Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kasus

Lipoma Labium Mayora Sinistra

Oleh :

Yuli Rakhmawati, S.Ked


NIM. I4A012015

Pembimbing :

dr. Pribakti Budinurdjaja, Sp.OG (K)

BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FK ULM/RSUD ULIN
BANJARMASIN

April, 2017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

BAB III LAPORAN KASUS .......................................................................11

BAB IV DISKUSI ........................................................................................21

BAB V PENUTUP ......................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Vulva meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis

sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia minora, klitoris, selaput

darah (hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar dan struktur vaskular.1

Berbagai jenis lesi dapat muncul sebagai massa di daerah vulva seperti kista

Bartholin, kista mukus, kista epidermal, fibroma, fibromioma, lipoma dan

hemangioma. Lipoma merupakan tumor jaringan lunak yang paling umum ditemui,

namun lipoma vulva sangat jarang terjadi, sehingga hanya sedikit kasus yang

dilaporkan di dunia sebagai literatur.1

Hanya terdapat sedikit laporan mengenai lipoma yang terjadi di vulva. Pada

tahun 1969, De Lima Filho et al2 melaporkan sebuah kasus yang terjadi pada wanita

usia 35 tahun. Pada tahun 1982, Fukamizu et al3 melaporkan sebuah kasus lipoma vulva

pedunkulus besar yang terjadi pada bayi, yang sudah ada sejak lahir. Tahun 1999, Van

Glabeke et al4 melaporkan sebuah kasus neonatus dengan lipoma vulva yang

terobservasi di preputium klitoridis. Kehagias et al5 mendeskripsikan penemuan CT-

scan dari lipoma vulva pedunkulus besar yang berukuran 17x13x7 cm pada wanita

berusia 35 tahun dan disimpulkan bahwa USG, CT-scan, dan MRI merupakan

pemeriksaan penunjang yang penting dalam membuktikan konsistensi lipomatosa dari

tumor-tumor tersebut dan untuk membedakannya dengan kista vulva. Laporan terakhir

didapatkan dari Agarwal et al6 pada tahun 2004 yang mendeskripsikan wanita berusia

35 tahun dengan lipoma yang berasal dari labia minora sinistra.

1
Sebagain besar lipoma berasal dari jaringan lemak subkutaneus dan umumnya

bersifat asimptomatik. Sebagain besar gejalanya berhubungan dengan letak dan ukuran

tumor.7,8

Sebagian besar kasus lipoma vulva didiagnosis berdasarkan manifestasi klinis.

Lipoma vulva dapat salah didiagnosis sebagai hernia inguinalis atau pembengkakan

kistik dari kelenjar Bartholin atau kanal Nuck.5 Diagnosis banding lainnya termasuk

fibroma vulva, fibroblastoma, dan angiomiofibroblastoma.9 Bila ditemukan keraguan,

pemeriksaan penunjang seperti USG, foto Rontgen polos, CT scan, dan MRI dapat

membedakan berbagai jenis tumor.5,8,10,11

Tidak ada laporan lipoma dapat berubah menjadi lesi yang ganas. Sampai saat

ini, lipoma diketahui secara luas sebagai tumor jinak tanpa adanya resiko menjadi

keganasan.12 Walaupun observasi dapat menjadi pilihan, namun eksisi diperlukan

untuk membuang tumor.8

Berikut dilaporkan kasus pasien NY. FL usia 39 tahun dengan lipoma labium

mayora sinistra.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Organ Genitalia Externa

Sistem reproduksi perempuan terdiri atas organ genitalia externa dan

interna. Organ genitalia externa termasuk mons pubis (kulit berambut di depan

pubis), labium majus, labium minus, clitoris, dan glandula vestibularis major

(glandula Bartholini). Organ genitalia interna terdiri dari sepasang ovarium,

sepasang tuba uterina, uterus, dan vagina.13

Labium majus merupakan lipatan kulit menonjol yang terbentang dari mons

pubis untuk bersatu di posterior pada garis tengah. Labium majus homolog dengan

scrotum pada laki-laki). Labium minus merupakan dua lipatan kulit kecil tidak

berambut, terletak di antara labium majus. Ujung posteriornya bersatu membentuk

lipatan tajam, frenulum labiorum. Ke anterior labium minus terpisah untuk meliputi

clitoris, membentuk preputium di anterior dan frenulum di posterior. Vestibulum

vaginae adalah ruang di antara labium minus. Pada puncak vestibulum terdapat

clitoris dan pada basisnya terdapat muara urethra, vagina, dan ductus glandula

vestibularis major.13

Clitoris, yang homolog dengan penis pada laki-laki, terletak di anterior pada

apex vestibulum. Radix clitoridis terbentuk dari tiga masa jaringan erektil yang

disebut bulbus vestibuli dan crus clitoridis dextra et sinistra. Corpus clitoridis terdiri

dari dua buah corpora cavernosa yang diliputi oleh musculus ischiocavernosus.

Glans clitoridis merupakan jaringan erektil kecll yang menutupi corpus clitoridis.

Sebagian glans clitoridis ditutupi oleh preputium clitoridis.13

3
Glandulae vestibulares majores (Glandula Bartholini) adalah sepasang

kelenjar mukosa kecil yang letaknya tertutup oleh bagian posterior bulbus vestibuli

dan labium majus. Masing-masing glandula mengalirkan sekretnya ke dalam

vestibulum melalui saluran kecil yang bermuara pada alur di antara hymen dan

bagian posterior labium minus.13

Urethra terbentang dari collum vesicae urinariae menembus sphincter

urethrae sampai meatus urethrae extemus, di tempat urethra bermuara ke dalam

vestibulum kurang lebih 1 inci (2,5 cm) di bawah clitoris. Urethra perempuan

panjangnya kurang lebih 1,5 inci (3,8 cm) dan terletak tepat di depan vagina. Di

samping meatus urethrae externus terdapat muara kecil dari ductus glandulae

paraurethrales. Glandulae paraurethrales homolog dengan prostat pada laki-laki.1

Orificium vagina mempunyai lipatan mukosa tipis disebut hymen yang

berlubang di tengahnya. Setengah bagian bawah vagina terletak di dalam perineum,

setengah bagian atas terletak di atas dasar pelvis, dan fornix posterior berhubungan

dengan excavatio rectouterina (cavum Douglasi) di dalam cavitas peritonealis.13

B. Lipoma Labial

1. Definisi

Lipoma merupakan tumor nonneoplastik yang berasal dari adiposit jaringan

subkutaneus vulva.14 Berupa massa besar, lunak, tidak nyeri, berbentuk sesil atau

pedunkulus, bersifat benigna dengan pertumbuhan yang lambat.15

4
Gambar 2.1 Lipoma labium mayora pedunkulosa16

2. Epidemiologi

Lipoma merupakan tumor jaringan lunak yang paling umum. Tumor lemak

benigna ini bersifat lambat tumbuh, dan membentuk massa lunak berlobus yang

dikelilingi oleh kapsul fibrosa tipis.10

Lokasi umum terbentuknya lipoma adalah di punggung, leher, dan abdomen.

Lipoma terjadi pada 1% dari populasi.1 Lipoma telah teridentifikasi pada semua

kelompok usia, tapi umumnya muncul pertama kali di antara usia 40-60 tahun.

Lipoma lebih sering terjadi pada perempuan, dengan bentuk lipoma yang paling

umum adalah lipoma soliter.8 Variasi lain yang mungkin dijumpai antara lain

lipoma sel spindle, lipoma pleomorfik, angiolipoma, dan adenolipoma.10

Hanya terdapat sedikit laporan mengenai lipoma yang terjadi di vulva. Pada

tahun 1969, De Lima Filho et al2 melaporkan sebuah kasus yang terjadi pada wanita

usia 35 tahun. Pada tahun 1982, Fukamizu et al3 melaporkan sebuah kasus lipoma

vulva pedunkulus besar yang terjadi pada bayi, yang sudah ada sejak lahir. Tahun

5
1999, Van Glabeke et al4 melaporkan sebuah kasus neonatus dengan lipoma vulva

yang terobservasi di preputium klitoridis. Kehagias et al5 mendeskripsikan

penemuan CT-scan dari lipoma vulva pedunkulus besar yang berukuran 17x13x7

cm pada wanita berusia 35 tahun dan disimpulkan bahwa USG, CT-scan, dan MRI

merupakan pemeriksaan penunjang yang penting dalam membuktikan konsistensi

lipomatosa dari tumor-tumor tersebut dan untuk membedakannya dengan kista

vulva. Laporan terakhir didapatkan dari Agarwal et al6 pada tahun 2004 yang

mendeskripsikan wanita berusia 35 tahun dengan lipoma yang berasal dari labia

minora sinistra.

Usia Ukuran
Pengarang Durasi Lokasi
Pasien (cm)
De Lima Fliho et al 35 tahun 10 tahun Labium mayus 10
dekstra

Fukamizu et al 7 bulan 7 bulan Labium mayus 3,5x5,5x3,5


dekstra

Van Glabeke et al 5 bulan 5 bulan Preputium Tidak


klitoridis diketahui

Kehagias et al 52 tahun Tidak Labium mayus 17x13x7


diketahui dekstra

Agarwal et al 35 tahun 6 bulan Labium mayus 4x4


sinistra

Jung Hoon Lee et al 17 tahun 12 bulan Labium mayus 8,2x5,5x3,8


dekstra

Tungenwar et al 40 tahun 2 tahun Labium mayus 4,5x3,5


dekstra

3. Etiologi dan Faktor Risiko

Etiologi pasti mengenai pembentukan lipoma tidak diketahui, namun terdapat

spekulasi bahwa terdapat hubungan potensial antara trauma dengan pembentukan

lipoma atau peningkatan ukurannya, hal ini disebabkan oleh adanya translokasi dari

6
lemak yang berasal dari septa yang ruptur.7 Copcu17 melaporkan mengenai dua

kasus lipoma skapular yang diinduksi oleh olahraga pada seorang pemain voli dan

pemain tenis meja. Lipoma yang terbentuk di sepanjang insisi bedah seperti pada

episiotomi telah dilaporkan pada beberapa literatur. Sebagian lipoma vulva terdapat

pada labia mayora karena distribusi lemak pada vulva, dan terletak superfisial.7

Diduga pula bahwa pelepasan sitokin yang diinduksi trauma, akan memacu

diferensiasi dan maturasi pre-adiposit. Terdapat pula hubungan dengan gen yang

menyusun ulang kromosom 12 pada kasus lipoma soliter, serta abnormalitas pada

gen fusi HMGA2-LPP.1

Sebagian besar lipoma vulva bersifat kongenital. Mayoritas kasus terjadi pada

labium kanan, dan hal ini menunjukkan kemungkinan asal embriologisnya.18

4. Manifestasi Klinis

Sebagain besar lipoma berasal dari jaringan lemak subkutaneus dan umumnya

bersifat asimptomatik. Sebagain besar gejalanya berhubungan dengan letak dan

ukuran tumor. Lipoma tersebut bersifat tidak nyeri, berukuran 2 sampai 20 cm,

mobil, non fluktuatan, berbatas tegas atau bertangkai, dan lunak atau menyerupai

karet. Keluhan simptomatik dapat muncul bila terjadi iritasi neural.7-8

Lipoma vulva yang berukuran besar dapat menyebabkan ketidaknyamanan

selama aktivitas fisik seperti saat berjalan dan melakukan hubungan seksual.

Lipoma vulva juga dapat menghambat aliran bebas urin.7

5. Diagnosis

Sebagian besar kasus lipoma vulva didiagnosis berdasarkan manifestasi

klinis. Lipoma vulva dapat salah didiagnosis sebagai hernia inguinalis atau

pembengkakan kistik dari kelenjar Bartholin atau kanal Nuck. Diagnosis banding

7
lainnya termasuk fibroma vulva, fibroblastoma, dan angiomiofibroblastoma. Bila

ditemukan keraguan, pemeriksaan penunjang seperti USG, foto Rontgen polos, CT

scan, dan MRI dapat membedakan berbagai jenis tumor.7

Diagnosis lipoma ditegakkan dengan biopsi preperatif, pemeriksaan

histopatologis, dan MRI.1 Saat lipoma dibelah, tampak substansi lembut, berwarna

kuning, dan berlobulasi. Secara histologis, lipoma tampak lebih homogen daripada

fibroma.10

Lipoma terdiri atas kombinasi sel-sel lemak matur dan jaringan ikat.

Kombinasi tersebut tidak dapat dibedakan dengan fibroma yang terdegenerasi

kecuali melalui pemeriksaan histopatologis.19

Gambar 2.2 Gambaran Eksisi Lipoma

8
Gambar 2.3 Gambaran Adiposit Matur pada Lipoma dengan Pewarnaan
Hematoksilin Eosin pada Perbesaran 200x

Gambar 2.4 CT-scan Setinggi Genitalia Eksterna Menunjukkan Massa


Lipomatosa
6. Terapi

Observasi dapat dilakukan apabila pasien tidak memiliki keluhan.15 Tata

laksana lipoma secara umum adalah dengan eksisi. Terdapat pula literatur yang

membahas mengenai terapi alternatif seperti penyedotan lemak (liposuction) dan

injeksi steroid. Namun terapi alternatif tersebut berhubungan dengan pembuangan

9
inkomplit dengan resiko terjadinya rekurensi dan kurangnya jaringan representatif

yang dapat digunakan untuk diagnosis histologis.7

7. Komplikasi

Lipoma miskin akan kapsul jaringan ikat fibrosa dan diseksi komplit mungkin

dapat menimbulkan komplikasi perdarahan.15

10
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas

Nama : Ny. FL

Umur : 39 tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Nama Suami : Tn. YN

Umur : 46 tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : S1

Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Pelajar, RT. 2, Desa Muara Babuat, Murung Raya.

MRS tanggal : 13 Maret 2017

B. Anamnesis.

1. Keluhan utama:

Benjolan di kemaluan

11
Riwayat penyakit sekarang:

Pasien merupakan rujukan dari dokter Sp.OG dengan diagnosis lipoma vulva.

Pasien datang tanggal 13 Maret 2017 dengan keluhan terdapat benjolan di

kemaluan. Benjolan dirasakan muncul sejak bulan Februari 2014. Benjolan

dirasakan di bagian pipi kemaluan sebelah kiri. Awalnya terasa seperti daging

tumbuh, berukuran sebesar kacang, lunak, tidak nyeri, tidak gatal, dan berwarna

sama seperti kulit. Karena tidak merasa ada keluhan, pasien kemudian membiarkan

benjolan tersebut. Benjolan perlahan membesar, sampai berukuran sebesar uang

logam, dengan permukaan mulus, tidak berbenjol-benjol, dan tidak pernah

mengecil. Pasien mulai merasa tidak nyaman saat beraktifitas, sehingga pasien

kemudian berobat ke dokter umum, dan dirujuk ke dokter spesialis OG. Pasien

kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi.

Riwayat penyakit dahulu:

Hipertensi (-), DM (-), asma (-)

Riwayat penyakit keluarga:

Hipertensi (-), DM (-), asma (-)

C. Pemeriksaan Fisik

1. Status Umum

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis, GCS 4-5-6

Tinggi badan : 149 cm

Berat badan : 75 kg

Tanda vital : TD : 130/80 mmHg

Nadi : 96 kali/menit

12
RR : 21 kali/menit

T : 37,2 oC

Kulit : Sawo matang, turgor kulit baik, kelembaban cukup

Kepala/leher

Kepala : normocephali

Mata : Mata tidak cekung, Konjungtiva anemis (-), sklera tidak

ikterik, palpebra tidak edem, pupil isokor, refleks cahaya

+/+.

Telinga : Bentuk normal, tidak ada cairan yang keluar dari telinga.

Hidung : Bentuk normal, tidak tampak deviasi septum, tidak ada

sekret, tidak ada epistaksis, tidak ada pernapasan cuping

hidung.

Mulut : Bibir dan mukosa tidak anemis dan tidak kering,

perdarahan gusi tidak ada, lidah tidak ada kelainan.

Leher : Tidak ada kaku kuduk, tidak tampak pembesaran kelenjar

getah bening dan tiroid, tidak ada peningkatan JVP.

Thoraks:

Paru

Inspeksi : bentuk normal, gerakan simetris dan ICS tidak melebar.

Palpasi : fremitus raba +/+ simetris, tidak ada nyeri tekan.

Perkusi : sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : Vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing.

Jantung

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

13
Palpasi : tidak teraba thrill, iktus kordis di ICV linea midklavikula

kiri

Perkusi : batas jantung tidak melebar

Auskultasi : S1 dan S2 reguler, bising jantung (-)

Abdomen: Striae (-), Ascites (-), organomegali (-), BU (+)

Ekstremitas :

Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), gerak normal, nyeri gerak(-/-)

Bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-), gerak normal, nyeri gerak (-/-).

Gambar 3.1 Lipoma Labium Mayora Sebelum Operasi

14
D. Pemeriksaan penunjang

Hasil Laboratorium (25/2/2017):

Pemeriksaan 25/2/2017 Nilai Normal


Hematologi
Hemoglobin 11,7 g/dL* 11,00-16,00 g/dL
Leukosit 7.500/µL 4,65-10,3 ribu/µL
Eritrosit 4.600.000/µL 4,00-5,50 juta/µL
Hematokrit 37,7 vol% 32,00-44,00 vol%
Trombosit 346.000/µL 150-356 ribu/µL
RDW-CV 13,0 % 12,1-14,0 %
MCV, MCH, MCHC
MCV 82,0 fL 75,00-96,00 fL
MCH 25,4 pg* 28,0-32,0 pg
MCHC 31,0 %* 33,0-37,0 %
HITUNG JENIS
Basofil% 0,5 % 0,0-1,0 %
Eosinofil% 3,8 %* 1,0-3,0 %
Gran% 63,5 % 50,0-70,0 %
Limfosit% 26,8 % 25,0-40,0 %
Monosit% 5,4 % 3,0-9,0 %
Basofil# 0,04/µL <1.000/µL
Eosinofil# 0,28/µL <3.000/µL
Gran# 4.75/µL 2.500-7.000/µL
Limfosit# 2.000/µL 1.250-4.000/µL
Monosit# 400/µL 300-1.000/µL
ESR 17 mm/jam 0-10,0 mm/jam
PROTHROMBIN
TIME
PT 9,1 detik 9,9-13,5 detik
Kontrol normal PT 0,84 -
INR 11,4 -
APTT 27,3 detik 22,2-37,0 detik
Kontrol normal APTT 26,1 -
KIMIA
GULA DARAH
Glukosa darah puasa 113 mg/dl* 70-105 mg/dl
HATI
SGOT 35 U/I 0-46 U/I
SGPT 21 U/I 0-45 U/I

15
Protein total 9,3 g/dl* 6,2-8,0 g/dl
Albumin 4,9 g/dl 3,5-5,5 g/dl
GINJAL
Ureum 17 mg/dl 10-50 mg/dl
Kreatinin 0,7 mg/dl 0,6-1,2 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 145 mmol/l 135-146 mmol/l
Kalium 4,0 mmol/l 3,4-5,4 mmol/l
Klorida 111 mmol/l* 95-100 mmol/l

Hasil Foto Thorax AP/PA (25/02/2017):

Cor dan Pulmo tak tampak kelainan.

Jaringan lunak dan skeletal normal.

Lain-lain tidak tampak kelainan.

16
E. Diagnosis

Diagnosis banding:
-
Lipoma labia mayora sinistra
-
Hernia inguinalis
-
Kista kelenjar Bartholin
-
Fibroma vulva

- Fibroblastoma

- Angiomiofibroblastoma

Diagnosis kerja:

Lipoma labia mayora sinistra

F. Penatalaksanaan

 Pro Eksisi + hecting/repair

G. Follow up Perjalanan Penyakit

Tanggal 13/03/2017:

S) Pasien masuk ruangan dari poli. Benjolan di pipi kemaluan kiri (+). Keluhan lain

(-), BAK lancar

O) Compos Mentis, AICD (-)

TD : 150/100 mmHg RR: 21 x/menit N: 97 x/menit T: 36,6°C

STG: Massa (+) di labium mayora sinistra

3x2x2 cm, mobil, licin, lunak


A) Lipoma labia mayora sinistra

P) Pro eksisi + repair

17
Tanggal 14/03/2017:

S) Keluhan (-)

O) Compos Mentis, AICD (-)

TD : 150/90 mmHg RR: 25 x/menit N: 95 x/menit T: 36,5°C

STG: Massa (+) di labium mayora sinistra

3x2x2 cm, mobil, licin, lunak


A) Lipoma labia mayora sinistra

P) Pro eksisi dan repair labia mayora sinistra hari ini

Laporan Operasi (tanggal 14-03-2017, pukul 10.40-11.40 WITA):

- KIE dan informed consent

- Pasien posisi litotomi dengan general anestesi

- Dilakukan desinfeksi lipoma dan sekitarnya dengan betadine

- Dilakukan identifikasi lipoma

- Eksisi lipoma dan perdarahan dirawat

- Regio labia mayora direpair dengan hecting

- Operasi selesai

18
Gambar 3.2 Proses Eksisi Lipoma

Gambar 3.3 Labium Mayora Pasien Post Operasi

Terapi Post-operasi:

- IVFD. DS : RL 3:1 20 tpm makro

- Drip Ketorolac 3x3 mg/100 cc D5, selama 2 hari

- Inj. Ceftriaxone 2x1 gram, selama 2 hari

19
- Boleh makan/minum 6 jam post operasi.

Tanggal 15/03/2017:

S) Keluhan (-)

O) Compos Mentis, AICD (-)

TD 140/90 mmHg RR: 19 x/menit N: 89 x/menit T: 36,8°C

STG: massa (-)

A) Post eksisi dan repair lipoma labia mayora sinistra

P) - IVFD. DS : RL 3:1 20 tpm makro

- Drip Ketorolac 3x3 mg/100 cc D5, selama 2 hari

- Inj. Ceftriaxone 2x1 gram, selama 2 hari

Monitor: keluhan/tanda-tanda vital

Tanggal 16/03/2017:

S) Keluhan (-)

O) Compos Mentis, AICD (-)

TD: 130/80 mmHg RR: 17 x/menit N: 93 x/menit T: 36,7°C

STG: massa (-)

A) Post Eksisi lipoma labial mayora sinistra

P) - Af kateter dan infus

- Pro KRS, kontrol poli kandungan

20
BAB IV

DISKUSI

Pasien merupakan rujukan dari dokter Sp.OG dengan diagnosis lipoma vulva.

Pasien datang tanggal 13 Maret 2017 dengan keluhan terdapat benjolan di

kemaluan. Benjolan dirasakan muncul sejak bulan Februari 2014. Benjolan

dirasakan di bagian pipi kemaluan sebelah kiri. Awalnya terasa seperti daging

tumbuh, berukuran sebesar kacang, lunak, tidak nyeri, tidak gatal, dan berwarna

sama seperti kulit. Karena tidak merasa ada keluhan, pasien kemudian membiarkan

benjolan tersebut. Benjolan perlahan membesar, sampai berukuran sebesar uang

logam, dengan permukaan mulus, tidak berbenjol-benjol, dan tidak pernah

mengecil. Pasien mulai merasa tidak nyaman saat beraktifitas, sehingga pasien

kemudian berobat ke dokter umum, dan dirujuk ke dokter spesialis OG. Pasien

kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi.

Lipoma sebagian besar besifat asimptomatik. Sebagain besar gejalanya

berhubungan dengan letak dan ukuran lipoma. Lipoma umumnya bersifat tidak

nyeri, berukuran 2 sampai 20 cm, mobil, non fluktuatan, berbatas tegas atau

bertangkai, dan lunak atau menyerupai karet.7,8

Lipoma vulva yang berukuran besar dapat menyebabkan ketidaknyamanan

selama aktivitas fisik seperti saat berjalan dan melakukan hubungan seksual.

Lipoma vulva juga dapat menghambat aliran bebas urin.7

Etiologi pasti mengenai pembentukan lipoma tidak diketahui, namun terdapat

spekulasi bahwa terdapat hubungan potensial antara trauma dengan pembentukan

lipoma atau peningkatan ukurannya, hal ini disebabkan oleh adanya translokasi dari

21
lemak yang berasal dari septa yang ruptur.7 Sebagian lipoma vulva terdapat pada

labia mayora karena distribusi lemak pada vulva, dan terletak superfisial.7

Diduga pula bahwa pelepasan sitokin yang diinduksi trauma, akan memacu

diferensiasi dan maturasi pre-adiposit. Terdapat pula hubungan dengan gen yang

menyusun ulang kromosom 12 pada kasus lipoma soliter, serta abnormalitas pada

gen fusi HMGA2-LPP.1

Sebagian besar lipoma vulva bersifat kongenital. Mayoritas kasus terjadi pada

labium kanan, dan hal ini menunjukkan kemungkinan asal embriologisnya.18

Pada pemeriksaan fisik pasien, status umum dan tanda vital pasien dalam

batas normal. Pada pemeriksaan khusus yaitu status ginekologi, pada inspeksi

genitalia eksterna, ditemukan massa berukuran sekitar 3x2x2 cm di bagian labium

mayora sinistra. Massa sewarna kulit dengan permukaan yang licin. Dari palpasi

didapatkan massa teraba lunak dan mobil. Ditegakkan diagnosis bahwa pasien

mengalami lipoma labia mayora sinista. Pasien ditetapkan untuk menjalani operasi

eksisi lipoma labia mayora sinitra. Pada pemeriksaan laboratorium dan foto thorax

pre-operasi, tidak ditemukan adanya kelainan sehingga pasien dijadwalkan untuk

menjalani operasi pada tanggal 14/03/2017.

Penegakkan diagnosis dari lipoma labia dapat dilakukan dari anamnesis,

pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Anamnesis diperlukan untuk

menggali riwayat kapan pertama kali pasien merasakan benjolan tumbuh di daerah

kelamin. Etiologi dan faktor risiko yang mungkin berhubungan perlu ditanyakan.

Ada atau tidaknya keluhan yang berhubungan dengan benjolan juga perlu

ditanyakan, seperti apakah benjolan terasa nyeri, mengganggu aktivitas, dan

mengganggu aliran kencing. Pada pemeriksaan fisik inspeksi dan palpasi,

22
umumnya lipoma berukuran 2 sampai 20 cm, mobil, non fluktuatan, berbatas tegas

atau bertangkai, dan lunak atau menyerupai karet.7,8

Diagnosis lipoma ditegakkan dengan biopsi preperatif, pemeriksaan

histopatologis, dan MRI.1 Saat lipoma dibelah, tampak substansi lembut, berwarna

kuning, dan berlobulasi. Secara histologis, lipoma tampak sebagai kombinasi sel-

sel lemak matur dan jaringan ikat.10

Pasien menjalani operasi di bawah pengaruh anestesi general. Pada saat

operasi, dilakukan eksisi lipoma labia mayora sinistra, dan pengambilan sampel

jaringan untuk pemeriksaan histopatologis.

Observasi dapat dilakukan apabila pasien tidak memiliki keluhan.15 Namun

tata laksana lipoma secara umum adalah dengan eksisi. Eksisi harus dilakukan

secara komplit agar tidak terjadi rekurensi.7

Pasien pulang pada tanggal 16 Maret 2017. Setelah dirawat selama 2 hari

post-operasi. Pasien mendapat obat pulang analgetik dan antibiotik. Pasien

dijadwalkan untuk kontrol lewat poli untuk menilai apakah terdapat komplikasi

post-operasi seminggu setelah pulang rumah sakit.

23
BAB V

PENUTUP

Telah disampaikan laporan kasus pasien Ny. FL usia 39 tahun dengan lipoma

labia mayora sinistra. Penegakkan diagnosis dari lipoma labia mayora sinistra

dilakukan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa

histopatologi. Pasien menjalani operasi di bawah pengaruh anestesi general. Pada

saat operasi, dilakukan eksisi dan repair lipoma labia mayora sinistra. Pasien pulang

pada tanggal 16 Maret 2017 setelah dirawat selama 2 hari post-operasi. Pasien

mendapat obat pulang analgetik dan antibiotik. Pasien dijadwalkan untuk kontrol

lewat poli untuk menilai apakah terdapat komplikasi post-operasi.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Tungenwar PN, Bakhshi GD, Suryawanshi MM, Shah KV. Vulvar lipoma: a rare
case report. Bombay Hosp J. 2010;1:105.

2. De Lima Filho OA, Cogliati AO, Reitzfeld G. Lipoma of the vulva. Rev Paul
Med. 1969;75:165-76.

3. Fukamizu H, Matsumoto K, Inoue K, Moriguchi T. Large vulvar lipoma. Arch


Dermatol 1982;118:447.

4. Van Glabeke E, Audry G, Hervet F, Josset P, Gruner M. Lipoma of the preputium


clitoridis in neonate: an exceptional abnormality different from ambiguous
genitalia. Pediatr Surg Int. 1999;15:147-8.

5. Kehagias DT, Smyrniotis VE, Karvounis EE, Gouliamos AD, Creatsas G. Large
lipoma of the vulva. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 1999;84:5-6.

6. Agarwal U, Dahiya P, Sangwan K. Vulval lipoma: a rare occurrence. Arch


Gynecol Obstet. 2004;270:59-60.

7. Usman HA, Abubakar AU, Mohammed H. Giant vulval lipoma in a post


menopausal woman. BJMMR;15:1-4.

8. Khreisat B, Uraiqat AU. Vulvar lipoma: a case report. JRMS. 2012;19:79-81.

9. Ajibona OO, Richards CJ, Davies Q. A distinctive vulval fibroma of so-called


prepubertal type in a postmenopausal patient. J Clin Pathol. 2007;60:437-438.

10. Lee JH, Chung SM. Large vulvar lipoma in an adolescent: a case report. J
Korean Med Sci. 2008;23:744-6.

11. Odoi AT, Owusu-Bempah A, Dassah ET, Darkey DE, Quayson SE. Vulvar
lipoma: is it so rare? Ghana Med J. 2011;45:125-7.

12. Mentzel T. Cutaneous lipomatous neoplasms. Semin Diagn Pathol.


2001;18:250.

13. Snell RS. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC, 2008.

14. Yenidunya MO. Surgery for lipomas should not be estimated as simple as their
name implies. Med J Islamic World Acad Sci. 2015;23:84-9.

15. Schaffer J, Bradshaw K, Halvorson L, Corton MM. Williams Gynecology.


New York: McGraw-Hills Medical, 2012.
16. Fisher BK, Margesson LJ. Genital skin disorders: diagnosis and treatment. St.
Louis: Mosby, 1998.

17. Copcu E. Sport-induced lipoma. Int J Sports Med. 2004;25:182-5.

18. Keskin EU, Pala EE, Cakir E, et al. An uncommon presentation of common
benign tumour. J Turgut Ozal Med Cent. 2015;22:191-3.

19. DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current diagnosis &
treatment in obstetric and gynecology. New York: McGraw-Hills Medical,
2007.

Anda mungkin juga menyukai