A. Pendahuluan
Air adalah komponen tubuh manusia yang paling banyak dengan rata-rata membentuk
60% berat tubuh manusia (Sherwood, 2016).. Kandungan air di dalam tubuh seseorang
relative tidak berubah, terutama karena ginjal secara efisien mengatur keseimbangan air.
Persentasi variasi kandungan air dalam tubuh manusia berhubungan erat dengan jumlah
lemak dalam tubuh individu tersebut. Lemak adalah jaringan yang paling kering dengan
hanya memiliki kandungan air sebanyak 10%. Sehingga persentasi air tubuh yang tinggi
terjadi pada tubuh yang langsing disbanding dengan tubuh obesitas (Shrimanker, 2020).
Menurut Sherwood, L. (2016), Air tubuh tersebar antara dua kompatemen cairan utama
yaitu cairan di dalam sel/ cairan intrasel (CIS), dan cairan yang mengelilingi sel/ cairan
ekstrasel (CES). Kompartemen CIS membentuk sekitar dua per tiga dari air tubuh total
Manusia. Sepertiga sisanya merupakan kompartemen CES yang dibagi menjadi plasma
dan cairan interstisium. Plasma membentuk sekitar seperlima dari volume CES, plasma
merupakan bagian cair dari darah. Cairan interstisium membentuk empat perlima dari
kompartemen CES, merupakan cairan di ruang antar sel, cairan ini merendam dan
melakukan pertukaran dengan sel.
Selain plasma dan cairan interstitium, pada CES terdapat bagian minor yang terdiri dari
cairan limfe dan cairan trans-sel. Limfe adalah cairan yang dikembalikan dari cairan
interstisium ke plasma melalui system pembuluh limfe. Cairan tran-sel merupakan
sejumlah kecil volume cairan yang khusus dan disekresikan oleh sel spesifik ke dalam
rongga tubuh tertentu untuk melakukan fungsi khusus. Contoh dari cairan trans-sel
adalah cairan serebrospinal, cairan intraokulus, cairan synovium, cairan pericardium,
itrapleura, getah pencernaan dan peritoneum.
Cairan infus
Jadi perbandingan makro dan mikro adalah 20 : 60 = 1:3 artinya satu tetes makro
sama dengan 3 tetes mikro.
D. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosis keperawatan
b. Objektif:
- Edema anasarka dan/ atauedema perifer
- Berat badan meningkat dalam waktu singkat
- Peningkatan Jugular Venous Pressure (JVP)
dan/ atau Central Venous Pressure (CVP)
- Refleks hepatojugular positif
Minor
a. Subjektif: -
b. Objektif:
- Distensi vena jugularis
- Terdengar suara nafas tambahan
- Hepatomegali
- Kadar Hb/ Ht turun
- Oliguria
- Intake lebih banyak dari output (balans cairan
positif)
- Kongesti paru
2 Mayor Hipovolemia
a. Subjektif: -
b. Objektif:
- Frekuensi nadi meningkat
- Nadi teraba lemah
- Tekanan darah menurun
- Tekanan nadi menyempit
- Turgor kulit menurun
- Membran mukosa kering
- Volume urin menurun
- Hematokrit meningkat
Minor
a. Subjektif:
- Merasa lemah
- Mengeluh haus
No Gejala dan tanda Diagnosis
b. Objektif:
- Pengisisan vena menurun
- Status mental berubah
- Suhu tubuh meningkat
- Konsentrasi urin meningkat
- Berat badan turun tiba-tiba
3 Faktor risiko Risiko ketidakseimbangan
- Prosedur pembedahan mayor cairan
- Trauma/ perdarahan
- Luka bakar
- Aferesis
- Asites
- Obstruksi intestinal
- Peradangan pankreas
- Penyakit ginjal dan kelenjar
- Disfungsi intestinal
4 Faktor risiko Risiko ketidakseimbangan
- Ketidakseimbangan cairan (dehidrasi dan elektrolit
intoksikasi air)
- Kelebihan volume cairan
- Gangguan mekanisme regulai (diabetes)
- Efek samping prosedur (pembedahan)
- Diare
- Muntah
- Disfungsi ginjal
- Disfungsi regulasi endokrin
5 Faktor risiko Risiko hipovolemia
- Kehilangan cairan secara aktif
- Gangguan absorbsi cairan
- Usia lanjut
- Kelebihan berat badan
- Status hipermetabolik
- Kegagalan mekanisme regulasi
- Evaporasi
- Kekurangan intake cairan
- Efek agen farmakologis
Pendukung
- Balut tekan
- Manajemen elektrolit
- Manajemen syok
- Pemantauan cairan
- Pemantauan elektrolit
- Pemantauan hemodinamik masiv
- Dll
3 Risiko ketidakseimbangan cairan Utama
- Manajemen cairan
- Pemantauan cairan
Pendukung
- Identifikasi risiko
- Manajemen syok septik
- Pemantauan elektrolit
- Pemantauan tanda vital
- Pencegahan perdarahan
- Dll
4 Risiko ketidakseimbangan elektrolit Utama
- Pemantauan elektrolit
Pendukung
- Manajemen cairan
- Manajemen elektrolit
- Manajemen mual
- Manajemen muntah
- Pemantauan cairan
- Dll
5 Risiko hipovolemia Utama
- Manajemen hipovolemia
- Pemantauan cairan
Pendukung
- Manajemen cairan
- Manajemen demam
- Manajemen muntah
- Manajemen perdarahan
No Diagnosis keperawatan Intervensi
- Pemantauan elektrolit
- Perawatan luka
- Dll
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified Trendlenburg
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (NaCl,
RL)
- Kolaborasi pemberian cairan hipotonis (glukosa
2,5%, NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (albumin,
plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah
2 Pemantauan cairan Observasi
- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitor frekuensi napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor kulit
- Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
- Monitor kadar albumin dan protein total
- Monitor hasil pemeriksaan serum (osmolalitas
serum, hematokrit, natrium, kalium, BUN)
- Monitor intake dan output cairan
- Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
- Identifikasi tanda-tanda hipervolemia
- Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan
No Intervensi keperawatan Tindakan keperawatan
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3 Manajemen syok Observasi
hipovolemik - Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan
kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
- Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
- Monitor status cairan (masukan dan haluaran,
turgor kulit, CRT)
- Periksa tingkat kesadaran dan pupil
- Periksa seluruh tubuh terhadap adanyan DOTS
(deformity, open wound, tenderness, swelling)
Terapeutik
- Pertahankann jalan napas paten
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen > 94%
- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika
perlu
- Lakukan penekanan langsung pada perdarahan
eksternal
- Berikan posisi syok (modified trendlenberg)
- Pasang jalur IV berukuran besar
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
- Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi
lambung
- Ambil sampel darah ubtuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L
pada dewasa
- Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20
ml/ KgBB pada anak
- Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
4 Manajemen cairan Observasi
- Monitor status hidrasi
- Monitor berat badan harian
- Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Monitor status hemodinamik (MAP, CVP. PAP,
PCWP)
No Intervensi keperawatan Tindakan keperawatan
Terapeutik
- Catat intake output dan hitung balans cairan 24
jam
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika perlu
Edukasi
- Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen di rumah
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
5 Pemantauan elektrolit Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab
ketidakseimbangan elektrolit
- Monitor kadar elektrolit serum
- Monitor mual, muntah, diare
- Monitor kehilangan cairan, jika perlu
- Monitor tanda dan gejala hipokalemia
- Monitor tanda dan gejala hiperkalemia
- Monitor tanda dan gejala hiponatremia
- Monitor tanda dan gejala hipernatremia
- Monitor tanda dan gejala hipokalsemia
- Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia
- Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia
- Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
b. Transfusi darah
No Langkah Keterangan
1 Memeriksa rencana transfusi, kondisi pasien, dan riwayat
tranfusi/ reaksi transfusi dan alasan transfusi saat ini
2 Mengikuti protokol instansi untuk mendapatkan produk darah
dari bank darah
3 Mmengidentifikasi pasien dengan double checking (oleh 2
perawat) untuk memastikan produk darah diberikan pada pasien
yang tepat
a. Mengecek nama awal dan akhir pasien dengan meminta
pasien menyebutkan namanya (jika mampu) dan
menyocokan dengan identitas dan tanggal lahir pada
gelang pasien
b. Menyocokan identitas pasien dengan kartu kompatibilitas
pada produk darah
c. Menyocokan kartu kompatibilitas dengan produk darah
4 Mengecek produk darah
a. Tanggal kadaluarsa pada kantung darah
b. Untuk whole blood, periksa golongan darah ABO, tipe Rh
(pada catatan pasien)
No Langkah Keterangan
c. Warna yang tidak normal dan adanya bekuan
5 Menjelaskan prosedur kepada pasien, perlunya transfusi,
produk darah yang akan diberikan, perkiraan waktu yang
dibutuhkan dan hasil yang diharapkan.
6 Memeriksa dan mencatat tanda vital
7 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
8 Memasang kateter IV jika belum terpasang sebelumnya ke
dalam vena perifer yang besar dan mulai infus cairan NaCl
0,9% dengan menggunakan set transfusi darah
9 Menghangatkan darah jika diperlukan dengan menggunakan
penghangat darah
10 Menghentikan aliran cairan NaCl dengan menutup klem rol
11 Memindahkan ujung infus dari botol ke kantung darah
12 Memulai transfusi darah dengan kecepatan lambat, sekitar 25-
50 ml/ jam selama 15 menit pertama. Tetapa bersama pasien
selama 15 menit pertama dan periksa tanda vital setiap 15 menit
selama 30 menit pertama atau sesuai dengan kebijakan institusi
13 Meningkatkan kecepatan transfusi jika tidak terjadi efek
samping. Kecepatan infus dipertahankan tetap dalam batas yang
aman. Packed Red Cell (PRC) biasanya diberikan selama 1,5-2
jam sedangkan whole blood diberikan selama 1-3 jam
14 Memeriksa kondisi pasien setiap 30 menit dan jika timbul efek
samping hentikan transfusi dan mulai alirkan NaCl
15 Setelah darah ditransfusikan, bersihkan selang dengan
mengalirkan NaCl
16 Membuang semua bahan dan set produk darah pada tempat
yang disediakan
17 Membantu pasien ke posisi nyaman
18 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
19 Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan
No Langkah Keterangan
1 Menyiapkan alat dan bahan
2 Menjelaskan prosedur pada pasien sertajenis dan tujuan
pengambilan sampel
3 Mencuci tangan
4 Memasang sarung tangan
5 Memilih dan mengkaji kondisi vena
6 Memasang pengalas di bawah area vena yang dipilih
7 Memasang torniquet pada lengan di atas daerah penusukan.
Menganjurkan pasien untuk membuka & menutup tangannya,
atau menepuk-nepuk vena tersebut
8 Membersihkan area penusukan dengan swab alkohol secara
sirkuler
9 Membuka jarum, memegang dengan tangan dominan,
menusukan jarum dengan sudut 15-450 dan bevel mengarah ke
No Langkah Keterangan
atas. Pertahankan teknik steril.
10 Bila jarum sudah masuk vena, tarik plunger sampai darah
mengisi spuit sesuai kebutuhan. Bila menggunakan vacutainer,
pegang plastik adapter, tekan tabung vacuum dan biarkan darah
masuk hingga sesuai kebutuhan
11 Melepaskan torniquet begitu darah sudah dapat diambil
12 Menarik jarum dari vena secara perlahan dan menggunakan
swab alkohol untuk menekan tempat penusukan. Bila darah
telah berhenti keluar, berikan plester
13 Menempatkan darah pada tabung yang sesuai. Jika dibutuhkan,
beri label pada tabung
14 Merapikan alat dan membuang alat/bahan yang sudah
terkontaminasi
15 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
16 Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dengan
benar dan beri label pada tabung yang memuat nama pasien,
nomor identifikasi, tanggal dan waktu pengambilan darah
17 Mengirimkan segera darah ke laboratorium
18 Mendokumentasikan prosedur yang dilakukan
F. REFERENSI