Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

Ileus Obstruksi ec susp. Hernia Inguinalis lateralis


Sinistra inkarserata

Pembimbing:
dr. Antonius Nirmala, Sp.B

Oleh:
dr. Riza Paramitha

PROGRAM INTERSHIP DOKTER INDONESIA


KUALA KAPUAS, KALIMANTAN TENGAH
2018
Laporan kasus
Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 29/12/1956 (62 tahun)
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cilik Riwut Kuala Kapuas Kal-Teng
Pekerjaan : Bagian Tata Usaha SMA
No RM : 142909
Tanggal masuk RS : 3/11/2018 pukul 17.51 WIB

• Anamnesis
Keluhan Utama : perut terasa sakit
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien dibawa ke IGD RSUD Soemarno Sostroadmodjo dengan keluhan perut
terasa sakit sejak 1 hari SMRS. Nyeri dirasakan terus menerus dan memberat
apabila pasien bergerak, batuk dan mengedan. Pasien mengeluh mual dan
muntah 3x, muntah berisi cairan dan makanan, darah tidak ada. BAB dan
kentut tidak ada sejak 3 hari SMRS. BAK tidak ada keluhan.
• Pasien mempunyai riwayat benjolan di dekat sela paha kiri sejak 1 tahun
terakhir. Benjolan akan terlihat pada saat pasien berdiri, batuk, mengedan,
saat sedang bekerja. Benjolan dahulunya dapat keluar masuk, namun sejak 1
minggu SMRS benjolan tidak dapat masuk kembali. Benjolan tidak terasa
sakit, namun terasa tegang.
• Sebelumnya pasien tidak BAB dan Flatus 3 hari, pasien ada mengeluh BAB
sering keras dan sedikit-sedikit. Pasien juga ada riwayat di pijat-pijat perut dan
benjolannya 4 hari SMRS.
…anamnesis
• Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat hipertensi, jantung, asma, diabetes mellitus, alergi di
sangkal.

• Riwayat Penyakit Keluarga:


Riwayat hipertensi (-), jantung (-), asma (-), diabetes mellitus
(-), alergi (-)
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum: Tampak sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign :
• Tekanan Darah : 150/90
• Nadi : 95x/menit, kuat angkat regular
• Suhu : 36,4 0C
• Pernapasan : 20 x/menit
• Spo2 : 99% tanpa 02
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Normocephali
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Telinga : Normotia, sekret -/-
• Hidung : Napas cuping hidung -/-, sekret -/-
• Leher: Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, JVP 5-2 cmH2O
• Thorax : Pergerakkan dinding dada simetris kiri dan kanan, tidak ada
bagian dada yang tertinggal.
Cor : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara nafas kanan = kiri, perkusi sonor kanan, rhonki
-/-, wheezing -/-
• Abdomen
Regio Abdomen : Inspeksi : Distensi abdomen (+)
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat, Metalic Sound (+)
Palpasi : nyeri tekan (+) di seluruh region abdomen,
finger test tidak teraba masa, defans
muskuler (-)
Perkusi : Hipertimpani (+) di seluruh kuadran abdomen
• Ekstremitas : Oedem (-/-), sianosis-/-, akral hangat +/+
Pemeriksaan Fisik
• Status Lokalis
Regio Inguinal kiri
– tampak massa bentuk
lonjong dengan ukuran
3x2 cm, konsistensi
kenyal, berbatas tegas,
– nyeri tekan (+),
– bising usus (+).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaaan Hasil Nilai rujukan Satuan

Hematologi
Hemoglobin 14,6 11-16 g/dL

Hematokrit 38,3 37-48 %

Leukosit 9,87 4-11 ribu/ul

Trombosit 199 150-400 ribu/ul

Eritrosit 4,62 4.5-6 juta/ul

Golongan darah B

Clothing Time 6 menit 00 detik 4-10 Menit

Bleeding Time 1 menit 30 detik 1-3 Menit

8
PEMERIKSAAN PENUNJANG (2)
Kimia Darah Hasil Nilai rujukan Satuan

Glukosa 102,5 70-140 mg/dL

HbsAg NR Non reaktif mg/dL

HIV NR Non reaktif mg/dL

Urea UV 62,43 13-43 mg/Dl

Natrium 141 135,0 – 145,0 IU/L

Kalium 4,0 3,500 – 5,500 IU/L

Clorida 108 96,00 – 106,0 g/Dl


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sinus dan diafragma baik
Cor dan Pulmo dalam batas
normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Posisi supine (terlentang):
tampak herring bone
appearance.
Posisi setengah duduk atau LLD:
Adanya dilatasi dari usus disertai
gambaran “step ladder” dan “air
fluid level
EKG

EKG : Sinus Rhytm, frekuensi 72x/menit.


Kesan : EKG Normal
DIAGNOSIS KERJA
• Ileus Obstruksi ec susp. Hernia Inguinalis lateralis Sinistra
inkarserata

PENATALAKSANAAN
1. Iv Plug
2. Inj. Ranitidin 50 mg

Konsul dr. Anton Sp.B


1. IVFD Nacl 0,9% 30 tpm
2. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
3. Inf. Metronidazole 3 x 500 mg
4. Inj. Ranitidin amp 1 x 50 mg
5. Inj. Metamizole 3 x 1 gram
6. Pasang NGT
7. Pasang Kateter
Follow Up
Ileus Obstruktif
• Ileus obstruktif  Gangguan pasase isi usus yang disebabkan
oleh adanya gangguan mekanis berupa sumbatan/obstruksi
mekanik.
• hernia inguinalis = prolaps sebagian isi usus ke dalam anulus
inguinalis di atas kantung skrotumdisebabkan oleh
kelemahan atau kegagalan menutup kongenital.
• Hernia inkarserata adanya perlekatan isi usus pada
peritoneum kantong hernia yang menyebabkan gangguan
pasase tanpa menyebabkan konstriksi suplai darah ke kantong
skrotum.
Etiologi
Klasifikasi Ileus Obstruksi
Berdasarkan penyebabnya : Tiga jenis dasar
• Lesi-lesi intraluminal feka • Ileus obstruktif sederhana
lit, benda asing, batu empe
du. • Ileus obstruktif strangulasi
• Lesi-lesi intrinsik  malign
ansi atau inflamasi, kongeni
tal.
• Lesi-lesi ekstraluminal
adhesi, hernia inkarserata,
neoplasma, abses,
hematoma
Patofisiologi
Gejala klinis
Terdapat 4 tanda kardinal Gejala ileus obstruktif tersebut
gejala ileus obstruktif : bervariasi tergantung kepada :
• Nyeri abdomen • Lokasi obstruksi
• Muntah • Lamanya obstruksi
• Distensi • Penyebabnya
• Kegagalan buang air besar • Ada atau tidaknya iskemia
atau gas(konstipasi). usus
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi  distensi, parut abdomen, hernia dan
massa abdomen. Inspeksi pada penderita yang
kurus/sedang juga dapat ditemukan “darm contour”
(gambaran kontur usus) maupun “darm steifung”
(gambaran gerakan uss).
2. Auskultasi
Hiperperistaltik  Metallic sound, fase selanjutnya
melemah hingga hilang.
3. Palpasi dan perkusi
Perkusi hipertympani yang menandakan adanya
obstruksi.
Pemeriksaan Radiologi
DILATASI USUS
Foto polos Abdomen :
1) Distensi usus bagian proksimal obstruksi
2) Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
3) Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
4) Posisi supine dapat ditemukan distensi
usus dan step-ladder sign

HERRING BONE STEP LADDER


Penatalaksanaan

 Resusitasi
1. IVFD Nacl 0,9% 30 tpm
 Farmakologis 2. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram
 Operatif 3. Inf. Metronidazole 3 x 500
mg
4. Inj. Ranitidin amp 1 x 50 mg
5. Inj. Metamizole 3 x 1 gram
6. Pasang NGT
7. Pasang Kateter
8. Cito Laparatomy - explorasi
HERNIA INGUINALIS

• Suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah


yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding.

• Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis


Lateralis (HIL) dan Hernia Ingunalis Medialis (HIM).
KLASIFIKASI
WAKTU LOKASI KLINIS

• Hernia • Hernia inguinalis • Hernia reponible


kongenital • Hernia femoralis • Hernia ireponible
• Hernia • Hernia • Hernia
akuisita/didapat umbilikalis strangulasi
• Hernia
inkarserata
ETIOLOGI
PERBANDINGAN HIL & HIM
Hernia Inguinalis Lateralis (HIL) Hernia Inguinalis Medialis (HIM)

Menonjol dari perut di lateral pembuluh Menonjol langsung ke depan melalui segitiga
epigastrika inferior. Hasselbach, daerah yang dibatasi ligamentum
Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua inguinale di bagian inferior, pembuluh epigastrika
pintu dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus di
inguinalis. bagian medial.
MANIFESTASI KLINIS
• Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul
pada waktu mengedan, batuk, bersin,
berdiri, mengangkat berat dan hilang setelah
berbaring (apabila masih reponibel)

HIL
• Nyeri atau rasa tidak enak di daerah
epigastrium atau para umbilical sewaktu
segmen usus halus masuk ke kantong hernia
• Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi
ataupun strangulasi

• Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala


HIM yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI PALPASI
PERKUSI
Hernia reponibel : benjolan Titik tengah antara SIAS
dilipat paha muncul pada dengan tuberkulum pubicum Bila didapatkan perkusi perut
waktu berdiri, batuk, bersin ditekan lalu pasien disuruh kembung maka harus
atau mengedan dan mengejan. Jika terjadi dipikirkan kemungkinan
menghilang setelah berbaring penonjolan di sebelah medial hernia strangulata.
HIL: muncul benjolan di maka itu HIM.
regio inguinalis yang Titik yang terletak di AUSKULTASI
berjalan dari lateral ke sebelah lateral tuberkulum Hiperperistaltis didapatkan
medial, tonjolan berbentuk pubikum ditekan lalu pasien pada auskultasi abdomen
lonjong. disuruh mengejan jika pada hernia yang mengalami
HIM : tonjolan biasanya terlihat benjolan di lateral obstruksi usus (hernia
terjadi bilateral, berbentuk titik yang kita tekan maka inkarserata).
bulat. dapat itu HIL.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Finger Test Pemeriksaan Thumb Test
Pemeriksaan Ziemen Test
Menggunakan jari ke 2 atau Anulus internus ditekan
Posisi berbaring, bila ada
jari ke 5. Dimasukkan lewat dengan ibu jari dan
benjolan masukkan dulu.
skrotum melalui anulus penderita disuruh mengejan,
Hernia kanan diperiksa
eksternus ke kanal inguinal. bila keluar benjolan
dengan tangan kanan.
Penderita disuruh batuk: Bila berartiHIM. Bila tidak
Penderita disuruh batuk bila
impuls diujung jari berarti
rangsangan pada jari ke 2 keluar benjolan berarti HIL
HIL. Bila impuls disamping
merupakan HIL, jari ke 3
berarti jari HIM.
merupakanHIM, jari ke 4
merupakan hernia femoralis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Ultrasonografi dapat digunakan untuk
Leukocytosis dengan shift to the left membedakan adanya massa pada lipat paha
yang menandakan strangulasi. atau dinding abdomen dan juga membedakan
Elektrolit, BUN, kadar ureum penyebab pembengkakan testis.
kreatinin yang tinggi akibat muntah- Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna
muntah dan menjadi dehidrasi untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba
di inguinal
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi
pelvis untuk mencari adanya hernia
obturator.
PENATALAKSANAAN

1. TEKNIK KONSERVATIF

Reposisi Reposisi Bantal


bimanual spontan penyangga
2. TERAPI OPERATIF

Anak-anak : Herniotomy

Dewasa :
Herniorrhaphy
DAFTAR PUSTAKA
• Sjamsuhidayat R, De Jong Wim. Usus halus, apendiks, kolon, dan anorektum. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2005. p. 623-31.
• Yates K. Bowel obstruction. In: Cameron P, Jelinek G, Kelly AM, Murray L, Brown AFT,
Heyworth T, editors. Textbook of Adult Emergency Medicine. 2nd ed. New York: Churchill
Livingstone; 2004 . p. 306-9.
• Sjamsuhidayat R, De Jong Wim. Hambatan Pasase Usus. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Jakarta: EGC; 2005. p. 841-5.
• Sabiston DC. Kelainan Bedah Usus Halus. Dalam: Andrianto P, Oswari J, editors. Buku Ajar
Bedah Bagian 1. Jakarta: EGC; 1995. p. 544-59.
• Evers BM. Small intestine. In: Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, MttoxKL , editors.
Sabiston textbook of surgery. The biological basis of modern surgicalpractice. 17th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2004. p. 1323-42.
• Mukherjee S. Ileus. December 28, 2009. Available from URL:
http://www.emedicine.medscape.com. Accessed November, 09, 2018.
• Ansari p. Intestinal Obstruction. 2007 September. Available from URL:
http://www.merck.com/mmpe/sec02/choll/chollh.html. Accessed November, 09, 2018.
• Anonym. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Lab/UPF Ilmu Bedah. Rumah Sakit Umum Daerah
Dokter Soetomo. Surabaya, 1994.

Anda mungkin juga menyukai