Anda di halaman 1dari 4

Apa itu BCR-ABL?

BCR-ABL adalah fusi antara dua gen, yaitu BCR dan ABL. Pada orang sehat, gen
BCR terlokasi pada kromosom 22, dan gen ABL pada kromosom 9. Produk dari
gen ABL adalah enzim yang diperlukan dalam proses proliferasi. Akan tetapi
ketika sebagian kromosom 9 pindah ke kromosom 22

Fusi gen BCR ke ABL akibat translokasi kromosom 22 ke kromosom 9


, gen BCR akan terfusi dengan gen ABL yang menyebabkan peningkatan aktifitas
enzim yang sangat tinggi pada protein ABL. Perpindahan atau translokasi
kromosom 9:22 ini dikenali sebagai kromosom Philadelphia (Ph). Terbentuknya
kromosom Ph ini jarang terjadi pada orang normal tapi hampir selalu (95%)
ditemukan pada kasus kanker darah dengan tipe CML (chronic myeloid
Leukemia), dimana merupakan salah satu contoh terjadinya kerusakan genetik
pada sel punca (stem cell) darah. Bukti yang menunjukkan bahwa kromosom Ph
adalah penyebab CML terlihat pada uji mencit yang telah direkayasa untuk
mengekspresikan kromosom Ph (BCR-ABL), dimana mencit itu menderita CML
seperti CML manusia

Model CML pada mencit transgenik (Miething et al 2007). Itu sebabnya


pemeriksaan kromosom Ph diperlukan untuk menegakkan diagnosa CML.
. Itu sebabnya pemeriksaan kromosom Ph diperlukan untuk menegakkan
diagnosa CML.
Bagaimana periksa BCR-ABL?
Pemeriksaan BCR-ABL secara klasik menggunakan teknik sitogenetik dimana
karyotipe sel diperiksa untuk mencari keberadaan kromosom Philadelphia.
Untuk melakukan teknik sitogenetik memerlukan jumlah sel yang banyak yang
biasanya dikoleksi dari sumsum tulang.
Kini dengan berkembangnya teknologi PCR, pemeriksaan BCR-ABL bisa dilakukan
dengan mengkoleksi dari sel darah tepi saja, tidak perlu dari sumsum tulang. Hal
ini dimungkinkan karena teknik PCR sangat sensitif.
Apa obat yang tepat bagi pasien CML dengan BCR-ABL positif?
Di tahun 1990an, para ilmuwan telah memahami bahwa aktifitas protein BCRABL bisa ditargetkan secara spesifik dengan mengembangkan molekul kimia
secara khusus, yang kini dinamai Glivec (imatinib mesylate, Novartis).

Mekanisme kerja Glivec (Novartis) yang spesifik mengenali BCR-ABL dan


menghambat aktifitas enzimnya
Dengan obat ini, pasien CML mengalami efek samping yang lebih rendah
ketimbang mengkonsumsi kemoterapi yang berbasis hidroksiurea, yang
memberikan dampak kepada sel normal juga. Spesifisitas obat Glivec terjadi
karena ia hanya mengenali enzim ABL yang telah beraktifitas berlebihan akibat
fusi dengan BCR.
Apa manfaat pemeriksaan BCR-ABL?
Pemeriksaan BCR-ABL berguna untuk dua hal:
1. Menegakkan diagnosa CML. Hasil tes BCR-ABL positif menunjukkan bahwa
pasien layak diterapi dengan Glivec.
2. Memonitor efektifitas obat Glivec. Pasien CML umumnya memberikan respon
yang cukup baik dengan terapi Glivec dimana sekitar 86% pasien CML masih
hidup setelah 7 tahun di terapi.
Apa keunikan pemeriksaan BCR-ABL di KalGen Laboratory?
Di KalGen, tes BCR ABL dilakukan dengan teknik kuantitatif menggunakan
teknologi Quantitative Reverse Transcript (QRT) PCR secara Real-Time. Manfaat
teknologi ini adalah sampel yang diperlukan cukup sekitar 5 cc darah tepi.
Kedua, hasil pemeriksaan memiliki angka kuantitatif yang didasarkan dengan

skala I.S. (International Scale). Artinya, jumlah BCR-ABL bisa dimonitor sebelum
dan sesudah terapi Glivec. Lebih jauh, penggunaan unit I.S. dalam pelaporan
BCR-ABL berarti sudah menggunakan unit yang diterima secara internasional.
Dengan demikian apabila dirujuk ke luarnegeri, dokter luar negeri juga bisa
menafsirkan angka jumlah BCR ABL secara tepat.
Kedua, apabila pemeriksaan dilakukan secara rutin setiap 3 bulan (menurut
standar guideline tatalaksana internasional seperti NCCN/National
Comprehensive Cancer Network dan ESMO (European Society of Medical
Oncology), maka status BCR-ABL bisa diukur secara seksama. Apabila
pengobatan berhasil maka jumlah BCR-ABL harus mengalami penurunan hingga
1000 kali lipat. Apabila tingkat penurunan ini tidak tercapai maka ada
kekhawatiran bahwa BCR-ABL telah mengalami mutasi sehingga tidak lagi
mempan diterapi Glivec.
Bagi dokter, pemeriksaan secara kuantitatif juga membantu untuk memonitor
apakah pasien mengkonsumsi obat Glivec ini secara rutin. Apabila tidak
dikonsumsi rutin, jumlah BCR-ABL akan naik kembali dan bisa meningkatkan
tingkat keganasan.
Untuk info lebih lanjut silakan konsultasikan ke dokter spesialis hemato onkologi
di rumah sakit rujukan terdekat. atau email ke info@kalgenlab.com.
Syarat pemeriksaan BCR-ABL Kuantitatif QRT PCR:
1. Surat rujukan dari klinisi dokter spesialis onkologi
2. Darah sebanyak 5 cc dipaket dengan es (ice packed) dikirim ke dan harus
sampai di KalGen Laboratory 36 jam sejak darah diambil (Penting: harus
menghubungi anggota tim KalGen sebelum pengiriman. Untuk Indonesia Barat
hubungi 021-70381283, Indonesia Tengah 08151662241, Indonesia Timur
081230373622.
3. Pengiriman sampel darah tidak boleh pada hari Kamis dan Jumat. Kenapa?
KalGen tidak beroperasi pada hari sabtu dan minggu, sehingga ketika sampel
sampai di hari sabtu dan minggu dijamin akan rusak.
4. Lama pemeriksaan maksimum 10 hari kerja sejak sampel diterima di KalGen
Lab. Sampel akan dikerjakan setiap Jumat pagi. Maka selambat-lambatnya
sampel harus sudah sampai hari Kamis.

Anda mungkin juga menyukai