KSM : OBSTETRI-GINEKOLOGI
RSIA ASSYIFA
2020-2023
ABORTUS
1. Pengertian Abortus adalah istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang
(Definisi) berakhir sebelum periode viabilitas janin, yaitu yang berakhir sebelum
berat janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan
lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari), dihitung dari
hari pertama haid terakhir normal yang dapat dipakai.
DISTOSIA
1. Pengertian Kemajuan persalinan yang tidak memuaskan atau kemacetan. Distosia
(Definisi) dapat disebabkan oleh : Power, Passage dan Passanger.
2. Anamnesa Proses persalinan yang telah melampaui batas waktu tertentu.
3. Pemeriksaan Leopold dan Pemeriksaan Digital Vagina
Fisik
Penggunaan PARTOGRAM merupakan upaya deteksi dini kemacetan
dalam persalinan aktif (Evidence Level IIb-B)).
Partogram baru digunakan bila terdapat pembukaan serviks > 3 cm.
Distosia terjadi dalam kala I dan II
Fase persalinan : dalam kala I dan II sehubungan dengan proses
membukanya serviks ialah :
- Kala Laten : mulai pembukaan 0-diameter 3 cm
- Fase akselerasi : pembukaan 3 menjadi 4 cm
- Fase dilatasi maksimal : pembukaan 4 menjadi 9 cm
- Fase deselerasi : pembukaan lengkap sampai bayi lahir
Ukuran satuan waktu :
Fase laten : 8 jam
Fase akselerasi : 2 jam
4. Kriteria Fase dilatasi maksimal : 2 jam
Diagnosa Fase deselerasi : 2 jam
Kala II : primigravida 1 ,5 jam
Multigravida 1 jam
Parameter untuk menilai proses kemajuan persalinan :
- Pembukaan serviks dihubungkan dengan fase persalinan
- Ukuran satuan waktu setiap fase persalinan
- Turunnya presentasi janin ( bidang hodge atau station )
- Perubahan presentasi janin
- Perubahan posisi janin
- Molase dan dan kaput suksedaneum
- Persalinan normal adalah proses yang progresif yang berlangsung dalam
batas waktu tertentu. Apabila batas waktu tersebut dilampui tanpa diikuti
oleh kemajuan proses persalinan maka dianggap telah berlangsung
persalinan abnormal dan distosia.
5. Diagnosa Distosia
Kelainan tenaga
6. Diagnosa
Kelainan janin
Banding
Kelainan jalan lahir
7. Pemeriksaan Pemeriksaan USG
Penunjang
ENDOMETRIOSIS
1. Pengertian Gangguan ginekologi jinak umum yang didefinisikan sebagai adanya
(Definisi) jaringan kelenjar endometrium dan stroma di luar lokasi normal.
2. Anamnesa Dysmenorea, dyspareunia, dyschezia, menorraghia, dan atau infertilitas
3. Pemeriksaan Inspeksi pada vagina menggunakan spekulum, yang dilanjutkan dengan
Fisik pemeriksaan bimanual dan palpasi rektovagina
4. Kriteria Gejala Dysmenorea, dyspareunia, dyschezia, menorraghia, dan atau
Diagnosa infertilitas dan ditemukan gambaran endometriosis pada USG, MRI atau
laparoskopi.
5. Diagnosa Endometriosis
6. Diagnosa Colic Abdomen, ISK, Adenomyosis,Myoma uteri
Banding
7. Pemeriksaan Ultrasonografi transvaginal, MRI (Magnetic Resonance Imaging,) dan
Penunjang pemeriksaan marka biokimiawi (Sitokin, interleukin, IL-6, dan TNF-α)
8. Terapi TATALAKSANA KONSERVATIF NYERI ENDOMETRIOSIS
Endometriosis dianggap sebagai penyakit yang bergantung pada estrogen,
sehingga salah satu pilihan pengobatan adalah dengan menekan hormon
dengan obat seperti: pil kontrasepsi, progestin, GnRH agonis dan
aromatase inhibitor.
Progestin:
Noretindron asetat, 5 sampai 20 mg per hari, efektif pada sebagian
besar pasien dalam meredakan dismenorea dan nyeri panggul
menahun. Efek samping yang ditimbulkan termasuk nyeri
payudara dan perdarahan luruh.
Progestin intramuskular dan subkutan yang diberikan setiap 3
bulan diketahui efektif dalam menekan gejala endometriosis.
Levonorgestrel 20 mg per hari yang terkandung dalam LNG-IUS
akan berefek pada atrofi endometrium dan amenorea pada 60%
pasien tanpa menghambat ovulasi.
Didrogesteron 5-10 mg per hari sampai dengan 4 bulan telah
diteliti efektif untuk meredakan gejala endometriosis.
Desogestrel 75 mg per hari diketahui efektif menurunkan skala
nyeri panggul (VAS) dibandingkan dengan kontrasepsi oral.
Danazol
Pemberian danazol mempunyai efek yang sebanding dengan GnRH
analog dalam mengurangi nyeri setelah pembedahan endometriosis
stadium III dan IV. Cochrane Review tahun 2009 melakukan kajian
terhadap 5 penelitian yang membandingkan danazol 3x200 mg dengan
MPA oral 100 mg/hari dan plasebo. Didapatkan perbaikan nyeri pasca
pengobatan 6 bulan dan efek tersebut menetap hingga 6 bulan pasca
penghentian pengobatan.
Preeklamsia
1. Pengertian Kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi
(Definisi) plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan
aktivasi endotel dan koagulasi. Hipertensi yang baru terjadi pada
kehamilan / diatas usia kehamilan 20 minggu disertai adanya gangguan
organ
2. Anamnesa Hipertensi yang baru terjadi pada kehamilan diatas 20 minggu dengan
gejala gangguan organ lain seperti nyeri kepala, gangguan visus, nyeri
hipokondrik kanan. Faktor risiko: Umur > 40 tahun, Nulipara, Multipara
dengan riwayat preeklampsia sebelumnya, Multipara dengan kehamilan
oleh pasangan baru, Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10
tahun atau lebih, Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan,
Kehamilan multiple, IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus),
Hipertensi kronik, Penyakit Ginjal, Sindrom antifosfolipid (APS),
Kehamilan dengan inseminasi donor sperma, oosit atau embrio, Obesitas
sebelum hamil
3. Pemeriksaan Tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
Fisik diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan
lengan yang sama.
Jika tidak didapatkan protein urin, hipertensi dapat diikuti salah satu
dibawah ini:
• Trombositopeni :Trombosit < 100.000 / mikroliter
• Gangguan ginjal :Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya pada kondisi dimana
tidak ada kelainan ginjal lainnya
• Gangguan Liver :Peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal
dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
• Edema Paru
• Gejala Neurologis :Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
• Gangguan Sirkulasi Uteroplasenta :Oligohidramnion, Fetal Growth
Restriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed end
diastolic velocity (ARDV).
Antihipertensi
1. Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi
berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110
mmHg
Level evidence II, Rekomendasi A
2. Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan
diastolik < 110 mmHg
3. Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral short
acting, hidralazine dan labetalol parenteral
Level evidence I, Rekomendasi A
4. Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah nitrogliserin,
metildopa, labetalol
Level evidence I, Rekomendasi B
5. Dosis Anjuran
• Nifedipin: 10 mg kapsul oral, diulang tiap 15 – 30 menit, dengan dosis
maksimum 30mg
• Nicardipin: Dosis awal nikardipin yang dianjurkan melalui infus yaitu 5
mg/jam, dan dapat dititrasi 2.5 mg/jam tiap 5 menit hingga maksimum 10
Kortikosteroid
Kortikosteroid diberikan pada usia kehamilan ≤ 34 minggu untuk
menurunkan risiko RDS dan mortalitas janin serta neonatal
Level evidence I a, Rekomendasi A
9. Edukasi Mengenal tanda-tanda bahaya preeklamsia, tatalaksana preeklamsia dan
hipertensi dalam kehamilan, komplikasi penyakit, dan prognosis penyakit
10. Prognosis Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
11. Kepustakaan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran
Feto Maternal, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran;
DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA PRE-EKLAMSIA. POGI,
INDONESIA, 2016.
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
1. Pengertian Muntah yang berlebihan dalam kehamilan yang menyebabkan terjadinya:
(Definisi) Ketonuria
Penurunan Berat Badan ≥ 5%
2. Anamnesa muntah-muntah yang berlebihan lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau
setiap saat.
Perasaan tenggorokan kering dan halus
Kulit dapat menjadi kering ( tanda dehidrasi)
Berat badan turun dengan cepat
Pada keadaan yang berat timbul ikterus dan gangguan saraf.
3. Pemeriksaan Berat badan, tanda-tanda dehidrasi, dan ikterik
Fisik
4. Kriteria Muntah-muntah yang berlebihan, Tanda-Tanda Dehidrasi, Penurunan
Diagnosa Berat Badan, Ketonuria.
5. Diagnosa Hiperemesis Gravidarum
6. Diagnosa -Hepatitis dalam kehamilan. - Gangguan hati. -Mola hidatidosa
Banding -Gangguan lambung -Gangguan pancreas
7. Pemeriksaan Laboratorium:
Penunjang Urinalisa lengkap
Gula darah
Elektrolit
Fungsi hati
Fungsi ginjal
USG: menilai dan memastikan bahwa kehamilan normal
8. Terapi • Penderita dirawat, berikan cairan per infus untuk rehidrasi.
• Obat anti emetik, intra muskuler atau per infus.
• Penderita dipuaskan sampai muntah telah berkurang, diukur jumlah
muntah ( cairan yang dimuntahkan) dan cairan yang diberikan dan
diuresis dalam 24 jam.
• Ukur balans cairan setiap hari.
• Konsultasi antar disiplin ilmu sesuai kondisi medis
9. Edukasi Dehidrasi, gangguan fungsi hepar dan febris, pola makan sedikit tapi
sering, dan gizi pada ibu hamil
10. Prognosis Ad Vitam : Bonam
Ad Sanationam : Bonam
Ad Fungsionam :Bonam
11. Kepustakaan 1. lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSU dr Soetomo
Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008
2. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Standar
Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. POGI,
JAKARTA, 2006
PPK OBSTETRI GYNEKOLOGI 16
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KSM : OBSTETRI-GINEKOLOGI
RSIA ASSYIFA
2020-2023
KEHAMILAN EKTOPIK
1. Pengertian Kehamilan dengan gestasi di luar kavum uteri.
(Definisi) Kehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan
ekstrauteri; karena istilah ini juga mencakup kehamilan di pars
interstisialis tuba, kehamilan di kornu, dan kehamilan di serviks.
2. Anamnesa a. Amenorea atau terlambat haid.
b. Timbul sinkop dan gejala abdomen akut. Keadaan ini disebabkan
pendarahan intra peritoneal yang mendadak serta terjadinya hipovolemia
pada sirkulasi.
c. Nyeri perut, terutama nyeri unilateral. Gejala ini spesifik untuk
kehamilan tuba, tetapi nyeri bisa juga bilateral, dibawah perut pada 20-
25% penderita ada juga yang mengeluh nyeri bahu. Keadaan ini timbul
jika pendarahan peritoneum sudah mengiritasi diafragma.
d. Pendarahan vagina atau spoting. Gejala pendarahan dan atau
pendarahan bercak ini timbul hampir pada 75% kasus yang timbul 1 atau
2 minggu setelah keterlambatan haid. Sekalipun demikian riwayat
keterlambatan haid 6 – 8 minggu sebelum gejala sakit perut atau
pendarahan vagina.
e. Gejala tidak spesifik lainnya. Perasaan enek, muntah dan rasa tegang
pada mammae serta kadang-kadang gangguan defekasi.
Pemeriksaan Ginekologi:
a. Serviks teraba lunak, nyeri tekan dan nyeri goyang.
b. Korpus uteri normal atau sedikit membesar, kadang-kadang sulit
diketahui karena nyeri abdomen yang hebat.
c. Kavum douglasi menonjol oleh karena terisi darah.
4. Kriteria Amenore, nyeri perut, gejala akut abdomen, tanda-tanda syok, serviks
Diagnosa lunak dengan nyeri goyang portio, dan kovum douglas yg menonjol.
5. Diagnosa Kehamilan Ektopik
6. Diagnosa a. Methorhagia sebab kelainan ginekologik atau organik lainnya.
Banding b. Radang panggul
b. Dilatasi/Kuretase
c. Pemeriksaan USG
Terlihat kantong gestasi di luar kavum uteri dan atau deteksi genangan
cairan di kavum douglasi pada KE yang telah terganggu.
d. Pemeriksaan Kuldosentesis
Untuk mengetahui dalam kavum douglasi ada darah.
e. Pemeriksaan Laparoskopi
Pemeriksaan laporoskopi kelainan KET, infeksi pelvik, kisto ovarium
segera dapat dibedakan dengan jelas.
8. Terapi - Rawat inap segera.
- Penggantian darah dan pemberian cairan sebagai indikasi untuk
hipovolemik/anemia.
- Pada kehamilan ektopik belum terganggu, bila kantong gestasi tak lebih
dari 3 cm, dapat dipertimbangkan terapi dengan MTX 50 mg/minggu
yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidup. Pasien
dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi
medikamentosa hanya 85%. Bila ternyata tak terjadi ruptura, maka pasien
dapat diminta kontrol tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCG.
Bila terjadi tanda nyeri/abdomen akut pasien harus segera di laparatomi.
Ultrasonografi (USG)
Didapatkan volume cairan amnion atau indeks cairan amnion yang
berkurang tanpa adanya abnormalitas ginjal janin dan tidak adanya
pertumbuhan janin terhambat (PJT)
Pemeriksaan laboratorium
Jika diagnosis KPD aterm masih belum jelas setelah menjalani
pemeriksaan fisik, tes nitrazin dan tes fern dapat dipertimbangkan.
5. Diagnosa KPD
6. Diagnosa Flour Albus
Banding
7. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Penunjang DPL
PH cairan vagina
tes nitrazin dan tes fern
8. Terapi Ketuban Pecah Dini usia kehamilan 24-34 minggu
Mempertahankan kehamilan adalah pilihan yang lebih baik untuk
KPD memanjang
Antibiotik profilaksis disarankan pada kejadian KPD preterm. Pemberian
eritromisin atau penisilin adalah pilihan terbaik. Pasien sebaiknya tetap
dalam perawatan sampai berada dalam fase aktif. Pemberian antibiotik
dapat dipertimbangkan bila KPD memanjang (> 24 jam):
Penundaan klem tali pusar selama 30-60 detik (maksimal 120 detik)
berhubungan dengan angka transfusi untuk anemia, hipotensi, dan
perdarahan intraventrikel yang lebih sedikit dibandingkan dengan klem
MOLA HIDATIDOSA
1. Pengertian Proliferasi sel trofoblas yang berasal dari kehamilan
(Definisi)
2. Anamnesa Terlambat haid disertai gejala-gejala kehamilan normal, kadang-kadang
gejala kehamilan tersebut berlebihan. Perdarahan pervaginam, uterus
membesar cepat, dan hipeemesis
3. Pemeriksaan Tanda – tanda Vital
Fisik Tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin
Tanda-tanda hipertiroidisme
4. Kriteria Perdarahan pervaginam, uterus membesar cepat, hiperemesis, kista lutein
Diagnosa menetap,toxemia, hipertiroid, dan emboli sel trophoblast.
Gambaran sarang tawon pada ultra sonografi menunjukkan mola
hidatidosa komplit, sedang pada mola parsial akan dijumpai gambaran
multikistik pada plasenta.Pada mola komplit umumnya dijumpai kista
lutein yang menetap. Keluarnya gelembung mola dari ostium.
5. Diagnosa Mola Hidatidosa
6. Diagnosa Hamil biasa
Banding Mioma dengan kehamilan
7. Pemeriksaan Pemeriksaan USG
Penunjang Beta hCG serum
Foto toraks
T3, T 4 dan TSH bila terdapat gejala hipertiroid
8. Terapi Evakuasi, tindakan evakuasi jaringan mola harus dilakukan sampai bersih,
karena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembang. Bila
tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat
dilakukan satu sampai dua mingu setelah kuret pertama. Tindakan
evakuasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul
atau kombinasi keduanya. Untuk mengurangi terjadinya perdarahan, pada
saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosin, darah
dapat diberikan dengan indikasi.
MIOMA UTERI
1. Pengertian Tumor jinak otot polos uterus yang dilipat oleh pseudo capsul, yang
(Definisi) berasal dari sel otot polos yang imatur
2. Anamnesa 1. rasa penuh atau berat di perut bagian bawah atau benjolan yang padat
dan kenyal.
2. gangguan haid atau perdarahan abnormal uterus (30%) : menoragi,
metroragi, dismenore
3. gangguan akibat penekanan tumor : disuria/polakisuri, retensio urine,
overflow incontinence,konstipasi, varices, edema tungkai
3. Pemeriksaan Palpasi abdomen : tumor daerah atas pubis atau abdomen bagian bawah
Fisik padat kenyal, berdungkul, tidak nyeri, berbatas jelas mobil bila tidak ada
perlekatan
Pemeriksaan bimanual bisa menyatu atau berhubungan dengan rahim
4. Kriteria Pemeriksaan fisik:palpasi Abdomen dan pemeriksaan bimanual.
Diagnosa Pemeriksaan USG
5. Diagnosa Mioma Uteri
6. Diagnosa Kehamilan
Banding Neoplasma ovarium
Endometriosis
Kanker Uterus
Kelainan bawaan rahim
7. Pemeriksaan v USG
Penunjang v Kuret dan pemeriksaan PA pada kasus perdarahan
v D/K bertingkat pada penderita disertai dengan pendarahan untuk
menyingkirkan patologi lain pada endometrium ( hiperplasia
endometrium atau adenokarsinoma endometrium)
v Tes kehamilan
8. Terapi Tergantung : ukuran tumor, keluhan atau komplikasi , umur dan paritas
1. ukuran myoma kurang dari 12 cm :
tanpa keluhan : observasi 3-6 bulan, bila membesar atau
komplikasi pertimbangkan operasi
dengan keluhan perdarahan ;
- koreksi anemi dengan tranfusi bila Hb< 8 gr%
- kuret bila Hb> 8gr% kecuali perdarahan profus
- tujuan kuret : menghentikan perdarahan, pemeriksaan PA
menyingkirkan kemungkinan keganasan atau penyakit lain, bila
tidak ganas tergantung umur dan paritas
- umur< 35th, ingin anak terapi konservatif, bila gagal operasi
- umur >35th , anak>2 dilakukan operasi
2. ukuran myoma lebih 12 cm
1. konservatif
- bila anemi beri tablet zat besi tiap 8 jam /hari
- pemberian kombinasi vit sehari sekali
- diit TKTP
- pengawasan besar tumor dan keluhannya 3-6 bulan
- Dipertimbangkan obat untuk mengurangi kadar estrogen dan
progesteron dalam darah misal GnRH
2. operatif
- Bila masih ingin anak : miomektomi
- Usia 35-45 th histerektomi dan unilateral salfingooophorektomi
- Usia >45 th histerektomi dan bilateral salfingooophorektomi
9. Edukasi Pendarahan sampai anemi, Torsi pada yang bertangkai, Infeksi, nekrotik,
Degenerasi ganas, Infertilitas, Tindakan Operasi
10. Prognosis Ad Vitam : Dubia ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
Ad Fungsionam : Dubia
11. Kepustakaan 1. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Standar Pelayanan
Medik Obstetri dan Ginekologi. POGI, JAKARTA, 2006.
2. Lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSU dr Soetomo
Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008.
3. Standar Pelayanan Medik, PB IDI, 1998.
4. Entman Stephen S. Leiomyoma and Adenomyosis. Novak’s
Textbook of Gynecology, 11th ed, Williams & Wilkins, Baltimore, 443-
450,1988.
5. Friedman EA, MD, Sc.D, Leiomyoma uteri gynecological decision
making. BC Decker Inc. Toronto, Philadelphia. 148, 1983.
6. Kistner RW, MD, Leiomyoma, gynecology Principles and Practice 3rd
Year Book Medical Publishers Inc, Chicago London. 225, 1975.
7. Novak Erab, MD and Wovdruff, JD, MD. Myoma and other benign
tumor of the uterus, gynecologic and obstetric pathology with clinical and
endocrine relation, 7ed WB. Saunders Co. Philadelphia, London Toronto,
243, 1974.
PERDARAHAN ANTEPARTUM
1. Pengertian Pendarahan per vaginam pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih.
(Definisi)
2. Anamnesa Pendarahan per vaginam pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih,
timbulnya pendarahan per vaginam secara spontan tanpa melakukan
aktivitas akibat trauma pada abdomen, disertai nyeri atau tanpa nyeri
akibat kontraksi.
Riwayat solusio plasenta, perokok, hipertensi, dan multi paritas
3. Pemeriksaan Pemeriksaan:
Fisik Tekanan darah, nadi, pernafasan.
Obstetrik :
Periksa luar :
- Bagian bawah janin belum /sudah masuk PAP.
- Ada kelainan letak atau tidak ?
Inspekulo : pendarahan berasal dari ostium uteri atau dari kelainan
serviks dan vagina?
Pendarahan fornises : hanya dikerjakan pada presentasi kepala.
4. Kriteria Visualisasi perdarahan dari jalan lahir pada kehamilan lebih dari sama
Diagnosa dengan 20 minngu.
5. Diagnosa Perdarahan Ante partum
6. Diagnosa Solusio Placenta, Placenta previa.
Banding
7. Pemeriksaan USG, DPL, CT/BT, PT/aPTT, dan CTG
Penunjang
8. Terapi Medik dan Bedah
Tidak terdapat rejatan : usia gestasi kurang dari 10 minggu TBF < 2500
gram
I. Solusi Plasenta
A. Ringan :
Ekspektatif
- tunggu persalinan spontan, bila ada perbaikan, pendarahan
berhenti kontraksi uterus tidak ada, janin hidup
- Tirah baring
- Atasi anemia
- USG dan KTG serial kalau memungkinkan
Aktif
- Mengakhiri kehamilan, bila ada perburukan, perdarahan
berlangsung terus, kontraksi uterus terus berlangsung, dapat
mengancam janin/ibu
- Partus per vaginam (amniotomi/oksitosin infus)
- Bila pendarahan dan pelvik score < 5 atau persalinan masih lama> 6
RADANG PANGGUL
(PELVIC INFLAMATORY DISEASE)
1. Pengertian Penyakit peradangan dari saluran genitalia bagian atas.
(Definisi)
2. Anamnesa - Demam
- Nyeri suprasimpisis (Rasa nyeri biasanya bilateral dan berat)
- nyeri tekan dan kekakuan otot bagian dalam peryt
- Dapat disertai menoragia dan metroragia
2. Penatalaksanaan Persalinan
Jika End Diastolic (ED) masih ada, persalinan ditunda sampai umur
kehamilan 37 minggu. Jika didapatkan AEDF atau REDF maka
pemantauan janin harus ketat. Jika didapatkan pemantauan lain (profil
biofisik, venous Doppler) abnormal maka segera dilakukan terminasi
kehamilan. Jika umur kehamilan > 34 minggu, meskipun yang lain
normal, terminasi perlu dipertimbangkan.
Pemberian kortikosteroid dapat dipertimbangkan bila umur kehamilan <
36 minggu untuk mengurangi kejadian RDS (Peringkat bukti IA). Pada
kasus PJT asimetris, terminasi kehamilan dilakukan dengan seksio sesaria
apabila skor pelvik <5, dan dapat pervaginam apabila skor pelvik Bishop
> 5.
Terminasi kehamilan pada PJT segera dilakukan apabila janin termasuk
PJT berat, gambaran Doppler velocimetry a atau v umbilikalis abnormal
(IP ≥ 1,8) yang disertai AEDF/REDF, ICA ≤ 4, profil biofisik abnormal,
gambaran deselerasi lambat pada KTG, dan gambaran Doppler a. Uterina,
MCA, DV abnormal.
3. Terapi Lain
Bed rest masih dipertanyakan manfaatnya, Bed rest justru dapat
menyebabkan tromboemboli. Terapi nutrisi dengan diet tinggi protein,
balanced energy/protein supplementation (protein < 25% energi total)
dikatakan dapat mengurangi PJT. Pemberian oksigen, dekompensasi
abdomen dan pemberian obat-obatan seperti channel blocker, beta
mimetic dan magnesium belum memiliki bukti ilmiah yang kuat dalam
mencegah PJT. Pemberian aspirin dapat mengurangi kejadian PJT tetapi
tidak meningkatkan luaran perinatal. Pemberian aspirin pada kehamilan
risiko tinggi tidak mengurangi kejadian PJT tetapi mengurangi angka
preterm.
Menurut The Cochrane Library, Issue 3, 2005, bed rest, nutrisi, oksigen,
betamimetic, Ca channel blocker dan hormon belum memiliki cukup
bukti mengenai efeknya untuk pengobatan kehamilan dengan janin KMK.
Pemberian kortikosteroid pada kehamilan 24-36 minggu dapat
menurunkan kejadian sindroma distres pernafasan.
(RDS). (Peringkat bukti IA, rekomendasi A)
4. Kriteria Perdarahan dari jalan lahir >500 ml setelah melahirkan pervaginam atau
Diagnosa >1000 ml setelah melahirkan secara seksio sesarea.
- Cara Persalinan :
janin presentasi kepala : per vaginam, dengan episiotomi lebar dan
perlindungan forseps terutama pada bayi < 35 minggu.
Indikasi seksio sesaria : Janin sungsang, Taksiran berat janin kurang dari
1500 garm, Gawat janin dan infeksi intrapartum (bila syarat per vaginam
tidak terpenuhi), Kontra indikasi partus per vaginam lainnya (letak
lintang, plasenta previa, dll).
Siklus Ovulasi
Usia Perimenar
- Selama perdarahan yang terjadi tidak berbahaya atau tidak mengganggu
keadaan pasien, maka tidak perlu di lakukan tindakan apapun.
- Namun jika terpaksa dan perlu diobati, misalnya terjadi gangguan
psikis, atau permintaan pasien, maka dapat di berikan antiprostaglandin,
antiinflamasi nonsteroid, atau asam traneksamat. Pemberian E+P,
kontrasepsi hormonal, Gn-RH analog (agonis/antagonis) hanya bila
dengan obat-obat di atas tidak memberikan hasil.
- Pada PUD perimenars akut, maka penanganannya seperti pada
PUD usia reproduksi, dan pengaturan siklus juga seperti pada PUD
usia reproduksi.
- Selama siklus haidnya masih belum berovulasi, kemungkinan
terjadi perdarahan akut berulang tetap ada.
- Tidak di anjurkan pemberian induksi ovulasi.
- Tindakan dilatasi dan kuretase (D&K) hanya merupakan pilihan
terakhir
Usia Perimenopause
VAGINOSIS BAKTERIAL
1. Pengertian Infeksi vagina yang disebabkan oleh berkembangbiaknya flora normal
(Definisi) akibat hilangnya kuman laktobasilus yang memproduksi hidrogen
peroksida.
SEKSIO SESAREA
1. Pengertian Tindakan mengeluarkan janin melalui pembedahan pada dinding perut dan
(Definisi) rahim.
Dikenal 2 jenis sayatan kulit yaitu mediana dan transversal (Pfannenstiel).
Sayatan pada rahim umumnya dilakukan secara transversal (semiluner)
pada segmen bawah rahim, atau secara low longitudinal, atau klasik.
Janin dapat dilahirkan dengan meluksir kepala dengan tangan, forseps,
vakum, maupun menarik kaki.
2. Anamnesa
Tempat operasi seksio sesarea pada kehamilan terdahulu
Parut bekas seksio sesarea
Persalinan pervaginam sebelumnya
Indikasi seksio sesarea terdahulu dan komplikasinya
Jumlah seksio sesarea yang telah dialami
3. Pemeriksaan
Usia kehamilan
Fisik
Jenis insisi, keadaan parut luka terdahulu
Pemeriksaan obstetrik
Pelvimetri klinis (bila direncanakan partus pervaginam)
4. Kriteria
Diagnosa 1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan obstetric
5. Diagnosa SEKSIO SESAREA
6. Diagnosa -
Banding
7. Pemeriksaan USG
Penunjang
8. Terapi/ Tata
Laksana 1. Pengisian Informed Consent.
2. melengkapi pemeriksaan laboratorium: DL,
CT/BT,HbSAg, pemeriksaaan laboratorium lain sesuai indikasi
3. Mandi.
4. Puasa 6 jam sebelum operasi.
5. Pasang infuse dan kateter, minimal 60 menit sebelum operasi.
6. bila perlu rambut pubis dicukur.
7. Antibiotika profilaksis
diberikan intravena 60 menit sebelum operasi.
Pemeriksaan Timbul gejala tertentu yang menyebabkan dugaan akan adanya kelainan
Fisik pada serviks, termasuk pendarahan vagina dan peradangan serviks
Terdapatnya kutil pada vagina atau HPV
Iritasi atau peradangan serviks (cervicitis)