Anda di halaman 1dari 16

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RUMAH SAKIT XYZTAHUN 2022

RUMAH SAKIT XYZLAMPUNG SELATAN


Jalan XyzNo.99 Way Hui Lampung Selatan
Telp. (0721) 5617799, 5617
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan Infeksi Rumah Sakit (Health Care Associated Infection) sampai saat ini
meningkat, mulai dari yang sifatnya sederhana sampai dengan yang kompleks, melibatkan
berbagai faktor. Terjadinya infeksi di rumah sakit (nosokomial dan komunitas) dan upaya
untuk mengendalikan infeksi ditentukan oleh komitmen rumah sakit dalam menjaga mutu,
kontrol infeksi, dan keselamatan pasien.

Infection Control Risk Assessment (ICRA) merupakan suatu sistem pengontrolan


pengendalian infeksi yang terukur dengan melihat kontinuitas dan probabilitas aplikasi
pengendalian infeksi di lapangan berbasiskan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan;
mencakup penilaian beberapa aspek penting pengendalian infeksi seperti kepatuhan cuci
tangan, pencegahan penyebaran infeksi, manajemen kewaspadaan kontak, dan pengelolaan
resistensi antibiotik.

ICRA adalah suatu proses berkesinambungan yang memiliki fungsi preventif dalam
peningkatan mutu pelayanan. Menurut definisi APIC (Association for Professionals In
Infection Control and Epidemiology), ICRA merupakan suatu perencanaan proses dan
bernilai penting dalam menetapkan program dan pengembangan kontrol infeksi. Proses ini
berdasarkan kontinuitas surveilans pelaksanaan regulasi jika terdapat perubahan dan
tantangan di lapangan. ICRA merupakan bagian proses perencanaan pencegahan dan kontrol
infeksi, sarana untuk mengembangkan perencanaan, pola bersama menyusun perencanaan,
menjaga fokus surveilans dan aktivitas program lainnya, serta melaksanakan program
pertemuan reguler dan upaya pendanaan.

Tim yang dibentuk multidisiplin mencakup personil pengendalian infeksi, staf medis,
perawat, dan unsur pimpinan yang memiliki prioritas dalam kebijakan, mendokumentasikan
risiko dan implementasinya. Pendekatan ICRA berbasis perencanaan menentukan risiko
infeksi, bertumpu pada surveilans yang optimal dan berkesinambungan, sehingga konsep
ICRA dan pengembangannya akan membentuk suatu proses berkelanjutan perbaikan
pengendalian infeksi.
1.2 Tujuan Penyusunan ICRA

1. Tujuan Umum:

Meningkatkan mutu pelayanan di RS Xyzmelalui tercapainya kepatuhan


pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

1
2. Tujuan Khusus:

a) Tersusunnya data identifikasi dan grading risiko infeksi di RS Airan Raya


b) Tercapainya perlindungan terhadap pasien, petugas, keluarga dan masyarakat
rumah sakit dari risiko infeksi.
1.3 Ruang Lingkup ICRA

Adapun Ruang Lingkup ICRA adalah :

a) Kajian Resiko Infeksi

b) Prioritas Masalah sesuai Grading Resiko

c) Plan of Action

1
BAB II
INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT

2.1 KAJIAN ICRA RS AIRAN RAYA

PROBABILITAS DAMPAK SYSTEM YANG ADA SCORE


MASALAH
NO RESIKO
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Infeksi yang penting secara epidemiologis yang merupakan data surveillans
1. Masih ditemukan nya pemasangan iv
dresing yg tidak sesuai SPO. Angka
V V V 30
kejadian phlebitis masih di atas standar
nasional
2. Selama bulan Juli - Des 2021
V V V 24
ditemukannya kasus IDO
Proses kegiatan di area-area yang beresiko tinggi terjadinya infeksi
1. Belum maksimalnya pematauan tetesan
V V V 20
infus
2. Penggunaan antibiotika seperti :
metronidazol fls dan levofloxacin fls, V V V 30
PCT fls pemantauan pemberian tetesan
belum berjalan
3. Kurang patuhnya petugas dalam
V V V 8
melakukan HH
4. Kurang pahamnya petugas dalam 5
V V V 4
moment HH
5. Kurang paham nya petugas tentang
V V V 10
indikasi pemakaian APD

4
6. Kurangnya kepatuhan pemakaian dan
V V V 8
pelepasan APD
Pelayanan yang menggunakan peralatan yang berisiko infeksi
1. Pemilihan lokasi pemasangan infus
sering dilakukan pada pergelangan V V V 20
tangan
2. Belum berjalan nya perawatan ETT
pada pasien yang terpasang ventilator V V V 20
Prosedur/tindakan-tindakan beresiko tinggi
1. Kurangnya skill petugas dalam
V V V 8
pemasangan ETT
2. Prosedur pemasangan kateter tidak
V V V 30
sesuai bundles
Pelayanan distribusi linen bersih dan kotor
1. Ketidakpatuhan petugas melakukan
distribusi linen bersih dan kotor ,
V V V 8
petugas masih menggunakan jalur yang
sama
Pelayanan Sterilisasi Alat
1. Alur CSSD belum sesuai SPO V V V 8
2. Ketidakpatuhan pemberian label pada
V V V 2
instrumen yang sudah disterilkan
3. Tempat penyimpanan instrumen CSSD
tidak sesuai kapasitas V V V 20
Kebersihan permukaan dan lingkungan
1. Pembersihan lampu dengan pihak ke
v V V 20
tiga
2. Ruang penerimaan pasien masih
terdapat debu dan plafon yang masih V V V 8
bocor
3. Pembersihan bed pasien dan stretcher V V V 30
masih kurang maksimal, masih
5
ditemukan debu dan bercak darah
4. Kebersihan ruangan pasien belum
  V             V         V   16
maksimal
5. Kurangnya kepatuhan desinfeksi,
dekontaminasi dan sterilisasi peralatan     V             V       V   6
ruangan dan barang pasien
Pengelolaan linen/laundry
1. Ruangan loundry terasa panas,
monitoring suhu ruangan tidak berjalan V V V 20

2. Pembersihan ruangan laundry belum


V V V 20
maksimal
3. Jumlah stok linen masih kurang dari
perhitungan V V V 8
4. Lemari penyimpan linen tinggi, belum
tersedianya alat bantu untuk V V V 30
menjangkau linennya
Pengelolaan Sampah
1. Petugas tidak patuh pada pembuangan
V V V 15
sampah medis dan non medis
2. Petugas tidak menyediakan tempat
sampah saat keliling membagi obat V V V 10
3. kotak safetybox isi nya melebihi V V V 20
kapasitas
4. Limbah botol hand sanitizer masih
V V V 20
belum berjalan
Penyediaan Makanan
1. Kebersihan di ruang gizi kurang V V V 12
2. Kepatuhan petugas gizi terhadap
V V V 4
pemakaian APD masih kurang
3.
Lemari ciller gizi di bagian bawah bocor V V V 8

6
4. Gudang piranti gizi tampak berantakan V V V 30
5. Gudang kering bahan makanan, FIFO
V V V 6
belum berjalan maksimal
Pengelolaan kamar jenazah
1. Atap kamar transit jenazah bocor V V V 10

7
2.2 PRIORITAS MASALAH

NO POTENSIAL RISK/MASALAH SCORE RANGKING


1 Masih ditemukan nya pemasangan iv dresing yg tidak sesuai SPO. Angka kejadian plebitis 1
30
masih di atas standar nasional
2 Pembersihan bed pasien dan stretcher masih kurang maksimal, masih ditemukan debu dan 2
30
bercak darah
3 Gudang piranti gizi tampak berantakan 30 3
4 Lemari penyimpan linen tinggi, belum tersedianya alat bantu untuk menjangkau linennya 30 4
5 Prosedur pemasangan kateter tidak sesuai bundles 30 5
6 Penggunaan antibiotika seperti : metronidazol fls dan levofloxacin fls, PCT fls pemantauan 6
30
pemberian tetesan belum berjalan
7 Selama bulan Juli - Des 2021 ditemukannya kasus IDO 24 7
8 Pemilihan lokasi pemasangan infus sering dilakukan pada pergelangan tangan 20 8
9 Tempat penyimpanan instrumen CSSD tidak sesuai kapasitas 20 9
10 Ruangan loundry terasa panas, monitoring suhu ruangan tidak berjalan 20 10
11 Pembersihan ruangan laundry belum maksimal 20 11
12 kontak safetybox isi nya melebihi kapasitas 20 12
13 Limbah botol hand sanitizer masih belum berjalan 20 13
14 Pembersihan lampu dengan pihak ke tiga 20 14
15 Belum maksimal nya pematauan tetesan infus 20 15
16 Belum dilakukan nya perawatan pada pasien yang terpasang ETT 20 16
17 Kebersihan ruangan pasien belum maksimal 16 17
18 Petugas tidak patuh pada pembuangan sampah medis dan non medis 15 18

8
19 Kebersihan di ruang gizi kurang 12 19
20 Atap kamar transit jenazah bocor 10 20
21 Kurang paham nya petugas tentang indikasi pemakaian APD 10 21
22 Petugas tidak menyediakan tempat sampah saat keliling membagi obat 10 22
23 Kurangnya skill petugas dalam pemasangan ETT 8 23
24 Alur CSSD belum sesuai SPO 8 24
25 Jumlah stok linen masih kurang dari perhitungan 8 25
26 Lemari ciller gizi di bagian bawah bocor 8 26
27 Kurang patuhnya petugas dalam melakukan HH terutama 5 moment 8 27
28 Kurangnya kepatuhan pemakaian dan pelepasan APD 8 28
29 Ketidakpatuhan petugas melakukan distribusi linen bersih dan kotor , petugas masih 29
8
menggunakan jalur yang sama
30 Ruangan penerimaan pasien masih terdapat debu diatas lemari dan plafon yang masih bocor 8 30
31 Gudang kering bahan makanan, FIFO belum berjalan maksimal 6 31
32 Kurangnya kepatuhan desinfeksi, dekontaminasi dan sterilisasi peralatan ruangan dan barang 32
6
pasien
33 Kepatuhan petugas gizi terhadap pemakaian APD masih kurang 33
4
34 Kurang pahamnya petugas dalam 5 moment HH 34
4
35 Ketidakpatuhan pemberian label pada instrumen yg sudah disterilkan 2 35

2.3 PLAN OF ACTION


9
NO POTENSIAL SCORE RANGKING TUJUAN TUJUAN PROGRESS/
STRATEGI EVALUASI
RISK/MASALAH UMUM KHUSUS ANALISIS
1 Masih ditemukan nya pemasangan 1 Menurunkan angka Menurunkan angka Mengusulkan Dilakukan evaluasi IPCN/IPCLN
iv dresing yg tidak sesuai SPO. plebitis plebitis dari 8,7 ‰ Rediklat pelaksanaan selama memonitoring
30 mejadi 1 ‰ pemasangan infus, 3 bulan pelaksanaan pemasangan
Angka kejadian plebitis masih di dan Rediklat infus sesuai SPO
atas standar nasional plebitis
2 Pembersihan bed pasien dan 2 Menurunkan angka Seluruh petugas Diklat mengenai Dilakukan evaluasi IPCN/IPCLN
ketidakpatuhan melaksanakan spillkit pelaksanaan selama memonitoring
stretcher masih kurang maksimal,
30 pembersihan pembersihan 1 bulan pelaksanaan pembersihan
masih ditemukan debu dan bercak sesuai SPO bed pasien dan strecher
darah
3 Gudang piranti gizi tampak 3 Tersusunnya alat Tersusunnya alat Mengusulkan Alat makan Tempat penyimpanan
berantakan makan di gudang makan dengan kepada PJ Gizi tersimpan dengan alat makan sesuai dengan
simpan dengan baik sesuai dengan untuk membuat baik di RAK yang kapasitasnya.
30 rapih kapasitas RAK permintaan RAK sesuai kapasitas
peyimpanan piring kepada
manajemen.
4 Lemari penyimpan linen tinggi, 4 Mencegah agar Mencegah insiden Mengusulkan Dilakukan evaluasi IPCN dan PJ Loundry
tidak terjadinya terjatuhnya kepada PJ Loundry pelaksanaan dalam 3 melaporkan kepada pihak
belum tersedianya alat bantu untuk untuk membuat bulan. manajemen terkait fasilitas
cidera pada petugas saat
menjangkau linennya 30 petugas penyusunan dan permintaan tangga yang harus disediakan.
kepada manajemen.
pengambilan linen
dari Rak linen.
5 Prosedur pemasangan kateter tidak 5 Mencegah Mencegah IPCN/IPCLN Petugas petugas melakukan
sesuai bundles terjadinya terjadinya melakukan melakukan pemasangan kateter
infeksi infeksi, dan monitoring pemasangan menggunakan gel
30 Mencegah pemasangan kateter sesuai yang steril
longstay kateter sesuai bundles
perawatan bundles
6 Penggunaan antibiotika seperti : 6 Menurunkan resiko Menurunkan resiko Koord. Komite Petugas Pemberian antibiotika
metronidazol fls dan levofloxacin plebitis salah 1 penyebab PPRA/ PJ Farmasi memberikan terapi bentuk flas sesuai SPO
terjadinya infeksi terkait edukasi antibiotika dalam
fls, PCT fls pemantauan pemberian 30 plebitis petugas bentuk flas tidak
tetesan belum berjalan penggunakaan ada lagi yg di
antibiotika yg benar guyur/loss

7 Selama bulan Juli - Des 2021 24 7 Menurunkan angka Menekan angka Mengusulkan untuk Dilakukan evaluasi IPCN/IPCLN
ditemukannya kasus IDO IDO kejadian IDO diklat persiapan pre pelaksanaan selama memonitoring
dibawah standar operastif, diklat 3 bulan pelaksanaan persiapan
10
nasional yaitu 2% perawatn luka, pasien operasi, perawatan
meningkatkan luka operasi, dan edukasi
edukasi kepada perawatan luka post rawat
pasien terkait inap
perawatan, koord
untuk swab alat GV
dan swab tangan
petugas

8 Pemilihan lokasi pemasangan infus 8 Menurunkan resiko Menurunkan resiko Mengusulkan Dilakukan evaluasi IPCN/IPCLN
sering dilakukan pada pergelangan plebitis salah 1 penyebab Rediklat pelaksanaan selama memonitoring
20 terjadinya infeksi pemasangan infus, 3 bulan pelaksanaan pemasangan
tangan plebitis dan Rediklat infus sesuai SPO
plebitis
9 Tempat penyimpanan instrumen 9 Mencegah risiko Penyimpanan Mengusulkan Dilakukan evaluasi IPCN dan PJ CSSD
CSSD tidak sesuai kapasitas terjatuhnya instrumen steril kepada PJ CSSD pelaksanaan dalam melaporkan kepada pihak
instrumen yg sudah tersusun rapih dan untuk membuat 3 bulan. manajemen terkait
20 di sterilkan di sesuai dengan permintaan RAK fasilitas yang harus
karenakan tidak kapasitasnya. instrumen kepada disediakan.
sesuai kapasitas manajemen.

10 Ruangan loundry terasa panas, 10 Mencegah Mencegah Mengusulkan Dilakukan evaluasi IPCN dan PJ Loundry
monitoring suhu ruangan tidak terjadinya infeksi terjadinya infeksi kepada PJ Loundry pelaksanaan dalam melaporkan kepada pihak
akibat suhu dan memberikan untuk membuat 3 bulan. manajemen terkait
berjalan 20 ruangan yg tidak kenyaman pada permintaan AC fasilitas yang harus
memenuhi standar petugas saat kepada manajemen. disediakan.
bekerja.

11 Pembersihan ruangan laundry 11 Menurunkan angka Mengurangi biaya, Monitoring Ruangan loundry Dapat menurunkan angka
belum maksimal infeksi meningkatkan mutu pelaksanaan tampak bersih, infeksi
pembersihan tidak ada sarang
20 ruangan Loundry laba'', tidak
berdebu.

12 Kotak safetybox isi nya melebihi 12 Agar kapasitas Petugas patuh Monitoring Safetybox terisi Safetybox terisi sesuai
kapasitas safetybox sesuai untuk penggunaan pembuangan sesuai kapasitas , SPO
20 SPO safetybox 3/4 limbah benda tajam yaitu 3/4 dari box
isinya dan di tutup.

13 Limbah botol hand sanitizer masih 20 13 Limbah botol HS Limbah botol HS Koordinasi dengan Sudah adanya Tidak terdapat limbah
belum berjalan tidak menumpuk dikelola sesuai IPSRS/ Sanitasi MOU untuk botol HS yang menumpuk
11
peraturan untuk segera MOU pemusnahan limbah
dengan pihak ke 3 botol HS
untuk pemusnahan
limbah botol HS

14 Pembersihan lampu dengan pihak 14 Terjaga kebersihan Kebersihan RS Monitoring Kebersihan RS Tidak terdapat debu lampu
ke tiga RS yang berjalan Kebersihan RS terlaksana sesuai
20 sesuai jadwal SPO

15 Belum maksimal nya pematauan 15 Berjalannya Berjalannya tetesan IPCN/IPCLN Tidak ditemukan Tetesan infus sesuai
tetesan infus pemantauan tetesan infus yang sesuai melakukan kembali tetesan dengan pengaturan
infus dengan advice monitoring tetesan infus yang terlalu tetesan/ advice.
dokter infus dan cepat/lama
20 melakukan
Reedukasi
perhitungan tetesan
infus
16 Belum dilakukan nya perawatan 16 Mencegah infeksi Mencegah Audit kepatuhan Angka kejadian IPCN memonitoring
pada pasien yang terpasang ETT terjadinya VAP HH dan penerapan VAP dibawah penerapan pemasangan
akibat dari bundles VAP standar nasional dan perawatan sesuai
20 pemasangan apabila akan yaitu <5,8% dengan SPO
ventilator melakukan
pemasangan
ventilator
17 Kebersihan ruangan pasien belum 17 Mencegah infeksi Mencegah terjadi Koord. Clening Ruang perawatan Pembersihan ruang
maksimal infeksi, mencegah service untuk bersih dan lantai perawatan sesuai SPO
16 pasien terjatuh membersihakan tidak licin
akibat lantai licin ruang perawatan
sesuai SPO
18 Petugas tidak patuh pada 18 Petugas patuh Petugas patuh Monitoring Tidak di Pembuangan limbah
pembuangan sampah medis dan non dalam pembuangan dalam pembuangan kepatuhan petugas temukannya limbah sesuai SPO
limbah limbah medis dan dalam pembuangan medis bercampur
medis 15 non medis limbah medis dan dengan limbah non
non medis medis. Atau
sebaliknya
19 Kebersihan di ruang gizi kurang 19 Mencegah Mencegah Monitoring Ruangan Gizi Pembersihan ruangan
terjadinya infeksi terjadinya infeksi kebersihan tidak bedebu dan Gizi sesuai SPO
dan cidera pada dan cidera pada ruangan Gizi lanati tampak
12 petugas petugas serta bersih tidak licin
menghemat biaya
jika terjadi insiden

12
20 Atap kamar transit jenazah bocor 20 Mencegah Mencegah Mengusulkan Atap tidak bocor Atap tidak bocor
terjadinya infeksi terjadinya infeksi kepada PJ transit dan air tidak
dan cidera pada jenazah untuk membanjiri ruang
10 petugas berkoordinasi transit jenazah
dengan teknisi
dalam melakukan
perbaikan atap
21 Kurang paham nya petugas tentang 21 Mencegah Mencegah Melakukan Petugas patuh APD dipakai oleh
indikasi pemakaian APD terjadinya infeksi terjadinya infeksi monitoring secara memakai APD petugas sesuai dengan
10 silang, antara rutin, memebrikan sesuai indikasi SPO
petugas ke pasien Reedukasi terkait
atau sebaliknya APD
22 Petugas tidak menyediakan tempat 22 Petugas patuh Petugas Monitoring Tidak Pembuangan limbah
sampah saat keliling membagi obat dalam menyediakan kepatuhan petugas ditemukannya sesuai SPO
pembuangan tempah sampah dalam limbah medis di
limbah saat berkeliling pembuangan ruang perawatan,
membagi obat, limbah medis dan akibat kelalaian
10 dengan tujuan non medis petugas
tidak ada lagi
sampah yg
tertinggal
diruangan pasien.
23 Kurangnya skill petugas dalam 23 Mengurangi Mengurangi Pelatihan Skill petugas Petugas yang
pemasangan ETT infeksi infeksi akibat pemasangan meningkat melakukan
8 cedera saluran ETT pemasangan ETT
nafas sudah terlatih
24 Alur CSSD belum sesuai SPO 24 Menurunkan Meningkatkan Memonitoring Kegiatan alur Petugas mejalankan alur
angka infeksi mutu, dan penerapan SPO CSSD sesuai SPO, CSSD sesuai SPO
menurunkan yang berlaku dan mulai dari jalur
8 angka risko supervisi langsung kotor dan jalur
terjadinya infeksi
ke lapangan bersih berjalan
sesuai alurnya.
25 Jumlah stok linen masih kurang dari 25 Agar jumlah linen Agar petugas Mengusulkan Dilakukan IPCN dan PJ Loundry
perhitungan sesuai standar Loundry tidak kepada PJ evaluasi melaporkan kepada pihak
kehabisan stok Loundry untuk pelaksanaan dalam manajemen terkait
8 saat terjadinya membuat 3 bulan. fasilitas yang harus
peningkatan permintaan linen disediakan.
pasien. kepada
manajemen.
26 Lemari ciller gizi di bagian bawah 8 26 Suhu Suhu Ciller sesuai Mengusulkan Lemari ciller tidak Lemari ciller tidak Rusak
bocor penyimpanan standar kepada PJ Gizi bocor, dan suhu
makan basah dapat untuk dapat terkontrol
13
terjaga berkoordinasi dengan baik
dengan teknisi
dalam melakukan
perbaikan ciller
27 Kurang patuhnya petugas dalam 27 Mencegah terjadi Mencegah Melakukan Petugas patuh Kebersihan Tangan
melakukan HH terutama 5 moment infeksi terjadinya infeksi monitoring secara melakukan dipatuhi oleh petugas
8 silang, antara rutin, memberikan kebersihan tangan
petugas ke pasien Reedukasi terkait beserta 5 moment
atau sebaliknya HH
28 Kurangnya kepatuhan pemakaian 28 Mencegah infeksi Mencegah Monitoring cara Petugas dapat Petugas memakai dan
dan pelepasan APD terjadinya infeksi pemakaian dan memakai dan melepas APD sesuai SPO
8 terhadap petugas cara pelepasan melepas APD
APD pada petugas sesuai dengan
petunjuk
29 Ketidakpatuhan petugas melakukan 29 Mencegah infeksi Mencegah Monitoring Distribusi linen Jalur linen bersih dan
distribusi linen bersih dan kotor , terjadinya infeksi distribusi linen RS terlaksana sesuai kotor sesuai SPO
8 terhadap petugas SPO
petugas masih menggunakan jalur dan pengunjung
yang sama
30 Ruangan penerimaan pasien masih 30 Mencegah infeksi Mencegah terjadi Koordinasi dengan Ruangan bebas Pembersihan ruang
terdapat debu diatas lemari dan nya infeksi cleaning service dari debu perawatan sesuai SPO
untuk
plafon yang masih bocor 8 membersihkan
ruangan sesuai
dengan SPO
31 Gudang kering bahan makanan, 31 Terkontrolnya Terkontrolnya Monitoring Semua bahan Bahan makanan di
FIFO belum berjalan maksimal penyimpanan bahan makanan pelaksanaan makan telah di beli gudang kering terlabel
6 bahan makanan berdasarkan FIFO penyimpanan label FIFO dan sesuai SPO
dan FEFO bahan makan di penyusunan sesuai
gudang kering FEFO
32 Kurangnya kepatuhan desinfeksi, 32 Mencegah infeksi Mencegah Monitoring petugas Petugas melakukan Peralatan ruangan dan
dekontaminasi dan sterilisasi terjadinya infeksi dalam pengelolahan pengelolahan barang telah dilakukan
terhadap petugas desinfeksi, desinfeksi, desinfeksi,
peralatan ruangan dan barang pasien dekontaminasi dan dekontaminasi dan dekontaminasi dan
di ruang isolasi covid 19 6 sterilisasi peralatan sterilisasi peralatan sterilisasi sebelum keluar
ruangan dan barang ruangan dan barang dari ruang isolasi covid
pasien pasien 19

33 Kepatuhan petugas gizi terhadap 4 33 Mencegah terjadi Mencegah Melakukan Petugas patuh Pemakaian APD dipatuhi
pemakaian APD masih kurang infeksi terjadinya infeksi monitoring secara memakai APD saat oleh petugas
antara petugas ke rutin, memberiikan melakukan kegiatan
makanan Reedukasi terkait
14
APD

34 Kurang pahamnya petugas dalam 5 34 Mencegah terjadi Mencegah Melakukan Petugas patuh Kebersihan Tangan
moment HH infeksi terjadinya infeksi monitoring secara melakukan dipatuhi oleh petugas
4 silang, antara rutin, memberikan kebersihan tangan
petugas ke pasien Reedukasi terkait beserta 5 moment
atau sebaliknya HH
35 Ketidakpatuhan pemberian label 2 35 Mencegah risiko Meningkatkan Memonitoring Instrumen yg sudah Petugas memberikan label
pada instrumen yg sudah disterilkan infeksi dikarenakan mutu, dan penerapan SPO steril terdapat tgl di pada setiap instrumen yg
alat strelil yg sdh menurunkan angka yang berlaku sterilakn dan tgl sudah di sterilkan.
expt risko terjadinya exp nya.
infeksi

15
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Didapatkan 5 prioritas masalah, diantara lain :
1. Masih ditemukan nya pemasangan iv dresing yg tidak sesuai SPO. Angka kejadian
plebitis masih di atas standar nasional, dengan score 30
2. Pembersihan bed pasien dan stretcher masih kurang maksimal, masih ditemukan debu
dan bercak darah, dengan score 30
3. Gudang piranti tampak berantakan, dengan score 30
4. Lemari penyimpan linen tinggi, belum tersedianya alat bantu untuk menjangkau
linennya, dengan score 30
5. Prosedur pemasangan kateter tidak sesuai bundles, dengan score 30
3.2 Saran
1. Perlu dukungan managemen, semua karyawan rumah sakit, pasien, keluarga dan
masyarakat agar pelaksanaan PPI dapat terlaksana dengan baik.
2. Tingkatkan kepatuhan standar dan transmisi di semua area sesuai zonasi pelayanan.

Lampung Selatan, Januari 2022

Ketua Komite PPI

dr. Dea Nur Aulia Dananda

Anda mungkin juga menyukai