Anda di halaman 1dari 39

ISK PADA ANAK

Supervissor : dr. Hendrikus B. Tokan, Sp.A


Dokter muda : Theresia Dian, S.ked /1508010039
Kepaniteraan Klinik Anak
RSUD Prof WZ Yohannes
FK Undana
Outline
❑ Pendahuluan
❑ Defenisi
❑ Epidemilogi
❑ Klasifikasi
❑ Patogenesis
❑ Manifestasi klinis
❑ Diagnosis
❑ Tatalaksana
❑ Komplikasi
PENDAHULUAN

Traktus
Urinarius
PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih (ISK) Infeksi saluran kemih (ISK)


adalah infeksi akibat merupakan keadaan tumbuh
terbentuknya koloni kuman di
dan berkembang biaknya
saluran kemih. Kuman
mencapai saluran kemih kuman dalam saluran kemih
melalui cara hematogen dan dengan jumlah bakteriuria
ascending. yang bermakna

Infeksi saluran kemih


merupakan salah satu Masalah infeksi saluran kemih
masalah kesehatan akut yang yang tersering adalah
sering terjadi pada pyelonefritis dan sistitis
perempuan
DEFINISI
Infeksi saluran kemih (urinary tract
infection=UTI) adalah bertumbuh
dan berkembang biaknya kuman
atau mikroba dalam saluran kemih
dalam jumlah bermakna.

Bakteriuria ialah terdapatnya


bakteri dalam urin dalam
jumlah bermakna tergantung
pada cara pengambilan sampel
urin.

Buku pedoman ISK IDAI 2014


EPIDEMIOLOGI
KONSENSUS INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK, IDAI 2011

• neonatus antara 0,1% - 1%, dan meningkat 14% pada neonatus dengan demam,
• 5,3% pada bayiI
• bayi asimtomatik, bakteriuria 0,3 - ,4%.
• Risiko ISK pada anak sebelum pubertas 3-5% perempuan dan 1-2% pada anak laki.
• anak dengan demam berumur kurang dari 2 tahun, prevalensi ISK 3-5%.

CLINICAL PEDIATRIC NEPHROLOGY, 3RD ED, 2017

• bakteriuria asymtomatic 0,7% - 1,95% pada perempuan dan 0,04% - 0,2% pada laki-
laki
• 2% sampai 5% anak perempuan akan mengalami bakteriuria di usia dewasa
• <3 bulan , ISK > laki-Laki daripada perempuan. Rasio anak laki-laki dan perempuan
ISK pada kelompok usia ini berkisar dari 2: 1 hingga 5: 1.
KLASIFIKASI

Berdasarkan Berdasarkan Derajat


Gejala Klinis
kelainan lokasi infeksi Keparahan

ISK Simpleks Upper UTI Simptomatik ISK Ringan

ISK Kompleks Lower UTI Asimptomatik ISK Berat


Berdasarkan Jenis Kelainan
ISK Simpleks ISK Kompleks

• infeksi pada saluran kemih yang • ISK yang disertai dengan kelainan
normal tanpa kelainan struktural anatomik dan atau fungsional
maupun fungsional saluran kemih saluran kemih yang menyebabkan
yang menyebabkan stasis urin. stasis ataupun aliran balik (refluks)
urin. Kelainan saluran kemih dapat
berupa batu saluran kemih,
obstruksi, anomali saluran kemih,
kista ginjal, buli-buli neurogenik,
benda asing, dan sebagainya
Berdasarkan Lokasi Infeksi
Pielonefritis
• Akut
• infeksi yang menyebabkan invasi bakteri ke
parenkim ginjal.
• Kronis
• histopatologik kelainan ginjal dengan
ditemukannya proses peradangan kronis
pada interstisium ginjal dan secara
radiologik ditemukan gambaran parut
ginjal yang khas pada kalises yang tumpul.

Sistitis akut
• infeksi yang terbatas pada invasi kandung
kemih.
Berdasarkan Gejala Klinis

Simptomatik Asimptomatik
terdapatnya bakteriuria bermakna Bakteriuria bermakna tanpa
disertai gejala dan tanda klinik menimbulkan manifestasi klinis.
Berdasarkan Derajat Keparahan
ISK RINGAN ISK BERAT

Demam ringan Demam ≥390 C

Asupan cairan yang bagus Muntah yang terus menerus

Sedikit dehidrasi Dehidrasi berat

Kepatuhan pengobatan yang baik Kepatuhan pengobatan yang buruk


Etiologi
Kelompok Enterobacteriaceae seperti :
• Escherichia coli
• Klebsiella pneumoniae
• Enterobacter aerogenes
• Proteus mirabilis
Pseudomonas aeruginosa
Acinetobacter
Enterococcus faecalis
Staphylococcus saprophyticus
PATOGENESIS

Ascending Limfogen

Hematogen Eksogen

ISK
faktor anatomi
uretra >>
PATOGENESIS ISK Masuknya
mikroorganisme kontaminasi
fekal

ASCENDING Pemasangan alat


ke dalam traktus
Naiknya bakteri urinarius
dari kandung
Ada dua jalur kemih ke ginjal Adanya
utama terjadinya dekubitus yang
ISK pasien yang terinfeksi
system imunnya
rendah
adanya bendungan total
HEMATOGEN urine →distensi kandung
kemih

bendungan intrarenal
akibat jaringan parut
MANIFESTASI KLINIS
NEONATUS BAYI SAMPAI SATU TAHUN ANAK SAMPAI 4 TAHUN
• Apati • Demam • demam yang tinggi hingga
• Anoreksia • penurunan berat badan menyebabkan kejang
• ikterus atau kolestatis, • gagal tumbuh • Muntah
• Muntah • nafsu makan berkurang • diare
• Diare • Cengeng • gejala klinik lokal saluran
• Demam • Kolik kemih berupa polakisuria,
• hipotermia • Muntah disuria, urgency, frequency,
• tidak mau minum • Diare ngompol, sedangkan keluhan
• Oliguria • Ikterus sakit perut, sakit pinggang,
• Iritabel • distensi abdomen atau pireksia lebih jarang
• distensi abdomen. ditemukan.
• warna kulit keabu-abuan
(grayish colour)
• demam + menggigil, gejala GI track seperti mual, muntah,
diare.
Pielonefritis
• TD normal, ditemukan nyeri pinggang. Gejala neurologis
dapat berupa iritabel dan kejang.

• demam jarang melebihi 38 derajat celcius, biasanya


ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah
Sistitis
• gangguan berkemih berupa frequensi, Disuria, diskomfort
suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

• Gejala klinis yang dirasakan • TTV, antropometri • Pemeriksaan Lab


pasien, sesuai umur dan • Nyeri ketok sudut • Urinalisis
mengarahkan kepada kostovertebra • Pemeriksaan darah
kecurigaan lokasi dari ISK • Nyeri tekan suprasimfisis • Biakan urin
• genitalia eksterna seperti • Pemeriksaan Pencitraan
ada atau tidak fimosis, • Ultrasonografi
sinekia/adhesi labia,
• CT urografi dan MRI
epididimo-orkitis
• Tanda khas dari spina
bifida, seperti anal dimple,
tonjolan lunak, dan hairy
patch di kulit sakrum
HASIL URINALISIS

Urinalisis

Hematuria
Leukosit
Leukosituria Nitrit dan Bakteria
Esterase
proteinuria
INTEPRETASI HASIL BIAKAN URINE
• Biakan urin dengan aspirasi supra pubik: didapatkan
berapa pun jumlah kuman
• Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin: didapatkan
kuman dengan jumlah > 50.000 cfu/mL
• Biakan urin dengan urin pancar tengah: didapatkan
kuman dengan jumlah > 100.000 cfu/mL
• Biakan urin dengan urine collector: didapatkan kuman
dengan jumlah > 100.000 cfu/mL
ALGORITMA PENCITRAAN
• < 6 bulan
• umur 6 bulan hingga 3
tahun
• anak umur > 3 tahun.
• Pemeriksaan PIV merupakan pemeriksaan alternatif jika skintigrafi DMSA tidak dapat dilakukan
• MSU dilakukan bila infeksi sudah teratasi
• PIV dilakukan jika fungsi ginjal normal
• Responsif antibiotik: manifestasi klinis hilang dengan pemberian antibiotik
• ISK atipik: ISK dengan keadaan pasien yang serius, diuresis sedikit , terdapat massa abdomen atau kandung kemih, peningkat an kreatinin dar ah,
septikemia, tidak memberikan respon terhadap antibiotik dalam 48 jam, serta disebabkan oleh kuman non E. coli.
• ISK berulang berarti terdapat dua kali atau lebih episode pielonefritis akut/ISK atas, atau satu episode pielonefritis akut/ISK at as disertai satu atau
lebih episode sistitis/ISK bawah, atau tiga atau lebih episode sistitis/ISK bawah
• Pemeriksaan PIV merupakan pemeriksaan alternatif jika skintigrafi DMSA tidak dapat dilakukan
• MSU dilakukan bila infeksi sudah teratasi
• PIV dilakukan jika fungsi ginjal normal
• Responsif antibiotik: manifestasi klinis hilang dengan pemberian antibiotik
• ISK atipik: ISK dengan keadaan pasien yang serius, diuresis sedikit , terdapat massa abdomen atau kandung kemih, peningkat an kreatinin dar ah,
septikemia, tidak memberikan respon terhadap antibiotik dalam 48 jam, serta disebabkan oleh kuman non E. coli.
• ISK berulang berarti terdapat dua kali atau lebih episode pielonefritis akut/ISK atas, atau satu episode pielonefritis akut/ISK at as disertai satu atau
lebih episode sistitis/ISK bawah, atau tiga atau lebih episode sistitis/ISK bawah
• Pemeriksaan PIV merupakan pemeriksaan alternatif jika skintigrafi DMSA tidak dapat dilakukan
• MSU dilakukan bila infeksi sudah teratasi
• PIV dilakukan jika fungsi ginjal normal
• Responsif antibiotik: manifestasi klinis hilang dengan pemberian antibiotik
• ISK atipik: ISK dengan keadaan pasien yang serius, diuresis sedikit , terdapat massa abdomen atau kandung kemih, peningkat an kreatinin dar ah,
septikemia, tidak memberikan respon terhadap antibiotik dalam 48 jam, serta disebabkan oleh kuman non E. coli.
• ISK berulang berarti terdapat dua kali atau lebih episode pielonefritis akut/ISK atas, atau satu episode pielonefritis akut/ISK at as disertai satu atau
lebih episode sistitis/ISK bawah, atau tiga atau lebih episode sistitis/ISK bawah
TATALAKSANA
menghilangkan pencegahan
gejala dan pembentukan
bakteriuria dalam jaringan parut
episode akut ginjal

pencegahan ISK koreksi terhadap


berulang kelainan urologi.
TATALAKSANA
• ISK bawah atau sistitis: antibiotik 5 – 7 hari, per oral
• ISK atas atau pielonefritis akut: 7- 10 hari, parenteral. setelah 3-4 hari pemberian
antibiotik parenteral tampak perbaikan klinis, pengobatan dapat dilanjutkan
dengan antibiotik oral sampaipemberian antibiotik selesai atau lama pemberian
parenteral dan oral:7-10 hari (switch therapy).
• ISK pada neonatus: antibiotik 10 – 14 hari, parenteral, Pemberian antibiotik
parenteral harus dipertimbangkan pada anak yang toksik, muntah, dehidrasi,
ataupun yang mempunyai kelainan pada sistem saluran kemih.
• Jika kondisi pasien tidak membaik dalam waktu 48 jam, perlu dilakukan biakan urin
ulangan dan pertimbangkan melakukan pemeriksaan pencitraan segera untuk
mengetahui kelainan urologi
PERORAL
Jenis antibiotic Dosis perhari
Amoksisilin clavulanat 20-40 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis
Sulfonamid
trimetroprim (TMP) 6-12 mg TMP dan 30-60 mg SMX /kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis
sulfametoksazol (SMX)
Sulisoksazol 120-150 mg/kgbb/hari dibagi dalam 4 dosis

Sefalosporin:
Sefiksim 8 mg/kgbb/hari dibagi dalam 1 dosis
Sefpodiksim 10 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis
Sefprozil 30 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis
Sefaleksin 50-100 mg/kgbb/hari dibagi dalam 4 dosis
Sefuroksim axetil 20-30 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis
PERENTERAL
Jenis antibiotic Dosis per hari
Seftriakson 50 mg/kgbb/hari
Sefotaksim 150 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6-8 jam
Seftazidim 100-150 mg/kgbb/hari dibagi setiap 8 jam
Sefazolin 50 mg/kgbb/hari dibagi setiap 8 jam
Gentamisin 7,5 mg/kgbb/hari dibagi setiap 8 jam
Amikasin 15 mg/kgbb/hari dibagi setiap 12 jam
Tobramisin 5 mg/kgbb/hari dibagi setiap 8 jam
Tikarsilin 300 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
Ampisilin 100 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
• antibiotik per oral
Sistitis • gejala klinik cukup berat => parenteral
• Lama pengobatan : 5 – 7 hari

• antibiotik untuk pielonefritis akut harus


Pielonefritis mempunyai penetrasi yang baik ke jaringan
• Lama pengobatan : 7-10 hari
PENGOBATAN SUPORTIF
– pengobatan terhadap demam dan muntah
– Terapi cairan harus adekuat untuk menjamin
diuresis yang lancar
– mengosongkan kandung kemih setiap miksi
– Higiene perineum pada anak perempuan
– Untuk mengatasi disuria dapat diberikan
fenazopiridin HCl (Pyridium) dengan dosis 7 – 10
mg/ kgbb/hari
PENCEGAHAN ISK BERULANG
Faktor resiko infeksi berulang Pencegahan
• Infestasi parasit seperti cacing benang • Memperbaiki status gizi,
• Pemakaian bubble bath • Edukasi tentang pola hidup sehat,
• Pakaian dalam terlalu sempit
• Menghilangkan atau mengatasi faktor
• Pemakaian deodorant yang bersifat iritatif
risiko.
terhadap mukosa perineum dan vulva
• Pemakaian toilet paper yang salah • Asupan cairan yang tinggi dan miksi yang
• Konstipasi teratur.
• Ketidak mampuan pengosongan kandung kemih • Koreksi bedah
secara sempurna, baik akibat gangguan • Sirkumsisi
neurologik (neurogenic bladder) maupun faktor
lain (non neurogenic bladder)
• Preputium yang belum disirkumsisi.
PROFILAKSIS
• Antibiotik profilaksis tidak rutin diberikan pada anak dengan ISK pertama kali.

• Antibiotik profilaksis diberikan pada anak risiko tinggi seperti refluks vesiko-ureter
derajat tinggi (III-V), uropati obstruktif, dan berbagai kondisi risiko tinggi lainnya.

• Antibiotik profilaksis dipertimbangkan pada ISK berulang dan ISK pada neonatus.

• Jika bayi dan anak yang mendapat antibiotik profilaksis mengalami reinfeksi, maka
infeksi diterapi dengan antibiotik yang berbeda dan tidak dengan menaikkan dosis
antibiotik profilaksis tersebut.
ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
Antibiotik Dosis
Trimetoprim 1-2 mg/kgbb/hari
Kotrimoksazol
• Trimetoprim 1-2 mg/kgbb/hari
• Sulfametoksazol 5-10 mg/kgbb/hari
Sulfisoksazol 5-10 mg/kgbb/hari
Sefaleksin 10-15 mg/kgbb/hari
Nitrofurantoin 1 mg/kgbb/hari
As. nalidiksat 15-20 mg/kgbb/hari
Sefaklor 15-17 mg/kgbb/hari
Sefiksim 1-2 mg/kgbb/hari
Sefadroksil 3-5 mg/kgbb/hari
Siprofloxacin 1 mg/kgbb/hari
INDIKASI RANAP
• ISK pada neonatus
• Pielonefritis akut
• ISK dengan komplikasi seperti gagal ginjal,
hipertensi, ISK disertai sepsis atau syok
• ISK dengan gejala klinik yang berat seperti rasa
sakit yang hebat, toksik, kesulitan asupan oral,
muntah dan dehidrasi.
• ISK dengan kelainan urologi yang kompleks
• ISK dengan organisme resisten terhadap
antibiotik oral
• Masalah psikologis
KOMPLIKASI
• Gagal ginjal akut, bakteremia, sepsis, dan meningitis

• Komplikasi ISK jangka panjang adalah parut ginjal, hipertensi, gagal ginjal

• Parut ginjal terjadi pada 8-40% pasien setelah mengalami episode


pielonefritis akut.

• Faktor risiko terjadinya parut ginjal antara lain umur muda, keterlambatan
pemberian antibiotik dalam tata laksana ISK, infeksi berulang, RVU, dan
obstruksi saluran kemih.
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
ISK SIMPLEKS

ANAK DENGAN PARUT GINJAL

PENCEGAHAN PARUT GINJAL

MENDETEKSI DAN MENCEGAH INFEKSI BERULANG

TINDAKAN BEDAH
Daftar Pustaka
1. Konsensus Infeksi saluran kemih IDAI , 2014
2. Lambert H, Coultard M. The child with urinary tract infection. Dalam: Webb NJA, Postlethwaite RJ,
penyunting, Clinical Paediatric: 2003
3. Lee SJ, Shim YH, Cho SJ, Lee JW. Probiotics prophylaxis in children with UTI, 2007
4. Chiu MC, Yap HK, penyunting, Practical Paediatric Nephrology. Edisi ke-1, Hong Kong, Medcom Limited,
2005,h.159-70.
ADA
PERTANYAAN ?

Anda mungkin juga menyukai