Anda di halaman 1dari 39

Ns.

EKA SINAMBELA
Pertanyaan Pre Test

1. Jelaskan tentang penyakit menular dan


immunocompromise
2. Sebutkan cara penularan penyakit
3. Sebutkan jenis penyakit berdasarkan transmisi
4. Sebutkan penerapan kewaspadaan Standar
5. Jelaskan kewaspadaan berdasarkan transmisi
PENYAKIT MENULAR
 Penyakit yang disebabkan agen biologi (seperti virus,
bakteria atau parasite)
 Penyakit menular: penyakit yang dapat di tularkan
/berpindah- pindah dari :
a. orang yang satu ke orang yang lainnya, langsung tidak
langsung
b. Perantara
IMUNOCOMPROMISE
 adalah kondisi abnormal dimana kemampuan
seseorang untuk melawan infeksi menurun. Hal ini
dapat disebabkan oleh proses penyakit, obat obatan
tertentu atau kondisi yang didapat sejak lahir

 Untuk mencegah infeksi silang antara pasien yang


imucompromised dengan pasien lain dan petugas
maka pasien diisolasi dalam kamar perawatan.
CARA PENULARAN PENYAKIT
1.TRANSMISI DROPLET
- Droplet dari orang (sumber) yang
terinfeksi selama terjadinya batuk,
bersin, dan berbicara.
- Droplet yang mengandung
mikroorganisme ini tersembur dalam
jarak dekat (biasanya < 1m) melalui
udara dan terdeposit di mukosa mata,
mulut, hidung, tenggorokan, atau faring
orang lain
next

2. TRANSMISI KONTAK
Penularan kontak langsung antar permukaan
badan dan perpindahan fisik mikro-organisme
antara orang yang terinfeksi atau terkolonisasi
dan pejamu yang rentan.

Penularan kontak tak langsung antara pejamu


yang rentan dengan benda perantara yang
terkontaminasi (misalnya, tangan yang
terkontaminasi), yang membawa dan
memindahkan organisme tersebut
next

3. TRANSMISI AIRBORNE
- Penularan penyakit yang disebabkan
oleh penyebaran droplet nuklei yang
tetap infeksius saat melayang di udara
dalam jarak jauh dan waktu yang lama.
- Penularan melalui udara dapat
dikategorikan lebih lanjut menjadi
penularan “obligat” atau penularan
“preferensial”
JENIS PENYAKIT
1. Berdasarkan transmisi kontak
 Penyakit kelamin
 Rabies
 Trakoma
 Skabies
 Erisipelas
 Antraks
 Gas-gangren
 Infeksi luka aerobik
next
2. Melalui udara /airborne disease
 TBC Paru
 Varicella
 Difteri
 Influenza
 Morbili
 Meningitis
 Demam skarlet
 Mumps
 Rubella
 Pertussis
Gejala Klinis Patogen Potensial Jenis Kewaspadaan

Diare
- Diare akut, dengan Enteropatogen Penularan melalui kontak
kemungkinan infeksi
pada pasien yang
memakai popok atau
penderita
inkontinensia
- Diare pada orang Clostridium difficile Penularan melalui kontak
dewasa yang baru saja
menggunakan
antibiotik

Meningitis Neisseria Penularan melalui


meningitidis percikan
Ruam atau
eksantem pada
umumnya,
penyebab tidak
diketahui : Neisseria Penularan melalui
- Petekiae/ekimosi meningitidis percikan
s dengan demam
- Vesikuler Varisela Penularan melalui
udara dan kontak
- Makulopapular Rubella Penularan melalui
dan demam (measless) udara
Infeksi
pernafasan Mycobacterium Penularan melalui
- Batuk, demam, tuberculosis udara
infiltrat lobus
atas paru pada
Risiko adanya
mikroorga-nisme
yang kebal terhadap
berbagai obat Penularan melalui
- Pernah terinfeksi atau Bakteri resisten kontak
terkolonisasi oleh
organisme yang kebal
terhadap berbagai
obat
- Infeksi kulit, luka atau Bakteri resisten Penularan melalui
saluran kemih pada kontak
pasien yang baru
dirawat di rumah sakit
yang pernah dijumpai
organisme kebal obat
Infeksi kulit atau Staphylococcus Penularan melalui
luka aureus, kontak
Abses atau luka yang group A
Memutus rantai penularan :
 Vehicle transmission
Penularan terjadi melalui media seperti air, makanan,
sayuran, susu dengan barier sanitasi yaitu mencegah
terkontaminasi dengan tinja penderita

 Vector transmission
Kontrol vektor dan manipulasi lingkungan

 Airborne transmission
Dengan APD dan menjauhi atau isolasi penderita

 Contact transmission ----tidak berganti pasangan,


menyuntik aman
TATALAKSANA
 1. PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR
- Kebersihan tangan
- Pemakaian APD
- Peralatan perawatan pasien / CSSD
- Pengendalian lingkungan
- Penatalaksanaan linen
- Kesehatan karyawan
- Penempatan pasien
- Etika batuk
- Praktek menyuntik yang aman
- Prrosedur lumbal pungsi
PENCEGAHAN PENULARAN
KEWASPADAAN
Transmisi Kontak
a) Penempatan pasien :
 Kamar tersendiri atau kohorting
 Management MDRo
b) APD petugas:
 Sarung tangan bersih non steril, ganti setelah
kontak bahan infeksius, lepaskan sarung tangan sebelum
keluar dari kamar pasien dan cuci tangan menggunakan
antiseptik
 Gaun, lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan
c) Transport pasien
 Batasi kontak saat transportasi pasien
Transmisi droplet :
a) Penempatan pasien
 Kamar tersendiri atau kohorting, beri jarak antar
pasien >1m
 Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu
boleh terbuka
b) APD petugas
 Masker Bedah/Prosedur, dipakai saat memasuki ruang
rawat pasien
c) Transport pasien
 Batasi transportasi pasien, pasangkan masker pada
pasien saat transportasi
 Terapkan hygiene sanitasi dan etika batuk
RUANG LINGKUP ISOLASI
 Pasien dengan Hepatitis B dan C
 Pasien HIV/AIDS
 Pasien Lupus
 Pasien Kemoterapi
 Pasien dengan Kewaspadaan Berbasis Transmisi
Airborne (Udara)
 Pasien dengan Kewaspadaan Berbasis Transmisi
Droplet (Percikan)
 Pasien dengan Kewaspadaan Berbasis Transmisi
Kontak
Syarat kamar isolasi :
 Lingkungan harus tenang
 Sirkulasi udara harus baik
 Penerangan harus cukup baik
 Bentuk ruangan sedemikian rupa sehingga mudah
untuk observasi pasien dan pembersihannya
 Tersedianya WC dan kamar mandi
 Kebersihan lingkungan harus dijaga
 Tempat sampah harus tertutup
 Bebas dari serangga
 Tempat alat tenun kotor harus ditutup
 Urinal dan pispot untuk pasien harus dicuci dengan
memakai disinfektan.
Syarat petugas ruang isolasi :
 Cuci tangan sebelum meninggalkan kamar isolasi
 Lepaskan barrier nursing sebelum keluar kamar isolasi
 Berbicara seperlunya
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
 Pergunakan barrier nursing seperti pakaian khusus, topi,
masker, sarung tangan, dan sandal khusus
 Cuci tangan sebelum masuk kamar isolasi
 Kuku harus pendek
 Tidak memakai perhiasan
 Pakaian rapi dan bersih
 Mengetahui prinsip aseptic/ antiseptic
 Harus sehat
PEMBERSIHAN RUANGAN
 Area perawatan pasien harus dibersihkan setiap hari
menggunakan cairan disinfektan yg sesuai
 Petugas kebersihan memakai sarung tangan yang
tidak steril, gaun sekali pakai dan pelindung wajah
saat membersihkan peralatan perawatan pasien.
 Peralatan perawatan pasien (termasuk tandu, pagar,
panel kontrol peralatan medis, dan lantai yang
berdekatan, dinding dan permukaan kerja mungkin
langsung terkontaminasi selama perawatan) harus
dibersihkan menggunakan cairan disinfektan
Dekontaminasi ruangan :
 Ganti gorden pasien dengan korden yang bersih
 Bersihkan dengan clorine 0.5% semua dinding,
mebelair ruangan yang kontak dengan petugas dan
pasien
 Bersihkan exhaust fan
 Masukkan linen kotor pada wadah linen non infeksius
apabila tidak terkontamionasi dengan cairan tubuh
pasien
 Dokumentasikan dalam Checklist Pembersihan
Ruangan Bertekanan Negatif setelah pelaksanaan
selesai.
Kategori isolasi
1. Isolasi Ketat
 Mencegah penyebaran penyakit menular melalui kontak
langsung maupun tidak langsung
 Alat alat yang terkontaminasi dibuang atau dibungkus dan
diberi label sebelum dikirim untuk proses selanjutnya.
 Pasien dengan penyakit antraks, cacar, difteri, pes,
varicella, herpes Zoster diseminata dan imunokompromis.
 Ruang TEKANAN NEGATIVE
 Pergantian sirkulasi udara 6-12 kali perjam
 Udara harus dibuang keluar, atau di re-sirkulasi
menggunakan filter HEPA (High-Efficiency Particulate Air)
 Setiap pasien harus dirawat di ruang rawat
tersendiri.Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak
di lantai -gunakan penampung dahak/ludah tertutup
sekali pakai (disposable).
Kategori isolasi
2. Isolasi Kontak
 Mencegah penularan penyakit infeksi yang mudah
ditularkan melalui kontak langsung
 Kamar tersendiri, masker perlu dipakai bila mendekati
pasien, jubah dipakai bila ada kemungkinan kotor,
sarung tangan dipakai setiap menyentuh badan
infeksius
 Cuci tangan sesudah melepas sarung tangan dan
sebelum merawat pasien lain.
 Pasien bayi baru lahir dengan konjungtivitis
gonorhoea, pneumonia atau infeksi kulit oleh
streptococcus grup A, herpes simpleks diseminata,
MDRO, rabies, rubella.
Kategori isolasi :
3. Isolasi pernafasan
Mencegah penyebaran pathogen dari saluran
pernafasan dengan cara kontak langsung dan
peredaran udara
Diperlukan ruangan bersih
Kohorting
APD masker dianjurkan bagi mereka yang kontak
dengan penderita, lab jas dan sarung tangan tidak
diperlukan
Pasien pertusis, campak, tuberkulosa paru, infeksi H.
influenza.
Kategori isolasi

4. Isolasi Protektif
 Mencegah kontak antara pathogen yang berbahaya
dengan orang yang daya rentannya semakin besar
 Melindungi ssorg terhadap semua jenis pathogen,
yang biasanya dapat dilawannya
 Pasien yang sedang menjalani pengobatan sitoststika
atau imunosupresi
Lama rawat isolasi
 Tergantung pada jenis penyakit, kuman penyebab dan
fasilitas laboratorium
 1. Sampai biakan kuman negative (misalnya pada difteri,
antraks)
 2 Sampai penyakit sembuh (misalnya herpes,
limfogranuloma venerum, khusus untuk luka atau penyakit
kulit sampai tidak mengeluarkan bahan menular)
 3. Selama pasien dirawat di ruang rawat (misalnya hepatitis
virusAdan B, leptospirosis)
 4. Sampai 24 jam setelah dimulainya pemberian antibiotika
yang efektif (misalnya pada sifilis, konjungtivitis gonore
pada neonatus)
Kriteria Pinru Isolasi

1. Terbukti bukan kasus yang mengharuskan untuk


dirawat di ruang isolasi
2. Pasien telah dinyatakan tidak menular atau telah
diperbolehkan untuk dirawat di ruang rawat inap
biasa oleh dokter
3. Pertimbangan lain dari dokter
MANAJEMEN RUANG ISOLASI AIRBORNE
TRANSMISSION
1. Penempatan pasien dan standar ruangan
2. Kewaspadaaan isolasi
3. Edukasi Petugas
- Petugas ruang Isolasi sudah pelatihan PPI dan
Manajemen perawatan di ruang isolasi
- Penggunaan APD
4. Melakukan edukasi untuk pasien, keluarga dan
pengunjung
5. Monitoring tekanan ruang isolasi, pertukaran udara,
suhu dan kelembaban setiap hari
6. Edukasi Pasien
- Transmisi penyakitnya
- Etika batuk dan tidak boleh meludah sembarangan
- ara melakukan kebersihan tangan
- Jika pasien keluar ruang isolasi (saat pemeriksaan di
luar kamar), harus menggunakan masker
7. Perlindungan petugas
- Pemeriksaan kesehatan secara berkala Pemeriksaan
fisik 2x/thn
- Foto thorax 1x/thn
- Pemeriksaan penunjang
RUANG ISOLASI TEK.NEGATIF
 Pada ruang isolasi bertekanan negatif udara di dalam
ruang isolasi lebih rendah dibandingkan udara luar.
 Mengakibatkan tidak akan ada udara yang keluar dari
ruangan isolasi sehingga udara luar tidak
terkontaminasi oleh udara dari ruang isolas
 Ruang isolasi bertekanan negatif ini digunakan untuk
penyakit-menular melalui udara sehingga kuman
kuman penyakit tidak akan mengkontaminasi udara
luar
 Untuk metode pembuangan udara atau sirkulasi udara
digunakan sistem sterilisasi dengan HEPA
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai