Total Body Water (TBW) bervariasi dari 55-70%, patokan yang sering
dipakai 60% dari BB.
Cairan intraseluler
(40%)
Cairan
Cairan tubuh (60%) intravaskular/plasma
(5%)
Cairan
ekstraseluler (20%)
ECF
3. Cairan khusus
NaCl 3 %, Mannitol, Sodium- bikarbonat, Natrium laktat
hipertonik
Berdasarkan osmolaritas
Cairan Isotonik
• Ringer laktat
• Normal saline (NaCl 0,9%)
Cairan Hipotonik
• NaCl 45%
• Dekstrosa 2,5%
Cairan Hipertonik
• Dekstrosa 5%
• NaCl 45% hipertonik
• Whole blood, albumin
Berdasarkan Partikel Cairan
Partikel Cairan
Kristaloid Koloid
Mempunyai kekurangan:
• tidak mengandung HCO3
• tidak mengandung K+
• kadar Na+ dan Cl– relatif tinggi, shg dapat terjadi
asidosis hiperkloremia, asidosis dilusional,hipernatremia
3. Asering (Asetat Ringer)
• Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir
pada pasien yang mengalami gangguan hati
• Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu
tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran
• Mempunyai efek vasodilator
• Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 %
sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan
tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko
memperburuk edema serebral
4. Dekstrosa
• Komposisi : glukosa = 50 gr/l (5%), 100 gr/l (10%), 200 gr/l (20%).
• Kemasan : 100, 250, 500 ml.
• Indikasi : sebagai cairan resusitasi pada terapi intravena serta untuk keperluan
hidrasi selama dan sesudah operasi. Diberikan pada keadaan oliguria ringan
sampai sedang (kadar kreatinin kurang dari 25 mg/100ml).
• Kontraindikasi : Hiperglikemia.
• Adverse Reaction : Injeksi glukosa hipertonik dengan pH rendah dapat
menyebabkan iritasi pada pembuluh darah dan tromboflebitis.
KOLOID
Keuntungan HES:
• menyumpal kebocoran ( sealing effect )
• memiliki efek antiinfl amasi, dengan cara menghambat produksi
mediator infl amasi NF-Kappa β, sehingga dapat digunakan
pada kasus inflamasi ( sepsis )
3. Dextran (Dextran 40 (Rheomacrodex), Dextran70 (Macrodex))
Komposisi : Dextran tersusun dari polimer glukosa hasil sintesis dari bakteri
Leuconostoc mesenteroides, yang ditumbuhkan pada media sukrosa.
Perubahan konsentrasi
Hiponatremia ; Hipernatremia
Hipokalemia ; hiperkalemia
Perubahan komposisi
- Asidosis respiratorik (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)
- Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg)
- Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)
- Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)
DEHIDRASI
REHIDRASI
Contoh BB anak 23 kg (4x10) + (2x10) + (1x3) = 63 ml/jam
3. Pemberian cairan :
6 jam I = D + M atau 8 jam I =D+M
18 jam II = D + M atau 16 jam II = D + M
Perdarahan
VARIABEL KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
Sistolik(mmhg) >110 >100 >90 <90
Nadi (x/mnt) <100 >100 >120 >140
Nafas (x/mnt) 16 16-20 21-26 >25
Mental anxius Agitated confused lethargic
Kehilangan darah <750 ml 750-1500 ml 15000-2000ml >2000ml
<15% 15-30% 30-40% >40%
Perdarahan
• Pada dewasa perdarahan >15% EBV perlu dilakukan transfusi, pada anak dan
bayi bila perdarahan >10%EBV
• Whole Blood: (hbx-hbp) x bb x 6 Hbx = Hb yang ingin
dicapai
• Packet Red Cell: (hbx-hbp) x bb x 3 Hbp = Hb pasien
• Bila dipakai cairan kristaloid 3 x voleme darah yang hilang
• Cairan koloid sama dengan darah yang hilang
TERAPI CAIRAN PERIOPERATIF
TUJUAN
• Tujuan mengganti defisit (prabedah, intrabedah &
pascabedah)
• Berhasil :
• Tidak kurang hipovolemik/ hipoperfusi
• Tidak lebih oedem paru/ gagal nafas
DEFISIT CAIRAN & ELEKTROLIT
• Prabedah
• Puasa
• insensible losses meningkat
• Intrabedah
• Perdarahan
• cairan lainnya
• Gangguan fungsi ginjal
• GFR
• Reabsorpsi Na di tubulus
• ADH retensi air +reabsorpsi Na di duktus kolingetes
PENGGANTI DEFISIT PRABEDAH
Ekstraseluler loss :
cairan hipotonis seperti garam fisiologis, Ringer Laktat, dan
Dextrose
nutrisi enteral atau parenteral
Puasa 2ml/kgBB/jam
TERAPI CAIRAN SELAMA PEMBEDAHAN