Anda di halaman 1dari 29

PEMBAGIAN CAIRAN

Page
FLUID VOLUME THERAPY
PEMBERIAN INFUS

Drug solution

TERAPI CAIRAN

KOREKSI
RESUSITASI RUMATAN

ELEKTROLIT NUTRISI
KRISTALOID KOLOID

Memelihara
Menggantikan kehilangan Memelihara jalur IV
akut cairan tubuh keseimbangan cairan
Page 2 tubuh dan nutrisi
JENIS CAIRAN

Koloid Kristaloid Cairan lain


Natural Albumin NaCl 0.9% Glucose 5%

Dextran Ringer Mannitol


Syntetis
Ringer Lactate Electrolyte
Gelatin
concentrates
Ringer
HES Acetate
(Hydroxyethyl Ringerfundin etc.
starch)
Koloid: Kristaloid: jenis cairan
merupakan merupakan sejati yang
cairan yang larutan yang terdiri dari
terdiri dari terdiri dari elektrolit
elektrolit & konsentrasi
makromolekul elektrolit. tinggi.

Page 3
3 Tipe Utama Cairan

Page 4
HIPOTONIS

Memiliki osmolaritas yang lebih


rendah dari serum.

Cairan akan berpindah dari


intravaskuler ke interstitial

Cairan ini dapat sangat


membantu pada pasien dengan
dehidrasi seperti pada pasien
dialisis dalam terapi diuresis.

Page 5
ISOTONIS

Osmolaritasnya hampir sama


dengan serum.

Bertahan di dalam intravaskuler


dan kemudian berpindah ke
interstitial.

Cairan ini sangat bermanfaat


pada pada pasien dengan
tekanan darah rendah atau
kekurangan cairan tubuh.

Page 6
HIPERTONIS
Memiliki osmolaritas lebih tinggi
daripada serum.

Menarik cairan dan elektrolit ke


dalam kompartemen
intravaskuler.

Dapat membantu untuk


menstabilkan tekanan darah,
meningkatkan urin output
(haluaran urin) dan mengurangi
bengkak.

Page 7
MEKANISME CAIRAN KRISTALOID
Cairan kristaloid menembus membran kapiler dari
kompartemen intravaskuler ke kompartemen
interstisial, kemudian didistribusikan ke semua
kompartemen ekstra vaskuler.

Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap


berada di intravaskuler, sehingga membutuhkan
volume 3-4x dari volume plasma yang hilang.

Pemberian cairan kristaloid untuk meningkatkan


volume ekstrasel

Pemberian cairan kristaloid berlebihan dapat


menyebabkan edema otak dan tekanan intrakranial.

Page 8
CAIRAN KRISTALOID
Komposisi NaCl 0,9%(mmol/L) Na: 154, Cl :154
Indikasi penggunaan :
1. Cairan Resusitasi
2. Diare
3. Luka bakar
4. Gagal ginjal akut

Kontraindikasi : hipertonik uterus, hiponatremia,


retensi cairan.

Adverse Reaction: edema jaringan pada


penggunaan volume besar (biasanya paru paru)

Page 9
CAIRAN KRISTALOID
Komposisi RL (mmol/100mL): Na = 130-140, K= 4-5,
Ca= 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28- 30mEq/L
Na merupakan kation utama dari plasma darah dan
menentukan tekanan osmotik.
Cl merupakan anion utama di plasma darah
K merupakan kation terpenting di intraseluler dan
berfungsi untuk konduksi saraf dan otot.

Indikasi penggunaan:
1. Dehidrasi
2. Syok hipovolemik
3. Syok perdarahan

Page 10
CAIRAN KRISTALOID
Kontraindikasi : hipernatremia, kelainan ginjal,
kerusakan sel hati dan asidosis laktat.

Ringer Laktat dapat menyebabkan hiperkloremia dan


asidosis metabolik karena akan menyebabkan
penumpukan asam laktat yang tinggi akibat
metabolisme anaerob.

Adverse Reaction: edema jaringan pada paru karena


penggunaan volume yang besar.

Hati- hati pemberian pada penderita edema perifer


pulmoner, heart failure/ impaired renal function dan
pre eklamsia.

Page 11
CAIRAN KRISTALOID
Komposisi Dex 5% : Glukosa= 50 gr/l , Dex 10%:
Glukosa = 100 gr/l, Dex 20% : Glukosa = 200 gr/l.

Indikasi:
1. Cairan resusitasi untuk keperluan hidrasi selama dan
sesudah operasi.
2. Sebagai cairan rumatan (maintenance) pada
perioperatif.

Kontraindikasi : Hiperglikemia

Adverse Reaction: Injeksi glukosa hipertonik dengan


pH rendah dapat menyebabkan iritasi pada pembuluh
darah dan tromboplebitis.

Page 12
CAIRAN KRISTALOID
Komposisi Ringerfundin (mEq/L) : Na =
145 , K= 4, Ca2+ = 5 , Mg 2+= 2, Cl- = 127,
Acetat = 24, dan Maleat= 5.

Cairan isotonis full balance adapted


menyerupai human plasma.

Acetat dan Maleat diabsorbsi di seluruh


organ dan otot dengan minimun pemakaian
oksigen sehingga aman digunakan untuk
penderita gangguan hati.

Page 13
LANJUTAN ..
Indikasi Penggunaan :
1. Menggantikan kehilangan cairan di
ekstraseluler pada kasus dehidrasi isotonis
dimana Asidosis terjadi mendekati hampir
Asidosis.
2.Dapat digunakan kepada pasien
neurotrauma edema brain (Laktat)
.
3.Tidak berbahaya terhadap neonatus.

Nama Cairan : Ringerfundin/ Sterofundin

Page 14
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
Teknik pemberian cairan:
1.50 % dari total cairan ( 3750 cc ) diberikan
dalam 8 jam pertama. Sisanya 50% dari total
cairan (3750 cc) diberikan dalam 16 jam
berikutnya.

2. Agar ganguan hemodinamik cepat teratasi


maka 1 jam pertama diberikan 20 mL/kgBB,
maka dalam 1 jam pertama diberikan 20 mL x 50
kg = 1000 mL.

Page 15
CAIRAN KOLOID
Koloid adalah:
a. cairan yang mengandung albumin dalam plasma,
b. tinggal dalam intravaskuler cukup lama (waktu tinggal 3-6 jam )
c. volume yang diberikan sama dengan volume darah.
d.memiliki sifat protein plasma sehingga cenderung tidak keluar dari membran

Koloid dalam pemberian harus dipantau sebab dapat berakibat overload cairan
karena koloid akan memperluas kedalam intravascular lebih besar daripada
jumlah cairan infus sehingga dapat menyebabkan Decompesatio Cordis (payah
jantung).

Contoh cairan koloid :Gelofusine, HES ( Hydroxyetyl Starches), Dextran, dan


Gelatin,

Page 16
JENIS CAIRAN KOLOID

KOLOID

Non
Protein Protein

Cairan Starches Dextran


Human ( Hemohes 6 ( dextran 40 in
Gelatin
Serum % Hemohes normal saline ,
( Gelafundin ,
gelofusine 10% , dextran 70 % in
Lipofundin )
Pentastarch 5 % dextr ose in
10 %) water

Page 17
JENIS CAIRAN KOLOID
Berdasarkan hasil Penelitian SAFE Study bahwa :
1. Non Protein Colloids :
Sebaiknya digunakan sebagai pilihan kedua pada pasien yang tidak respon
terhadap Crystalloid.
Boleh digunakan dalam kasus kebocoran katub jantung atau edema peripheral.
Cairan Non Protein yang digunakan : Hemohes 6 %, Pentastarch

2. Protein Colloids :
Seharusnya digunakan sebagai pilihan ketiga setelah Non protein colloids.
Bagi pasien lanjut usia yang tidak dapat toleransi menerima cairan dalam jumlah
besar.
Beberapa untuk kasus diare yang albumin < 2 gr/dl.
Pasien Nephrotic Syndrom
Transplantasi hati dengan albumin < 2,5 gr/dl
Pasien DSS dengan trombosit < 5 000 .
Cairan Protein yang digunakan : Gelofudine 4 %, Lipofundin.
Page 18
PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID
Berdasarkan hasil penelitian cairan
koloid digunakan:
1. Resusitasi cairan pada penderita
dengan syok hemorragic sebelum
transfusi tersedia.
2. Resusitasi cairan pada
hipoalbuminemia berat, mis: luka
bakar.
3. Pasien post op yang mengalami
gangguan plasma darah

Page 19
KOMPOSISI CAIRAN KOLOID
Cairan Produksi Tipe Waktu Indikasi
Koloid paruh
Plasma Human Serum consered 4-15 hari a. Penganti volume
protein plasma Human albumin b. Hipoproteinemia
c. Hemodilusi

Dextran Leconostoc D 60/70 6 jam a. Hemodilusi


mesenteroid b. Gangguan
B512 Mikrosirkulasi
(stroke)
Gelatin Hidrolisis dari Modifien gelatin 2-3 jam Subsitusi volume
kolagen Urea linked
binatang Oxylopi gelatin
Starch Hidrolisis Hydroxyethyl 6 jam a. Subsitusi volume
asam dan b. Hemodilusi
EO

Page 20
ALBUMIN
Merupakan koloid alami dengan protein plasma 5%
dan albumin manusia 5 dan 2,5%

Dapat digunakan pada kasus:


a.Pengganti volume plasma dan protein pada
keadaan syok hipovolemia, hipoalbuminemia,
hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary
by pass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut,
pancreatitis, mediasinitis, selulitis luas dan luka
bakar, ARDS,

b.Pemberian Furosemide amp untuk menghindari


penimbunan Albumin dalam tubuh.

Page 21
TETRASPAN
Tersedia dalam larutan 6% dengan
Osmolaritas 310 mOsm/L,

Pemberian 500 mL pada orang normal


46% akan dikeluarkan lewat urine dalam
waktu 2 hari. dan sisanya 64% dalam
waktu 8 hari.

Mengembangkan volume plasma hingga


1,5 x dari vol yang diberikan dan
berlangsung selama 12 jam.

Digunakan sebagai cairan resusitasi pada


penderita gawat.
Page 22
LANJUTAN ..
Cepat dan dapat diandalkan untuk
stabilitas hemodinamik
Zat tidak memberikan efek samping
pada anak.
Tidak menimbulkan Asidosis
Hipercloremic
Tidak menimbulkan efek negatif pada
fungsi ginjal.

Page 23
GELOFUSINE
Komposisi : mengandung 4%
succinylated atau modified fluid
gelatin, sodiumhydroxide dan water for
injection.

Indikasi Gelofusin:
a. Pada pasien perioperatif, luka bakar
dan trauma.
b. Sebagai penganti plasma darah
sebelum transfusi darah tersedia.
c. Pasien yang DSS atau re-shock.

Page 24
LANJUTAN .
Reaksi Alergi dari Gelofusin
menunjukkan gejala:
1. Kesulitan dalam menelan dan bernafas.
2. Lokasi pada kulit pemasangan
menujukkan
kemerahan atau reaksi kulit sensitif
3. Mual
4. Pusing
5. Tekanan darah menurun.

Page 25
PERBANDINGAN CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID
Kristaloid Koloid
Komposisi menyerupai plasma Ekspansi volume plasma tanpa
(acetated ringer, lactated ringer) disertai ekspansi volume interstisial
Mengantikan volume dan Ekspansi volume lebih besar di
meningkatakan CO dan tekanan darah bandingkan volume sama kristaloid

Bebas reaksi anafilaksis Masa kerja lebih panjang


Bebas disimpan di suhu kamar Oksigenasi jaringan lebih baik
Komplikasi minimal Gradien alveolar arterial O2 lebih
sedikit
Insiden edema paru dan /atau edema
sistemik lebih rendah.

Page 26
RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN
1. TETESAN MAKRO (INTRAFIX SAFESET)
a. Dalam tetes/menit

Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (20gtt)


Lama pemberian x 60

b. Dalam mL/jam

Vol tot cairan yg diberi : Jam pemberian = mL/jam

Page 27
RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN
2. TETESAN MIKRO (INTRAFIX PEDIATRIC)

Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (60 gtt)


Lama pemberian x 60
Contoh soal:
Seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi dengan 250 ml infus dalam waktu 2 jam.
Berapa tetesan /menit ?
Jumlah cairan x faktor tetesan (60 tts)
Lama pemberian x 60
250 mL x 60
2 x 60
= 125 cc / menit.

PT. BBraun
28 Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
PT. BBraun
29 Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page

Anda mungkin juga menyukai