Anda di halaman 1dari 52

TERAPI CAIRAN

Pembimbing : dr. Sandhi Yudha, Sp. An

Oleh : Muhammad Subhan


NIM. I11111074
Defenisi
Terapi cairan adalah suatu tindakan untuk
memelihara, mengganti meliu interiur dalam batas-
batas fisiologis dengan cairan kristaloid (Elektrolit)
atau koloid (plasma ekspander) secara intravena
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

Total Body Water (TBW) bervariasi dari 55-70%, patokan yang sering
dipakai 60% dari BB.

Cairan intraseluler
(40%)
Cairan
Cairan tubuh (60%) intravaskular/plasma
(5%)
Cairan
ekstraseluler (20%)

Cairan interstisial (15%)


Interstitial Fluid (ISF) 15% BB

ECF

Intra Vascular Fluid (IVF) 5% BB

Intra Cellular Fluid (ICF) 40% BB


PERBANDINGAN CAIRAN MASUK DAN KELUAR
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
•Air
•Elektrolit :
Kation :
K, Na, Ca, Mg
Anion
Cl, HCO3
•Non-elektrolit : glukose, protein, O2, CO2, asam organik
KEBUTUHAN AIR & ELEKTROLIT
Dewasa:
• Air 30 – 35 ml/kg
• K+ 1 mEq/kg ( 60 mEq/hari atau 4,5 g )
• Na+ 1-2 mEq/kg ( 100 mEq/hari atau 5,9 g )

Bayi dan Anak:


• Air
• 0-10 kg: 4 ml/kg/jam ( 100 ml/g )
• 10-20 kg: 40 ml + 2 ml/kg/jam setiap kg di atas 10 kg (1000 ml + 50
ml/kg di atas 10 kg)
• > 20 kg : 60 ml + 1 ml/kg/jam setiap kg di atas 20 kg (1500 ml + 20
ml/kg di atas 20 kg)
• K+ 2 mEq/kg (2-3 mEq/kg)
• Na+ 2 mEq/kg (3-4 mEq/kg)
PROSES PERGERAKAN CAIRAN TUBUH
Proses pergerakan cairan tubuh:
•Pasif
Osmosis
Difus
•Aktif
Pompa Natrium Kalium
JENIS CAIRAN
Berdasarkan
tujuan terapi
1. Cairan rumatan ( maintenance ).
Dekstrosa 5 %, Dekstrosa 5 % dalam Salin 0,25 %

2. Cairan pengganti ( resusitasi, substitusi )


NaCl 0,9 %, Lactate Ringer’s, koloid

3. Cairan khusus
NaCl 3 %, Mannitol, Sodium- bikarbonat, Natrium laktat
hipertonik
Berdasarkan osmolaritas
Cairan Isotonik
• Ringer laktat
• Normal saline (NaCl 0,9%)
Cairan Hipotonik
• NaCl 45%
• Dekstrosa 2,5%
Cairan Hipertonik
• Dekstrosa 5%
• NaCl 45% hipertonik
• Whole blood, albumin
Berdasarkan Partikel Cairan

Partikel Cairan

Kristaloid Koloid

Isotonik Hipertonik Hipotonik Hipertonik

Ringer-Laktat, NaCl 45%,


NaCl 0,9% Dekstrosa 5%, Dekstrosa Albumin
(Normal Saline) 2,5%
KRISTALOID

 Larutan dengan ion elektrolit yang larut dalam air.


 Distribusi :
 75 % Ektravaskuler / interstitial
 25 % Intravaskuler
 Volume efek rendah , half time 20 menit.
 Penggunaan dalam jumlah besar mengakibatkan hemodilusi
 Cairan banyak, murah, mudah didapat
 Reaksi alergi / anaphilatik jarang
 Pemberian pada awal syok memperbaiki mikrosirkulasi
KRISTALOID
• Hipotonik
• Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum ( 285 mOsmol/L)
 cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan
sekitarnya
• Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada
pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik.
• Komplikasi : kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan
intracranial
• Contoh NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
• Isotonik
• Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah) = 285
mOsmol/L, sehingga terus berada di dalam pembuluh
darah.
• Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi.
• Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan),
khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan
hipertensi.
• Contoh: Ringer-Laktat (RL), dan normal saline / larutan
garam fisiologis (NaCl 0,9%)
• Hipertonik
• Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum ( 285 mOsmol/L),
sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam
pembuluh darah.
• Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan
mengurangi edema (bengkak).
• Misalnya Dextrose 5%, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl
0,9%
KOLOID
• Mempunyai partikel besar, yg agak sulit menembus membran
semipermeabel/ dinding pembuluh darah. dan tetap berada
dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat
menarik cairan dari luar pembuluh darah.
• Contohnya adalah dextran, albumin dan steroid, HES (Hydroxy Etil
Starch)
KOLOID
 Baik sebagai pengganti darah tidak perlu volume yang besar,
sebagian besar di intravaskular  (plasma expander)
 Mempengaruhi faktor pembekuan darah ( Faktor V ) dan
adhesivitas trombosit menurun – gangguan cross match
 Harga relatif mahal
 Reaksi alergi
PERBEDAAN KRISTALOID DAN KOLOID
Kristaloid Koloid
Manfaat • Merembes ke komponen • Tetap berada di komponen
ekstraselular intravaskular
• Mengurangi peningkatan • volume yang diperlukan
cairan paru lebih sedikit
• Meningkatkan fungsi organ • Meningkatkan transpor
setelah operasi oksigen ke jaringan,
• Reaksi anafilaktik minimal kontraktilitas jantung dan
• Kemungkinan dapat keluarannya
mengurangi angka kematian
• Lebih murah

Predisposisi untuk terjadinya


Resiko Mahal, reaksi sensitifitas
edema pulmonal
1. Ringer’s Lactate KRISTALOID
• Cairan paling fisiologis.
• Banyak digunakan sebagai terapi cairan pengganti
• Laktat dalam RL akan dimetabolisme oleh hati menjadi
bikarbonat untuk memperbaiki keadaan, misal asidosis
metabolik. Kalium dalam RL tidak cukup untuk kebutuhan sehari-
hari, apalagi untuk kasus defisit kalium.
• Tidak mengandung glukosa, sehingga sebagai cairan rumatan
(maintenance) harus ditambah glukosa untuk mencegah
ketosis.
2. NaCl 0,9 % ( Normal saline )
Dipakai sbg resusitasi terutama pada kasus:
• kadar Na+ rendah
• jika RL tdk cocok (alkalosis, retensi K+)
• cairan terpilih untuk trauma kepala
• untuk mengencerkan eritosit sebelum transfusi

Mempunyai kekurangan:
• tidak mengandung HCO3
• tidak mengandung K+
• kadar Na+ dan Cl– relatif tinggi, shg dapat terjadi
asidosis hiperkloremia, asidosis dilusional,hipernatremia
3. Asering (Asetat Ringer)
• Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir
pada pasien yang mengalami gangguan hati
• Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu
tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran
• Mempunyai efek vasodilator
• Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 %
sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan
tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko
memperburuk edema serebral
4. Dekstrosa
• Komposisi : glukosa = 50 gr/l (5%), 100 gr/l (10%), 200 gr/l (20%).
• Kemasan : 100, 250, 500 ml.
• Indikasi : sebagai cairan resusitasi pada terapi intravena serta untuk keperluan
hidrasi selama dan sesudah operasi. Diberikan pada keadaan oliguria ringan
sampai sedang (kadar kreatinin kurang dari 25 mg/100ml).
• Kontraindikasi : Hiperglikemia.
• Adverse Reaction : Injeksi glukosa hipertonik dengan pH rendah dapat
menyebabkan iritasi pada pembuluh darah dan tromboflebitis.
KOLOID

1. Human Albumin Infus 20% (koloid alami)


Merupakan protein 69-kDa yang dimurnikan dari plasma manusia
Indikasi :
• Pengganti volume plasma atau protein pada keadaan syok hipovolemia,
hipoalbuminemia, atau hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary
bypass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut, pancretitis, mediasinitis, selulitis
luas dan luka bakar.

Kontraindikasi : gagal jantung, anemia berat.


2. HES ( Hydroxyethyl Starch )
a. Pelarut NaCl 0,9 %: Wida HES, HES Steril
b. Pelarut elektrolit berimbang: FIMAHES

Komposisi : Starches (pati) tersusun atas 2 tipe polimer glukosa,


yaitu amilosa dan amilopektin.

Keuntungan HES:
• menyumpal kebocoran ( sealing effect )
• memiliki efek antiinfl amasi, dengan cara menghambat produksi
mediator infl amasi NF-Kappa β, sehingga dapat digunakan
pada kasus inflamasi ( sepsis )
3. Dextran (Dextran 40 (Rheomacrodex), Dextran70 (Macrodex))

Komposisi : Dextran tersusun dari polimer glukosa hasil sintesis dari bakteri
Leuconostoc mesenteroides, yang ditumbuhkan pada media sukrosa.

• D70 merupakan volume expander yang lebih baik, dibanding D40.


• Namun, D40 mampu memperbaiki aliran sirkulasi mikro lebih baik
(mengurangi viskositas darah).
• Dextran  efek anti-trombotik, menekan aktivitas faktor VIII,
meningkatkan fibrinolisis

Dekstran 1 (Promit) dapat diberikan sebelum dekstran 40 atau dekstran 70


untuk mencegah reaksi anafilaksis yang parah, yaitu bertindak sebagai
hapten dan mengikat setiap antibodi dekstran yang beredar
4. Gelatin (haemacel, gelofusine)
Komposisi : Gelatin diambil dari hidrolisis kolagen bovine.
Indikasi : Penambah volume plasma dan mempunyai efek
antikoagulan,
Pada sebuah penelitian invitro dengan
tromboelastropgraphy diketahui bahwa gelatin memiliki
efek antikoagulan, namun lebih kecil dibandingkan HES.
Kontraindikasi : haemacel tersusun atas sejumlah besar
kalsium, sehingga harus dihindari pada keadaan
hiperkalsemia.
CAIRAN KHUSUS
MANNITOL
Indikasi
• Menurunkan tekanan intrakranial yang tinggi karena edema
serebral
• Meningkatkan diuresis pada pencegahan dan/atau pengobatan
oliguria yang disebabkan gagal ginjal
• Menurunkan tekanan intraokular
PERUBAHAN CAIRAN TUBUH
PERUBAHAN CAIRAN TUBUH
 Perubahan volume
 Dehidrasi
 Overhidrasi

 Perubahan konsentrasi
 Hiponatremia ; Hipernatremia
 Hipokalemia ; hiperkalemia

 Perubahan komposisi
 - Asidosis respiratorik (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)
 - Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg)
 - Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)
 - Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)
DEHIDRASI
REHIDRASI
Contoh BB anak 23 kg  (4x10) + (2x10) + (1x3) = 63 ml/jam

3. Pemberian cairan :
6 jam I = D + M atau 8 jam I =D+M
18 jam II = D + M atau 16 jam II = D + M
Perdarahan
VARIABEL KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
Sistolik(mmhg) >110 >100 >90 <90
Nadi (x/mnt) <100 >100 >120 >140
Nafas (x/mnt) 16 16-20 21-26 >25
Mental anxius Agitated confused lethargic
Kehilangan darah <750 ml 750-1500 ml 15000-2000ml >2000ml
<15% 15-30% 30-40% >40%
Perdarahan

• Maximal allowable blood loss: EBV x (Ht-30)/Ht


EBV= estimated blood volume  Neonatus = 90 ml/kgBB
Bayi = 80 ml/kg BB
Anak & Dewasa = 70 ml/kg BB
Ht = Hematokrit
PERDARAHAN

• Pada dewasa perdarahan >15% EBV perlu dilakukan transfusi, pada anak dan
bayi bila perdarahan >10%EBV
• Whole Blood: (hbx-hbp) x bb x 6 Hbx = Hb yang ingin
dicapai
• Packet Red Cell: (hbx-hbp) x bb x 3 Hbp = Hb pasien
• Bila dipakai cairan kristaloid 3 x voleme darah yang hilang
• Cairan koloid sama dengan darah yang hilang
TERAPI CAIRAN PERIOPERATIF
TUJUAN
• Tujuan  mengganti defisit (prabedah, intrabedah &
pascabedah)

• Berhasil :
• Tidak kurang  hipovolemik/ hipoperfusi
• Tidak lebih  oedem paru/ gagal nafas
DEFISIT CAIRAN & ELEKTROLIT

• Prabedah
• Puasa
• insensible losses meningkat
• Intrabedah
• Perdarahan
• cairan lainnya
• Gangguan fungsi ginjal
• GFR 
• Reabsorpsi Na di tubulus 
• ADH  retensi air +reabsorpsi Na di duktus kolingetes
PENGGANTI DEFISIT PRABEDAH

 Ekstraseluler loss :
 cairan hipotonis seperti garam fisiologis, Ringer Laktat, dan
Dextrose
 nutrisi enteral atau parenteral

 Nutrisi kurang akibat penyakit  nutrisi enteral/parenteral dini

 Puasa  2ml/kgBB/jam
TERAPI CAIRAN SELAMA PEMBEDAHAN

• Jumlah penggantian cairan =kebutuhan dasar +


kehilangan cairan akibat pembedahan
• Jenis cairan tergantung prosedur pembedahan dan
jumlah darah yang hilang :
• Pembedahan “kecil”  cairan rumatan
TERAPI CAIRAN SELAMA PEMBEDAHAN

Usia Jumlah Kebutuhan


(ml/Kg/Jam)
Dewasa 1,5 – 2
Anak 2–4
Bayi 4–6
Neonatus 3
TERAPI CAIRAN SELAMA PEMBEDAHAN

Pembedahan trauma ringan


• 2ml/kgBB/jam (dasar) +4ml/kgBB/jam( trauma )=
6ml/kgBB/jam
Pembedahan trauma sedang
• 2ml/kgBB/jam (dasar)
• +6ml/kgBB/jam (trauma ) = 8ml/kgBB/jam.
Pembedahan trauma berat
• 2ml/kgBB/jam (dasar)
+8ml/kgBB/jam(trauma)=10ml/kgBB/jam
TERAPI CAIRAN
PASCA BEDAH
• Kebutuhan dasar/harian air, elektrolit dan
kalori/nutrisi.
• Kerusakan jaringan K, stress pembedahan air + Na 
 cairan cairan hipotonis / garam isotonis.
• Febris 1 C = 15 % cairan
• Koreksi gangguan keseimbangan cairan.
REFERENSI

• Buku “Terapi Cairan dan Elektrolit”, 2004, dr. Ery


Leksana, Sp.An.KIC
• Buku “Petunjuk Praktis Anastesiologi edisi II”, 2010,
Said A. Latief, dkk, FKUI

Anda mungkin juga menyukai