil sel “helper”, dikenal juga
sabagai sel TH untuk mengatur pelepasan sitokin yang dapat menstimulasi sel
limfosit B. Sel limfosit B adalah sel yang memproduksi antibody Ig yang akan
suatu Ig telah berikatan dengan antigen dan memicu sel limfosit B untuk
berproduksi dan membuat Ig lebih banyak. Sel TH juga dipercaya untuk selalu
Terdapat beberapa kelas antibody yang dihasilkan akibat reaksi alergi dan
dikenal sebagai Imunoglobulin. Kelas antibody tersebut yaitu IgM, IgG, IgA,
IgD dan IgE. Ketila secara spesifik kita mendiskusikan reaksi alergi, termasuk
asma alergi, Imunoglobulin yang terlibat adalah IgE. Ketika tubuh bereaksi
sebagai allergen dan individu yang mengalami reaksi alergi disebut memiliki
riwayat atopi atau alergi. Pada individu tersebut, IgE bersirkulasi didalam
berikatan dengan permukaan sel inflamasi didalam tubuh yang dikenal sebagai
sel mast.
seluruh jaringan dala tubuh terutama jaringan saluran nafas. Kedua sel
inflamasi ini memiliki lebih dari 100.000 reseptor tempat berikatan dengan
IgE. Ketika seorang individu terpapar dengan suatu allergen dan menghasilkan
IgE yang berikatan dengan reseptor tersebut, sel mast dan basofil sudah
17
“mengenali” allergen tersebut, sehingga bila di lain waktu individu tersebut
terpapar dengan allergen yang sama, sel mast dan basofil akan melepaskan
mengetahui bahwa sekali seorang individu tersentisisasi, maka sel mast dan
bahkan bertahun-tahun.
Mediator-Mediator Kimia
Mediator kimia yang dihasilkan oleh sel mast dan paling kita ketahui
yang dapat dijumpai pada sebagian besar sel tubuh dan mencetuskan gejala
antara 5 dan 30 mneit setelah aktivasi sel mast atau basofil. Zat golongan ini
mediator yang satu-satunya yang bila mediator ini dihambat, pasien akan
mediator lain yang berperan pada asma dikenal sebagai kemokin. Kemokin ini
dihasilkan oleh sel epitel saluran nafas dan berfungsi untuk memanggil sel-sel
18
Sitokin adalah protein pemberi sinyal yang berfungsi sebagai mediator
komunikasi antar sel saat proses inflamasi pada asma. Pengukuran terhadap
kadar sitokin ini dapat membantu kita untuk menentukan derajat berat
ringannya proses inflamasi yang terjadi. Sitokin ini dapat dibagi menjadi
empat kategori: limfokin adalah sitokin yang dihasilkan oleh sel limfosit T;
dan kemokin. Regulasi sitokin yang dikeluarkan oleh sel-sel yang terdapat di
Nitrit oksida adalah vasodilator poten yang dihasilkan oleh sel epitel
noninvasif untuk evaluasi inflamasi terkait asma dan telah digunakan sebagai
2013)
19
Pathway asma
Bagan 2.1
Bagan 2.2
20
(sumber:Corwin, Elizabeth J.: 2009)
5. Klasifikasi
Asma ini disebabkan oleh alergen (misal: serbuk sari, binatang, amarah,
yang alergik dan riwayat medis masa lalu ekzema atau rhinitis alergik.
Asma ini tidak berhubungan dengan alergi spesifik. Serangan asma ini di
latihan, emosi. Beberapa agen farmakologi seperti aspirin dan agen anti
idiopatik/ non alergik menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan
21
berlakunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkitis akut dan
emfisema.
c. Asma Gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dan
bentuk alergi maupun bentuk idiopatik atau non alergik. (Brunner and
f. Sianosis pada permukaan kuku (Susan Martin Tucker, et.al, 1998; 2257)
7. Komplikasi
a. Atelektasis
c. Pneumothoraks
e. Bronkhitis
22
8. Pemeriksaan Diagnosis
a. Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan sputum
kristal eosinophil
mucus plug
- Pemeriksaan darah
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
23
- Pemeriksaan radiologi
bertambah
pada paru-paru
- Elektrokardiografi
24
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya
- Scanning paru
- Spirometri
lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol
2007)
9. Penatalaksanaan
serangan asma
25
c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai
- Memberikan penyuluhan
- Pemberian cairan
- Fisiotherapy
b. Pengobatan farmakologik:
golongan:
Nama obat:
inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin
Berotec, brivasma serta Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi
2. Santin (teofilin)
26
Nama obat:Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard),
karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau
lambungnya kering).
3. Kromalin
yang lain dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
4. Ketolifen
Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg/hari. Keuntungan obat ini
27
Proses keperawatan adalah adalah suatu proses pemecahan masalah yang dinamis
dalam usaha memperbaiki atau memelihara klien sampai ke taraf optimal melalui
(Nursalam, 2005)
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari 5 tahap, yaitu: pengkajian, diagnosa
1. Pengkajian
proses keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam
dan berkesinambungan.
Apabila pada kondisi klien perawat dihadapkan pada klien yang menderita
penyakit akut, perawat perlu membekali diri tentang kondisi gejala yang
berhubungan dan perawat boleh memilih untuk hanya mengkaji sistem tubuh
a. Pengumpulan data
1. Identitas klien/biodata
28
a) Identitas anak yang meliputi nama anak, umur, jenis
2. Keluhan utama
hari atau dini hari sehingga membuat anak sulit tidur. Jika
2013)
3. Riwayat kesehatan
29
tempat dimana keluhan dirasakan, S atau severity adalah
dilakukan
lain-lain.
d) Genogram
30
- Prenatal
Apakah ibu pasien terdapat kelainan atau keluhan yang dapat memperberat
keadaan ibu dan anak saat proses persalinan, serta jumlah pemeriksaan
- Intra natal
atau memerlukan bantuan alat operasi dan bagaimana keadaan bayi saat di
- Post natal
- Riwayat imunisasi
alasannya.
Tabel 2.1
31
Lhr 1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 15 18 24 3 5 6 7 8 9 10 12 18
vaksin
BCG 1
Hepatitis B 1 2 3
Polio 0 1 2 3 4 6
DPT 1 2 3 4 5
Campak 1 2
Hib 1 2 3 4
PCV 1 2 3 4
Rotavirus 1 2 3
Influenza Diberikan setiap tahun
Varisela Di berikan 1x
MMR 1 2
Thypoid Ulangan tiap 3 tahun
Hepatitis A 2x, interval 6-12 bulan
HPV 3x
Sumber: (http://jadwalimunisasi.blogspot.com. Dibuka 17 juni 2015)
Catat pada pertama kali anak dan pada umur berapa diberikan makanan
tambahan. Selain ASI, baik berupa jenis, porsi dan frekuensi yang
diberikan dan tanyakan makanan apa yang lebih disukai oleh anak.
a. Berat badan sebelum sakit sampai saat sakit rata-rata berat badan pada
bertambah 2 cm.
memegang icik-icik
32
Bagan 2.3
Denver II
33
(Sumber: Hidayat: 2008)
5. Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
b. Pola istirahat/aktivitas
Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktifitas atau latihan
massa otot
Orang tua kadang merasa takut untuk memandikan anak yang sedang
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
34
Biasanya keadaan umum pasien dengan asma adalah kelemahan fisik
b. Tanda-tanda vital
c. Antropometri
d. Pemeriksaan fisik
- Kepala
pemeriksaan kepala.
- Mata
Perhatikan apakah jarak mata lebar atau lebih kecil, amati kelopak mata
terhadap penetapan yang tepat, periksa alis mata terhadap kesimetrisan dan
bentuk serta amati ukuran iris apakah ada peradangan atau tidak, kaji
adanya oedema pada mata. Pada asma tidak ditemukan masalah pada saat
- Hidung
- Mulut
lesi, periksa gusi lidah, dan palatum terhadap kelembaban, keutuhan dan
35
perdarahan, amati adanya bau, periksa lidah terhadap gerakan dan bentuk,
spatel lidah. Biasanya ditemukan pada mulut terdapat nafas barbau tidak
sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah tertutup selaput putih kotor,
- Telinga
telinga, periksa struktur telinga luar dan ciri-ciri yang tidak normal, periksa
penarikan aurikel apakah ada nyeri atau tidak lakukan palpasi pada tulang
atau tidak
- Leher
Gerakan kepala dan leher klien dengan ROM yang penuh, periksa leher
- Dada
inspirasi serta ekspirasi, lakukan perkusi diatas sela iga, bergerak secara
- Abdomen
36
- Ekstremitas
terdapat sianosis pada ujung jari, adanya oedema, kaji adanya nyeri pada
ekstremitas
prosedur pada bayi dan keluarga. Pada pasien bayi lebih mudah cemas karena
karena itu, hal ini menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan berontak,
9. Data penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan sputum
kristal eosinophil
37
Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan)
mucus plug
- Pemeriksaan darah
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
- Pemeriksaan radiologi
38
Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan
bertambah
pada paru-paru
- Elektrokardiografi
- Scanning paru
39
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa
- Spirometri
lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol
2007)
10. Pengobatan/terapy
- Memberikan penyuluhan
- Pemberian cairan
- Fisiotherapy
b. Pengobatan farmakologik:
40
1. Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2
golongan:
Nama obat:
inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin
Berotec, brivasma serta Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi
2. Santin (teofilin)
41
karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau
lambungnya kering).
3. Kromalin
yang lain dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
4. Ketolifen
Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg/hari. Keuntungan obat ini
b. Analisa Data
2. Diagnosa keperawatan
42
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan secret
berlebih
untuk makan
dengan kebutuhan O2
yaitu:
43
d. Ada batas waktunya, batas pencapaian hasil harus dinyatakan dalam
yaitu:
1) Jangka panjang
diagnosa keperawatan
2) Jangka pendek
e. Realistis, yaitu harus bisa dicapai sesuai dengan saran dan prasarana
untuk memvalidasi.
Doenges yaitu:
44
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan secret
berlebih
Tujuan: mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih dan
jelas
Kriteria hasil: setelah dilakukan intervensi, anak akan bernapas dengan mudah
tanpa dyspnea.
Intervensi Rasional
1. Auskultasi bunyi nafas dan 1. Beberapa derajat spasme
pernapasan dengan
45
menggunakan gravitasi
episode akut
mukosa
Intervensi Rasional
1. Kaji/awasi secara rutin kulit 1. Melihat adanya sianosis
jantung cairan/udara
4. Untuk meningkatkan
46
memburuknya hipoksia
untuk makan
Intervensi Rasional
1. Kaji kebiasaan diet, masukan 1. Pasien distress pernafasan
meningkatkan masukan
kebutuhan O2
47
Tujuan: intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dengan kebutuhan O2
Kriteria hasil: pasien tampak segar dan dapat beraktifitas dengan kemampuannya
Intervensi Rasional
1. Dorong aktivitas yang 1. Mengurangi penggunaan
yang tenang
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
1. awasi suhu 1. demam dapat terjadi karena
48
gram/kultur/sensitifitas 3. untuk mengidentifikasi
anti microbial
pengobatan
tindakan
Intervensi Rasional
1. jelaskan tentang penyakit 1. menurunkan ansietas dan
dan merugikan
akan meningkatkan
keefektifannya
4. Implementasi
49
Pelaksanaankeperawatanadalah pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan
secara langsung kepada pasien. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap
dewasa. Kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan bayi maupun dengan orang
tua sangat diperlukan. Disamping itu harus memperhatikan dampak hospitalisasi bagi bayi
5. Evaluasi Keperawatan
merupakan perbandingan sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
dengan istilah SOAP, yakni Subjektif (data berupa keluhan klien), Objektif (data hasil
50
pemeriksaan), Analisa data (perbandingan data dengan teori), dan Planning
(perencanaan).
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktifitas proses
keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan memonitor
kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat digunakan pada
evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir layanan, menanyakan respon
pasien dan keluarga terkait layanan keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir
pelayanan.
51