Anda di halaman 1dari 67

KONSEP DASAR & PROGRAM PPI

DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA


(HIPPII ) PUSAT
POKOK BAHASAN
 Pendahaluan
 Pengertian dan defenisi infeksi
 Konsep terjadinya penularan infeksi
 Program Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI)
 Strategi menurunkan kejadian infeksi
 Peran petugas dalam pencegahan & pengendalian
infeksi
 Penutup
PENDAHULUAN
Upaya peningkatan mutu
dan pelayanan pasien

Pemenuhan Sarfas dan kepatuhan


petugas terhadap standar yang
ditepakan

Pelaksanaan program
PPI di fasyankes
INTERAKSI PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
DENGAN KESELAMATAN PASIEN DAN KUALITAS PELAYANAN

KEAMANAN
PASIEN KUALITAS
(Mutu
Pelayanan )
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
a. Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya disingkat PPI dahulu
dikenal sebagai Infeksi Nosokomial sekarang disebut sebagai Helathcare Associated
Infeksi (HAIs)
b. Tujuan PPI adalah mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan
ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak,
tenaga sukarela, mahasiswa dan pengunjung
c. Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya disingkat PPI adalah upaya
untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan.
d. Program yang effektif diidentifikasi oleh pimpinan/kepala, staf terlatih, program,
kebijakan dan prosedur yang dilaksanakan secara proaktif, pendidikan staf,
koordinasi dan konsistensi di seluruh organisasi
FENOMENA GUNUNG ES

Bagaikan gunung es, sedikit dipermukaan


namun banyak yang tersembunyi……
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS
(HAIS)

◦ Adalah infeksi yang terjadi pada pasien


selama proses perawatan di rumah sakit atau
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dimana
tidak infeksi atau dalam masa inkubasi saat
masuk rawat serta dapat muncul setelah
pulang rawat dan juga infeksi yang dapat
terjadi pada petugas di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaanya
RESIKO PENULARAN INFEKSI
Definisi - definisi
 Kolonisasi adalah suatu keadaan ditemukan
adanya agen infeksi, dimana organisme
tersebut hidup, tumbuh dan berkembang biak
tetapi tanpa disertai adanya respon imun atau
gejala klinik

 Karier adalah pasien atau petugas kesehatan


mengalami kolonisasi dengan kuman patogen Kolonisasi Staphylococcus Aureus

tanpa menderita sakit, tetapi dapat


menularkan kuman tersebut ke orang lain
9/25/2020

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
Definisi - definisi
 Infeksi adalah suatu keadaan dimana
ditemukan adanya agen infeksi (organisme)
terdapat respon imun tetapi tidak disertai
gejala klinik

 Penyakit infeksi adalah suatukeadaan


ditemukan adanya agen infeksi yang disertai MRSA
adanya respons imun dan gejala klinik (methicillin-resistant Staphylococcusaureus)

 Penyakit menular adalahpenyakit (infeksi)


tertentu yang dapat berpindah dari satu
orang ke orang lain baik langsungmaupun
tidak langsung 9/25/2020

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
PENULARAN INFEKSI
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS
(HAIS)
Adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses
perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya,
 Tidak infeksi atau tidak dalam masa inkubasi saat masuk rawat
 Dapat muncul setelah pulang rawat
Infeksi dapat terjadi pada petugas di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaanya
9/25/2020

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
HAIs terjadi di berbagai tempat pelayanan :

• Acute care hospitals


• Ambulatory surgical centers
• Dialysis facilities
• Outpatient care (e.g., physicians' offices and health care
clinics)
• Long-term care facilities (e.g. nursing homes and
rehabilitation facilities)
9/25/2020

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
TUJUAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN INFEKSI

Menurunkan atau meminimalkan insiden rate


infeksi berhubungan dengan pelayanan
kesehatan pada pasien , petugas dan
pengunjung serta masyarakat sekitar rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya, dengan mempertimbangkan cost
effectiveness 9/25/2020

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
9/25/2020

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
RANTAI INFEKSI

9/25/2020
Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
Menurunkan atau meminimalkan insiden rate
infeksi berhubungan dengan pelayanan
kesehatan pada
pasien , petugas dan pengunjung serta
masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya,
dengan mempertimbangkan cost
effectiveness
PERMENKES NO. 27/ 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI FASYANKES

Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
HAI’s dan Fasyankes
infeksi yang
bersumber
dari
masyarakat
Prinsip
Penggunaan PENDIDKAN
kewaspadaan
standar dan
antimikroba Bundles SURVEILANS & PELATIHAN
secara bijak PPI
transmisi

18
PROGRAM PPI
(PMK No.27 tahun 2017 tentang PPI)
1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES
HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK

KOMIITE PPI ATAU TIM PPI ATAU


PENANGGUNG JAWAB PPI ?
KEWASPADAAN ISOLASI (1)
KEWASPADAAN STANDAR KEWASPADAAN TRANSMISI

Pengendalian
Kebersihan tangan Lingkungan
KONTAK DROPLET AIRBORNE
Pengendalian
Alat Pelindung Diri
Limbah RS
Influenza,
MRSA, Diarrhea, Chiken Fox, TBC,
Penyuntikan yang Manajemen Linen E.Colli
Pertussis, Mumps,
SARS
aman Rubella

Kebersihan VEKTOR
pernafasan/etika batuk
Penempatan pasien
(Lalat, naymuk, tikus dll)

Kesehatan petugas Pengelolaan alkes HH, sarung tangan, Masker Bedah Masker
gaun pelindung wajah Respiratorik (N95)

Praktek Lumbal Pengendalian


Functie lingkungan , limbah
RS
• Pengelolaan • Limbah RS :
alkes : kritikal, infeksiun, non
semi kritikal, infeksius,
Non kritikal benda tajam

APD : Sarung
KEBERSIHAN
tangan,
TANGAN : 5
Masker,
MOMENT & 6
kacamata,
LANGKAH
gaun, sepatu
Penempatan
Kebersihan pasien : Kohort,
pernafasan/etik Isolasi (airborne,
KEWASPADAAN a batuk mekanik, natural
ventilasi)
STANDAR Manajemen Pengendalian
Linen : Kotor, Lingkungan :
Infeksius dekontaminasi

• Kesehatan • Penyuntikan
petugas : yang aman :
needle stick single use, obat
injuri dan high allert
immunisasi

wardanelayunus@yahoo.com
Kewaspadaan berdasarkan transmisi
PENERAPAN BUNDLES PPI TERKAIT PELAYANAN
KESEHATAN (HEALTH CARE ASSOCIATED INFECTIONS /
HAIs)

Infeksi Daerah Operasi (IDO) ATAU Surgical Site Infection (SSI) adalah
infeksi yang terjadi setelah tindakan operasi atau insisi yang dapat muncul
dalam kurun waktu 30 – 90 hari atau 1 tahun setelah tindakan
Infeksi saluran Kemih (ISK)/ Urinary Tract Infeksi (UTI) adalah infeksi
setelah dipasang alat pada saluran kemih setelah 2 x 24 jam ditemukan
tanda tanda kearah infeksi
Ventilator Associated Infection (VAP) adalah infeksi setelah dipasang alat
ventilator setelah 2 x 24 jam ditemukan tanda tanda kearah infeksi
 Infeksi Aliran Darah (IAD) infeksi setelah dipasang alat intra vaskuler
setelah 2 x 24 jam ditemukan tanda tanda kearah infeksi
(3) SURVEILANS

◦ Suatu proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara terus


menerus, komprehensif dan dinamis berupa perencanaan,
pengumpulan data, analisis, interprestasi, komunikasi dan evaluasi
dari data kejadian infeksi yang dilaporkan secara berkala kepada
pihak yang berkepentingan berfokus pada strategi pencegahan &
pengendalian infeksi
◦ Data surveilans meliputi angka kejadian Hais : IAD, VAP, ISK, IDO,
multi drugs resistant, penggunan anti biotik dan infeksi baru
PELAKSANAAN SURVEILANS

DATA INFEKSI NOSOKOMIAL DI RS X


PERIODE TH 2001 - 2004

30
26.2
25
21.5
20.1 BSI

RATE INFEKSI
20
UTI
15 14.3 13.9
SSI

10
7.5 PNEUM O
6.5 6.3
5.2 5.4
5 4.2 4.5 4.4
3 3.2 3

0
2001 2002 2003 2004
TAHUN
TIM PPI MERENCANAKAN &
MELAKSANAKAN KEGIATAN MELIPUTI :
 Regulasi program dan edukasi PPI kepada : Staf
klinis, Non klinis,pegawai baru, pasien & keluarga
serta pengunjung
 Melakukan dokumentasi pelaksanaan kegiatan
 Membuat perubahan regulasi bilamana diperlukan
 Melakukan pengukuran mutu hasil pelatihan
(5) PENGGUNAAN ANTIBIOTIK YANG BIJAKSANA

◦ Pengumpulan data pola mikroorganisme pada HAIs dan pasien dengan resiko
infeksi
◦ Melakukan pendataan penggunaan anti biotik dalam surveilans
◦ Monitoring kesesuaian antara pemberian antibiotik dan pola mikroorganisme
◦ Melakukan pengawasan melalui :
◦ Indikasi pemberian Antibiotik yang berdasarkan :
◦ Profilaksia
◦ Therapi : Empirik dan Defenitif
MONITORING MELALUI INFECTION CONTROL RISK
ASSESMENT (ICRA)

◦ Penilaian Risiko Pengendalian Infeksi adalah proses multidisiplin yang berfokus


pada pengurangan risiko dari infeksi ke pasien, dg perencanaan fasilitas, desain,
dan konstruksi kegiatan.
◦ TUJUAN
◦ Untuk mengidentifikasi risiko di fasilitas tertentu
◦ Memprioritaskan kegiatan untuk menghilangkan, mengurangi atau
meminimalkan dampak risiko yang diidentifikasi
◦ Untuk mengembangkan Rencana Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN Infection control risk assesement
(ICRA )
 ICRA KONSTRUKSI
 Identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek
 Indentifikasi kelompok resiko
 matrix pengendalian infeksi antara kelompok resiko
dengan type konstruksi
 Menetapkan kelas/tingkat infeksi
 Tindakan pengendalian infeksi berdasarkan
tingkat/kelas resiko infeksi
 Monitoring pelaksanaan
 ICRA PROGRAM PPI
 Indentifikasi masalah resiko infeksi
 Indentifikasi frekuensi/probality kejadian
 Indentifikasi Dampak risiko
 Penilaian sistem, peraturan dan fasilitas yang ada
 Penilaian skoring dan prioritas
 Tindakan pengendalian masalah berdasarkan
prioritas
 Monitoring pelaksanaan
MONITORING DAN EVALUSAI MENGGUNAKAN
AUDIT LAINNYA SECARA BERKALA

◦ Audit berarti memeriksa kebenaran terhadap suatu standar yang digunakan untuk
penilaian risiko, perencanaan strategis, dan analisis akar penyebab
◦ Penting untuk memiliki tim audit antara lain : Audit Handhygiene, Audit APD dll
◦ Hasil perlu diketahui oleh pembuat keputusan
◦ Audit yang effektif meliputi :
◦ Deskripsi yang jelas terkait audit
◦ Pedoman, prosedur, kebijakan dan sarana prasarana pelaksanaan kegiatan
◦ penilaian yang benar dalam praktek pelaksanaannya
◦ Hasil penilaian
◦ Hasil penilaian audit : Dilaporkan ke Kepala Fasyankes dan Unit perbaikan untuk
dilakukan perbaikan mutu
HASIL PENILAIAN AUDIT
◦ Rumus kepatuhan atau compliance dari WHO

YA
KEPATUHAN : X 100 = %
YA+ TIDAK
◦ Hasil audit
◦ BAIK : > 85 %
◦ SEDANG : 75 – 84 %
◦ KURANG : < 75 %
PERAN PETUGAS PELAYANAN KESEHATAN TERKAIT PPI
Apa tugas staf yang bukan anggota
Tim PPI :

 Patuh terhadap kebersihan


tangan
 Melaksanakan pendataan awal
surveilans PPI sesuai dengan
posisi masing masing staf
 Melakukan prosedur aseptik
standar dan menjaga kebersihan
lingkungan
 Melakukan edukasi pencegahan
& pengendalian infeksi kepada
pasien dan pengunjung
Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta


pelatihan mampu memahami Konsep dasar
Kewaspadaan Isolasi dengan baik dan benar serta
mampu menerapkan nya
Pokok Bahasan

Pendahuluan
Tujuan PPI
Kewaspadaan Isolasi
Kewaspadaan Standar
Kewaspadaah Transmisi
Kesimpulan
Pendahuluan

Pengertian baru (CDC, WHO th 2007)

 infeksi yang terjadi selama proses perawatan


di rumah sakit atau di fasilitas kesehatan lain,
 saat masuk pasien tidak ada infeksi atau tidak
dalam masa inkubasi
 infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul
setelah pulang
 juga infeksi pada petugas kesehatan yang
terjadi karena pekerjaan
Tujuan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
( HAIs)

Menurunkan atau meminimalkan insiden


rate infeksi berhubungan dengan
pelayanan kesehatan pada pasien ,
petugas dan pengunjung serta
masyarakat sekitar rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
dengan mempertimbangkan cost
effectiveness
KEWASPAADAAN ISOLASI

Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari


program PPI
Upaya untuk memutus rantai penularan infeksi
dari pasien ke pasien lainnya, dari pasien ke
petugas atau sebaliknya
KEWASPADAAN ISOLASI
Adalah tindakan pencegahan, praktek, dan prosedur
khusus yang digunakan dalam merawat pasien menular
atau dengan penyakit menular
• Pengelolaan • Limbah RS :
alkes : kritikal, infeksiun, non
semi kritikal, Non infeksius, benda
kritikal
KEWASPADAAN
tajam

STANDAR
APD : Sarung
KEBERSIHAN
tangan,
TANGAN : 5
MOMENT & 6 Masker,
kacamata,
LANGKAH
gaun, sepatu
Penempatan
pasien : Kohort,
Isolasi (airborne,
mekanik, natural
Manajemen ventilasi)
Praktek Lumbah Pengendalian
Linen :
Fungsi : lokasi Lingkungan :
Kotor,
tindakan, asepsis, dekontaminasi
Infeksius
penggunaan APD

• Kesehatan • Penyuntikan
petugas : needle yang aman :
stick injuri dan single use, obat
immunisasi high allert
KEBERSIHAN TANGAN

Hand Wash : Apabila tangan kotor, waktu


40 – 60 detik,
Hand Rub : Jika tangan tidak terlihat
kotor, waktu 20 – 30 detik
Five moment
6 langkah
 APD merupakan alat kesehatan yang
terdiri dari masker, topi, sarung tangan,
gown, pelindung wajah, gogles, sepatu
yang digunakan petugas maupun
pasien untuk melindungi diri dari
kontaminasi penyakit infeksi.
 Digunakan sesuai indikasi

 Segera dilepas jika sudah selesai

tindakan
Memisahkan limbah infeksius dan non infeksius
Limbah Infeksius: limbah yang terkontaminasi
dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi,
kecuali keringat
Limbah non infeksius: limbah yang tidak
terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh
Limbah padat infeksius ke kantong plastik kuning
dan limbah padat non infeksius ke kantong plastik
hitam
Limbah jarum dan benda tajam lainnya ke wadah
tahan tusuk dan tahan air
Limbah cair infeksius ke saluran khusus
Kontainer limbah tertutup, sebaiknya membuka
menggunakan injakan kaki
Memisahkan linen kotor
terkontaminasi darah
atau cairan tubuh
dengan tidak
terkontaminasi
Tidak meletakkan linen
dilantai
Penyimpanan linen di
lemari tertutup
Membawa linen kotor
maupun bersih dalam
keadaan tertutup
Ada pemeriksaan kesehatan secara regular untuk yang
berisiko infeksi
Pemberian immunisasi Hepatitis pada tempat yang
berisiko
Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka
tusuk jarum atau benda tajam lainnya (alur NSI)
Ada alat pelindung diri tersedia N95 di R Isolasi
Sebelum menggunakan masker N95 harus dilakukan Fit
Test
 Tidak memakai ulang jarum
suntik
 Upayakan tidak memakai obat-
obat/cairan multidose
 Pertahankan teknik aseptik dan
antiseptik pada pemberian
suntikan
 Segera buang jarum suntik
habis pakai
 Tidak melakukan recapping
jarum suntik habis pakai
Meliputi:
 Menutup mulut & hidung saat batuk/
bersin;pakai tisue
 Buang tisue ke tempat sampah (kuning ) bila
telah terkena sekret saluran napas
Kebersihan
pernapasan/Etiket  Lakukan cuci tangan dg sabun /antiseptik &
batuk air mengalir, alkohol handrub setelah kontak
dengan sekret
 Jaga jarak terhadap orang dg gejala ISPA dg
demam
 Gunakan lengan baju bagian dalam saat
bersin/batuk
Masker harus dipakai klinisi saat
melakukan lumbal
pungsi,anaestesi spinal
/epidural/pasang kateter vena
sentral
Cegah droplet flora
orofaring,dapat menimbulkan
meningitis bakterial
54

• Kontak Langsung & tidak langsung : MRSA


• Droplet : Avian Flue, Meningococcus
• Airborne : TBC, Chiken Fox SARSCOV2,
H5N1,H1NI DLL

KEWASPADAAN
TRANSMISI

KARS-LUWI-5 MEI 2018


Kewaspadaan berdasarkan
transmisi
Kewaspadaan berdasarkan transmisi dibutuhkan untuk memutus
mata rantai transmisi mikroba penyebab penyakit infeksi  baik
pasien yang sudah terinfeksi maupun dugaan terinfeksi atau
terkolonisasi pathogen yang dapat ditransmisikan lewat udara,
droplet, dan kontak

Jenis Kewaspadaan berdasarkan transmisi ;


1. Airbone (Udara) 4. Common Vehicle
(Makanan, obat, alat)
2. Droplet (Percikan) 5. Vektor
3. Kontak langsung dan tidak langsung
AIRBORNE
PREACUTION

Gunakan alat pelindung diri untuk menghidari resiko penularan


drooplet nuclei partikel infeksius
Selain tindakan pencegahan standar
Gunakan particulate masker respirator/N95
Tempatkan pasien dengan ruang ventilasi tekanan negatif (>12 air
changes per hour)
Batasi pergerakan pasien
Gunakan pelindung (masker) pencegahan melalui udara selama
pelaksanaan prosedur yang mengahsilkan aerosol yang terkait
dengan penularan risiko kuman phatogen seperti saat
pemotongan tulang, prosedur gigi dll.
“AIRBONE PRECAUTION”

Airbone Precaution diterapkan terhadap pasien yang diduga


atau telah diketahui terinfeksi microbra yang secara
epidemiologik ditransmisikan melalui jalur udara
Melalui partikel kecil< 5mm membawa mikroba bersama
aliran udara >2 m dari sumber terhirup
Varicella zoster,campak,TB paru
Dampak penularan tergantung dosis,lama
paparan,kepekaan individu dan virulensi
“AIRBONE PRECAUTION”
1. PENEMPATAN PASIEN
a. Tempatkan pasien tersendiri yang mempunyai persyaratan sebagai
berikut ;
 Tekanan udara kamar negatif dibandingkan dengan area
sekitarnya
 Pertukaran udara 6-12 /jam
 Pengeluaran udara keluar yang tepat atau mempunyai
penyaringan udara yang efisien sebelum udara kearah lain di
rumah sakit
lanjutan
 Selalu tutup pintu dan pasien berada didalam kamar
 Bila kamar tersendiri tidak tersedia, tempatkan pasien
dalam satu kamar dengan pasien lain dengan infeksi
miceoorganisme yang sama atau ditempatkan secara
kohort
 Tidak boleh menempatkan pasien satu kamar dengan
pasien yang infeksi berbeda
b. RESPIRATORY PROTECTION (MASKER N 95)
c. PATIENT TRASNPORT
CONTACT PRECAUTION

PENCEGAHAN INFEKSI YANG DITULARKAN MELALUI KOTAK


LANGSUNG & TIDAK LANGSUNG :
◦ Gunakan sarung tangan, gaun, apron non steril dan bersih
◦ Gunakan alat disposible atau peralatan reuseable yang harus
dibersihkan dan disinfeksi sebelum dipakai pasien lain
◦ Batasi kontak pasien dengan orang yang ada
◦ Tempatkan pasien dengan ruangan sendiri atau kohort sistem
“CONTACT PRECAUTION”
Penempatan pasien
Sarung Tangan dan Kebersihan tangan
Gaun
Transport pasien
Peralatan pasien
Keluarga Pendamping Pasien di Rumah Sakit
DROPLET PRECAUTION
Mencegah resiko penularan melalui partikel drpoplet yang besar < 5
Membutuhkan kontak dekat antara narasumber dan penerima
Percikan biasanya akan mengenai dengan jarak 3 feet atau kurang
Pencegahan :
◦ Single room atau kohort sistem
◦ Gunakan masker saat masuk ruangan atau jika berjarak 3 Feet dekat pasien/individu
◦ Batasi pergerakan atau perpindahan pasien dan menggunakan masker dan melakukan etika batuk/kebersihan
pernafasan
◦ Batasi jarak 3 feet antara pasien dan pengunjung
“DROPLET PRECAUTION”

 Dikeluarkan saat berbicara,batuk,bersin > 5mm,terlalu berat


untuk melayang diudara, dapat terbawa sampai <2 m dr sumber

 Respiratory Syncitial Virus (RSV),Influenza

 PENEMPATAN PASIEN

 MASKER

 PEMINDAHAN PASIEN
• Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
• Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis: Kewaspadaan Standar dan
Kewaspadaan berdasarkan Transmisi
• Kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan lapis kedua /tambahan
dari kewaspadaan standar diterapkan pada pasien yang terinfeksi atau
diduga infeksi
• Penerapan kewaspadaan Isolasi merupakan kunci memutus mata rantai
infeksi
Terima kasih
KESIMPULAN
1. HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses
perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
dimana tidak infeksi atau dalam masa inkubasi saat masuk rawat
serta dapat muncul setelah pulang rawat dan juga infeksi yang dapat
terjadi pada petugas di fasilitas pelayanan kesehatan karena
pekerjaanya
2. Program PPI adalah : Kewaspadaan isolasi, Penerapan PPI terkait
Bundles HAIs, Surveilans, Diklat PPI, Penggunaan AB bijaksanan,
Monitoring melalui ICRA dan Audit PPI
3. Melaksanakan stretegi dalam program PPI yang dilaksanakan oleh
seluruh petugas pelayanan kesehatan
TERIMA KASIH
Tetap
semangat
salam PPI

Anda mungkin juga menyukai