Anda di halaman 1dari 21

Hiperleukositosis

Oleh : Rinda Nugrahini


Pembimbing : dr. M. Buchori, M. Sc., Sp. A

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Definisi

Hiperleukositosis merupakan kedaruratan onkologi yang terjadi bila


hitung leukosit >100.000/µL, tetapi demi kepentingan klinis maka
hitung jenis leukosit >50.000/µL sudah ditata laksana sebagai
hiperleukositosis.
Epidemiologi
• Penyakit ini paling banyak di jumpai di antara semua penyakit
keganasan pada anak.

• Hiperleukositosis dapat ditemukan pada 6-15% pasien leukemia


limfositik akut (LLA), 13-22% pasien leukemia non-limfositik akut
dan pada hampir semua pasien mielogenus kronis

• puncak kejadian pada usia 2-5 tahun

• anak usia <15 tahun rata-rata 4-4,5/100.000 anak pertahun


Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Viskositas
Hiperleukositosis Darah

oklusi mikrosirkulasi
Eritrosit agregasi serta
Trombosit trombus sel blast

kerusakan dinding pembuluh hipoksia


Perdarahan metabolisme anaerob
asidosis laktat
Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinik

 Organ tersering mengalami leukostasis, susunan saraf pusat dan paru.

 Gejala pada SSP : pusing, penglihatan kabur, tinitus, ataksia, delirium,


perdarahan retina dan perdarahan intra kranial

 Gejala pada paru : takipne, dispne, hipoksia dan gagal nafas

 Gejala pada organ lain: hepatomegali, splenomegali, pembesaran


kelenjar getah bening
Diagnosis
Anamnesis

1. Gejala leukemia : pucat, perdarahan, demam, BB turun, nyeri sendi.


2. Gejala leukostasis seperti pusing, sakit kepala, muntah, sesak nafas,
hemoptisis, penglihatan kabur, ataksia dan kesadaran menurun.
3. Oliguria atau anuria.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda leukemia : pucat, perdarahan, organomegali,


pembesaran kelenjar getah bening
2. Hipotensi, gangguan sirkulasi perifer
3. Leukostasis di otak : papiledema, gangguan visus, agitasi, kesadaran
menurun
4. Leukostasis di paru : takipnoe, dyspnoe, sianosis
5. Priapismus
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

1. Leukosit >50.000/µL dengan hitung jenis limfositer dan blast (+).


Bila dalam darah tepi terdapat lekosit > 50.000/ul maka harus dilakukan
pemeriksaan :
• Asam urat • Urin rutin
• Elektrolit • Foto toraks
• Analisa gas darah • CT-scan kepala
• Fungsi ginjal
Tata laksana

1. Hidrasi dengan cairan NaCl 0,9%: D5% dengan perbandingan dengan 3:1
dengan kecepatan 3000 mL/m2 atau 1½ kali kebutuhan rumatan.
2. Alkalinisasi dengan pemberian natrium bikarbonat 35-45 mEq/m2 /24 jam
atau 25-50 mEq/500 mL
3. Alopurinol 10 mg/kg/hari dibagi 3 per ora
4. Transfusi trombosit diberikan bila trombosit <20.000/µL
5. Transfusi dapat diberikan bila terjadi gangguan oksigenisasi jaringan atau
bila Hb <6.0 g/dL dengan target Hb 8.0 g/dL
Perlu dilakukan pemantauan secara ketat:
• Tanda vital
• Balans diuresis ketat (diuresis dipertahankan minimal 100 ml/m2 /jam
• Pemeriksaan darah tepi lengkap
• analisis gas darah
• elektrolit (K+, Na+, Mg, Ca), asam urat, pH urin dan urinalisis, dilakukan
tiap 6 jam bila memungkinkan.
• Bila terdapat tanda-tanda DIC maka pemeriksaan PT, aPTT, fibrinogen
perlu dilakukan (PT dan aPTT memanjang, kadar fibrinogen menurun).
Komplikasi
Tumor lisis sindrom, yang dapat terjadi secara langsung maupun saat menjalani
Pengobatan.
Retensi cairan,
Sel darah Komponen Cardiac asidosis
Hiperglikemia
lisis Kalium effect metabolik
hipoksia
Hiperfosfatemia Disfungsi
fosfat Hipokalsemia
renal

Asam nukleus Hiperurisemia


Tata laksana
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai