Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN dan ASKEP

ABORTUS IMMINENS
( Tugas Keperawatan Maternitas II)

INTAN NURANI

NIM.1914314201019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG

2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ABORTUS IMMINENS

A. Definisi

 Abortus didefinisikan sebagai suatu ancaman

atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup diluar kandungan. Batasannya adalah usia

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin

kurang dari 500 gram. (Dharma, 2015)

 Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan vaginal pada

setengah awal kehamilan.

 Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada

kehamilan sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih dalam uterus dan

viabel, dan serviks tertutup.

 Abortus imminens adalah wanita yang mengandung bayi hidup dengan usia

kehamilan kurang dari 24 minggu yang mengalami perdarahan vaginal

dengan atau tanpa nyeri abdomen ketika kondisi serviks masih tertutup.

 Abortus iminens didiagnosa bila seseorang wanita hamil kurang daripada 20

minggu mengeluarkan darah sedikit pada vagina. Perdarahan dapat berlanjut

beberapa hari atau dapat berulang, dapat pula disertai sedikit nyeri perut

bawah atau nyeri punggung bawah seperti saat menstruasi.

 Polip serviks, ulserasi vagina, karsinoma serviks, kehamilan ektopik, dan

kelainan trofoblast harus dibedakan dari abortus iminens karena dapat

memberikan perdarahan pada vagina. Pemeriksaan spekulum dapat


membedakan polip, ulserasi vagina atau karsinoma serviks, sedangkan

kelainan lain membutuhkan pemeriksaan ultrasonografi

B. Etiologi

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin atau

cacat, penyebabnya antara lain :

a. Kelainan kromosom, misalnya lain trisomi, poliploidi dan kelainan

kromosom seks.

b. Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia

tua, dimana kondisi abnormal uterus dan endokrin atau sindroma ovarium

polikistik.

c. Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya

dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam

uterus, disebut teratogen.

2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koriales dan

menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga mengganggu

pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak kehamilan

muda misalnya karena hipertensi menahun

3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis,

pielonefritis, malaria, dan lain-lain, maupun kronik seperti, anemia berat,

keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti

brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis.

4. Kelainan traktus genitalis, misalnya retroversio uteri, mioma uteri, atau

kelainan bawaan uterus. Terutama retroversio uteri gravidi inkarserata atau


mioma submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain keguguran

dalam trimester dua ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh

kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi,

amputasi, atau robekan serviks yang luas yang tidak dijahit.

C. Manifestasi Klinis

Adanya perdarahan pada awal kehamilan melalui ostium uteri eksternum,

disertai nyeri perut ringan atau tidak sama sekali. Adanya gejala nyeri perut dan

punggung belakang yang semakin hari bertambah buruk dengan atau tanpa

kelemahan dan uterus membesar sesuai usia kehamilan.

D. Pemeriksaan Penunjang

1. Ultrasonografi (USG) Transvaginal dan Observasi Denyut Jantung Janin

Pemeriksaan USG transvaginal penting untuk menentukan apakah janin

viabel atau non viabel1,5 dan membedakan antara kehamilan intrauteri,

ekstrauteri, mola, atau missed abortion. Jika perdarahan berlanjut, ulangi

pemeriksaan USG dalam tujuh hari kemudian untuk mengetahui viabilitas

janin. Jika hasil pemeriksaan meragukan, pemeriksaan dapat diulang 1-2

minggu kemudian. Bradikardia janin dan perbedaan antara usia kehamilan

berdasarkan HPHT dengan hasil pemeriksaan USG menunjukkan prognosis

buruk. Data prospektif menyebutkan, bahwa jika terdapat satu diantara tiga

faktor risiko (bradikardia janin, perbedaan antara kantung kehamilan dengan

panjang crown to rump, dan perbedaan antara usia kehamilan berdasarkan

HPHT dan pemeriksaan USG lebih dari satu minggu) meningkatkan


presentase kejadian keguguran dari 6% menjadi 84%. Penelitian prospektif

pada umumnya menunjukkan presentase kejadian keguguran 3,4-5,5% jika

perdarahan terjadi setelah jantung janin mulai beraktivitas, dan identifi kasi

aktivitas jantung janin dengan USG di pelayanan kesehatan primer

memberikan presentase berlanjutnya kehamilan hingga lebih dari 20 minggu

sebesar 97%.

2. Kadar Human Chorionic Gonadotropin (HCG) Kuantitatif Serial Evaluasi

harus mencakup pemeriksaan hCG serial kecuali pasien mengalami

kehamilan intauterin yang terdokumentasi dengan USG, untuk

mengeliminasi kemungkinan kehamilan ektopik.9 Kadar hCG kuantitatif

serial diulang setelah 48 jam digunakan untuk mendiagnosis kehamilan

ektopik, mola, abortus imminens, dan missed abortion 2,6,8 Kadar hCG

serum wanita hamil yang mengalami keguguran diawali dengan gejala

abortus imminens pada trimester pertama, lebih rendah dibandingkan wanita

hamil dengan gejala abortus imminens yang kehamilannya berlanjut atau

dengan wanita hamil tanpa gejala abortus imminens.

3. Pemeriksaan Kadar Progesteron Kadar hormon progesteron relatif stabil pada

trimester pertama, sehingga pemeriksaan tunggal dapat digunakan untuk

menentukan apakah kehamilan viabel; kadar kurang dari 5 mg/mL

menunjukkan prognosis kegagalan kehamilan dengan sensitivitas 60%,

sedangkan nilai 20 ng/mL menunjukkan kehamilan yang viabel dengan

sensitivitas 100%.
4. Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu

setelah abortus.

5. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

E. Penatalaksanaan

1. Tirah baring total

2. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual

3. Jika perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan

penilaian jika perdarahan terjadi lagi. Jika perdarahan terus berlangsung, nilai

kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Jika perdarahan berlanjut, khususnya

jika ditemukan uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin

menunjukkan kehamilan ganda atau mola

4. Abstinensia sering kali dianjurkan dalam penanganan abortus imminens,

karena pada saat berhubungan seksual, oksitoksin disekresi oleh puting atau

akibat stimulasi klitoris, selain itu prostaglandin E dalam semen dapat

mempercepat pematangan serviks dan meningkatkan kolonisasi

mikroorganisme di vagina

5. Relaksan Otot Uterus Buphenine hydrochloride merupakan vasodilator yang

juga digunakan sebagai relaksan otot uterus, pada penelitian RCT

menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan penggunaan plasebo,

namun metode penelitian ini tidak jelas, dan tidak ada penelitian lain yang

mendukung pemberian tokolisis pada awal terjadinya abortus imminens.1


Cochrane Library menyebutkan tidak ada cukup bukti yang menunjukkan

efektivitas penggunaan relaksan otot uterus dalam mencegah abortus

imminens.

6. Profilaksis Rh (rhesus) Konsensus menyarankan pemberian imunoglobulin

anti-D pada kasus perdarahan setelah 12 minggu kehamilan atau kasus

dengan perdarahan gejala berat mendekati 12 minggu

F. Komplikasi

1. Perdarahan (hemorrhage)

2. Perforasi: sering terjadi diwaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh

tenaga yang tidak ahli seperti bidan atau dukun

3. Infeksi dan tetanus

4. Payah ginjal akut

5. Syok karena perdarahan banyak dan infeksi berat atau sepsis


G. PATHWAY

Pendarahan nekrosis

Hasil konsepsi keluar dari uterus

Uterus berkontraksi

Hasil konsepsi keluar CEMAS

Hasil konsepsi Pendarahan Hasil konsepsi tidak

sempurna sempurna

KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN

Stress

NYERI AKUT
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria. 2013.Nursing Intervention Classification (NIC). Ed.6.


ISBN:9780323100113

Dhama, Kiki Sanjaya. 2015. Laporan Kasus Abortus Imminens. Jurnal Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. Vol.3 No.1. ISSN.2089-9084

Herdman, Heather. 2018. NANDA-I. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Huda, Amin., & Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis: Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam berbagai kasus. Jakarta:
MediAction Sucipto,

Moorhead, Sue. 2013.Nursing Outcomes Classification (NOC). Ed.5.


ISBN:9780323100106

Nur Ilhaini. 2013. Abortus Imminens: Upaya Pencegahan, Pemeriksaan, dan


Penatalaksanaan. Balai Pengobatan Islam Aisyiyah Sangkapura, Pulau
Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. CDK-206 Vol 40 No. 7
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada Abortus Imminens

LEMBAR PENGKAJIAN MATERNITAS (ANC)

Nama Mahasiswa : INTAN NURANI Tempat Praktik: MATAHARI


NIM : 1914314201019 Tgl. Praktek : 31-1-2020

A. Identitas Klien
Nama : Ny. W Nama Suami : Tn. O
Usia : 40 tahun Usia : 45 tahun
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Ngantang- Kab.malang Alamat :Ngantang-malang
Stts P’kawinan: Menikah LamaMenikah : 13 tahun
No RM : 00133204

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Alasan kunjungan ke rumah sakit : G3P2Ab0, uk 12-13 minggu, keluar flek
sejak kemarin dan pendarahan banyak sejak tadi jam 20.00
2. Keluhan utama saat ini : Nyeri
3. Timbulnya keluhan: ( ) bertahap, ( √ ) mendadak
4. Faktor yang memperberat: pasien mengalami pendarahan dan hamil uk 12
– 13 minggu
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi: kuret
6. Diagnosa medik: Abortus Imminens

C. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Obstetri:
 Menarche: umur 14 tahun Siklus: teratur ( √ ) tidak ( )
 Banyaknya: sekitar 300 cc Lamanya : 7 hari
 HPHT: 4 November 2019 Keluhan : tidak ada

2. Riwayat kehamilan,persalinan, nifas yang lalu:


Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
No. Thn Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Prdarahan Jenis BB PJ
Kehamilan
1 2007 39-40 mgg Tidak ada Spt Bidan Tidak ada Tidak Tidak Tidak ada - 3,2 50
ada ada

2 2014 40-41 mgg Tidak ada Spt Bidan Tidak ada Tidak Tidak Tidak ada - 3,5 50
ada ada
3 2020 12-13 mgg Pendarah - - - Tidak Tidak Tidak ada _
an ada ada
3. Genogram

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
:Hubungan pernikahan
: Klien
: Hamil ini

A. Kehamilan Sekarang :
Diagnosa : G3 P2 A0X , 12 – 13 Mgg
Imunisasi : TT 1 √ sudah  belum
TT2 √ sudah  belum
Keluhan selama hamil :
√ mual
√ muntah
√ pusing
√ keluar flek dan pendarahan
√ mulas
Pengobatan selama hamil  ya √ tidak
Pergerakan janin : ya √ tidak
Rencana perawatan bayi : ( √ ) sendiri ( ) orang tua ( ) lain lain
Kesangggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
 Breast care : ( ) Ya ( √ ) Tidak
 Perineal care : ( ) Ya ( √ ) Tidak
 Nutrisi : ( ) Ya ( √ ) Tidak
 Senam nifas : ( ) Ya ( √ ) Tidak
 KB : ( √ ) Ya ( ) Tidak
 Menyusui : ( √ ) Ya ( ) Tidak

D. Riwayat Keluarga Berencana:


 Melaksanakan KB: ( √ ) ya ( ) tidak
 Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang pernah atau sedang digunakan:
IUD
 Sejak kapan menggunakan kontrasepsi: sejak persalinan kedua
 Masalah yang terjadi: tidak ada

E. Riwayat Kesehatan
 Penyakit yang pernah dialami ibu: tidak ada
 Pengobatan yang didapat : tidak ada
 Riwayat penyakit keluarga
( - ) Penyakit Diabetes Mellitus
( - ) Penyakit Jantung
( - ) Penyakit hipertensi
( - ) Penyakit lainnya: sebutkan (tidak ada)

F. Riwayat Lingkungan
 Kebersihan:
Pasien menjaga kebersihan dengan baik dengan cara mandi sehari 2 x,
menggosok gigi 2x sehari dan keramas 2 hari sekali.
 Bahaya:
Lingkungan pasien banyak yang merokok
 Lainnya Sebutkan
Tidak ada
G. Aspek Psikososial
1. Bagaimana pendapat ibu tentang penyakit saat ini:
Pasien mengatakan jika ini adalah kehamilan ketiganya dan tidak berencana
untuk hamil
2. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-
hari?
Bila ya, karena sejak beberapa hari kehamilannya mengalami flek
3. Bagaimana dukungan pasangan terhadap keadaan saat ini:
Pasien mengatakan jika suaminya mendukung dan selalu membantu
keperluannya.
4. Bagaimana sikap anggota keluarga lainnya terhadap keadaan saat ini:
Pasien mengatakan kedua anak dan suami menerima akan kehamiannya saat
ini.
Lainnya sebutkan: tidak ada

H. Kebutuhan Dasar Khusus


1. Pola Nutrisi
Jenis Rumah Rumah Sakit
Makan
 Jenis diit/makanan nasi biasa nasi tim
 Frekuensi/pola 3x sehari 3x sehari
 Porsi yang dihabiskan 1/2 piring makanan 1/2 porsi makanan
 Komposisi menu nasi, sayur, lauk nasi, sayur,lauk
 Pantangan tidak ada tidak ada
 Nafsu makan berkurang berkurang
Minum
 Jenis minuman air putih air putih dan teh
 Frekuensi/pola minum tidak teratur tidak teratur
 Gelas yang dihabiskan 5 gelas sehari 4 gelas sehari
 Sukar menelan tidak tidak
 Pemakaian gigi palsu tidak tidak
 Riw.masalah
penyembuhan luka cepat sembuh -
 Nafsu makan: ( )baik, ( √ ) tidak nafsu, alasan takut menyebabkan mual dan
muntah.

2. Pola Eliminasi
Jenis Rumah Rumah Sakit
BAB
 Frekuensi/pola 1x sehari 1x selama 3 hari
 Konsistensi lembek agak keras
 Warna & bau kuning biasa kuning biasa
 Kesulitan tidak ada takut dengan luka jahitannya
 Upaya mengetasi - banyak makan sayur
BAK
 Frekuensi/pola 5x sehari 8x sehari
 Konsistensi cair cair
 Warna & bau kuning agak pekat kuning
 Kesulitan tidak ada tidak ada
 Upaya mengatasi - -

3. Pola personal hygine


Rumah Rumah Sakit
 Mandi: Frekuensi 2x sehari 2x sehari
- Penggunaan sabun ya ya
 Keramas: Frekuensi 2 hari sekali 1x selama 3 hari
- Penggunaan Shampo ya ya
 Gosok gigi: Frekuensi 2x sehari 2x sehari
- Penggunaan odol ya ya
 Ganti baju: Frekuensi 2x sehari 2x sehari
 Memotong kuku: Frekuensi 1x dlm 1 mgg belum pernah
 Kesulitan tidak ada tidak ada
 Upaya yang dilakuan -
-
4. Pola istirahat dan tidur
Rumah Rumah Sakit
 Tidur siang: Lamanya tidak pernah 1 jam
- Jam .....s/d...... - 14 - 15
- Kenyamanan stl tidur - ya
 Tidur malam: Lamanya 7 jam 8 jam
- Jam .....s/d...... 21 - 04 21 - 05
- Kenyamanan stl tidur ya ya
- Kebiasaan sbl tidur tidak ada tidak ada
- Kesulitan mencari posisi adaptasi lingkungan
- Upaya mengatasi - -

5. Pola aktifitas dan latihan


 Kegiatan dalam pekerjaan: pasien tidak bekerja dan sebagai IRT
 Waktu bekerja: ( - ) Pagi, ( - ) Sore, ( - ) Malam
 Olahraga: ( ) ya, ( √ ) tidak
Jenisnya: -
Frekuensi: -
 Kegiatan waktu luang: berkumpul dengan keluarga dan tetangga
 Keluhan dalam beraktifitas: merasa lebih cepat lelah

6. Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


 Merokok:
tidak
 Minuman Keras:
tidak
 Ketergantungan obat:
tidak

I. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum: cukup Kesadaran: CM
 Tekanan Darah: 110/70 mmHg Nadi: 88 x/menit
 Respirasi: 20 Suhu: 36 oC
 Berat Badan: 52 kg Tinggi Badan: 150 Cm
 Golongan Darah O +

Kepala, mata, telinga, hidung dan tenggorokan:


Kepala: Bentuk bulat
Keluhan tidak ada
Mata:
 Kelopak mata: normal
 Gerakan mata: simetris
 Konjungtiva: terlihat anemis
 Sklera: putih
 Pupil: normal
 Akomodasi: tidak diketahui
 Lainnya sebutkan: -

Hidung:
 Reaksi alergi: tidak ada
 Sinus: tidak ada
 Lainnya sebutkan: -

Mulut dan Tenggorokan:


 Gigi geligi: utuh
 Kesulitan menelan : tidak ada
 Lainnya sebutkan: -

Dada dan Axilla


 Mammae: membesar ( √ ) ya, ( ) tidak
 Areolla mammae: menonjol
 Papila mammae: ada

Pernafasan:
 Jalan napas: bebas
 Suara napas: normal
 Menggunakan otot-otot bantu pernapasan: tidak
 Lainnya sebutkan: -

Sirkulasi Jantung:
 Kecepatan denyut jantung apical: 88 x/menit
 Irama: reguler
 Kelainan bunyi jantung: tidak ada
 Nyeri dada: tidak ada
 Timbul: -
 Lainnya sebutkan: -

Abdomen
a) Inspeksi
 Membesar : ya
 Arah : ke depan
 Linea : belum
 Striae : belum
 Luka bekas operasi :
( ) Ya ( √ ) Tidak

b) Palpasi
 Leopold I :
TFU: teraba 3 jari di atas simfisis pubis
 Leopod II belum teraba
 Leopold III : belum teraba
 Leopold IV : belum teraba
 Osborn Test : -
 TBJ : -
 Kontraksi : ya

c) Auskultasi :
DJJ : -

Genitourinary
 Perineum/ Vulva: belum menonjol
 Vesika Urinaria: penuh
 Lainnya Sebutkan: -

Ekstremitas (integumen/muskuloskeletal):
 Turgor kulit: cukup
 Warna kulit: sawo matang, tampak anemis
 Kontraktur pada persendian ekstremitas: tidak ada
 Kesulitan dalam pergerakan: tidak
 Lainnya sebutkan: -

J. Data Penunjang
1) Labratorium :
 Hematologi
HGB 14,6 g/dl
RBC 5,29 106/uL
HCT 44,5 %
WBC 11,97 103/uL
PLT 342 103uL
LED 16 mm/jam
PTT 15,7 detik
APTT 27,5 detik
Goldar B
Rhesus positif
 Imunologi
HBs-Ag (Kwalitatif) negatif
Anti HIV Non Reaktif

2) USG: -

3) Rontgen: -

4) Terapi yang didapat:


- IVD RD5% 1500/24 jam
- Inj.as.traneksamat 3 x 250 mg
- Oral : +
- kuret
- IUD

K. Data Tambahan
Tidak ada

TANGGAL ANALISA DATA MASALAH ETIOLOGI


KEPERAWATAN
31-1-2020 DS : Pasien mengatakan keluar Ketidakefektifan perfusi Kurang pengetahuan
darah banyak jaringan tentang prses
DO : penyakit
- k/u lemah
- kes.CM
- Pusing
- Tampak pendarahan
- TD. 110/70 mmHg
- N.88x/mnt
- RR.20x/mnt
- Hb.9,2 gr/dl

31-1-2020 DS : pasien mengatakan perut terasa Nyeri akut Agens cedera fisik
mulas
DO :
- Skala nyeri 3
- Tampak menyeringai
- Nyeri abdomen bawah
- BB.52 kg
- TD.110 / 70 mmHg
- N.88x/mnt
- RR.20 x/mnt

31-1-2020 DS : Pasien mengatakan takut akan Anxietas Ancaman pada status


kehamilan yang mengalami terkini
pendarahan
DO :
- Sering bertanya
- Wajah tegang
- Tampak waspada
- Kehamilan yang mengalami
pendarahan

RENCANA INTERVENSI (NOC dan NIC) (Bulechek et al. 2013)(Morhead et al.


2013)
NO DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan : seluler Perawatan sirkulasi :
perfusi jaringan b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan insufisiensi vena :
kurang diharapkan ketidakefektifan perfusi 1. Lakukan penilaian
pengetahuan jaringan : seluler dapat teratasi dengan sirkulasi perifer
tentang proses kriteria : 2. Pertahankan hidrasi yang
penyakit Indikator 1 2 3 4 5 cukup untuk
(domain 4 kelas 4 Tekanan darah sistolik menurunkan viskositas
kode diagnosa Keseimbangan cairan darah
00204) Keterangan : 3. Nilai edema dan nadi
1 : Berat perifer
2 : Besar 4. Ubah posisi pasien setiap
3 : Sedang 2 jam sekali
4 : Ringan 5. Kolaborasi dengan medis
5 : Tidak ada dalam pemberian
pengobatan

2. Nyeri akut b/d Tingkat nyeri Pemberian analgesik:


agens cedera fisik
(domain 12 kelas 1 Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Tentukan lokasi,
kode diagnosis keperawatan diharapkan tingkat nyeri dapat karakteristik, kualitas
00132) berkurng dengan kriteria : dan keparahan nyeri
Indikator 1 2 3 4 5 2. Monitor TTV
Nyeri yang dilaporkan 3. Kolaborasi dengan medis
Mengerinyit pemberian pengobatan
Ketegangan otot analgesik
Keterangan ; 4. Berikan analgesik sesuai
1 : Berat waktu paruhnya
2 : Cukup berat 5. Evaluasi keefektifan
3 : Sedang analgesik
4 : Ringan
5 : Tidak ada

3. Anxietas b/d Tingkat kecemasan Pengurangan kecemasan :


ancaman pada Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Jelaskan semua prosedur
status terkini keperawatan diharapkan anxietas dapat termasuk sensasi yang
(domain 9 kelas 2 teratasi dengan kriteria : akan dirasakan yang
kode diagnosis INDIKATOR 1 2 3 4 5 mungkin akan dialami
00146) Wajah tegang pasien selama prosedur
Perasaan gelisah 2. Berikan informasi
Rasa takut yang faktual terkait diagnosis,
disampaikan secara lisan perawatan dan prognosis
Keterangan : 3. Dorong keluarga untuk
1 : Berat mendampingi pasien
2 : Cukup berat dengan cara yang tepat
3 : Sedang 4. Bantu pasien
4 : Ringan mengidentifikasi situasi
5 : Tidak ada yang memicu kecemasan
5. Dukung penggunaan
mekanisme koping yang
sesuai
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No HARI DIAGNOSA KEP. IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
TGL
1. Jumat Ketidakefektifan perfusi 1. Melakukan penilaian S : Pasien mengatakan Intan
31/1/20 jaringan b/d kurang sirkulasi perifer terjadi pendarahan
pengetahuan tentang 2. Memertahankan O:
proses penyakit hidrasi yang cukup - k/u lemah
untuk menurunkan - kes.CM
viskositas darah - Pusing
3. Menilai edema dan - Tampak
nadi perifer adanya pendarahan
4. Mengubah posisi - TD. 115/75
pasien setiap 2 jam mmHg
sekali - N.86x/mnt
5. Mengkolaborasikan - RR.18x/mnt
dengan medis dalam - Hb.12 gr/dl
pemberian A : Masalah Belum
pengobatan Teratasi
P : Lanjutkan
intervensi no.1 – 5
Sabtu Ketidakefektifan perfusi 1. Melakukan penilaian S : Pasien mengatakan Intan
1/2/20 jaringan b/d kurang sirkulasi perifer masih terjadi
pengetahuan tentang 2. Memertahankan pendarahan
proses penyakit hidrasi yang cukup O :
untuk menurunkan - k/u cukup
viskositas darah - kes.CM
3. Menilai edema dan - Sudah
nadi perifer dilakukan kuret
- Pusing
4. Mengubah posisi - TD. 110/70
pasien setiap 2 jam mmHg
sekali - N.84x/mnt
5. Mengkolaborasikan - RR.20x/mnt
dengan medis dalam A : Masalah Teratasi
pemberian sebagian
pengobatan P : Lanjutkan
intervensi no 1 - 5
Minggu Ketidakefektifan perfusi 1. Melakukan penilaian S : Pasien mengatakan Intan
2/2/20 jaringan b/d kurang sirkulasi perifer badan terasa lebih
pengetahuan tentang 2. Memertahankan segar
proses penyakit hidrasi yang cukup O :
untuk menurunkan - k/u baik
viskositas darah - kes.CM
3. Menilai edema dan - tidak pusing
nadi perifer - TD. 120/80
4. Mengubah posisi mmHg
pasien setiap 2 jam - N.86x/mnt
sekali - RR.18x/mnt
5. Mengkolaborasikan A : Masalah Teratasi
dengan medis dalam P : Hentikan
pemberian intervensi dan pasien
pengobatan boleh pulang

2. Jumat Nyeri akut b/d agens 1. Menentukan lokasi, S : Pasien mengatakan Intan
31/1/20 cedera fisik karakteristik, perut terasa mulas
kualitas dan O :
keparahan nyeri - Mual
2. Memonitor TTV - Tidak ada muntah
3. Mengkolaborasikan - Pusing
dengan medis - Tampak
pemberian menyeringai
pengobatan - Tampak memegang
analgesik perut
4. Memberikan - Skala nyeri 3
analgesik sesuai - BB.52 kg
waktu paruhnya - TD.115 / 75 mmHg
5. Mengevaluasi - N.86x/mnt
keefektifan - RR.18 x/mnt
analgesik - HB 12 g/dl
A : Masalah Belum
Teratasi
P : Lanjutkan
intervensi no. 1- 5
Sabtu Nyeri akut b/d agens 1. Menentukan lokasi, S : Pasien mengatakan Intan
1/2/20 cedera fisik karakteristik, sudah tidak terlalu
kualitas dan mulas
keparahan nyeri O:
2. Memonitor TTV - Tidak ada
3. Mengkolaborasikan mual
dengan medis - Tidak ada
pemberian muntah
pengobatan - Pusing
analgesik - Skala nyeri 1
4. Memberikan - BB.52 kg
analgesik sesuai - TD.110 / 70
waktu paruhnya mmHg
5. Mengevaluasi - N.84x/mnt
keefektifan - RR.20 x/mnt
analgesik A: Masalah Teratasi
Sebagian
P: Lanjutkan
intervensi no.1
–5
Minggu Nyeri akut b/d agens 1. Menentukan lokasi, S : Pasien mengatakan Intan
2/2/20 cedera fisik karakteristik, perut tidak mulas
kualitas dan O :
keparahan nyeri - Tidak ada
2. Memonitor TTV mual
3. Mengkolaborasikan - Tidak ada
dengan medis muntah
pemberian - Tidak pusing
pengobatan - Skala nyeri 0
analgesik - BB.52,5 kg
4. Memberikan - TD.120 / 80
analgesik sesuai mmHg
waktu paruhnya - N.86x/mnt
5. Mengevaluasi - RR.18 x/mnt
keefektifan A:Masalah Teratasi
analgesik P:Hentikan intervensi
dan pasien boleh
pulang

3. Jumat Anxietas b/d ancaman 1. Menjelaskan semua S : pasien mengatakan Intan


31/1/20 status kerkini prosedur termasuk takut akan kondisi
sensasi yang akan yang dialami
dirasakan yang O :
mungkin akan - Sering
dialami pasien bertanya
selama prosedur - Tampak
2. Memberikan gelisah
informasi faktual - Kurang
terkait diagnosis, pengetahuan
perawatan dan A : Masalah Belum
prognosis Teratasi
3. Mendorong keluarga P : Lanjutkan
untuk mendampingi intervensi no.1- 5
pasien dengan cara
yang tepat
4. Membantu pasien
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
5. Mendukung
penggunaan
mekanisme koping
yang sesuai

Sabtu 1. Menjelaskan semua S : pasien mengatakan Intan


1/2/20 prosedur termasuk sudah tidak merasa
sensasi yang akan cemas
dirasakan yang O :
mungkin akan - Jarang
dialami pasien bertanya
selama prosedur - Pengetahuan
2. Memberikan cukup
informasi faktual - Menjalankan
terkait diagnosis, anjuran yang sudah
perawatan dan disampaikan
prognosis A : Masalah Teratasi
3. Mendorong keluarga Sebagian
untuk mendampingi P : Lanjutkan
pasien dengan cara intervensi no 1 - 5
yang tepat
4. Membantu pasien
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
5. Mendukung
penggunaan
mekanisme koping
yang sesuai

Minggu 1. Menjelaskan semua S : pasien mengatakan Intan


2/2/20 prosedur termasuk sudah paham dengan
sensasi yang akan apa yang harus
dirasakan yang dikerjakan
mungkin akan O :
dialami pasien - Menunjukkan
selama prosedur pemahamannya
2. Memberikan dengan melaksanakan
informasi faktual anjuran
terkait diagnosis, - Sangat banyak
perawatan dan pengetahuan
prognosis A : Masalah Teratasi
3. Mendorong keluarga P: Hentikan intervensi
untuk mendampingi
pasien dengan cara
yang tepat
4. Membantu pasien
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
5. Mendukung
penggunaan
mekanisme koping
yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai